Anda di halaman 1dari 3

NAMA : SEFIA BRENDA KARAUWAN

NIM : 19061056
KELAS : B Keperawatan Semester 4
TUGAS 1 (INDIVIDU)
KEPERAWATAN HIV/AIDS
SEMESTER GENAP T.A. 2020/2021
SELASA, 09 FEBRUARI 2021

1. Setiap mahasiswa mencari jurnal/hasil penelitian yang berkaitan dengan:


a. HIV/AIDS (1 jurnal/penelitian terkait)
b. Penyalahgunaan NAPZA (1 jurnal/penelitian terkait)
2. Analisis hasil penelitian tersebut dan temukan apa saja tren dan isu berkaitan dengan
HIV/AIDS dan penyalahgunaan NAPZA yang ditunjukkan pada penelitian tersebut,
kemudian jelaskan.

JAWAB:
1. Jurnal
a. UPAYA PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV/AIDS MELALUI
PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN SCREENING HIV/AIDS PADA
KELOMPOK WANITA BERESIKO DI BELAWAN SUMATERA UTARA
Nur Afi Darti 1 , Fatwa Imelda2 1,2 Program Studi S1 Keperawatan, Fakultas
Keperawatan, Universitas Sumatera Utara.
https://jurnal.kesdammedan.ac.id/index.php/jurhesti/article/download/56/52
b. pENGALAMAN MANTAN PENGGUNA DALAM PENYALAHGUNAAN
NAPZA SUNTIK
Budi Santoso1,2*, Junaiti Sahar3 , Wiwin Wiarsih3
1. Poltekkes Depkes Palembang, Palembang 30126, Indonesia
2. Program Studi Magister Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia,
Depok 16424, Indonesia
3. Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia
https://media.neliti.com/media/publications/110272-ID-pengalaman-mantan-
penggunadalam-penyalah.pdf
2. hasil analisis mengenai tren dan isu
a. HIV/AIDS
1. Kasus HIV/AIDS ini sudah merupkn suatu kasus yang sangat fatal di masyarakat,
dimana setiap penderita akan berakhir dengan kematian
2. Hubungan seks merupakan penyebab utama penularan tertinggi.
3. Pemerintah melaksanakan pengabdian untuk pengidentifikasian HIV/AIDS melalui
pemeriksaan darah terhadap subjek berisiko tinggi yaitu wanita penjaja seks.

Penjelasan tren dan isu;


1. Data Kemenkes Triwulan III Tahun 2014 bersumber dari Sistem Informasi HIV/AIDS
&IMS (SIHA) daribulan Juli-September 2014 jumlah infeksi HIV/AIDS yang baru
dilaporkan sebanyak 7.335kasus, persentase infeksi HIV tertinggi dilaporkan pada
kelompok umur 25-49 tahun (69,1%), diikuti kelompok umur 20-24 tahun (17,2%),
dan kelompok umur ≥ 50 tahun (5,5%), rasio HIV antara laki-laki dan perempuan 1:1,
persentase faktor risiko HIV tertinggi hubungan seks berisiko pada heteroseksual
(57%), LSL (Lelaki SeksLelaki) (15%), dan penggunaan jarum suntik tidak steril
(4%). Kasus Sumatera Utara termasuk dalam 10 besar dalam kasus HIVsebanyak
1.628 kasus dan kasus AIDS sebanyak 1.573. Kasus kasus HIV AIDS berdasarkan
kabupaten pada tahun 2012 kota Deli Serdang menempati urutan ke 2 setelah Medan
yaitu 189 kasus. (Pemerintah Kabupaten Deli Serdang Dinas Kesehatan, 2009).
2. HIV sering dikaitkan dengan penyakit kelamin karena penularan penyakit ini biasanya
disebabkan karena adanya hubungan seksual yang bebas, sering berganti pasangan,
dan tidak sehat AIDS adalah suatu penyakit yang sangat berbahaya karena
mempunyai Case Fatality Rate 100% dalam lima tahun, artinya dalam waktu lima
tahun setelah diagnosis AIDS ditegakkan, semua penderita akan meninggal. HIV dan
virus-virusnya sejenis umumnya ditularkan melalui kontak langsung antara lapisan
kulit dalam (membrane mukosa) atau aliran darah, cairan tubuh yang mengandung
HIV seperti darah, air mani, cairan vagina, cairan preseminal dan air susu ibu.
Penularan dapat terjadi melalui hubungan intim (vaginal, anal, ataupun oral).
transfuse darah, jarum suntik yang terkontaminasi. Hubungan seksual adalah factor
penyebab penularan HIV/AIDS tertinggi
3. pemeriksaan dilakukan melalui lurah yang dilakukan pada bulan mei. Informasi
terkait tempat/wilayah yang sering menjadi tempat mangkalnya wanita penjaja seks
diberikan oleh pihak kelurahan dan petugas kesehatan yang bertamggung jawab pada
kedua kelurahan tersebut. Pada tahap ini ditemukan beberapa tempat yang menjadi
mangkalnya penjaja seks. yang nantinya akan dilakukan pemeriksaan HIV-AIDS
melalui pengambilan darah. Tim melakukan kontrak terlebih dahulu untuk kegiatan
ini kepada ketua atau pemilik kafe yang dijadikan tempat kumpulnya. maka sesuai
dengan kontrak, waktu yang disepakati maka dilakukanlah kegiatan pengabdian
masyarakat ini. Dan yang menjadi hasilnya Pada 80 orang WPS yang dilakukan
pemeriksaan tidak ada ditemukan kasus HIV AIDS di wilayah Kelurahan Belawan 1
dan Belawan Bahagia.

b. Penyalahgunaan napza
1. Narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lain (NAPZA) secara luas diketahui sebagai
salah satu ancaman paling mengkhawatirkan bagi masyarakat, khususnya generasi
muda di lebih 100 negara di dunia (Asian Harm Reduction Network (AHRN, 2003).
2. Alasan penyalahgunaan napza bersumber dari lingkungan sekolah yaitu pengaruh
teman.
3. mempunyai dampak buruk terhadap kesehatan fisik yaitu menularkan penyakit HIV/
AIDS dan Hepatitis
4. Masyarakat teridentifikasi dengan kurangnya pengetahuan terhadap napza.

Penjelasan mengenai tren dan isu


1. Berdasarkan survei di 10 kota besar di Indonesia terhadap penyalahguna NAPZA di
masyarakat dengan responden berjumlah 956 orang didapatkan bahwa 56% atau
sekitar 572 responden merupakan penyalahguna NAPZA suntik (BNN, 2008).
Kecenderungan peningkatan jumlah penyalahguna NAPZA dari tahun ke tahun
dengan berbagai jenis dan cara, termasuk melalui suntikan. Berdasarkan data AHRN
(2003), jumlah IDU (Injection Drug User) di Indonesia diperkirakan sekitar 30.000
hingga 40.000 orang pada 1997, dan pada 2001 meningkat menjadi 60.000 orang
hingga 1 juta orang dan pada tahun 2007 meningkat lagi menjadi 1,7 juta orang.
Menurut Sarasvita, et al. (2000), berdasarkan hasil Rapid Assesment and Response
On Injection Drug Users populasi penyalahguna NAPZA suntik di Jakarta dan
sekitarnya diperkirakan 82.000 orang, sebesar 57% dari penyalahguna NAPZA
tersebut atau sekitar 46.733 diantaranya penyalahguna NAPZA suntik. Sedangkan,
menurut laporan tahunan Dinas Kesehatan kota Palembang tahun 2008 diperoleh data
bahwa penyalahguna NAPZA suntik pada 2005 berjumlah 48 orang, pada 2006
berjumlah 64 orang dan pada 2007 berjumlah 49 orang. Hal ini mengindikasikan
bahwa penyalahgunaan NAPZA suntik terus mengalami peningkatan.
2. Lingkungan sekolah merupakan tempat bertemunya partisipan dengan teman
sebayanya, sehingga pengaruh teman menimbulkan keinginan individu bukan
pengguna mengikuti ajakan teman untuk menggunakan NAPZA suntik. Martono
(2008) yang menyebutkan bahwa faktor penyebab remaja menyalahgunakan NAPZA
adalah akibat pengaruh atau bujukan teman (peergroup) ataupun berteman dengan
penyalahguna NAPZA serta adanya tekanan atau ancaman dari teman.
3. Studi ini menemukan dua partisipan yang sudah terinfeksi HIV. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Martono (2006) menyebutkan dampak penyalahguna NAPZA yang paling
membahayakan yaitu terinfeksi HIV/AIDS akibat penggunaan jarum suntik tidak
steril dan bergantian. Hal ini didukung oleh pendapat Costigan (1999) bahwa dampak
buruk terhadap masalah kesehatan akibat penggunaan NAPZA suntik dalam jangka
panjang adalah pembuluh darah mengempis, abses, tetanus, hepatitis B dan C,
jantung, paru, sembelit, dan ditingkat komunitas terjadi epidemi HIV.
4. Saran untuk pengambil kebijakan yaitu perlunya media promosi yang dapat
memberikan informasi lengkap dan dapat dipahami oleh masyarakat khususnya
remaja, misalnya informasi penyalahgunaan NAPZA disertai dengan gambar akibat
penyalahgunaan NAPZA tersebut. Pelayanan keperawatan perlu peningkatan
kompetensi perawat komunitas dalam penyusunan program pencegahan dan
penanggulangan NAPZA melalui pendidikan dan pelatihan tentang teknik
penyusunan program keperawatan komunitas. Penelitian lebih lanjut yaitu studi
fenomenologi pengalaman mantan pengguna NAPZA selama menjalani proses
rehabilitasi,studi fenomenologi pengalaman mantan pengguna dalam upaya berhenti
menyalahgunakan NAPZA suntik. Untuk membandingkan dengan hasil penelitian ini
perlu juga diteliti lebih lanjut dengan metode dan partisipan yang berbeda, misalnya
partisipan perempuan (MN, JS, RR).

Anda mungkin juga menyukai