Yosi Oktri,Spd.,SST.,MM
Disusun Oleh :
Dinda Tifania
E.0105.18.013
Kewajiban Perawat :
1. Perawat wajib mematuhi semua peraturan institusi yang bersangkutan.
2. Perawat wajib memberikan pelayanan atau asuhan keperawatan sesuai dengan standar
profesi dan batas kegunaannya.
3. Perawat wajib menghormati hak pasien/klien.
4. Perawat wajib merujuk pasien/ klien kepada perawat atau tenaga kesehatan lain yang
mempunyai keahlian atau kemampuan yang lebih baik bila yang bersangkutan tidak dapat
mengatasinya sendiri.
5. Perawat wajib memberikan kesempatan kepada klien untuk berhubungan dengan
keluarganya, selama tidak bertentangan dengan peraturan atau standar profesi yang ada.
6. Perawat wajib memberikan kesempatan kepada klien untuk menjalankan ibadahnya
sesuai dengan agama atau kepercayaan masing-masing selama tidak mengganggu klien
yang lainnya.
7. Perawat wajib berkolaborasi dengan tenaga medis atau tenaga kesehatan terkait lainnya
dalam memberikan pelayanan kesehatan dan keperawatan kepada klien.
8. Perawat wajib memberikan informasi yang akurat tentang tindakan keperawatan yang
diberikan kepada klien atau keluarganya sesuai dengan batas kemampuannya.
9. Perawat wajib meningkatkan mutu pelayanan keperawatannya sesuai dengan standar
profesi keperawatan demi kepuasan pasien/klien.
10. Perawat wajib membuat dokumentasi asuhan keperawatan secara akurat dan
berkesinambungan.
11. Perawat wajib mengikuti perkembangan IPTEK keperawatan atau kesehatan secara terus-
menerus.
12. Perawat wajib melakukan pelayanan darurat sebagai tangan kemanusiaan sesuai dengan
batas kewenangannya.
13. Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang klien, kecuali jika
dimintai keterangan oleh pihak yang berwenang.
14. Perawat wajib memenuhi hal-hal yang telah disepakati atau perjanjian yang telah dibuat
sebelumnya terhadap institusi tempat bekerja.
Hak dan Kewajiban Pasien/Klien
Hak Pasien :
1. Pasien mempunyai hak untuk mempertimbangkan dan menghargai asuhan kesehatan atau
keperawatan yang akan diterimanya.
2. Pasien berhak memperoleh informasi lengkap dari dokter yang memeriksanya berkaitan
dengan diagnosis, pengobatan, dan prognosis dalam arti pasien layak untuk mengerti masalah
yang dihadapinya.
3. Pasien untuk berhak menerima informasi penting dan memberikan suatu persetujuan tentang
dimulainya suatu prosedur pengobatan,seta resiko penting yang kemungkinan akan
dialaminya, kecuali dalam situasi darurat.
4. Pasien berhak untuk menolak pengobatan sejauh di izinkan oleh hukum dan di informasikan
tentang konsekuensi tindakan yang akan diterimanya.
5. Pasien berhak mengetahui setiap pertimbangan dari privasinya yang menyangkut program
asuhan medis, konsultasi, dan pengobatan yang dilakukan dengan cermat dan dirahasiakan.
6. Pasien berhak atas kerahasiaan semua bentuk komunikasi dan catatan tentang asuhan
kesehatan yang diberikan kepadanya.
7. Pasien berhak untuk mengerti bila diperlukan rujukan ke tempat lain yang lebih lengkap dan
memperoleh informasi yang lengkap tentang alasan rujukan tersebut, dan rumah sakit yang
ditunjuk dapat menerimanya.
8. Pasien berhak untuk memperoleh informasi tentang hubungan rumah sakit dengan instansi
lain, seperti instansi pendidikan atau instansi terkait lainnya sehubungan dengan asuhan yang
diterimanya. Contoh : hubungan individu yang merawatnya, nama yang merawat dan
sebagainya.
9. Pasien berhak untuk memberikan pendapat atau menolak bila diikutsertakan sebagai suatu
eksperimen yang berhubungan dengan asuhan atau pengobatannya.
10. Pasien berhak untuk memperoleh informasi tentang pemberian delegasi dari dokternya
kepada dokter lain, bila dibutuhkan dalam rangka asuhannya.
11. Pasien berhak untuk mengetahui dan menerima penjelasan tentang biaya yang diperlukan
untuk asuhan kesehatannya.
12. Pasien berhak untuk mengetahui peraturan atau ketentuan rumah sakit yang harus dipatuhinya
sebagai pasien selama ia dirawat.
Kewajiban Pasien :
1. Pasien dan Keluarganya berkewajiban untuk mentaati segala peraturan dan tata tertib Rumah
Sakit.
2. Pasien berkewajiban untuk mematuhi segala instruksi Dokter dan Perawat dalam
pengobatannya.
3. Pasien berkewajiban memberikan informasi dengan jujur dan selengkapnya tentang penyakit
yang dideritanya kepada Dokter yang merawat.
4. Pasien dan atau penanggungnya berkewajiban untuk melunasi semua imbalan atas jasa
pelayanan Rumah Sakit / Dokter.
5. Pasien dan atau penanggungnya berkewajiban memenuhi hal - hal yang telah disepakati atau
perjanjian / persetujuan yang telah ditandatanganinya.
PENDAHULUAN
Dalam proses penelitian keperawatan, peneliti harus mengetahui bagaimana cara memberikan
keamanan partisipan dalam penelitian. Peran penting seorang perawat peneliti adalam memberikan
advokasi tentang nilai moral dan etik pada klien selama proses penelitian agar pasien merasa aman
dalam keikutsertaannya dalam penelitian keperawatan. (DeLaune & Ladner, 2011). Aspek legal dan
etik keperawatan dalam penelitian ditujuan untuk melindungi martabat manusia sebagai subjek dalam
penelitian. Etik merupakan sebuah bagian dari filosofi yang menguji perbedaan antara benar dan
salah. Dengan maksud bahwa etik mempelajari kebenaran dari sebuah tindakan. Etik melihat
kebiasaan manusia yang menjadi keyakinan dalam berperilaku. (DeLaune & Ladner, 2011). Etika
memiliki beberapa prinsip utama yang bisa diterima oleh masyarakat secara luas. Menurut DeLaune
dan Ladner (2011) serta Purtilo (2005) dalam Lewenson dan Truglio-Londrigan (2013), prinsip etik
terdiri dari autonomy (keputusan individu dalam memilih sendiri).
Perlu ada kesesuaian antara judul penelitian, kajian pustaka, tujuan, pertanyaan masalah,
metode pengumpulan data dan analisis (Polit & Beck, 2010 dalam Greaney et al., 2012). Dengan
adanya komite etik, proses penelitian dikaji apakah masalah etik dalam penelitian dapat ditangani
dengan baik. Sehingga keamanan dan martabat partisipan dapat dilindungi. Setelah dilakukan
peninjauan oleh tim etik dan dinyatakan laik oleh komite, perawat peneliti boleh melaksanakan
penelitian. Selanjutnya, peneliti juga perlu memperhatikan aspek legalitas proses penelitian. Suatu
hasil penelitian akan menjadi bermakna bila prosesnya dapat dipertanggung-jawabkan baik secara
moral etik, keilmuan, maupun secara hukum. Oleh karena itu dalam proses penelitian, perawat perlu
membuat sebuah persetujuan atau kontrak antara peneliti dengan partisipan. Kontrak yang dibuat
antara peneliti dengan partisipan sebagai tanda persetujuan tidak hanya dilakukan secara lisan, namun
harus dilakukan secara tertulis agar hal itu menjadi legal. Legalitas sebuah penelitian dituangkan
dalam lembar persetujuan atau informed consent. (Allmark et al., 2009; Bowrey & Thompson, 2014;
Fouka & Mantzorou, 2011; McGowan, 2012; Park, 2009; Twomey, 2010). Informed consent
mengandung makna bahwa partisipan memahami dengan baik alasan, keuntungan dan kerugian, dan
proses penelitian lalu setuju untuk mengikuti intervensi yang dilakukan terhadapnya dengan
menandatangani lembar persetujuan. Informed consent tidak semudah hanya melengkapi dan
menandatangani lembar persetujuan, namun merupakan sebuah proses belajar bagi partisipan dengan
mempelajari fakta tentang proses penelitian sebelum memutuskan untuk berpartisipasi. Secara hukum,
informed consent melindungi partisipan terhadap keputusan individunya (otonomi). Partisipan berhak
untuk memberikan keputusan apakah dia setuju atau menolak mengikuti penelitian (Allmark et al.,
2009; Bowrey & Thompson, 2014; DeLaune & Ladner, 2011; Fouka & Mantzorou, 2011; Twomey,
2010). Sebelum melakukan penelitian, peneliti berkewajiban untuk memberikan informasi dan
penjelasan kepada partisipan tentang proses dan prosedur penelitian, baik alasan, keuntungan dan
kerugian, hingga durasi penelitian. Karena informed consent akan menggantikan posisi dimana
partisipan yang sudah kompeten dan mengerti informasinya terhadap segala resiko dan
keuntungannya ketika peneliti melakukan pengambilan data pada partisipan (Dooley & McCarthy,
2005, dalam Greaney et al., 2012). Sebagai kesimpulan dari pembahasan diatas bahwa proses
penelitian keperawatan merupakan suatu proses ilmiah yang melibatkan manusia dalam
pelaksanaannya. Manusia memiliki hak-hak yang harus dihormati oleh peneliti. Penghormatan
terhadap hak-hak manusia merupakan bagian dari proses penelitian agar penelitian menjadi bermakna
dan bermanfaat baik untuk peneliti maupun partisipan. Pelaksanaan penelitian dalam keperawatan
akan menimbulkan pergesekan antara beberapa prinsip etik. Pergesekan tersebut terjadi karena
perawat memiliki nilai-nilai profesionalitas dalam melaksanakan tugasnya dengan proses penelitian
yang melibatkan manusia di dalamnya. Beberapa prinsip etik yang berkaitan erat dengan penelitian
keperawatan yaitu prinsip autonomy, sebagai kebebasan partisipan untuk ikut atau tidak, beneficence
dan 413 nonmaleficence, sebagai bukti bahwa perawat memberikan yang terbaik dan tidak merugikan
partisipan, justice, bersikap adil, serta prinsip privacy, anonymity, dan confidentiality yang saling
berkaitan dalam melindungi keamanan partisipan.
Masalah etik yang terjadi selama proses penelitian dapat diminimalkan dan teratasi bila
peneliti mengikuti kaidah penelitian yang ada. Setelah mendesain penelitiannya, peneliti mengajukan
kelayakan etik kepada tim etik kesehatan. Dalam hal ini, tim etik berperan untuk meninjau apakah
proses penelitian ini aman bagi partisipan dan peneliti dalam hal etik. Setelah tim etik menyatakan
bahwa penelitian ini laik etik, peneliti boleh melanjutkan penelitiannya. Sebelum melakukan
penelitian, peneliti harus memberikan informasi yang lengkap tentang alasan penelitian, keuntungan
dan kerugian mengikuti penelitian, dan bagaimana proses penelitian dilakukan. Setelah penjelasan
informasi tersebut, peneliti bersama partisipan membuat persetujuan yang tertuang dalam lembar
persetujuan. Hal ini merupakan proses informed consent. Informed consent menjadi legalitas seorang
peneliti untuk melakukan penelitian. Karena informed consent menjadi salah satu upaya untuk
melindungi harkat dan martabat partisipan, serta menghargai hak-hak partisipan sebagai seorang
manusia.
KESIMPULAN
SARAN
Sebaiknya setiap institusi pendidikan keperawatan dan tempat pelayanan kesehatan memiliki
komite etik, agar penelitian yang dilakukan oleh perawat dapat menjamin keamanan bagi responden.
DAFTAR PUSTAKA
Ismani, Hj.Nila. 2001. Etika Keperawatan.Jakarta : Widya Medika.
Dicky Endrian Kurniawan.2017. Penyelesaian Masalah Etik Dan Legal Dalam Penelitian
Keperawatan: Jurnal Ilmiah Kesehatan Rustida. Vol 3, No 2 (2017)