Anda di halaman 1dari 49

LAPORAN KASUS

DENGAN MASALAH FRAKTUR DISTAL RADIUS SINISTRA


DI RUANG MAHONI II
RUMAH SAKIT BHAYANGKARA TK.I R. SAID SUKANTO
Jl. Raya Jakarta-Bogor, Kramat Jati, Kec. Kramat Jati, Kota Jakarta Timur, Daerah Khusus
Ibukota Jakarta

Dosen Pembimbing: Ns. Mareta Dea Rosaline, S. Kep. M.Kep

Disusun Oleh :
Nama : Davita Aprilia Pratiwi
NIM : 2010721046

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA
2020/2021
BAB I
LANDASAN TEORI

A. Konsep Dasar
1. Anatomi Fisiologi
a) Tulang-tulang lengan diantaranya :

1) Skapula
2) Klavikula
3) Humerus
4) Ulnaris
5) Ossa Karpalia
6) Ossa Metakarpalia
7) Phalanges

b) Tulang radius dan ulna :

1) Radius adalah tulang pada sisi luar dari lengan bawah memiliki ujung
proksimal dengan :
a. Kaput, berarti kulasi dengan capitulum humerus
b. Humerus
c. Tuberositas, tempat melekatnya tendon dari otot bisep

2) Korpus, tempat berbagai otot fleksor dan ekstensor melekat, bagian


distal, dengan procesus styloideus meruncing dan permukaan artikular
bagian distal ulnalis.
3) Ulna adalah tulang panjang pada sisi dalam lengan bawah.
Memperlihatkan : bagain proksimal dengan :
a. Olecanon, dengan processus yang runcing terletak di belakang bagian

b. distal humerus.
c. Processus coronoideus, processus yang meruncing di depan
d. Incisura trochlearis, processus ini merupakan tempat bagian
distal numerus dan pada sisi luarnya tempat kaput radius.
4) Korpus dengan taper tempat otot-otot fleksor dan ekstensor dari
lengan bawah dan tangan melekat.
5) Bagain distal dengan :

a. Processus styloideus kecil


b. Permukaan artikular tempat bagian distal radius
c. Permukaan artikular yang dipisahkan dari tulang-tulang pergelangan oleh
bantalan kartilago.

6) Membran interosus selapis jaringan fibrosa, yang melekat ke ujung


perbatasan radius dan ulna dan memenuhi celah diantaranya. Hal ini
memberikan perlekatan untuk otot-otot baik di depan dan di belakang.

Menurut Long, B.C, fungsi tulang secara umum yaitu :


1) Menahan jaringan tubuh dan memberi bentuk kepada kerangka tubuh.
2) Melindungi organ-organ tubuh (contoh:tengkorak melindungi otak).
3) Untuk pergerakan (otot melekat kepada tulang untuk berkontraksi dan
bergerak).
4) Merupakan gudang untuk menyimpan mineral (contoh kalsium dan posfor).
5) Hematopoiesis (tempat pembuatan sel darah merah dalam sum-sum tulang).

2. Pengertian
Fraktur merupakan terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan/atau
tulang rawan. Trauma yang menyebabkan fraktur dapat berupa trauma
langsung, misalnya benturan pada lengan bawah yang menyebabkan
fraktur radius dan ulna, dan dapat berupa trauma tidak langsung, misalnya
jatuh bertumpu pada tangan yang menyebabkan fraktur klaviluka atau
radius distal. Akibat trauma pada tulang terganting pada jenis trauma,
kekuatan, dan arahnya.
Berdasarkan luasnya, fraktur dibagi menjadi fraktur komplit dan
inkomplit. Fraktur komplit terjadi apabila tulang terbagi menjadi 2 atau
lebih fragmen, yaitu fraktur trasverse, oblik atau spiral, impaksi, dan
kominutif. Sedangkan fraktur inkomplit yaitu periosteum tetap dalam
kontinuitas, seperti fraktur greenstrick.

Gambar 1.4 Klasifikasi Fraktur.

Fraktur radius distal adalah salah satu fraktur yang biasa terjadi pada
pergelangan tangan. Umumnya sering terjadi karena jatuh dalam keadaan
tangan menumpu dan biasanya terjadi pada anak-anak dan lanjut usia.
Bila seseorang jatuh dengan tangan yang menjulur, tangan akan tiba-tiba
menjadi kaku, dan kemudian menyebabkan tangan memutar dan menekan
lengan bawah. Biasanya penderita jatuh terpeleset sedang tangan berusaha
menahan badan.

3. Etiologi
Tulang bersifat relative rapuh namun cukup mempunyai kekuatan gaya
pegas untuk menahan tekanan. Fraktur dapat disebabkan oleh :
a) Cedera dan benturan seperti pukulan langsung, gaya meremuk, gerakan puntir
mendadak, kontraksi otot ekstrim.
b) Letih karena otot tidak dapat mengabsorbsi energi seperti berjalan kaki terlalu
jauh.
c) Kelemahan tulang akibat penyakit kanker atau osteoporosis pada
fraktur patologis.

Ada empat jenis fraktur antebrachii yang khas beserta penyebabnya yaitu :
1) Fraktur Colles
Deformitas pada fraktur ini berbentuk seperti sendok makan (dinner fork deformity).
Pasien terjatuh dalam keadaan tangan terbuka dan pronasi, tubuh beserta lengan
berputar ke ke dalam (endorotasi). Tangan terbuka yang terfiksasi di tanah berputar
keluar (eksorotasi/supinasi).
2) Fraktur Smith
Fraktur Smith merupakan fraktur dislokasi ke arah anterior (volar), karena itu sering
disebut reverse Colles fracture. Fraktur ini biasa terjadi pada orang muda. Pasien jatuh
dengan tangan menahan badan sedang posisi tangan dalam keadaan volar fleksi pada
pergelangan tangan dan pronasi. Garis patahan biasanya transversal, kadang-kadang
intraartikular.
3) Fraktur Galeazzi
Fraktur Galeazzi merupakan fraktur radius distal disertai dislokasi sendi radius ulna
distal. Saat pasien jatuh dengan tangan terbuka yang menahan badan, terjadi pula
rotasi lengan bawah dalam posisi pronasi waktu menahan berat badan yang memberi
gaya supinasi.
4) Fraktur Montegia
Fraktur Montegia merupakan fraktur sepertiga proksimal ulna disertai dislokasi sendi
radius ulna proksimal. Terjadi karena trauma langsung.

4. Patofisiologi dan Pathway


Jenis fraktur :
a) Fraktur komplit adalah patah pada seluruh garis tengah tulang dan biasanya
mengalami pergeseran
b) Fraktur inkomplit, patah hanya terjadi pada sebagian dari garis tengah tulang.
c) Fraktur tertutup (fraktur simple), tidak menyebabkan robekan kulit.
d) Fraktur terbuka (fraktur komplikata/kompleks), merupakan fraktur
dengan luka pada kulit atau membrana mukosa sampai ke patahan
tulang. Fraktur terbuka digradasi menjadi : Grade I dengan luka bersih
kurang dari 1 cm panjangnya dan sakit jelas, Grade II luka lebih luas
tanpa kerusakan jaringan lunak yang ekstensif dan Grade III, yang
sangat terkontaminasi dan mengalami kerusakan jaringan lunak
ekstensi, merupakan yang paling berat.

Penyembuhan/perbaikan fraktur :
Bila sebuah tulang patah, maka jaringan lunak sekitarnya juga rusak,
periosteum terpisah dari tulang dan terjadi perdarahan yang cukup berat.
Bekuan darah terbentuk pada daerah tersebut. Bekuan akan membentuk
jaringan granulasi, dimana sel-sel pembentuk tulang premitif (osteogenik)
berdeferensiasi menjadi kondroblas dan osteoblas. Kondroblas akan mensekresi
fosfat yang akan merangsang deposisi kalsium. Terbentuk lapisan tebal (kalus
disekitar lokasi fraktur. Lapisan ini terus menebal dan meluas, bertemu dengan
lapian kalus dari fragmen yang satunya dan menyatu. Fusi dari kedua fragmen
terus berlanjut dengan terbentuknya trabekula oleh osteoblas, yang melekat
pada tulang dan meluas menyebrangi lokasi fraktur. Persatuan (union) tulang
provisional ini akan menjalani transformasi metaplastikuntuk menjadi lebih
kuat dan lebih terorganisasi. Kalus tulang akan mengalami re-modelling
dimana osteoblas akan membentuk tulang baru sementara osteoklas akan
menyingkirkan bagian yang rusak sehingga akhirnya akan terbentuk tulang
yang menyerupai keadaan tulang aslinya.
Pathway
5.

5. Manifestasi Klinis
a) Nyeri terus menerus dan bertambah beratnya sampai fragmen tulang
diimobilisasi. Spasme otot yang menyertai fraktur merupakan bentuk bidai
alamiah yang dirancang untuk meminimalkan gerakan antar fragmen
tulang.
b) Deformitas dapat disebabkan pergeseran fragmen pada fraktur lengan dan
eksremitas. Deformitas dapat di ketahui dengan membandingkan dengan
ekstremitas normal. Ekstremitas tidak dapat berfungsi dengan baik karena
fungsi normal otot bergantung pada integritas tulang tempat melengketnya
obat.
c) Pemendekan tulang, karena kontraksi otot yang melekat diatas dan
dibawah tempat fraktur. Fragmen sering saling melingkupi satu sama lain
sampai 2,5 sampai 5,5 cm
d) Krepitasi yaitu pada saat ekstremitas diperiksa dengan tangan, teraba
adanya derik tulang. Krepitasi yang teraba akibat gesekan antar fragmen
satu dengan lainnya.
e) Pembengkakan dan perubahan warna lokal pada kulit terjadi akibat trauma
dan perdarahan yang mengikuti fraktur. Tanda ini baru terjadi setelah
beberapa jam atau beberapa hari setelah cedera.

6. Komplikasi
a. Malunion, adalah suatu keadaan dimana tulang yang patah telah
sembuh dalam posisi yang tidak pada seharusnya, membentuk sudut
atau miring
b. Delayed union adalah proses penyembuhan yang berjalan terus
tetapi dengan kecepatan yang lebih lambat dari keadaan normal.
c. Nonunion, patah tulang yang tidak menyambung kembali.

d. Compartment syndroma adalah suatu keadaan peningkatan takanan


yang berlebihan di dalam satu ruangan yang disebabkan perdarahan
masif pada suatu tempat.
e. Shock,

f. Fat embalism syndroma, tetesan lemak masuk ke dalam pembuluh


darah. Faktor resiko terjadinya emboli lemakada fraktur meningkat
pada laki-laki usia 20-40 tahun, usia 70 sam pai 80 fraktur tahun.

g. Tromboembolic complicastion, trombo vena dalam sering terjadi


pada individu yang imobiil dalm waktu yang lama karena trauma
atau ketidakmampuan lazimnya komplikasi pada perbedaan
ekstremitas bawah atau trauma komplikasi paling fatal bila terjadi
pada bedah ortopedil

h. Infeksi

i. Avascular necrosis, pada umumnya berkaitan dengan aseptika atau


necrosis iskemia.

j. Refleks symphathethic dysthropy, hal ini disebabkan oleh hiperaktif


sistem saraf simpatik abnormal syndroma ini belum banyak
dimengerti. Mungkin karena nyeri, perubahan tropik dan vasomotor
instability.

7. Penatalaksanaan Medis

Pada prinsipnya penangganan fraktur meliputi reduksi, imobilisasi dan


pengembalian fungsi dan kekuatan normal dengan rehabilitasi.
a) Reduksi fraktur berarti mengembalikan fragmen tulang pada
kesejajarannya dan rotasi anatomis. Metode dalam reduksi adalah
reduksi tertutup, traksi dan reduksi terbuka, yang masing-masing di
pilih bergantung sifat fraktur
Reduksi tertutup dilakukan untuk mengembalikan fragmen tulang ke
posisinya (ujung-ujung saling behubungan) dengan manipulasi dan
traksi manual.
Traksi, dapat digunakan untuk mendapatkan efek reduksi dan
imobilisasi. Beratnya traksi disesuaikan dengan spasme otot yang
terjadi.
Reduksi terbuka , dengan pendekatan pembedahan, fragmen tulang
direduksi. Alat fiksasi internal dalam bentuk pin, kawat, sekrup, plat,
paku atau batangan logam dapat digunakan untuk mempertahankan
fragmen tulang dalam posisinya sampai penyembuhan tulang yang
solid terjadi.
b) Imobilisai fraktur, setelah fraktur di reduksi fragmen tulang harus di
imobilisasi atau di pertahankan dalam posisi dan kesejajaranyang benar
sampai terjadi penyatuan. Immobilisasi dapat dilakukan dengan fiksasi
eksternal atau inernal. Fiksasi eksternal meliputi pembalutan, gips, bidai,
traksi kontinui, pin dan teknik gips atau fiksator eksternal. Fiksasi internal
dapat dilakukan implan logam yang berperan sebagai bidai inerna untuk
mengimobilisasi fraktur. Pada fraktur femur imobilisasi di butuhkan sesuai
lokasi fraktur yaitu intrakapsuler 24 minggu, intra trohanterik 10-12 minggu,
batang 18 minggu dan supra kondiler 12-15 minggu.
c) Mempertahankan dan mengembalikan fungsi, segala upaya diarahkan pada
penyembuhan tulang dan jaringan lunak, yaitu ;
1) Mempertahankan reduksi dan imobilisasi

2) Meninggikan untuk meminimalkan pembengkakan

3) Memantau status neurologi.

4) Mengontrol kecemasan dan nyeri

5) Latihan isometrik dan setting otot

6) Berpartisipasi dalam aktivitas hidup sehari-hari

7) Kembali keaktivitas secara bertahap.

Faktor yang mempengaruhi penyembuhan fraktur :

1) Imobilisasi fragmen tulang.


2) Kontak frgmen tulang minimal.
3) Asupan darah yang memadai.
4) Nutrisi yang baik.
5) Latihan pembebanan berat badan untuk tulang panjang.
6) Hormon-hormon pertumbuhan tiroid, kalsitonin, vitamin D, steroid anabolik.
7) Potensial listrik pada patahan tulang.

8. Pemeriksaan Penunjang
a) Laboratorium :
Pada fraktur test laboratorium yang perlu diketahui : Hb, hematokrit sering rendah
akibat perdarahan, laju endap darah (LED) meningkat bila kerusakan jaringan lunak
sangat luas. Pada masa penyembuhan Ca dan P meengikat di dalam darah.
b) Radiologi :
X-Ray dapat dilihat gambaran fraktur, deformitas dan metalikment.
Venogram/anterogram menggambarkan arus vascularisasi. CT scan untuk mendeteksi
struktur fraktur yang kompleks.

B. Asuhan Keperawatan
1) Pengkajian
a) Identitas pasien
Meliputi tanggal pengkajian, ruangan, nama (inisial), No MR, umur, pekerjaan,
agama, jenis kelamin, alamat, tanggal masuk RS, alasan masuk RS, cara masuk
RS, penanggung jawab.
b) Riwayat kesehatan
• Riwayat kesehatan dahulu
Tanyakan juga penyakit yang pernah dialami pasien sebelumnya,
riwayat penyakit pasien yang pernah dirawat dirumah sakit serta
pengobatan yang pernah didapatkan dan hasilnya. Dan ada tidaknya
riwayat DM pada masa lalu yang akan mempengaruhi proses
perawatan post operasi.

• Riwayat kesehatan sekarang


Tanyakan pada pasien dan atau keluarga tentang keluhan pasien saat
ini, biasanya pasien mengalami nyeri pada daerah fraktur, kondisi
fisik yang lemah, tidak bisa melakukan banyak aktifitas, mual,
muntah, dan nafsu makan menurun.
• Riwayat kesehatan keluarga
Tanyakan pada pasien dan atau keluarga mengenai penyakit yang
berhubungan dengan yang diderita pasien saat ini dan penyakit
herediter/keturunan lainnya (anggota keluarga dengan riwayat
penyakit yang sama).

c) Data pola kebiasaan sahari-hari


• Nutrisi
• Makanan
Catat pola kebiasaan makan saat sehat dan sakit. Catat diit
yang diberikan rumah sakit pada pasien dan jumlahnya.
Tanyakan konsumsi diit atau makanan sehari-hari lainnya
pada waktu sakit dan bandingkan pada waktu sehat, catat
porsi makan yang dihabiskan, keluhan saat makan serta
kemandirian dalam pelaksanannya.
• Minuman
Tanyakan jumlah cairan yang diminum dan ragamnya,
bandingkan jumlahnya pada saat sakit dengan sehat. Catat
keluhan yang dirasakan pasien dan kemandirian dalam
melaksanakannya.
• Defekasi
Tanyakan frekuensi buang air besar, bandingkan pada
keadaan sakit dengan sehat serta catat karakteristik
feses(warna, konsistensi dan bau serta temuan lainnya)
serta keluhan yang dirasakan selama BAB dan
kemandirian dalammelaksanakannya.
d) Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum pasien
a. Tingkat kesadaran
b. Berat badan
c. Tinggi badan

2) Kepala
Amati bentuk kepala, adanya hematom/oedema, perlukaan (rinci

keadaan luka, luas luka, adanya jahitan, kondisi luka).


a) Rambut : Amati keadaan kulit kepala dan rambut

sertakebersihannya dan temuan lain saat melakukan inspeksi.


b) Wajah: Amati adanya oedema/hematom, perlukaan
disekitarwajah (rinci keadaan luka, luas luka, adanya
jahitan, kondisi luka) dan temuan lain saat melakukan
inspeksi.
c) Mata : Amati kesimetrisan kedua mata, reflek cahaya,
diameterpupil, kondisi bola mata (sklera, kornea, atau lensa, dll)
keadaan kelopak mata dan konjungtiva serta temuan
lainya.
d) Hidung : Amati keadaan hidung, adanya perlukaan,
keadaanseptum, adanya sekret pada lubang hidung, darah atau
obstruksi), adanya pernafasan cuping hidung dan temuan lain saat
melakukan inspeksi (rinci keadaan luka, luas
luka, adanya jahitan, kondisi luka).
e) Bibir : Amati adanya oedema, permukaan (rinci keadaanluka,
luas luka, adanya jahitan, kondisi luka), warna bibir dan kondisi
mukosa bibir serta temuan lain saat
melakukan inspeksi.
f) Gigi : Amati kelengkapan gigi, kondisi gigi dan

kebersihanserta temuan lain saat melakukan inspeksi.

g) Lidah : Amati letak lidah, warna, kondisi dan kebersihanlidah serta temuan
lain saat melakukan inspeksi.

3) Leher
Amati adanya pembesaran kelenjar thyroid, kelenjar getah bening
dileher serta deviasi trakea, adanya luka operasi, pemasangan
drain serta temuan lain saat melakukan inspeksi. Lakukan
auskultasi pada kelenjar thyroid jika ditemukan pembesaran.
Ukur jugularis vena pressure (JVP), tuliskan lengkap dengan
satuannya.
4) Dada/thorak
a) Inspeksi : Pengamatan terhadap lokasi pembengkakan, warna
kulit pucat, laserasi, kemerahan mungkin timbul pada area
terjadinya fraktur adanya spasme otot dan keadaan kulit.
b) Palpasi : Pemeriksaan dengan cara perabaan, yaitu penolakanotot
oleh sentuhan kita adalah nyeri tekan, lepas dan sampai batas mana
daerah yang sakit biasanya terdapat nyeri tekan pada area fraktur
dan didaerah luka insisi.
c) Perkusi : Perkusi biasanya jarang dilakukan pada

kasusfraktur.
d) Auskultasi : Periksaan dengan cara mendengarkan gerakanudara
melalui struktur merongga atau cairan yang mengakibatkan struktur
sulit bergerak. Pada pasian fraktur pemeriksaan ini pada area yang
sakit jarang dilakukan.
5) Jantung
a) Inspeksi : Amati ictus cordis.
b) Palpasi : Raba lokasi dirasakan ictus cordis dan

kekuatanangkanya.
c) Perkusi : Tentukan batas-batas jantung.
d) Auskultasi : Dengarkan irama denyutan jantung,

keteraturandan adanya bunyi tambahan.


6) Perut/abdomen
a) Inspeks : Amati adanya pembesaran rongga
abdomen,keadaan kulit, luka bekas operasi pemasangan drain
dan temuan lain saat melakukan inspeksi.
b) Auskultasi : Dengarkan bunyi bising usus dan

catatfrekuensinya dalam 1 menit.


c) Palpasi : Raba ketegangan kulit perut, adanya

kemungkinanpembesaran hepar, adanya massa atau cairan.


d) Perkusi : Dengarkan bunyi yang dihasikan dari

ketukandirongga abdomen bandingkan dengan bunyi normal.

7) Genitourinaria

Amati keadaan genetalia, kebersihan dan pemasangan kateter


serta temuan lain saat melakukan inspeksi.
8) Ekstremitas
Amati adanya bentuk, adanya luka (rinci keadaan luka), oedema,
dan pengisian kapiler, suhu bagian akral serta temuan lain saat
pemeriksaan.
9) Sistem integument
Amati warna kulit, rasakan suhu kulit, keadaan turgor kulit, adanya

luka serta temuan lain saat pemeriksaan.


10) Sistem neurologi (diperiksa lebih rinci jika pasien mengalami

penyakit yang berhubungan dengan sistem neurologis)


a) Glascow Come score
b) Tingkat kesadaran
c) Refleks fisiologis
d) Reflek patologis
e) Nervus cranial I – XII

2) Diagnosa Keperawatan

No Diagnosa Tujuan Intervensi


1 Nyeri akut Setelah dilakukan Manajemen nyeri :
Asuhan keperawatan
b/d agen  Kaji nyeri secara komprehensif termasuk lokasi,
…. jam tingkat
injuri fisik, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan
kenyamanan klien
faktor presipitasi.
fraktur
meningkat, tingkat
 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak
nyeri terkontrol dg
nyamanan.
KH:
 Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk
 Klien
mengetahui pengalaman nyeri klien sebelumnya.
melaporkan nyeri  Kontrol faktor lingkungan yang mempengaruhi
berkurang dg scala 2- nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan,
3 kebisingan.
 Ekspresi  Kurangi faktor presipitasi nyeri.

wajah tenang  Pilih dan lakukan penanganan nyeri

 klien dapat (farmakologis/non farmakologis).

istirahat dan tidur


 v/s dbn  Ajarkan teknik non farmakologis (relaksasi,
distraksi dll) untuk mengetasi nyeri..
 Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri.

 Evaluasi tindakan pengurang nyeri/kontrol


nyeri.
 Kolaborasi dengan dokter bila ada komplain
tentang pemberian analgetik tidak berhasil.

Administrasi analgetik :.

 Cek program pemberian analgetik; jenis,


dosis, dan frekuensi.
 Cek riwayat alergi.

 Tentukan analgetik pilihan, rute pemberian


dan dosis optimal.
 Monitor TV

 Berikan analgetik tepat waktu terutama saat


nyeri muncul.
 Evaluasi efektifitas analgetik, tanda dan
gejala efek samping.
2 Resiko Setelah dilakukan askep Memberikan posisi yang nyaman untuk Klien:
terhadap … jam terjadi
 Berikan posisi yang aman untuk pasien
cidera b/d peningkatan Status
dengan meningkatkan obsevasi pasien, beri
kerusakan keselamatan Injuri fisik
pengaman tempat tidur
neuromusk Dg KH :
 Periksa sirkulasi periper dan status neurologi
uler, tekanan  Bebas dari cidera
dan disuse  Menilai ROM pasien
 Pencegahan
Cidera  Menilai integritas kulit pasien.
 Libatkan banyak orang dalam memidahkan
pasien, atur posisi

3 Sindrom Setelah Bantuan perawatan diri


defisit self dilakukan akep
 Monitor kemampuan pasien terhadap
care b/d … jam
perawatan diri
kelemahan, kebutuhan ADLs
 Monitor kebutuhan akan personal hygiene,
fraktur terpenuhi dg KH:
 Pasien dapat berpakaian, toileting dan makan

 melakukan
 Beri bantuan sampai pasien mempunyai
aktivitas sehari- hari.
kemapuan untuk merawat diri
 Kebersihan diri
 Bantu pasien dalam memenuhi
pasien terpenuhi
kebutuhannya.
 Anjurkan pasien untuk melakukan aktivitas
sehari-hari sesuai kemampuannya
 Pertahankan aktivitas perawatan diri secara
rutin

4 Risiko infeksi Setelah Konrol infeksi :


b/d dilakukan
 Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien
imunitas asuhan keperawatan …
lain.
tubuh primer jam tidak terdapat
 Batasi pengunjung bila perlu.
menurun, faktor risiko infeksi dan
prosedur infeksi terdeteksi dg  Intruksikan kepada pengunjung untuk
invasive, KH: mencuci tangan saat berkunjung dan
fraktur  Tdk ada tanda- sesudahnya.

tanda infeksi  Gunakan sabun anti miroba untuk mencuci

 AL normal tangan.
 Lakukan cuci tangan sebelum dan sesudah
 V/S dbn
tindakan keperawatan.
 Gunakan baju dan sarung tangan sebagai alat
pelindung.
 Pertahankan lingkungan yang aseptik selama
pemasangan alat.
 Lakukan perawatan luka, dainage, dresing
infus dan dan kateter setiap hari.
 Tingkatkan intake nutrisi dan cairan
 berikan antibiotik sesuai program.

 Jelaskan tanda gejala infeksi dan anjurkan u/


segera lapor petugas
 Monitor V/S
Proteksi terhadap infeksi

 Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan


lokal.
 Monitor hitung granulosit dan WBC.

 Monitor kerentanan terhadap infeksi..

 Pertahankan teknik aseptik untuk setiap


tindakan.
 Inspeksi kulit dan mebran mukosa terhadap
kemerahan, panas, drainase.
 Inspeksi kondisi luka, insisi bedah.

 Ambil kultur, dan laporkan bila hasil positip


jika perlu
 Dorong istirahat yang cukup.
 Dorong peningkatan mobilitas dan latihan
sesuai indikasi
5 Kerusakan Setelah dilakukan Terapi ambulasi
mobilitas fisik askep … jam terjadi
 Kaji kemampuan pasien dalam melakukan
berhubunga n peningkatan
ambulasi
Ambulasi :Tingkat
dengan patah  Kolaborasi dg fisioterapi untuk perencanaan
mobilisasi, Perawtan
tulang ambulasi
diri
 Latih pasien ROM pasif-aktif sesuai
Dg KH :
kemampuan
 Peningkatan
 Ajarkan pasien berpindah tempat secara
aktivitas fisik
bertahap
 Evaluasi pasien dalam kemampuan ambulasi

Pendidikan kesehatan

 Edukasi pada pasien dan keluarga


pentingnya ambulasi dini
 Edukasi pada pasien dan keluarga tahap
ambulasi
 Berikan reinforcement positip atas usaha
yang dilakukan pasien.
6 Kurang Setelah dilakukan askep Pendidikan kesehatan : proses penyakit
pengetahua n …. Jam pengetahuan
 Kaji pengetahuan klien.
klien meningkat dg KH:
tentang  Jelaskan proses terjadinya penyakit, tanda
 Klien dapat
penyakit dan gejala serta komplikasi yang mungkin terjadi
mengungkapkan
perawatann ya  Berikan informasi pada keluarga tentang
kembali yg
dijelaskan. perkembangan klien.
b/d
kurang  Klien kooperatif  Berikan informasi pada klien dan keluarga
saat dilakukan tentang tindakan yang akan dilakukan.
paparan
tindakan  Diskusikan pilihan terapi
terhadap
informasi,  Berikan penjelasan tentang pentingnya
keterbatan ambulasi dini
kognitif  jelaskan komplikasi kronik yang mungkin
akan muncul

BAB II
TINJAUAN KASUS

NAMA MAHASISWA : Davita Aprilia Pratiwi


NIM : 2010721046

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

Tanggal Pengkajian : 7 April 2021


Tanggal Masuk : 5 April 2021
Ruang / Kelas : Mahoni 2
Nomor Register : 011736**
Diagnosa Medis : Fraktur Distal Radius

A. IDENTITAS KLIEN
Nama Klien : Ny. S
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 52 th
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Kristen
Suku Bangsa : Jawa
Pendidikan : SMP
Bahasa yang digunakan : Indonesia
Pekerjaan : IRT
Alamat : Bojong Lio RT 01/09 Cilodong
Sumber biaya : Pribadi / perusahaan / lain-lain (sebutkan BPJS)*
Sumber informasi : Pasien / Keluarga /...................................................*

B. RESUME
Tanggal 5 April 2021 pada pukul 17.00 WIB, Ny. S mengendarai sepeda motornya dari Pasar
Cikema menuju rumahnya di Jalan Raya Bogor. Ny. S biasa belanja untuk kebutuhan warungnya
di sore hari, tetapi pada sore itu Ny. S saat dijalan ingin mendahului miniarta yang ada di
depannya, Ny. S tidak sadar bahwa di depannya ada trotoar pembatas jalur kanan dan kiri, Ny. S
menabrak trotoar tersebut dengan kecepatan tinggi dan terpental ke trotoar pembatas kiri yang
mengakibatkan ada luka di tangan sebeleha kirinya dan kepalanya terbentur trotoar. Pertolongan
pertama di lakukan pada klinik dekat tempat kejadian. Ny. S di rujuk ke Rs Polri untuk dilakukan
operasi pada tangan kirinya karena ada pergeseran tulang. Saat ini Ny. S sudah dilakukan operasi
pada tangan kirinya dan sudah dilakukan perawat post operasi di ruang Mahoni II. Ny. S masih
mengeluh pusing dan nyeri pada bagian tangan kirinya sehabis operasi. Hasil pemeriksaan tanda-
tanda vital = TD : 150/80 mmHg, HR : 95 x / menit, S : 36,8℃, RR : 20 x/menit.

C. RIWAYAT KEPERAWATAN
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
a. Keluhan utama : Nyeri bagian tangan kiri dan luka di kepala
b. Kronologis keluhan : .................................................................................
 Faktor pencetus : Kecelakaan sepeda motor
 Timbulnya keluhan : (√) Mendadak ( ) Bertahap
 Lamanya : 2 hari
 Upaya mengatasi : Minta obat pereda nyeri pada perawat

2. Riwayat Kesehatan Masa lalu


a. Riwayat alergi ( obat, makanan, binatang, lingkungan )
Tidak ada
b. Riwayat Kecelakaan :
Tidak ada
c. Riwayat di rawat di RS ( kapan, alasan,, dan berapa lama ) :
Tidak ada
d. Riwayat penggunaan obat-obatan :
Obat hipertensi

3. Riwayat Kesehatan Keluarga (Genogram dan keterangan)


4. Penyakit yang pernah di derita oleh anggota keluarga ( faktor resiko )
Hipertensi pada kakak kandung klien

5. Riwayat Psikososial dan Spiritual


a. Adakah orang terdekat dengan pasien :
Suami
b. Interaksi dalam keluarga
 Pola komunikasi : 2 arah
 Pembuatan keputusan : demokratis
 Kegiatan kemasyarakatan : baik

c. Dampak penyakit pasien terhadap keluarga :


Klien tidak bisa membantu suami untuk mencari uang dengan berjualan sayur di
rumah
d. Masalah yang mempengaruhi pasien :
Masalah ekonomi klien dan suami

e. Mekanisme koping terhadap stress


( ) Pemecahan masalah () Minum obat
( ) Makan () Cari pertolongan
( √) Tidur () Lain – lain, sebutkan : ........................
f. Persepsi pasien terhadap penyakitnya :
 Hal yang sangat di pikirkan saat ini :
Anak anak di rumah
 Harapan setelah menjalani perawatan :
Bisa pulih cepat dan membantu suami untuk mencari uang
 Perubahan yang di rasakan setelah jatuh sakit :
Tangan kiri belum bisa di gunakan
g. Sistem nilai kepercayaan :
 Nilai-nilai yang bertentangan dengan kesehatan :
Tidak ada
 Aktivitas Agama / Kepercayaan yang di lakukan :
Pergi ke gereja di hari minggu

6. Kondisi Lingkungan Rumah


( Lingkungan rumah yang mempengaruhi kesehatan saat ini ) :
Rumah berada di lingkungan padat penduduk

7. Pola Kebiasaan sehari-hari


Pola Kebiasaan Sebelum Sakit Sesudah Sakit ( di
RS )
Nutrisi
a. Makan
 Frekuensi / hari 3x/hari 2x/hari
 Nafsu makan baik menurun
 Gangguan makanan tidak ada tidak ada
( mual, muntah, sariawan, dsb)
 Porsi makanan sedang sedikit
 Jenis makanan nasi, lauk, dan sayur makanan dari rs
 Makanan yang di sukai sop buntut sop buntut
 Makanan yang tidak di sukai pasta pasta
 Makanan pantangan tidak ada tidak ada
 Penggunaan alat bantu tidak ada tidak ada
( NGT / OGT, mandiri, dll )
b. Minum
 Kuantitas ( liter / hari ) >2 liter >2 liter
 Jenis minuman air putih air putih
 Minuman yang disukai es teh manis es teh manis
 Minuman yang tidak di sukai minuman bersoda minuman bersoda
 Minuman pantangan tidak ada tidak ada

Eliminasi
a. BAB
 Frekuensi / hari 2x/hari 1x/hari
 Waktu pagi dan sore sore
 Warna coklat coklat
 Konsistensi padat cair
 Keluhan tidak ada tidak ada
 Penggunaa pencahar tidak ada tidak ada
b. BAK
 Frekuensi / hari 3x/hari 3x/hari
 Warna pagi, siang, dan sore pagi, siang, dan sore
 Keluhan kuning kuning
 Penggunaan alat bantu tidak ada tidak ada
( kateter, dll )
Personal Hygiene
a. Mandi
 Frekuensi / hari 2x/hari 1x/hari
 Penggunaan sabun mandi baik baik
 Cara ( dibantu / mandiri ) mandiri dibantu
 Waktu pagi sore sore
b. Oral hygiene
 Frekuensi / hari 2x/hari 1x/hari
 Penggunaan pasta gigi iya iya
 Cara ( dibantu / mandiri ) mandiri dibantu
 Waktu pagi sore sore
c. Cucu rambut
 Frekuensi / hari, atau / minggu 1x/2 hari tidak
 Penggunaan sampo iya iya
 Cara ( dibantu / mandiri ) mandiri dibantu
d. Perawatan kuku
 Frekuensi / minggu, atau / bulan 1x/minggu 1x/minggu
 Cara ( dibantu / mandiri ) mandiri mandiri
 Alat yang di gunakan gunting kuku gunting kuku
( silet, gunting kuku, dsb )
Istirahat dan tidur
a. Istirahat
 Kegiatan saat istirahat nonton tv nonton tv
( baca buku, nonton tv, dsb )
 Waktu istirahat siang hari seharian
 Orang yang menemani waktu istirahat suami suami
b. Tidur
 Lama tidur siang ( jam / hari ) 2 jam 1 jam
 Lama tidur malam ( jam / hari ) 8 jam 6 jam
 Kebiasaan sebelum tidur nonton tv nonton tv
tidak ada tidak ada
 Gangguan tidur

Aktivitas dan latihan


 Waktu bekerja (pagi/siang/malam ) pagi tidak
 Lama bekerja ( jam / hari ) 3 jam tidak
 Aktif Olahraga tidak tidak
 Jenis Olahraga tidak tidak
 Frekuensi Olahrag / minggu 1x/minggu tidak
 Keluhan ketika beraktifitas tidak ada adanya cemas pada
bagian fraktur
Kegiatan yang mempengaruhi kesehatan
a. Merokok
 Ya / tidak tidak tidak
 Jumlah ( batang/hari ) tidak tidak
 Lama pemakaian ( ... tahun / bulan / tidak tidak
minggu / hari yang lalu )
b. Minuman keras / NAFZA
 Ya / tidak tidak tidak
 Jenis tidak tidak
 Frekuensi ( / hari, atau / minggu ) tidak tidak
 Lama pemakaian ( ... tahun / bulan / tidak tidak
minggu / hari yang lalu )
D. PENGKAJIAN FISIK
Pemeriksaan Fisik Umum
a. Berat badan : 62 kg Sebelum sakit 63 kg
b. Tinggi badan : 156 cm
c. Tekanan darah : 150/80 mmHg
d. Nadi : 95 x/menit
e. Frekuensi nafas : 20 x/menit
f. Suhu tubuh : 37,5 ° C
g. Keadaan umum ( ) Sakit Ringan (√ ) Sakit Berat
( ) Sakit Sedang
h. Pembesaran kelenjar betah (√ ) Tidak ( ) Ya, Lokasi : ................
bening ....................................

1. Sistem Penglihatan
a. Posisi mata (√) Simetris ( ) Asimetris
b. Kelopak mata (√ ) Normal ( ) Ptosis
c. Pergerakan bola mata (√ ) Normal ( ) Abnormal
d. Konjunctiva (√ ) Merah muda ( ) Sangat merah
( ) Anemis
e. Kornea (√ ) Normal ( )Keruh / berkabut
( ) Terdapat perdarahan
f. Sklera ( ) Ikterik (√ ) Anikterik
g. Pupil ( ) Isokor (√ ) Anisokor
( ) Midriasis ( ) Miosis
h. Otot – otot mata (√ ) Tidak ada kelainan ( ) Juling ke dalam
( ) Juling ke luar ( ) Berada di atas kabur
i. Fungsi penglihatan (√ ) Baik ( ) Kabur
( ) Dua bentuk / diplopia

j. Tanda – tanda radang : tidak


k. Pemakaian kaca mata : Ya, jenis : plus Tidak : ( )
l. Pemakaian kontak lensa : tidak ada
m. Reaksi terhadap cahaya : baik

2. Sistem Pendengaran
a. Daun telinga (√ ) Normal ( ) Tidak, kanan / kiri
b. Karakteristik serumen Warna : putih Konsistensi : padat
Bau : tidak ada
c. Kondisi telinga tengah (√ ) Normal ( ) Kemerahan
( ) Bengkak ( ) Terdapat lesi
d. Cairan dari telinga (√ ) Tidak ( ) Darah
( ) Nanah ( ) lain-lain,.......
e. Perasaan penuh di telinga ( ) Ya (√ ) Tidak
f. Tinitus ( ) Ya (√) Tidak
g. Fungsi pendengaran (√ ) Normal ( ) Kurang
( ) Tuli, kanan / kiri
h. Gangguan keseimbangan ( ) Ya (√ ) Tidak
i. Pemakaian alat bantu ( ) Ya (√ ) Tidak
3. Sistem Wicara
(√ ) Normal ( ) Tidak : .............
( Aphasia (
) Aphonia (
Dysartria

4. Sistem Pernafasan
a. Jalan nafas : (√ ) Bersih ( ) Ada sumbatan,
Jenis : ..................
b. Pernafasan : ( ) Sesak (√ ) Tidak sesak
c. Penggunaan otot bantu : ( ) Ya (√ ) Tidak
d. Frekuensi : 20 X / menit
e. Irama : (√ ) Teratur ( ) Tidak teratur
f. Jenis pernafasan : (√ ) Spontan ( ) Chetnestoke
( ) Kausmaull ( ) Biot
( ) lainnya....................
g. Kedalaman : (√ ) Dalam ( ) Dangkal
h. Batuk : ( ) Ya (√) Tidak
Produktif / tidak
produktif
i. Sputum : ( ) Ya (√ ) Tidak
Putih/kuning/hijau
j. Konsistensi : ( ) Kental ( ) Encer
k. Terdapat darah : ( ) Ya ( ) Tidak
l. Palpasi dada : ......................................
m. Perkusi darah : ......................................
n. Suara nafas : (√ ) Vesikuler ( ) Ronkhi
( ) Wheezing ( ) Rales
o. Nyeri saat bernafas : ( ) Ya (√ ) Tidak
p. Penggunaan alat bantu : ( ) Ya (√ ) Tidak
nafas

5. Sistem Cardiovaskuler
a. Sirkulasi perifer
 Nadi : 95 x / menit
Irama : ( ) Teratur ( ) Tidak teratur
Denyut : ( ) Lemah (√ ) Kuat
 Tekanan darah : 150/80 mmHg
 Distensi vena jugularis :
Kanan : ( ) Ya (√ )
Kiri : ( ) Ya Tidak ( )
Tidak
 Temperatur kulit : (√ ) Hangat ( ) Dingin
 Warna kulit : (√ ) Pucat ( ) Kemerahan
( ) Cyanosis
 Pengisian kapiler : < 2 detik

 Edema : ( ) Ya : (√ ) Tidak
( ) Tungkai atas
( ) Periorbital
( ) Skrotalis
( ) Tungkai bawah
( ) Muka
( ) Anasarka

6. Sirkulasi jantung
 Kecepatan denyut apikal : 95 x / menit
 Irama : (√ ) Teratur ( ) Tidak teratur
 Kelainan bunyi jantung : ( ) Murmur ( ) Gallop
 Sakit dada : ( ) Ya (√ ) Tidak
Timbulnya : ( ) Saat aktifitas
( ) Tanpa aktivitas
Karakteristik : ( ) Seperti ditusuk
( ) Seperti terbakar
( ) Seperti tertimpa
benda berat
Skala nyeri : ...................................
7. Sistem
Hematologi
Gangguan
Hematologi
 Pucat : ( ) Ya (√ )
Tidak
 Perdarahan : ( ) Ya (√ )
( ) Petekie Tidak
( ) Purpura
( ) Mimisan
( ) Perdarahan gusi
( ) Ekimosis
8. Sistem saraf pusat
 Keluhan sakit kepala : ( ) Vertigo ( ) Migrain
( ) Lainnya: pusing
 : (√ ) Compos ( ) Somnolent
 Tingkat kesadaran mentis ( ) Apatis ( ) Sopor
( ) Koma
 Glasgow Coma Scale : E:4 V:5
( GCS ) M:6
 Tanda-tanda peningkatan : ( ) Ya (√ ) Tidak
TIK ( ) Muntah proyektil
( ) Nyeri kepala hebat
( ) Papil edema
 Gangguan Sistem : ( ) Kejang ( ) Disorientasi
Persarafan ( ) Mulut mencong ( ) Kelumpuhan
( ) Polineuritis / Ekstremitas
kesemutan ( kanan/kiri/atas/bawah )
 Pemeriksaan refleks :
Reflek fisiologis : (√ ) ( ) Tidak
Reflekpatologis : Normal ( ) ( ) Tidak
Ya
9. Sistem Pencernaan
a. Keadaan mulut
 Karies : ( ) Ya (√)
 Gigi berlubang : (√ ) Ya Tidak ( )
 Penggunaan gigi palsu : ( ) Ya Tidak
 Stomatitis : ( ) Ya (√ )
 Lidah kotor : ( ) Ya Tidak ( )
 Salifa ( ) Normal Tidak
(√)
Tidak
( ) Abnormal

b. Muntah
( ) Ya (√ )
 Isi : ( ) Makanan Tidak ( )
( ) Cairan Darah
 Warna : ( ) Sesuai warna makanan
( ) Kehijauan ( ) Kuning
( ) Coklat ( ) Hitam
 Frekuensi : …………………………
 Jumlah : ………………………… x / hari
ml

c. Nyeri daerah perut

( ) Ya (√ ) Tidak

d. Skala nyeri : .................................


e. Lokasi & karakter nyeri
( ) Seperti di tusuk-tusuk ( ) Melilit ( ) Kanan atas
( ) Panas / seperti terbakar ( ) Setempat ( ) Kanan bawah
( ) Berpindah-pindah ( ) Menyebar ( ) Kiri Bawah
( ) Cramp ( ) kiri atas

f. Bising usus 15.....................x / menit


g. Diare
( ) Ya (√ ) Tidak
Lamanya : .................................
Frekuensi.......................x / hari

h. Warna Feses
 kuning (√ )
 Coklat ( )
 Hitam ( )
 Putih seperti air cucian beras ( )
 Seperti dempul ( )

i. Konsistensi Feses
 Setengah padat (√ )  Berdarah ( )
 Terdapat lendir ( )  Tidak ada kelainan ( )
 Cair ( )

j. Konstipasi
 Ya ( )  Tidak (√ )
 Lamanya.......................hari

k. Hepar
 Teraba (√ )  Tidak teraba ()

l. Abdomen
 Lembek (√ )  Assites ()
 Kembung ()  Distensi ()
10. Sistem endokrin
 Pembesaran kelenjar tiroid : ( ) Ya (√ ) Tidak
( ) Exopthalmus
( ) Tremor
( ) Diaporesis
 Nafas bau keton : ( ) Ya (√ )
Tidak
 Luka Gangren : ( ) Ya (√ )
Lokasi ....................... Tidak
 Polidipsi ( )
 Pilophagi ( )
 Poliuri ( )

11. Sistem Urogenital


a. Balance Cairan
Intake....................................ml Output..............................................ml

b. Perubahan pola kemih


 ( ) Retensi  ( ) Urgensi  ( ) Disuria
 ( ) Tidak lampias  ( ) Nokturia  ( ) Inkontinensia
 ( ) Anuria

c. B.A.K
Warna
 (√ ) Kuning jernih  ( ) Kuning kental / coklat
 ( ) Merah  ( ) Putih

d. Distensi kandung kemih


( ) Ya (√ ) Tidak

e. Sakit pinggang
( ) Ya (√ ) Tidak

f. Skala nyeri : ..................................


12. Sistem Integumen
 Turgor kulit : (√ ) Baik ( ) Buruk
 Temperatur kulit 37,5° C
 Warna Kulit :
(√ ) Pucat ( ) Sianosis ( ) Kemerahan

 Keadaan kulit : (√ ) Baik ( ) Lesi ( ) Ulkus


( ) Luka, lokasi : ...........................................................
(√ ) Insisi operasi, lokasi : tangan kiri
Kondisi luka : .........................................................
( ) Gatal-gatal ( ) Memar / lebam
( ) Luka bakar, grade : .................. luas luka......%
( ) Dekubitus, lokasi : ...................................................
( ) Kelainan pigmen

 Kelainan kulit
( ) Ya, sebutkan : ................. (√ ) Tidak
 Kondisi kulit daerah pemasangan infus : baik
 Keadaan rambut
Tekstur : (√ ) Baik ( ) Tidak ()
Alopesia Kebersihan : (√ ) Bersih ( ) Ketombe ( )
Lengket
( ) Lainnya : ........................................................

 Keadaan
kuku (√ )
Normal
( ) Abnormal ( ) Paronikia ( ) Clubbing
( ) Garis beau ( ) Spoon nail

13. Sistem Muskuloskeletal


 Kesulitan dalam pergerakan : ( ) Ya (√ ) Tidak
 Sakit pada tulang, sendi, kulit : (√ ) Ya ( ) Tidak
 Fraktur : (√ ) Ya ( ) Tidak
Lokasi : tangan kiri
Kondisi : belum bisa di gunakan

 Kelainan bentuk tulang sendi :


(√ ) Kontraktur ( ) Bengkak
( ) Lainnya, sebutkan : ..................................................................................
 Kelainan struktur tulang belakang :
( ) Skoliasis ( ) Lordosis ( ) Kiposis
 Keadaan tonus otot
( ) Baik ( ) Hipertoni (√ ) Hipotoni ( ) Atoni

 Kekuatan otot
5555 3333
5555

E. DATA PENUNJANG ( Laboratorium, radiologi, endoskopi, EKG, dsb )


Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan 5555 Hasil Satuan Rujukan
5555
HEMATOLOGI
5555 5555
RUTIN
Hemaglobin 10.3 g/dl 12.0-16.0
Hematokrit Leukosit 3.84 % 4.20-5.50
Trombosit 8.6 Ribu/ul 4.8-10.8
329 Ribu/ul 150-450
INDEX ERITROSIT
McV 83.2 /um 80.0-99.0
McH 26.0 Pg 29.0-33.0
MCHC 32.3 g/dl 33.0-37.0

HITUNG JENIS
Eosinofil 0.20 % 0.00-4.00
Basofil 1.50 % 0.00-1.00
Netrofil 68.10 % 18.00-74.00
Limfosil 17.00 % 60.00-66.00
Monosit 13.20 % 0.00-6.00
KIMIA KLINIK
Ureum 50.5 mg/dL 15.0-50.0
Kreatinin 1.04 mg/dL 0.60-0.9

F. PENATALAKSANAAN ( Terapi / tindakan pengobatan, termasuk diet )


Terapi Medis
Jenis terapi Dosis Golongan Farmakologi

Cairan IV 20tpm Cairan Isotonik Untuk mengatasi


NaCl dehidrasi, menambah
kalori dan
mengembalikan
kesembangan elektrolit
Obat 1 gr/ 12 Antibiotik Antibiotik, infeksi yang
injeksiceftriaxone jam disebabkan oleh bakteri
Ketorolac 30 gr/ 8 Analgesik non Untuk mengurangi rasa
jam narkotik nyeri
Meloxicam 7,5 Antibiotik Untuk mengurangi rasa
gr/12 nyeri, bengkak, dan kaku
jam pada sendi

G. DATA TAMBAHAN (PENGKAJIAN PEMAHAMAN TENTANG PENYAKIT)


Saraf Kranial Jenis Keadaan pada Pasien
Fungsi
Pasien dapat membedakan bau
I Olfaktorius Sensorik
minyak wangi dan bauk teh
Ketajaman pengelihatan berkurang,
II Optikus Sensorik
pasien rabun dekat
Dilatasi reaksi pupil normal, terjadi
III Okulomotor Motorik
pengecilan pupil ketika ada pantulan
cahaya.
Tidak ada gangguan dalam
IV Troklearis Motorik
pergerakan bola mata
Sensorik Wajah simetris tidak ada
V Trigeminalis
Motorik gangguan pada saat mengunyah
Dapat menggerakkan bola mata ke
VI Abdusens Motorik
samping

VII Fasialis Tidak ada gangguan pada wajah


Motorik

VIII Vestibulokoklear Sensorik Tidak ada gangguan pendengaran

Sensorik
IX Glosofaringeus Tidak ada kesulitan dalam menelan.
Motorik
Sensorik
X Vagus Bicara normal
Motorik

Anggota badan kanan kiri dapat


XI Asesorius Spinal Sensorik
digerakkan dengan baik tetapi
tangan kiri tidak bisa di gerakkan
karena ada fraktur

Respon lidah baik, pasien bisa bicara


XII Hipoglosus Motorik dengan vokal suara yang

jelas.

H. Analisa Data

No Data Fokus Masalah Etiologi

1 Data Subjektif : Nyeri akut Agen pencedera fisik


1. Klien mengatakan nyeri pada bagian
tangan kirinya yang mengalami
fraktur.
2. Klien mengatakan saat merasakan
sakit badannya mengeluarkan
keringat.
3. Klien mengatakan sulit tidur saat
nyeri datang di malam hari

Data Objektif :
1. Klien terlihat meringis saat nyeri
2. Klien bersikap protektif / waspada
pada bagian lengan kiri yang
mengalami fraktur
3. P : Nyeri pada bagian yang di
operasi,
Q : Nyeri seperti di tusuk tusuk,
R : Nyeri di tangan sebelah kiri,
T : Hilang-Timbul
4. Skala nyeri : 6

2 Data Subjektif : Gangguan mobilitas Kerusakan integritas


1. Klien dan keluarga klien mengatakan fisik kulit
semenjak tangan kirinya mengalami
fraktur, klien hanya menggunakan
tangan kanan untuk melakukan
aktivitas dan minta pertolongan
keluarga.
2. Klien mengatakan cemas untuk
menggerakkan tangan kirinya, takut
bagian yang mengalami fraktur
mengalami nyeri.

Data Objektif :
1. Ny. S mengalami fraktur di
pergelangan tangan kiri
2. Kekuatan otot klien :

3 Data Subjektif : Intoleransi aktivitas Imobilitas, Tirah baring


1. Klien mengatakan dirinya merasa
lemas

Data Objektif :
1. Klien terlihat lemas
2. HR klien meningkat saat klien
melakukan aktivitas

I. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri Akut b.d Agen Pencedera Fisik d.d Mengeluh Nyeri, Bersikap Protektif
(SDKI, D.0077, Hal. 172)

2. Gangguan Mobilitas Fisik b.d Kerusakan Integritas Struktur Tulang (SDKI,


D.0054, Hal. 124)

3. Intolenransi Aktivitas b.d Imobilitas, Tirah Baring (SDKI, D.0056, Hal. 128)
J. Intervensi Keperawatan

No Hari/Tanggal Tujuan dan Kriteria Hasil Rencana Tindakan Paraf dan


Dx /Waktu Nama Jelas
1 Rabu, 7 April Setelah dilakukan asuhan Manajemen Nyeri
2021 keperwatan selama 2x24 jam SIKI, Kode : I.08238 ; Hal 201-202
diharapkan nyeri akut 1) Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, Davita
berkurang dengan kriteria intensitas nyeri Aprilia
hasil : 2) Identifikasi skala nyeri Pratiwi
3) Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
Tingkat Nyeri 4) Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
(SLKI, L.08065, Hal. 144) (relaksasi nafas dalam)
1) Keluhan nyeri menurun
Terapi Relaksasi
2) Kesulitan tidur menurun SIKI, Kode : I.09326 ; Hal 436
3) Pola nafas membaik 1) Berikan informasi tertulis tentang persiapan dan prosedur teknik
4) Tekanan darah membaik relaksasi nafas dalam
2) Jelaskan tujuan dan manfaat relaksasi nafas dalam
5) Nafsu makan meningkat 3) Anjurkan mengambil posisi nyaman
6) Pola tidur membaik 4) Anjurkan rileks dan merasakan sensasi relaksasi
5) Anjurkan sering mengulangi atau melatih teknik yang dipilih
Kontrol Nyeri 6) Demonstrasikan dan latih terapi relaksasi nafas dalam
(SLKI, L.08063, Hal.58)
dengan kriteria hasil :
1) Kemampuan mengenali
penyebab nyeri
meningkat
2) Kemampuan
menggunakan teknik
non farmakologis
meningkat
3) Keluhan nyeri menurun
4) Penggunaan analgetik
menurun
2 Rabu, 7 April Setelah dilakukan asuhan Dukungan Mobilitas
2021 keperwatan selama 2x24 jam SIKI, I.05173, Hal. 30
di harapkan mobilitas fisik 1) Identifkasi toleransi fisik dalam melakukan pergerakan Davita
dapat meningkat dengan 2) Monitor kondisi umum selama melakukan mobilisasi Aprilia
kriteria hasil : 3) Fasilitasi aktivitas mobilitas fisik dengan alat bantu Pratiwi
4) Fasilitasi melakukan pergerakan
Mobilitas Fisik 5) Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam
(SLKI L.05042, Hal.65) meningkatkan pergerakan
1) Pergerakan
ekstrimitas Perawatan Tirah Baring
meningkat SIKI, I.14572, Hal. 350
2) Nyeri menurun 1) Monitor kondisi kulit
2) Monitor komplikasi tirah baring
3) Gerakan terbatas 3) Posisikan klien senyaman mungkin
menurun 4) Pertahankan sprei tetap kering, bersih, dan kusut
4) Kelemahan fisik 5) Pertahankan kebersihan klien
menurun
5) Kecemasan menurun

Toleransi Aktivitas
(SLKI L.05047, Hal.149)
1) Kemudahan untuk
melakukan aktivitas
sehari-hari meningkat
2) Keluhan lelah
menurun
3) Perasaan lemah
menurun
4) Tekanan darah
membaik

3 Rabu, 7 April Setelah dilakukan asuhan Manajemen Energi


2021 keperwatan selama 2x24 jam
SIKI, I. 05178, Hal. 176
intoleransi aktivitas dapat Davita
diatasi dengan kriteria hasil : 1) Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan Aprilia
Pratiwi
2) Monitor kelelahan fisik dan emosional
Toleransi Aktivitas
(SLKI, L.05047, Hal. 149) 3) Anjurkan tirah baring
1) Kemudahan dalam 4) Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus (mis. cahaya,
melakukan aktivitas
sehari – hari meningkat suara, kunjungan)
2) Frekuensi nadi 5) Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
maningkat
3) Kekuatan tubuh bagian Pemantauan Tanda Vital
atas meningkat SIKI, Kode : I.09326 ; Hal 436
4) Perasaan lemah 1) Monitor tekanan darah
menurun 2) Monitor nadi
3) Monitor pernapasan
Tingkat Keletihan 4) Monitor suhu tubuh
(SLKI, L.05046, Hal.141) 5) Monitor tekanan nadi
dengan kriteria hasil :
1) Kemampuan melakukan
aktivitas rutin
meningkat
2) Motivasi meningkat
3) Sakit kepala menurun
K. Implementasi Keperawatan
Tanggal No. Tindakan Keperawatan dan Hasil Paraf &
Dx Nama
/Waktu
Jelas
Rabu, 7 1 Manajemen Nyeri Davita
April Aprilia
2021 1. Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
Pratiwi
H : P : Nyeri pada bagian yang di operasi, Q : Nyeri seperti di tusuk tusuk, R : Nyeri di tangan sebelah kiri,
15.00 T : Hilang-Timbul
WIB
2. Mengidentifikasi skala nyeri
H : Skala 6
3. Mengidentifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
H : Klien mengatakan nyeri saat setelah operasi pada bagian tangan kirinya tetapi nyeri hilang timbul
4. Memberikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (terapi tarik nafas dalam)
H : Klien akan diajarkan menggunakan teknik terapi nafas dalam

Rabu, 7 1 Terapi Relaksasi Davita


April Aprilia
2021 1. Memberikan informasi tertulis tentang persiapan dan prosedur teknik relaksasi
Pratiwi
H : Klien diberikan informasi terkait nyeri yang dirasakan
17.00 2. Menjelaskan tujuan dan manfaat dari terapi tarik nafas dalam
WIB H : Klien tampak memahami tujuan dan manfaat terapi tarik nafas dalam yang akan dilakukan
3. Menganjurkan mengambil posisi nyaman
H : Klien tampak mengambil posisi senyaman mungkin sebelum melakukan terapi tarik nafas dalam
4. Menganjurkan rileks dan merasakan sensasi relaksasi
H : Klien tampak rileks
5. Menganjurkan sering mengulangi atau melatih teknik yang dipilih
H : Klien mengatakan akan mempraktekkan terapi tarik nafas dalam ketika merasakan nyeri
6. Mendemonstrasikan dan latih terapi tarik nafas dalam
H : Klien tampak fokus saat dilakukan demonstrasi tentang terapi tarik nafas dalam

Rabu, 7 2 Dukungan Mobilitas Davita


April Aprilia
2021 1. Mengidentifkasi toleransi fisik dalam melakukan pergerakan Pratiwi
17.00 H : klien tidak dapat menggerakkan tangan kiri karena adanya fraktur
2. Memonitor kondisi umum selama melakukan mobilisasi
WIB H : frekuensi nadi klien selalu meningkat setelah melakukan aktivitas ke kamar mandi
3. Memfasilitasi melakukan pergerakan
H : klien selalu di bantu oleh perawat dan juga keluarga
4. Melibatkan keluarga untuk membantu pasien dalam meningkatkan pergerakan
H : suami klien selalu membantu klien dalam melakukan aktivitas

Perawatan Tirah Baring

1. Memonitor kondisi kulit


H: kulit klien kering
2. Memonitor komplikasi tirah baring
H : klien mengatakan pegal dan ingin sekali posisi tidur miring ke kiri tetapi tidak bisa karena
adanya fraktur di tangan kiri
3. Memposisikan klien senyaman mungkin
4. Mempertahankan sprei tetap kering, bersih, dan kusut
H : sprei diganti oleh perawat setiap hari
5. Pertahankan kebersihan klien
H : keadaan klien dalam kondisi bersih, klien mengatakan dirinya berusaha mandi di bantu oleh
suaminya setiap hari

Rabu, 7 3 Manajemen Energi Davita


April Aprilia
2021 1) Mengidentifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan
Pratiwi
15.00 H : tangan kiri klien tidak bisa di gunakan karena pasca di operasi fraktur
WIB 2) Memonitor kelelahan fisik dan emosional
H : klien mengalami kelelahan saat ganti baju
3) Menganjurkan tirah baring
4) Menyediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus (mis. cahaya, suara, kunjungan)

5) Menganjurkan melakukan aktivitas secara bertahap


H : Klien mulai melakukan aktivitas setelah operasi seperti duduk dan berjalan beberapa langkah

Rabu, 7 3 Pemantauan Tanda Vital Davita


April Aprilia
2021 Pratiwi
15.00 1) Monitor tekanan darah
WIB Hasil : 150 / 80 mmHg
2) Monitor nadi
Hasil : 95 x/mnt
3) Monitor pernapasan
Hasil : 20 x/mnt
4) Monitor suhu tubuh
Hasil : 37,3℃
Kamis, 1 Manajemen Nyeri
8 April
2021 1. Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
H : P : Nyeri pada bagian yang di operasi, Q : Nyeri seperti di tusuk tusuk, R : Nyeri di tangan sebelah kiri,
T : Hilang-Timbul
15.00 2. Mengidentifikasi skala nyeri
WIB H : Skala 5
3. Mengidentifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
H : Klien mengatakan nyeri saat setelah operasi pada bagian tangan kirinya tetapi nyeri hilang timbul
4. Memberikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (terapi tarik nafas dalam)
H : Klien akan diajarkan menggunakan teknik terapi nafas dalam
Kamis, 1 Terapi Relaksasi Davita
8 April Aprilia
2021 1. Memberikan informasi tertulis tentang persiapan dan prosedur teknik relaksasi
Pratiwi
H : Klien diberikan informasi terkait nyeri yang dirasakan
17.00 2. Menjelaskan tujuan dan manfaat dari terapi tarik nafas dalam
WIB H : Klien tampak memahami tujuan dan manfaat terapi tarik nafas dalam yang akan dilakukan
3. Menganjurkan mengambil posisi nyaman
H : Klien tampak mengambil posisi senyaman mungkin sebelum melakukan terapi tarik nafas dalam
4. Menganjurkan rileks dan merasakan sensasi relaksasi
H : Klien tampak rileks
5. Menganjurkan sering mengulangi atau melatih teknik yang dipilih
H : Klien mengatakan akan mempraktekkan terapi tarik nafas dalam ketika merasakan nyeri
6. Mendemonstrasikan dan latih terapi tarik nafas dalam
H : Klien tampak fokus saat dilakukan demonstrasi tentang terapi tarik nafas dalam
Kamis, 2 Dukungan Mobilitas Davita
8 April Aprilia
2021 1. Mengidentifkasi toleransi fisik dalam melakukan pergerakan Pratiwi
17.00 H : klien tidak dapat menggerakkan tangan kiri karena adanya fraktur
2. Memonitor kondisi umum selama melakukan mobilisasi
WIB H : frekuensi nadi klien mulai stabil karena klien lebih sering bergerak
3. Memfasilitasi melakukan pergerakan
H : klien selalu di bantu oleh perawat dan juga keluarga
4. Melibatkan keluarga untuk membantu pasien dalam meningkatkan pergerakan
H : suami klien selalu membantu klien dalam melakukan aktivitas

Perawatan Tirah Baring


1. Memonitor kondisi kulit
H: kulit klien kering
2. Memonitor komplikasi tirah baring
H : klien mengatakan pegal dan ingin sekali posisi tidur miring ke kiri tetapi tidak bisa karena
adanya fraktur di tangan kiri
3. Memposisikan klien senyaman mungkin
4. Mempertahankan sprei tetap kering, bersih, dan kusut
H : sprei diganti oleh perawat setiap hari

5. Pertahankan kebersihan klien


H : keadaan klien dalam kondisi bersih, klien mengatakan dirinya berusaha mandi di bantu oleh
suaminya setiap hari

Kamis, 3 Pemantauan Tanda Vital Davita


8 April Aprilia
2021 1. Monitor tekanan darah
Pratiwi
Hasil : 130 / 70 mmHg
2. Monitor nadi
17.00 Hasil : 89 x/mnt
WIB 3. Monitor pernapasan
Hasil : 20 x/mnt
4. Monitor suhu tubuh
Hasil : 37,5℃

L. Evaluasi Keperawatan

No Hari/Tanggal/ Evaluasi Hasil (SOAP) Paraf &


Dx Waktu Nama Jelas
1 Kamis, 8 – S:
April – 2021
- Klien mengatakan nyeri saat setelah operasi pada bagian tangan kirinya tetapi nyeri Davita
hilang timbul. Aprilia
Pratiwi
21.00 WIB - Klien mengatakan akan mempraktekkan kompres air hangat dalam ketika merasakan
nyeri
- Klien mengatakan nyeri berkurang
O:
- Pengkajian Nyeri
P : Nyeri pada bagian yang di operasi
Q : Nyeri seperti di tusuk tusuk
R : Nyeri di tangan sebelah kiri
S : Skala nyeri 5
T : Hilang-Timbul,
- Klien tampak rileks setelah melakukan tarik nafas dalam
- Klien mengatakan akan mempraktekkan tarik nafas dalam ketika merasakan nyeri

A : Masalah teratasi

P : Intervensi dihentikan

2 Kamis, 8 – S:
April – 2021
- Klien mengatakan lebih sering melakukan aktivitas dengan tangan kanannya Davita
Aprilia
- Klien mengatakan suaminya selalu membantu klien untuk melakukan aktivitas
Pratiwi
21.00 WIB
- Klien mengatakan selalu berusaha membersihkan dirinya yang di bantu oleh suami atau
perawat

O:
- Klien terlihat lebih aktif beraktivitas seperti berjalan ke kamar mandi
- Klien terlihat selalu menggunakan tangan kanannya untuk beraktivitas
- Kulit klien kering

A : Masalah teratasi sebagian

P : Intervensi dilanjutkan
3 Kamis, 7 – S:
April – 2021
- Klien mengatakan tangan kiri belum bisa di gunakan karena pasca di operasi Davita
fraktur Aprilia
Pratiwi
21.00 WIB
- Klien mengatakan sudah mulai bisa duduk dan berjalan beberapa langkah pasca
operasi

O:
- Klien sudah bisa duduk pasca operasi dan juga berjalan beberapa langkah
- TD : 130 /70 mmHg
- RR : 20 x/mnt
- Nadi : 89 x/mnt
- Suhu : 37,5 ℃

A : Masalah teratasi

P : Intervensi dihentikan
DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, Fenti. S . 2015. Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kasus Fraktur Tibia Plateau

Dextra Di Rsud Sragen . Karya Tulis Ilmiah . Surakarta : Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammdiyah Surakarta

Helmi, Zairin Noor. 2012. Buku Ajar Gangguan Muskuloskeletal. Jakarta: Salemba

Ningsih, Lukman N. 2011. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan

Muskuloskeletal. Jakarta: Salemba Medika

Helmi, Z. 2014. Buku Ajar Gangguan Muskulokeletal. Jakarta: Salemba Medika.

Herdman. 2012. Asuhan Keperawatan pada Klien Dengan Fraktur. Jurnal Keperawatan

Volume. 2 Nomor 3, 18 Maret 2011, 36-78.

Hoppenfeld, S. & Murthy, L. (2011). Terapi & rehabilitasi fraktur. Jakarta: EGC

Kneale, J. & Davis, P. (2011). Keperawatan ortopedik dan trauma, edisi 2. Jakarta: EGC.

Potter, P.A. & Perry, AG. (2010). Fundamental keperawatan, Edisi 7,Buku 2 Jakarta: EGC.

Smeltzer & Bare. (2013). Keperawatan medical bedah: Buku Ajar, Edisi 8. Jakarta: Penerbit

Buku Kedokteran: EGC

Anda mungkin juga menyukai