Disusun Oleh :
Nama : Davita Aprilia Pratiwi
NIM : 2010721046
A. Konsep Dasar
1. Anatomi Fisiologi
a) Tulang-tulang lengan diantaranya :
1) Skapula
2) Klavikula
3) Humerus
4) Ulnaris
5) Ossa Karpalia
6) Ossa Metakarpalia
7) Phalanges
1) Radius adalah tulang pada sisi luar dari lengan bawah memiliki ujung
proksimal dengan :
a. Kaput, berarti kulasi dengan capitulum humerus
b. Humerus
c. Tuberositas, tempat melekatnya tendon dari otot bisep
b. distal humerus.
c. Processus coronoideus, processus yang meruncing di depan
d. Incisura trochlearis, processus ini merupakan tempat bagian
distal numerus dan pada sisi luarnya tempat kaput radius.
4) Korpus dengan taper tempat otot-otot fleksor dan ekstensor dari
lengan bawah dan tangan melekat.
5) Bagain distal dengan :
2. Pengertian
Fraktur merupakan terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan/atau
tulang rawan. Trauma yang menyebabkan fraktur dapat berupa trauma
langsung, misalnya benturan pada lengan bawah yang menyebabkan
fraktur radius dan ulna, dan dapat berupa trauma tidak langsung, misalnya
jatuh bertumpu pada tangan yang menyebabkan fraktur klaviluka atau
radius distal. Akibat trauma pada tulang terganting pada jenis trauma,
kekuatan, dan arahnya.
Berdasarkan luasnya, fraktur dibagi menjadi fraktur komplit dan
inkomplit. Fraktur komplit terjadi apabila tulang terbagi menjadi 2 atau
lebih fragmen, yaitu fraktur trasverse, oblik atau spiral, impaksi, dan
kominutif. Sedangkan fraktur inkomplit yaitu periosteum tetap dalam
kontinuitas, seperti fraktur greenstrick.
Fraktur radius distal adalah salah satu fraktur yang biasa terjadi pada
pergelangan tangan. Umumnya sering terjadi karena jatuh dalam keadaan
tangan menumpu dan biasanya terjadi pada anak-anak dan lanjut usia.
Bila seseorang jatuh dengan tangan yang menjulur, tangan akan tiba-tiba
menjadi kaku, dan kemudian menyebabkan tangan memutar dan menekan
lengan bawah. Biasanya penderita jatuh terpeleset sedang tangan berusaha
menahan badan.
3. Etiologi
Tulang bersifat relative rapuh namun cukup mempunyai kekuatan gaya
pegas untuk menahan tekanan. Fraktur dapat disebabkan oleh :
a) Cedera dan benturan seperti pukulan langsung, gaya meremuk, gerakan puntir
mendadak, kontraksi otot ekstrim.
b) Letih karena otot tidak dapat mengabsorbsi energi seperti berjalan kaki terlalu
jauh.
c) Kelemahan tulang akibat penyakit kanker atau osteoporosis pada
fraktur patologis.
Ada empat jenis fraktur antebrachii yang khas beserta penyebabnya yaitu :
1) Fraktur Colles
Deformitas pada fraktur ini berbentuk seperti sendok makan (dinner fork deformity).
Pasien terjatuh dalam keadaan tangan terbuka dan pronasi, tubuh beserta lengan
berputar ke ke dalam (endorotasi). Tangan terbuka yang terfiksasi di tanah berputar
keluar (eksorotasi/supinasi).
2) Fraktur Smith
Fraktur Smith merupakan fraktur dislokasi ke arah anterior (volar), karena itu sering
disebut reverse Colles fracture. Fraktur ini biasa terjadi pada orang muda. Pasien jatuh
dengan tangan menahan badan sedang posisi tangan dalam keadaan volar fleksi pada
pergelangan tangan dan pronasi. Garis patahan biasanya transversal, kadang-kadang
intraartikular.
3) Fraktur Galeazzi
Fraktur Galeazzi merupakan fraktur radius distal disertai dislokasi sendi radius ulna
distal. Saat pasien jatuh dengan tangan terbuka yang menahan badan, terjadi pula
rotasi lengan bawah dalam posisi pronasi waktu menahan berat badan yang memberi
gaya supinasi.
4) Fraktur Montegia
Fraktur Montegia merupakan fraktur sepertiga proksimal ulna disertai dislokasi sendi
radius ulna proksimal. Terjadi karena trauma langsung.
Penyembuhan/perbaikan fraktur :
Bila sebuah tulang patah, maka jaringan lunak sekitarnya juga rusak,
periosteum terpisah dari tulang dan terjadi perdarahan yang cukup berat.
Bekuan darah terbentuk pada daerah tersebut. Bekuan akan membentuk
jaringan granulasi, dimana sel-sel pembentuk tulang premitif (osteogenik)
berdeferensiasi menjadi kondroblas dan osteoblas. Kondroblas akan mensekresi
fosfat yang akan merangsang deposisi kalsium. Terbentuk lapisan tebal (kalus
disekitar lokasi fraktur. Lapisan ini terus menebal dan meluas, bertemu dengan
lapian kalus dari fragmen yang satunya dan menyatu. Fusi dari kedua fragmen
terus berlanjut dengan terbentuknya trabekula oleh osteoblas, yang melekat
pada tulang dan meluas menyebrangi lokasi fraktur. Persatuan (union) tulang
provisional ini akan menjalani transformasi metaplastikuntuk menjadi lebih
kuat dan lebih terorganisasi. Kalus tulang akan mengalami re-modelling
dimana osteoblas akan membentuk tulang baru sementara osteoklas akan
menyingkirkan bagian yang rusak sehingga akhirnya akan terbentuk tulang
yang menyerupai keadaan tulang aslinya.
Pathway
5.
5. Manifestasi Klinis
a) Nyeri terus menerus dan bertambah beratnya sampai fragmen tulang
diimobilisasi. Spasme otot yang menyertai fraktur merupakan bentuk bidai
alamiah yang dirancang untuk meminimalkan gerakan antar fragmen
tulang.
b) Deformitas dapat disebabkan pergeseran fragmen pada fraktur lengan dan
eksremitas. Deformitas dapat di ketahui dengan membandingkan dengan
ekstremitas normal. Ekstremitas tidak dapat berfungsi dengan baik karena
fungsi normal otot bergantung pada integritas tulang tempat melengketnya
obat.
c) Pemendekan tulang, karena kontraksi otot yang melekat diatas dan
dibawah tempat fraktur. Fragmen sering saling melingkupi satu sama lain
sampai 2,5 sampai 5,5 cm
d) Krepitasi yaitu pada saat ekstremitas diperiksa dengan tangan, teraba
adanya derik tulang. Krepitasi yang teraba akibat gesekan antar fragmen
satu dengan lainnya.
e) Pembengkakan dan perubahan warna lokal pada kulit terjadi akibat trauma
dan perdarahan yang mengikuti fraktur. Tanda ini baru terjadi setelah
beberapa jam atau beberapa hari setelah cedera.
6. Komplikasi
a. Malunion, adalah suatu keadaan dimana tulang yang patah telah
sembuh dalam posisi yang tidak pada seharusnya, membentuk sudut
atau miring
b. Delayed union adalah proses penyembuhan yang berjalan terus
tetapi dengan kecepatan yang lebih lambat dari keadaan normal.
c. Nonunion, patah tulang yang tidak menyambung kembali.
h. Infeksi
7. Penatalaksanaan Medis
8. Pemeriksaan Penunjang
a) Laboratorium :
Pada fraktur test laboratorium yang perlu diketahui : Hb, hematokrit sering rendah
akibat perdarahan, laju endap darah (LED) meningkat bila kerusakan jaringan lunak
sangat luas. Pada masa penyembuhan Ca dan P meengikat di dalam darah.
b) Radiologi :
X-Ray dapat dilihat gambaran fraktur, deformitas dan metalikment.
Venogram/anterogram menggambarkan arus vascularisasi. CT scan untuk mendeteksi
struktur fraktur yang kompleks.
B. Asuhan Keperawatan
1) Pengkajian
a) Identitas pasien
Meliputi tanggal pengkajian, ruangan, nama (inisial), No MR, umur, pekerjaan,
agama, jenis kelamin, alamat, tanggal masuk RS, alasan masuk RS, cara masuk
RS, penanggung jawab.
b) Riwayat kesehatan
• Riwayat kesehatan dahulu
Tanyakan juga penyakit yang pernah dialami pasien sebelumnya,
riwayat penyakit pasien yang pernah dirawat dirumah sakit serta
pengobatan yang pernah didapatkan dan hasilnya. Dan ada tidaknya
riwayat DM pada masa lalu yang akan mempengaruhi proses
perawatan post operasi.
2) Kepala
Amati bentuk kepala, adanya hematom/oedema, perlukaan (rinci
g) Lidah : Amati letak lidah, warna, kondisi dan kebersihanlidah serta temuan
lain saat melakukan inspeksi.
3) Leher
Amati adanya pembesaran kelenjar thyroid, kelenjar getah bening
dileher serta deviasi trakea, adanya luka operasi, pemasangan
drain serta temuan lain saat melakukan inspeksi. Lakukan
auskultasi pada kelenjar thyroid jika ditemukan pembesaran.
Ukur jugularis vena pressure (JVP), tuliskan lengkap dengan
satuannya.
4) Dada/thorak
a) Inspeksi : Pengamatan terhadap lokasi pembengkakan, warna
kulit pucat, laserasi, kemerahan mungkin timbul pada area
terjadinya fraktur adanya spasme otot dan keadaan kulit.
b) Palpasi : Pemeriksaan dengan cara perabaan, yaitu penolakanotot
oleh sentuhan kita adalah nyeri tekan, lepas dan sampai batas mana
daerah yang sakit biasanya terdapat nyeri tekan pada area fraktur
dan didaerah luka insisi.
c) Perkusi : Perkusi biasanya jarang dilakukan pada
kasusfraktur.
d) Auskultasi : Periksaan dengan cara mendengarkan gerakanudara
melalui struktur merongga atau cairan yang mengakibatkan struktur
sulit bergerak. Pada pasian fraktur pemeriksaan ini pada area yang
sakit jarang dilakukan.
5) Jantung
a) Inspeksi : Amati ictus cordis.
b) Palpasi : Raba lokasi dirasakan ictus cordis dan
kekuatanangkanya.
c) Perkusi : Tentukan batas-batas jantung.
d) Auskultasi : Dengarkan irama denyutan jantung,
7) Genitourinaria
2) Diagnosa Keperawatan
Administrasi analgetik :.
melakukan
Beri bantuan sampai pasien mempunyai
aktivitas sehari- hari.
kemapuan untuk merawat diri
Kebersihan diri
Bantu pasien dalam memenuhi
pasien terpenuhi
kebutuhannya.
Anjurkan pasien untuk melakukan aktivitas
sehari-hari sesuai kemampuannya
Pertahankan aktivitas perawatan diri secara
rutin
AL normal tangan.
Lakukan cuci tangan sebelum dan sesudah
V/S dbn
tindakan keperawatan.
Gunakan baju dan sarung tangan sebagai alat
pelindung.
Pertahankan lingkungan yang aseptik selama
pemasangan alat.
Lakukan perawatan luka, dainage, dresing
infus dan dan kateter setiap hari.
Tingkatkan intake nutrisi dan cairan
berikan antibiotik sesuai program.
Pendidikan kesehatan
BAB II
TINJAUAN KASUS
A. IDENTITAS KLIEN
Nama Klien : Ny. S
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 52 th
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Kristen
Suku Bangsa : Jawa
Pendidikan : SMP
Bahasa yang digunakan : Indonesia
Pekerjaan : IRT
Alamat : Bojong Lio RT 01/09 Cilodong
Sumber biaya : Pribadi / perusahaan / lain-lain (sebutkan BPJS)*
Sumber informasi : Pasien / Keluarga /...................................................*
B. RESUME
Tanggal 5 April 2021 pada pukul 17.00 WIB, Ny. S mengendarai sepeda motornya dari Pasar
Cikema menuju rumahnya di Jalan Raya Bogor. Ny. S biasa belanja untuk kebutuhan warungnya
di sore hari, tetapi pada sore itu Ny. S saat dijalan ingin mendahului miniarta yang ada di
depannya, Ny. S tidak sadar bahwa di depannya ada trotoar pembatas jalur kanan dan kiri, Ny. S
menabrak trotoar tersebut dengan kecepatan tinggi dan terpental ke trotoar pembatas kiri yang
mengakibatkan ada luka di tangan sebeleha kirinya dan kepalanya terbentur trotoar. Pertolongan
pertama di lakukan pada klinik dekat tempat kejadian. Ny. S di rujuk ke Rs Polri untuk dilakukan
operasi pada tangan kirinya karena ada pergeseran tulang. Saat ini Ny. S sudah dilakukan operasi
pada tangan kirinya dan sudah dilakukan perawat post operasi di ruang Mahoni II. Ny. S masih
mengeluh pusing dan nyeri pada bagian tangan kirinya sehabis operasi. Hasil pemeriksaan tanda-
tanda vital = TD : 150/80 mmHg, HR : 95 x / menit, S : 36,8℃, RR : 20 x/menit.
C. RIWAYAT KEPERAWATAN
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
a. Keluhan utama : Nyeri bagian tangan kiri dan luka di kepala
b. Kronologis keluhan : .................................................................................
Faktor pencetus : Kecelakaan sepeda motor
Timbulnya keluhan : (√) Mendadak ( ) Bertahap
Lamanya : 2 hari
Upaya mengatasi : Minta obat pereda nyeri pada perawat
Eliminasi
a. BAB
Frekuensi / hari 2x/hari 1x/hari
Waktu pagi dan sore sore
Warna coklat coklat
Konsistensi padat cair
Keluhan tidak ada tidak ada
Penggunaa pencahar tidak ada tidak ada
b. BAK
Frekuensi / hari 3x/hari 3x/hari
Warna pagi, siang, dan sore pagi, siang, dan sore
Keluhan kuning kuning
Penggunaan alat bantu tidak ada tidak ada
( kateter, dll )
Personal Hygiene
a. Mandi
Frekuensi / hari 2x/hari 1x/hari
Penggunaan sabun mandi baik baik
Cara ( dibantu / mandiri ) mandiri dibantu
Waktu pagi sore sore
b. Oral hygiene
Frekuensi / hari 2x/hari 1x/hari
Penggunaan pasta gigi iya iya
Cara ( dibantu / mandiri ) mandiri dibantu
Waktu pagi sore sore
c. Cucu rambut
Frekuensi / hari, atau / minggu 1x/2 hari tidak
Penggunaan sampo iya iya
Cara ( dibantu / mandiri ) mandiri dibantu
d. Perawatan kuku
Frekuensi / minggu, atau / bulan 1x/minggu 1x/minggu
Cara ( dibantu / mandiri ) mandiri mandiri
Alat yang di gunakan gunting kuku gunting kuku
( silet, gunting kuku, dsb )
Istirahat dan tidur
a. Istirahat
Kegiatan saat istirahat nonton tv nonton tv
( baca buku, nonton tv, dsb )
Waktu istirahat siang hari seharian
Orang yang menemani waktu istirahat suami suami
b. Tidur
Lama tidur siang ( jam / hari ) 2 jam 1 jam
Lama tidur malam ( jam / hari ) 8 jam 6 jam
Kebiasaan sebelum tidur nonton tv nonton tv
tidak ada tidak ada
Gangguan tidur
1. Sistem Penglihatan
a. Posisi mata (√) Simetris ( ) Asimetris
b. Kelopak mata (√ ) Normal ( ) Ptosis
c. Pergerakan bola mata (√ ) Normal ( ) Abnormal
d. Konjunctiva (√ ) Merah muda ( ) Sangat merah
( ) Anemis
e. Kornea (√ ) Normal ( )Keruh / berkabut
( ) Terdapat perdarahan
f. Sklera ( ) Ikterik (√ ) Anikterik
g. Pupil ( ) Isokor (√ ) Anisokor
( ) Midriasis ( ) Miosis
h. Otot – otot mata (√ ) Tidak ada kelainan ( ) Juling ke dalam
( ) Juling ke luar ( ) Berada di atas kabur
i. Fungsi penglihatan (√ ) Baik ( ) Kabur
( ) Dua bentuk / diplopia
2. Sistem Pendengaran
a. Daun telinga (√ ) Normal ( ) Tidak, kanan / kiri
b. Karakteristik serumen Warna : putih Konsistensi : padat
Bau : tidak ada
c. Kondisi telinga tengah (√ ) Normal ( ) Kemerahan
( ) Bengkak ( ) Terdapat lesi
d. Cairan dari telinga (√ ) Tidak ( ) Darah
( ) Nanah ( ) lain-lain,.......
e. Perasaan penuh di telinga ( ) Ya (√ ) Tidak
f. Tinitus ( ) Ya (√) Tidak
g. Fungsi pendengaran (√ ) Normal ( ) Kurang
( ) Tuli, kanan / kiri
h. Gangguan keseimbangan ( ) Ya (√ ) Tidak
i. Pemakaian alat bantu ( ) Ya (√ ) Tidak
3. Sistem Wicara
(√ ) Normal ( ) Tidak : .............
( Aphasia (
) Aphonia (
Dysartria
4. Sistem Pernafasan
a. Jalan nafas : (√ ) Bersih ( ) Ada sumbatan,
Jenis : ..................
b. Pernafasan : ( ) Sesak (√ ) Tidak sesak
c. Penggunaan otot bantu : ( ) Ya (√ ) Tidak
d. Frekuensi : 20 X / menit
e. Irama : (√ ) Teratur ( ) Tidak teratur
f. Jenis pernafasan : (√ ) Spontan ( ) Chetnestoke
( ) Kausmaull ( ) Biot
( ) lainnya....................
g. Kedalaman : (√ ) Dalam ( ) Dangkal
h. Batuk : ( ) Ya (√) Tidak
Produktif / tidak
produktif
i. Sputum : ( ) Ya (√ ) Tidak
Putih/kuning/hijau
j. Konsistensi : ( ) Kental ( ) Encer
k. Terdapat darah : ( ) Ya ( ) Tidak
l. Palpasi dada : ......................................
m. Perkusi darah : ......................................
n. Suara nafas : (√ ) Vesikuler ( ) Ronkhi
( ) Wheezing ( ) Rales
o. Nyeri saat bernafas : ( ) Ya (√ ) Tidak
p. Penggunaan alat bantu : ( ) Ya (√ ) Tidak
nafas
5. Sistem Cardiovaskuler
a. Sirkulasi perifer
Nadi : 95 x / menit
Irama : ( ) Teratur ( ) Tidak teratur
Denyut : ( ) Lemah (√ ) Kuat
Tekanan darah : 150/80 mmHg
Distensi vena jugularis :
Kanan : ( ) Ya (√ )
Kiri : ( ) Ya Tidak ( )
Tidak
Temperatur kulit : (√ ) Hangat ( ) Dingin
Warna kulit : (√ ) Pucat ( ) Kemerahan
( ) Cyanosis
Pengisian kapiler : < 2 detik
Edema : ( ) Ya : (√ ) Tidak
( ) Tungkai atas
( ) Periorbital
( ) Skrotalis
( ) Tungkai bawah
( ) Muka
( ) Anasarka
6. Sirkulasi jantung
Kecepatan denyut apikal : 95 x / menit
Irama : (√ ) Teratur ( ) Tidak teratur
Kelainan bunyi jantung : ( ) Murmur ( ) Gallop
Sakit dada : ( ) Ya (√ ) Tidak
Timbulnya : ( ) Saat aktifitas
( ) Tanpa aktivitas
Karakteristik : ( ) Seperti ditusuk
( ) Seperti terbakar
( ) Seperti tertimpa
benda berat
Skala nyeri : ...................................
7. Sistem
Hematologi
Gangguan
Hematologi
Pucat : ( ) Ya (√ )
Tidak
Perdarahan : ( ) Ya (√ )
( ) Petekie Tidak
( ) Purpura
( ) Mimisan
( ) Perdarahan gusi
( ) Ekimosis
8. Sistem saraf pusat
Keluhan sakit kepala : ( ) Vertigo ( ) Migrain
( ) Lainnya: pusing
: (√ ) Compos ( ) Somnolent
Tingkat kesadaran mentis ( ) Apatis ( ) Sopor
( ) Koma
Glasgow Coma Scale : E:4 V:5
( GCS ) M:6
Tanda-tanda peningkatan : ( ) Ya (√ ) Tidak
TIK ( ) Muntah proyektil
( ) Nyeri kepala hebat
( ) Papil edema
Gangguan Sistem : ( ) Kejang ( ) Disorientasi
Persarafan ( ) Mulut mencong ( ) Kelumpuhan
( ) Polineuritis / Ekstremitas
kesemutan ( kanan/kiri/atas/bawah )
Pemeriksaan refleks :
Reflek fisiologis : (√ ) ( ) Tidak
Reflekpatologis : Normal ( ) ( ) Tidak
Ya
9. Sistem Pencernaan
a. Keadaan mulut
Karies : ( ) Ya (√)
Gigi berlubang : (√ ) Ya Tidak ( )
Penggunaan gigi palsu : ( ) Ya Tidak
Stomatitis : ( ) Ya (√ )
Lidah kotor : ( ) Ya Tidak ( )
Salifa ( ) Normal Tidak
(√)
Tidak
( ) Abnormal
b. Muntah
( ) Ya (√ )
Isi : ( ) Makanan Tidak ( )
( ) Cairan Darah
Warna : ( ) Sesuai warna makanan
( ) Kehijauan ( ) Kuning
( ) Coklat ( ) Hitam
Frekuensi : …………………………
Jumlah : ………………………… x / hari
ml
( ) Ya (√ ) Tidak
h. Warna Feses
kuning (√ )
Coklat ( )
Hitam ( )
Putih seperti air cucian beras ( )
Seperti dempul ( )
i. Konsistensi Feses
Setengah padat (√ ) Berdarah ( )
Terdapat lendir ( ) Tidak ada kelainan ( )
Cair ( )
j. Konstipasi
Ya ( ) Tidak (√ )
Lamanya.......................hari
k. Hepar
Teraba (√ ) Tidak teraba ()
l. Abdomen
Lembek (√ ) Assites ()
Kembung () Distensi ()
10. Sistem endokrin
Pembesaran kelenjar tiroid : ( ) Ya (√ ) Tidak
( ) Exopthalmus
( ) Tremor
( ) Diaporesis
Nafas bau keton : ( ) Ya (√ )
Tidak
Luka Gangren : ( ) Ya (√ )
Lokasi ....................... Tidak
Polidipsi ( )
Pilophagi ( )
Poliuri ( )
c. B.A.K
Warna
(√ ) Kuning jernih ( ) Kuning kental / coklat
( ) Merah ( ) Putih
e. Sakit pinggang
( ) Ya (√ ) Tidak
Kelainan kulit
( ) Ya, sebutkan : ................. (√ ) Tidak
Kondisi kulit daerah pemasangan infus : baik
Keadaan rambut
Tekstur : (√ ) Baik ( ) Tidak ()
Alopesia Kebersihan : (√ ) Bersih ( ) Ketombe ( )
Lengket
( ) Lainnya : ........................................................
Keadaan
kuku (√ )
Normal
( ) Abnormal ( ) Paronikia ( ) Clubbing
( ) Garis beau ( ) Spoon nail
Kekuatan otot
5555 3333
5555
HITUNG JENIS
Eosinofil 0.20 % 0.00-4.00
Basofil 1.50 % 0.00-1.00
Netrofil 68.10 % 18.00-74.00
Limfosil 17.00 % 60.00-66.00
Monosit 13.20 % 0.00-6.00
KIMIA KLINIK
Ureum 50.5 mg/dL 15.0-50.0
Kreatinin 1.04 mg/dL 0.60-0.9
Sensorik
IX Glosofaringeus Tidak ada kesulitan dalam menelan.
Motorik
Sensorik
X Vagus Bicara normal
Motorik
jelas.
H. Analisa Data
Data Objektif :
1. Klien terlihat meringis saat nyeri
2. Klien bersikap protektif / waspada
pada bagian lengan kiri yang
mengalami fraktur
3. P : Nyeri pada bagian yang di
operasi,
Q : Nyeri seperti di tusuk tusuk,
R : Nyeri di tangan sebelah kiri,
T : Hilang-Timbul
4. Skala nyeri : 6
Data Objektif :
1. Ny. S mengalami fraktur di
pergelangan tangan kiri
2. Kekuatan otot klien :
Data Objektif :
1. Klien terlihat lemas
2. HR klien meningkat saat klien
melakukan aktivitas
I. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri Akut b.d Agen Pencedera Fisik d.d Mengeluh Nyeri, Bersikap Protektif
(SDKI, D.0077, Hal. 172)
3. Intolenransi Aktivitas b.d Imobilitas, Tirah Baring (SDKI, D.0056, Hal. 128)
J. Intervensi Keperawatan
Toleransi Aktivitas
(SLKI L.05047, Hal.149)
1) Kemudahan untuk
melakukan aktivitas
sehari-hari meningkat
2) Keluhan lelah
menurun
3) Perasaan lemah
menurun
4) Tekanan darah
membaik
L. Evaluasi Keperawatan
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
2 Kamis, 8 – S:
April – 2021
- Klien mengatakan lebih sering melakukan aktivitas dengan tangan kanannya Davita
Aprilia
- Klien mengatakan suaminya selalu membantu klien untuk melakukan aktivitas
Pratiwi
21.00 WIB
- Klien mengatakan selalu berusaha membersihkan dirinya yang di bantu oleh suami atau
perawat
O:
- Klien terlihat lebih aktif beraktivitas seperti berjalan ke kamar mandi
- Klien terlihat selalu menggunakan tangan kanannya untuk beraktivitas
- Kulit klien kering
P : Intervensi dilanjutkan
3 Kamis, 7 – S:
April – 2021
- Klien mengatakan tangan kiri belum bisa di gunakan karena pasca di operasi Davita
fraktur Aprilia
Pratiwi
21.00 WIB
- Klien mengatakan sudah mulai bisa duduk dan berjalan beberapa langkah pasca
operasi
O:
- Klien sudah bisa duduk pasca operasi dan juga berjalan beberapa langkah
- TD : 130 /70 mmHg
- RR : 20 x/mnt
- Nadi : 89 x/mnt
- Suhu : 37,5 ℃
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, Fenti. S . 2015. Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kasus Fraktur Tibia Plateau
Dextra Di Rsud Sragen . Karya Tulis Ilmiah . Surakarta : Fakultas Ilmu Kesehatan
Helmi, Zairin Noor. 2012. Buku Ajar Gangguan Muskuloskeletal. Jakarta: Salemba
Herdman. 2012. Asuhan Keperawatan pada Klien Dengan Fraktur. Jurnal Keperawatan
Hoppenfeld, S. & Murthy, L. (2011). Terapi & rehabilitasi fraktur. Jakarta: EGC
Kneale, J. & Davis, P. (2011). Keperawatan ortopedik dan trauma, edisi 2. Jakarta: EGC.
Potter, P.A. & Perry, AG. (2010). Fundamental keperawatan, Edisi 7,Buku 2 Jakarta: EGC.
Smeltzer & Bare. (2013). Keperawatan medical bedah: Buku Ajar, Edisi 8. Jakarta: Penerbit