PENDAHULUAN
1.1 Umum
Nilai kuat tekan dan tarik beton tidak berbanding lurus, diperkirakan
kuat tarik beton hanya 9%-15% terhadap kuat tekannya. Kecilnya kuat tarik
beton in merupakan salah salah satu kelemahan dari beton tanpa tulangan.
1
8. Kandungan klorida tidak melebihi 0,15 % dalam beton yang diekspos
dan 1% bagi beton yang tidak diekspos
2
1.2 Klasifikasi Beton :
f c28
f cr .............................................................................(1.1)
n
Keterangan :
f c28 = kuat tekan masing-masing benda uji (kg/cm2)
f cr = kuat tekan rata-rata benda uji (kg/cm2)
P = beban maksimum (kg)
A = luas penampang (cm2)
n = jumlah benda uji
Untuk menentukan mutu beton atau kekuatan tekan karakteristik beton
dihitung berdasarkan persamaan:
f’c = fcr - 1.64 sr Sr < 4 MPa ..................................(1.2)
f’c = fcr - (2.64 sr – 4) Sr > 4 MPa .................................(1.3)
Dengan menganggap bahwa hasil pengujian menyebar normal, maka deviasi
standar dapat dihitung berdasarkan persamaan:
n
Sr 1
...........................................................(1.4)
n 1
Keterangan :
Sr = Deviasi standar (MPa)
f’c = Kekuatan masing-masing benda uji (MPa)
f’cr = Kuat tekan rata-rata benda uji (MPa)
n = Jumlah benda uji minimal 30 buah
4
Tabel 1.1 Faktor pengali deviasi standar
Jumlah data (n) Faktor pengali
30 1,0
25 1,03
20 1,08
15 1,16
< 15 tabel 1.2
Kuat tekan rata – rata perlu , jika tidak tersedia untuk menetapkan standar
deviasi(SNI 03-2847-2002)
Tabel 1.2 Standar deviasi bila data <15
Persyaratan kekuatan tekan Kuat tekan rata – rata perlu
f’c (MPa) f’cr (MPa)
Kurang dari 21 f’c+7,0
21 Sampai dengan 35 f’c+8,5
Lebih dari 35 f’c+10,0
5
Demikian halnya faktor air semen dalam rancangan campuran beton
(mix design) tidak sama nilainya, sangat tergantung pada mutu beton yang
hendak dicapai. Untuk beton normal tanpa bahan tambah (admixture)
biasanya nilai faktor air semen yang digunakan berkisar antara 0,45 sampai
dengan 0,55, faktor air semen mempengaruhi peningkatan kekuatan awal
beton. Wangsadinata dkk. (1971), ”menyatakan bahwa kecepatan
bertambahnya kekuatan beton tersebut sangat dipengaruhi oleh berbagai
faktor antara lain f.a.s dan suhu perawatan, semakin tinggi f.a.s semakin
lambat kenaikan kekuatan betonnya”.
Selanjutnya peningkatan kekuatan awal beton juga sangat
dipengaruhi oleh suhu perawatan (suhu air yang dipakai merawat/merendam
benda uji dan suhu di sekelilingnya). Berdasarkan hasil penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Murdock (1999) menyatakan bahwa
kecepatan dari reaksi kimia yang berlangsung selama pengikatan dan
penyerapan tergantung pada suhu perawatannya. Di dalam penelitian
tersebut, suhu beton 5oC diperoleh kekuatan tekan 52% dan 20oC kekuatan
beton menjadi 68%.
Wangsadinata dkk. (1971) menyatakan bahwa kecepatan
bertambahnya kekuatan beton tersebut sangat dipengaruhi oleh berbagai
faktor antara lain f.a.s dan suhu perawatan, semakin tinggi f.a.s semakin
lambat kenaikan kekuatan betonnya. Pada Peraturan Beton Bertulang
Indonesia (PBI) 1971, disebutkan perbandingan kekuatan tekan (desak)
beton pada berbagai umur beton seperti yang disajikan pada tabel 1.3.
Tabel 1.3 Perbandingan kuat tekan beton normal
Umur beton (hari) 3 7 14 21 28
Semen portlan tipe I 0,46 0,65 0,88 0,95 1,00
ukan kekuatan tarik yang tinggi maka data tentang kemampuan tarik dari
beton kurang mempunyai arti. Hal ini disebabkan karena biasanya
kemampuan tarik beton sangat kecil, sehingga dalam perhitungan sering
6
diabaikan. Pengabaian ini dikarenakan bila beton yang mengalami retakan,
pada kondisi ini kemampuan tarik beton menjadi tidak berfungsi.
D-L
7
Berdasarkan (gambar 1.2) untuk tekan vertikal dihitung dengan persamaan :
2P D 2
1
LD r D r
Tegangan tarik horizontal dihitung dengan persamaan :
2P
f’ct = -----------...........................................................(1.5)
π LD
Keterangan :
P = Beban uji maksimum ( N )
L = Panjang benda uji ( mm )
D = Diameter benda uji ( mm )
f’ct = Tegangan tarik
R dan (D-r) = jarak elemen dan dua beban berturut-turut
Penentuan kuat tekan dapat dilakukan dengan alat uji tekan dan
benda uji silinder ( diameter 15cm dan tinggi 30cm) dengan mengacu pada
ASTM C-39 atau kubus ( 15cmx15cmx15cm) dengan prosedur BS-1881 part
115. Kekuatan tekan relatif antara benda uji silinder dan kubus ditunjukkan
pada tabel 1.4 dan tabel 1.5 .
Kuat rasio
0,76 0,77 0,81 0,87 0,91 0,94 0,87 0,92 0,91 0,96
silinder/kubus
MPa)
8
tekan
kubus
(MPa)
f ' ck
f ' c 0.76 0.2 log f ' ck ..........................................(1.5)
15
Keterangan :
f’c = kekuatan tekan silinder dalam MPa
f’ck= kekuatan kubus dalam MPa
9
1.7 Penutup
Untuk mengukur tingkat penguasaan materi perkuliahan ini, maka
anda diwajibkan untuk mengerjakan penyelesaian soal-soal yang ada.
Soal / pertanyaan :
10