Anda di halaman 1dari 19

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa berkat rahmat dan
karunia-
Nya saya dapat menyelesaikan laporan tentang ”Meracik Sediaan Farmasi“ ini dengan
baik.
Saya berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan dan
pengetahuan kita mengenai pembuatan suspensi.
Saya juga menyadari bahwa dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan
ataupun
kekurangan yang sangat jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap
adanya kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan makalah yang
saya buat di masa mendatang. Besar harapan saya jika makalah ini mudah dipahami
oleh siapapun yang membacanya. Tak lupa saya mohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata atau kata-kata yang kurang berkenan dihati para pembaca semua.

Tomohon, 28 Februari 2021


Penulis

Christina M. Tapehe

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG.................................................................................................1
1.2 TUJUAN......................................................................................................................1
1.2.1 TUJUAN UMUM...............................................................................................1
1.2.2 TUJUAN KHUSUS............................................................................................1
1.3 MANFAAT LATAR BELAKANG............................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................3
2.1 GAMBARAN UMUM TEMPAT PRAKTEK............................................................3
2.1.1 GAMBARAN UMUM SMKS KR 2 TOMOHON LAB.FKK................................3
A. SYARAT LAB FKK..........................................................................................3
B. VISI DAN MISI SEKOLAH.............................................................................3
2.2 INTALASI FARMASI ...............................................................................................4
A. PENGERTIAN INSTALASI FARMASI...........................................................4
B. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB...............................................................4
C. PELAYANAN YANG DILAKUAN DI INTALASI FARMASI RUMAH
SAKIT...............................................................................................................................5
2.3 PENGELOLAHAN OBAT DI INSTALASI FARMASI...........................................5
2.44 KETERAMPILAN YANG SAYA DAPATKAN SELAMA PBL DI LAB FKK....7
BAB III KESIMPULAN.................................................................................................12
3.1 KESIMPULAN.........................................................................................................12
3.2 MASALAH DAN PERMASALAHAN....................................................................12
3.3 SARAN......................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................13

ii
LAMPIRAN GAMBAR ( alat dan bahan, hasil sediaan suspensi dan serbuk )..............14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Siswa menengah kejuruan (SMK FARMASI), dibekali dengan materi
pendidikan umum (NORMATIF), pengetahuan dasar penunjang (ADATIF), serta teori
dan keterapilan dasar kejuruan (PRAKRIN) di instansi yang bergerak dibidang
kefarmasian yang sesuai dengan Kompetensi yang telah diberikan di sekolah sarana
yang bergerak dibidang kefarmasian diantaranya rumah sakit dan apotek. Kegiatan ini
merupakan kegiatan latihan dilapangan yang dirancang untuk memberikan
pengalaman, pengetahuan dan keahliahan praktik kepada siswa khususnya mengenai
obat-obatan bagi siswa SMK Farmasi.
Praktek kerja industri diharapkan dapat memberikan kesempatan kepada siswa
untuk dapat mengaplikasikan teori-teori yang telah diperoleh disekolah dengan kasus-
kasus nyata dilapangan kerja.Kegiatan prakerin yaitu dapat meningkatkan kualitas
sesuia tuntutan kebutuhan usaha atau industri, meliputi: etos kerja, kemampuan,
motivasi, disiplin, inisiatif dan kreatif.Kegiatan akademik yang wajib diikuti oleh
seluruh siswa SMK Kristen 2 TOMOHON khususnya keahlian farmasi adalah salah
satu syarat untuk menyelesaikan studinya.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Dengan melakukan kerja praktek dihapkan siswa dapat menerapkan dan
memahami hal-hal teknis dibidang kefarmasian, ketenagaan, dan informasi
kesehatan disuatu intansi. Dan siswa dapat menambah wawasan dan
pengetahuan di bidangnya dan juga mendapat pengalaman kerja secara nyata
sebellu memasuki dunia kerja.

1.2.2 Tujuan Khusus


Siswa mampu melaksanakan keterampilan kopetensi bidang kefarmsian,
meliputi:
1) Menghitung biaya
2) Mampu mwembac dan menilai kelengkapan resep

1
3) Mampu meracik dan menyiapkan sediaan obat sesuai resep
dokter di
bawah pengawasan apoteker
4) Penulisan etiket dan menempelkannya pada kemasan sediaan
farmasi
5) Mampu membuat salinan resep
6) Pelayanan obat bebas, bebas terbatas dan perbekalan kesehatan
7) Prosedur penyerahan obat dan berkomunikasi dengan pasien
(member KIE)
1.3 Manfaat
Manfaat yang di peroleh selama praktek yaitu:
1. Bagi Siswa
Siswa dapat menerapkan ilmu yang didapat di sekolah, siswa juga mendapatkan
ilmu tambahan apotek.
2. Bagi Sekolah
Sekolah mempunyai banyak rekan kerja yang dapat membantu siswa untuk
praktek dan sekolah juga menjadi lebih di kenal oleh masyarakat sekitar.
3. Bagi Apotek
Apotek menjadi lebih terbantu dalam bekerja karena ada siswa yang
membantu .

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Gambaran Umum Tempat Praktek


2.1.1 Gambaran Umum SMK Kr 2 Tomohon Lab.FKK
A. Sejarah Lab.FKK
Laboratorium farmasi Smks Kristen 2 Tomohon di bangun pada tahun
2018.
Terdapat 1 Ruang laboratoriun yang di gunakan untuk menunjang
kegiatan belajar dan mengajar dalam kompetensi keahlian farmasi.
Tujuan pembuatan laboratorium farmasi yaitu siswa dapat melaksanakan
praktikum sesuai kurikulum yang di buat.
Dalam beraktivitas di dalam laboratorium, semua pihak haris mematuhi
standar prosedur yang diberlakukan di dalam laboratorium farmsi. Hal
ini bertujuan agar kegiatan di laboratorium dapat kondusif,aman dan
nyaman.

B. Visi dan Misi Sekolah


Visi :
TERWUJUDNYA SEKOLAH EFEKTIF, BERPOLA TEACHING
FACTORY, KOMPETITIF, BERWAWASAN LINGKUNGAN YANG
TAKUT AKAN TUHAN
Misi :
1. Meningakatkan iman warga sekolah berkarakter kristiani
2. Melaksanakan ppembelajaran kurikulum 2013
3.Meningkatkan kualitas pendidikan dan pelatihan (diklat)
4.Memberdayakan dan mengembangkan sarana/prasarana secara
maksimal.
5.Menjalin dan meningkatkan kerjasama dengan stakeholder secara
berkesinambungan
6.Memenuhi kebutuhan dunia kerja yang berkarakter mandiri,disiplin
dan profesional
7.Menumbuhkan jiwa wirausaha
8.Meningkatkan pengelolaan lingkungan sekolah secara terpadu
9.Menyediakan jasa layanan diklat kejuruan terpadu bagi masyarakat
luas
10.Mengadakan Lembaga sertifikasi (LSP)
11.Melaksanakan manajemen sekolah secara akuntabel dan transparan
12.Meningkatkan kerja sama yang harmonis

3
2.2 Instalasi Farmasi
A. Pengertian Intalasi Farmasi

Instalasi farmasi rumah sakit adalah suatu departemen / unit / bagian


disuatu rumah sakit dibawah pimpinan seorang Apotekterdan dibantu
oleh beberapa orang Asisten Apoteker yang memenuhi persyaratan
perundang-undangan yang berlaku dan komponen secara profesional,
bertanggung jawab atas seluruh perkerjaan serta pelayanan kefarmasian
yang terdiri atas pelayanan paripurna mencakup perencanaan, pengadaan,
produksi, penyimpanan perbekalan farmasi, pengendalian mutu dan
pengendalian distribusi dan penggunaan seluruh perbekalan kesehatan di
Rumah Sakit, pelayanannfarmaklinik umum dan spesialis, mencakup
pelayanan langsung pada pasien dan pelayanan klinik merupakan
program rumah sakit secara keseluruhan.
Ketentuan tentang Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) menurut
surat Keputusan Menteri Repulik Indonesia No. 983/Menkes/SK/XI/1992
pasal 41:
a. Instalasi merupakan fasilitas penyelenggaraan pelayanan mendis,
pelayanan penunjang medis, kegiatan penelitian, pelatihan dan
pemeliharaan saran rumah sakit.
b. Instalasi dipimpin oleh seorang kepala dalam jabatan
nonstrukural.
c. Jenis instalasi disesuaikan dengan kelas dan kemampuan rumah
sakit serta kebutuhan masyarakat.
d. Perubahan jumlah denga n jenis instalasi ditetapkan oleh direktur
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

B. Tugas dan Tanggung jawab


1. Pengelolaan perbekalan farmasi melalui perencanaan, pengadaan,
penyimpanan, penyiapan, peracikan, pelayanan langsung dan
pengendalian.
2. Menyiapkan terapi obat yang optimal, pelayanan yang bermutu dengan
biaya minimal.
3. Pengembangan pelayanan kefarmasian yang luas dan terkoordinasi dengan
baik dan tepat.
4. Melangsungkan Pelayanan farmasi optimal.
5. Pelayanan Farmasi professional berdasarkan prosedur Kefarmasian dan
etik profesi.
6. Melaksanakan KIE.
7. Melakukan pengawasan berdasar aturan yang berlaku.

4
8. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan, penelitian dan
pengembangan di bidang farmasi.
9. Memfasisilitasi dan mendorong tersusunnya standar pengonatan dan
formularium Rumah Sakit.

C. Pelayanan Yang Di Lakukan IFRS


Pada Instalasi Farmasi Rumah Sakit terdapat depo apotek yaitu depo
Apotek Umum/Reguler
 Depo Apotek Umum/Reguler
Depo Apotek Umum/Reguler yaitu melayani resep umum Alur
pelayanannya yaitu:
1. Menerima resep dari pasien / keluarga pasien
2. Screening resep (Mengecek Kelengkapan esep), seperti:
a. Inscriptio : Tempat dan tanggal penulisan resep
b. Invicaton : Tanda buku penulisan resep
c. Prescriptio : Nama obat, jumblah dan cara
pembuatan
d. Signatura : Aturan pakai
e. Subcriptio : Paraf dari dokter yang menulis resep
3. Penomoran
4. Penyiapan obat
5. Penulisan etiket
6. Pengecekan obat dengan resep
7. Menghitung harga obat
8. Pemberian KIE
2.3 Pengelolahan obat di instalasi Farmasi
1. Perencanaan
Perencanaan merupakan proses kegiatan dalam hal kebutuhan,
persediaan atau stock sisa, prioritas, waktu tunggu, medo perencanaan.
Pedoman perencanaan berdasarkan DOEN, formularium rumah sakit, standar
terapi rumah sakit, ketentuan setempat yang berlaku data catatan medic,
anggaran yang tersedia, penetapan prioritas, siklus penyyakit, sisa persediaan,
data pemakaian periode yang lalu, dan rencana pengembangan. Beberapa
tujuan perencanan dalam farmasi adalah untuk menyusun kebutuhan obat yang
tepat dan sesuai kebutuhan untuk mencegah terjadinya kekurangan atau
kelebihan persediaan farmasi serta meningkatkan penggunanaan persediaan
farmasi efektif dan efisien.

5
2. Pengadaan
Pengadaan merupakan proses penyediaan obat yang dibutuhkan di
Rumah Sakit atau unit kesehatan lainnya yang diperoleh dari ditsibutor atau
Pedagang Besar Farmasi. Dasar pemilihan distributor atau PBF yaitu dengan
memperhatikan ketersediaan barangnya, kualitas barang, besar potongan harga
(diskon), kecepatan pengiri,am barang, cara pembayaran.
3. Penerimaan
Penerimaan merupakan kegiatan untuk menerima perbekalan farmasi
yang telah diadakan sesuai dengan aturan kefarmasian. Syarat-syarat
penerimaan yaitu: harus sesuai dengan spesifikasi dalam surat pesanan, kondisi
kemasan, kondisi pengiriman.
Pedoman dalam penerimaan perbekalan farmasi yaitu pabrik harus
mempunyai sertifikat analisa, barang harus bersumber dari distributor utama,
khusus untuk alat kesehatan/kedokteran harus mempunyai expired date minimal
2 tahun.
4. Penyimpanan
Tempat penyimpanan harus di letakkan di tempat khusu dan tidak
tercampur dengan perbekalan lain farmasi lainnya, sebab beberapa sediaan
mengeluarkan bau yang sangat menyengat dandapat terjadi kontaminasi dengan
sediaan lain. Tujuan penyimpanan yaitu untuk memeliahara mutu, menghindari
kehilangan, menjaga kelangsumngan persediaan, memudahkan percaian,
memudahkan pengawasan.
Beberapa kategori penyimpanan yaitu:
a. Berdasarkan jenis dan bentuk sediaan
Penyimpanan berdasarkan jenis dan bentuk sediaan di tempatkan di
area terpisah, misalnya obat oral(tablet dengan tablet, sirup dengan
sirup) obay suntik (vial dengan vial, cair dengan cair), obat luar (salep
dengan salep)
b. Berdasarkan suhu penyimpanan
Suhu penyimpanan dapat dibagi menjadi 4 kelompok yaitu:
1. Penyimpanan suhu beku ( -200C dan -100C )
2. Penyimpanan suhu dingin ( 20C – 80C )
3. Penyimpanan suhu sejuk ( 80C – 150C )
4. Penyimpanan suhu kamar ( 150C – 300C )
c. Berdasarkan sifat bahan
Penyimpanan berdasarkan sifat bahan misalnya dilakukan pada
Bahan Berbahya dan Beracun (B3). B3 harus disimpan di area terpisah
dan diberi symbol sesuia klasifikasinya, dan bahan mudah terbakar.
d. Susunan alfabetis
Susunan berdasarkan alfabetis dapat memudahkan dalam
mencari dan mengambil sediaan, namun perlu diperhatikan

6
penyimpanan untuk obat yang nama dan rupanya mirip dikenal dengan
istilah LASA ( Look Alike Sound Alike).
e. Berdasarkan efek farmakologinya
Penyusunan berdasarkan efek farmakologi dapat mencegah
akibat fatal yang disebabkan salah ambil obat. Kelemahan penyusunan
berdasarkan efek farmakologi adalah akan menyulitkan pencarian obat
dengan cepat, teritama jika petugasnya baru dan belum mengenal
dengan baik klarifikasi obat berdasarkan efek farmakologi.
f. Berdasarkan FEFO dan FIFO
a) Teknik FEFO (First Expired OuT) yang artinya barang yang
expired nya duluan di keluarkan duluan, ini bertujuan agar
pasien tidak mendapat obat expired, ini dilakukan dengan cara
disusuan sesuai urutan tanggal kadaluarsanya.Tanggal
kadaluarsanya yang lebih dekat ditaruh paling depan.
b) FIFO ( First In First Out ) yang artinya obat yang duluan datang
di taruh di belakang obat yang sudah ada.
2.4 Keterampilan Yang Saya Dapatkan Selama Praktek DI IFRS
Kompetensi keahlian kefarmasian di instalasi farmasi rumah sakit umum.
a. Menfaat sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan yang keluar dan
masuk pada kartu stok. Kartu stok digunakan untuk mencatat obat yang
keluar dan masuk. Tiap satu kartu stock hanya untuk satu jenis obat.
Pencatatan dilakukan secara rutin dari hari ke hari, setiap terjadi
pemasukan atau pengeluaran obat langsung dicatat di dalam kartu
stok.Penerimaan dan pengeluaran dijumlahkan pada setiap akhir bulan.
b. Memeriksa dan men!atat persediaan sediaan farmasi dan perbekalan
kesehatan yang mendekati waktu kadarluwarsanya, dilakukan untuk
mengetahui waktu kadarluwarsa dari masing; masing obat ini
bertujuanuntuk men!egah terjadinya kerugian kepada instalasi akibat
obat yang rusak dan kadarluarsa.
c. Memesan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan berdasarkan
permintaan / pesanan dari apoteker yang dituliskan dalam surat pesanan
(SP). Surat pesanan adalah surat yang dibuat Apoteker kepada PBF
untuk memesan suatu obat. Kegiatan ini dilakukan untuk memesan
sediaan farmasi serta perbekalan kesehatan agar instalasi farmasi tidak
kekurangan obat atau perbekalan kesehatan ketika ada pasien yang
menebus obat ke apotik.
d. Menerima sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan dan memeriksa
kesesuaian pesanan. Dalam memeriksa kesesuaian pesanan hal yang
perlu diperhatikan yaitu harus memperhatikan faktur asli dengan copy
faktur, jumlah obat, tanggal kadarluarsa, No. Batch, dan bentuk sediaan.

7
e. Memeriksa keadaan fisik sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan.Ini
dilakukan agar tidak terjadi kesalahan menyerahkan obat yang
kemasannya bocor atau rusak kepada pasien.
f. Menyimpan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan sesuai golongan.
Untuk obat narkotika disimpan pada lemari khusus dan terkunci.
Penyimpanan obat disesuaikan dengan bentuk sediaan dan diletakan
sesuai dengan alfabetis.
g. Menyimpan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan sesuai sifat fisika
dan kimia berdasarkan informasi dalam kemasan. Seperti lantus di
simpan dalam suhu 20C – 80C
h. Melakukan pengelompokan faktur pembelian.
Dalam pengelompokan faktur dilakukan dengan mengelompokan sesuai
dengan nama distributor atau PBF masing-masing faktur.
i. Menghitung biaya dilakukan disaat pasien ingin menebus obat tetapi
belum selesai atau belum sempatmengurus jaminan, maka akan di
kenakan biaya yang akan dijadikan jaminan pada Depo Farmasi A
sedangkan pada Depo Farmasi B menghitung biaya pembelian obat
dihitung saat pasien datang membeli obat.
j. Mampu memba!a dan menilai kelengkapan resep.
Suatu resep yang lengkep harus memuat:
1. InvicatioTanda buka resep R/
2. Inscriptio : Tanggal pembuatan resep
3. Subscription : Paraf dokter
4. Prescription : Nama jumblah dan sediaan obat
5. Signature : Aturan pemakaian obat
6. Nama, Umur dan alamat pasisen
k. Mampu meracik dan menyampaikan sediaan obat sesuai resep dokter
dibawah pengawasan apoteker.

8
Contoh resep :

RESEP UMUM
RSUD BANGLI

Nama dokter : novi


Ruangan : jempiring
Jaminan : JKBM

Tgl. 23 mei 2015

R/ Dexametason 1/2 tab


Salbutamol 0,5 mg
m.f pulv dtd no X
S3dd1

Nama : candra
Umur : 3th
Alamat : pengotan

Cara mengerjakan resep :


1) Skrining resep
a. Nama dokter : ada
b. Alamat, no izin prakter dokter : tidak ada
c. Tanggal penulisan resep : ada
d. Tanda R/ : ada
e. Nama obat dan signa : ada
f. pro, umur , alamat pasien : ada
2) Pengambilan obat
a. Dexametason : 1/5 x 10 = 2
b. Salbutamol : 0.5 x 10 : 2 = 2.5
3) Masukkan dalam klip obat
4) Beri etiket putih dengan aturan :
Serbuk/ bungkus berisi dexametason dan salbutamol = 3 kali sehari
1 bungkus
5)Serahkan ke pasien dengan memberi KIE.

l. Penulisan etiket dan menempelkannya pada kemasan sediaan farmasi.


Ada 2 macam etiket, yaitu:
1) Etiket putih

9
Merupakan etiket yang digunakan untuk obat oral. Contohnya : tablet,
sirup, kapsul.
2) Etiket biru
Merupkan etiket yang digunakan untuk obat luar. Contohnya : salep,
tetes mata, supositoria.
m. Pelayanan obat bebas, bebas terbatas dan perbekalan kesehatan.
Contoh salinan resep :
SALINAN RESEP
RSUD BANGLI

Dari dr : dr. Ayu Widhianty


Tanggal : 26 mei 2015
Untuk : 1 dewa gede ngurah
R/ Betahistin No X

S 3 dd I _____ det
R/ Unalium No X

S I dd I _____ ne det

PCC

n. Pelayanan obat bebas, bebas terbatas dan perbekalan kesehatan


1. Obat bebas
Obat bebas adalah obat yang atau dapat diperoleh tanpa resep dari dokter,
sehngga dapat dibeli langsung melalui apotek, toko obat berizin, toko modern atao
toko kelontongan. Cara mengenali obat bebas adalahterdapat tanda logolingkaran
berwarna Hijau dengan garis tepi berwarna hitam pada kemasannya.
Contoh Obat bebas:
a) Parasetamol: Penurun demam dan pereda rasa nyeri ringan – sedang
b) Vitamin: Untuk penderita yang kekurangan vitamin
c) Ferrosulfat: Penambah darah
d) Antasida: Untuk maag
2. Obat bebas terbatas
Obat bebas terbatas adalah obat yang dapat diperoleh tanpa resep dokter,
sehingga dapat di beli langsung melalui apotek maupun toko obat berizin namun

10
memperolehnya dalam jumlah terbatas. terdapat sediaan obat bebas terbatas adalah
campuran obat bebas dan obat keras. Cara mengenali obat bebas terbatas
adalahterdapat tanda logo lingkaran berwarna 6iru dengan garis tepi berwarna hitam
pada kemasannya. Biasanya pada kemasan golongan obat ini terdapat peringatan
berkaitandengan pemakaian atau penggunaannya yang di tulis dalam kotak, supaya
pasien atau masyarakat dapat menggunakan obat ini dengan benar. Ada enam macam
tanda peringatan antara lain:
a) P.No.1 Awas ! Obat Keras Bacalah aturan pemakaiannya
Contoh:
Sediaan Obat Pereda Flu / Pilek (Ex : Neozep, Ultraflu, Procold)
Sediaan Obat batuk (Ex : OBH, Woods, Komix, Atifed)
b) P.No.2 Awas ! Obat Keras Hanya untuk kumur, jangan dielan
Contoh :
Sediaan obat kumur mengandung Povidone Iodine (Ex : Betadine)
Sediaan obat kumur yang mengandung Hexetidine (Ex : Hexadol)
c) P.No.3 Awas ! Obat Keras Hanya untuk bagian luar dari badan
Contoh :
Betadine, Kalpanax, Albothyl
Sediaan salep/krim untuk penyakit kulit yang tidak mengandung antibiotik
Sediaan tetes mata yang tidak mengandung antibiotik (Insto, Braito)
d) P.No.4 Awas ! Obat Keras Hanya untuk dibakar
Contoh :
Sediaan untuk obat asma (berbentuk rokok) sudah tidak ada
e) P.No.5 Awas ! Obat Keras Tidak boleh ditelan
Contoh :
Sediaan obat Sulfanilamid puyer 5 g steril antibiotik untuk infeksi topical/kulit
termasuk untuk infeksi Vagina
Sediaan ovulaf
f) P.No.6 Awas ! Obat Keras Obat wasir, jangan ditelan
Contoh : Sediaan suppositoria untuk wasir ambeie3. Obat Keras

11
Golongan obat yang hanya boleh diberikan atas resep dokter, dokter gigi, dan
dokter hewan ditandai dengan tanda lingkaran merah dan terdapat huruf K di
dalamnya. Yang termasuk golongan ini adalah :
1. Obat Generik adalah obat dengan nama resmi yang di tetapkan dalam
farmakope Indonesia untuk zat berkhasiat yang di kandungnya.
Contohnya: Amoxicilin, ciprofloxacin, piroksikam, captopril, amlodipine,
glibenklamid,
metformin.
2. Obat Wajib Apotek (OWA)
Obat keras yang dapat diberikan oleh Apoteker Pengelola Apotek (APA)
kepada pasien.
Contohnya: Lyndiol tablet, dulkolax tab salut, hexadol solution, salbutamol.
3. Obat Psikotropika
Psikotropika adalah Zat atau obat, baik alamiah maupun sintesis bukan
narkotika yang
berkasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang
menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan prilaku.
Contohnya : Amfetamin, Flunitrazepam, Pentobarbital, Diazepam, Alprazolam
4. Obat Narkotika
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal tanaman atau bukan tanaman, baik
sintesis
semisintesis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahankesadaran,
hilangnya
rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dandapat menimbulkan
ketergantungan yang di bedakan ke dalam golongan - golongan. (UU RI No.35
Tahun 2009 tentang Narkotika).
Logo obat narkotika adalah seperti tanda plus warna merah dalam lingkaran
warna putih
dengan garis tepi warna merah.
Contohnya: Daun koka, Heroin, opium, morfin, phetidin

12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Project Based Learning atau biasa disebut Pembelajaran Berbasic Proyek
yaitu pendekatan pembelajaran yang menghasilkan suatu karya berbasic proyek, untuk
mendorong kemampuan peseryta didik menghasilkan karya kontekstual baik
individuan maupun kelompok. Karakteristik pembelajaran berbasic proyek salah
satunya memiliki hasil akhir berupa produk. Prinsipnya supaya didik dapt mandiri
dalam melaksanakan proses pembelajaran, yaitu bebas menentukan pilihannya sendiri,
bekerja dengan minimal supervise dan bertanggung jawab. Pedoman dalam
pembelajaran ini dapat membuat peserta didik memahami kebermaknaan dari tugas
yang dikerjakan, mengerjakan tugas sesuia dengan kemampuannya sehingga peserta
didik mampu menyelesaikan tugas tepat waktu, mengarahkan peserta didik untuk
melakuakn penelitian dan mampu berkomunikasi dengan orang lain. Keuntungan dari
pembelajaran berbasic proyek peserta didik mampu mempraktikkan keterampilan
dalam mengorganisasi proyek dan membuat alokasi waktu.
3.2. Masalah dan Pemecahannya
A. Masalah
Masalah yang saya hadapi selama praktek di Apotek, yaitu :
Masalah:
Fasilitas dalam lab farmasi walaupun sudah tergolong cukup,tetapi masih ada alat2
praktik yang kurang memadai, seperti kurangnya meja praktik, kurangnya ketersediaan
FI Edisi III, tidak adanya ISO, serta alat dan bahan yang masih kurang.
Pemecahan:
-Siswa dibagi menjadi beberapa sesi,untuk menutupi kurangnya ketersediaan meja
praktik
-Untuk menutupi kekurangan FI Edisi III dan ISO, siswa dibebaskan untuk
menggunakan handphone.
3.3. Saran
Sebagai calon guru kita harus memahami pembelajaran berbasic proyek karena
pembelajaran ini sesuai dengan kurikulum 2013 yang mengharuskan siswa belajar
secara mandiri.

13
DAFTAR PUSTAKA
UU RI No. 22 Tahun 1997 Tentang Narkotika
UU RI No. 5 Tahun 1997 Tentang Psikotropika

14
LAMPIRAN GAMBAR
SEDIAAN SUSPENSI
1.Alat dan Bahan Peracikan Sediaan Suspensi

2.Hasil Pembuatan Suspensi

15
SEDIAAN SERBUK
1.Alat dan Bahan Peracikan Sediaan Serbuk 2.Hasil Pembuatan Serbuk

16

Anda mungkin juga menyukai