Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

SISTEM POLITIK INDONEIA

OLEH :

GIAN ADI PRATAMA

21908002

JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN PEMERINTAHAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KENDARI

2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sistem politik Indonesia tidak bisa dipisahkan dari sejarah bangsa Indonesia sejak zaman
kerajaan, penjajahan, kemerdekaan sampai masa reformasi sekarang. Para founding father
bangsa telah merumuskan secara seksama sistem politik yang menjadi acuan dalam pengelolaan
negara. Hal ini tentunya dilakukan dengan melihat kondisi dan situasi bangsa pada saat itu.
Sistem politik Indonesia pada masa reformasi saat ini mengalami perkembangan yang sangat
signifikan. Bermunculan lembaga dan sistem yang baru dalam rangka merespon permasalahan
bangsa yang semakin kompleks.

Sistem Politik Indonesia adalah keseluruhan kegiatan (termasuk pendapat, prinsip, penentuan
tujuan, upaya mewujudkan tujuan, pengambilan keputusan, skala prioritas, dll) yang terorganisir
dalan negara Indonesia untuk mengatur pemerintahan dan mempertahankan kekuasaan demi
kepentingan umum dan kemaslahatan rakyat. Kemudian untuk mewujudkan semua tujuan sistem
politik di Indonesia membutuhkan suprastruktur dan infrastruktur yang baik. Mereka adalah
lembaga negara (Presiden dan Wakil Presiden, MPR, DPR, DPD, MA, MK, KY dan lembaga
lainnya) sebagai kekuatan utama dan didukung oleh partai politik, organisasi masyarakat, media
komunikasi politik, pers, untuk menyalurkan aspirasi masyarakat agar kebijakan pemerintah
sesuai dengan hati rakyat.

Sistem Politik adalah berbagai macam kegiatan dan proses dari struktur dan fungsi yang bekerja
dalam suatu unit atau kesatuan (masyarakat/negara). Ada beberapa definisi mengenai sistem
politik, diantaranya :

Menurut Almond, Sistem Politik adalah interaksi yang terjadi dalam masyarakat yang
merdeka yang menjalankan fungsi integrasi dan adaptasi.
Menurut Rober A. Dahl, Sistem politik adalah pola yang tetap dari hubungan – hubungan antara
manusia yang melibatkan sampai dengan tingkat tertentu, control, pengaruh, kekuasaan, ataupun
wewenang.

Menurut Drs. Sukarno, sistem politik adalah sekumpulan pendapat, prinsip yang membentuk
satu kesatuan yang berhubungan satu sama lain untuk mengatur pemerintahan serta
melaksanakan dan mempertahankan kekuasaan dengan cara mengatur individu atau kelompok
individu satu sama lain atau dengan Negara dan hubungan Negara dengan Negara. Sistem
Politik menurut Rusadi Kartaprawira adalah Mekanisme atau cara kerja seperangkat fungsi atau
peranan dalam struktur politik yang berhubungan satu sama lain dan menunjukkan suatu proses
yang langggeng.

Dapat disimpulkan bahwa sistem politik adalah mekanisme seperangkat fungsi atau peranan
dalam struktur politik dalam hubungan satu sama lain yang menunjukan suatu proses yang
langsung memandang dimensi waktu (melampaui masa kini dan masa yang akan datang).

Sistem politik Indonesia diartikan sebagai kumpulan atau keseluruhan berbagai kegiatan dalam
Negara Indonesia yang berkaitan dengan kepentingan umum termasuk proses penentuan tujuan,
upaya-upaya mewujudkan tujuan, pengambilan keputusan, seleksi dan penyusunan skala
prioritasnya.

Sistem politik Indonesia dalam rangka mewujudkan cita-cita bangsa dan mencapai tujuan
nasional maka harus sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. Dalam menyelenggarkan politik
negara, yaitu keseluruhan penyelenggaraan politik dengan memanfaatkan dan mendayagunakan
segala kemampuan aparatur negara serta segenap daya dan dana demi tercapainya tujuan
nasional dan terlaksananya tugas negara sebagaimana yang ditetapkan dalam UUD 1945.

Sebagai suatu sistem, sistem politik terdiri atas berbagai sub sistem antara lain sistem kepartaian,
sistem pemilihan umum, sistem budaya politik dan sistem peradaban politik lainnya. Dalam
eksistensinya sistem politik akan terus berkembang sesuai dengan perkembangan tugas dan
fungsi pemerintahan serta perubahan dan perkembangan yang ada dalam faktor lingkungan.

Politik adalah semua lembaga-lembaga negara yang tersebut di dalam konstitusi negara (
termasuk fungsi legislatif, eksekutif, dan yudikatif ). Dalam Penyusunan keputusan-keputusan
kebijaksanaan diperlukan adanya kekuatan yang seimbang dan terjalinnya kerjasama yang baik
antara suprastruktur dan infrastruktur politik sehingga memudahkan terwujudnya cita-cita dan
tujuan-tujuan masyarakat/Negara. Dalam hal ini yang dimaksud suprastruktur politik adalah
Lembaga-Lembaga Negara. Lembaga-lembaga tersebut di Indonesia diatur dalam UUD 1945
yakni MPR, DPR, DPD, Presiden dan Wakil Presiden, Mahkamah Agung, Mahkamah
Konstitusi, Komisi Yudisial. Lembaga-lembaga ini yang akan membuat keputusan-keputusan
yang berkaitan dengan kepentingan umum.

Badan yang ada di masyarakat seperti Parpol, Ormas, media massa, Kelompok kepentingan
(Interest Group), Kelompok Penekan (Presure Group), Alat/Media Komunikasi Politik, Tokoh
Politik (Political Figure), dan pranata politik lainnya adalah merupakan infrastruktur politik,
melalui badan-badan inilah masyarakat dapat menyalurkan aspirasinya. Tuntutan dan dukungan
sebagai input dalam proses pembuatan keputusan. Dengan adanya partisipasi masyarakat
diharapkan keputusan yang dibuat pemerintah sesuai dengan aspirasi dan kehendak rakyat.

Di Indonesia, sistem politik yang dianut adalah sistem politik demokrasi pancasila yakni sistem
politik yang didasarkan pada nilai-nilai luhur, prinsip, prosedur dan kelembagaan yang
demokratis. Adapun prinsip-prinsip sistem politik demokrasi di Indonesia antara lain:

pembagian kekuasaan eksekutif, legislatif dan yudikatif berada pada badan yang berbeda Negara
berdasarkan atas hokum Pemerintah berdasarkan konstitusi jaminan terhadap kebebasan individu
dalam batas-batas tertentu pemerintahan mayoritas pemilu yang bebas parpol lebih dari satu dan
mampu melaksanakan fungsinya.

Sebagai suatu sistem, prinsip-prinsip ini saling berhubungan satu sama lain. Sistem politik
demokrasi akan rusak jika salah satu komponen tidak berjalan atau ditiadakan. Contohnya, suatu
negara sulit disebut demokrasi apabila hanya ada satu partai politik. Dengan satu partai, rakyat
tidak ada pilihan lain sehingga tidak ada pengakuan akan kebebasan rakyat dalam berserikat,
berkumpul dan mengemukakan pilihannya secara bebas. Dengan demikian berjalannya satu
prinsip demokrasi akan berpengaruh pada prinsip lainnya.

Sistem politik negara sebagai pusat tentunya memiliki berbagai sub sistem antara lain sistem
kepartaian, sistem pemilihan umum, sistem budaya politik dan sistem peradaban politik lainnya.
Dalam perannya sistem politik terus berkembang sesuai dengan perkembangan tugas dan fungsi
pemerintahan.

Politik adalah semua lembaga-lembaga negara yang mendapat legitimasi dari negara. Termasuk
beberapa lembaga yang menjalankan fungsi politik fungsi legislatif, eksekutif, dan legislatif
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sistem Politik Indonesia


Sistem politik Indonesia diartikan sebagai kumpulan atau keseluruhan berbagai kegiatan dalam
Negara Indonesia yang berkaitan dengan kepentingan umum termasuk proses penentuan tujuan,
upaya-upaya mewujudkan tujuan, pengambilan keputusan, seleksi dan penyusunan skala
prioritasnya.

Di Indonesia, sistem politik yang dianut adalah sistem politik demokrasi pancasila yakni sistem
politik yang didasarkan pada nilai-nilai luhur, prinsip, prosedur dan kelembagaan yang
demokratis. Sistem politik Indonesia berdasar pada ketentuan-ketentuan dalam UUD 1945.
Sistem politik Indonesia mengalami banyak perubahan setelah ada amandemen terhadap UUD
1945. Amandemen terakhir atas UUD 1945 dilakukan pada tahun 2002. Perbandingan sistem
politik Indonesia sebelum amandemen dan sesudah amandemen UUD 1945 adalah sebagai
berikut :

1. Sistem Politik Indonesia Sebelum Amandemen UUD 1945

Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik. Hal itu berarti bahwa kedaulatan
berada di tangan rakyat dan sepenuhnya dijalankan oleh MPR, Indonesia menganut sistem
pemerintahan presidensiil artinya presiden berkedudukan sebagai kepala negara dan kepala
pemerintahan.

UUD 1945 adalah konstitusi negara Indonesia yang mengatur kedudukan dan tanggung jawab
penyelenggaraan negara, kewenangan, tugas, dan hubungan antara lembaga-lembaga negara.
UUD 1945 juga mengatur hak dan kewajiban warga negara.
Lembaga legislatif terdiri atas MPR yang merupakan lembaga tertinggi negara dan DPR.
Lembaga eksekutif terdiri atas presiden dan menjalankan tugasnya yang dibantu oleh seorang
wakil presiden serta kabinet. Lembaga yudikatif menjalankan kekuasaan kehakiman yang
dilakukan oleh MA sebagai lembaga kehakiman tertinggi bersama badan-badan kehakiman lain
yang berada dibawahnya.

2. Sistem Politik Indonesia Setelah Amandemen UUD 1945


Pokok-pokok sistem politik di Indonesia setelah amandemen UUD 1945 adalah sebagai berikut :

1. Bentuk negara adalah kesatuan, sedangkan bentuk pemerintahan adalah republik. NKRI
terbagi dalam 33 provinsi dengan menggunakan prinsip desentralisasi.
2. Kekuasaan eksekutif berada ditangan presiden. Presiden tidak bertanggung jawab pada
parlemen, dan tidak dapat membubarkan parlemen. Masa jabatan presiden beserta wakilnya
adalah 5 tahun dan setelahnya dapat dipilih kembali untuk satu kali masa jabatan.
3. Tidak ada lembaga tertinggi dan lembaga tinggi negara. Yang ada lembaga-lembaga negara
seperti MPR, DPR, DPD, BPK, presiden, MK, KY dan MA.
4. DPA ditiadakan yang kemudian dibentuk sebuah dewan pertimbangan yang berada langsung
dibawah presiden.
5. Kekuasaan membentuk UU ada ditangan DPR. Selain itu DPR menetapkan anggaran belanja
negara dan mengawasi jalannya pemerintahan.

Sistem politik Indonesia dalam rangka mewujudkan cita-cita bangsa dan mencapai tujuan
nasional maka harus sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. Dalam menyelenggarkan politik
negara, yaitu keseluruhan penyelenggaraan politik dengan memanfaatkan dan mendayagunakan
segala kemampuan aparatur negara serta segenap daya dan dana demi tercapainya tujuan
nasional dan terlaksananya tugas negara sebagaimana yang ditetapkan dalam UUD 1945.
Sebagai suatu sistem, sistem politik terdiri atas berbagai sub sistem antara lain sistem kepartaian,
sistem pemilihan umum, sistem budaya politik dan sistem peradaban politik lainnya. Dalam
eksistensinya sistem politik akan terus berkembang sesuai dengan perkembangan tugas dan
fungsi pemerintahan serta perubahan dan perkembangan yang ada dalam faktor lingkungan.
Politik adalah semua lembaga-lembaga negara yang tersebut di dalam konstitusi negara (
termasuk fungsi legislatif, eksekutif, dan yudikatif ). Dalam Penyusunan keputusan-keputusan
kebijaksanaan diperlukan adanya kekuatan yang seimbang dan terjalinnya kerjasama yang baik
antara suprastruktur dan infrastruktur politik sehingga memudahkan terwujudnya cita-cita dan
tujuan-tujuan masyarakat/Negara.Dalam hal ini yang dimaksud suprastruktur politik adalah
Lembaga-Lembaga Negara. Lembaga-lembaga tersebut di Indonesia diatur dalam UUD 1945
yakni MPR, DPR, DPD, Presiden dan Wakil Presiden, Mahkamah Agung, Mahkamah
Konstitusi, Komisi Yudisial. Lembaga-lembaga ini yang akan membuat keputusan-keputusan
yang berkaitan dengan kepentingan umum.
B.Batasan Sistem Politik
Batasan sistem politik menurut beberapa ahli:

1. Rusandi Simuntapura, sistem politik ialah mekanisme seperangkat fungsi/peranan


2. dalam struktur politik dalam hubungan satu sama lain yang menunjukkan suatu
3. proses yang langgeng.
4. Sukarna, sistem politik ialah tata cara mengatur negara.
5. David Easton,sistem politik dapat diperkenalkan sebagai interaksi yang diabstraksi-
6. kan dari seluruh tingkah laku sosial sehingga nilai-nilai dialokasikan secara otori-
7. tatif kepada masyarakat.
8. Robert Dahl, sistem politik merupakan pola yang tetap dari hubungan antara manusia serta
melibatkan sesuatu yang luas dan berarti tentang kekuasaan, aturan-aturan, dan

C. Ciri-ciri Umum Sistem PolitikSistem politik menurut Almond, memiliki 4 (empat) ciri-ciri,
antara lain:

1. Mempunyai kebudayaan politik


2. Menjalankan fungsi-fungsi
3. Memiliki spesialisasi
4. Merupakan sistem campuran

D. Fungsi Sistem Politik


Sistem politik mempunyai beberapa fungsi, diantaranya.

1. Kapabilitas, adalah kemampuan sistem politik dalam menjalankan fungsinya (eksistensi) di


lingkungan yang lebih luas. Kantaprawira,(2006) mengemukakan bentuk kapabilitas suatu
sistem politik berupa:

2. Konversi, menggambarkan kegiatan pengolahan input menjadi ouput mulai dari :


penyampaian tuntutan, perangkuman tuntutan menjadi tindakan pembuatan aturan,
pelaksanaan peraturan, menghakimi, dan komunikasi.
3. Adaptif, yaitu menyangkut sosialisasi & rekruitmen yg bertujuan memantapkan bangunan
struktur politik dari sistem politik. Fungsi sistem politik Pemeliharaan dan penyesuaian
(adaptation) adalah menyangkut sosialiasasi dan rekrutmen yang bertujuan untuk
memantapkan bangunan struktur politik dari sistem politik (Untari, 2006).
Sukarna (1979:28-29) mengemukakan ada dua fungsi utama yang merupakan ciri esensial
(yang perlu ada) dalam sistem politik, ialah:
a. Perumusan kepentingan rakyat (identification of interest in the population); dan
b. Pemilihan pemimpin atau pejabat pembuat keputusan (selection of leaders or Official
decision maker).
E. jenis-jenis sistem politik

1. Sistem Politik Komunisme


Diidentifikasikan dengan model pemerintahan satu partai yang memerintah dengan cara-
cara dictator. Contoh : RRC, dimana partai komunis memegang dan mendominasi pemerintahan
dan DPR. Dalam hal ekonomi komunisme diibaratkan sebagai suatu masyarakat yang
diorganisasikan berdasarkan prinsip-prinsip hak milik umum atas semua alat produksi,
penghapusan total/pembatasan hak-hak perseorangan/pribadi, serta persamaan dalam distribusi
barang dan jasa untuk keperluan hidup.

2. Sistem Politik Fasisme


Sebagai gerakan politik, muncul di Italia setelah Perang Dunia I dan menguasai negara
itu tahun 1922 hingga 1943. Fasisme dikembangkan oleh Mussolini dan Nazisme Hitler.
Gerakan ini merupakan perkembangan radikal dari teori negara yang telah dikembangkan dan
mengatakan bahwa pengorbanan yang diberikan individu kepadanya merupakan ikatan substansi
antara negara dan seluruh anggotanya. Pengorbanan tersebut dipandang sebagai wujud dari tugas
dan kewajiban seseorang dalam negara. Fasisme menolak kembalinya liberalisme dengan segala
macam institusi pendukungnya. Sebaliknya, fasisme mendekati nasionalisme. Negara menurut
pandangan fasisme terlepas dan ada di atas semua perintah moral. Kebebasan individu dibatasi
untuk memberikan perhatian sepenuhnya kepada negara.

3. Sistem Politik Liberal


Liberal; Liberal berasal dari kata liberty yang artinya kebebasan. Kebebasan yang
dimaksud adalah kebebasan bertempat tinggal, kebebasan pribadi, kebebasan untuk menentang
penindasan, dan sebagainya. Jadi, liberal adalah suatu sifat yang suka perubahan cepat,
substansial, dan progresif berdasarkan kekuatan legal untuk mencapai tujuan. Dalam banyak hal
liberalisme mendasarkan dari pada prinsip, bahwa setiap orang mempunyai hak-hak tertentu
yang tidak dapat .dipindahkan dan tidak dapat dilanggar oleh kekuasaan mana pun. Hak-hak
yang dimiliki oleh setiap individu telah dibawanya sejak lahir, sedangkan fungsi negara tidak
lebih dari melindungi setiap individu dalam melaksanakan hak-hak tersebut. Negara sama sekali
tidak. dibenarkan untuk ikut campur dalam pelaksanaan hak tiap-tiap individu. Contoh negara
yang menganut politik liberal ini adalah Amerika Serikat.
4 . Sistem politik negara demokrasi

Sistem politik yang didasarkan pada nilai, prinsip, prosedur, dan kelembagaan yang demokratis.
Adapun sendi-sendi pokok dari sistem politik demokrasi di Indonesia adalah : Ide kedaulatan
rakyat Negara berdasarkan atas hokum Bentuk Republik Pemerintahan berdasarkan konstitusi
Pemerintahan yang bertanggung jawab Sistem Perwakilan Sistem pemerintahan presidensil

F.PERBEDAAN MASING – MASING POLITIK

PERBEDAAN DARI MASING-MASING SISTEM POLITIK


Demokrasi Komunisme Fasisme Liberalisme
(Indonesia ) (RRC) (Italia) (AS)
Fasisme
Bercirikan adanya
menolak kembalinya
Bercirikan kebebasan berpikir
liberalisme dengan
pemerintahan yang bagi tiap individu
segala macam
sentralistik,peniadaan atau kelompok;
institusi
hak milk pribadi, pembatasan
pendukungnya.
peniadaan hak-hak kekuasaan;
Sebaliknya, fasisme
sipil dan politik, khususnya dari
mendekati
Sistem politik yang tidak adanya pemerintah dan
nasionalisme.
didasarkan pada nilai, mekanisme pemilu agama; penegakan
Negara menurut
prinsip, prosedur, dan yang terbuka, tidak hukum; pertukaran
pandangan fasisme
kelembagaan yang adanya oposisi, serta gagasan yang
terlepas dan ada di
demokratis. terdapat pembatasan bebas; sistem
atas semua perintah
terhadap arus pemerintahan yang
moral. Kebebasan
informasi dan transparan yang
individu dibatasi
kebebasan didalamnya
untuk memberikan
berpendapat terdapat jaminan
perhatian
hak-hak kaum
sepenuhnya kepada
minoritas
negara.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Kesimpulan dari makalah ini adalah bahwa sistem politik adalah mekanisme seperangkat
fungsi atau peranan dalam struktur politik dalam hubungan satu sama lain yang menunjukan
suatu proses yang langsung memandang dimensi waktu (melampaui masa kini dan masa yang
akan datang).

sistem politik yang berlaku di Indonesia adalah Demokrasi Pancasila, dimana rakyat turut serta
dalam politik dengan memiliki hal politik masing-masing sesuai dengan Hak Asasi Manusia di
Indonesia. Oleh karena itu mari kita membantu pemerintah untuk menjalankan sistem politik di
Indonesia dengan cara apapun, bisa dengan mengeluarkan pendapat yang membangun tapi tidak
dengan bentuk anarkis.
B. Saran
Makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan, maka dari itu penulis sangat membutuhkan kritik
dan saran yang mambangun dari pembaca semoga makalah ini dapat berguna bagi semua orang
dan menjadi salah satu referensi
DAFTAR PUSTAKA
http://fkip-unasman2010.blogspot.com/2011/11/makalah-sistem-politik-indonesia.html( diakses
16 November 2020)

https://www.seputarpengetahuan.co.id/2017/03/pengertian-sistem-politik-indonesia-
terlengkap.html ( diakses 16 November 2020)

Kantaprawira, Rusadi, 2006. Sistem Politik Indonesia. Jakarta: Sinar Baru Algesindo.
Mariam Budiarjo, dkk, “Dasar-dasar ilmu Politik”, Gramedia, 2003
Tim Penyusun, MGMP. 2008. Sejarah Nasional Indonesia Dan Dunia untuk Kelas XII SMA
Program IPS. Malili : Raodah Foto Copy.

Anda mungkin juga menyukai