Anda di halaman 1dari 12

TUGAS

MAKALAH

“ Konstitusi Di Indonesia”

Oleh :

GIAN ADI PRATAMA

21908002

JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN PEMERINTAHAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KENDARI

2021

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Secara garis besar konstitusi merupakan seperangkat aturan main dalam kehidupan
bernegara yang mengatur hak dan kewajiban warga Negara dan Negara itu sendiri. Konstitusi
suatu Negara biasa di sebut dengan Undang-Undang Dasar (UUD) . dalam pengembangan
Negara dan warga Negara dan warga Negara yang demokratis, keberadaan konstitusi demokrasi
lahir dan Negara yang demokrasi.

Namun demikian, tidak ada jaminan adanya konstitusi yang demokratis akan melahirkan
sebuah Negara yang demokratis akan melahirkan sebuah Negara yang demokratis. Hal itu
disebabkan oleh penyelewengan atas konstitusi oleh penguasa otoriter. Oleh karenanya akan
diuraikan lebih menyeluruh unsure-unsur penting dalam konstitusi.

Perubahan konstitusi sering disebut dengan Amandemen (to amend). Dalam melakukan
perubahan konstitusi baik itu penambahan, pengurangan ataupun penyempurnaan Undang-
Undang Dasar tidak dapat dilakukan secara serampangan. Karena dalam melakukan amandemen
mempunyai cara-cara tersendiri yang telah diatur sedemikian rupa. Di Indonesia, proses
perubahan (amandemen), telah dilakukan dalam empat kali periode, yaitu Amandemen pertama
(pada SU MPR 1999 dan disahkan 19 Oktober 1999), Amandemen kedua (pada ST MPR 2000
dan disahkan 18 Agustus 2000), Amandemen ketiga (pada ST MPR 2001 dan disahkan 10
November 2001) dan Amandemen keempat (pada ST MPR 2002 dan disahkan 10 Agustus
2002).

Tujuan dari perubahan itu sendiri adalah untuk menyempurnakan UUD 1945, sesuai
dengan perkembangan dan dinamika tuntutan masyarakat. Karena, konstitusi bersifat dinamis,
maka ia akan bergantung pada zamannya. Ada kalanya sebuah konstitusi dianggap sempurna,
tapi mungkin pada lain waktu konstitusi itu tidak dikira sempurna lagi karena tidak sesuai
dengan perkembangan masyarakat yang selalu berubah-ubah.

B.     Rumusan Masalah

1) Apakah konsep dasar (Pengertian, Tujuan, dan Fungsi) konstitusi ?


2) Apa saja klasifikasi konstitusi ?
3) Begaimanakah sejarah perkembangan konstitusi di Negara Indonesia?\     
4)   Apa tujuan perubahan konstitusi?
5) Bagaimana konstitusi sebagai bagian kehidupan negara Demokrasi?
C. Tujuan

1) Mengetahui konsep dasar (Pengertian, Tujuan, dan Fungsi) konstitusi ?


2) Mengetahui Apa saja klasifikasi konstitusi ?
3) Mengetahui Begaimanakah sejarah perkembangan konstitusi di Negara Indonesia?
4)  Mengetahui  Apa tujuan perubahan konstitusi?
5)  Mengetahui   Bagaimana konstitusi sebagai bagian kehidupan negara Demokrasi?

.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Konstitusi

1) Pengertian Konstitusi

Kontitusi itu berasal dari bahasa parancis yakni constituer yang berarti membentuk Dalam
bahasa latin konstitusi berasal dari gabungan dua kata yaitu “Cume” berarti bersama dengan dan
“Statuere” berarti membuat sesuatu agar berdiri atau mendirikan, menetapkan sesuatu, sehingga
menjadi “constitution”.

Dalam istilah bahasa inggris (constution) konstitusi memiliki makna yang lebih luas dan
undang-undang dasar. Yakni konstitusi adalah keseluruhan dari peraturn-peraturan baik yang
tertulis maupun tidak tertulis yang mengatur secara mengikat cara-cara bagaimana sesuatu
pemerintahan diselenggarakan dalam suatu masyarakat.

Dalam terminilogi hokum islam (Fiqh Siyasah) konstitusi dikenal dengan sebutan
DUSTUS yang berati kumpulan faedah yang mengatur dasar dan kerja sama antar sesame
anggota masyarakat dalam sebuah Negara.

Menurut pendapat James Bryce, mendefinisikan konstitusi sebagai suatu kerangka


masyarakat politik (Negara yang diorganisir dengan dan melalui hokum. Dengan kata lain
konstitusi dikatakan sebagai kumpulan prinsip-prinsip yang mengatur kekuasaan pemerintahan,
hak-hak rakyat dan hubungan diantara keduanya.

2) Tujuan Konstitusi

Secara garis besar konstitusi bertujuan untuk membatasi tindakan sewenang-wenang


pemerintah, menjamin hak-hak pihak yang diperintah (rakyat) dan menetapkan pelaksanaan
kekuasaan yang berdaulat. Sehingga pada hakekatnya tujuan konstitusi merupakan perwujudan
paham tentang konstitusionalisme yang berate pembatasan terhadap kekuasaan pemerintah diastu
pihak dan jaminan terhadap hak-hak warga Negara maupun setiap penduduk dipihak lain.

c) Fungsi Dan Ruang Lingkup Konstitusi


Dalam berbagai literature hokum tata Negara maupun ilmu politik ditegaskan bahwa fungsi
konstitusi adalah sebagai dokumen nasional dan alat untuk membentuk system politik dan
hokum Negara. Oleh karena itu ruang lingkup undang-undang dasar sebagai konstitusi tertulis
sebagaimana dikemukakan oleh A.A.HY Struycken memuat tentang :

a) Hasil perjuangan politik bangsa diwaktu lampau.


b) Tingkat-tingkat tinggi pembangunan ketatanegaraan bangsa.
c) Pandangan tokoh bangsa yang hendak di wujudkan, baik sekarang maupun masa yang
akan dating.
d) Suatu keinginan yang mana perkembangan kehidupan ketatanegaraan bangsa hendak
dipimpin.

3) Fungsi Konstitusi
a) Konstitusi berfungsi sebagai dokumen nasional (national document) yang mengandung
perjanjian luhur, berisi kesepakatan-kesepakatan tentang politik, hukum, pendidikan,
budaya, ekonomi, kesejahteraan dan aspek fundamental yangmenjadi tujuan Negara. 
b) Konstitusi sebagai piagam kelahiran (a birth certificate of new state). 
c) Konstitusi sebagai sumber hukum tertinggi. 
d) Konstitusi sebagai identitas nasional dan lambing persatuan
e) .Konstitusi sebagai alat membatasi kekuasaan 
f) Konstitusi sebagai pelindung HAM dan kebebasan warga Negara

B. Klasifikasi Konstitusi

Konstitusi dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

a) Konstitusi tertulis dan tidak tertulis

1) Konstitusi tertulis merupakan suatu instrument atau dokumen yang dapat dijumpai pada
sejumlah hokum dasar yang diadopsi atau dirancang oleh para penyusun konstitusi dengan tujuan
untuk memberikan ruang lingkup seluas mungkin bagi proses undang-undang biasa untuk
mengembangkan konstitusi itu sendiri dalam aturan-aturang yang sudah disiapkan.
2) Konstitusi tidak tertulis dalam perumusannya tidak membutuhkan proses yang panjang
misalnya dalam penentuan Qourum, Amandemen, Referendum dan konvensi.

b) Konstitusi Fleksibel dan Konstitusi Kaku

1) Ciri-ciri konstitusi fleksibel yaitu

a. Elastic

b. Diumumkan dan diubah dengan cara yang sama.

2) Cirri-ciri konstitusi yang kaku

a. Mempunyai kedudukan dan derajat yang lebih tinggi dan peraturan undang-undang yang lain.

b. Hanya dapat diubah dengan cara yang khusus, istimewa dan persyaratan yang berat.

c) Konstitusi derajat tinggi dan komstitusi derajat tidak tinggi

1) Konstitusi derajat tinggi ialah konstitusi yang mempunyai derajat kedudukan yang paling
tinggi dalam Negara dan berada diatas peraturan perundang-undang yang lain.

2) Konstitusi tidak derajat tinggi ialah konstitusi yang tidak mempunyai kedudukan serta derajat.

d) Konstitusi serikat dan konstitusi kesatuan

1) Jika bentuk Negara itu serikat maka akan didapatkan system pembagian kekuasaan antara
pemerintah Negara serikat dengan pemerintah Negara bagian.

2) Dalam Negara kesatuan, pembagian kekuasaan tidak dijumpai karena seluruh kekuasaannya
terpusat pada pemerintah pusat sebagaimana diatur dalam konstitusi.

e) Konstitusi system pemerintahan presidensial dan konstitusi system pemerintahan parlementer.

Konstitusi yang mengatur beberapa ciri-ciri system pemerintrahan presidensial dapat


diklasifikasikan kedalam konstitusi system pemerintah presidensial begitu pula sebaliknya.
C. Sejarah Perkembangan Konstitusi Dinegara Indonesia

Konstitusi sebagai satu kerangka kehidupan politik telah lama dikenal yaitu sejak zaman
yunani yang memiliki beberapa kumpulan hokum (semacam kitab hokum pada 624 – 404 SM)
sehingga, sebagai Negara hokum Indonesia memiliki konstitusi yang dikenal sebagai UUD 1945
yang telah dirancang sejak 29 Mei 1945 sampai 16 Juli 1945 oleh badan penyelidik usaha-usaha
persiapan kemerdekaan Indonesia (BPUPKU) yang mana tugas pokok badan ini sebenarnya
menyusun rancangan UUD.

Namun dalam praktik persidangannya berjalan berkepanjangan khususnya pada saat


membahas masalah dasar Negara.diakhir siding I BPUPKIberhasil membentuk panitia kecil yang
disebut panitia sembilang, panitia ini pada tanggal 22 juni 1945 berhasil mencapai kompromi
untuk menyetujui sebuah naskah mukhodimah UUD yang kemudian diterima dalam siding II
BPUPKI tanggal 11 Julu 1945

. Setelah itu Ir. Soekarno membentuk panitia kecil pada tanggal 16 juli 1945 yang
diketuai oleh Soepomo dengan tugas menyusun rancangan UUD dan membentuk panitia
persiapan kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang beranggotakan 21 orang. Sehingga UUD atau
konstitusi Negara republic Indonesia diatukan ditetapkan oleh PPKI pada hari sabtu tanggal 18
Agustus 1945. Dengan demikian sejak itu Indonesia telah menjadi suatu Negara modern karena
telah memiliki suatu system ketatanegaraan yaitu dalam UUD 1945.

Dalam perjalanan sejarah, konstitusi Indonesia telah mengalami beberapa kali pergantian baik
nama maupun subtansi materi yang dikandungnya, yaitu :

a) UUD 1945 yang masa berlakunya sejak 18 Agustus 1945 sampai 27 Desember 1949.
b) Konstitusi republic Indonesia serikat yang lazim dikenal dengan sebutan konstitusi RIS
(17 Desember 1949 – 17 Agustus 1950).
c) UUD 1950 (17 Agustus 1950 – 05 Juli 1959).
d) UUD 1945 yang merupakan pemberlakuan kembali konstitusi pertama Indonesia dengan
masa berlakunya sejak dekrit presiden 05 Juli 1959 sampai Sekarang.
D.    Tujuan Perubahan Konstitusi

      Tujuan perubahan UUD Republik Indonesia Tahun 1945 adalah untuk:

1) Menyempurnakan aturan dasar mengenai tatanan negara dam mencapai tujuan


nasional yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 dan memperkokoh Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila;
2)  Menyempurnakan aturan dasar mengenai jaminan dan pelaksanaan kedaulatan rakyat
serta memperluas partisipasi rakyat agar sesuai dengan perkembangan paham
demokrasi;
3)  Menyempurnakan aturan dasar mengenai jaminan dan perlindungan Hak Asasi
Manusia agar sesuai demam perkembangan paham hak asasi manusia dalam
peradaban umat manusia yang sekaligus merupakan syarat bagi satu negara hukum
dicita-citakan oleh UUD 1945;
4)   Menyempurnakan auran dasar penyelenggaraan negara secara demokratis dan
modern, antara lain dengan lembaga kekuasaan yang lebih tegas, sistem saling
mengawasi dan saling mengimbangi (checks and balances) yang lebih ketat dan
transparan, serta pembentukan lembaga-lembaga negara yang baru dan
mengakomodasi perkembangan kebutuhan bangsa dan tantangan zaman;
5)    Menyempurnakan aturan dasar mengenai jaminan konstitusional dan kewajiban
negara yang mewujudkan kesejahteraan sosial, mencerdaskan kehidupan bangsa,
menegakkan etik, moral dan solidaritas dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan dalam perjuangan
mewujudkan negara sejahtera;
6)  Melengkapi aturan dasar yang sangat penting dalam penyelenggaraan negara bagi
eksistensi negara dan perjuangan negara mewujudkan demokrasi, seperti pengaturan
wilayah negara dan pemilihan umum;
7)   Menyempurnakan aturan dasar mengenai kehidupan bernegara dan berbangsa sesuai
dengan perkembangan aspirasi, kebutuhan serta kepentingan bangsa dan negara
Indonesia dewasa ini sekaligus mengakomodasi kecenderungannya untuk kurun
waktu yang akan datang.
E.     Konstitusi Sebagai Bagian Kehidupan Negara Demokrasi

            Kedudukan, fungsi, dan tujuan konstitusi dalam negara berubah dari zaman ke zaman.
Dalam sejarah di dunia Barat, konstitusi dimaksudkan untuk menentukan batas wewenang
penguasa, menjamin hak rakyat, dan mengatur jalannya pemerintahan. Konstitusi menjamin alat
rakyat  untuk konsolidasai kedududkan hukum dan politik untuk mengatur kehidupan bersama
dan untuk mencapai cita-citanya dalam bentuk negara.

            Di dalam negara-negara yang mendasarkan dirinya atas demokrasi konstitusional,


undang-undang dasar mempunyai fungsi yang khas, yaitu membatasi kekuasaan pemerintahan
sedemikian rupa. Sehingga penyelenggaraan kekuasaan tidak bersifat sewenang-wenang. Dengan
demikian diharapkan hak-hak warga negara akan lebih terlindungi. Gagasan ini
dinamakan konstitusionalisme.

            Menurut Carl J. Friedrich, konstisionalisme adalah gagasan bahwa pemerintah


merupakan suatu kumpulan kegiatan yang diselenggarakan oleh dan atas nama rakyat, dengan
pembatasan untuk dapat menjamin kekuasaan yang diperlukan, tidak disalahgunakan oleh
mereka pemerintah.

            Robert Dahl dalam On Democracy mengatakan pentingnya merancang konstitusi yang


demokratis karena akan menentukan kelangsungan hidup lembaga-lembaga Demokrasi.
Konstitusi yang demokratis menurut Dahl mengandung beberapa unsur antara lain, pernyataan
hak asasi manusia, hak sosal dan ekonomi. Bentuk negara kesatuan atau federal, lembaga
legislatif dengan satu kamar atau dua kamar, pengaturan kekuasaan yudikatif, sistem
pemerintahan presidensial atau parlementer, pengaturan mengenai amandemen konstitusi dan
referendum, serta sistem pemilihan.

            Demokrasi Konstitusional adalah demokrasi yang dibatasi kekuasaannya oleh konstitusi.


Jadi kekuasaan rakyat yang implementasinya berdasarkan konstitusi dimana Negara tersebut
berasal. Ciri khas demokrasi konstitusional adalah gagasan bahwa pemerintah yang demokratis
adalah pemerintah  yang terbatas kekuasaannya dan tidak dibenarkan bertindak sewenang-
wenang terhadap warga negaranya. Dalam demokrasi konstitusional terdapat suatu konstitusi
tertulis, dimana dari situ akan dengan tegas menjamin hak asasi dari warga Negara. Kekuasaan
dibagi sedimikian rupa hingga penyalahgunaan diperkecil, yaitu dengan cara menyerahkan
kepada beberapa orang atau badan dan tidak memusatkan kekuasaan pemerintah dalam tangan
satu orang atau satu badan. 
BAB III

PENUTUP

A.    Simpulan

            Amandemen berarti perubahan atau mengubah (to amend). Tujuannya untuk memperkuat
fungsi dan posisi UUD 1945 dengan mengakomodasikan aspirasi politik yang berkembang untuk
mencapai tujuan negara.UUD 1945 sebagai konstitusi negara Republik Indonesia sampai
sekarang ini telah mengalami  empat kali amandemen (perubahan) yang terjadi di era Reformasi,
yaitu: Amandemen pertama dilakukan pada Sidang Umum  MPR 1999 dan disahkan 19 Oktober
1999, Amandemen kedua dilakukan pada Sidang Tahunan MPR 2000 dan disahkan 18 Agustus
2000, Amandemen ketiga dilakukan pada Sidang Tahunan MPR 2001 dan disahkan 10
November 2001, dan Amandemen keempat dilakukan pada Sidang Tahunan MPR 2002 disahkan
10 Agustus 2002.

            Cara perubahannya dapat digolongkan sebagai berikut:Oleh kekuasaan legislatif, rakyat


melalui satu referendum;Oleh sejumlah negara bagian – khusus untuk negara serikat; Dengan
kebiasaan ketatanegaraan, atau oleh satu lembaga negara yang khusus yang dibentuk hanya
untuk keperluan perubahan.

            Demokrasi Konstitusional adalah demokrasi yang dibatasi kekuasaannya oleh konstitusi.


Ciri khas demokrasi konstitusional adalah gagasan bahwa pemerintah yang demokratis adalah
pemerintah  yang terbatas kekuasaannya dan tidak dibenarkan bertindak sewenang-wenang
terhadap warga negaranya.

            Tujuan dari perubahan adalah untuk menyempurnakan UUD 1945, sesuai dengan
perkembangan dan dinamika tuntutan masyarakat.

            Lembaga-lembaga Negara pasca Amandemen: MP, Presiden, DPR, DPD, BPK , DPA
(Dewan Pertimbangan Agung) telah dihapus pasca amandemen keempat, Mahkamah Agung,
Mahkamah Konstitusi, dan Komisi Yudisial

 
DAFTAR PUSTAKA

El-Muhtaj. Majda, Hak Asasi Manusia dalam Konstitusi Indonesia, Jakarta: Kencana, 2007

Huda. Ni’matul, UUD 1945 dan Gagasan Amandemen Ulang Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2008.

Singka Subekti. Valina, Menyusun Konstitusi Transisi: Pergulatan Kepentingan dan Pemikiran


dalam Proses Perubahan UUD 1945, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008.

Putra Rio Mamduh A., “ Lembaga-lembaga Negara sebelum dan Sesudah Amandemen”
http://rio-mamdoeh.blogspot.se/2012/10/lembaga-lembaga-negara-sebelum-dan_7301.html,
(diakses pada 10 Februari 2021).

Anda mungkin juga menyukai