Anda di halaman 1dari 33

Operasi himpunan

Barisan
Limit

Bab 1. Himpunan dan Kelas Kejadian


1.2. Aljabar himpunan

Tim Dosen PTP1


1 Departemen
Matematika FMIPA UI
Kampus Depok UI, Depok 16424

2020/2021

1/33 Tim Dosen PTP 1.2 Aljabar himpunan


Operasi himpunan
Barisan
Limit

Bab 1. Himpunan dan kelas kejadian


1 Kejadian
2 Aljabar himpunan
3 Lapangan dan lapangan-σ
4 Kelas kejadian

2/33 Tim Dosen PTP 1.2 Aljabar himpunan


Operasi himpunan Sifat operasi gabung dan iris
Barisan A+B
Limit Selisih, selisih simetris

Misalkan ruang sampel Ω merupakan himpunan semesta


pembicaraan.
Misalkan pula himpunan A, B, C adalah kejadian.

Jika A ⊂ B dan B ⊂ C, maka A ⊂ C.


Jika A ⊂ B, maka B c ⊂ Ac .
Jika A ⊂ B dan B ⊂ A, maka A = B.
Operasi pada himpunan:
1 Ac = {ω ∈ Ω : ω ∈
/ A}.
2 A ∪ B = {ω ∈ Ω : ω ∈ A atau ω ∈ B}.
3 AB = A ∩ B = {ω ∈ Ω : ω ∈ A dan ω ∈ B}.

Perhatikan, AB ⊂ A dan AB ⊂ B, serta


(Ac )c = {ω ∈ Ω : ω ∈
/ Ac } = {ω ∈ Ω : ω ∈ A} = A.

3/33 Tim Dosen PTP 1.2 Aljabar himpunan


Operasi himpunan Sifat operasi gabung dan iris
Barisan A+B
Limit Selisih, selisih simetris

Sifat operasi ∪ dan ∩:


1 A ∪ A = A dan A ∩ A = A (refleksif)
2 A ∪ B = B ∪ A dan A ∩ B = B ∩ A (komutatif)
3 (A ∪ B) ∪ C = A ∪ (B ∪ C) dan (A ∩ B) ∩ C = A ∩ (B ∩ C)
(asosiatif)
4 A ∩ (B ∪ C) = (A ∩ B) ∪ (A ∩ C) dan
A ∪ (B ∩ C) = (A ∪ B) ∩ (A ∪ C) (distributif)
5 (A ∪ B)c = Ac ∩ B c dan (A ∩ B)c = Ac ∪ B c (hukum de
Morgan)

4/33 Tim Dosen PTP 1.2 Aljabar himpunan


Operasi himpunan Sifat operasi gabung dan iris
Barisan A+B
Limit Selisih, selisih simetris

Jika A ∩ B = φ, maka kejadian A dan B dikatakan saling lepas


(disjoint).

Catatan
Jika A dan B saling lepas, maka A ∪ B ditulis menjadi A + B.
Jadi notasi A + B mensyaratkan A dan B saling lepas!

5/33 Tim Dosen PTP 1.2 Aljabar himpunan


Operasi himpunan Sifat operasi gabung dan iris
Barisan A+B
Limit Selisih, selisih simetris

Misalkan A ⊂ B. Definisikan operasi selisih (proper difference)


dari himpunan A dan B sebagai

B − A = BAc .

Diagram Venn?

6/33 Tim Dosen PTP 1.2 Aljabar himpunan


Operasi himpunan Sifat operasi gabung dan iris
Barisan A+B
Limit Selisih, selisih simetris

Misalkan A dan B adalah sembarang himpunan. Perhatikan

AB ⊂ A dan A − AB = AB c ⊂ B c ,
AB ⊂ B dan B − AB = BAc ⊂ B,

sehingga AB c dan BAc saling lepas.


Definisikan operasi selisih simetris (symmetric difference) dari
himpunan A dan B

A4B = AB c + BAc .

Diagram Venn?
Catatan
Karena AB c dan BAc saling lepas, maka AB c + BAc terdefinisi
dengan baik.
7/33 Tim Dosen PTP 1.2 Aljabar himpunan
Operasi himpunan Sifat operasi gabung dan iris
Barisan A+B
Limit Selisih, selisih simetris

Contoh 1
Misalkan E adalah percobaan pelemparan koin (Angka dan
Gambar) sebanyak 3 kali.
Ruang sampel
Ω = {AAA, AAG, AGA, AGG, GAA, GAG, GGA, GGG}.
Misalkan A adalah kejadian muncul paling sedikit 1 Angka pada
percobaan tersebut, maka
A = {AAA, AAG, AGA, AGG, GAA, GAG, GGA}.
Misalkan B adalah kejadian tepat muncul 1 Angka pada percobaan
tersebut, maka B = {AGG, GAG, GGA}.
Tentukanlah Ac , B c , A − B, B − A, A4B dan berikanlah
interpretasi kejadiannya!

8/33 Tim Dosen PTP 1.2 Aljabar himpunan


Operasi himpunan Sifat operasi gabung dan iris
Barisan A+B
Limit Selisih, selisih simetris

Definisi 2
Gabungan dan irisan dari himpunan-himpunan diberikan oleh
[
Ak = {ω ∈ Ω : ω ∈ Ak untuk suatu k ∈ I},
k∈I
\
Ak = {ω ∈ Ω : ω ∈ Ak untuk setiap k ∈ I},
k∈I

dengan I adalah himpunan indeks (tak-kosong).

9/33 Tim Dosen PTP 1.2 Aljabar himpunan


Operasi himpunan Sifat operasi gabung dan iris
Barisan A+B
Limit Selisih, selisih simetris

Contoh 3
Diberikan himpunan berhingga (finite set) I = {1, 2, 3} dan
A1 = {a, b}, A2 = {b, c}, A3 = {b, d}.

Didapat gabungan berhingga dan irisan berhingga

[ 3
[
Ak = Ak = {a, b, c, d},
k∈I k=1
\ \3
Ak = Ak = {b}.
k∈I k=1

10/33 Tim Dosen PTP 1.2 Aljabar himpunan


Operasi himpunan Sifat operasi gabung dan iris
Barisan A+B
Limit Selisih, selisih simetris

Contoh 4
Diberikan himpunan terhitung (countable set) I = {1, 2, 3, . . . }
dan A1 = {5}, A2 = {5, 6}, A3 = {5, 6, 7}, A4 = {5, 6, 7, 8}, ....

Didapat gabungan terhitung dan irisan terhitung

[ ∞
[
Ak = Ak = {5, 6, 7, 8, . . . },
k∈I k=1
\ \∞
Ak = Ak = {5}.
k∈I k=1

11/33 Tim Dosen PTP 1.2 Aljabar himpunan


Operasi himpunan Sifat operasi gabung dan iris
Barisan A+B
Limit Selisih, selisih simetris

Contoh 5
Diberikan himpunan tak-terhitung (uncountable set) berupa
interval buka I = (0, 1) dan Ak = (2 + k, 3] dengan k ∈ I.
1
, 3 , A 1 = 2 21 , 3 , A 9 = 2 10
9
  
Perhatikan A 1 = 2 100 , 3 ,....
100 2 10

Didapat gabungan tak-terhitung dan irisan tak-terhitung


[
Ak = (2, 3],
k∈I
\
Ak = {3}.
k∈I

12/33 Tim Dosen PTP 1.2 Aljabar himpunan


Operasi himpunan Sifat operasi gabung dan iris
Barisan A+B
Limit Selisih, selisih simetris

Perhatikan,

A(B + C) = AB + AC,
!
X X
A Bk = ABk .
k∈I k∈I

Catatan
Jika himpunan P dan Q saling lepas, maka P ∪ Q ditulis menjadi
P + Q.
Jadi notasi P + Q mensyaratkan P dan Q saling lepas!

13/33 Tim Dosen PTP 1.2 Aljabar himpunan


Operasi himpunan Sifat operasi gabung dan iris
Barisan A+B
Limit Selisih, selisih simetris

Hukum de Morgan.

Misalkan I adalah himpunan indeks.


!c
[ \
Ak = Ack ,
k∈I k∈I
!c
\ [
Ak = Ack .
k∈I k∈I

14/33 Tim Dosen PTP 1.2 Aljabar himpunan


Operasi himpunan Sifat operasi gabung dan iris
Barisan A+B
Limit Selisih, selisih simetris

Lemma 6 (1.1)
Diberikan kelas {Ak , k = 1, 2, . . . , n} yang terdiri atas n himpunan.
Maka ada kelas {Bk , k = 1, 2, . . . , n} yang terdiri dari n
himpunan yang saling lepas , sedemikian sehingga
n
[ n
X
Ak = Bk . (1)
k=1 i=1

Bukti.
Gunakan induksi Matematika.
Buktikan relasi (1) benar untuk n = 2.
Misalkan relasi (1) benar untuk n = m, dengan m > 2.
Buktikan relasi (1) untuk n = m + 1.

15/33 Tim Dosen PTP 1.2 Aljabar himpunan


Operasi himpunan Sifat operasi gabung dan iris
Barisan A+B
Limit Selisih, selisih simetris

Untuk gabungan terhitung:


Corollary 7 (1.1)

[
Ak = A1 + Ac1 A2 + Ac1 Ac2 A3 + . . . .
k=1

Bukti.
Gunakan saling subhimpunan.
Di buku teks: RHS = Right Hand Side.

16/33 Tim Dosen PTP 1.2 Aljabar himpunan


Operasi himpunan
Barisan naik monoton
Barisan
Barisan turun monoton
Limit

Barisan (sequence) himpunan {An } disebut naik monoton


(monotone increasing ) jika An ⊆ An+1 untuk n = 1, 2, 3, 4, . . . .
Contoh 8
Diberikan barisan himpunan {An }, dengan A1 = {5}, A2 = {5, 6},
A3 = {5, 6, 7}, A4 = {5, 6, 7, 8}, ....
Barisan {An } merupakan barisan naik monoton karena
A1 ⊆ A2 ⊆ A3 ⊆ A4 ⊆ . . . .

Contoh 9
Diberikan barisan himpunan {Bn }, dengan Bn = [0, 2 − n1 ].
Perhatikan B1 = [0, 1], B2 = [0, 32 ], B3 = [0, 53 ], ....
Barisan {Bn } merupakan barisan naik monoton karena
B1 ⊆ B2 ⊆ B3 ⊆ . . . .

17/33 Tim Dosen PTP 1.2 Aljabar himpunan


Operasi himpunan
Barisan naik monoton
Barisan
Barisan turun monoton
Limit

Diberikan barisan naik monoton {An }.


Perhatikan, m
S
k=1 Ak = Am .
S∞
Jika k=1 Ak = A, maka A disebut limit barisan {An }.
Simbol: An ↑ A.
Catatan
Ak ⊆ A untuk k = 1, 2, 3, 4, . . . .
Barisan naik monoton {An } selalu mempunyai limit, dan
A adalah himpunan terkecil yang memuat semua Ak .

18/33 Tim Dosen PTP 1.2 Aljabar himpunan


Operasi himpunan
Barisan naik monoton
Barisan
Barisan turun monoton
Limit

Contoh 10
Diberikan barisan naik monoton {An }, dengan A1 = {5},
A2 = {5, 6}, A3 = {5, 6, 7}, A4 = {5, 6, 7, 8}, ....
Limit barisan {An } adalah A = {5, 6, 7, 8, 9, . . . }.
Apakah B = {4, 5, 6, 7, 8, . . . } limit barisan {An }?

Contoh 11
Diberikan barisan naik monoton {Bn }, dengan Bn = [0, 2 − n1 ].
Perhatikan B1 = [0, 1], B2 = [0, 32 ], B3 = [0, 53 ], ....
Limit barisan {Bn } adalah B = [0, 2).
Apakah C = [0, 2] limit barisan {Bn }?

19/33 Tim Dosen PTP 1.2 Aljabar himpunan


Operasi himpunan
Barisan naik monoton
Barisan
Barisan turun monoton
Limit

Barisan (sequence) himpunan {An } disebut turun monoton


(monotone decreasing ) jika An ⊇ An+1 untuk n = 1, 2, 3, 4, . . . .

Tm turun monoton {An }.


Diberikan barisan
Perhatikan, k=1 Ak = Am .
Jika ∞
T
k=1 Ak = A, maka A disebut limit barisan {An }.
Simbol: An ↓ A.

Catatan
A ⊆ Ak untuk k = 1, 2, 3, 4, . . . .
Barisan turun monoton {An } selalu mempunyai limit, dan
A adalah himpunan terbesar yang termuat di semua Ak .

Contoh? Konstruksi sendiri!

20/33 Tim Dosen PTP 1.2 Aljabar himpunan


Operasi himpunan Limit infimum barisan himpunan
Barisan Limit supremum barisan himpunan
Limit Limit

Batas bawah, batas bawah terbesar (inf), batas atas, batas atas
terkecil (sup) dari himpunan S.

21/33 Tim Dosen PTP 1.2 Aljabar himpunan


Operasi himpunan Limit infimum barisan himpunan
Barisan Limit supremum barisan himpunan
Limit Limit

Kilas balik barisan bilangan {xn }!

Misalkan {xn } adalah barisan bilangan dan merupakan barisan


yang terbatas. Barisan {xn } bisa konvergen atau divergen!

Untuk setiap n ∈ N, definisikan:


sn = sup{xk : k ≥ n}
tn = inf{xk : k ≥ n}
Barisan bilangan {sn } selalu monoton dan konvergen.
lim sn disebut lim sup xn .

Barisan bilangan {tn } selalu monoton dan konvergen.


lim tn disebut lim inf xn .

Jika lim inf xn = lim sup xn , maka


lim xn = lim inf xn = lim sup xn
22/33 Tim Dosen PTP 1.2 Aljabar himpunan
Operasi himpunan Limit infimum barisan himpunan
Barisan Limit supremum barisan himpunan
Limit Limit

Diberikan barisan himpunan {An } ( tidak harus naik atau turun


monoton).
Konstruksi barisan baru {Bn }, dengan

\
Bn = inf Ak = Ak
k≥n
k=n
= {ω : ω adalah anggota semua Ak , kecuali mungkin A1 , A2 , . . . , An−1 }

Barisan {Bn } merupakan barisan naik monoton dengan limit



[ ∞ \
[ ∞
B= Bn = Ak = lim inf An = lim An
n=1 n=1 k=n

Limit barisan ini disebut juga limit infimum dari barisan {An }.
Perhatikan, B adalah himpunan dari semua titik yang
termuat dalam semua An , kecuali sebanyak hingga An .

23/33 Tim Dosen PTP 1.2 Aljabar himpunan


Operasi himpunan Limit infimum barisan himpunan
Barisan Limit supremum barisan himpunan
Limit Limit

Contoh 12
Misalkan b > 1.
Diberikan barisan himpunan {An }, dengan
An = {ω : 0 < ω < b + (−1)n /n}.
Perhatikan
A1 = (0, b − 1),
A2 = (0, b + 1/2),
A3 = (0, b − 1/3),
A4 = (0, b + 1/4), ....
Jadi, barisan {An } bukan barisan naik atau turun monoton.

24/33 Tim Dosen PTP 1.2 Aljabar himpunan


Operasi himpunan Limit infimum barisan himpunan
Barisan Limit supremum barisan himpunan
Limit Limit

baru {Bn }, dengan


Konstruksi barisan T
B1 = inf k≥1 Ak = ∞ k=1 Ak = (0, b − 1),
T∞
B2 = inf k≥2 Ak = k=2 Ak = (0, b − 31 ),
B3 = inf k≥3 Ak = ∞ Ak = (0, b − 13 ),
T
Tk=3
B4 = inf k≥4 Ak = ∞ Ak = (0, b − 15 ),
Tk=4
B5 = inf k≥5 Ak = ∞ Ak = (0, b − 15 ),
Tk=5
B6 = inf k≥6 Ak = ∞ 1
k=6 Ak = (0, b − 7 ),....

(0, b − n1 )

jika n adalah ganjil
Bn = 1 .
(0, b − n+1 ) jika n adalah genap
Perhatikan barisan {Bn } naik monoton.
Limit infimum dari {An } adalah

[ ∞ \
[ ∞
B= Bn = Ak = lim inf An = lim An = (0, b).
n=1 n=1 k=n

25/33 Tim Dosen PTP 1.2 Aljabar himpunan


Operasi himpunan Limit infimum barisan himpunan
Barisan Limit supremum barisan himpunan
Limit Limit

Diberikan barisan himpunan {An } ( tidak harus naik atau turun


monoton).
Konstruksi barisan baru {Cn }, dengan

[
Cn = sup Ak = Ak ,
k≥n k=n
= {ω : ω adalah anggota salah satu dari An , An+1 , An+2 , . . . }.

Barisan {Cn } merupakan barisan turun monoton dengan limit



\ ∞ [
\ ∞
C= Cn = Ak = lim sup An = limAn .
n=1 n=1 k=n

Limit barisan ini disebut juga limit supremum dari barisan {An }.
Perhatikan, C adalah himpunan dari semua titik yang
termuat dalam tak-hingga banyaknya An .
26/33 Tim Dosen PTP 1.2 Aljabar himpunan
Operasi himpunan Limit infimum barisan himpunan
Barisan Limit supremum barisan himpunan
Limit Limit

Contoh 13
Misalkan b > 1.
Diberikan barisan himpunan {An }, dengan
An = {ω : 0 < ω < b + (−1)n /n}.
Perhatikan
A1 = (0, b − 1),
A2 = (0, b + 1/2),
A3 = (0, b − 1/3),
A4 = (0, b + 1/4), ....
Jadi, barisan {An } bukan barisan naik atau turun monoton.

27/33 Tim Dosen PTP 1.2 Aljabar himpunan


Operasi himpunan Limit infimum barisan himpunan
Barisan Limit supremum barisan himpunan
Limit Limit

S {Cn }, dengan 1
Konstruksi barisan baru
C1 = supk≥1 Ak = ∞ k=1 Ak = (0, b + 2 ),
S∞
C2 = supk≥2 Ak = k=2 Ak = (0, b + 21 ),
C3 = supk≥3 Ak = ∞ Ak = (0, b + 41 ),
S
Sk=3
C4 = supk≥4 Ak = ∞ Ak = (0, b + 41 ),
Sk=4
C5 = supk≥5 Ak = ∞ Ak = (0, b + 61 ),
Sk=5
C6 = supk≥6 Ak = ∞ 1
k=6 Ak = (0, b + 6 ), ....
1

(0, b + n+1 ) jika n adalah ganjil
Cn = 1 .
(0, b + n ) jika n adalah genap
Perhatikan barisan {Cn } turun monoton.
Limit supremum dari {An } adalah

\ ∞ [
\ ∞
C= Cn = Ak = lim sup An = lim An = (0, b].
n=1 n=1 k=n

28/33 Tim Dosen PTP 1.2 Aljabar himpunan


Operasi himpunan Limit infimum barisan himpunan
Barisan Limit supremum barisan himpunan
Limit Limit

Karena B = lim inf An = lim An adalah himpunan dari semua titik


yang termuat dalam semua An , kecuali sebanyak hingga An , dan
C = lim sup An = lim An adalah himpunan dari semua titik yang
termuat dalam tak-hingga banyaknya An , maka

lim An ⊆ lim An .

Definisi 14
Diberikan barisan {An }.
Jika lim An = lim An = A, maka limit barisan {An } dikatakan ada
dan A disebut limit barisan tersebut.

29/33 Tim Dosen PTP 1.2 Aljabar himpunan


Operasi himpunan Limit infimum barisan himpunan
Barisan Limit supremum barisan himpunan
Limit Limit

Contoh 15
Misalkan b > 1.
Diberikan barisan himpunan {An }, dengan
An = {ω : 0 < ω < b + (−1)n /n}.
Limit infimum dari {An } adalah

B = lim inf An = lim An = (0, b).

Limit supremum dari {An } adalah

C = lim sup An = lim An = (0, b].

Karena lim An ⊆ lim An , maka barisan {An } tidak punya limit.

30/33 Tim Dosen PTP 1.2 Aljabar himpunan


Operasi himpunan Limit infimum barisan himpunan
Barisan Limit supremum barisan himpunan
Limit Limit

Contoh 16
Diberikan barisan {An }, dengan
An = {(x, y) ∈ R2 : 0 ≤ x < n, 0 ≤ y < 1/n}.

1 Apakah barisan {An } naik monoton atau turun monoton?


2 Tentukanlah lim inf An dan lim sup An !
3 Apakah barisan {An } punya limit?

31/33 Tim Dosen PTP 1.2 Aljabar himpunan


Operasi himpunan Limit infimum barisan himpunan
Barisan Limit supremum barisan himpunan
Limit Limit

Jawaban:
Konstruksi barisan {Bn } dengan
Bn = ∩∞k=n Ak = {(x, y) : 0 ≤ x < n, y = 0}.

Barisan {Bn } naik monoton, sehingga punya limit


B = lim inf An = lim An = {(x, y) : x ≥ 0, y = 0}.
Jadi barisan {An } punya limit infimum B.

Konstruksi barisan {Cn } dengan


Cn = ∪∞k=n Ak = ... ⊂ {(x, y) : x ≥ 0, 0 ≤ y ≤ 1/n}.

Barisan {Cn } turun monoton, sehingga punya limit


C = lim sup An = lim An = {(x, y) : x ≥ 0, y = 0}.
Jadi barisan {An } punya limit supremum C.
Karena B = C, maka barisan {An } mempunyai limit
{(x, y) : x ≥ 0, y = 0}.
32/33 Tim Dosen PTP 1.2 Aljabar himpunan
Operasi himpunan Limit infimum barisan himpunan
Barisan Limit supremum barisan himpunan
Limit Limit

Pustaka
Bhat, B.R., Modern Probability Theory: an introductory text
book, 2nd ed., Wiley Eastern Limited, 1981.

33/33 Tim Dosen PTP 1.2 Aljabar himpunan

Anda mungkin juga menyukai