Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH FILSAFAT ARISTOTELES

Disusun Oleh :
1. LILY NIM : 09.02.11.402
2. MIRNA ARISTY NIM : 09.02.11
3. MARTHA NIM : 09.02.11
4. LISMIANI NIM : 09.02.11
5. MARTEN INDIRI. B NIM : 09.02.11
DOSEN PENGAMPU : EVI MARIANI, S.Fil
MATA KULIAH : PENGANTAR FILSAFAT

SEKOLAH TINGGI AGAMA KRISTEN NEGERI (STAKN)


PALANGKA RAYA
2009/2010
BAB I
SEJARAH ARISTOTELES

Aristoteles lahir pada tahun 384 SM, di Trasia, Yunani Utara. Ayahnya
seorang ahli fisika ternama. Pada usia tuju tahun Aristoteles berangkat ke Athena
untuk belajar di Akademi Palto. Selama dua puluh tahun ia menetap disana, sampai
plato meninggal (pada tahun 347/348). Selama dua tahun ia bertugas sebagai guru
pribadi Pangeran Alexander Agung, kemudian ia kembali ke Athena dan mendirikan
suatu sekolah yang bernama Lyceum, posisinya di kota Athena lama kelamaan tidak
aman karena ia diisukan sebagai penyebar pengaruh yang bersifat subversit dan
dituduh Atheis. Akhirnya ia meninggalkan Athena ke Cahalcis dan meninggal disana
pada tahun 322 SM.

Aristoteles adalah seorang yang pernah mengalahkan pemikiran orang-


orang Yunani secara ilmiah dengan pernyataan-pernyataan yang logis dan brilian,
semua itu ia peroleh melalui diskusi dengan murid-muridnya. Ia merupakan guru
pertama logika didunia sampai masa kini karena keberhasilannya menyusun teknik
berpikir sistematis dan benar sekaligus hukum-hukumnya.
BAB II
PANDANGAN FILSAFAT

Aristoteles sependapat dengan gurunya plato, yaitu tujuan akhir dari


filosofi adalah berbicara tentang yang umum dan tetap. Dia mempunyai keyakinan
tentang kebenaran yang sebenarnya, itu semua tidak dapat diketahui dari Materi benda
belaka, tidak juga dari pemikiran yang bersifat umum semata. Ia berpendapat bawah
setiap benda jasmani terdiri atas dua hal yaitu bentuk dan materi. Materi adalah
prinsip yang sama sekali tidak ditentukan, yang sama sekali terbuka,. Materi
merupakan kemungkinan belaka untuk menerima suatu bentuk. Aristoteles menyebut
materi pertama (hyle prote), dengan kata pertama dimaksudkan bahwa materi sama
sekali tidak ditentukan. Bentuk ialah prinsip yang menetukan. Karena materi pertama,
suatu benda merupakan benda konkrit dan karena bentuknya suatu benda mempunyai
kodrat tertentu dan termasuk jenis tertentu dan akibatnya dapat dikenal oleh rasio.
Teori ini disebut Hilemorfisme.

Toeri Hilemorfisme menjadi dasar pandangan Aristoteles tentang manusia.


Ia menyatakan bahwa manusia merupakan subtansi yang teridir dari bentuk dan
materi. Bentuk adalah jiwa. Karena bentuk tidak pernah lepas dari materi, secara
konsekuensi Aristoteles harus mengatakan bahwa pada saat manusia mati jiwanya
akan hancur juga. Dalam Metaphysic Aristoteles mengatakan bahwa manusia dapat
mencapai kebenaran. Ia juga menjelaskan dan mendasarkan alam semestas serta dunia
dari dan oleh dirinya sendiri. Aristoteles memberikan difenisi bahwa manusia itu
adalah hewan yang berakal sehat yang mengeluarkan pendapatnya, yang berbicara
berdasarkan akal pikirannya dengan rumusan lain manusia adalah hewan yang
berpolitik (Zoon Politicon) manusia politikal karena dia memiliki bahasa.

Pandangan Filsafat Aristoteles tentang etika ialah bahwa etika sebagai


sarana untuk mencapai kebahagiaan dan sebagai barang yang tertinggi dalam
kehidupan. Kita tergantung pada hal-hal lahirlah seperti kekayaan, mempunyai anak
yang baik, sahabat-sahabat, keindahan tubuh dan waktu senggang.
BAB III
EVALUASI KRITIS PANDANGAN FILSAFAT

A. KELEBIHAN PANDANGAN FILSAFAT

Dengan teori etikanya Aristoteles memberikan suatu didikan terhadap sikap


yang pantas dalam segala perbuatan yang membedakan antara-antara orang yang
pandai yang mampu menguasai dirinya agar tidak terombang-ambing oleh hawa
nafsu, pandangannya tentang Zoon Politicon dapat membangun masyarakat diatas
family-family menjadi pengelompokan yang impersonal dari pada kampung dan
negara.
Ia dapat menjelaskan segala kelahiran, dan kebinasaan benda-benda
jasmani, ia dapat membedakan sutu perubahan dalam dua gejala yang menjadi bentuk
dan menjadi subyek.

B. KEKURANGAN PANDANGAN FILSAFAT

Aristoteles hanya menyebutkan bahwa materi pertamalah yang dapat


menjadikan segala sesuatu. Selaku orang Yunani ia tidak pernah memikirkan bahwa
dunia diciptkan oleh Tuhan.
Aristoteles hanya dapat melihat manusia sebagai gabungan dari materi
yang pertama dan jiwa yang menjadi bentuk atau prinsip hidup, tetapi ia menemukan
sesuatu yang lebih tinggi sifatnya yaitu : Nus atau Roh ia mendapatkan suatu
gabungan dari tiga hal yaitu materi, psike dan nus, hal tersebut tidak cocok dengan
hilemorfismenya.

C. PERBANDINGAN DENGAN ALKITAB

Pandangan Aristoteles : alam semestar serta dunia berada sebagai sesuatu


yang obsolut sebagai sesuatu yang hanya ada karena dan dari dirinya, jadi tidak
mungkin dijadikan.
Pandangan Alkitab : pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi
(Kejadian 1;1)
Jadi, antara pandangan Alkitab dengan Aristoteles bertentang tentang
penciptaan alam semestar
Referensi.

1) P.A. Van der Weij. 1988. Filusuf-Filusuf Besar Tentang Manusia,


Jakarta : Gramedia
2) K. Bertens. 1975. Ringkasan Sejarah Filsafat. Yogyakarta : Kanisius
3) http://www.google.com

Anda mungkin juga menyukai