Anda di halaman 1dari 9

Nama : ANISA

Nim : NH0519010

Kelas : FARMASI A

OBAT-OBAT HORMON

1. Sebutkan kegunaan dari


a. Somatropin
b. Kortikotropin
c. Vasopressin
d. Levothyroxine
e. Thyrozol
f. Metimazol
g. Kalsiferol
2. Sebutkan nama penyakit yang diakibatkan oleh kelebihan dan kekurangan tiroid?
3. Jelaskan jenis-jenis obat anti diabetes!
4. Hormon apa yang di disekresikan oleh kelenjar pituitary anterior dan fungsinya?
5. Jelaskan tentang kontrasepsi hormonal!

Jawaban :
1. Kegunaan dari
a. Somatropin untuk pengobatan jangka panjang pada gangguan pertumbuhan
anak yang disebabkan: insufisiensi sekresi hormon pertumbuhan, Turner
Syndrome, insufisiensi ginjal kronik, born small for gestational-age, Prader-
Willi Syndrome. Somatropin juga memperbaiki bentuk tubuh anak
dengan Prader-Willi Syndrome. Untuk terapi sulih pada orang dewasa
dengan defisiensi hormon pertumbuhan.
1) merangsang sintesis protein
2) merangsang pertumbuhan tulang
3) menambah metabolisme lemak
4) menstimulus pembentukan otot
5) menstimulus hati untuk mensekresikan hormon somatomedin

b. Kortikotropin sebagai respon terhadap segala bentuk stress dilepaskan. Dari


kelenjar adrenal obat ini merangsang sekresi hormon kortikal adrenal.
Kortikotropin digunakan untuk :
1) Menguji fungsi adrenal.
2) Digunakan sebagai bagian dari tes medis dengan sindrom Cushing.
3) Untuk tubuh yang terlalu banyak memproduksi kortisol
4) Untuk mengobati berbagai kondisi seperti multiple sclerosis, psoriatis
atau rheumatoid arthritis , ankylosing spondylitis, lupus, reaksi alergi
yang parah, gangguan pernapasan, dan kondisi peradangan mata.
5) Mengobati kejang infantil pada anak di bawah usia 2 tahun.
6) Mengurangi gejala banyak gangguan.

c. Vasopressin membantu ginjal untuk mengatur kadar air di dalam tubuh.


Untuk mengurangi frekuensi buang air kecil, mengontrol rasa haus, dan
menjaga asupan air yang dibutuhkan oleh penderita diabetes insipidus,
vasopressin sintetis tersedia dalam bentuk suntikan. 

d. Levothyroxine adalah obat yang digunakan untuk mengobati hipotiroidisme,


yaitu kondisi ketika kelenjar tiroid hanya mampu menghasilkan sedikit
hormon tiroid. Rendahnya hormon tiroid dapat menyebabkan terganggunya
proses metabolisme tubuh, kerja jantung dan otot, serta kesehatan tulang.
Pada anak-anak, hormon tiroid sangat penting untuk pertumbuhan fisik dan
otak. Levothyroxine juga dapat digunakan untuk mengatasi beberapa jenis
penyakit gondok dan kanker tiroid.
e. Thyrozol digunakan untuk mengurangi produksi hormon tiroid pada
penderita hipertiroidisme atau kelebihan hormon tiroid dalam darah.

f. Metimazol atau thiamazole adalah obat golongan antitiroid yang digunakan


untuk mengurangi produksi hormon tiroid pada penderita hipertiroidisme
atau kelebihan hormon tiroid dalam darah.

g. Kalsiferol  untuk mengobati dan mencegah gangguan tulang


seperti rakhitis dan osteomalacia. Penggunaan Kolekalsiferol bersamaan
dengan kalsium dapat digunakan untuk mengobati atau mencegah tulang
keropos. Selain itu, Kolekalsiferol juga dapat digunakan bersamaan dengan
obat lain untuk mengobati rendahnya tingkat kalsium atau fosfat yang
disebabkan oleh gangguan tertentu seperti hipoparatiroidisme,
pseudohipoparatiroidisme, kelompok hypophosphatemia. Kolekalsiferol
yang berbentuk tetes dapat diberikan kepada bayi yang sedang
diberi ASI sebagai suplemen tambahan.

2. Nama penyakit kelebihan dan kekurangan tiroid


a. Hipertiroidisme atau hipertiroid adalah penyakit akibat kadar hormone tiroid
terlalu tinggi di dalam tubuh (Kelebihan).
b. Hipotiroidisme merupakan kondisi dimana kelenjar tiroid tidak mampu
memproduksi hormone tiroid dalam jumlah yang cukup (Kekurangan).

3. Jenis-jenis obat antidiabetes

a. Metformin (biguanid)

Obat diabetes yang termasuk ke dalam golongan biguanid adalah


metformin. Ini adalah obat kencing manis generik yang paling sering
diresepkan dokter untuk pasien diabetes tipe 2. Metformin bekerja
menurunkan produksi glukosa di hati dan meningkatkan sensitivitas tubuh
terhadap insulin. Dengan begitu, tubuh bisa menggunakan insulin lebih
efektif dan glukosa lebih mudah diserap oleh sel-sel di dalam tubuh.Obat
metformin generik untuk kencing manis tersedia dalam bentuk pil dan sirup.
Namun, metfomin juga memiliki efek samping seperti mual, diare, dan
penurunan berat badan.
b. Sulfonilurea

Umumnya, obat golongan sulfonilurea hanya diperuntukkan untuk


pasien diabetes tipe 2. Orang dengan diabetes tipe 1 tidak menggunakan obat
ini, karena pada dasarnya, tubuh mereka tidak atau kurang memproduksi
insulin. Obat golongan sulfonilurea bekerja dengan cara membantu pankreas
untuk memproduksi insulin lebih banyak. Contohnya Chlorpropamide,
Glyburide, Glipzide, Glimepiride, Gliclazide, Tolbutamide, Tolazamide,
Glimepirid.

c. Meglitinide

Obat diabetes golongan meglitinide bekerja seperti sulfonilurea, yaitu


merangsang pankreas menghasilkan lebih banyak insulin. Bedanya, obat
untuk diabetes melitus ini bekerja lebih cepat. Durasi efeknya pada tubuh
juga lebih pendek dari pada obat golongan sulfonilurea. Repaglinide
(Prandin) dan nateglinide (Starlix) adalah contoh dari obat golongan
meglitinide. Salah satu efek samping yang muncul dari minum obat golongan
meglitinide adalah gula darah rendah dan penambahan berat badan.

d. Thiazolidinediones (glitazone)

Thiazolidinediones atau juga dikenal dengan obat golongan glitazone


juga kerap diberikan untuk membantu mengendalikan kadar gula darah pada
pasien diabetes melitus tipe 2. Obat ini bekerja dengan cara membantu tubuh
untuk menghasilkan lebih banyak insulin. Selain mengendalikan gula darah, obat ini
juga membantu menurunkan tekanan darah dan memperbaiki
metabolisme lemak dengan meningkatkan kadar HDL (kolesterol baik)
dalam darah.Kenaikan berat badan merupakan salah satu efek samping dari
penggunaan obat diabetes melitus ini. Mengutip dalam laman Mayo Clinic,
obat kencing manis ini juga dikaitkan dengan efek samping lain yang lebih
serius, seperti risiko gagal jantung dan anemia. Contohnya Rosiglitazone dan
Pioglitazone.

e. Inhibitor DPP-4 (gliptin)

Inhibitor dipeptidil peptidase-4 (inhibitor DPP-4) atau dikenal juga


dengan golongan gliptin adalah obat generik untuk diabetes melitus yang
bekerja meningkatkan hormon inkretin dalam tubuh. Selain itu, obat kencing
manis ini juga dapat membantu mengurangi pemecahan glukosa di hati
sehingga tidak dialirkan ke darah saat kadar gula sedang tinggi. Contohnya
Sitagliptin, Saxagliptin, Linagliptin, Alogliptin.

f. Agonis reseptor GLP-1 (inkretin mimetik)

Obat ini memiliki kandungan amylin, yaitu asam amino yang


diproduksi bersama hormon insulin di pankreas. Cara kerjanya adalah dengan
merangsang sekresi (pengeluaran) hormon alami yang diproduksi oleh tubuh
tepatnya di dalam usus, yaitu inkretin.

Agonis reseptor GLP-1 atau dikenal juga dengan golongan obat


inkretin mimetik diresepkan dokter apabila obat-obatan diabetes melitus
seperti yang sudah disebutkan di atas belum mampu mengontrol kadar gula
darah Anda. Obat kencing manis ini diberikan melalui suntikan. Contoh obat
golongan ini yaitu Ecenatide, Liraglutide, Semaglutide, Albiglutide,
Dulaglutide.

g. Inhibitor SGLT2
Sodium-glucose co-transporter-2 (SGLT2) adalah inhibitor golongan
baru yang juga sering digunakan dalam pengobatan diabetes tipe 2.

Golongan obat diabetes melitus ini bekerja dengan mengurangi


penyerapan kembali glukosa dalam darah. Dengan begitu, glukosa akan
dikeluarkan melalui urine, sehingga gula yang menumpuk atau beredar di
dalam darah akan berkurang. Contohnya Dapagliflozin, Canagliflozin,
Empagliflozin.

h. Inhibitor alfa-glukosidase

Tidak seperti kebanyakan jenis obat diabetes lainnya, golongan obat


inhibitor alfa-glukosidase tidak memberikan efek langsung pada sekresi atau
sensitivitas tubuh terhadap insulin. Sebaliknya, obat ini memperlambat
pemecahan karbohidrat yang terdapat dalam makanan bertepung. . Alfa-
glukosidase sendiri merupakan salah satu enzim yang memecah karbohidrat
menjadi partikel gula lebih kecil—yang disebut glukosa—yang kemudian
diserap oleh organ dan digunakan sebagai energi

Saat penyerapan karbohidrat melambat, perubahan zat pati (tepung)


dalam karbohidrat juga menjadi lebih lambat. Hal ini memungkinkan proses
perubahan pati menjadi glukosa berjalan perlahan-lahan. Hasilnya, kadar gula
darah menjadi lebih stabil. Misalnya Acarbose dan Miglitol.

i. Terapi insulin

Kadar gula darah penderita diabetes dapat dikendalikan dengan


menerapkan pola hidup sehat dan minum obat secara teratur. Namun bagi
orang dengan diabetes tipe 1, terapi insulin merupakan cara andalan untuk
mengendalikan penyakitnya karena pankreas mereka tidak lagi bisa
memproduksi insulin. Itu sebabnya, terapi insulin lebih umum ditujukan
untuk orang dengan diabetes tipe 1, ketimbang menggunakan obat diabetes
melitus. Meski begitu, orang dengan diabetes tipe 2 kadang juga
memerlukan terapi ini. Mereka perlu terapi insulin karena sekalipun
pankreasnya masih dapat menghasilkan hormon insulin, tubuh tidak bisa
merespons insulin yang dihasilkan secara optimal.

4. Kelenjar pituitari adalah organ kecil yang berada di bawah otak. Walau
ukurannya kecil, fungsi kelenjar pituitari sangatlah besar. Kelenjar ini bertugas
menghasilkan hormon yang membantu mengendalikan banyak proses dan fungsi
organ pada tubuh Anda. Kelenjar pituitari dikenal sebagai ‘masternya kelenjar’
karena menghasilkan hormon yang mengatur fungsi kelenjar atau sistem hormon
lain, seperti kelenjar tiroid, ovarium, testis, dan kelenjar adrenal. Hormon yang
diproduksi oleh kelenjar pituitary dapat berasal dari bagian pituitari depan atau
belakang. Hormon dari bagian depan kelenjar, atau dikenal sebagai Lobus
Anterior:

a. Hormon adrenokortikotropik (ACTH): Hormon ini merangsang produksi


hormon adrenal.

b. Hormon perangsang folikel (FSH) dan Luteinizing hormone (LH): Hormon-


hormon ini bekerja sama satu sama lain sebagai regulator atas fungsi ovarium
dan testis.

c. Hormon pertumbuhan (GH): Hormon ini sangat penting dalam pertumbuhan


tubuh manusia, terutama di tahun-tahun awal. Untuk anak-anak, hormon ini
membantu menjaga komposisi tubuh yang sehat. Untuk orang dewasa, GH
bertindak sebagai penyeimbang distribusi lemak serta menjaga kesehatan
tulang dan otot.
d. Prolaktin: Fungsi utama hormon ini adalah menstimulasi produksi ASI pada
wanita. Hormon ini juga memiliki efek pada aktivitas seksual yang berbeda
pada pria dan wanita.

e. Hormon perangsang tiroid (TSH): Hormon ini merangsang kelenjar tiroid


untuk memproduksi hormonnya sendiri.

f. Hormon dari bagian belakang kelenjar pituitari, atau dikenal sebagai Lobus
Posterior:

g. Hormon anti diuretik (ADH): Hormon ini merangsang ginjal untuk


meningkatkan penyerapan

h. air dalam darah, mengurangi jumlah air yang keluar dalam urin.

i. Oksitosin: Oksitosin biasanya memengaruhi proses persalinan dan kondisi


tubuh ibu setelah melahirkan, seperti produksi ASI.

5. Kontrasepsi hormonal
adalah alat atau metode yang digunakan untuk mencegah kehamilan.
Alat atau metode ini bisa digunakan oleh laki-laki maupun perempuan dan
memiliki tanggal kedaluwarsa. Cara pemakaiannya bisa digunakan sendiri.
Namun ada beberapa jenis alat kontrasepsi yang penggunaannya harus dengan
bantuan tenaga kesehatan. Kontrasepsi bekerja dengan cara melumpuhkan
sperma atau mencegah agar tidak terjadi ovulasi dan menghalangi pertemuan sel
telur dengan sperma. Kontrasepsi memiliki dua jenis jika dilihat dari jangka
waktu efektivitasnya yaitu: Kontrasepsi temporer (sementara) dan Kontrasepsi
permanen (selamanya).
Kontrasepsi hormonal merujuk pada metode kontrol kelahiran yang
bekerja pada sistem endokrin. Hampir semua metode terdiri dari steroid,
meskipun di India salah satu modulator reseptor estrogen selektif dipasarkan
sebagai alat kontrasepsi. Metode hormonal asli-gabungan kontrasepsi pil oral-
pertama kali dipasarkan sebagai kontrasepsi pada tahun 1960. Dalam dekade
berikutnya banyak metode pengiriman lainnya telah dikembangkan, meskipun
metode oral dan suntik sejauh ini merupakan yang paling populer. Secara
keseluruhan, 18% dari pengguna kontrasepsi di dunia bergantung pada metode
hormonal.[2] Kontrasepsi hormonal sangat efektif: ketika dilakukan pada jadwal
yang ditentukan, pengguna metode hormon steroid mengalami tingkat kehamilan
kurang dari 1% per tahun. Tingkat kehamilan untuk kontrasepsi yang paling
hormonal yang sempurna digunakan biasanya sekitar 0.3% atau kurang.[3] Saat
ini metode yang tersedia hanya dapat digunakan oleh perempuan; pengembangan
kontrasepsi hormonal pria merupakan wilayah penelitian aktif.

Anda mungkin juga menyukai