Anda di halaman 1dari 8

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/340476377

KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN E


- LEARNING

Article · April 2020

CITATIONS READS

0 9,139

1 author:

Putu Diah Pebriyanti


Ganesha University of Education
1 PUBLICATION   0 CITATIONS   

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Putu Diah Pebriyanti on 07 April 2020.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


TEMPLATE TUGAS UTS
MATAKULIAH BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN MENGGUNAKAN METODE


PEMBELAJARAN E LEARNING

OLEH

NAMA : NI PUTU DIAH PEBRIYANTI


NIM : 1911011007
KELAS : BK – A / SEMESTER 2

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN PSIKOLOGI dan BIMBINGAN


PRODI BIMBINGAN KONSELING
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA, INDONESIA
2019/2020
ABSTRAK
Penerapan konsep e-learning di Indonesia, sesungguhnya didasarkan pada beberapa alasan,
yang salah satunya mirip dengan yang dikemukakan oleh Garrison dan Anderson (2000) yang
menyatakan bahwa bermunculannya berbagai lembaga pendidikan maya sekarang ini lebih
didorong oleh adanya upaya memenuhi kebutuhan masyarakat dalam memperoleh kesempatan
belajar yang diinginkan.

A. PENDAHULUAN
Kemajuan teknologi internet berdampak besar bagi kehidupan pendidikan. Internet
merupakan pendorong kemajuan pendidikan dikarenakan dengan internet kita dapat
melakukan komunikasi yang lebih luas dari apa yang sebelumnya. Istilah e-Learning
mengandung pengertian yang sangat luas, sehingga banyak pakar yang menguraikan
tentang definisi e-Learning dari berbagai sudut pandang. Salah satu definisi yang cukup
dapat diterima banyak pihak misalnya dari Darin E. Hartley [Hartley, 2001] yang
menyatakan e-Learning merupakan suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan
tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan media Internet, Intranet atau
media jaringan komputer lain. LearnFrame.Com dalam Glossary of e-Learning Terms
[Glossary, 2001] menyatakan suatu definisi yang lebih luas bahwa e-Learning adalah
sistem pendidikan yang menggunakan aplikasi elektronik untuk mendukung belajar
mengajar dengan media Internet, jaringan komputer,maupun komputer standalone
(Hasibuan & Hasibuan, 2006).
Di Indonesia, paradigma baru konsep pembelajaran di perguruan tinggi seolah
masih dianggap sebagai alien atau mahluk asing dari angkasa luar. Konsep belajar
mengajar masih memiliki makna sebagai sebuah interaksi antara dosen dengan mahasiswa
melalui sebuah pertemuan yang terjadi secara kasat mata di dalam kelas. Di Indonesia,
tidaklah sulit mencari referensi dan hasil penelitian yang memperlihatkan bagaimana
sebenarnya (metode) mengajar di kelas. Sebaliknya, sulit sekali menemukan referensi dan
hasil penelitian mengenai konsep pembelajaran yang dilakukan dalam konteks virtual atau
di dalam kelas maya. Sebagian besar dari buku-buku rujukan mengenai konsep
pembelajaran di Indonesia membicarakan mengenai bagaimana mengajar secara efektif di
dalam kelas nyata, misalnya mengenai bagaimana cara berinteraksi dengan mahasiswa,
atau bagaimana memotivasi mahasiswa dalam belajar. Kelas maya, secara substansial,
seharusnya memang tidak berbeda dengan kelas nyata. Dosen berencana membangun kelas
maya dan menggunakan semua teknologi yang cocok bagi mahasiswa course yang diampu.
Dosen seharusnya menciptakan lingkungan belajar efektif sesuai dengan pa yang telah
direncanakan sebelumnya. Cepatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi
(Information and Communication Technology/ICT memungkinkan adanya penggunaan
media elektronik seperti komputer dalam menyebarkan informasi. Di dalam bidang
pendidikan, perkembangan ICT ini memicu berkembangnya e-Learning. E-Learning atau
electronic learning adalah sebuah konsep dalam proses pembelajaran dengan
menggunakan ICT, khususnya menggunakan media yang berbasis Internet. Penerapan
konsep e-learning di Indonesia, sesungguhnya didasarkan pada beberapa alasan, yang salah
satunya mirip dengan yang dikemukakan oleh Garrison dan Anderson (2000) yang
menyatakan bahwa bermunculannya berbagai lembaga pendidikan maya sekarang ini lebih
didorong oleh adanya upaya memenuhi kebutuhan masyarakat dalam memperoleh
kesempatan belajar yang diinginkan (Darmayanti, Setiani, & Oetojo, 2007).
Penerapan konsep e-learning di Indonesia, sesungguhnya didasarkan pada beberapa
alasan, yang salah satunya mirip dengan yang dikemukakan oleh Garrison dan Anderson
(2000) yang menyatakan bahwa bermunculannya berbagai lembaga pendidikan maya
sekarang ini lebih didorong oleh adanya upaya memenuhi kebutuhan masyarakat dalam
memperoleh kesempatan belajar yang diinginkan. E-learning sangat dibutuhkan dalam
kegiatan pembelajaran saat ini karena menyediakan lebih banyak informasi daripada
belajar secara manual lewat buku atau pembelajaran formal melalui lembaga pendidikan.
E-learning juga menyediakan informasi yang sangat luas dengan waktu yang sangat singkat
sehingga bisa dibilang keefektifan e learning lebih besar. Si pencari informasi juga lebih
bebas untuk mencari informasi yang diinginkan daripada menelan semua yang disediakan
oleh lembaga pendidikan yang sudah memiliki patokan-patokan khusus. Karena itu,
sekarang banyak sekali lembaga pendidikan yang juga menyarankan para pesertanya untuk
juga mendalami e learning untuk membantu perkembangan pengetahuan mereka (Siahaan,
2018).

B. PEMBAHASAN
Pengertian E – Learning
Secara sederhana e - learning dapat dipahami sebagai suatu proses pembelajaran
yang memanfaatkan teknologi informasi berupa komputer / laptop yang dilengkapi dengan
sarana telekomunikasi ( internet ) dan multimedia (grafis, audio, dan video) sebagai media
utama dalam penyampaian materi dan interaksi antar pegajar (guru/dosen) dan pembelajar
(siswa/mahasiswa). Pembelajaran e – learning telah dimulai pada tahun 1970-an. . Salah
satu definisi yang cukup dapat diterima banyak pihak misalnya dari Darin E. Hartley
[Hartley, 2001] yang menyatakan e-Learning merupakan suatu jenis belajar mengajar yang
memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan media
Internet, Intranet atau media jaringan komputer lain. LearnFrame.Com dalam Glossary of
e-Learning Terms [Glossary, 2001] menyatakan suatu definisi yang lebih luas bahwa e-
Learning adalah sistem pendidikan yang menggunakan aplikasi elektronik untuk
mendukung belajar mengajar dengan media Internet, jaringan komputer,maupun komputer
stand alone.
Secara khusus menurut Clark & Mayer e – learning mempunyai ciri – ciri yaitu :
a. Memiliki konten yang relevan dengan tujuan pembelajaran
b. Menggunakan metode instruksional, misalnya penyajian contoh dan latihan
c. Membangun pemahaman dan kemampuan yang terkait dengan tujuan
pembelajaran baik secara perorangan atau kelompok
d. Menggunakan elemen – elemen seperti kata-kata dan gambar untuk menyampaikan
materi pembelajaran
E – learning tidak hanya terbatas pada proses embeajaran yang sifatnya statis, stand
alone, dan satu arah, tetapi telah meluas menjadi proses pembelajaran yang sifatnya
dinamis, collaborative dan multimedia.

Tujuan dan Manfaat E – Learning


Tujuan penggunaan e – learning sebagai system pembelajaran yaitu :
a. Menigkatkan kualitas belajar pembelajar
b. Mengubah budaya mengajar pengajar
c. Mengubah belajar pembelajar yang pasif kepada budaya belajar yang aktif,
sehingga terbentuk independent learning
d. Memperluas basis dan kesempatan belajar oleh masyarakat
e. Mengembangkan dan memperluas produk dan layanan baru
Manfaat dan dampak yang diperoleh dalam pembelajaran melalui e – learning
yaitu:
a. Perubahan budaya belajar dan peningkatan mutu pembelajaran peserta didik dan
pengajar
b. Perubahan pertemuan pembelajaran yang tidak terfokus pada pertemuan (tatap
muka) dikelas dan pertemuan tidak dibatasi oleh ruang dan waktu melalui fasilitas
e – learning
c. Tersedianya materi pembelajaran di media elektronik melalui website e – learning
yang mudah diakses dan dikembangkan oleh peserta didik dan mungkin juga
masyarakat
d. Pengayaan materi pembelajaran sesuai dengan kemajuan dan perkembangan ilmu
pengetahuan dan kemajuan teknologi
Menciptakan competitive positioning dan meningkatkan brand image
e. Meningkatkan kualitas pembelajaran dan kepuasan peserta didik serta kualitas
pelayanan
f. Interaktivitas pembelajar meningkat karena tidak ada batasan waktu untuk belajar

Karakteristik E-Learning
E-Leraning memiliki karakteristik yang berbeda dengan pembelajaran konvensional,
karakteristik tersebut sebagai berikut:
a. Interactivity (Interaktivitas); tersedianya jalur komunikasi yang lebih banyak, baik
secara langsung (Synchronous), seperti chatting atau messenger atau tidak langsung
(Asynchronous), seperti forum, maillinglist atau buku tamu.
b. Indepedency (Kemadirian); fleksibilitas dalam aspek penyediaan waktu, tempat,
pengajar dan bahan ajar. Hal ini menyebabkan pembelajaran menjadi lebih terpusat
kepada siswa.
c. Accesbillity (Aksesibilitas) sumber-sumber belajar menajadi lebih mudah diakses
melalui pendistribusian di jaringan internet dengan akses yang lebih luas dari pada
pendistribusian sumber belajar pada pembelajaran konvensional.
d. Enrichment (Pengayaan); kegiatan pembelajaran, presentasi materi kuliah dan
materi pelatihan sebagai pengayaan, memungkinkan penggunaan perangkat
teknologi informasi seperti video streaming, simulasi dan animasi.

Keunggulan E- Learning
1. Tersedianya fasilitas e-moderating dimana pendidik dan peserta didik dapat
berkomunikasi secara mudah melalui fasilitas internet secara regular atau kapan
saja kegiatan berkomunikasi itu dilakukan dengan tanpa dibatasi oleh jarak, tempat
dan waktu.
2. Pendidik dan peserta didik dapat menggunakan bahan ajar atau petunjuk belajar
yang terstuktur dan terjadwal melalui internet, sehingga keduanya bisa saling
menilai sampai berapa jauh bahan ajar yang dipelajari.
3. Peserta didik dapat belajar atau me-review bahan pelajaran setiap saat dan di mana
saja kalau diperlukan mengingat bahan ajar tersimpan di komputer.
4. Bila peserta didik memerlukan tambahan informasi yang berkaitan dengan bahan
yang dipelajarinya, ia dapat melakukan akses di internet secara lebih mudah
(Cahyono, n.d.).

Kelemahan E – Learning
1. Mahasiswa yang tidak yang tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi
cenderung gagal
2. Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet
3. Kurangnya personil dalam hal penguasaan bahasa pemograman computer
4. Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek social dan sebaliknya
mendorong adanya aspek bisnis/komersial (Siahaan, 2018).

Materi Yang Sesuai Dengan Media E-Learning


Terkait dengan implementasi pembelajaran melalui e-learning bahwa tidak semua
materi perkuliahan dapat atau harus disajikan secara elektronik. Materi yang dapat di
e-learningkan adalah materi yang tergolong sulit untuk dipahamai dan materi yang
tergolong banyak. Kondisi ini memerlukan waktu pembelajaran yang lebih dari waktu
yang tersedia di kelas. Disamping itu mahasiswa dalam hal ini memerlukan waktu lebih
untuk bertanya terkait dengan kesulitan mereka memahami materi sementara untuk
mahasiswa yang memiliki kecepatan belajar di atas rata-rata memerlukan sarana untuk
bekembang lebih cepat. Permasalahan ini dapat diatasi dengan menggunakan media e-
learning, karena media ini tidak terikat oleh ruang dan waktu, sehingga mahasisiwa
dapat bertanya dan menerima pengayaan kapan pun dimanapun. Untuk memahami hal
ini dapat digunakan filosofi e-learning menurut Cisco sebagai berikut. Pertama, e-
learning merupakan penyampaian informasi, komunikasi, pendidikan dan pelatihan
secara on-line. Kedua, e-learning menyediakan seperangkat alat yang dapat
memperkaya nilai belajar secara konvensional sehingga dapat menjawab tantangan
perkembangan globalisasi. Ketiga, e-learning tidak berarti mengantikan model
konvensional di dalam kelas, tetapi memperkuat model belajar tersebut melalui
pengayaan conten dan pengembangan teknologi pendidikan (Cahyono, n.d.).
Oleh karenanya, perubahan dari konsep pembelajaran tatap muka menuju konsep
e-learning juga menuntut mahasiswa untuk mengatasi berbagai kendala yang muncul
karena konsep elearning, yang merupakan konsep baru dengan nilai-nilai baru di
dalamnya, harus mereka adopsi. Sama halnya dengan berbagai kesulitan yang dihadapi
oleh para dosen, untuk jangka panjang, para mahasiswa terbiasa dengan lingkungan
belajar di mana dosen adalah seseorang yang dianggap mengetahui segala hal dan akan
memberitahu bilamana dan apa yang harus dilakukan mahasiswa. Di dalam e-learning,
mahasiswa dapat mengidentifikasi, mengenali, dan membuat keputusan sendiri
mengenai kemajuan belajar yang telah direncanakannya. Mahasiswa juga harus belajar
bagaimana cara berkomunikasi melalui Internet. Pengalaman menunjukkan bahwa
banyak dosen atau tutor yang menerapkan konsep e-learning justru bersikap apriori
dengan menyatakan bahwa mahasiswa sulit menerima (konsep) e-learning karena
mereka tidak terbiasa berkomunikasi menggunakan komputer sebagai media
komunikasinya (Darmayanti et al., 2007).

C. PENUTUP
Kesimpulan dan Saran
E – learning memungkinkan memungkinkan pembelajar untuk menimba ilmu tanpa
harus secara fisik menghadiri di kelas. Materi yang akan dipelajari dikelola oleh pusat
penyedia materi yaitu kampus / universitas. Di dalam e-learning, mahasiswa dapat
mengidentifikasi, mengenali, dan membuat keputusan sendiri mengenai kemajuan belajar
yang telah direncanakannya. . Materi yang dapat di e-learningkan adalah materi yang
tergolong sulit untuk dipahamai dan materi yang tergolong banyak. Kondisi ini
memerlukan waktu pembelajaran yang lebih dari waktu yang tersedia di kelas. Disamping
itu mahasiswa dalam hal ini memerlukan waktu lebih untuk bertanya terkait dengan
kesulitan mereka memahami materi sementara untuk mahasiswa yang memiliki kecepatan
belajar di atas rata-rata memerlukan sarana untuk bekembang lebih cepat. Saran saya agar
universitas – universitas di Indonesia dapat menerapkan e – learning ini karena membuat
system belajar yang bisa memajukan karya anak muda.
DAFTAR PUSTAKA
Cahyono, Y. D. (n.d.). SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN SEJARAH.
Darmayanti, T., Setiani, M. Y., & Oetojo, B. (2007). E-Learning pada pendidikan jarak jauh:
konsep yang mengubah metode pembelajaran di perguruan tinggi di Indonesia. Jurnal
Pendidikan Terbuka Dan Jarak Jauh, 8, 99–113.
Hasibuan, M. S., & Hasibuan, Z. A. (2006). Preliminary Report Overview on E-Learning System.
Computers in Education, 2006(Snati).
Siahaan, S. (2018). Pemanfaatan e learning. 172–181.

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai