Anda di halaman 1dari 3

Tugas Individu Agenda 2

AKTUALISASI PANCASILA SEBAGAI NILAI – NILAI DASAR NASIONALISME


DALAM PELAKSANAAN TUGAS JABATAN

Nama : Ruyat Maulana

NIP : 199108272020121004

Nosis : 2021030704131

Instansi : Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Pemkab.Subang

Pancasila adalah jiwa seluruh rakyat Indonesia, yang memberi kekuatan hidup
kepada bangsa Indonesia untuk menjadi bangsa Indonesia yang adil dan makmur.
Menyadari bahwa untuk kelestarian kemampuan dan kesaktian pancasila itu perlu
diusahakan secara nyata dan terus-menerus penghayatan dan pengamalan nilai-nilai luhur
yang terkandung didalamnya oleh setiap warga negara indonesia, setiap penyelenggara
negara serta setiap lembaga kenegaraan dan lembaga kemasyarakatan baik dipusat
maupun di daerah.

Kita sebagai ASN diharapkan mampu mengaktualisasikan pancasila sebagai nilai-


nilai dasar nasionalisme. Nasionalisme ini bertujuan untuk membangun kesadaran,
pemahaman, kepedulian & komitmen peserta diklat menjadi aparatur sipil negara

Penulis bertugas sebagai Instruktur di UPTD.Balai Latihan Kerja Dinas Tenaga


Kerja dan Transmigrasi Kab.Subang. Dimana tugas pokok dan fungsinya adalah melakukan
pembelajaran dan pelatihan kepada siswa pelatihan di UPTD Kab.Subang.

Berikut adalah aktualisasi pancasila sebagai nilai-nilai dasar nasionalsme dalam


pelaksanaan tugas jabatan instruktur :

1. Sila 1 : Ketuhanan Yang Maha Esa


• BLK merupakan wadah berkumpulnya para siswa pelatihan yang berbeda-beda
agama, disini tugas penulis sebagai instruktur tentunya adalah tidak membeda-
bedakan perlakuan terhadap para siswa berdasarkan agamanya.
• Menghormati rekan atau siswa pelatihan yang beribadah sesuai dengan agamanya
masing-masing.
• Melaksanakan tugas pembelajaran dan pelatihan dengan amanah dan akhlak yang
baik sesuai kepercayaan agama yang selalu mengajarkan kebaikan.
• Memulai kegiatan pelatihan dengan berdoa bersama.

2. Sila 2 : Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab


• Mampu mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan persamaan kewajiban
antara sesama manusia, sebagai contoh adalah dengan memberikan siswa
pembelajaran dan pelatihan yang optimal tanpa membeda-bedakannya agar semua
siswa memperoleh kompetensi – kompetensi yang akan sangat berguna bagi
mereka di dunia kerja.
• Tidak semena-mena, berat sebelah, dan tidak berimbang terhadap siswa, sebagai
contoh adalah instruktur tidak memberikan tugas diluar yang seharusnya diterima
oleh siswa.
• Mengembangkan sikap tenggang rasa kepada para siswa, dengan tujuan agar para
siswa dapat menghargai dan menghormati perasaan orang lain, sebagai contoh
siswa haruslah mampu bersikap menghormati terhadap teman yang mau
berkontribusi untuk kelasnya baik dalam memberikan tenaga, pikiran ataupun materi.
Sikap tenggang rasa ini juga tentunya harus dicontohkan oleh instruktur.

3. Sila 3 : Persatuan Indonesia


• Menyanyikan Indonesia Raya pada upacara pembukaan pelatihan guna
menanamkan sikap nasionalisme bagi para siswa yang akan melakukan program
pelatihan.
• Bersikap toleransi terhadap keragaman latar belakang suku, ras,budaya dan agama
para siswa guna memelihara persatuan.
• Instruktur harus mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan
bersama dalam hal ini adalah peserta pelatihan di atas kepentingan pribadi
• Rela berkorban untuk kepentingan pelatihan apabila diperlukan.
• Mengarahkan siswa untuk bekerja sama untuk kepentingan bersama. Misalnya
gotong royong dalam membersihkan kelas atau lingkungan sekitar BLK.

4. Sila 4 : Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam


Permusyawaratan / Perwakilan
• Menghormati dan menghargai pendapat siswa terhadap materi pelatihan kita
ataupun ketika ada diskusi, serta menerima argumen dari siswa atas apa yang telah
kita sampaikan.
• Mengadakan voting dalam pemilihan ketua kelas pelatihan. Dalam voting ini, setiap
siswa akan bebas memilih yang mana akan menjadi ketua kelas, yang mana akan
menjadi pemimpin di dalam kelas, pemimpin yang memiliki hikmat dan
kebijaksanaan.
• Melakukan musyawarah terhadap suatu hal yang berkaitan dengan kepentingan
bersama serta tidak memaksakan kehendak kita dalam musyawarah tersebut.
Misalnya musyawarah dalam pengadaan bahan dan peralatan pelatihan yang
dibutuhkan dalam kegiatan pelatihan dengan instruktur-instruktur lainnya.

5. Sila 5 : Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia


• Bersikap adil dalam kegiatan pelatihan. Instruktur haruslah seimbang dan tidak berat
sebelah kepada para siswa yaitu dengan berusaha menjalankan hak dan
kewajibannya sebagai warga Negara Indonesia yang memiliki rasa tanggung jawab
untuk ikut berperan mencapai cita-cita negara tanpa meninggalkan nilai-nilai
Pancasila sebagai dasar dan ideologi Negara. Adapun pengimplementasiannya bisa
berupa membagikan nilai secara rata dan terbuka kepada para siswa agar mereka
mengetahui tingkat penguasaan kompetensi yang mereka dapatkan selama proses
pembelajaran dan pelatihan, guna memotivasi siswa dalam perbaikan dan
peningkatan kompetensi mereka selanjutnya.
• Tidak menggunakan hak kita sebagai instruktur untuk sesuatu hal yang bertentangan
dengan atau merugikan kepentingan umum. Misalnya dengan memaksa siswa untuk
membayar iuran supaya dapat lulus dalam program pelatihan.
• Menghargai hasil kerja keras siswa dalam pelaksanaan pelatihan, misalnya dengan
memberi pujian kepada siswa yang berhasil menguti pelatihan dengan baik dan tetap
memberi semangat serta motivasi kepada siswa yang gagal dalam ujian kompetensi
supaya dia bisa bangkit dan memperbaikinya.
• Mengarahkan para siswa untuk merawat fasilitas umum, misalnya dengan selalu
merawat peralatan pelatihan dan melestarikan kebersihan disekitar area pelatihan.

Anda mungkin juga menyukai