Anda di halaman 1dari 10

Dosen Mata Kuliah Etika Keperawatan

Yosi Oktri,Spd.,SST.,MM

Disusun Oleh :
Dinda Tifania
E.0105.18.013

STIKes Budi Luhur


PROGRAM DIPLOMA III KEPERAWATAN
2018/2019
1. Kode Etik Keperawatan
Kode etik keperawatan merupakan bagian dari etika kesehatan yang menerapkan nilai etika
terhadap bidang pemeliharaan atau pelayanan kesehatan masyarakat.

 Kode Etik Keperawatan Menurut ANA


Kode etik keperawatan menurut American Nurses Association (ANA) adalah sebagai berikut:
1. Perawat memberikan pelayanan dengan penuh hormat bagi martabat kemanusiaan dan
keunikan klien yang tidak dibatasi oleh pertimbangan-pertimbangan status sosial atau
ekonomi, atribut personal, atau corak masalah kesehatannya.
2. Perawat melindungi hak klien akan privasi dengan memegang teguh informasi yang
bersifat rahasia.
3. Perawat melindungi klien dan publik bila kesehatan dan keselamatannya terancam oleh
praktik seseorang yang tidak berkompeten, tidak etis, atau ilegal.
4. Perawat memikul tanggung jawab atas pertimbangan dan tindakan perawatan yang
dijalankan masing-masing individu.
5. Perawat memelihara kompetensi keperawatan.
6. Perawat melaksanakan pertimbangan yang beralasan dan menggunakan kompetensi dan
kualifikasi individu sebagai kriteria dalam mengusahakan konsultasi, menerima tanggung
jawab dan melimpahkan kegiatan keperawatan kepada orang lain.
7. Perawat turut serta beraktivitas dalam membantu pengembangan pengetahuan profesi.
8. Perawat turut serta dalam upaya-upaya profesi untuk melaksanakan dan meningkatkan
standar keperawatan.
9. Perawat turut serta dalam upaya-upaya profesi untuk membentuk dan membina kondisi
kerja yang mendukung pelayanan keperawatan yang berkualitas.
10. Perawat turut serta dalam upaya-upaya profesi untuk melindungi publik terhadap
informasi dan gambaran yang salah serta mempertahankan integritas perawat.
11. Perawat bekerja sama dengan anggota profesi kesehatan atau warga masyarakat lainnya
dalam meningkatkan upaya-upaya masyarakat dan nasional untuk memenuhi kebutuhan
kesehatan publik.

 Kode Etik Keperawatan menurut ICN


ICN adalah suatu federasi perhimpunan perawat nasional diseluruh dunia yang didirikan pada
tanggal 1 Juli 1899 oleh Mrs. Bedford Fenwich. Uraian kode etik diuraikan sebagai berikut.

1. Tanggung jawab utama perawat :


Tanggung jawab utama perawat adalah meningkatkan kesehatan, mencegah
timbulnya penyakit, memelihara kesehatan dan mengurangi penderitaan. Untuk melaksanakan
tanggung jawab utama tersebut, perawat harus meyakini bahwa :
a. kebutuhan terhadap pelayanan keperawatan di berbagai tempat adalah
sama.
b. pelaksanaan praktik keperawatan dititik beratkan pada penghargaan terhadap kehidupan
yang bermartabat dan menjunjung tinggi hak asasi
manusia.
c. dalam melaksanakan pelayanan kesehatan dan /atau keperawatan kepada individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat, perawat mengikutsertakan kelompok dan instansi
terkait.

2. Perawat, individu, dan anggota kelompok masyarakat.


Tanggung jawab utama perawat adalah melaksanakan asuhan keperawatan sesuai
dengan kebutuhan masyuarakat. Oleh karena itu , dalam menjalankan tugas, perawat perlu
meningkatkan keadaan lingkungan kesehatan dengan menghargai nilai-nilai yang ada di
masyarakat, menghargai aadat kebiasaan serta kepercayaan individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat yang menjadi pasien atau kliennya. Perawat dapat memegang teguh rahasia
pribadi (privasi) dan hanya dapat memberikan keterangan bila diperlukaan oleh pihak yang
berkepentingan atau pengadilan.
3.Perawat dan pelaksanaan praktik keperawatan
Perawat memegang peranan penting dalam menentukan dan melaksanakan standar
praktik keperawatan untuk mencapai kemampuan yang sesuai dengan standar pendidikan
keperawatan. Perawat dapat mengembangkan pengetahuan yang dimilikinya secara aktif
untuk menopang perannya dalam situasi tertentu. Perawat sebagai anggota profesi, setiap saat
dapat mempertahankan sikap sesuai dengan standar profesi keperawatan.
4. Perawat dan lingkungan masyarakat
Perawat dapat memprakarsai pembaharuan, tanggap, mempunyai inisiatif, dan dapat
berperan serta secara aktif dalam menentukan masalah kesehatan dan masalah sosial yang
terjadi di masyarakat.
5. Perawat dan sejawat
Perawat dapat menopang hubungan kerja sama dengan teman sekerja, baik tenaga
keperawatan maupun tenaga profesi lain di keperawatan. Perawat dapat melindungi dan
menjamin seseorang, bila dalam masa perawatannya merasa terancam.
6. Perawat dan profesi keperawatan
Perawat memainkan peran yang besar dalam menentukan pelaksanaan standar praktik
keperawatan dan pendidikan keperawatan . Perawat diharapkan ikut aktif dalam
mengembangkan pengetahuan dalam menopang pelaksanaan perawatan secara profesional.
Perawat sebagai anggota profesi berpartisipasi dalam memelihara kestabilan sosial dan
ekonomi sesuai dengan kondisi pelaksanaan praktik keperawatan.

1. Hak & Kewajiban Pasien dan Perawat


 Hak dan kewajiban perawat
Hak Perawat :

1. Perawat berhak untuk mendapatkan perlindungan hukum dalam melaksanakan tiugas


sesuai profesinya.
2. Perawat berhak untuk mengembangkan diri melalui kemampuan spesialisasi sesuai
dengan latar belakang pendidikannya.
3. Perawat berhak untuk menolak keinginan pasien atau klien yang bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan, serta standard dan kode etik profesi.
4. Perawat berhak untuk mendapatkan informasi lengkap dari pasien atau keluarganya
tentang keluhan kesehatan dan ketidakpuasannya terhadap pelayanan yang diberikan.
5. Perawat berhak untuk mengingatkan ilmu pengetahuannya berdasarkan perkembangan
IPTEK dalam bidang keperawatan atau kesehatan secara terus menerus.
6. Perawat berhak untuk diperlukan secara adil dan jujur oleh institusi pelayanan maupun
oleh pasien atau klien.
7. Perawat berhak mendapatkan jaminan perlindungan terhadap risiko kerja yang dapat
menimbulkan bahaya fisik maupun stres emosional.
8. Perawat berhak diikutsertakan dalam penyusunan dan penetapan kebijaksanaan pelayanan
kesehatan.
9. Perawat berhak atas privasi dan berhak menuntut apabila nama baiknya dicermarkan oleh
pasien/klien dan/ atau keluarganya serta tenaga kesehatan lainnya.
10. Perawat berhak untuk menolak dipindahkan ketempat tugas lain, baik melalui anjuran
atau pengumuman tertulis karena diperlukan, untuk melakukan tindakan yang
bertentangan dengan standar profesi atau kode etik keperawatan atau praturan perundang-
undangan lainnya.
11. Perawat berhak untuk mendapatkan penghargaan dan imbalan yang layak dari jasa profesi
yang diberikannya berdasarkan perjanjian atau ketentuan yang berlaku di institusi
pelayanan yang bersangkutan.
12. Perawat berhak untuk memperoleh kesempatan mengembangkan karir sesuai dengan
bidang profesinya.

Kewajiban Perawat :
1. Perawat wajib mematuhi semua peraturan institusi yang bersangkutan.
2. Perawat wajib memberikan pelayanan atau asuhan keperawatan sesuai dengan standar
profesi dan batas kegunaannya.
3. Perawat wajib menghormati hak pasien/klien.
4. Perawat wajib merujuk pasien/ klien kepada perawat atau tenaga kesehatan lain yang
mempunyai keahlian atau kemampuan yang lebih baik bila yang bersangkutan tidak dapat
mengatasinya sendiri.
5. Perawat wajib memberikan kesempatan kepada klien untuk berhubungan dengan
keluarganya, selama tidak bertentangan dengan peraturan atau standar profesi yang ada.
6. Perawat wajib memberikan kesempatan kepada klien untuk menjalankan ibadahnya
sesuai dengan agama atau kepercayaan masing-masing selama tidak mengganggu klien
yang lainnya.
7. Perawat wajib berkolaborasi dengan tenaga medis atau tenaga kesehatan terkait lainnya
dalam memberikan pelayanan kesehatan dan keperawatan kepada klien.
8. Perawat wajib memberikan informasi yang akurat tentang tindakan keperawatan yang
diberikan kepada klien atau keluarganya sesuai dengan batas kemampuannya.
9. Perawat wajib meningkatkan mutu pelayanan keperawatannya sesuai dengan standar
profesi keperawatan demi kepuasan pasien/klien.
10. Perawat wajib membuat dokumentasi asuhan keperawatan secara akurat dan
berkesinambungan.
11. Perawat wajib mengikuti perkembangan IPTEK keperawatan atau kesehatan secara terus-
menerus.
12. Perawat wajib melakukan pelayanan darurat sebagai tangan kemanusiaan sesuai dengan
batas kewenangannya.
13. Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang klien, kecuali jika
dimintai keterangan oleh pihak yang berwenang.
14. Perawat wajib memenuhi hal-hal yang telah disepakati atau perjanjian yang telah dibuat
sebelumnya terhadap institusi tempat bekerja.
 Hak dan Kewajiban Pasien/Klien

Hak Pasien :
1. Pasien mempunyai hak untuk mempertimbangkan dan menghargai asuhan kesehatan atau
keperawatan yang akan diterimanya.
2. Pasien berhak memperoleh informasi lengkap dari dokter yang memeriksanya berkaitan
dengan diagnosis, pengobatan, dan prognosis dalam arti pasien layak untuk mengerti masalah
yang dihadapinya.
3. Pasien untuk berhak menerima informasi penting dan memberikan suatu persetujuan tentang
dimulainya suatu prosedur pengobatan,seta resiko penting yang kemungkinan akan
dialaminya, kecuali dalam situasi darurat.
4. Pasien berhak untuk menolak pengobatan sejauh di izinkan oleh hukum dan di informasikan
tentang konsekuensi tindakan yang akan diterimanya.
5. Pasien berhak mengetahui setiap pertimbangan dari privasinya yang menyangkut program
asuhan medis, konsultasi, dan pengobatan yang dilakukan dengan cermat dan dirahasiakan.
6. Pasien berhak atas kerahasiaan semua bentuk komunikasi dan catatan tentang asuhan
kesehatan yang diberikan kepadanya.
7. Pasien berhak untuk mengerti bila diperlukan rujukan ke tempat lain yang lebih lengkap dan
memperoleh informasi yang lengkap tentang alasan rujukan tersebut, dan rumah sakit yang
ditunjuk dapat menerimanya.
8. Pasien berhak untuk memperoleh informasi tentang hubungan rumah sakit dengan instansi
lain, seperti instansi pendidikan atau instansi terkait lainnya sehubungan dengan asuhan yang
diterimanya. Contoh : hubungan individu yang merawatnya, nama yang merawat dan
sebagainya.
9. Pasien berhak untuk memberikan pendapat atau menolak bila diikutsertakan sebagai suatu
eksperimen yang berhubungan dengan asuhan atau pengobatannya.
10. Pasien berhak untuk memperoleh informasi tentang pemberian delegasi dari dokternya
kepada dokter lain, bila dibutuhkan dalam rangka asuhannya.
11. Pasien berhak untuk mengetahui dan menerima penjelasan tentang biaya yang diperlukan
untuk asuhan kesehatannya.
12. Pasien berhak untuk mengetahui peraturan atau ketentuan rumah sakit yang harus dipatuhinya
sebagai pasien selama ia dirawat.
Kewajiban Pasien :

1. Pasien dan Keluarganya berkewajiban untuk mentaati segala peraturan dan tata tertib Rumah
Sakit.
2. Pasien berkewajiban untuk mematuhi segala instruksi Dokter dan Perawat dalam
pengobatannya.
3. Pasien berkewajiban memberikan informasi dengan jujur dan selengkapnya tentang penyakit
yang dideritanya kepada Dokter yang merawat.
4. Pasien dan atau penanggungnya berkewajiban untuk melunasi semua imbalan atas jasa
pelayanan Rumah Sakit / Dokter.
5. Pasien dan atau penanggungnya berkewajiban memenuhi hal - hal yang telah disepakati atau
perjanjian / persetujuan yang telah ditandatanganinya.

PENYELESAIAN MASALAH ETIK DAN LEGAL DALAM PENELITIAN KEPERAWATAN

PENDAHULUAN

Keperawatan merupakan sebuah profesi yang memiliki karekteristik standar pendidikan,


otonomi, sosialisasi, dibentuk berdasarkan ilmu pengetahuan, ujian masuk secara formal, memiliki
kode etik, keahlian teknis, standar profesional, pelayanan yang mementingkan orang lain, serta
dipercaya publik. Ilmu pengetahuan keperawatan dibentuk dari proses yang sama, yaitu sebuah proses
penelitian. Proses penelitian merupakan sebuah metode yang sistematis terhadap eksplorasi, deskripsi,
eksplanasi, hubungan, faktor yang membentuk sebuah fenomena, dan bagaimana setiap fenomena
saling mempengaruhi. (DeLaune & Ladner, 2011). Subjek utama dalam penelitian keperawatan
adalah manusia. Karena keperawatan merupakan bentuk pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada
manusia. Setiap manusia memiliki nilai dan moral. Menurut Fouka dan Mantzorou (2011), penelitian
keperawatan sebagai semua kegiatan manusia yang dibentuk oleh individu, komunitas, dan nilai
sosial. Ketika seorang perawat berperan dalam penelitian, mereka berhubungan dengan tiga sistem
nilai, yaitu nilai sosial, keperawatan, dan keilmuan. Nilai sosial tentang kepercayaan manusia, nilai
dan moral, menjadi salah satu unsur yang perlu diperhatikan dalam penelitian keperawatan. Esensi
atau dasar keperawatan melihat keinginan manusia dan hubungannya dalam kesehatan. Elemen utama
keperawatan merupakan hubungan interpersonal antara perawat dengan manusia (Fouka &
Mantzorou, 2011). Manusia memiliki martabat yang harus dihargai oleh setiap perawat. Martabat
manusia tidak hanya dihargai saat memberikan pelayanan keperawatan, namun perawat juga perlu
memperhatikan martabat manusia selama proses penelitian untuk mengembangkan ilmu keperawatan.
Apabila martabat manusia dalam proses penelitian kurang diperhatikan atau ada prosedur penelitian
yang akan bersinggungan dengan prinsip etik manusia, maka akan menimbulkan suatu masalah etik
ataupun legal. Oleh karena itu, tujuan penulisan artikel ini adalah untuk membahas penyelesaian
masalah etik dan legal dalam penelitian keperawatan.
PEMBAHASAN

Dalam proses penelitian keperawatan, peneliti harus mengetahui bagaimana cara memberikan
keamanan partisipan dalam penelitian. Peran penting seorang perawat peneliti adalam memberikan
advokasi tentang nilai moral dan etik pada klien selama proses penelitian agar pasien merasa aman
dalam keikutsertaannya dalam penelitian keperawatan. (DeLaune & Ladner, 2011). Aspek legal dan
etik keperawatan dalam penelitian ditujuan untuk melindungi martabat manusia sebagai subjek dalam
penelitian. Etik merupakan sebuah bagian dari filosofi yang menguji perbedaan antara benar dan
salah. Dengan maksud bahwa etik mempelajari kebenaran dari sebuah tindakan. Etik melihat
kebiasaan manusia yang menjadi keyakinan dalam berperilaku. (DeLaune & Ladner, 2011). Etika
memiliki beberapa prinsip utama yang bisa diterima oleh masyarakat secara luas. Menurut DeLaune
dan Ladner (2011) serta Purtilo (2005) dalam Lewenson dan Truglio-Londrigan (2013), prinsip etik
terdiri dari autonomy (keputusan individu dalam memilih sendiri).

nonmaleficence (perbuatan yang tidak merugikan), beneficence (berbuat baik dan


mempertahankan keseimbangan antara keuntungan dan kerugian), justice (bersikap adil), veracity
(mengatakan yang sesungguhnya), dan fidelity (menepati janji). Prinsip-prinsip etik dapat menjadi
sebuah dilema dalam penelitian keperawatan. Perawat membutuhkan manusia untuk mengembangkan
ilmu keperawatan dalam proses penelitian, sementara itu manusia memiliki martabat yang harus
dihargai dan diperhatikan. Masalah dalam penelitian keperawatan yang berhubungan dengan prinsip
etik diantaranya: 1. Autonomy Konsep otonomi didasari oleh penilaian kebenaran manusia untuk
memilih apa yang terbaik untuk dirinya sendiri. Perawat menghargai dan menghormati keputusan
pasien, serta melindungi pasien yang tidak bisa memberikan keputusan bagi dirinya sendiri. Namun
perawat harus tahu siapa saja yang bisa atau kompeten dalam mengambil keputusan. Dalam penelitian
keperawatan, subjek atau partisipan berhak untuk memilih apakah dia setuju atau tidak untuk terlibat
dalam penelitian. (Allmark, Boote, Chambers, Clarke, Mcdonnell, Thompson, & Tod, 2009; Bowrey
& Thompson, 2014; DeLaune & Ladner, 2011; Fouka & Mantzorou, 2011; Park, 2009; Twomey,
2010). 2. Justice Prinsip justice berdasarkan pada konsep keadilan (fairness). Sebagai hasil bahwa
pemberian pelayanan ini sama dan seimbang, baik manfaat maupun kerugian. (DeLaune & Ladner,
2011). Dalam penelitian, setiap partisipan memiliki hak untuk mendapatkan perlakuan yang sama dari
peneliti. Menurut Belmont (1979) dalam Greaney, Sheehy, Heffernan, Murphy, Mhaolrúnaigh,
Heffernan dan Brown (2012), peneliti diminta untuk mempertimbangkan siapa yang menerima
manfaat dan siapa yang menanggung beban kerugian dari penelitian. Hal ini menjadi sangat penting
untuk mempertahankan kebutuhan untuk memasukkan dan mengecualikan kelompok tertentu dalam
studi penelitian. Persyaratan penting berkaitan dengan menghormati orang juga terkait erat dengan
prinsip keadilan. Dalam konteks etika penelitian, tuntutan prinsip ini bagi mereka yang tidak mampu
untuk melindungi kepentingan mereka sendiri tidak dimanfaatkan untuk memajukan pengetahuan
baru atau dimanfatkan oleh peneliti. 3. Beneficence dan nonmaleficence Beneficence, bahwa perawat
harus memberikan yang terbaik pada pasien dan tidak merugikan pasien (prinsip nonmaleficence).
Ketika seorang peneliti mencoba untuk mengambil informasi partisipan secara terperinci, rasa tidak
menyenangkan pada partisipan dapat terjadi. Dalam penelitian perlu memperhatikan semua
kemungkinan konsekuensi penelitian dalam keseimbangan keuntungan dan kerugian bagi 411
partisipan. (Allmark et al., 2009; Bowrey & Thompson, 2014; DeLaune & Ladner, 2011; Fouka &
Mantzorou, 2011; Greaney et al., 2012). 4. Privacy, Anonymity, dan Confidentiality Persyaratan
untuk melindungi privasi partisipan juga merupakan komponen yang tidak terpisahkan dari cara
menghargai partisipan dalam proses etika penelitian. Isu kerahasian identitas partisipan berhubungan
erat dengan nilai memberikan yang terbaik, perhatian terhadap martabat dan ketaatan. Kerahasiaan
dan privasi pasien menjadi aspek penting dalam penelitian keperawatan. Namun, dengan hubungan
yang efektif antara partisipan dengan perawat yang dibangun dengan saling percaya berfungsi sebagai
dasar menjaga keamanan dan kerahasiaan informasi. Kerahasiaan dan tidak mencantumkan identitas
partisipan menjadi perhatian selama penelitian berlangsung. (Allmark et al., 2009; Bowrey &
Thompson, 2014; Cronquist & Spector, 2011; Fouka & Mantzorou, 2011; Greaney et al., 2012;
McGowan, 2012; Park, 2009; Twomey, 2010). Sebelum melakukan penelitian keperawatan, sebagai
bagian dari proses penelitian, perawat perlu mengajukan persyaratan laik etik dari komite etik yang
ada. Tujuan peneliti, ketika peneliti mengisi formulir penerapan etika, adalah untuk memberikan
informasi yang memadai kepada komite etik penelitian untuk memungkinkan anggota memenuhi
kewajiban untuk melindungi kepentingan partisipan. Komite etika penelitian akan meninjau desain
penelitian, strategi pengambilan sampel, proses informed consent, perlindungan yang diberikan
kepada subjek penelitian, dan bagaimana cara hak-hak partisipan dihormati. (Greaney et al., 2012).
Dalam komite etik penelitian, keanggotaannya bervariasi, tetapi sebagian besar termasuk perwakilan
dari pendidikan dan kesehatan, ahli hukum, seorang pakar etika dan satu atau lebih anggota
masyarakat. Tim komite etik akan meninjau kriteria yang telah ditetapkan oleh peneliti dan dapat
menolak untuk mempertimbangkan sambil menunggu penerimaan informasi tambahan dari peneliti.
Kriteria tersebut akan dituangkan dalam konteks prinsipprinsip etika yang terkait sebagai hasil
peninjauan dan akan menjelaskan bagaimana peneliti berusaha untuk memastikan kepatuhan terhadap
prinsip-prinsip ini. Biasanya, komite etika penelitian akan meminta peneliti untuk memberikan
ringkasan proposal penelitian dan alat pengumpulan data untuk memungkinkan mereka untuk
membuat penilaian tentang hasil penelitian ilmiah. Populasi penelitian dan ukuran sampel harus
diidentifikasi secara jelas untuk strategi pengambilan sampel.

Perlu ada kesesuaian antara judul penelitian, kajian pustaka, tujuan, pertanyaan masalah,
metode pengumpulan data dan analisis (Polit & Beck, 2010 dalam Greaney et al., 2012). Dengan
adanya komite etik, proses penelitian dikaji apakah masalah etik dalam penelitian dapat ditangani
dengan baik. Sehingga keamanan dan martabat partisipan dapat dilindungi. Setelah dilakukan
peninjauan oleh tim etik dan dinyatakan laik oleh komite, perawat peneliti boleh melaksanakan
penelitian. Selanjutnya, peneliti juga perlu memperhatikan aspek legalitas proses penelitian. Suatu
hasil penelitian akan menjadi bermakna bila prosesnya dapat dipertanggung-jawabkan baik secara
moral etik, keilmuan, maupun secara hukum. Oleh karena itu dalam proses penelitian, perawat perlu
membuat sebuah persetujuan atau kontrak antara peneliti dengan partisipan. Kontrak yang dibuat
antara peneliti dengan partisipan sebagai tanda persetujuan tidak hanya dilakukan secara lisan, namun
harus dilakukan secara tertulis agar hal itu menjadi legal. Legalitas sebuah penelitian dituangkan
dalam lembar persetujuan atau informed consent. (Allmark et al., 2009; Bowrey & Thompson, 2014;
Fouka & Mantzorou, 2011; McGowan, 2012; Park, 2009; Twomey, 2010). Informed consent
mengandung makna bahwa partisipan memahami dengan baik alasan, keuntungan dan kerugian, dan
proses penelitian lalu setuju untuk mengikuti intervensi yang dilakukan terhadapnya dengan
menandatangani lembar persetujuan. Informed consent tidak semudah hanya melengkapi dan
menandatangani lembar persetujuan, namun merupakan sebuah proses belajar bagi partisipan dengan
mempelajari fakta tentang proses penelitian sebelum memutuskan untuk berpartisipasi. Secara hukum,
informed consent melindungi partisipan terhadap keputusan individunya (otonomi). Partisipan berhak
untuk memberikan keputusan apakah dia setuju atau menolak mengikuti penelitian (Allmark et al.,
2009; Bowrey & Thompson, 2014; DeLaune & Ladner, 2011; Fouka & Mantzorou, 2011; Twomey,
2010). Sebelum melakukan penelitian, peneliti berkewajiban untuk memberikan informasi dan
penjelasan kepada partisipan tentang proses dan prosedur penelitian, baik alasan, keuntungan dan
kerugian, hingga durasi penelitian. Karena informed consent akan menggantikan posisi dimana
partisipan yang sudah kompeten dan mengerti informasinya terhadap segala resiko dan
keuntungannya ketika peneliti melakukan pengambilan data pada partisipan (Dooley & McCarthy,
2005, dalam Greaney et al., 2012). Sebagai kesimpulan dari pembahasan diatas bahwa proses
penelitian keperawatan merupakan suatu proses ilmiah yang melibatkan manusia dalam
pelaksanaannya. Manusia memiliki hak-hak yang harus dihormati oleh peneliti. Penghormatan
terhadap hak-hak manusia merupakan bagian dari proses penelitian agar penelitian menjadi bermakna
dan bermanfaat baik untuk peneliti maupun partisipan. Pelaksanaan penelitian dalam keperawatan
akan menimbulkan pergesekan antara beberapa prinsip etik. Pergesekan tersebut terjadi karena
perawat memiliki nilai-nilai profesionalitas dalam melaksanakan tugasnya dengan proses penelitian
yang melibatkan manusia di dalamnya. Beberapa prinsip etik yang berkaitan erat dengan penelitian
keperawatan yaitu prinsip autonomy, sebagai kebebasan partisipan untuk ikut atau tidak, beneficence
dan 413 nonmaleficence, sebagai bukti bahwa perawat memberikan yang terbaik dan tidak merugikan
partisipan, justice, bersikap adil, serta prinsip privacy, anonymity, dan confidentiality yang saling
berkaitan dalam melindungi keamanan partisipan.

Masalah etik yang terjadi selama proses penelitian dapat diminimalkan dan teratasi bila
peneliti mengikuti kaidah penelitian yang ada. Setelah mendesain penelitiannya, peneliti mengajukan
kelayakan etik kepada tim etik kesehatan. Dalam hal ini, tim etik berperan untuk meninjau apakah
proses penelitian ini aman bagi partisipan dan peneliti dalam hal etik. Setelah tim etik menyatakan
bahwa penelitian ini laik etik, peneliti boleh melanjutkan penelitiannya. Sebelum melakukan
penelitian, peneliti harus memberikan informasi yang lengkap tentang alasan penelitian, keuntungan
dan kerugian mengikuti penelitian, dan bagaimana proses penelitian dilakukan. Setelah penjelasan
informasi tersebut, peneliti bersama partisipan membuat persetujuan yang tertuang dalam lembar
persetujuan. Hal ini merupakan proses informed consent. Informed consent menjadi legalitas seorang
peneliti untuk melakukan penelitian. Karena informed consent menjadi salah satu upaya untuk
melindungi harkat dan martabat partisipan, serta menghargai hak-hak partisipan sebagai seorang
manusia.

KESIMPULAN

Perawat sebagai peneliti dalam melakukan penelitian keperawatan harus memperhatikan


aspek legal dan etik dalam proses penelitiannya agar hasil dari penelitian menjadi lebih bermakna.
Kunci penting dalam penelitian dengan subjek manusia adalah menghargai hak-hak partisipan yang
tertuang dalam informed consent. Dengan proses seperti itu perawat peneliti akan merasa aman dalam
melaksanakan proses pengambilan data dari partisipan. Selain itu, penelitian keperawatan sebaiknya
dilakukan bila telah mendapatkan pernyataan laik etik dari lembaga etik yang memiliki kapabilitas
baik.

SARAN

Sebaiknya setiap institusi pendidikan keperawatan dan tempat pelayanan kesehatan memiliki
komite etik, agar penelitian yang dilakukan oleh perawat dapat menjamin keamanan bagi responden.
DAFTAR PUSTAKA
Ismani, Hj.Nila. 2001. Etika Keperawatan.Jakarta : Widya Medika.

Dicky Endrian Kurniawan.2017. Penyelesaian Masalah Etik Dan Legal Dalam Penelitian
Keperawatan: Jurnal Ilmiah Kesehatan Rustida. Vol 3, No 2 (2017)

Anda mungkin juga menyukai