Pemeriksaan Fecal Calprotectin Pada NEC
Pemeriksaan Fecal Calprotectin Pada NEC
Peneliti :
1
BAB 1
PENDAHULUAN
pencernaan yang paling sering terjadi pada bayi baru lahir. Angka kejadian NEC
sekitar 1-3 kasus per 1000 kelahiran hidup. Insiden tertinggi pada prematur <34
kedokteran yang semakin maju membuat survival rate prematur semakin tinggi,
tinggi yaitu berkisar 5-30% dan bisa mencapai 60% di negara berkembang.
Prognosis ditentukan oleh perlunya tindakan bedah dan usia gestasi. Gejala sisa
bayi NEC yang bertahan hidup antara lain short bowel syndrome, malnutrisi,
neurodevelopmental.
antara gejala klinis dan temuan pada foto polos abdomen. Gejala klinis NEC
sangat luas, mulai dari intoleransi minum sampai terdapat gejala perforasi yang
memerlukan tindakan bedah, maupun gejala sistemik yang tidak khas. Perbedaan
grade NEC terutama ditentukan oleh pemeriksaan radiologi dari foto polos
tersebut sangat bervariasi sehingga mempengaruhi tata laksana dari NEC itu
sendiri. Pada pemeriksaan radiologi yang berat, klinis sudah berat dan sering
2
memerlukan tindakan bedah. Para ahli mengakui bila deteksi lebih dini dapat
Biomarker untuk deteksi dini NEC antara lain Platelet Activating Factor
(PAF), Interleukin 8 (IL 8), dan C-Reactive Protein (CRP). Namun biomarker
tersebut juga ditemukan pada kondisi lain misal sepsis. Calprotectin adalah
protein yang berikatan dengan kalsium dan zinc yang ditemukan terutama dalam
neutrofil dan makrofag yang membentuk sekitar 30-60% protein sitosol terlarut
dalam neutrofil. Kenaikan nilai yang signifikan dari fecal calprotectin (FC)
terlihat pada sekelompok kecil bayi dengan NEC yang telah terbukti. Necrotizing
enterocolitis (NEC) dapat merusak seluruh usus, yang bisa saja bersifat
Necrotizing Enterocolitis ?
Enterocolitis
3
2. Mengetahui akurasi Fecal Calprotectin pada darah umbilikal dalam memprediksi
Necrotizing Enterocolitis
Enterocolitis
1. Mempermudah diagnosis
4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
PENDAHULUAN
pencernaan yang paling sering terjadi pada bayi baru lahir. Angka kejadian NEC
sekitar 1-3 kasus per 1000 kelahiran hidup dan 90% terjadi pada bayi prematur.
Insiden NEC berkorelasi kuat dengan usia gestasi, insiden tertinggi pada usia
gestasi <34 minggu. Teknologi kedokteran yang semakin maju membuat survival
pula. Mortalitas NEC cukup tinggi yaitu berkisar 20-60%. Gejala sisa bayi NEC
yang bertahan hidup antara lain short bowel syndrome, malnutrisi, gagal tumbuh,
salah satu strategi untuk mencegah bayi jatuh dalam keadaan postnatal growth
retardation dengan cara mendeteksi dini adanya NEC dan segera melakukan
antara gejala klinis dan temuan pada foto polos abdomen. Gejala klinis NEC
sangat luas, mulai dari intoleransi minum sampai terdapat gejala perforasi yang
memerlukan tindakan bedah, maupun gejala sistemik yang tidak khas. Gejala
minum yaitu meningkatnya aspirat lambung (70%), muntah (70%), feses berdarah
5
(25-63%), tes darah samar feses positif (22-59%) atau diare (4-26%). Gejala
gejala klinis NEC menyerupai gejala sistemik yang terdapat pada penyakit lain
misal sepsis, yaitu antara lain apneu, bradikardia, instabilitas suhu, asidosis, dan
Bayi dengan foto polos abdomen abnormal biasanya sudah terdapat gejala
klinis yang berat dan sering memerlukan tindakan operasi sehingga mortalitasnya
tinggi. Bila tanda awal NEC bisa dideteksi dini maka bayi bisa lebih dini
6
dilakukan terapi dan mencegah progresifitas penyakit dan mencegah tindakan
operasi. Para ahli mengakui masih sulitnya mendeteksi secara dini gejala NEC
pada bayi.
banyak hal antara lain imaturitas saluran cerna, hipoksik iskemik, kolonisasi
7
Biomarker untuk mendeteksi NEC antara lain Platelet Activating Factor
(PAF), Interleukin 8 (IL 8), dan C-Reactive Protein (CRP). Namun biomarker
tersebut juga ditemukan pada kondisi lain misal sepsis. Tabel di bawah ini adalah
NeoReviews 2013;14:113-20.
Calprotectin adalah protein yang berikatan dengan kalsium dan zinc yang
ditemukan terutama dalam neutrofil dan makrofag yang membentuk sekitar 30-
60% protein sitosol terlarut dalam neutrofil. Tingkat peningkatan yang signifikan
dari fecal calprotectin (f-calprotectin) terlihat pada sekelompok kecil bayi dengan
NEC yang telah terbukti. Namun, kegunaan penanda ini masih kontroversial pada
periode neonatal karena nilainya yang tinggi dalam rentang usia ini.
dalam proses inflamasi serta aktivitas antimikroba. Pada radang usus, peningkatan
8
tinja. Pengukurannya di tinja sekarang diakui sebagai penanda yang andal untuk
enterocolitis (NEC) dapat merusak seluruh usus, yang bisa saja bersifat
barrier epitel usus, kerusakan pada pertahanan kekebalan tubuh, dan radang
usus organik dan resisten terhadap degradasi. FC telah diusulkan sebagai tes
lumen usus. Jika lesi mukosa luas, seperti pada penyakit radang usus akut dan
aktif, konsentrasi calprotectin umumnya sepuluh hingga dua puluh kali batas
referensi atas.
kDa dan zat besi. Ini menyumbang 60% protein larut dalam neutrofil manusia dan
dapat ditemukan dalam monosit, makrofag, dan sel epitel. Selain itu, strukturnya
sangat stabil karena mengandung kalsium, dan karena tingginya kadar kalsium
dalam usus, bentuk stabil calprotectin dapat dipertahankan dalam tinja selama
9
untuk kanker usus besar, kanker rektum, penyakit radang usus, dan gastroenteritis
bakteri. Ini juga meningkat ketika obat antiinflamasi nonsteroid digunakan. Dalam
usus, migrasi sel darah putih lebih sering terjadi. Karena konsentrasi calprotectin
usus kecil. Setelah 1994, menjadi mungkin untuk mengukur calprotectin tinja.
BAB 3
KERANGKA KONSEPTUAL
10
Prematuritas
Hipoksik Iskemik
Saluran cerna Imaturitas saluran cerna
Respons inflamasi
Necrotizing Enterocolitis
BAB 4
METODOLOGI PENELITIAN
11
4.2 Tempat Penelitian
Sampel penelitian ini adalah bayi yang dirawat di NICU RSUD Dr Soetomo
dengan berat lahir <1800 gram yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi
1. Kelainan kongenital
DAFTAR PUSTAKA
12
2. Lemons JA. Very low birth weight outcome of the national institute of child
health and human development neonatal research network, january 1995 through
3. Casey PH. Impact of prenatal and/ or postnatal growth problem in low birth
Pediatrics 2006;118:1078-86.
J Ped 2012;1-5.
5. Bauer MA. The oral motor capacity and feeding performance of preterm newborn
at the time of transition to oral feeding. Braz J Med Biol Res 2008;41:904-7.
9. Sankar MJ. Feeding of low birth weight infants. Indian J Pediatric 2008;75:459-
69.
10. Thureen PJ. Early aggresive nutrition in the neonate. Neoreviews 1999;15:45-60.
11. Rahmi. The practical aspects of enteral nutrition in preterm infants. Journal of
12. Premkumar MH. In: Cloherty JP. Ed. Necrotizing enterocolitis. Manual of
Neonatal Care, 7th edition. Philadelphia, Williams & Wilkins, 2012;p 340-9.
13
13. Gomella TL. In: Gomella, eds. Necrotizing enterocolitis. Neonatology:
14. Caplan MS. In: Martin RJ, eds. Neonatal necrotizing enterocolitis: clinical
2011;p 1431-42.
15. CSPEN guideline for nutrition support in neonate. Asia Pas J Clin Nutr
2013;22:655-63.
16. Owens L. Minimal enteral feeding induces maturation of intestinal motor function
17. Shen RL. Early gradual feeding with bovine colostrum improves gut function and
18. Mosqueda E. The early use of minimal enteral nutrition in extremely low birth
19. Weiler HA. Minimal enteral feeding within 3 d of birth in prematurely born infant
with birth weight 1200 g improves bone mass by term age. Am J Clin Nutr
2006;83:155-62.
20. Mihatsch WA. The significance if gastric residual in the eraly enteral feeding
21. Morgan J. Early trophic feeding versus enteral fasting for very preterm or very
22. Rimon OF. Early enteral feeding and nosocomial sepsis in very low birth wight
14
23. Karagianni P. Early versus delayed minimal enteral feeding and risk for
24. Leaf A. Early or delayed enteral feeding for preterm growth-restricted infants: a
2014;55:5-13.
NeoReviews 2013;14:113-20.
27. Arisanti D, Wibowo S, Soemarno. Calprotectin and Intestinal Fatty Acid Binding
2018;6:188–92.
al. Fecal calprotectin levels are increased in infants with necrotizing enterocolitis.
30. Aydemir G, Cekmez F, Tanju IA, Canpolat FE, Genc FA, Yildirim S, et al.
15
32. Yoon JM, Park JY, Ko KO, Lim JW, Cheon EJ, Kim HJ. Fecal
Pediatr 2014;57:351-6.
33. MacQueen BC, Christensen RD, Yost CC, Lambert DK, Baer VL,
34. El-Fiky OA, Abed NT, Bishr NT, Mohammed SA. Role of Fecal
16