Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
I. UMUM
1. Lingkup Pekerjaan
Pemasok harus menyediakan semua pipa dan kelengkapannya seperti yang
ditentukan dalam daftar material yang harus disediakan oleh pemasok termasuk
semua baut, mur, karet packing, rubber ring, ring tali untuk isolasi, bahan
pengisi, penumpu dan sebagainya yang ditentukan dalam pekerjaan tersebut.
Semua bahan tersebut harus cocok untuk dipakai pada iklim tropis dimana suhu
rata-rata mencapai 300C.
3. Syarat Pelaksanaan
Pelaksanaan pekerjaan ini harus menurut:
a. Gambar kerja termasuk gambar detailnya;
b. Spesifikasi Teknik;
c. Syarat-syarat umum dan peraturan umum di Indonesia selama tidak
bertentangan dengan isi spesifikasi teknis pekerjaan ini;
d. Instruksi dan petunjuk-petunjuk Pihak Direksi/Pemberi Tugas.
A. Umum
1. Standar pipa yaitu Standar Nasional Indonesia (SNI) atau standar yang berlaku,
pipa-pipa harus tidak membahayakan kesehatan bagi pemakai air serta pipa
harus tidak mengandung timah hitam atau sejumlah bahan racun lain yang dapat
larut dalam air sehingga merugikan kesehatan.
2. Volume
Semua material baik pipa maupun accessories yang akan disediakan oleh
Pemasok jumlahnya harus sesuai dengan yang tercantum dalam volume
pekerjaan atau Daftar Kuantitas (BOQ) atau harus disesuaikan dengan
kebutuhan di lapangan saat pelaksanaan pekerjaan.
3. Brosur
Pada saat pengajuan penawaran, brosur dari pipa dan accessories yang
ditawarkan harus disertakan dan diberi tanda pada brosur tersebut jenis maupun
ukuran yang ditawarkan.
Brosur tersebut harus jelas memperlihatkan semua ukuran dalam, luar, panjang
maupun lebarnya juga mengenai hasil pengetesan yang telah dilakukan pabrik
pembuat pipa/accessories tersebut.
5. Pengetesan
Apabila dipandang perlu oleh Pemberi Tugas, pipa-pipa dan accessories yang
akan disediakan oleh Pemasok dilakukan pengetesan kembali di laboratorium.
Biaya pengetesan ini seluruhnya ditanggung oleh Pemasok.
B. Bahan Pipa
1. PIPA PVC
- Accessories harus keluaran pabrik yang sama dengan pipa dan penyambung
(fitting) PVC yang dipakai pada pipa PVC yang ditawarkan harus sesuai
dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) 06.0135-1989.
- Pada bagian luar setiap pipa dan accessories harus diberi tanda yang
mencakup diameter nominal dalam mm, tebal dinding nominal dalam mm,
tingkat kelas, nama pabrik pembuatnya atau cap, tahun pembuatannya, nomor
pengeluaran dan nama. Setiap pipa lengkung (bend) harus juga diberi
tambahan, mencantumkan besarnya sudut pada setiap sisinya dan juga
perlengkapan fitting lainnya. Pemberian tanda tersebut harus tidak
mempengaruhi kekuatan dari pipa di samping kekedapan dari sambungan
tersebut.
- Semua fitting (bend, tee, reducer, dll) terbuat dari bahan yang mempunyai
kualitas yang sama dengan kualitas pipa.
Bahan Pipa
c. Tebal dinding pipa minimum dan pipa-pipa lengkung harus sesuai dengan
tebal di bawah ini:
50 3,00
75 4,50
100 6,60
150 9,50
200 11,90 SDR 17 (PN 10)
250 14,80 PE 100
300 18,70 Panjang Pipa
350 21,10 per Batang
400 23,70 6 m s.d. 12 m
500 29,60
600 37,30
700 42,10
d. Pengujian
Setiap pipa dan penyambungannya (compression fitting/butt fusion) harus
mampu terhadap tekanan air 10 kg/cm2 di lapangan. Pipa yang tidak
memenuhi syarat tersebut di atas akan diganti.
e. Pemberian Tanda
Pada bagian luar dari pipa HDPE dan penyambungannya harus diberi tanda
yang menunjukkan diameter nominal, nama pabrik pembuatnya atau cap dan
tahun pembuatan.
3. PIPA BAJA
Bahan Pipa
b. Pipa yang digunakan adalah pipa baja dengan pengelasan spiral, atau
ditentukan lain oleh Direksi/Pemberi Tugas.
c. Tebal dinding pipa minimum dan pipa-pipa lengkung harus sesuai dengan
tebal di bawah ini:
150 4,85
200 5,00
250 5,60
300 6,30
350 6,30
400 6,30
500 6,30
600 6,30
700 7,10
d. Pengujian
- Setiap pipa dan penyambungannya (fitting) harus mampu terhadap
tekanan air 10 kg/cm2 di lapangan. Pipa yang tidak memenuhi syarat
tersebut di atas akan diganti.
- Setiap sambungan pengelasan harus diuji dengan penetran.
e. Pemberian Tanda
Pada baja luar dari setiap pipa dan penyambungannya harus diberi tanda
yang menunjukkan diameter nominal, nama pabrik pembuatnya atau cap dan
tahun pembuatan.
g. Pipa baja dan accessoriesnya yang berada di dalam tanah, bagian luar harus
dilapisi pelindung berupa lapisan aspal coal tor atau pembungkus
polyethylene (PE wrapping).
h. Setiap sambungan pipa yang berada di dalam tanah harus dilindungi dengan
pelapis sejenis polyethylene (PE wrapping).
i. Pipa yang digunakan di atas tanah harus dilindungi dengan lapisan epoxy.
4. PIPA GALVANIS
a. Persyaratan teknis dari pipa-pipa baja dan socket harus sesuai dengan SNI
No. 07-0093-87/BS.1387-85, kelas medium.
b. Semua pipa harus diberi pelapis luar maupun dalam dari zinc sesuai dengan
NEN 1332,"hot-dip coating on steel pipe".
c. Penyambungan (fitting) harus dibuat dari besi cor atau baja yang dapat
ditempa. Semua penyambungan harus dilengkapi dengan pelapis luar dan
dalam dari zinc yang sesuai dengan NEN 127, "hot-dip galvanized coating
or steel, cast iron and cast steel".
d. Penyambungan yang ditempa dari besi cor sesuai dengan NEN 3038, harus
dilengkapi dengan "pressure tight pipe theed" sesuai dengan NEN 3258.
f. Setiap pipa dan penyambungannya harus diuji di pabrik dengan tekanan uji
hidrolis sebesar 50 kg/cm2. Pipa penyambungannya yang tidak memenuhi
syarat harus dibuang dan tidak dipakai lagi.
g. Pipa galvanis yang didatangkan oleh Pemasok harus dalam keadaan baru
dan semuanya dalam keadaan terlindung, panjang pipa dan diameter pipa
yang harus disediakan sesuai dengan yang tercantum dalam volume
pekerjaan (BoQ).
h. Pipa galvanis yang harus diadakan oleh Pemasok adalah pipa untuk air
bersih dari kelas medium tekanan kerja 10 atmosfir. Pipa berdiameter
sampai dengan 50 mm menggunakan sock drat (ulir). Jumlah socket yang
harus disediakan disesuaikan dengan jumlah batang pipa yang harus
diadakan, sedangkan jika menggunakan sambungan lain maka semua
material penyambung harus disediakan pula oleh Pemasok.
i. Ulir-ulir pada ujung pipa harus dalam keadaan terlindungi (tertutup plastik)
sehingga tidak akan rusak jika terkena benturan.
j. Pada setiap ujung pipa harus jelas tertulis ukuran nominal dari pipa tersebut.
ND Tebal Dinding
(inch) mm inch
½ 2.65 0.104
1 3.25 0.128
1½ 3.25 0.128
2 3.65 0.144
3 4.05 0.160
4 4.50 0.176
6 4.85 0.192
5. KATUP (VALVE)
a. Umum
Semua katup harus direncanakan untuk tekanan kerja tidak kurang dari 10
kg/cm2, jika tidak ditentukan lain. Setiap katup harus kedap dengan
tekanan yang bekerja pada badannya.
b. Gate Valve
Gate valve yang digunakan cast iron atau ductile iron, Gate valve yang
digunakan harus sesuai dengan standar untuk sistem air minum.
Spesifikasi Gate Valve sebagai berikut:
GATE VALVE
c. Butterfly Valve
Material:
1. Body : Ductile Iron/FBE Coated
2. Disck : Ductile Iron/FBE Coated
3. Shaft : Stainless Steel
4. Seat : EPDM
5. End Connection : PN 10
6. Operator : Gear
d. Air Valve
Valve harus mempunyai kekuatan cast iron yang tinggi atau ductile iron
body dengan stainless steel.
1. Semua pipa dan accessories diangkut di dalam kendaraan truk atau alat angkut
lainnya dengan memperhatikan keselamatan pekerja angkutan dan keamanan
pipa itu sendiri serta harus mengikuti peraturan lalu lintas yang berlaku, baik
pada saat menaikkan ke dalam alat angkut tersebut selama perjalanan maupun
pada saat menurunkannya.
4. Penyimpanan pipa di dalam alat angkut (truk) untuk diameter lebih besar dari
pada 4" dilakukan lapis demi lapis, tiap lapis dibatasi oleh 2 papan yang
dipasang melintang dari panjang pipa tersebut, tinggi lapisan tidak boleh
melebihi dari persyaratan yang ditentukan pabrik, kemudian susunan pipa
tersebut diikat kuat-kuat sehingga tidak membahayakan keselamatan pipa
ataupun orang.
1. Pipa
Penyimpanan pipa tidak boleh menyentuh tanah langsung, melainkan harus
dialasi dahulu oleh balok kayu. Pipa tidak boleh terkena sinar matahari atau
hujan, jadi harus diberi pelindung yang tahan terhadap perubahan suhu, cuaca
ataupun kelembaban.
Apabila sudah ada gudang penyimpanan di lokasi pekerjaan, maka pipa tersebut
dimasukkan ke dalam gudang dan disusun dengan rapi sedemikian rupa
sehingga memudahkan pengeluarannya, juga harus disusun dengan rapi
sedemikian rupa agar susunan pipa tidak akan melorot/roboh.
Segala biaya yang dikeluarkan untuk keperluan pengangkutan sampai dengan
penyimpanan di dalam gudang adalah merupakan tanggungan Pemasok dan
sudah termasuk dalam Harga Kontrak.
Untuk menjaga masuknya kotoran-kotoran ke dalam pipa, maka kedua ujung
pipa tersebut ditutup dengan plastik dan diikat dengan kuat.
1. STANDARD UMUM
Apabila tidak ditentukan lain, peraturan yang berlaku dan mengikat disebutkan kata
demi kata dalam uraian dan syarat-syarat ini adalah:
- Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 (NI-2) dan SK.SNI.T-1991-03.
- Peraturan-peraturan umum mengenai Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
- Peraturan Perburuhan Indonesia dan lain-lain yang dikeluarkan oleh
jawatan/instansi pemerintah setempat.
- Pedoman Plumbing Indonesia 1979.
- Peraturan Perusahaan Listrik Negara tentang Instalasi Listrik dan Tenaga (NI-2).
- Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-1982).
- Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (NI-5).
- Peraturan Konstruksi Baja Indonesia.
Jika dalam uraian dan syarat-syarat ini terdapat penambahan dari peraturan-
peraturan sebagaimana dinyatakan pada pasal-pasal berikutnya, uraian dan syarat-
syarat ini mengikat.
Jika terdapat perbedaan antara gambar dengan uraian dan syarat-syarat ini maupun
perubahan-perubahan yang terjadi pada waktu pelaksanaan, Kontraktor diwajibkan
mentaati keputusan Direksi.
3. RENCANA KERJA
Direksi berwenang untuk meminta keterangan mengenai asal dan mutu bahan
bangunan dan lain-lain. Apabila dianggap perlu, Direksi berhak menelitinya dengan
mengirimkan contoh-contoh ke Balai Penelitian Bahan. Segala biaya yang bertalian
dengan penelitian tersebut adalah tanggungan Kontraktor.
Jika ada bahan-bahan yang ditolak oleh Direksi, Kontraktor diwajibkan untuk
segera mengangkat bahan-bahan tersebut ke luar area pekerjaan atas perintah
pertama dari Direksi selambat-lambatnya dalam waktu 3 x 24 jam. Jika bahan-
bahan yang sedang dikerjakan dan ternyata mengandung cacat, maka bahan-bahan
tersebut dianggap sebagai ditolak. Dalam hal ini pemakaian bahan-bahan tersebut
harus segera dihentikan dan bagian pekerjaan yang menggunakan bahan tersebut
harus dibongkar.
7. PERSONALIA KONTRAKTOR
Kontraktor tidak diperkenankan memberikan pekerjaan lain di luar proyek ini pada
para wakil ataupun pelaksana-pelaksananya. Selama jam kerja, wakil atau pelaksana
Kontraktor harus berada di tengah-tengah pekerjaan kecuali berhalangan atau sakit.
9. PENGAMANAN
Setelah Kontraktor mendapatkan batas-batas daerah kerja dan lain sebagainya, maka
Kontraktor bertanggung jawab penuh atas segala sesuatu yang ada di daerahnya
mengenai:
a. Kerusakan-kerusakan yang timbul akibat kelalaian/kecerobohan yang
disengaja atau tidak.
b. Penggunaan sesuatu yang keliru.
c. Kehilangan bagian alat-alat/bahan-bahan yang ada di daerahnya.
Terhadap semua kejadian yang disebut di atas, Kontraktor harus melaporkan kepada
Direksi dalam waktu paling lambat 1 x 24 jam untuk diusut dan diselesaikan
persoalannya lebih lanjut. Untuk mencegah kejadian di atas, Kontraktor diizinkan
mengadakan pengamanan antara lain penjagaan, penerangan pada malam hari dan
sebagainya.
Segala jenis aliran air, air buangan, air apa pun yang ada sebagai akibat dari
pelaksanaan pekerjaan yang sifatnya sementara harus dibuang menurut cara-cara
pembuangan yang memuaskan Direksi, pejabat-pejabat atau orang-orang yang
terkena akibat pembuangan air tersebut. Semua biaya pembuangan air ini menjadi
tanggungan Kontraktor.
Kontraktor harus mengusahakan agar keadaan lapangan tetap bersih, tidak ada sisa-
sisa material atau sampah yang berserakan. Setelah penyempurnaan pekerjaan maka
segala bahan sisa, sampah dan konstruksi sementara harus dikeluarkan dari
lapangan, sehingga keadaan lapangan kembali seperti keadaan semula.
13. TEST
Kontraktor harus sudah memperhitungkan segala biaya untuk pengetesan bahan dan
pekerjaan-pekerjaan lain sesuai dengan uraian dan syarat-syarat ini.
Ukuran dapat dilihat dalam gambar-gambar detail, sedangkan ukuran lainnya yang
belum terdapat dalam gambar harus dirundingkan dengan Direksi. Peil Dasar/Induk
(reference point) akan ditentukan dan diberikan oleh Direksi Lapangan. Biaya
pematokan tersebut menjadi tanggung jawab Kontraktor.
PEKERJAAN PERSIAPAN
Kontraktor harus membuat peil pokok/patok utama untuk setiap unit pekerjaan yang
memerlukan bouwplank. Bouwplank harus diikat ketinggian dengan peil pokok dan
ditandai ketinggiannya dengan cat merah. Jika pemasangan peil/bouwplank salah
maka Kontraktor harus membetulkan sampai disetujui Direksi Pengawas atas biaya
Kontraktor.
b. Barak kerja dan gudang harus dilengkapi dengan perabotan yang diperlukan
dan dapat dikunci.
Bila sudah mendapat persetujuan, sebelum memulai suatu pekerjaan yang ada
dalam Kontrak, Kontraktor harus membersihkan lapangan/medan pekerjaan dari
segala macam tumbuh-tumbuhan dan lain-lain rintangan yang terdapat di sekitar
lapangan/medan pekerjaan.
Kontraktor harus membuat rencana kerja yang ketat, dimana tercantum pula banyak
dan macam tiap bahan dan peralatan yang diperlukan pada tiap pekerjaan.
PEKERJAAN TANAH
1. UMUM
Semua pekerjaan tanah yang diperlukan dalam pelaksanaan, walaupun tidak jelas
disebutkan dalam uraian dan syarat-syarat ini harus juga dilaksanakan oleh
Kontraktor dengan baik sesuai dengan petunjuk yang diberikan oleh Direksi.
Peralatan tersebut harus disediakan oleh Kontraktor dalam jumlah yang cukup dan
digunakan pada tempat yang membutuhkan.
2. PEKERJAAN GALIAN
Semua penggalian yang dilakukan secara mekanis harus dihentikan pada batas 10
cm sebelum kedalaman yang ditentukan, pekerjaan selanjutnya harus dikerjakan
dengan tangan. Bilamana kedalaman galian ternyata lebih dalam dari batas yang
ditentukan maka bagian ini harus ditimbun kembali dengan bahan yang akan
ditentukan oleh Direksi. Bahan pengisi tersebut dapat berupa tanah urug, pasir padat
atau beton tumbuk. Biaya tambahan akibat penggalian yang lebih ini menjadi
tanggungan Kontraktor.
Bidang-bidang dasar dan dinding galian dimana konstruksi akan dibuat langsung di
atas/pada bidang dasar/dinding tersebut, harus dikerjakan dengan tepat mengikuti
garis-garis kedalaman/kemiringan yang ditentukan dan bilamana diminta oleh
Direksi harus disiram dan dipadatkan baik-baik dengan alat-alat yang tepat sehingga
didapat suatu bidang (dasar/dinding) yang padat dan kokoh. Apabila pada waktu
penggalian dijumpai lapisan tanah yang tidak sesuai untuk dasar pondasi, maka atas
petunjuk Direksi, lapisan tanah tersebut harus dikeluarkan dan diisi kembali dengan
bahan yang sesuai serta dipadatkan dengan baik lapis demi lapis @ 15 cm.
Bidang-bidang dasar tanah pondasi harus dijaga tetap kering rata dan kokoh. Untuk
itu, bila dasar pondasi direncanakan tidak pada lapisan keras/batuan, maka
penggalian harus ditunda minimal 20 cm sebelum mencapai batas galian yang
ditentukan, kecuali pekerjaan dasar pondasi (urugan pasir dan lantai kerja) dapat
dikerjakan seluruhnya segera setelah penggalian mencapai kedalaman yang
ditentukan. Tanah pondasi yang menjadi berlumpur karena alasan apapun harus
segera diperbaiki dengan mengeluarkan lumpur tersebut dan mengganti/mengisi
kembali dengan bahan yang ditentukan Direksi dan dipadatkan baik lapis demi lapis
@ 15 cm.
Bila dipandang perlu, Direksi dapat memerintahkan untuk melengkapi lubang galian
yang akan/sedang dibuat dengan turap penahan untuk mencegah kelongsoran-
kelongsoran yang mungkin terjadi. Turap-turap ini harus direncanakan sedemikian
rupa sehingga keamanan pekerja-pekerja cukup terjamin. Persetujuan yang
diberikan Direksi untuk penggunaan jenis bahan dan konstruksi tertentu tidak
membebaskan Kontraktor dari akibat yang mungkin terjadi sewaktu penggalian.
Semua pekerjaan penggalian sedapat mungkin dikerjakan dalam keadaan kering.
Pompa harus disediakan secukupnya dan digunakan sesuai dengan petunjuk Direksi.
Lapisan keras/batuan yang akan menjadi dasar pondasi harus dibersihkan dari tanah,
kotoran-kotoran dan bagian-bagian yang lepas. Celah-celah dan rentakan-rentakan
harus diisi dengan adukan yang sama dengan adukan pondasi nantinya. Dalam hal
demikian, pekerjaan pondasi dapat langsung dikerjakan di atas lapisan tersebut
tanpa lantai kerja. Sekeliling lubang galian harus dijaga tetap bersih dan bebas dari
timbunan tanah hasil galian. Sedikitnya sebelum pekerjaan ditinggalkan, sekeliling
lubang galian dalam jarak minimal 3 m harus bersih dari timbunan tanah.
Pekerjaan penimbunan baik dengan tanah hasil galian atau dengan bahan yang
didatangkan dari luar harus dikerjakan lapis demi lapis dan tiap lapis harus
dipadatkan baik-baik. Tebal maksimum tiap lapis harus disesuaikan dengan
kemampuan peralatan yang digunakan. Secara umum tebal tiap lapis tidak boleh
dari 30 cm.
4. PEKERJAAN PEMADATAN
Tanah sisa galian yang tidak terpakai harus diangkut dan dibuang terutama di
tempat-tempat di sekitar pekerjaan yang ditentukan oleh Direksi. Tanah ini harus
diratakan baik-baik sehingga tidak mengganggu aliran air ataupun menimbulkan
gangguan-gangguan lain di daerah sekitarnya.
1. PEKERJAAN PERSIAPAN
e. Kedalaman Pipa
Semua pipa harus dipasang dengan kedalaman sesuai ketentuan Gambar-Gambar.
Meskipun demikian, dalam hal tidak tercantum dalam gambar atau diminta oleh
Direksi/ Pemberi Tugas, kedalaman pipa akan disesuaikan dengan petunjuk Direksi.
Pipa dan fitting-fiting harus disimpan terangkat dari permukaan tanah diletakkan di
atas penopang dan harus disangga, diberi bantalan dan dipasak. Pipa dan lain
sebagainya tidak boleh diangkat mempergunakan rantai atau tambang akan tetapi
harus menggunaka sling belt lebar yang melingkar pipa-pipa atau alat penyambung.
Accessories pipa dan benda-benda lain yang sama disimpan dalam keadaan kering,
terangkat dari permukaan tanah gudang atau ruang tertutup. Gudang harus dibuat
sedemikian rupa untuk mempermudah keluar dan masuknya pipa dan
pengecekannya dengan membedakan tumpukkan penerimaan atau disimpan secara
terpisah dan diberi tanda yang jelas.
Galian harus dibuat sedemikian sehingga pipa dapat diletakkan pada lintasan dan
kedalaman yang dikehendaki, dan penggalian hanya dilakukan sejauh pipa yang akan
dipasang seperti yang diperbolehkan oleh Direksi/Pemberi Tugas. Galian harus
a. Lebar Galian
Lebar galian harus cukup untuk dapat meletakkan pipa dan menyambungkannya
dengan baik dan timbunan harus ditempatkan dan dimampatkan seperti disyaratkan.
Galian harus dibuat dengan lebar ekstra bila diperlukan seperti untuk memasukkan
penyangga-penyangga galian dan peralatan-peralatan pipa, menjadi tanggung jawab
Pelaksana.
b. Ruang Penyambungan
Ruang penyambungan harus dibuat pada setiap sambungan agar sambungan dapat
dikerjakan dengan baik.
e. Penguatan Galian
Galian harus diberi penguat jika perlu sehingga tidak runtuh, menjaga para pekerja
untuk bekerja dengan aman, pengamanan permukaan jalan dan bangunan lainnya
seperti yang ditunjukan oleh Direksi/Pemberi Tugas.
j. Gangguan Pelayanan
Gangguan pelayanan untuk pekerjaan sambungan dari pipa baru ke pipa yang telah
ada harus dikerjakan sedemikian rupa sehingga tidak banyak mengganggu
langganan dan tidak terlalu lama menghentikan dinas; dan daerah yang terganggu
diusahakan sekecil mungkin. Tidak ada satu katup (valve) yang dari sistem yang
telah ada, yang dirubah-rubah oleh Pelaksana untuk tujuan apa pun.
Direksi/Pemberi Tugas yang akan mengatur semua valve jika diperlukan.
3. PEMASANGAN PIPA
1. Sistem Sambungan
a. Sistem Mekanis:
- flange
- screw (ulir)
- mechanical joint
a. Memilih Lem
Pengertian pengeleman pipa PVC adalah persenyawaan kimiawi antara
materialnya hingga merupakan sambungan yang sangat kuat, terlebih
bila dilaksanakan dengan cara yang baik dan menggunakan lem yang
tepat.
c. Teknis Pengeleman
Dalam pengeleman perlu kita perhatikan hal-hal sebagai berikut:
- potongan harus lurus terhadap porosnya
- ketirusan (chamfer) pipa harus baik
- kebersihan:
- bersih dari kotoran
- bebas dari kelembaban
- bebas dari minyak atau lemak
- bebas dari lapisan lilin pada PVC
- pengukuran dan penandaan batas pengeleman
- kesiapan tenaga pelaksana atau peralatan
- olesan lem yang baik dan merata
- kebersihan sisa lem
e. Peletakan Pipa
Pada waktu peralatan pipa dalam galian, letak akhiran spigot harus tepat
dengan bell dan dipasang dengan lintasan dan sudut yang benar.
Pipa harus terletak dengan betul dan timbunan harus dipadatkan kecuali
pada bagian bell. Pipa harus dipasang dengan akhiran bell yang
menghadap ke arah depan dari pemasangan, kecuali jika ditentukan lain
oleh Direksi/Pemberi Tugas. Jika pipa diletakkan pada sudut 10% atau
lebih besar, pemasangan harus dimulai pada bagian atas dan harus
mendahului bagian atas dengan akhiran bell dari pipa yang bersudut.
Jika pemasangan pipa berhenti pada suatu saat, ujung pipa harus ditutup
dengan bahan yang disetujui oleh Direksi/Pemberi Tugas.
f. Pemotongan Pipa
Pemotongan pipa untuk menempatkan tee atau katup (valve) harus
dikerjakan dengan rapi dan teliti tanpa menyebabkan kerusakan pada
pipa, lapisan dan ujungnya harus dibuat halus.
h. Thrust Block
Semua perlengkapan pipa seperti tee, bend, valve, reducer harus diberi
thrust block.
Thrust block terbuat dari beton K.175. Ukuran thrust block ditunjukkan
dalam gambar standar/typical kecuali jika Direksi/Pemberi Tugas
menentukan lain.
1. Sistem Sambungan
a. Sistem Permanen:
- butt fusion
- e-socket fusion
b. Sistem Mekanik:
- stub ends and flange adaptors
- compression fittings
2. Teknis Pemasangan
a. Teknis Penyambungan
Dalam penyambungan perlu kita perhatikan hal-hal sebagai berikut:
- potongan harus lurus terhadap porosnya
- ketirusan (chamfer) pipa harus baik
- kebersihan:
- bersih dari kotoran
- bebas dari kelembaban
- bebas dari minyak atau lemak
- bebas dari lapisan lilin
- pengukuran dan penandaan batas pengeleman
- kesiapan tenaga pelaksana atau peralatan
c. Peletakan Pipa
Pada waktu peralatan pipa dalam galian, letak ujung spigot harus tepat
dengan ujung spigot dan dipasang dengan lintasan dan sudut yang benar.
Pipa harus terletak dengan betul dan timbunan harus dipadatkan kecuali
pada bagian sambungan.
d. Pemotongan Pipa
Pemotongan pipa untuk menempatkan tee atau katup (valve) harus
dikerjakan dengan rapi dan teliti tanpa menyebabkan kerusakan pada
pipa, lapisan dan ujungnya harus dibuat halus.
f. Thrust Block
Semua perlengkapan pipa seperti tee, bend, valve, reducer harus diberi
thrust block.
Thrust block terbuat dari beton K.175. Ukuran thrust block ditunjukkan
dalam gambar standar/typical kecuali jika Direksi/Pemberi Tugas
menentukan lain.
Istilah “bell“ dan “spigot“ yang digunakan di sini harus dianggap sebagai ujung-ujung
bell dan spigot dari sebatang pipa mechanical joint.
Istilah “bell’ dan “spigot” yang digunakan di sini harus dianggap sebagai ujung-ujung
bell dan spigot dari sebatang pipa push on joint.
a. Pembersihan
Bagian dalam akhiran bell dan bagian luar ujung spigot harus dibersihkan dari
minyak, pasir, lapisan yang berlebihan, dan benda-benda asing lainnya.
Gasket karet yang melingkar harus dipasang dan dimasukkan ke dalam gasket pada
bell socket. Lapisan tipis minyak gasket harus dilapiskan baik pada permukaan
bagian dalam dari gasket atau pada akhiran spigot dari pipa atau keduanya.
Minyak gasket harus berasal dari persediaan yang diberikan pabrik dan disetujui
oleh Direksi/Pemberi Tugas. Tidak diperkenankan mempergunakan bahan yang
tidak disetujui.
b. Pemasangan
Akhiran spigot dari pipa harus dimasukkan ke dalam socket dengan berhati-hati
agar tidak terjadi persentuhan dengan tanah.
Sambungan harus diselesaikan dengan menekan bagian akhiran yang datar ke dalam
socket dengan alat atau peralatan lain yang disetujui Direksi/Pemberi Tugas.
Katup dan perlengkapan pipa lainnya harus diset dan dipasang pada pipa seperti yang
disyaratkan pada bagian sebelummnya mengenai pembersihan, perletakan, dan
penyambungan pipa.
b. Bak Katup Permukaan (Box Street) & Ruang Katup (Valve Chamber)
Box street dipasang dan dicor beton rata dengan permukaan tanah serta dipasang
selubung pipa sampai ke valve.
Ruang katup harus dibuat sesuai dengan gambar.
Mur dari katup harus dapat dioperasikan dengan mudah melalui lubang pembukaan.
c. Pipa Penguras
Cabang penguras tidak boleh disambungkan ke saluran pembuangan manapun atau
ke saluran terendam atau dipasang sedemikian sehingga menyebabkan sifon balik
ke sistem distribusi. Letak pipa penguras harus mendapat persetujuan dari
Direksi/Pemberi Tugas.
a. Pengujian Tekanan
Sesudah pipa dipasang dan sebagian ditimbun, semua pipa yang telah terpasang
harus diuji terhadap tekanan hidrostatis.
c. Prosedur
Untuk pipa diameter lebih kecil, setiap bagian yang berkatup harus diisi perlahan-
lahan dengan air dan harus diuji dengan pengujian tekanan sebesar 10 atm, dengan
pompa yang dihubungkan ke pipa yang telah disetujui Direksi/Pemberi Tugas.
Semua peralatan: pompa tes, alkon, drum dan lain-lain termasuk air untuk pengujian
ini menjadi tanggung jawab Pelaksana. Pada saat pelaksanaan pengujian harus
dibawah pengawasan dan petunjuk Direksi/Pemberi Tugas.
f. Pengujian Kebocoran
Pengujian kebocoran harus diadakan sesudah pengujian tekanan diselesaikan
dengan baik. Lamanya waktu setiap pengujian kebocoran adalah 4 (empat) jam, dan
selama pengujian pipa harus beroperasi pada tekanan normal.
Kebocoran akan didefinisikan sebagai jumlah air yang harus ditambahkan pada pipa
untuk mengatur/mengembalikan tekanan kepada keadaan semula/seperti saat awal
pengetesan dilakukan.
Tidak ada pasangan pipa yang diterima jika kebocoran untuk bagian yang diuji
tersebut lebih banyak dari (dinyatakan dalam liter tiap 100 m pasangan pipa) seperti
ditentukan dalam daftar di bawah.
40 1,28
50 1,60
75 2,40
100 3,20
150 4,80
200 6,40
250 8,00
300 9,60
350 11,20
400 12,80
450 14,40
500 16.00
550 17.60
600 19,20
800 25.60
Jika kebocoran di bagian pasangan pipa manapun lebih besar dari yang
diperkenankan, letaknya kebocoran harus ditemukan dan diperbaiki oleh Pelaksana
hingga berada dalam angka yang diperkenankan.
8. PENIMBUNAN KEMBALI
a. Bahan Timbunan
Semua bahan timbunan harus bebas dari batu-batuan, sampah, debu atau bahan-
bahan lain yang menurut Direksi/Pemberi Tugas tidak sesuai sebagai bahan
timbunan.
Pasir Pasang
Sebelum pekerjaan timbunan dilaksanakan, pelaksana harus memberikan contoh
pasir pasang yang akan digunakan untuk mendapatkan persetujuan Direksi/Pemberi
Tugas. Pasir pasang yang digunakan untuk menimbun harus berasal dari pasir alam,
dengan gradasi butiran halus sampai butiran kasar yang bebas kotoran atau bahan-
bahan lain yang menurut Direksi/Pemberi Tugas tidak dikehendaki. Pasir pasang
yang digunakan tidak boleh mengandung kadar lumpur melebihi 10% berat
keseluruhan.
Pelaksana harus menyingkirkan pengerasan dan permukaan jalan sebagai bagian dari
penggalian, dan jumlah yang disingkirkan tergantung pada lebar galian yang
ditunjukkan untuk pemasangan pipa dan panjang daerah pengerasan yang diperlukan
untuk disingkirkan untuk pemasangan katup-katup (valves), manhole, atau struktur
lainnya.
Jika Pelaksana menyingkirkan atau merusakkan pengerasan atau permukaan di dalam
atau di luar batas yang disebutkan di atas, pengerasan dan permukaan itu harus
dikembalikan atau diperbaiki dengan biaya dari Pelaksana.
Pelaksana harus menjamin bahwa larutan chlor tersebut ditangani dengan sangat hati-
hati sehingga tercegah tumpah ke tanah atau masuk ke dalam saluaran air yang ada dan
harus menyediakan semua pekerja yang diperlukan, peralatan dan bahan-bahan untuk
sterilisasi.
Pipa yang akan disterilisasi dicuci dengan bersih; ke dalam pipa dimasukkan larutan
chlor dengan kadar 100 mg/l. Larutan tersebut dibiarkan selama 24 jam sampai setelah
24 jam larutan tersebut tidak mengandung chlor yang berlebihan.
Desinfeksi dilakukan dengan cara pembilasan terhadap pipa dengan air berkecepatan
tinggi, sampai endapan yang ada di dalam terbuang ke luar.
Pelaksana harus menyediakan semua peralatan dan air yang diperlukan dalam
pengujian kualitas air yang dipakai untuk pengujian ditanggung Pelaksana.
Beton terdiri dari campuran semen, agregat halus, agregat kasar dan air dengan
perbandingan tertentu. Beton yang telah selesai harus baik, padat memenuhi dari segi
kekuatan dan sifat-sifat lainnya yang ditentukan. Perbandingan dari agregat halus
terhadap agregat kasar tergantung dari gradasi material-material tersebut. Pada
umumnya, banyaknya agregat halus paling sedikit bila dikombinasikan dengan semen
akan menghasilkan mortar yang dapat mengisi ruang-ruang kosong di antara agregat
kasar.
Untuk menjamin kekuatan yang optimal dan durability dari beton yang telah selesai,
banyaknya air yang digunakan dalam campuran untuk beton harus seminimal mungkin
dimana dapat memberikan workability yang memuaskan dan konsistensi yang sesuai
dengan kondisi dan keperluan pada waktu pengecoran beton untuk suatu pekerjaan.
Semua material, percobaan dan lain-lain yang termasuk dalam spesifikasi ini adalah
mengikuti PBI 1971 dan SK.SNI.T-1991-03., Peraturan Umum untuk Bahan-bahan.
a. Untuk pipa-pipa yang melintasi kali/sungai bila diizinkan, pipa digantungkan pada
jembatan yang ada dengan konstruksi yang sederhana yaitu dengan memakai
gantungan dari besi plat yang dikuatkan pada gelegar jembatan. Pipa yang
digunakan untuk perlintasan ialah pipa steel, untuk hal ini Direksi/Pemberi Tugas
akan memberikan petunjuk khusus tersendiri.
b. Apabila tidak memungkinkan digantungkan pada jembatan yang ada, harus
diadakan jembatan pipa tersendiri.
Konstruksi jembatan pipa tersebut akan diberikan oleh Direksi/Pemberi Tugas atau
sesuai dengan gambar rencana.
Umum
Semua bahan cat adalah dari kualitas yang terbaik (setara ICI/Dulux) dan yang telah
disetujui oleh Direksi. Plamur yang dipakai harus dari merk yang sama dengan catnya
dan pemakaiannya harus menuruti peraturan dari pabrik pembuat.
Kontraktor harus membuat percobaan pengecatan pada bidang-bidang contoh yang
ditentukan oleh Direksi, selambat-lambatnya 1 (satu) minggu sebelum pekerjaan cat
dimulai. Semua permukaan yang akan dicat harus betul-betul dalam keadaan kering,
rata, licin dan bersih. Demikian pula sekitarnya harus bebas dari debu dan kotoran-
kotoran lain.
Pengecatan dilakukan minimum tiga kali dengan selang waktu seperti yang disyaratkan
produsennya. Hasil akhir yang diminta adalah bidang licin dan rata.
Pekerjaan serupa dilakukan pula untuk semua penggantung langit-langit dan rangka
dinding partisi. Bagian-bagian kayu yang nampak, bila akan dicat, maka sebelumnya
harus diplamur, kemudian diberi cat dasar (menie) dua kali. Setelah kering dan
dihaluskan, baru dicat sebanyak tiga kali.
Bagian kayu yang dipolitur atau dicat dengan teak oli, harus menggunakan bahan
politur atau oil dengan kualitas terbaik.
Bagian-bagian yang harus dicat adalah semua bagian logam/besi yang nampak,
sedangkan bagian yang tidak nampak tetapi terbenam dalam tembok atau beton harus
dimenie. Bagian-bagian yang sulit dicapai harus dicat/dimenie sebelum pemasangan.
Detail pelaksanaan pengecatan untuk logam dan besi dijelaskan pada bagian pekerjaan
baja dalam spesifikasi ini.
Biaya yang timbul sebagai akibat perbaikan ini menjadi tanggungan Pelaksana.
t.t.d
DODI SUPRAPTO