Anda di halaman 1dari 8

TOT OSN-SMA TINGKAT KABUPATEN/KOTA

BIDANG FISIKA, MATERI III (DINAMIKA)

1. Sebuah bola dilepaskan pada bidang miring


dengan kelajuan v0 dan sudut elevasi
menuju ke target yang berjarak d dari titik
asal. Sudut kemiringan bidang miring adalah
 (lihat gambar). Jika momen inersia bola
diabaikan dan lintasan bola licin sepanjang
bidang, maka :
a. Tentukan jarak bola dari bagian bawah bidang miring sebelum bola berbelok arah
yang dinyatakan dalam bentuk vo, , , dan g
b. Tentukan lama waktu ketika bola tepat mengenai target dinyatakan dalam bentuk d,
, v0.
c. Tentukan waktu yang diperlukan untuk mencapai ketinggian maksimum v0, , .
d. Tentukan sudut  yang diperlukan bola agar mencapai target.
e. Jika massa bola M dan momen inersia-nya 2/5 MR2 dan bola menggelinding tanpa
tergelincir (meskipun bidang miring licin) dan sudut  diketahui, maka tentukan
jarak bola dari bawah bidang miring sebelum bergerak ke bawah (kelajuan awal
benda merupakan kelajuan pusat massa bola).

Penyelesaian:
a. Untuk kasus ini komponen percepatan
benda ax = 0 dan ay ≠ 0, dimana : v0
∑ F x =0 x0 ,y0,t0
g sin φ
v0x ,v0y
∑ F y =−mg sin ϕ=ma y 0
q
g g cos φ
φ
⇒ a y =−gsin ϕ
2 2 x1 ,y1,t1
Gunakan persamaan : v =v 0 +2 a y Δy v1x ,v1y
x

Pada saat bola mencapai puncak lintasan, maka kecepatannya menjadi nol (
v y=0 )
dan berlaku
v 0 y =v 0 sin θ , sehingga :
v 2y=v 20 y +2 a y Δy
2 v 20 sin2 θ 1 v 20 sin2 θ
−2 a y Δy=( v 0 sin θ ) → Δy= =
2 g sin ϕ 2 g sin ϕ
b. Setelah mencapai titik puncak, bola berhenti dan akan menempuh lintasan
mendatar, sehingga kecepatannya menjadi v 0 x=v 0 cosθ , sehingga :
d=v 0 x Δt= ( v 0 cos θ ) Δt
d
Δt=
( v 0 cos θ )
c. Waktu yang diperlukan untuk mencapai titik puncak ditentukan dengan meninjau
persamaan :

12
v y=v 0 y +a y Δt maks → 0=v 0 sin θ−g sin ϕΔt maks
v 0 sin θ
Δt maks =
g sin ϕ
d. Sudut θ yang diperlukan ketika bola mengenai target ditentukan berdasarkan waktu
tempuh maksimum (dua kali waktu puncak), sehingga :
v 0 sinθ
Δt target =2 Δt maks=2
g sin ϕ
Gabungkan hasil ini dengan jawaban soal (b) diperoleh :
v 0 sin θ d
2 = ⇒ 2 v 20 sinθ cos θ=gd sin ϕ
g sin φ ( v 0 cos θ )
2
⇒ v 0 sin2 θ=gd sin ϕ
1 gd sin ϕ
⇒ θ= sin−1 2
2 v0 ( )
e. Dengan meninjau momen inersia bola, maka :
Energi mekanik mula-mula :
1 2 1 2 12 1 7
Iω0 + Mv 0 = M ( Rω0 ) 2 + Mv 02= Mv 20
2 2 25 2 10
Energi mekanik akhir :
7
Mv 2f +Mg Δy sin ϕ
10
Karena tidak gaya horisontal :
v f =v 0 cos θ
Kekekalan energi memberikan :
2
7 7 7 ( v 0 sin θ )
Mv 20 cos2 θ+ Mg Δy sin ϕ= Mv 20 ⇒ Δy=
10 10 10 g sin ϕ

2. Seorang yang massanya 80 kg melompat dari sebuah jendela yang tingginya 0,5 m dari
lantai. Ketika tiba di lantai, ia tidak membengkokkan kakinya, sehingga geraknya ditahan
sampai berhenti dalam jarak 2 cm.
a. Berapakah percepatan rata-rata yang dialami orang tersebut, mulai dari ketika
kakinya menyentuh lantai hingga berhenti penuh ?
b. Berapakah gaya rata-rata yang diderita oleh susunan tulangnya akibat loncatan ini ?

Penyelesaian:
a. Persamaan untuk menentukan percepatan rata-rata ketika menyentuh lantai :
v −v
a= akhir awal
t akhir −t awal
ketika kakinya menyentuh lantai dari suatu ketinggian, maka kecepatan akhirnya
menjadi nol (vakhir = 0). Dengan menggunakan persamaan energi, maka percepatan
awal ditentukan dengan persamaan :
v awal =√ 2gh=√2( 9,8 m/s2 )(0,5 m)=3,13 m/s
dengan menahan gerakannya sejauh d = 2 cm, maka penahanan gerakan ini
memberikan :

13
v ( t akhir −t awal ) =d
1
v = v awal
oleh karena vakhir = 0, maka berlaku 2 menghasilkan :
d
0,020 m
( t akhir−t awal ) = 1 1
= =0,0128 s
v (3,13 m/s )
2 awal 2
sehingga percepatan rata-rata, ketika kaki menyentuh lantai :
v −v 3,13 m/s
a= akhir awal = =245 m/s 2
t akhir −t awal 0,0128 s
b. Gaya rata-rata yang dialami susunan tulang ketika mendarat di lantai :
2 4
F=(80 kg)(245 m/s )=1,96 x 10 N
F
3. Seuntai rantai yang terdiri dari lima rantai, diangkat vertikal ke atas (lihat
gambar) dengan percepatan konstan 2,5 m/s 2. Massa masing-masing rantai
0,1 kg. Tentukan :
a. Gaya antara dua mata rantai berturutan !
b. Gaya F di ujung atas rantai yang digunakan untuk mengangkat rantai
tersebut !
c. Gaya netto yang bekerja pada masing-masing rantai !

Penyelesaian:
Misalkan Fi adalah gaya-gaya mata rantai, tinjau gaya-gaya yang bekerja pada masing-
masing mata rantai:
 Rantai (1): F−F1 −mg=ma

 Rantai (2): F1 −F 2−mg=ma

 Rantai (3): F2 −F 3 −mg=ma

 Rantai (4): F3 −F 4 −mg=ma


 Rantai (5): F 4 −mg=ma
Karena gaya F hanya bekerja pada rantai atas, maka
2
ma=(0,1 kg)(2,5 m/s )=0,25 N
2
mg=(0,1 kg)(9,8 m/s )=0,98 N
a. Gaya yang bekerja antara dua mata rantai berturutan, tinjau mata rantai (5)
F 4 −0,98 N=0,25 N
Sehingga: F 4=1,23 N ; F1 =4,92 N ; F3=2,46 N ; F2 =3,68 N
b. Besarnya gaya F yang di ujung rantai
M total =m 1 +m 2 + m3 +m 4 + m5 =5 m (karena massa sama)
Dari persamaan :
F−W =mtotal a ⇒ F−m total g=mtotal a ⇒ F−5 mg=5 ma
F=5m( g+a)=5(0,1)(9,8+2,5)=6,15 N
c. Gaya neto yang bekerja pada masing-masing rantai :
F=ma=( 0,1 kg)(2,5 m/s 2 )=0,25 N

14
v0
4. Balok bermassa M (lihat gambar), mula-mula
bergerak dengan kecepatan v0 ke kanan dan k
M mk M
posisinya adalah pada keadaan pegas tidak
melakukan gaya pada balok (pegas tidak dalam
terentang atau tertekan). Balok bergerak ke d
kanan sejauh d dan kemudian berhenti pada
keadaan pada gambar. Konstanta pegas k dan koefisien gesek kinetik balok dengan meja
k. Ketika balok bergerak sejauh d, tentukan :
a. Usaha yang dilakukan padanya oleh gaya gesekan !
b. Usaha yang dilakukan padanya oleh gaya pegas !
c. Analisis apakah ada gaya lain yang bekerja pada balok, jika ada berapa usaha yang
dilakukannya ?
d. Usaha total yang dilakukan pada balok !
e. Tentukan harga d yang dinyatakan dalam M, v0, k, g, dan k !

Penyelesaian:
a. Tinjau diagram benda bebas, usaha yang dilakukan oleh gaya gesekan:
 Pegas mengerahkan gaya sebesar Fs terhadap balok. N
 Gaya gesekan balok terhadap lantai fges v0
f ges =μk N =μk Mg
 Perpindahan balok dari keadaan menempel pada fges
Fs
pegas sampai berhenti adalah d, sehingga usaha yang
ditimbulkan oleh gaya gesekan :
Mg
f ges . ⃗d=f ges d cos 180 o =−μk Mgd
W ges=⃗
b. Usaha yang dilakukan oleh gaya pegas dari posisi awal xi sampai xf dinyatakan
sebagai :
1 1
W pegas = kx 2i − kx 2f
2 2
Andaikan balok bergerak dari posisi xi = 0 sampai xf = d, maka :
1 1 1
W pegas = k ( 0 )2 − k ( d )2=− kd 2
2 2 2
c. Gaya lain yang bekerja pada balok adalah gaya normal (N) dan gaya berat Mg, tetapi
keduanya saling tegak lurus ( N ⊥Mg ) , sehingga W untuk kedua gaya tersebut
sama dengan nol :
o
W= N⃗ . ⃗d=Mgd cos 90 =0
d. Usaha total adalah usaha yang dilakukan oleh gaya pegas dan gaya gesekan yang
menyebabkan perpindahan sejauh d, sedangkan gaya normal dan gaya berat tidak
memberikan usaha, sehingga :
1
W total =W pegas +W gesekan=− kd 2 −μ k Mgd
2
e. Dari prinsip usaha-energi: W= ΔE k

15
1 1
W =E kf −Eki =− kd 2 −μ k Mgd=0− mv 20
2 2
1 1

2 ( )
k d 2 + ( μk mg ) d + mv 20 =0
2

Sehingga diperoleh persamaan kuadrat :

( 12 k ) d +( μ Mg) d − 12 mv =0
2
k
2
0

Dapat diselesaikan dengan rumus abc, diperoleh:

d 12=

−( μk Mg ) ± ( μ k Mg ) −4
2
( 12 k )(− 12 mv ) =−μ Mg±√ μ M +kmv
2
0
k
2
k
2 2
0
k
2 ( 12 k )
Karena d adalah kuantitas panjang, maka tentu harus positif sehingga :
1 2 2 2
d= [√ μ M
k g +kmv02 −μk Mg ]
k

5. Seekor kura-kura bermassa m berjalan sepanjang P

lintasan berbentuk lingkaran (loop) tanpa


gesekan (lihat gambar).
a. Jika kura-kura mula-mula diam di titik P h0=5R
(h0 = 5R), berapakah gaya resultan yang
R
bekerja padanya di titik Q? Q
b. Mulai dari ketinggian berapa dari dasar kura-
kura harus berjalan supaya gaya yang
L
dikerjakan padanya oleh lintasan di puncak
lingkaran sama dengan beratnya?
P
Penyelesaian:
a. Dengan menggunakan hukum kekekalan
energi dengan v 0 =0 (mula-mula diam
h0=5R
dan tanpa gesekan)
1 R
mgh 0 =mgh+ mvQ2 Q N
2 mg

1
mgh0 =mgR + mvQ2 L
2 ;h=R (1)
Dengan Hukum II Newton, gaya resultan di titik Q:
2
mv Q
N=
R (2)
Persamaan (1) memberikan :
1
gh0 =gR+ v 2Q ⇒ v 2Q=2 g (h0−R )=2 g (5 R−R )=8 gR
2 (3)

16
m 8 gR
N= =8 mg
Sehingga gaya resultan di titik Q adalah R dan tegak lurus lintasan
b. Pada puncak lintasan lingkaran berlaku :
2
mv
N +mg= p
R (4)
Karena N searah dengan mg, maka gaya normal N = mg, menurut hukum kekekalan
energi :
1
mgh+0=mg(2 R )+ mv2p
2 (5)
Dari persamaan (4),
2
mv
2 mg= p
R dengan N = mg
2
1 mv p 1
mg= mgR= mv 2p
2 R ⇒ 2 (6)
Subtitusi persamaan (6) ke (5), diperoleh:
mgh=2 mgR+mgR ⇒ h=3 R
Jadi pada ketinggian h = 3R di atas dasar, beratnya sama dengan gaya yang
dikerjakan padanya.

6. Partikel m (lihat gambar) bergerak pada bagian


dalam lingkaran vertikal berjari-jari R dan tidak ada P
gesekan selama geraknya. Ketika m berada pada
posisi terendah, lajunya adalah v0.
a. Berapa harga minimum vm dari v0 agar dapat q R
menempuh satu lingkaran penuh tanpa
kehilangan kontak dengan lingkaran?
b. Andaikan besar v0 adalah 0,775 vm, partikel akan v0
menempuh lingkaran sampai titik P, kemudian m
kehilangan kontak dengan lingkaran dan
menempuh lintasan lain (ditunjukan oleh garis
putus-putus). Tentukan posisi sudut  dari titik P!

Penyelesaian:
a. Hukum II Newton :
2 N
mv vP
N +mg= p P
R (1)
Sesuai hukum kekekalan energi, antara dasar dan mgsin q
mg q
puncak lingkaran berlaku: R
1 2 1
mv0 + mgh0 = mv 2P +mg(2 R )
2 2 v0
1 1
⇒ mv 20 = mv 2P +2 mgR m
2 2
⇒mv P =mv 02 −4 mgR
2

17
Sehingga persamaan (1) menjadi:
2 2 2
mv −4 mgR mv0 mv
N +mg= 0 = −4 mg ⇒ N +5 mg= 0
R R R (2)
Jika v 0 =v m , maka gaya normal N = 0 di puncak. Oleh karena itu, jika partikel
kehilangan kontak dengan lintasan, maka lintasan yang dilaluinya tidak akan dapat
mengerahkan gaya normal pada partikel tersebut, sehingga dari persamaan (2)
diperoleh:
2
mv
5 mg= m ⇒ v m= √ 5 gR
R
b. Jika v 0 <v m , maka partikel akan kehilangan bentuk dan N menjadi nol pada suatu
titik P sebelum mencapai puncak lingkaran, sehingga :
2
mv
N +mg sin θ= p ( N =0 )
R
2
mv
mg sin θ= p ⇒ mv 2p =mgR sin θ
R
Dengan menggunakan hukum kekekalan energi, diperoleh:
2
1 2 1 mv p
mv0 +0= +mg(R +R sin θ )
2 2R
1 1
⇒ mv 20 = mgR sin θ+mgR +mgR sin θ
2 2
v 20 2
⇒sin θ= −
3 gR 3
(0,775 )2 v 2m 2 (0,775 )2 (5 gR) 2 1
⇒sin θ= − = − =
3 gR 3 3 gR 3 3
1
()
⇒θ=sin−1 ≃19 , 5o
3

7. Sebuah peluru bermassa m ditembakkan dengan m v0 M


k
kecepatan awal v0 pada balok yang massanya
M = m yang dihubungkan dengan sebuah pegas.
Konstanta pegas k dari keadaan diam, kemudian
x
peluru menembus balok sehingga balok akan M
bergeser sejauh x. Jika gesekan antara balok dan m
lantai diabaikan, maka tentukan:
a. Kecepatan awal balok yang dinyatakan dalam
variable-variabel m, k, x dan 
b. Fraksi energi kinetik yang hilang dalam tumbukan yang dinyatakan dalam bentuk .

Penyelesaian:
a. Hukum kekekalan momentum memberikan :
v
mv 0 =( m+ βm ) v → v = 0
( 1+ β )

18
Hukum kekekalan energi setelah tumbukan :
1 1 1 v 20 1
2
( m+ βm ) v 2 = kx 2
2

2
( m+ βm )
(
( 1+ β ) 2
= kx 2
2 )
k
Sehingga kecepatan awal balok:
v 0 =x
√ m
b. Fraksi energi kinetik yang hilang dalam tumbukan :
( 1+β )

1 2
Energi kinetik sebelum tumbukan :
Ek i= 2 mv0
2
1 v0 Ek i
Ek f = 2 m ( 1+ β ) 2
=
Energi kinetik setelah tumbukan : ( 1+ β ) (1+ β )
Fraksi energi kinetik yang hilang :
Ek i
Ek f −Ek i 1+β −Ek i −β
f= = =
Ek i Ek i 1+β

8. Sebuah silinder dengan berat W diletakkan di atas


cekungan antara dua buah bidang segitiga yang titik
sudutnya adalah 300 dan 600 (lihat Gambar). Dengan
meninjau bahwa bidang cekungan tanpa gesekan,
maka tentukan gaya yang bekerja pada silinder
tersebut oleh kedua segitiga tersebut.

Penyelesaian:
Gaya yang timbul pada masing-masing bidang harus tegak lurus pada bidang silinder.
Misalkan F1 adalah gaya yang ditimbulkan oleh bidang dengan sudut 30 0 dan F2 gaya
yang ditimbulkan oleh bidang dengan sudut 600. Oleh karena sistem berada dalam
keadaan setimbang, maka berlaku :
∑ F x =0 → F1 sin30 0−F 2 sin 600=0
∑ F y =0 → F 1 cos300+ F2 cos 600−W=0
masing-masing terhadap silinder, diperoleh :
F2 60o
F1 = √ 3 F 2 F
30o 1

√ 3 F 2 cos30 0 +F 2 cos600−W =0 W

W
=1 W 30o 60o
F2 = 0 0 2
√ 3 cos30 +cos60
1 3
F1 = √ 3 W = √ W
( )( )
2 2

19

Anda mungkin juga menyukai