Anda di halaman 1dari 23

‫نُ ُز ْو ُل الْ ُق ْرآن‬

(Dalam Kajian Ulumul Qur’an)

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah


‘Ulu>m al-Qur’a>n

Disusun Oleh:

Fathul Mujahidin Al-Anshary


NIM: 80600220012

Dosen Pembimbing;
Dr. Andi Miswar, S.Ag, M.Ag.
Dr. H. Hasyim Haddade, M.Ag.

PRODI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR


PROGRAM PASCASARJANA (STRATA 2)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN
MAKASSAR
2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Allah swt. menurunkan al-Qur’an kehadapan Muhammad Rasulullah saw. untuk


memberikan pedoman bagi alam semesta. Nuzu>l al-Qur’a>n merupakan suatu peristiwa
besar bagi umat manusia yang meliputi langit dan bumi. Nuzu>l al-Qur’a>n yang pertama
kali pada Lailah al-Qadr merupakan kabar bagi alam semesta yang terdiri dari
malaikat-malaikat akan kemuliaan pada umat Nabi Muhammad saw. Umat ini telah
dimuliakan oleh Allah swt. dengan utusan baru agar menjadi umat yang paling baik
yang dikeluarkan bagi manusia. Turunnya al-Qur’an yang kedua kali secara bertahap,
berbeda dengan kitab-kitab yang sebelumnya, sangat mengejutkan orang dan
menimbulkan keraguan terhadapnya sebelum jelas bagi mereka rahasia hikmah ilahi
yang ada di balik itu. Rasulullah saw. tidak menerima risalah agung ini sekaligus, dan
kaumnya pun tidak pula puas dengan risalah tersebut karena kesombongan dan
permusuhan mereka. Oleh karena itu, wahyu pun turun berangsur-angsur untuk
menguatkan hati Rasul dan menghiburnya serta mengikuti peristiwa dan kejadian-
kejadian sampai Allah swt. menyempurnakan agama ini dan mencukupkan nikmat-
Nya.
Mengenai firman Allah swt. dalam Q.S. al-Isra>’/17: 9-14, yang berbunyi:
َ َ ََُۡ َ َ ۡ ُۡ ُ ِ َُ َ ُ ََۡ َ َ ُۡ َ َ
َّ‫ت‬ َٰ َٰ
َِّ ‫ِينَّيعملونَّٱلصلِح‬ َّ ‫يَّٱَّل‬ َّ ِ ‫َّويب ِّشَّٱلمؤ ِمن‬ َّ ‫َِّهَّأقوم‬ ِ ‫انَّ َي ۡه ِديَّل ِل ِِت‬ َّ ‫إِنََّّهَٰذاَّٱلق ۡر َء‬
ٗ َ ً َ َ ۡ َُ َ ۡ َ ۡ َ َ ُ ُۡ َ َ ََ ٗ َ ٗ ۡ َ ۡ َُ َ
١٠َّ‫خرَّة َِّأعتدناَّلهمَّعذاباَّأ ِِلما‬ َ ِ ‫ِينََّلَّيؤمِنونََّّب ِٱٓأۡل‬ َّ ‫ وأنََّّٱَّل‬٩َّ‫أنَّلهمَّأجراَّكبِريا‬
َۡ ََۡ َ َ ٗ ُ َ ُ َ ۡ َ َ َ ۡ َۡ ُ‫ٱلّشَّ ُد ََع ٓ َء َّه‬ َ ۡ ُ ََۡ
ََّ ‫لَّ ََّوٱنل َه‬
َّ‫ار‬ َّ ‫ٱِل‬َّ‫ وجعلنا‬١١َّ‫جوَل‬ ‫نَّع‬ َٰ ‫ٱۡل‬
َّ ‫نس‬ ِ َّ ‫ن‬ ‫َك‬‫و‬ َّ
‫ِر‬َّ
‫ري‬ ‫ٱۡل‬ ِ َّ
‫ب‬ َّ ‫ۥ‬ ِ ‫نََّّب‬
َّ
ِ ِ
ُ ‫نس‬
َّ َٰ ‫ٱۡل‬
ِ َّ‫ع‬َّ ‫ويد‬
ُ
َّ‫َّمِن َّر ِبِك ۡم‬ ِ ‫َّّلَبۡ َت ُغوا ْ َّفَ ۡض ٗٗل‬
ِ َٗ ۡ ُ َ ََ َ َٓۡ َ َ َ ۡ ََ َ َٓ ۡ َ َ َ ََۡ َ
ِ ‫ِصة‬ ِ ‫ارِ َّمب‬ َّ ‫ل َّوجعلنا َّءاية َّٱنله‬ َِّ ‫يرَّفمحونا َّءاية َّٱِل‬ ِ ‫ءايت‬
َٰ َ ِ ‫ُك َّإ‬ ُ ٗ َۡ ۡ َ ۡ َ َُ َ َ ۡ َ َ ِ َ َ َ ْ ََُۡ َ
َّ‫نس ٍن‬ َّ ‫ َو‬١٢َّ ‫ََّشءٖ َّفصل َنَٰ ُه َّتف ِصيٗل‬ ‫اب َّوُك‬ َّ ‫ي َّ َّوٱۡل ِس‬ َّ ِ ‫ٱلسن‬
ِ َّ ‫وّلِ علموا َّعدد‬

1
ۡ ۡ ُ َ ُ َٰ َ ۡ َ ٗ َٰ َ َ ۡ َ َۡ َُ ُ ُۡ َ ُ ُ َ ُ َ ۡ َۡ
ً ‫نش‬
ََّ‫ ٱقرَّأ‬١٣َّ ‫ورا‬ َ َٰ
‫َّلۥ َّيوم َّٱلقِيم َّةِ َّكِتبا َّيلقىه َّم‬ ُ َ َٰٓ َٰ
َّ ‫ألزمنه َّطئِرَّهۥ َّ ِِف َّعنقِ َّهِۦَّ َّوُن ِرج‬ َ
ٗ ‫س‬ َ ۡ َ َ َ ۡ َ ۡ َ ۡ َ َٰ َ َ َ َ َٰ َ
َ ‫ك‬
١٤َّ‫يبا‬ ِ ‫َّح‬ ‫سكَّٱِلو َّمَّعلي‬ ِ ‫كِتبكَّكَفَّبِنف‬
Terjemahnya:
(9) Sesungguhnya al-Qur’an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih
lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang Mukmin yang
mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar (10) dan
sesungguhnya orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat, Kami
sediakan bagi mereka azab yang pedih (11) Dan manusia berdoa untuk kejahatan
sebagaimana ia berdoa untuk kebaikan. Dan adalah manusia bersifat tergesa-gesa
(12) Dan Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda, lalu Kami hapuskan
tanda malam dan Kami jadikan tanda siang itu terang, agar kamu mencari
karunia dari Tuhanmu, dan supaya kamu mengetahui bilangan tahun-tahun dan
perhitungan. Dan segala sesuatu telah Kami terangkan dengan jelas (13) Dan
tiap-tiap manusia itu telah Kami tetapkan amal perbuatannya (sebagaimana
tetapnya kalung) pada lehernya. Dan Kami keluarkan baginya pada hari kiamat
sebuah kitab yang dijumpainya terbuka (14) "Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu
sendiri pada waktu ini sebagai penghisab terhadapmu"
Pembahasan tentang Nuzu>l al-Qur’a>n ini adalah sebuah pembahasan yang sangat
penting dalam mata kuliah Ulumul Qur’an, bahkan inilah yang lebih penting dari
keseluruhan pembahasan, karena sesungguhnya pengetahuan tentang turunnya al-
Qur’an sebagai Kala>m Alla>h atau firman Allah swt. yang hak dan juga sebagai dasar
dalam membenarkan kenabian Rasulullah saw. dan bahwasanya Islam adalah agama
yang benar.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana memahami tentang Nuzu>l al-Qur’a>n?
2. Bagaimana proses dari turunnya al-Qur’a>n?
3. Bagaimana hikmah yang terkandung dalam turunnya al-Qur’a>n?
C. Tujuan dan Kegunaan
1. Untuk mengetahui bagaimana memahami tentang Nuzu>l al-Qur’a>n
2. Untuk mengetahui bagaimana proses dari turunnya al-Qur’a>n
3. Untuk mengetahui bagaimana hikmah yang terkandung dalam turunnya al-
Qur’a>n

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Nuzu>l al-Qur’a>n

Menurut bahasa, kalimat ‫ نُ ُز ْو ُل الْ ُق ْرآن‬dipisahkan menjadi dua kata yaitu kata
‫ نُ ُز ْو ُل‬dan ‫الْ ُق ْرآن‬. Pada dasarnya, kata ‫ نُ ُز ْو ُل‬merupakan wazn bahasa Arab, yaitu – ‫نَ َز َل‬
‫ ي َ ْ ِْن ُل‬yang berarti ‘turunnya suatu benda dari tempat yang tinggi ke tempat yang
1

rendah.’ Sedangkan kata ‫ الْ ُق ْرآن‬yaitu firman Allah swt. yang telah diturunkan melalui
2

perantara Malaikat Jibril as. kepada Nabi Muhammad saw. dan membacanya adalah
ibadah.3 Akan tetapi, kalimat ‫نُ ُز ْو ُل الْ ُق ْرآن‬ tidak hanya diartikan secara tekstual,

demikian itu karena ketinggian kedudukan al-Qur’an dan besarnya ajaran-ajarannya

yang mengubah perjalanan hidup manusia mendatang serta menyambung lanit dan

bumi serta dunia dengan akhirat.4

Kata ‫ نُ ُز ْو ُل‬ini memiliki beberapa pengertian. Di dalam al-Qur’an, kata ‫ نَ َز َل‬dan


turunannya banyak yang tercantum di dalamnya bentuk beragamnya mencapai 44

turunan dari 295 ayat.5 Menurut Ibn Faris, kata ْ ‫الْهُ ُب ْو ُط ي‬


‫ نُ ُز ْو ُل‬yang berarti ‫الَّش ِء َو ُوقُ ْوعُه‬
(turun dan jatuhnya sesuatu).6 Menurut al-Ra>gib al-Asfaha>ni> bahwa kata ‫ل‬ ُ ‫ نُ ُز ْو‬yang

1
Ahmad Warson Munawwir, Kamus Al-Munawwir: Arab-Indonesia Terlengkap (Cet. I;
Yogyakarta: Pustaka Progressie, 1984), h. 1507.
2
Abu> al-Fida> ‘Ima>d al-Di>n Isma>’i>l ibn ‘Umar ibn Kas\i>r al-Quraisy, Tafsi>r al-Qur’a>n al-‘Az{i>m, juz
7, terj. Abdul Ghofar dan Abu Ihsan al-Atsari (Jakarta: Pustaka Imam Asy-Syafi’i, 2004), h. 568.
3
Manna>’ Khali>l al-Qat}t}a>n, Maba>h}i>s\ fi> ‘Ulu>m al-Qur’a>n, terj. Mudzakir AS.: Studi Ilmu-Ilmu Al-
Qur’an (Cet. III; Bogor: Pustaka Litera Antar Nusa, 1996), h. 145.
4
Ahmad Syadali dan Ahmad Rofi’, Ulumul Qur’an I (Bandung: Pustaka Serta, 2000), h. 31.
5
Muh{ammad ibn ‘Abd al-Rah{ma>n al-Syay’, Nuzu>l al-Qur’a>n al-Kari>m (Riyad{, Maktabah al-
Malik, 1997), h. 2.
6
Abu> al-H{usain Ah{mad ibn Fa>ris ibn Zakariya al-Qazwi>ni> al-Ra>zi>, Mu’jam Maqa>yi>s al-Lugah
(Beirut: Da>r al-‘Ilm li al-Malayyi>n, t.th.), h. 342.

3
‫( الهُ ُب ْو ُط ِم ْن عُلُ ٍّق ِا ََل َس ْف ٍّل‬meluncur atau turun dari atas ke bawah). Menurut al-
berarti 7

Zarqani bahwa kata ‫ نُ ُز ْو ُل‬diungkapkan dalam pendapat yang lain mengandung arti

perpindahannya sesuatu dari atas ke bawah.8 Menurut Muh}ammad al-Ra>zi> mengatakan

bahwa kata ‫ نُ ُز ْو ُل‬yang berarti ‫( َحطٍّ ِم ْن َم ْرتَ َب ٍّة‬turun dari tingkatannya). Sedangkan, 9

menurut Ibn Manz{u>r mengatakan bahwa kata ‫ل‬ ُ ‫ نُ ُز ْو‬yang berarti ‫الْن ْو ُل الْ ُللُ ْو ُل َو َم َنا ُن‬
ُُ
‫ يَ ْ ِْن ُل ِف ْي ِه َكثِ ْ ًْيا‬: ٍّ‫( نُ ُزل‬menempati atau sering menginap di tempat itu). 10

Di dalam hubungannya dengan pembahasan ini, ‫ نُ ُز ْو ُل الْ ُق ْرآن‬dalam menurut M.F.

Zenrif di dalam bukunya berpendapat yang memberikan alternatif dari problem


teologis dengan memberikan pengertian makna maja>zi> dari kata ‫نُ ُز ْو ُل‬. Dalam hal ini,
‫ نُ ُز ْو ُل‬diartikan penampakan al-Qur’an ke pentas bumi pada waktu dan tempat tertentu.
Memang menurut pandangan ini al-Qur’an bersifat ‫الْ َق ِد ْي‬, dalam pengertian sudah ada

sebelum adanya tempat dan waktu, akan tetapi keberadaanya ketika itu belum

diketahui atau hadir di pentas bumi. Ketika al-Qur’an pertama kali diterima Nabi saw.,

ketika itu pula al-Qur’an menampakan diri.11 Oleh karena itu di dalam Q.S. al-Qadr/97:

َ ۡ َ ۡ َ ُ َٰ َ ۡ َ َ ٓ
1, yang berbunyi:
ۡ
١َِّ‫َِّفَِّللةَِّٱلقد َّر‬
ِ ‫إِنَّاَّأنزلنه‬
Terjemahnya:
Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (al-Qur’an) pada malam kemuliaan.12

7
Abu> al-Qa>sim H{usain ibn Mufad}d}al ibn Muh{ammad al-Ra>gib al-Asfaha>ni>, al-Mufradat fi> al-
Gari>b al-Qur’a>n, juz 3 (Beirut: Da>r al-Fikr, 1982), h. 824.
8
Muhammad ‘Abd al-‘Az{i>m al-Zarqa>ni>, Mana>hil al-‘Irfa>n fi> ‘Ulu>m al-Qur’a>n, juz 1 (Beirut: Dar
al-Fikr, 1988), h. 41.
9
Muh{ammad ibn Abu> Bakr ibn ‘Abd Qa>dir al-Ra>zi>, Mukhta>r al-S{ih{a>h{, juz 2 (Cet. I; Beirut: Da>r
Ibn Hazm, 1336 H.), h. 655.
10
Muh{ammad ibn Mukarram ibn ‘A<li> ibn Ah{mad ibn Manz{u>r al-Ans{a>ri> al-Ifri>qi> al-Mis{ri> al-
Khazra>ji>, Lisa>n al-‘Ara>bi>, juz 13 (Beirut: Da>r S{a>dir, t.th.), t.h.
11
M.F. Zenrif, Sintesis Paradigma Studi Al-Qur’an (Malang: UIN-Malang Press, 2008), h. 2.
12
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Jakarta: PT. Adhi Aksara Abadi
Indonesia, 2011), h. 598.

4
B. Proses turunya Al-Qur’an

1. Sejarah Turunnya Al-Qur’an

Al-Qur’an diturunkan dalam tempo 22 tahun 2 bulan 22 hari, yaitu mulai pada
malam Senin tanggal 17 Ramad{a>n tahun 41 dari kelahiran Nabi saw. (06 Agustus 610
M), sampai pada tanggal 9 Z|ulh{ijjah tahun 63 dari kelahiran Nabi saw. atau tahun 10 H
pada saat Nabi melakukan ibadah Haji Wada’.13 Sesuai dengan kemuliaan dan
kebesaran al-Qur’an, Allah menjadikan malam permulaan turunnya al-Qur’an itu
dinamakan Lailah al-Qadr, yaitu suatu malamnya yang tinggi kadarnya.

Menurut Hadis Qudsi dalam Riwayat Muslim bahwa telah menceritakan dari
Yah{ya> ibn Bukair, dia berkata: Telah menceritakan dari al-Lais\ dari ‘Uqail dari Ibn
Syiha>b dari ‘Urwah ibn Zubair dan dari ‘A<isyah ‘Umm al-Mu’mini>n ra.14 bahwasanya
dia berkata: “Permulaan wahyu yang diterima Rasulullah saw. ialah mimpi yang benar.
Beliau bermimpi seakan-akan melihat sinaran fajar dan terjadi persis seperti yang
dimimpikan. Setelah itu , beliau mulai gemar berkhalwat. Beliau berkhalwat di gua
Hira, beribadah beberapa malam, sebelum beliau kembali kepada keluarganya untuk
mengambil bekal. Setelah beberapa malam di gua Hira, beliau kembali kepada Siti
Khadijah ra. sekedar untuk mengambil makanan untuk beberapa hari. Beliau terus
berbuat demikian sampai datangnya al-H{aqq (kebenaran) kepadanya. Malaikat datang
kepadanya, lalu berkata: “Iqra (Bacalah!!)” Nabi saw. menjawab: “Saya tidak pandai
membaca.” Nabi saw. menerangkan: “Mendengar jawaban itu, malaikat pun
memelukku sampai aku terasa kepayahan karena kerasnya pelukan itu. Kemudian
dilepaskan serta disuruh membaca lagi. Aku menjawab seperti yang pertama. Malaikat
memelukku lagi, setelah itu barulah malaikat berkata dalam Q.S. al-‘Alaq/96: 1-5,
yang berbunyi:

13
Muh{ammad Khud{ari> Be>k, Ta>rikh al-Tasyri>’ al-Isla>mi>, terj. Mohammad Zuhri: Sejarah
Pembinaan Hukum Islam (Semerang: P.T. Darul Ihya Indonesia, 1980), h. 5-6.
14
Abu> ‘Abdilla>h Muh{ammad ibn ‘Isma>’i>l ibn Ibra>hi>m ibn Mugi>rah ibn Bardizbah al-Bukha>ri>,
S{ah{i>h{ Bukha>ri> , juz 1 (Cet. I; Riya>d}: Da>r al-Sala>m, 1419 H/1999 M), h. 7.

5
ۡ َ ۡ َ ُّ َ َ ۡ َ ۡ
َُّ‫ك َر َّم‬ َ َ ۡ َ َٰ َ ۡ َ َ َ َ َ َ َ َِ ۡ َۡۡ
‫ ٱقرَّأ َّوربك َّٱۡل‬٢َّ ‫ن َّمِن َّعل ٍق‬
َّ ‫ٱۡلنس‬ ِ َّ ‫ خلق‬١َّ ‫ٱقرَّأ ََّّب ِٱس َِّم َّربِك َّٱَّلِي َّخلق‬
َ َ َ َٰ َ ۡ َ َ َ َۡ َ َ
َّ ٥َّ‫نَّ َماَّل ۡم ََّي ۡعل ۡم‬
َّ ‫ٱۡلنس‬
ِ َّ َّ
‫م‬ ‫ل‬ ‫ع‬ ٤ َّ َّ
‫م‬ِ ‫ ٱَّلِيَّعلمََّّب ِٱلقل‬٣
Terjemahnya:
(1) Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan (2) Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah (3) Bacalah, dan Tuhanmulah Yang
Maha Pemurah (4) Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam (5) Dia
mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.15
Setelah itu, Rasulullah saw. segera kembali pulang dengan badan yang gemetar
karena ketakutan. Nabi saw. menjumpai Siti Khadijah ra. dan berkata: “Selimuti aku,
selimuti aku!” Setelah itu tenang perasaannya, beliau menceritakan kepada Siti
Khadijah ra. apa yang terjadi, seraya berkata: “Saya khawatir sekali terhadap diriku
ini.” Maka Siti Khadijah ra. menjawab: “Tidak sekali-kali tidak, Demi Allah. Allah
sekali-kali tidak mengabaikan engkau. Engkau seorang yang selalu memikul beban
orang, memberikan sesuatu kepada orang yang tidak mampu, memuliakan dan
menjamu tamu yang datang dan memberikan bantuan-bantuan terhadap bencana-
bencana yang menimpa manusia.”

Setelah itu, Siti Khadijah ra. pergi bersama Nabi saw. kepada Waraqah ibn
Naufal, anak dari paman Khadijah yang telah lama memeluk agama Nasrani dan pandai
menulis dalam tulisan Ibrani. Dia adalah seorang Syekh yang sangat tua dan matanya
telah buta. Siti Khadijah ra. berkata kepadanya: “Wahai anak paman, dengarkanlah apa
yang dikatakan oleh anak saudaramu ini.” Waraqah berkata: “ Wahai anak saudaraku,
apakah gerangan yang menimpa engkau.” Maka Rasulullah saw. menerangkan apa
yang telah dilihat dan dialaminya.

Mendengar itu, Waraqah berkata: itulah Namus (Jibril as.) yang telah Allah
turunkan kepada Nabi Musa as. Alangkah baiknya jika aku kala itu (kala Muhammad
memulai seruannya) masih muda dan kuat! Mudah-mudahan kiranya di waktu itu aku
masih hidup, yaitu di waktu engkau diusir oleh kaummu.” Maka Rasulullah saw.:

15
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 597.

6
“Apakah mereka akan mengusirku?” Waraqah menjawab: “Ya, benar sekali.” Tidak
ada seorang lelaki yang membawa seperti yang engkau bawakan, kecuali akan
dimusuhi. Jika aku hidup sampai saat itu, aku akan menolongmu denga sesungguhnya.”
Tidak lama kemudian, Waraqah meninggal dunia dan wahyu pun berhenti untuk
sementara waktu.16

2. Ayat dan Surah yang Pertama dan Terakhir Turun

Berbeda pendapat ulama mengenai ayat yang pertama turun kepada Nabi
Muhammad saw. menurut Manna>’ Khali>l al-Qat}t}a>n ada empat pendapat yang
termasyhur,17 yaitu:

 Pertama, Pendapat yang paling s}ah}i>h} adalah, bahwa ayat yang pertama
diturunkan adalah firman Allah swt. dalam Q.S. al-‘Alaq/96: 1-5. Di dalam hadis
Qudsi dalam Riwayat Bukhari dari A<isyah ra. dalam mengatakan:

‫َح يدثَنَا َ َْي ََي ْب ُن بُ َك ْ ٍّْي قَا َل َح يدثَنَا الل ي ْي ُث َع ْن ُع َق ْي ٍّل َع ْن ا ْب ِن ِشه ٍَّاب َع ْن ُع ْر َو َة ْب ِن ُالزب َ ْ ِْي‬
‫اَّلل عَلَ ْي ِه َو َس ي َّل ِم ْن‬
ُ ‫اَّلل َص يَّل ي‬ ِ ‫َع ْن عَائِشَ َة ُآ ِم الْ ُم ْؤ ِم ِن َني َآَّني َا قَالَ ْت َآ يو ُل َما بُ ِد َئ ِب ِه َر ُسو ُل ي‬
‫الص ْب ِح ُ يُث ُحب َِب‬ ُ ‫الصا ِل َل ُة ِِف الني ْو ِم فَ َنا َن ََل يَ َرى ُر ْؤ ََي ا يَل َجا َء ْت ِمثْ َل فَلَ ِق‬ ‫ْح ُالر ْؤ ََي ي‬ ِ ْ ‫الْ َو‬
ِ
‫اِل َذ َو ِات الْ َعدَ ِد قَ ْب َل َآ ْن‬ َِ ‫الَ ْي ِه الْخ َََل ُء َو ََك َن َ َْيلُو ِبغَا ِر ِح َرا ٍّء فَ َي َت َحني ُث ِفي ِه َوه َُو التي َع ُبدُ الل ي َي‬
ِ
‫ي َ ْ ِْن َع ا ََل َآه ِ ِِْل َوي َ َ ََت يو ُد ِ َِل ِ َِل ُ يُث يَ ْر ِج ُع ا ََل َخ ِد َجي َة فَ َي َ ََت يو ُد ِل ِمثْ ِلهَا َح يَّت َجا َء ُه الْ َح ُق َوه َُو ِِف‬
ِ ُ َ ‫غَا ِر ِ ِح َرا ٍّء فَ َج َاء ُه الْ َم‬
‫َل فَ َقا َل ا ْق َر ْآ قَا َل َما َآَنَ ِب َق ِارئٍّ قَا َل فَأَخ ََذ ِِن فَغ يَط ِِن َح يَّت بَلَ َغ ِم ِِن‬
َ‫الْ َجهْدَ ُ يُث َآ ْر َسلَ ِِن فَ َقا َل ا ْق َر ْآ قُلْ ُت َما َآَنَ ِب َقا ِرئٍّ فَأَ َخ َذ ِِن فَغ يَط ِِن الثيا ِن َي َة َح يَّت بَلَ َغ ِم ِِن الْ َجهْد‬
‫ُ يُث َآ ْر َسلَ ِِن فَ َقا َل ا ْق َر ْآ فَ ُقلْ ُت َما َآَنَ ِب َقا ِرئٍّ فَأَ َخ َذ ِِن فَغ يَط ِِن الث يا ِلثَ َة ُ يُث َآ ْر َسلَ ِِن فَ َقا َل { ا ْق َر ْآ‬
18 ْ َ ْ
} ‫ْس َرب َِك ي ِاِلي َخلَ َق َخلَ َق ْاَلن ْ َس َان ِم ْن عَلَ ٍّق ا ْق َر ْآ َو َرب ُ َك اْلك َر ُم‬ ِ ْ ‫ِِب‬
ِ
16
T.M. Hasbi Ash-Shiddieqy, Sejarah Pengantar Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, (Cet. VIII; Jakarta:
Bulan Bintang, 1980), t.h.
17
Manna>’ Khali>l al-Qat}t}a>n, Maba>h}i>s\ fi> ‘Ulu>m al-Qur’a>n, terj. Mudzakir AS.: Studi Ilmu-Ilmu Al-
Qur’an, h. 89.
18
Abu> ‘Abdilla>h Muh{ammad ibn ‘Isma>’i>l ibn Ibra>hi>m ibn Mugi>rah ibn Bardizbah al-Bukha>ri>,
S{ah{i>h{ Bukha>ri> , juz 1, h. 7.

7
Terjemahnya:
Permulaaan wahyu yang datang kepada Rasulullah saw. adalah dengan
mimpi yang benar dalam tidur. Dan tidaklah Beliau bermimpi kecuali
datang seperti cahaya subuh. Kemudian Beliau dianugerahi kecintaan
untuk menyendiri, lalu beliau memilih gua Hira dan bertahannus yaitu
'ibadah di malam hari dalam beberapa waktu lamanya sebelum kemudian
kembali kepada keluarganya guna mempersiapkan bekal untuk
bertahannuts kembali. Kemudian beliau menemui Khadijah mempersiapkan
bekal. Sampai akhirnya datang al-Haq saat Beliau di gua Hira, Malaikat
datang seraya berkata: "Bacalah?" Beliau menjawab: "Aku tidak bisa
baca". Nabi saw. menjelaskan: Maka Malaikat itu memegangku dan
memelukku sangat kuat kemudian melepaskanku dan berkata lagi:
"Bacalah!" Beliau menjawab: "Aku tidak bisa baca". Maka Malaikat itu
memegangku dan memelukku sangat kuat kemudian melepaskanku dan
berkata lagi: "Bacalah!". Beliau menjawab: "Aku tidak bisa baca". Malaikat
itu memegangku kembali dan memelukku untuk ketiga kalinya dengan
sangat kuat lalu melepaskanku, dan berkata lagi: (Bacalah dengan
(menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia Telah menciptakan
manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha
Pemurah)."

 Kedua, pendapat yang lain bahwa yang pertama kali turun adalah firman Allah

swt. dalam Q.S. al-Muddas\s\ir/74 ( ‫) ََي َآُّيُ َا الْ ُمد ِيث ُر‬. Sebagaimana dalam hadis Qudsi
dari Ja>bir ibn ‘Abdilla>h ra. yang berbunyi:

‫اَّلل ْ َاْلن َْصا ِر يي قَا َل‬ ِ ‫قَا َل ا ْب ُن ِشه ٍَّاب َو َآخ َ ََْب ِِن َآبُو َسلَ َم َة ْب ُن َع ْب ِد يالر ْ َْح ِن َآ ين َجا ِب َر ْب َن َع ْب ِد ي‬
‫الس َما ِء‬‫ْح فَ َقا َل ِِف َح ِديثِ ِه بَيْنَا َآَنَ َآ ْم َِّش ِا ْذ َ َِس ْع ُت َص ْوًتً ِم ْن ي‬ ِ ْ ‫َوه َُو ُ ََي ِد ُث َع ْن فَ ْ َْت ِة الْ َو‬
‫الس َما ِء َو ْ َاْل ْر ِض‬ ‫س ب َ ْ َني ي‬ ٍّ ِ ‫َل ي ِاِلي َجا َء ِِن ِ ِِب َرا ٍّء َجا ِل ٌس عَ ََّل ُك ْر‬ ُ َ ‫َصي فَا َذا الْ َم‬
ِ
ِ َ َ ‫فَ َرفَ ْع ُت ب‬
‫اَّلل تَ َع َاَل { ََي َآُّيُ َا الْ ُمد ِيث ُر قُ ْم فَأَنْ ِذ ْر‬ ُ ‫فَ ُر ِع ْب ُت ِمنْ ُه فَ َر َج ْع ُت فَ ُقلْ ُت َز ِملُ ِوِن َز ِملُ ِوِن فَأَنْ َز َل ي‬
‫اَّلل ْب ُن يُ ُوس َف َو َآبُو َصا ِل ٍّح‬ ِ ‫ْح َوتَتَاب َ َع ًتَ ب َ َع ُه َع ْبدُ ي‬ ُ ْ ‫ِا ََل قَ ْو ِ ِِل َو ُالر ْج َز فَ ْاْه ُْر } فَ َح ِم َي الْ َو‬
19 ِ
‫َوًتَ ب َ َع ُه ِه ََل ُل ْب ُن َرديا ٍّد َع ْن ُالز ْه ِر ِي َوقَا َل يُون ُ ُس َو َم ْع َم ٌر ب َ َواد ُر ُه‬
Terjemahnya:
Ibn Syiha>b ra. berkata; telah mengabarkan kepadaku Abu> Salamah ibn
‘Abd al-Rah}ma>n bahwa Ja>bir ibn Abdilla>h al-Ans}a>ri> bertutur tentang

19
Abu> ‘Abdilla>h Muh{ammad ibn ‘Isma>’i>l ibn Ibra>hi>m ibn Mugi>rah ibn Bardizbah al-Bukha>ri>,
S{ah{i>h{ Bukha>ri> , juz 1, h. 7.

8
kekosongan wahyu, sebagaimana yang Rasulullah saw. ceritakan: "Ketika
sedang berjalan aku mendengar suara dari langit, aku memandang ke
arahnya dan ternyata Malaikat yang pernah datang kepadaku di gua Hira,
duduk di atas kursi antara langit dan bumi. Aku pun ketakutan dan pulang,
dan berkata: "Selimuti aku. Selimuti aku". Maka Allah swt. menurunkan
wahyu: (Wahai orang yang berselimut) sampai firman Allah swt. (dan
berhala-berhala itu tinggalkanlah). Sejak saat itu, wahyu terus turun
berkesinambungan."
 Ketiga, dikatakan pula bahwa yang pertama kali turun adalah Q.S. al-Fa>tih}ah/1:
1-7, dinamakan pula disebut dengan Umm al-Qur’an/Umm al-Kitab (induknya
Al-Qur’an). Oleh karena itu, yang dimaksudkan adalah surah yang pertama kali
turun secara lengkap.

 Dan yang Keempat, disebutkan juga bahwa yang pertama kali turun adalah ayat
‫( ب ِۡس ِم آ ي َِّلل آ يلر ۡ َْح َٰم ِن آ يلر ِح ِمي‬Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi
Maha Penyayang), karena membaca basmalah itu turun mendahului setiap surah.

Sementara itu, mengenai ayat yang terakhir turun, tercatat adanya sepuluh (10)
pendapat yang berbeda tentang ayat yang terakhir turun, yang diwahyukan kepada
Nabi Muhammad saw. sebelum beliau wafat. Ayat-ayat tersebut adalah:

 Q.S. al-Baqarah/2: 278


َ ۡ ُّ ُ ُ ْ َٰٓ َ ِ َ َ َ ْ َُ َ َ ْ ُ ْ َُ َ َ َ ُّ َ َ
٢٧٨َّ‫ٱلربوَّاَّإِنَّكنتمَّمؤ ِمنِي‬ َ ِ ‫ٱّللَّوذرواَّماَّب‬
ِ َّ‫ِقَّمِن‬ َّ َّ‫وا‬
َّ ‫ِينَّءامنواَّٱتق‬
َّ ‫يأيهاَّٱَّل‬ َٰٓ
Terjemahnya:
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan
sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman20

 Q.S. al-Baqarah/2: 281


َ ُ َ ۡ َ َ َ ۡ َ ُّ ُ َٰ َ ُ ُ َ َ ُ ْ ُ َ
َّ‫َّوه ۡم ََّل‬ ‫َّف َُّك َّنف ٖس َّما َّكسبت‬ َّ َّ ‫وا َّيَ ۡو ٗما َّت ۡر َج ُعون َّفِيهِ َّإَِل‬
‫ٱّلل ِ َّثمَّ َّتو‬ َّ ‫وٱتق‬
َ َ ۡ
َّ ٢٨١َّ‫ُيظل ُمون‬
Terjemahnya:
Dan peliharalah dirimu dari (azab yang terjadi pada) hari yang pada waktu
itu kamu semua dikembalikan kepada Allah. Kemudian masing-masing diri

20
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 47.

9
diberi balasan yang sempurna terhadap apa yang telah dikerjakannya,
sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan)21

 Q.S. al-Baqarah/2: 282


ُ ۡ َ ۡ َ ُ ُ ُ ۡ َ ِٗ َ ُّ َ َ َٰٓ َ ۡ َ ُ َ َ َ َ ْ ٓ ُ َ َ َ َ ُّ َ َ
َّ‫وه َّوِلكتب‬ َّ ‫َّفٱكتب‬ َّ ‫ِين َّءامنوا َّإِذا َّتداينتم َّبِدي ٍن َّإَِل َّأج ٖل َّمسّم‬ َّ ‫يأيها َّٱَّل‬ َٰٓ
َّۡ‫ك ُتب‬ ۡ َ ۡ َ ُ ُ َ َ َ َ َ ُ ۡ َ َ ٌ َ َ ۡ َ َ َ ۡ َ ۡ ُۢ ُ َ ۡ ُ َ ۡ
‫ٱّلل َّفلي‬
َّ َّ ‫بينكم ََّكت ِب ََّّب ِٱلعد َِّل َّوَل َّيأب ََّكت ِب َّأنَّيكتب َّكماَّعلمه‬
َ َ َ ٗۡ َ ُۡ ۡ َ َۡ ََ ُ َ َ ۡ َ ُّ َ ۡ ۡ َ َ ۡ
َّ‫ٱّلل َّرب َّهۥ َّوَل َّيبخس َّمِنه َّشيَّا َّفنِنََّكن‬ َ
َّ َّ ‫ق َّوِلت ِق‬ َّ ‫َوِلُ ۡمل ِ ِل َّٱَّلِي َّعليهَِّٱۡل‬
ُ َ ۡ َُۡۡ َُ ُ َ ُ َ ۡ َ َ ۡ َ ً َ ۡ َ ً َ ُّ ۡ ۡ َ َ
ُّ
َّ‫يعَّأنَّي ِمل َّهو َّفليملِلَّو ِِل َّهۥ‬ َّ ‫قَّسفِيهاَّأو َّضعِيفاَّأوََّل َّيست ِط‬ َّ ‫ٱۡل‬َ َِّ‫ٱَّلِي َّعليه‬
ٞ ُ ََ َۡ ُ َ َ ُ َ ۡ َ ۡ ُ َ ِ ۡ َ َ ْ ُ ۡ َ ۡ َ َۡۡ
َّ‫ي َّفرجل‬ ِ ‫وا َّش ِهيدي ِن َّمِن َّرِجال ِكم َّفنِن َّلَّ َّم َّيكونا َّرجل‬ َّ ‫َّب ِٱلعد َِّل َّ َّوٱستش ِهد‬
َ ُ َٰ َ ۡ َ ِ َ ُ َ َ ُ َٰ َ ۡ َ َ ِ ٓ َ َ ُّ َ َ ۡ َ ۡ َ َََ ۡ َ
َّ‫ضل َّإِحدىهما َّفتذكِر َّإِحدىهما‬ ِ ‫ان َّمِمن َّترضون َّمِن َّٱلشهداءَّ َّأن َّت‬ َِّ ‫َّوٱمرأت‬
َّۡ‫رياَّأَو‬ ً ِ‫َّغغ‬ َ ُ‫ك ُت ُبوه‬ ۡ َ َ ْ ٓ ُ َ ۡ َ َ َ ْ ُ ُ َ َ ُ ٓ َ َ ُّ َ َ َ َ َٰ َ ۡ ُ ۡ ۡ
‫ى َّوَل َّيأب َّٱلشهدا َّء َّإِذاَّماَّدعوا َّوَل َّتسَّموا َّأنَّت‬ َّ ‫ٱۡلخ َّر‬
ٓ ْ َ َ َ َ َ َ َ َ ً َ
َّ‫َنَّأَلَّت ۡرتابُ ٓواَّإَِل‬ َٰٓ َ ‫َّوأ ۡد‬ َ ِ ‫ٱّللَِّ َوأ ۡق َو ُمَّل ِلش َه َٰ َدة‬ َ ‫ِك ۡمَّأ ۡق َس ُطَّع‬
َّ َّ‫ِند‬
ُ َٰ َ
‫َلَّأ َجل ِ َّهِۦََّّذل‬
ََّٰٓ ِ ‫ريا إ‬ ِ ‫كب‬
َ ٌ َ ُ ۡ ُ َۡ َ َ ََۡ ۡ ُ ََۡ ََ ُ ٗ َ َ ً َ َٰ َ َ ُ َ َ
َّ‫اضة َّت ِديرونها َّبينكم َّفليس َّعليكم َّجناح َّأَل‬ ُ َّ ِ ‫أن َّتكون َّت ِجرة َّح‬
ُ َ ْ َُ َۡ ٞ َ ََ ٞ َ َ ُ ََ ۡ ُۡ َ ََ َ ْٓ ُ ََۡ َ ُُ ۡ َ
َّ‫تكتبوهاَّۗوأش ِهدواَّإِذاَّتبايع َّت َّمَّوَلَّيضٓارََّكت ِبَّوَلَّش ِهيدَِّإَونَّتفعلواَّفنِن َّهۥ‬
ٞ ِ ‫َّعل‬ َ ‫ََّشء‬ َ ِ ُ ُ َ ُ ُ ُ ُ ِ َ ُ َ َ ْ ُ َ ۡ ُ ُۢ ُ ُ ُ
٢٨٢َّ‫يم‬ ٍ ۡ ‫ٱّللََّّب ِك ِل‬ َّ ‫ٱّللَّۗ َّو‬
َّ َّ‫ٱّللَّويعلِمكم‬ َّ َّ‫وا‬
َّ ‫َّوٱتق‬ َّ ۗ‫فسوقَّبِكم‬
Terjemahnya:
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu´amalah tidak secara
tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan
hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar.
Dan janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah
mengajarkannya, meka hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang
berhutang itu mengimlakkan (apa yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia
bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikitpun
daripada hutangnya. Jika yang berhutang itu orang yang lemah akalnya
atau lemah (keadaannya) atau dia sendiri tidak mampu mengimlakkan,
maka hendaklah walinya mengimlakkan dengan jujur. Dan persaksikanlah
dengan dua orang saksi dari orang-orang lelaki (di antaramu). Jika tak ada
dua oang lelaki, maka (boleh) seorang lelaki dan dua orang perempuan dari
saksi-saksi yang kamu ridhai, supaya jika seorang lupa maka yang seorang

21
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 47.

10
mengingatkannya. Janganlah saksi-saksi itu enggan (memberi keterangan)
apabila mereka dipanggil; dan janganlah kamu jemu menulis hutang itu,
baik kecil maupun besar sampai batas waktu membayarnya. Yang demikian
itu, lebih adil di sisi Allah dan lebih menguatkan persaksian dan lebih dekat
kepada tidak (menimbulkan) keraguanmu. (Tulislah mu´amalahmu itu),
kecuali jika mu´amalah itu perdagangan tunai yang kamu jalankan di antara
kamu, maka tidak ada dosa bagi kamu, (jika) kamu tidak menulisnya. Dan
persaksikanlah apabila kamu berjual beli; dan janganlah penulis dan saksi
saling sulit menyulitkan. Jika kamu lakukan (yang demikian), maka
sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan pada dirimu. Dan bertakwalah
kepada Allah; Allah mengajarmu; dan Allah Maha Mengetahui segala
sesuatu22

 Q.S. A<li ‘Imra>n/3: 195


َ ُ َۡ َ َ ِ ُ ِ
ََّٰ‫نثر‬ َٰ َ َ َ َ ُ ُ ٓ َ ِ َ ۡ ُ ُّ َ ۡ ُ َ َ َ َ ۡ َ
‫ضيع َّعمل َّع ِم ٖل َّمِنكم َّمِن َّذك ٍر َّأو َّأ‬ ِ ‫اب َّلهم َّربهم َّأ َِن ََّل َّأ‬ َّ ‫فٱستج‬
َ ْ ُ َُ ۡ َ ْ ُ ۡ َُ ْ ُ َ َ َ َ ۡ َ ِِ ‫ك‬ ُ ُ َۡ
َّ‫يِل‬ِ ِ ‫َِّف َّسب‬ َٰ
ِ ‫ِين َّهاجروا َّوأخ ِرجوا َّمِنَّدِي ِرهِم َّوأوذوا‬ َّ ‫َّفٱَّل‬ ‫مَّم ُۢن َّبع ٖ ر‬
َّ ‫ض‬ ‫بعض‬
َۡ
ََّ‫ِنََّتتِها‬ ۡ َ َٰ َ ۡ ُ َ ۡ ُ َ َ ۡ َ ِ َ ۡ ُ ۡ َ َ ِ َ ُ َ ْ ُ ُ َ ْ ُ َ َٰ َ َ
‫تََّت ِريَّم‬ٖ ‫خلنهمَّجن‬ ِ ‫وقتلواَّوقتِلواَّۡلك ِفرنَّعنهمَّس ِيَّات ِ ِهمَّوۡلد‬
َ ُ ۡ ُ ُ َ ُ َ ۡ ِ ٗ َ َ ُ َٰ َ ۡ َ ۡ
َّ ١٩٥َّ‫اب‬
َِّ ‫ٱّللَّعِند َّهۥَّحسنَّٱثلو‬
َّ ‫ٱّللَِّ َّو‬
َّ َّ‫ٱۡلنه َّرَّثواباَّمِنَّعِن ِد‬
Terjemahnya:
Maka Tuhan mereka memperkenankan permohonannya (dengan berfirman):
"Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal
di antara kamu, baik laki-laki atau perempuan, (karena) sebagian kamu
adalah turunan dari sebagian yang lain. Maka orang-orang yang berhijrah,
yang diusir dari kampung halamannya, yang disakiti pada jalan-Ku, yang
berperang dan yang dibunuh, pastilah akan Ku-hapuskan kesalahan-
kesalahan mereka dan pastilah Aku masukkan mereka ke dalam surga yang
mengalir sungai-sungai di bawahnya, sebagai pahala di sisi Allah. Dan
Allah pada sisi-Nya pahala yang baik"23

 Q.S. al-Nisa>’/4: 93
َ ُ َ َ َ َ ُ ٓ َ َ ٗ ِ َ َ ُّ ٗ ۡ ُ ۡ ُ ۡ َ َ َ
َِّ‫ٱّلل َّ َعل ۡيه‬ َ ‫ض‬
َّ َّ ‫ب‬ ِ ‫َّوغ‬ ‫ج َزاؤَّهُۥ َّ َج َهن ُم َّخ َٰ ِ ِٗلا َّفِيها‬ ‫ومن َّيقتل َّمؤمِنا َّمتع ِمدا َّف‬
ٗ َ ً َ َ َُ َ ََ ُ َ َ َ َ
َّ ٩٣َّ‫َّلۥَّعذاباَّع ِظيما‬ َّ ‫ولعن َّهۥَّوأعد‬
Terjemahnya:
Dan barangsiapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja maka
balasannya ialah Jahannam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka

22 Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 48.


23 Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 76.

11
kepadanya, dan mengutukinya serta menyediakan azab yang besar
baginya24

 Q.S. al-Nisa>’/4: 176


َ َ ٞ َ َ َُ َ َۡ َ َ َ ٌْ ُ ۡ َ َ َ ۡ ُ
ۡ ‫يك‬ ُۡ ُ ُ َ َ ُ َۡ َۡ
َّ‫ل َّٓۥ‬
َُّ ‫َّو‬ َّ ‫َِّف َّٱلكلَٰلةَِّ َّإ ِ ِن َّٱمرؤَّا َّهلك َّليس‬
‫َّلۥ َّوَل‬ ِ ‫م‬ ِ ‫ت‬ ‫ف‬ ‫ي‬ َّ َّ
‫ٱّلل‬ َّ ‫ل‬
ِ ‫ك َّق‬
َّ ‫يستفتون‬
ََۡۡ ََ َ َ ََٞ َ ُ َ ۡ َُٓ َ َ ُ َ َ ََ َ ُ ۡ َََ ٞ ۡ ُ
َّ‫ي‬َِّ ‫َّفلهاَّن ِصف َّماَّترك َّوهو َّي ِرثها َّإِنَّلم َّيكنَّلهاَّوَل َّفنِنََّكنتاَّٱثنت‬ َّ ‫أخت‬
َِ ُۡ َ َ ٓ َ ٗ َ ِ َٗ ۡ ْٓ ُ َ َ َُ ََ
َّ‫َّح ِظ‬ ‫َّون َِسا ٗء َّفلِذلك ِر َّمِثل‬ ‫ك َِّإَون ََّكنوا َّإِخوة َّرِجاَل‬ ََّ ‫ان َّمِما َّت َر‬ َِّ ‫فل ُه َما َّٱثلُّلث‬
ُۢ ُ َ ۡ َ ِ ُ ُ َ ْ ُّ َ َ ۡ ُ َ ُ ُ ِ َ ُ ۡ َ َ ُ ۡ
١٧٦َّ‫ٱّللَّبِك ِلََّش ٍءَّعلِيم‬ َّ ‫َّو‬َّ ‫ضل ۗوا‬ ِ ‫ٱّللَّلكمَّأنَّت‬ َّ َّ‫ينَّيب ِي‬ َِّ ‫ٱۡلنثي‬
Terjemahnya:
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah: "Allah
memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu): jika seorang meninggal
dunia, dan ia tidak mempunyai anak dan mempunyai saudara perempuan,
maka bagi saudaranya yang perempuan itu seperdua dari harta yang
ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mempusakai (seluruh harta
saudara perempuan), jika ia tidak mempunyai anak; tetapi jika saudara
perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang
ditinggalkan oleh yang meninggal. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri
dari) saudara-saudara laki dan perempuan, maka bahagian seorang saudara
laki-laki sebanyak bahagian dua orang saudara perempuan. Allah
menerangkan (hukum ini) kepadamu, supaya kamu tidak sesat. Dan Allah
Maha Mengetahui segala sesuatu25

 Q.S. al-Ma>’idah/5: 3
ۡ َ ُ ََٓ ۡ ُ َۡ َ ُ َ ُ َ ۡ َ ۡ ُ ُ ۡ َ َ ۡ َ ِ ُ
َّ‫ٱّللِ َّب ِ َّهِۦ‬
َّ َّ ‫ري‬ ِ ‫ِغ‬ ‫ل‬ َّ ‫ِل‬ ‫ه‬ ‫َّأ‬ ‫ا‬‫م‬ ‫و‬ َّ َّ
‫ير‬
ِ ِ ‫ِزن‬ ‫ٱۡل‬ َّ ‫ت َّعليكم َّٱلميت َّة َّ َّوٱَل َّم َّوۡلم‬ َّ ‫ح ِرم‬
َّۡ‫َّذك ۡي ُتم‬ َ َ ََ َ ََٓ ُ َ ُ ََُِۡ َ َُ َُۡۡ َ ُ َ َ ُۡۡ َ
‫َتدِيَ َّة َّ ََّوٱنل ِطيح َّة َّوما َّأكل َّٱلسب َّع َّإَِل َّما‬
ُ ُ ‫َّوٱلمنخنِق َّة َّ َّوٱلموقوذ َّة َّ َّوٱلم‬
َ ۡ ٌ ۡ ۡ ُ َ َٰ َ ۡ َ ۡ ْ ُ ۡ َ ۡ َ َ َ ََ ُ
َ َ ۡ َ
َّ‫وا ََّّب ِٱۡلزل َِّم َّذَٰل ِكم َّف ِسق َّۗٱِلو َّم َّيئِس‬ َّ ‫سم‬ ِ ‫ب َّوأن ََّّتستق‬ َِّ ‫َو َما َّذب ِ َح َّلَع َّٱنلُّ ُص‬
َّۡ‫كم‬ ُ َ ُ ۡ َ ۡ َ َ َۡۡ ۡ َ ۡ َ ۡ ُ ۡ َ َۡ ََ ۡ ُ ْ ََ َ
‫ن َّٱِلو َّم َّأكملت َّل‬ َِّ ‫َّوٱخشو‬ َّ ‫ِين َّكف ُروا َّمِن َّدِينِكم َّفٗل ََّتشوهم‬ َّ ‫ٱَّل‬
ُ ۡ َ َ ٗ َ َٰ َ ۡ ۡ ُ ُ َ ُ َ َ َ ۡ ۡ ُ َۡ َ ُ ۡ َ ََۡ ۡ ُ َ
ََّّ‫ٱۡلسل َّم َّدِينا َّفم ِن َّٱضطر‬ ِ َّ ‫ضيت َّلكم‬ ِ ‫دِينكم َّوأتممت َّعليكم َّن ِعم ِِت َّور‬
ٞ ٞ َُ َ َ ۡ ِ َ ‫َّم َت‬
ُ ‫ري‬ َ َ ََۡ
َ ۡ ‫َّغ‬
َّ ٣َّ‫حيم‬ ِ ‫ٱّللَّغفورَّر‬ َّ َّ‫َّۡلث ٖمَّفنِن‬ ِِ ‫جان ِٖف‬ ‫ِِفََّممص ٍة‬
24
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 93.
25
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 106.

12
Terjemahnya:
Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging
hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang
terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali
yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang
disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan
anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan.
Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan)
agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah
kepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan
telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu
jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa
sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang26

 Q.S. al-Taubah/9: 128


ُ ۡ َ َ ٌ َ ۡ ُّ َ َ ۡ َ َ ٌ َ ۡ ُ ُ َ ۡ ِ ٞ ُ َ ۡ ُ َٓ َ ۡ ََ
َّ‫سكم َّع ِزيز َّعليهَِّماَّعنِتم َّح ِريص َّعليكم‬
ِ ‫لق َّد َّجاءكم َّرسول َّمِن َّأنف‬
ٞ ٞ َُ َ ُۡۡ
َّ ١٢٨َّ‫حيم‬ َّ ِ ‫َّب ِٱلمؤ ِمن‬
ِ ‫يَّرءوفَّر‬
Terjemahnya:
Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat
terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan
keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-
orang mukmin27

 Q.S. al-Kahfi/18: 110


ْ ُ ۡ َ َ َ َ َ ٞ َ ٞ َٰ َ ۡ ُ ُ َٰ َ ٓ َ َ َ َٰٓ َ ُ ۡ ُ ُ ۡ ِ ٞ َ َ ۠ َ َ ٓ َ ۡ ُ
َّ‫حد َّفمنََّكن َّيرجوا‬ ِ َٰ ‫ل َّإِنما َّأنا َّبّش َّمِثلكم َّيوَح َّإَِل َّأنما َّإِلهكم َّإِله َّو‬
َّ ‫ق‬
َ َ َ َِ َ َ ۡ ُۡ ََ ٗ َ َٗ َ َۡ ََۡۡ َِ ٓ َ
ُۢ
١١٠َّ‫ّشكَّبِعِبادةَِّرب ِ َّهِ َّۦَّٓأحدا‬ َ
ِ ‫ل ِقا َّءَّرب ِ َّهِۦَّفليعملَّعمٗلَّصَٰلِحاَّوَلَّي‬
Terjemahnya:
Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang
diwahyukan kepadaku: "Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah
Tuhan yang Esa". Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya,
maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia
mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya"28

26
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 107.
27
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya , h. 207.
28
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya , h. 304.

13
 Q.S. al-Nas}r/110: 1-3
ٗ َ َۡ َ ُ ُ َۡ َ َ ۡ ََ َ ُ ۡ َۡ َ ُ ۡ َ ََٓ َ
٢َّ‫ٱّللَِّأفواجا‬
َّ َّ‫ِين‬
ِ ‫َِّفَّد‬
ِ ‫اسَّيدخلون‬ َّ ‫ ورأيتَّٱنل‬١َّ‫ح‬ َّ ‫ٱّللَِّ َّوٱلفت‬
َّ َّ‫إِذاَّجاءَّنِص‬
َ َ َ ۡ ۡ َ َ َِ َۡ ِۡ َ َ
٣َّ‫ٱس َتغ ِف ۡرَّهَُّإِن َُّهۥََّكنَّتوابَُۢا‬ َّ ‫حَّ ِِبم ِدَّربِك‬
‫َّو‬ َّ ِ ‫فسب‬
Terjemahnya:
(1) Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan (2) dan kamu
lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong (3) maka
bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya.
Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat29
Dari kesepuluh ayat tersebut yang dipandang sebagai wahyu yang terakhir turun,
oleh Sya’ban Muhammad Ismail dan juga Adnan Muhammad Zurzur, yang dapat
diterima sebagai yang sebenarnya terakhir turun adalah Q.S. al-Baqarah/2: 281. Ayat
ini berdasarkan penyampaian ‘Ikrimah dari Ibn ‘Abba>s dalam H.R. al-Nasa>’i> adalah
yang terakhir turun dan Sembilan hari setelah itu Rasulullah saw. wafat.30 Sedangkan
potongan ayat Q.S. al-Ma>idah/5: 3, sesuai riwayat turun pada hari Arafah, tepat pada
Haji Wada’ bagi Rasulullah saw., dan setelah itu Rasulullah saw. masih hidup sampai
81 hari.31

3. Tahapan Turunnya Al-Qur’an

Adapun proses turunnya al-Qur’an kepada Nabi Muhammad saw. dalam melalui
tiga tahapan, yaitu:32

 Pertama, al-Qur’an turun secara sekaligus dari Allah ke Lauh{ al-Mah}fuz{, yaitu
suatu tempat yang merupakan catatan tentang segala ketentuan dan kepastian
Allah. Proses pertama ini diisyaratkan dalam Q.S. al-Buru>j/85: 21-22 dan Q.S.
al-Wa>qi’ah/56: 77-80, yang berbunyi:

29
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 603.
30
Sya’ban Muhammad Ismail, Al-Madkhal li al-Dirasa>t al-Qur’a>n wa al-Sunnah (Kairo: Da>r
Ans{a>r, t.th.), h. 168.
31
Adnan Muhammad Zurzur, ‘Ulu>m al-Qur’a>n Madkhal ila> Tafsi>r al-Qur’a>n wa Baya>n ‘Ija>zih
(Cet. I; Damaskus: al-Maktab al-Isla>mi>, t.th.), h. 73.
32
Rosihon Anwar, Ulum Al-Qur’an: Disusun Berdasarkan Kurikulum Terbaru Nasional PTAI
(Cet. I; Bandung:Pustaka Setia, 2007), h. 34.

14
ُۡ َ ٞ ٞ َ ُۡ َ ُ َۡ
ِۢ ‫ ِِفَّل ۡو ٖحََّّمف‬٢١َّ‫ََّّميد‬
َّ ٢٢َّ‫وظ‬ ِ ‫ان‬ ‫بلَّهوَّقرء‬
Terjemahnya:
(21) Bahkan yang didustakan mereka itu ialah al-Qur’an yang mulia (22)
yang (tersimpan) dalam Lauh{ al-Mah{fuz{.33
َ ۡ ۡ
ُ‫ك‬ َ َ ٞ َ ۡ َُ ُ
َّ ‫ َلََّّ َي َم ُّس َُّه َّٓۥَّإَِلَّٱل ُم َطه ُر‬٧٨َّ‫ون‬
٧٩َّ‫ون‬ ٖ ‫ن‬ ‫َّم‬ ‫ب‬
ٖ َٰ ‫ِت‬ ‫ك‬ َّ ‫ِف‬
ِ ٧٧ َّ ٞ ‫َّكر‬
‫يم‬ ِ ‫إِنهۥَّلقرءان‬
َ َۡ ِ ٞ َ
ِ ‫يل‬
٨٠َّ‫ي‬ ََّ ‫بَّٱلعَٰل ِم‬ِ ‫ِنَّر‬
‫َّم‬ ‫زن‬
ِ ‫ت‬
Terjemahnya:
(77) Sesungguhnya al-Qur’an ini adalah bacaan yang sangat mulia (78)
pada kitab yang terpelihara (Lauh{ al-Mah{fuz{) (79) tidak menyentuhnya
kecuali orang-orang yang disucikan (80) Diturunkan dari Tuhan Alam
Semesta.34
 Kedua, al-Qur’an diturunkan dari Lauh{ al-Mah}fuz ke Bait al-‘Izzah (tempat
yang berada di langit dunia). Proses kedua ini diisyaratkan Allah dalam Q.S. al-
Qadr/97: 1 dan Q.S. al-Dukha>n/44: 3, yang berbunyi:
ۡ َ ۡ َ ۡ َ ُ َٰ َ ۡ َ َ ٓ
َّ ١َِّ‫َِّفَِّللةَِّٱلقد َّر‬
ِ ‫إِنَّاَّأنزلنه‬
Terjemahnya:
Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (al-Qur’an) pada malam
kemuliaan35

َ ُ ُ َ َ َ ُّ َ ۡ َ ُ َ ۡ َ َ ٓ
َّ ٣َّ‫َِّفَِّللةَّٖمبَٰرك ٍةَّإِناَّكناَّمن ِذرِين‬
ِ ‫إِناَّأنزلنَٰه‬
Terjemahnya:
sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi
dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan36
 Ketiga, al-Qur’an diturunkan dari Bait al-‘Izzah ke dalam hati Nabi
Muhammad saw. dengan jalan berangsur-angsur sesuai dengan kebutuhan.
Adakalanya satu ayat, dua ayat, dan bahkan kadang-kadang satu surah.

33
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 590.
34
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 537.
35
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 598.
36
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 496.

15
Mengenai proses turunnya dalam tahap ketiga, diisyaratkan dalam Q.S. al-
Syu’ara>’/26: 193-195, yang berbunyi:

َ ُ ۡ َ َ ُ َ َ ۡ َ َٰ َ َ ُ َۡ ُ َََ
َّ‫ان‬ َ
ٍَّ ‫ بِلِس‬١٩٤َّ ‫ين‬
َّ ِ‫َّّلكون َّمِن َّٱلمن ِذر‬
ِ ‫ لَع َّقلبِك‬١٩٣َّ ‫ِي‬
َّ ‫وح َّٱۡلم‬ ُّ
َّ ‫نز َّل َّبِهِ َّٱلر‬
١٩٥َّ‫ي‬ ِ ‫ب‬ ُّ ‫ب‬
‫َّم‬ ِ ‫َع َر‬
ٖ ِٖ
Terjemahnya:
(193) dia dibawa turun oleh al-Ru>h{ al-Ami>n (Jibril) (194) ke dalam hatimu
(Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang
memberi peringatan (195) dengan bahasa Arab yang jelas.37
Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. melalui perantara Malaikat
Jibril as., tidak secara sekaligus, melainkan turun sesuai dengan kebutuhan. Bahkan,
sering wahyu turun untuk menjawab pertanyaan para sahabat yang dilontarkan kepada
Nabi atau untuk membenarkan tindakan Nabi Muhammad saw. Di samping itu, banyak
pula ayat atau surah yang diturunkan tanpa melalui latar belakang pertanyaan atau
kejadian tertentu.38

C. Hikmah yang tekandung dalam Turunnya Al-Qur’an

Hikmah diturunkanya al-Qur’an secara berangsur-angsur itu sangat banyak


manfaatnya, baik bagi pribadi Nabi Muhammad saw., masyarakat arab ketika masa al-
Qur’an diturunkan maupun bagi umat setelah masa sahabat39. Berikut ini yang
merupakan hikmah turunnya al-Qur’an secara berangsur-angsur,40 yaitu:

(1) Untuk memantapkan hati Rasulullah saw. dalam menyampaikan risalah dan
bersabar menghadapi permusuhan kaum kafir. Ini dijelaskan dalam Q.S. al-
Furqa>n/25: 32, yang berbunyi:

37
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 375.
38
Rosihon Anwar, Ulum Al-Qur’an: Disusun Berdasarkan Kurikulum Terbaru Nasional PTAI, h.
36.
39
M.F. Zenrif, Sintesis Paradigma Studi Al-Qur’an, h. 8-9.
40
M. Rusydi Khalid, Mengkaji Ilmu-Ilmu Al-Qur’an (Cet. I; Makassar: Alauddin University
Press, 2011), h. 30.

16
َ ‫َّنلُثَ ِب‬ َ َٰ َ َ ٗ َ َٰ َ ٗ َ ۡ ُ ُ َ ۡ ُ ۡ ۡ َ َ َ ِ ُ َ ۡ َ ْ ُ َ َ َ َ ََ
َّ‫ت‬ ِ ِ ‫ِك‬ ‫ل‬‫ذ‬ ‫َّك‬ ‫ة‬‫د‬ ‫ح‬
ِ ‫َّو‬ ‫ة‬ ‫ل‬ ‫ُج‬ َّ َّ
‫ان‬ ‫ء‬‫ر‬‫ق‬‫ٱل‬َِّ ‫ه‬‫ي‬ ‫ل‬ ‫َّع‬ ‫ل‬‫ز‬
ِ ‫َّن‬ ‫َل‬‫و‬‫َّل‬ ‫وا‬ ‫ر‬ ‫ف‬ ‫ك‬ َّ َّ
‫ِين‬ ‫ٱَّل‬َّ َّ
‫ال‬ ‫َّوق‬
ٗ َ ۡ َ َ َ َُ
٣٢َّ‫َّو َرتل َنَٰ ُهَّت ۡرتِيٗل‬ ‫ب ِ َّهِۦَّفؤادك‬
Terjemahnya:
Berkatalah orang-orang yang kafir: "Mengapa al-Qur’an itu tidak
diturunkan kepadanya sekali turun saja?"; demikianlah supaya Kami
perkuat hatimu dengannya dan Kami membacanya secara tartil (teratur
dan benar)41
Memantapkan hati Nabi saw., dapat berarti memudahkan Nabi untuk
menghafal, menyimak dan menyampaikan ayat-ayat al-Qur’an, dan juga
berarti mengokohkan tekad Nabi berjuang menghadapi ejekan dan
permusuhan orang-orang kafir.

(2) Untuk memudahkan umat Islam mempelajari dan menghafal ayat-ayat al-
Qur’an. Ayat-ayat yang turun secara bertahap pada masa hidup Rasulullah
saw. selama lebih dari 23 tahun dan kebanyakannya turun sebanyak antara
lima sampai sepuluh ayat memudahkan bagi sahabat-sahabat Nabi, yang
sebagiannya masih buta huruf untuk menghafal ayat-ayat tersebut dan
menjalankan perintah dan menjauhi larangannya. Hikmah yang dapat ditarik
dari firman Allah swt, dalam Q.S. al-Isra>’/17: 106, yang berbunyi:

ٗ َ ُ َ ۡ َ َ ۡ ُ َٰ َ َ ََ ََُ َۡ ُ َ ۡ ََ ٗ َ ُۡ َ
١٠٦َّ‫زنيٗل‬ َٰ
ِ ‫ثَّونزلنهَّت‬
ٖ ‫اسَّلَعَّمك‬ ِ ‫وقرءاناَّفرقنَٰه‬
َّ ِ ‫َّّلقرأ َّهۥَّلَعَّٱنل‬
Terjemahnya:
Dan al-Qur’an itu telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur agar
kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan Kami
menurunkannya bagian demi bagian.42
(3) Membatalkan tantangan orang-orang kafir tentang kebenaran dan keotentikan
al-Qur’an sebagai firman Allah swt. Sesuai dengan firman Allah swt. dalam
Q.S. al-Furqa>n/25: 33, yang berbunyi:

41
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 362.
42
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 293.

17
ً ۡ َ َ َ ۡ َ َ ِ َ ۡ َ َٰ َ ۡ َ َ َ َ ُ َۡ َ َ
٣٣َّ‫سريا‬
ِ ‫قَّوأحسنَّتف‬ َِّ ‫جئنكََّّب ِٱۡل‬
ِ َّ‫َلَّيأتونكَّبِمث ٍلَّإَِل‬
َّ ‫و‬
Terjemahnya:
Tidaklah orang-orang kafir itu datang kepadamu (membawa) sesuatu
yang ganjil, melainkan Kami datangkan kepadamu suatu yang benar dan
yang paling baik penjelasannya43
(4) Penetapan hukum syari’ah secara berangsur-angsur agar tidak memberatkan
umat. Ayat-ayat yang turun pada meriode Mekkah berkisar pada masalah
tauhid, iman kepada perkara-perkara yang gaib seperti surga dan neraka, dan
setelah umat menerima dengan reda dan mantap kebenaran ayat-ayat itu,
barulah diturunkan ayat-ayat tentang perintah dan larangan, tentang halal dan
haram.
(5) Menunjukkan dengan bukti nyata bahwa al-Qur’an itu bukanlah karangan
Nabi Muhammad saw., melainkan firman Allah swt. yang diwahyukan untuk
membuktikan kebenaran risalah Nabi saw. Adapun firman Allah swt. dalam
Q.S. al-Nisa>’/4: 82, yang berbunyi:

ٗ َٰ َ ۡ ْ ُ َ ََ ۡ َ ۡ َ َ َۡ َ َ َ ۡ ُۡ َ ُ َ َ َ َ ََ
َّ‫ٱّللِ َّلوجدوا َّفِيهَِّٱختِلفا‬
َّ َّ ‫ري‬
ِ ‫ان َّولو ََّكن َّمِن َّعِن ِد َّغ‬
َّ ‫ٗل َّيتدبرون َّٱلقرء‬
َّ ‫أف‬
ٗ ِ ‫َكث‬
٨٢َّ‫ريا‬
Terjemahnya:
Maka apakah mereka tidak memperhatikan al-Qur’an? Kalau kiranya al-
Qur’an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat
pertentangan yang banyak di dalamnya44
(6) Membuktikan keunggulan al-Qur’an dari kitab-kitab yang lain, sebagai
mukjizat Nabi saw. yang sekali pun turun dalam waktu-waktu yang berbeda,
tetap merupakan satu kesatuan yang utuh.

43
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 363.
44
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 91.

18
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

 Menurut bahasa, kalimat ‫ نُ ُز ْو ُل الْ ُق ْرآن‬dipisahkan menjadi dua kata yaitu kata ‫نُ ُز ْو ُل‬
dan ‫الْ ُق ْرآن‬. Kata ‫ نُ ُز ْو ُل‬merupakan wazn bahasa Arab, yaitu ‫ْن ُل‬ ِ ْ َ ‫ نَ َز َل – ي‬yang berarti
‘turunnya suatu benda dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah.’ Sedangkan

kata ‫الْ ُق ْرآن‬ yaitu firman Allah swt. yang telah diturunkan melalui perantara

Malaikat Jibril as. kepada Nabi Muhammad saw. dan membacanya adalah ibadah.
 Al-Qur’an diturunkan dalam tempo 22 tahun 2 bulan 22 hari, yaitu mulai pada
malam Senin tanggal 17 Ramad{a>n tahun 41 dari kelahiran Nabi saw. (06 Agustus
610 M), sampai pada tanggal 9 Z|ulh{ijjah tahun 63 dari kelahiran Nabi saw. atau
tahun 10 H pada saat Nabi melakukan ibadah Haji Wada’. Sesuai dengan
kemuliaan dan kebesaran al-Qur’an, Allah menjadikan malam permulaan turunnya
al-Qur’an itu dinamakan Lailah al-Qadr, yaitu suatu malamnya yang tinggi
kadarnya.

 Mengenai ayat yang pertama turun kepada Nabi Muhammad saw., yaitu: (1)

bahwa ayat yang pertama diturunkan adalah Q.S. al-‘Alaq/96: 1-5. (2) Q.S. al-
Muddas\s\ir/74 ( ‫) ََي َآُّيُ َا الْ ُمد ِيث ُر‬. (3) Q.S. al-Fa>tih}ah/1: 1-7, dinamakan pula dengan
Umm al-Qur’an (induknya Al-Qur’an). (4) ‫مي‬ ِ ‫( ب ِۡس ِم آ ي َِّلل آ يلر ۡ َْح َٰم ِن آ يلر ِح‬Dengan
menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang). Sementara itu,
mengenai tentang ayat yang terakhir turun yang diwahyukan kepada Nabi

Muhammad saw. sebelum beliau wafat, adalah Q.S. al-Baqarah/2: 278, Q.S. al-

Baqarah/2: 281, Q.S. al-Baqarah/2: 282, Q.S. A<li ‘Imra>n/3: 195, Q.S. al-Nisa>’/4:

93, Q.S. al-Nisa>’/4: 176, Q.S. al-Ma>’idah/5: 3, Q.S. al-Taubah/9: 128, Q.S. al-

Kahfi/18: 110, dan Q.S. al-Nas}r/110: 1-3.

19
 Adapun proses turunnya al-Qur’an kepada Nabi Muhammad saw. dalam melalui
tiga tahapan, yaitu Pertama, al-Qur’an turun secara sekaligus dari Allah ke Lauh{
al-Mah}fuz{, yaitu suatu tempat yang merupakan catatan tentang segala ketentuan
dan kepastian Allah. Kedua, al-Qur’an diturunkan dari Lauh{ al-Mah}fuz ke Bait al-
‘Izzah (tempat yang berada di langit dunia). Ketiga, al-Qur’an diturunkan dari Bait
al-‘Izzah ke dalam hati Nabi Muhammad saw. dengan jalan berangsur-angsur
sesuai dengan kebutuhan.
 Yang merupakan hikmah turunnya al-Qur’an secara berangsur-angsur, yaitu: (1)
Untuk memantapkan hati Rasulullah saw. dalam menyampaikan risalah dan
bersabar menghadapi permusuhan kaum kafir. (2) Untuk memudahkan umat Islam
mempelajari dan menghafal ayat-ayat al-Qur’an. (3) Membatalkan tantangan
orang-orang kafir tentang kebenaran dan keotentikan al-Qur’an sebagai firman
Allah swt. (4) Penetapan hukum syari’ah secara berangsur-angsur agar tidak
memberatkan umat. (5) Menunjukkan dengan bukti nyata bahwa al-Qur’an itu
bukanlah karangan Nabi Muhammad saw., melainkan firman Allah swt. yang
diwahyukan untuk membuktikan kebenaran risalah Nabi saw. (6) Membuktikan
keunggulan al-Qur’an dari kitab-kitab yang lain, sebagai mukjizat Nabi saw. yang
sekali pun turun dalam waktu-waktu yang berbeda, tetap merupakan satu kesatuan
yang utuh.

B. Implikasi Penelitian

Dapat mengetahui secara mendalam tentang Nuzu>l al-Qur’an yang dijadikan


sebagai bahan informasi penting bagi pemerhati kajian Ulumul Qur’an sekaligus
sebagai bahan bacaan atau referensi pustaka di berbagai lembaga keilmuan dan dapat
menjadi bahan rujukan bagi kaum intelektual maupun masyarakat dan
mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

20
DAFTAR PUSTAKA

BUKU
Al-Qur’a>n Al-Kari>m
Anwar, Rosihon. Ulum Al-Qur’an: Disusun Berdasarkan Kurikulum Terbaru Nasional
PTAI. Cet. I; Bandung:Pustaka Setia, 2007.
al-Asfaha>ni>, Abu> al-Qa>sim H{usain ibn Mufad}d}al ibn Muh{ammad al-Ra>gib. al-Mufradat
fi> al-Gari>b al-Qur’a>n. Juz 3. Beirut: Da>r al-Fikr, 1982.
Be>k, Muh{ammad Khud{ari>. Ta>rikh al-Tasyri>’ al-Isla>mi>. Terj. Mohammad Zuhri: Sejarah
Pembinaan Hukum Islam. Semerang: P.T. Darul Ihya Indonesia, 1980.
al-Bukha>ri>, Abu> ‘Abdilla>h Muh{ammad ibn ‘Isma>’i>l ibn Ibra>hi>m ibn Mugi>rah ibn
Bardizbah, S{ah{i>h{ Bukha>ri>. Juz 1. Cet. I; Riya>d}: Da>r al-Sala>m, 1419 H/1999 M.
Ismail, Sya’ban Muhammad. Al-Madkhal li al-Dirasa>t al-Qur’a>n wa al-Sunnah. Kairo:
Da>r Ans{a>r, t.th.
Kementerian Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Jakarta: PT. Adhi Aksara Abadi
Indonesia, 2011.
Khalid, M. Rusydi. Mengkaji Ilmu-Ilmu Al-Qur’an. Cet. I; Makassar: Alauddin
University Press, 2011.
al-Khazra>ji>, Muh{ammad ibn Mukarram ibn ‘A<li> ibn Ah{mad ibn Manz{u>r al-Ans{a>ri> al-
Ifri>qi> al-Mis{ri>. Lisa>n al-‘Ara>bi>. Juz 13. Beirut: Da>r S{a>dir, t.th.
Munawwir, Ahmad Warson. Kamus Al-Munawwir: Arab-Indonesia Terlengkap. Cet. I;
Yogyakarta: Pustaka Progressie, 1984.
al-Qat}t}a>n, Manna>’ Khali>l. Maba>hi} >s\ fi> ‘Ulu>m al-Qur’a>n. Terj. Mudzakir AS.: Studi
Ilmu-Ilmu Al-Qur’an. Cet. III; Bogor: Pustaka Litera Antar Nusa, 1996.
al-Quraisy, Abu> al-Fida> ‘Ima>d al-Di>n Isma>’i>l ibn ‘Umar ibn Kas\i>r. Tafsi>r al-Qur’a>n al-
‘Az{i>m. Juz 7. Terj. Abdul Ghofar dan Abu Ihsan al-Atsari. Jakarta: Pustaka Imam
Asy-Syafi’i, 2004.
al-Ra>zi>, Abu> al-H{usain Ah{mad ibn Fa>ris ibn Zakariya al-Qazwi>ni>. Mu’jam Maqa>yi>s al-
Lugah. Beirut: Da>r al-‘Ilm li al-Malayyi>n, t.th.
al-Ra>zi>, Muh{ammad ibn Abu> Bakr ibn ‘Abd Qa>dir. Mukhta>r al-S{ih{ah> {. Juz 2. Cet. I;
Beirut: Da>r Ibn Hazm, 1336 H.
al-Shiddieqy, T.M. Hasbi. Sejarah Pengantar Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir. Cet. VIII;
Jakarta: Bulan Bintang, 1980.
Syadali, Ahmad dan Ahmad Rofi’. Ulumul Qur’an I. Bandung: Pustaka Serta, 2000.
al-Syay’, Muh{ammad ibn ‘Abd al-Rah{ma>n. Nuzu>l al-Qur’a>n al-Kari>m. Riyad{,
Maktabah al-Malik, 1997.
al-Zarqa>ni>, Muhammad ‘Abd al-‘Az{i>m. Mana>hil al-‘Irfa>n fi> ‘Ulu>m al-Qur’a>n. Juz 1.
Beirut: Dar al-Fikr, 1988.
Zenrif, M.F. Sintesis Paradigma Studi Al-Qur’an. Malang: UIN-Malang Press, 2008.

21
Zurzur, ‘Adnan Muhammad. Ulu>m al-Qur’a>n Madkhal ila> Tafsi>r al-Qur’a>n wa Baya>n
‘Ija>zih. Cet. I; Damaskus: al-Maktab al-Isla>mi>, t.th.
DOKUMEN ELEKTRONIK
Ensiklopedia Hadis 9 Imam; Lidwa Pustaka i-Software, Kitab Bukhari-Muslim,
SANAD Tafsir Hadis Khusus, Makassar, 2010

22

Anda mungkin juga menyukai