Sifat Fisik Mineral
Sifat Fisik Mineral
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS TEKNIK
OLEH :
GOWA
2014
SIFAT FISIK MINERAL
1. Kilap
Merupakan kenampakan atau cahaya yang dipantulkan oleh permukaan mineral
saat terkena cahaya (Sapiie, 2006). Kilap ini secara garis besar dapat dibedakan
menjadi jenis:
a. Kilap Logam (metallic luster): bila mineral tersebut mempunyai kilap atau
kilapan seperti logam. Contoh mineral yang mempunyai kilap logam yaitu Gelena,
Pirit, Magnetit, Kalkopirit, Grafit, Hematit, dll.
b. Kilap Bukan Logam (non metallic luster), terbagi atas:
Kilap Intan (adamantin luster), cemerlang seperti intan.
Kilap kaca (viteorus luster), misalnya pada kuarsa dan kalsit.
Kilap Sutera (silky luster), kilat yang menyeruai sutera pada umumnya
terdapat pada mineral yang mempunyai struktur serat, misalnya pada asbes,
alkanolit, dan gips.
Kilap Damar (resinous luster), memberi kesan seperti damar misalnya pada
spharelit.
Kilap mutiara (pearly luster), kilat seperti lemak atau sabun, misalnya pada
serpentin,opal dan nepelin.
Kilap tanah, kilat suram seperti tanah lempung misalnya pada kaolin, bouxit
dan limonit.
Kilap mineral sangat penting untuk diketahui, karena sifat fisiknya ini dapat
dipakai dalam menentukan mineral secara megaskopis. Untuk itu perlu dibiasakan
membedakan kilap mineral satu dengan yang lainnya, walaupun kadang-kadang akan
dijumpai kesulitan karena batas kilap yang satu dengan yang lainnya tidak begitu
tegas (Danisworo 1994).
2. Warna
Warna mineral merupakan kenampakan langsung yang dapat dilihat, akan tetapi
tidak dapat diandalkan dalam pemerian mineral karena suatu mineral dapat berwarna
lebih dari satu warna, tergantung keanekaragaman komposisi kimia dan pengotoran
padanya. Sebagai contoh, kuarsa dapat berwarna putih susu, ungu, coklat kehitaman
atau tidak berwarna. Walau demikian ada beberapa mineral yang mempunyai warna
khas, seperti:
Putih : Kaolin (Al2O3.2SiO2.2H2O),Gypsum (CaSO4.H2O), Milky
Kwartz (Kuarsa Susu) (SiO2)
Kuning : Belerang (S)
Emas : Pirit (FeS2), Kalkopirit (CuFeS2), Ema (Au)
Hijau : Klorit ((Mg.Fe)5 Al(AlSiO3O10)(OH)), Malasit (CuCO3Cu(OH)2)
Biru : Azurit (2CuCO3Cu(OH)2), Beril (Be3Al2 (Si6O18))
Merah : Jasper, Hematit (Fe2O3)
Coklat : Garnet, Limonite (Fe2O3)
Abu-abu : Galena (PbS)
Hitam : Biotit (K2(MgFe)2(OH)2(AlSi3O10)), Grafit (C), Augit
3. Kekerasan
Adalah ketahanan mineral terhadap suatu goresan. Kekerasan nisbi suatu mineral
dapat membandingkan suatu mineral terentu yang dipakai sebagai kekerasan yang
standard. Mineral yang mempunyai kekerasan yang lebih kecil akan mempunyai
bekas dan badan mineral tersebut. Standar kekerasan yang biasa dipakai adalah skala
kekerasan yang dibuat oleh Friedrich Mohs dari Jeman dan dikenal sebagai skala
Mohs. Skala Mohs mempunyai 10 skala, dimulai dari skala 1 untuk mineral terlunak
sampai skala 10 untuk mineral terkeras .
Sebagai perbandingan dari skala tersebut di atas maka di bawah ini diberikan
kekerasan dari alat penguji standar :
Alat Penguji Derajat Kekerasan
Mohs
Kuku manusia 2,5
Kawat Tembaga 3
Paku 5,5
Pecahan Kaca 5,5 – 6
Pisau Baja 5,5 – 6
Kikir Baja 6,5 – 7
Kuarsa 7
4. Cerat
Cerat adalah warna mineral dalam bentuk hancuran (serbuk). Hal ini dapat dapat
diperoleh apabila mineral digoreskan pada bagian kasar suatu keping porselin atau
membubuk suatu mineral kemudian dilihat warna dari bubukan tersebut. Cerat dapat
sama dengan warna asli mineral, dapat pula berbeda. Warna cerat untuk mineral
tertentu umumnya tetap walaupun warna mineralnya berubah-ubah. Contohnya :
Pirit : Berwarna keemasan namun jika digoreskan pada plat porselin akan
meninggalkan jejak berwarna hitam.
Hematit : Berwarna merah namun bila digoreskan pada plat porselin akan
meninggalkan jejak berwarna merah kecoklatan.
Augite : Ceratnya abu-abu kehijauan
Biotite : Ceratnya tidak berwarna
Orthoklase : Ceratnya putih
7. Bentuk
Mineral ada yang berbentuk kristal, mempunyai bentuk teratur yang dikendalikan
oleh system kristalnya, dan ada pula yang tidak. Mineral yang membentuk kristal
disebut mineral kristalin. Mineral kristalin sering mempunyai bangun yang khas
disebut amorf (Danisworo, 1994). Mineral kristalin sering mempunyai bangun yang
khas, misalnya:
a. Bangun kubus : galena, pirit.
b. Bangun pimatik : piroksen, ampibole.
c. Bangun doecahedon : garnet
d. Mineral amorf misalnya : chert, flint.
Kristal dengan bentuk panjang dijumpai. Karena pertumbuhan kristal sering
mengalami gangguan. Kebiasaan mengkristal suatu mineral yang disesuaikan dengan
kondisi sekelilingnya mengakibatkan terjadinya bentuk-bentuk kristal yang khas, baik
yang berdiri sendiri maupun di dalam kelompok-kelompok. Kelompok tersebut
disebut agregasi mineral dan dapat dibedakan dalam struktur sebagai berikut:
Struktur granular atau struktur butiran yang terdiri dari butiran-butiran
mineral yang mempunyai dimensi sama, isometrik. Dalam hal ini berdasarkan
ukuran butirnya dapat dibedakan
menjadi kriptokristalin/penerokristalin (mineral dapat dilihat dengan mata
biasa). Bila kelompok kristal berukuran butir sebesar gula pasir, disebut
mempunyai sakaroidal.
Struktur kolom: terdiri dari prisma panjang-panjang dan ramping. Bila prisma
tersebut begitu memanjang, dan halus dikatakan mempunyai struktur fibrous
atau struktur berserat. Selanjutnya struktur kolom dapat dibedakan lagi
menjadi: struktur jarring-jaring (retikuler), struktur bintang (stelated)
dan radier.
Struktur Lembaran atau lameler, terdiri dari lembaran-lembaran. Bila
individu-individu mineral pipih disebut struktur tabuler,contoh mika. Struktur
lembaran dibedakan menjadi struktur konsentris, foliasi.
Sturktur imitasi : kelompok mineral mempunyai kemiripan bentuk dengan
benda lain. Mineral-mineral ini dapat berdiri sendiri atau berkelompok.
Bentuk kristal mencerminkan struktur dalam sehingga dapat dipergunakan untuk
pemerian atau pengidentifikasian mineral (Sapiie, 2006).
8. Berat Jenis
Adalah perbandingan antara berat mineral dengan volume mineral. Cara yang
umum untuk menentukan berat jenis yaitu dengan menimbang mineral tersebut
terlebih dahulu, misalnya beratnya x gram. Kemudian mineral ditimbang lagi dalam
keadaan di dalam air, misalnya beratnya y gram. Berat terhitung dalam keadaan di
dalam air adalah berat miberal dikurangi dengan berat air yang volumenya sama
dengan volume butir mineral tersebut.
9. Sifat Dalam
Adalah sifat mineral apabila kita berusaha untuk mematahkan, memotong,
menghancurkan, membengkokkan atau mengiris. Yang termasuk sifat ini adalah:
Rapuh (brittle): mudah hancur tapi bias dipotong-potong, contoh kwarsa,
orthoklas, kalsit, pirit.
Dapat diiris (secitile): dapat diiris dengan pisau, hasil irisan rapuh, contoh
gypsum.
Fleksible: mineral berupa lapisan tipis, dapat dibengkokkan tanpa patah dan
sesudah bengkok tidak dapat kembali seperti semula. Contoh mineral talk,
selenit.
Blastik: mineral berupa lapisan tipis dapat dibengkokkan tanpa menjadi patah
dan dapat kembali seperti semula bila kita henikan tekanannya, contoh:
muskovit.
10. Kemagnetan
Adalah sifat mineral terhadap gaya magnet. Diatakan sebagai feromagnetic bila
mineral dengan mudah tertarik gaya magnet seperti magnetik, phirhotit. Mineral-
mineral yang menolak gaya magnet disebut diamagnetic, dan yang tertarik lemah
yaitu paramagnetic. Untuk melihat apakah mineral mempunyai sifat magnetik atau
tidak kita gantungkan pada seutas tali/benang sebuah magnet, dengan sedikit demi
sedikit mineral kita dekatkan pada magnet tersebut. Bila benang bergerak mendekati
berarti mineral tersebut magnetik. Kuat tidaknya bias kita lihat dari besar kecilnya
sudut yang dibuat dengan benang tersebut dengan garis vertikal.
11. Kelistrikan
Adalah sifat listrik mineral dapat dipisahkan menjadi dua, yaitu pengantar arus
atau londuktor dan idak menghantarkan arus disebut non konduktor. Dan ada lagi
istilahsemikonduktor yaitu mineral yang bersifat sebagai konduktor dalam batas-batas
tertentu.
Mineral silikat adalah kelompok mineral yang unsure pembentuknya bukan dari
silica. Secara garis besar hampir semua mempunyai komposisi kimia yang
sederhana; berupa unsur, sulfida (bila unsur logam bersenyawa dengan sulfur), atau
oksida (bila unsur logam bersenyawa dengan oksigen). Native element seperti
tembaga, perak atau emas agak jarang terdapat. Sulfida kecuali Pirit, tidak jarang
ditemukan, tetapi hanya cukup berarti bila relatif terkonsentrasi dalam urat (Vein)
dengan cukup besar. Berikut ini adalah mineral – mineral yang yang non silikat :
a. Mineral Sulfida
Kelas mineral sulfida atau dikenal juga dengan nama sulfosalt ini terbentuk dari
kombinasi antara unsur tertentu dengan sulfur (belerang). Pada umumnya unsure
utamanya adalah logam (metal). Pembentukan mineral kelas ini pada umumnya
terbentuk disekitar wilayah gunung api yang memiliki kandungan sulfur yang tinggi.
Proses mineralisasinya terjadi pada tempat-tempat keluarnya atau sumber sulfur.
Unsur utama yang bercampur dengan sulfur tersebut berasal dari magma, kemudian
terkontaminasi oleh sulfur yang ada disekitarnya. Pembentukan mineralnya biasanya
terjadi dibawah kondisi air tempat terendapnya unsur sulfur. Proses tersebut biasanya
dikenal sebagai alterasi mineral dengan sifat pembentukan yang terkait dengan
hidrotermal (air panas).
Mineral kelas sulfida ini juga termasuk mineral-mineral pembentuk bijih (ores).
Dan oleh karena itu, mineral-mineral sulfida memiliki nilai ekonomis yang cukup
tinggi. Khususnya karena unsur utamanya umumnya adalah logam. Pada industri
logam, mineral-mineral sulfides tersebut akan diproses untuk memisahkan unsur
logam dari sulfurnya. Beberapa penciri kelas mineral ini adalah memiliki kilap logam
karena unsur utamanya umumnya logam, berat jenis yang tinggi dan memiliki tingkat
atau nilai kekerasan yang rendah. Hal tersebut berkaitan dengan unsur pembentuknya
yang bersifat logam. Beberapa contoh mineral sulfides yang terkenal adalah pyrite
(FeS3), Chalcocite (Cu2S), Galena (PbS), sphalerite (ZnS) dan proustite (Ag3AsS3).
Dan termasuk juga didalamnya selenides, tellurides, arsenides, antimonides,
bismuthinides dan juga sulfosalt.
Mineral oksida dan hidroksida ini merupakan mineral yang terbentuk dari
kombinasi unsur tertentu dengan gugus anion oksida (O) dan gugus hidroksil
hidroksida (OH atau H). Mineral oksida terbentuk sebagai akibat persenyawaan
langsung antara oksigen dan unsur tertentu. Susunannya lebih sederhana dibanding
silikat. Mineral oksida umumnya lebih keras dibanding mineral lainnya kecuali
silikat. Mereka juga lebih berat kecuali sulfida. Unsur yang paling utama dalam
oksida adalah besi, chrome, mangan, timah dan aluminium. Beberapa mineral oksida
yang paling umum adalah “es” (H2O), korondum (Al2O3), hematit (Fe2O3) dan
kassiterit (SnO2). Seperti mineral oksida, mineral hidroksida terbentuk akibat
pencampuran atau persenyawaan unsur-unsur tertentu dengan hidroksida (OH).
Reaksi pembentukannya dapat juga terkait dengan pengikatan dengan air. Sama
seperti oksida, pada mineral hidroksida, unsur utamanya pada umumnya adalah
unsur-unsur logam. Beberapa contoh mineral hidroksida adalah goethit (FeOOH) dan
limonite (Fe2O3.H2O).
c. Mineral Carbonat
d. Mineral Sulfat
Sulfat terdiri dari anion sulfat (SO42-). Mineral sulfat adalah kombinasi logam
dengan anion sufat tersebut. Pembentukan mineral sulfat biasanya terjadi pada daerah
evaporitik (penguapan) yang tinggi kadar airnya, kemudian perlahan-lahan menguap
sehingga formasi sulfat dan halida berinteraksi. Pada kelas sulfat termasuk juga
mineral-mineral molibdat, kromat, dan tungstat. Dan sama seperti sulfat, mineral-
mineral tersebut juga terbentuk dari kombinasi logam dengan anion-anionnya
masing-masing. Contoh-contoh mineral yang termasuk ke dalam kelas ini adalah
anhydrite (calcium sulfate), Celestine (strontium sulfate), barite (barium sulfate), dan
gypsum (hydrated calcium sulfate). Juga termasuk didalamnya mineral chromate,
molybdate, selenate, sulfite, tellurate serta mineral tungstate.
MINERAL PEMBENTUK BATUAN YANG UMUM DIJUMPAI
1) Olivine
Olivine adalah kelompok mineral silikat yang tersusun dari unsur besi (Fe) dan
magnesium (Mg). Mineral olivine berwarna hijau, dengan kilap gelas, terbentuk pada
temperatur yang tinggi. Mineral ini umumnya dijumpai pada batuan basalt dan
ultramafic. Batuan yang keseluruhan mineralnya terdiri dari mineral olivine dikenal
dengan batuan Dunite.
2) Amphibole/Hornblende
3) Biotite
Semua mineral mika berbentuk pipih, bentuk Kristal berlembar menyerupai buku
dan merupakan bidang belahan (cleavage) dari mineral biotite. Mineral biotite
umumnya berwarna gelap, hitam atau coklat sedangkan muscovite berwarna terang,
abu-abu terang. Mineral mika mempunyai kekerasan yang lunak dan bisa digores
dengan kuku.
4) Calcite
Mineral Plagioclase adalah anggota dari kelompok mineral feldspar. Mineral ini
mengandung unsur Calsium atau Natrium. Kristal feldspar berbentuk prismatik,
umumnya berwarna putih hingga abu-abu, kilap gelas. Plagioklas yang mengandung
Natrium dikenal dengan mineral Al.
6) Quartz
Quartz adalah satu dari mineral yang umum yang banyak dijumpai pada kerak bumi.
Mineral ini tersusun dari Silika dioksida (SiO2), berwarna putih, kilap kaca dan
belahan (cleavage) tidak teratur (uneven) concoidal.
7) Mica
Mica adalah kelompok mineral silicate minerals dengan komposisi yang bervariasi,
dari potassium (K), magnesium (Mg), iron (Fe), aluminum (Al) , silicon (Si) dan air
(H2O).
http://ptbudie.wordpress.com/2010/12/23/sifat-sifat-fisikmineral/#more-259
http://geografi-geografi.blogspot.com/2013/05/sifat-sifat-fisik-mineral.html
http://tambangunp.blogspot.com/2013/02/mineral-mineral-yang-umum-dijumpai.html
http://jojogeos.blogspot.com/2012/12/mineral-silika-dan-non-silika.html#comment-
form