Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM

DASAR-DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN


“PENGENALAN ORDO SERANGGA”
Diajaukan untuk Memenuhi Syarat Salah Satu Mata Kuliah Dasar-Dasar
Perlindungan Tanaman

Disusun Oleh :
Nama : Fairuz Zahira
NIM : 4442190058
Kelas : III B

JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
Rahmat, serta Hidayah-Nya. Sehingga penulis dapat menyusun laporan praktikum
Pengenalan Ordo Serangga ini dengan tepat waktu.
Laporan hasil praktikum ini semaksimal mungkin penulis upayakan dan
didukung bantuan dari berbagai pihak sehingga memperlancar dalam
penyusunannya. Untuk itu penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada
dosen mata kuliah Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman, Ibu wi Hastuti, Sp., M.Sc.,
dan Bapak Julio Eiffelt Rossaffelt Rumbiak, SP. MP., serta asisten laboratorium
Dasar-Dasar Perlindunan Tanaman Deden Sutrisno, Ajeng Siwi Nuraini, Ayu
Saesarani, Savira Rafa Na’imah C, dan Elfrisda Miami Asrul Sani, serta semua
pihak yang turut serta dalam penyusunan laporan praktikum ini.
Selain itu, penulis juga menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini
ditemukan banyak sekali kekurangan, serta jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu,
penulis membuka selebar-lebarnya pintu bagi pembaca yang ingi memberi kritik
dan sarannya demi memperbaiki laporan ini.
Penulis berharap laporan ini dapat dimengerti oleh setiap pihak yang
membaca, dan dapat di ambil manfaatnya. Penulis pun memohon maaf yang
sebesar-besarnya apabila dalam laporan ini terdapat kata-kata yang tidak berkenan
di hati.

Serang, Desember 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i


DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2 Tujuan ........................................................................................................ 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Serangga ....................................................................................... 2
2.2 Morfologi dan Habitat Serangga ................................................................. 2
2.3 Klasifikasi Serangga ................................................................................... 3
2.3.1 Ordo Orthoptera (Serangga Bersayap Lurus) ....................................... 4
2.3.2 Ordo Coleoptera .................................................................................. 5
2.3.3 Ordo Diptera ....................................................................................... 5
2.3.4 Ordo Hymenoptera .............................................................................. 5
BAB III METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat ..................................................................................... 6
3.2 Alat dan Bahan ........................................................................................... 6
3.3 Cara Kerja .................................................................................................. 6
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil .......................................................................................................... 7
4.2 Pembahasan ............................................................................................... 8
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan .................................................................................................. 10
5.2 Saran ........................................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Hasil Pengamatan Ordo Serangga ............................................... 7

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Contoh Serangga ...................................................................... 2


Gambar 2. Morfologi Umum Serangga ....................................................... 3
Gambar 3. Bagan Klasifikasi Serangga ....................................................... 4

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan negara yang kaya akan hasil pertanian. Di antara produk
pertanian ini, gagal panen tidak jarang terjadi. Ini karena tanaman terserang hama
yang menyerang tanaman. Hama yang menyerang tanaman dapat menyebabkan
kelainan dan fenomena abnormal pada tanaman sehingga menurunkan hasil panen.
Umumnya hama berupa serangga yang dapat merusak tanaman secara langsung dan
dapat dilihat dari gejala atau bekas pada tanaman yang diserang. Misalnya gigitan
atau gerekan sedangkan yang tidak langsung berupa suatu penyakit. Hama tanaman
yang menempati peringkat paling atas berasal dari klas insecta (serangga), dalam
klas insect ini terdapat beberapa ordo yang membagi jenis-jenis serangga hama
pengganggu tanaman (Siregar, 2005).
Serangga merupakan salah satu organisme yang banyak ditemukan di berbagai
habitat, baik di darat, air laut, air tawar, pegunungan, dan lainnya. Serangga terdiri
dari beberapa spesies yang jumlahnya melimpah di bumi dan berasosiasi dengan
kehidupan manusia. Terdapat kelas-kelas serangga yang dapat juga merugikan
manusia yaitu biasa dikenal dengan OPT (Organisme Pengganggu Tanaman).
Serangga biasanya menyerang tanaman untuk bertahan hidup, sehingga serangga
akan mengambil keuntungan dari tanaman yang dihinggapinya. Oleh karena itu
untuk meminimalisir kerugian yang disebabkan oleh hama perlu dilakukan
perlindungan tanaman. Gangguan yang disebabkan oleh hama merupakan suatu
resiko yang harus dihadapi dan dipertimbangkan oleh setiap perusahaan di bidang
budidaya tanaman (Pracaya, 2007).

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum pengenalan ordo serangga ini, yaitu:
1. Untuk mengetahui morfologi serta spesies-spesies yang termasuk ke dalam
ordo-ordo serangga tersebut.
2. Untuk menambah pengetahuan tentang ordo-ordo dari serangga yang ada dalam
klasifikasi makhluk hidup.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Serangga


Serangga mempuyai nama lain insekta dan hexapoda. Insekta berasal dari
bahasa yunani yaitu dari kata in yang artinya dalam dan sect artinya potongan, jadi
insekta artinya adalah potongan tubuh atau segmentasi. Serangga adalah salah satu
kelas avertebrata di dalam filum arthropoda yang memiliki exoskeleton berkitin,
bagian tubuhnya terbagi menjadi tiga bagian, yaitu kepala, thorax, dan abdomen,
tiga pasang kaki yang terhubung ke thorax, memiliki mata majemuk, dan sepasang
antena. Sedangkan secara anatomi, tubuh Insekta terbagi menjadi tiga bagian, yaitu
kepala, toraks, dan abdomen (Suheriyanto,2008).
Serangga memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Serangga
selalu diidentikkan dengan hama di bidang pertanian, Selain itu serangga juga dapat
menjadi sumber vektor penyakit pada manusia. Namun, tidak semua serangga
bersifat sebagai hama atau vektor penyakit. Jenis serangga dari kelompok lain
seperti lebah, ulat sutera, kumbang macan, semut dapat menguntungkan manusia
(Metcalfe dan William, 1975).

Gambar 1. Contoh Serangga

2.2 Morfologi dan Habitat Serangga


Serangga disebut juga hexapoda (hewan berkaki enam), merupakan kelas besar
dari filum Arthropoda. Arthropoda adalah hewan dengan kaki beruas-ruas dengan
sistem saraf tali dan organ tubuh telah berkembang dengan baik. Pada bagian kepala
terdapat mulut dan sepasang antena, sedangkan pada thoraks terletak tiga pasang
tungkai dan sayap. Aspek susunan bagian-bagian tubuh serupa ini sudah khas pada
insekta, oleh karena itu dinamakan juga hexapoda (hewan berkaki enam)
(Brotiwijoyo, 1994).

2
Tubuh serangga dibagi menjadi tiga bagian, yaitu kepala, dada, dan perut. Pada
bagian kepala terdapat satu pasang antenna. Pada bagian dada terdiri dari 3 ruas dan
tiga pasang kaki yang beruas-ruas. Sayap serangga merupakan pelebaran atau
melipatnya kulit tubuh yang terdiri dari atas dua lapisan kutikula. Pada bagian-
bagian yang mengandung pembuluh darah terjadi penebalan kutikula sehingga
berfungsi sebagai rangka penunjang sayap. Pembuluh pada sayap berhubungan
dengan pembuluh dalam tubuh, pembuluh utama sayap selain untuk sirkulasi darah
juga berisi trakheolus dan cabang-cabang saraf indera (Suwignyo, dkk. 2005)

Gambar 2. Morfologi Umum Serangga.

Serangga ditemukan hampir di semua ekosistem. Semakin banyak tempat


dengan berbagai ekosistem maka terdapat jenis serangga yang beragam.
Serangga yang berperan sebagai pemakan tanaman disebut hama, tetapi
tidak semua serangga berbahaya bagi tanaman. Ada juga serangga berguna
seperti serangga penyerbuk, pemakan bangkai, predator dan parasitoid. setiap
serangga mempunyai sebaran khas yang dipengaruhi oleh biologi serangga,
habitat dan kepadatan populasi (Siregar, 2014).

2.3 Klasifikasi Serangga


Serangga atau Insekta termasuk dalam filum Arthropoda. Arthropoda terbagi
menjadi 3 sub filum yaitu Trilobita, Mandibulata, dan Chelicerata. Sub filum
Mandibulata terbagi menjadi 6 kelas, salah satu diantaranya adalah kelas Insecta
(Hexapoda). Sub filum Chelicerata terbagi menjadi 3 kelas, sedangkan sub filum
Trilobita telah punah. Kelas Insekta dibagi menjadi dua subkelas yaitu Subkelas
Apterygota dan Subkelas Pterigota. Subkelas Apterygota memiliki ciri-ciri berupa
serangga primitif berukuran kecil, tidak bersayap sejak nenek moyang, mempunyai
alat tambahan seperti style pada ujung abdomen dan metamorfosisnya masih

3
sederhana (ametabola), Subkelas Apterygota meliputi ordo Protura, Diplura,
Thysanura dan Collembola. Sedangkan Subkelas Pterygota memiliki ciri-ciri
bersayap, namun ada yang tidak bersayap tetapi tidak sejak dari nenek moyang, dan
metamorfosisnya ada yang sederhana hingga sempurna (metabola). Subkelas
Pterygota terbagi menjadi Exopterygota dan Endopterygota, pada Exopterygota
meliputi kelompok serangga yang sayapnya berkembang pada bagian luar tubuh
dan bermetamorfosis sederhana, terdiri dari Ordo Ephemeroptera, Odonata,
Orthoptera, Isoptera, Plecoptera, Dermaptera, Embioptera, Mallophaga,
Anoplura, Thysanoptera, Hemiptera, Homoptera, dan Neuroptera. Sedangkan
Endopterygota meliputi kelompok serangga yang sayapnya berkembang ke bagian
dalam tubuh dan bermetamorfosis sempurnya, terdiri dari Ordo Coleoptera,
Mecoptera, Trichoptera, Lepidoptera, Diptera, Siphonaptera, dan Hymenoptera
(Lilies, 1991).

Gambar 3. Bagan Klasifikasi Serangga.

2.3.1 Ordo Orthoptera (Serangga Bersayap Lurus)


Orthoptera berasal dari kata Ortho yang berarti lurus dan ptera yang
berarti sayap. Menurut (Lilies, 1991), Ciri utama dalam mengidentifikasi yaitu
pada sayap memiliki sayap depan dan sayap belakang yang lebih pendek, antena
terdapat ruas lebih dari 12 dan kaki femur yang membesar berfungsi untuk
melompat dengan ukuran lebih dari 5mm. namun ciri lain serangga ordo
Orthoptera, yaitu a) Memiliki satu pasang sayap, b) Mengering menggunakan
tungkai belakang pada ujung sayap depannya, c) Mempunyai ovipositor pendek
dan d) Tipe mulutnya pengigit.

4
2.3.2 Ordo Coleoptera
Ordo Coleoptera memiliki ciri utama yaitu sayap depannya mengalami
penebalan yang disebut dengan elytra. Coleoptera merupakan ordo yang
terbesar dalam jumlah spesiesnya. Serangga ini terdapat di berbagai tempat dan
banyak spesiesnya merupakan pemakan tanaman serta bahan simpan (hama
gudang). Contoh serangga dalam kelompok ini adalah kumbang kelapa (Orytec
rhynoceros) menyerang pucuk kelapa, pakis, sagu, kelapa sawit dan lain-lain,
kumbang buas air (Dystisticus marginalis), serta kumbang beras (Calandra
oryzae) (Jumar, 2000).

2.3.3 Ordo Diptera


Diptera berasal dari kata Di yang artinya dua dan ptera yang artinya sayap.
Ordo ini memiliki metamorfosis sempurna. Ordo Diptera meliputi serangga
pemakan tumbuhan, penghisap darah, predator, dan parasitoid. Pada kepala
serangga ini dijumpai adanya antena dan mata facet. Ordo Diptera memiliki
tubuh kecil hingga sedang, ciri utamanya yaitu sayapnya berjumlah sepasang,
yaitu sayap depan, dan sayap belakang. Biasanya hidup di sampah atau sebagai
pemakan daging (Nonadita, 2007).

2.3.4 Ordo Hymenoptera


Ciri-ciri dari ordo ini yaitu pada bagian kepala dijumpai adanya antene,
mata facet, mata oceli, tipe mulut penggigit-penghisap yang dilengkapi
flabellum sebagai alat penghisapan. Beberapa spesies sebagai predator, parasit
serangga, membantu penyerbukan, dan penghasil madu atau lilin lebah.
Beberapa contoh anggotanya antara lain parasit telur penggerek tebu/padi
(Nonadita, 2007).

5
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman tentang Pengenalan Ordo
Serangga ini dilakukan pada hari Selasa, 01 Desember 2020 pada pukul 08.00 WIB
sampai selesai. bertempatkan di Jl. Raya Cilegon km.3 Serang, Banten.

3.2 Alat dan Bahan


Adapun alat yang digunakan pada praktikum kali ini ialah wadah/toples,
Styrofoam, dan jarum pentul. Sedangkan bahan yang digunakan adalah alcohol,
Belalang daun (Phyllium pulichriforium), Kepik (Cantao ocellatus), Capung Batu
Merah (Rhinocypha anisoptera), Laba-Laba Bintang (Gasteracantha versicolor) ,
Tawon (Megascolia azurea), dan Lalat (Musca domestica).

3.3 Cara Kerja


Adapun cara kerja pada praktikum ini yaitu:
1. Disiapkan alat untuk menangkap serangga
2. Dimasukkan kedalam suatu wadah serangga yang sudah ditangkap
3. Disemprotkan alkohol dan didiamkan beberapa saat sampai serangga pingsan
4. Diamati serangga dan dicatat dalam laporan

6
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Tabel 1. Hasil Pengamatan Ordo Serangga
No. Gambar Keterangan
1. Belalang Daun (Phyllium pulichriforium) 1. Kepala
2. Mata
3. Mulut
4. Antenna
5. Dada
6. Sayap
7. Perut
8. Kaki

2. Tawon (Megascolia azurea) 1. Kepala


2. Mata
3. Mulut
4. Antenna
5. Dada
6. Sayap
7. Perut
8. Kaki

3. Kepik (Cantao ocellatus) 1. Kepala


2. Mata
3. Mulut
4. Antenna
5. Dada
6. Sayap
7. Perut
8. Kaki

7
4. Capung Batu Merah (Rhinocypha 1. Kepala
anisoptera) 2. Mata
3. Mulut
4. Antenna
5. Dada
6. Sayap
7. Perut
8. Kaki

5. Laba-Laba Bintang (Gasteracantha 1. Prosoma


versicolor) 2. Abdomen

6. Lalat (Musca domestica) 1. Kepala


2. Mata
3. Antenna
4. Sayap
5. Abdomen

4.2 Pembahasan
Praktikum kali ini membahas tentang pengenalan ordo-ordo serangga. Menurut
(Purwatiningsih, 2012) menjelaskan bahwa serangga adalah kelompok hewan
dengan ciri memiliki jumlah kaki enam (heksapoda). dimana badannya tersusun
atas tiga bagian yaitu kepala, dada, dan perut.

8
Ada 6 jenis serangga yang akan diamati pada praktikum kali ini, yaitu Belalang
daun (Phyllium pulichriforium), Kepik (Cantao ocellatus), Capung Batu Merah
(Rhinocypha anisoptera), Laba-Laba Bintang (Gasteracantha versicolor) , Tawon
(Megascolia azurea), dan Lalat (Musca domestica).
Belalang daun (Phyllium pulichriforium), merupakan serangga hama herbivora
dan memiliki kemampuan melompat. Pada umumnya biasanya berwarna hijau atau
coklat. Secara biologi, belalang sangat erat kaitannya dengan kecoak dan termasuk
ke dalam ordo Orthoptera. Tubuh belalang terdiri dari 3 bagian tubuh utama, yaitu
kepala, dada (thorax) dan perut (abdomen).
Tawon (Megascolia azurea), merupakan serangga penghisap nectar. Tawot
termasuk ke dalam ordo Hymenoptera. Tubuhnya terbagi menjadi 3 bagian utama:
kepala, thorax, dan abdomen (beberapa literatur lain menyebutnya terdiri dari
kepala, metasoma, dan mesosoma walaupun maksudnya sama).
Kepik (Cantao ocellatus) merupakan serangga yang termasuk ke dalam ordo
Hemiptera. Seperti semua serangga, tubuh kumbang dibagi menjadi tiga bagian:
kepala, dada (toraks), dan perut (abdomen). Capung Batu Merah (Rhinocypha
anisoptera) termasuk ke dalam ordo Odonata. Bagian tubuh capung anatar lain
perut,dada,sayap,ekor,kaki,kepala. Laba-Laba Bintang (Gasteracantha versicolor)
termasuk ke dalam Ordo Araneae. Tak seperti serangga yang memiliki tiga bagian
tubuh, laba-laba hanya memiliki dua. Segmen bagian depan disebut cephalothorax
atau prosoma, yang sebetulnya merupakan gabungan dari kepala dan dada (toraks).
Sedangkan segmen bagian belakang disebut abdomen (perut) atau opisthosoma.
Lalat (Musca domestica) ttermasuk ke dalam ordo Diptera. Lalat mempunyai
sepasasang antena dan mata majemuk, dengan mata lalat jantan lebih besar dan
sangat berdekatan satu sama lain. Tubuh lalat terbagi dalam 3 bagian, yaitu kepala
dengan sepasang antena, toraks, dan abdomen. Lalat mempunyai metamorfosis
yang sempurna, yaitu telur, larva, pupa, dan dewasa

9
BAB V
PENUTUP

5.1 Simpulan
Hama adalah organisme penggangu tanaman yang mengakibatkan kerusakan
tanaman secara fisik pada tanaman dan kerugian secara ekonomis, golongan haman
terbesar tergolong dalam kelas serangga. Serangga adalah salah satu kelas
avertebrata di dalam filum arthropoda yang memiliki exoskeleton berkitin, bagian
tubuhnya terbagi menjadi tiga bagian, yaitu kepala, thorax, dan abdomen, tiga
pasang kaki yang terhubung ke thorax, memiliki mata majemuk, dan sepasang
antena.
Serangga atau Insekta termasuk dalam filum Arthropoda. Arthropoda terbagi
menjadi 3 sub filum yaitu Trilobita, Mandibulata, dan Chelicerata. Sub filum
Mandibulata terbagi menjadi 6 kelas, salah satu diantaranya adalah kelas Insecta
(Hexapoda).

5.2 Saran
Semoga untuk praktikum berikutnya semoga berjalan lebih baik, dan bisa
secepatkan praktikum offline. Disarankan agar membaca materi di modul
praktikum sebelum melaksanakan praktikum, agar bisa dilaksanakan dengan
lancar.

10
DAFTAR PUSTAKA

Brotowidjoyo, M. 1994. Zoologi Dasar. Jakarta: Erlangga


Jumar, 2000. Entomologi Pertanian. Jakarta: Rineka Cipta.
Lilies, S Christina.1991. Kunci Determinasi Serangga. Yogyakarta: Kanisius.
Metcalfe, RL and William, HL. 1975. Introduction to Insect Pest Management.
New York: John Willey and Sons. 106
Nonadita. 2007. Ordo-ordo Serangga. Jakarta: PT. Aksara
Pracaya. 2004. Hama dan Penyakit Tanaman. Jakarta: Penebar Swadaya.
Purwatiningsih, B., Leksono, S. A. dan Yanuadi, Bagyo, 2012. Kajian Komposisi
Serangga Polinator pada Tumbuhan Penutup di Poncokusumo. Malang:
Berk Penel.
Siregar, Zuliyanti, Amelia. 2005. Serangga Berguna Pertanian. Medan: USU Press.
Siregar, Anna Sari,dkk. 2014. Keanekaragaman Jenis Serangga Di Berbagai Tipe
Lahan Sawah. Jurnal Online Agroekoteknologi. Vol.2(4): 1640-1647.
Suwignyo, S. Widigdo, B. Wardianto, Y. & Krisna, M. 2005. Avertebrata Air Jilid
2. Jakarta: Penebar Swadaya
Suheriyanto, Dwi. 2008. Ekologi Serangga. Malang: UIN Press.

11
LAMPIRAN

1. Lalat rumahan 2. Tawon 3. Laba-Laba Bintang

4. Capung Batu Merah 5. Kepik 6. Belalang Daun

12
LAMPIRAN

POST TEST “PENGENALAN ORDO”


Nama : Fairuz Zahira
NIM : 4442190058
Kelas : III B

1. Cara mengidentifikasi dengan melihat morfologi serangga tersebut


2. Ordo Isoptera, Orthoptera, Odonata, Hemiptera, Homoptera, Neuroptera,
Lepidoptera, dan Diptera.
3. Belalang = siklus hidup belalang diawali dari telur, nimfa, dan imago
Laba-laba= Setelah fertilisasi (pembuahan), labah-labah betina
menghasilkan kantung telur, yang ukuran dan bentuknya berbeda-beda
tergantung spesies. Telur menetas di dalam kantung, dan labah labah muda
berganti kulit sekali sebulum muncul.
Kepik= kepik dewasa, telur, himfa, pupa
Tawon= telur, larva, kepompong, dan dewasa.
Capung= telur, himfa, capung dewasa
4. Himeptera= memiliki setengah sayap dan tubuh yang pipih
Homoptera= memiliki ciri utama dalam mengidentifikasi yaitu 2 pasang
sayap
5. Hymenoptera, Himeptera, Orthoptera, Odonata, Aranae, dan Diptera.

13

Anda mungkin juga menyukai