Oleh:
PP No. 20 Tahun 2015 Tentang Praktik Akuntan Publik, BAB V Pembatasan Jasa
Audit.
Pasal 10 (Ayat 1)
Akuntan Publik memberikan jasa asurans, yang meliputi:
a. audit atas informasi keuangan historis;
b. jasa reviu atas informasi keuangan historis; dan
c. jasa asurans lainnya.
Pasal 10 (Ayat 2)
Selain jasa asurans sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Akuntan Publik dapat
memberikan jasa lainnya yang berkaitan dengan akuntansi, keuangan, dan manajemen.
Pasal 10 (Ayat 3)
Pemberian jasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilakukan sesuai
dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.
Pasal 11 (Ayat 1)
Pemberian jasa audit atas informasi keuangan historis sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 10 ayat (1) huruf a terhadap suatu entitas oleh seorang Akuntan Publik dibatasi
paling lama untuk 5 (lima) tahun buku berturut-turut.
Pasal 11 (Ayat 2)
Entitas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:
a. Industri di sektor Pasar Modal;
b. Bank umum;
c. Dana pensiun;
d. Perusahaan asuransi/reasuransi; atau
Yang dimaksud dengan “Perusahaan asuransi/reasuransi” adalah termasuk
perusahaan asuransi/reasuransi syariah.
e. Badan Usaha Milik Negara;
Pasal 11 (Ayat 3)
Pembatasan pemberian jasa audit atas informasi keuangan historis sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) juga berlaku bagi Akuntan Publik yang merupakan
Pihak Terasosiasi.
Yang dimaksud dengan “Akuntan Publik yang merupakan Pihak Terasosiasi” adalah
Akuntan Publik yang tidak menandatangani laporan auditor independen namun terlibat
langsung dalam pemberian jasa, misal: Akuntan Publik yang merupakan partner in
charge dalam suatu perikatan audit.
Pasal 11 (Ayat 4)
Akuntan Publik dapat memberikan kembali jasa audit atas informasi keuangan historis
terhadap entitas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) setelah 2 (dua) tahun buku
berturut-turut tidak memberikan jasa tersebut.
2. Jasa Assurance
Jasa assurance adalah jasa profesional independen yang meningkatkan kualitas
informasi bagi para pengambil keputusan. Jasa semacam ini dianggap penting karena
penyedia jasa assurance bersifat independen dan dianggap tidak bias berkenaan dengan
informasi yang diperiksa. Individu-individu yang bertanggung jawab membuat keputusan
bisnis memerlukan jasa assurance untuk membantu meningkatkan keandalan dan relevansi
informasi yang digunakan sebagai dasar keputusannya.
Jasa Atestasi
Salah satu kategori jasa assurance yang diberikan oleh akuntan publik adalah jasa
atestasi. Jasa atestasi (attestation service) adalah jenis jasa assurance di mana KAP
mengeluarkan laporan tentang reliabilitas suatu asersi yang disiapkan pihak lain. Jasa
atestasi dibagi menjadi lima kategori, yaitu:
1. Audit atas laporan keuangan historis.
Dalam suatu audit atas laporan keuangan historis, manajemen menegaskan bahwa
laporan itu telah dinyatakan secara wajar sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang
berlaku umum (GAAP). Audit atas laporan keuangan ini adalah suatu bentuk jasa
atestasi di mana auditor mengeluarkan laporan tertulis yang menyatakan pendapat
tentang apakah laporan keuangan tersebut telah dinyatakan secara wajar sesuai dengan
prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Audit ini merupakan jasa assurance yang
paling umum diberikan oleh KAP.
2. Atestasi mengenai pengendalian internal atas pelaporan keuangan.
Di Amerika Serikat, untuk sebuah atestasi mengenai pengendalian internal atas
pelaporan keuangan, manajemen menegaskan bahwa pengendalian internal telah
dikembangkan dan diimplementasikan mengikuti kriteria yang sudah mapan.
3. Telaah (review) laporan keuangan historis.
Untuk review atas laporan keuangan historis, manajemen menegaskan bahwa
laporan tersebut telah dinyatakan secara wajar sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi
yang berlaku umum, sama seperti audit. Akuntan publik hanya memberikan tingkat
kepastian yang moderat atau sedang terhadap review atas laporan keuangan jika
dibandingkan dengan tingkat kepastian yang tinggi untuk audit, sehingga lebih sedikit
bukti yang diperlukan.
4. Jasa atestasi mengenai teknologi informasi.
Untuk atestasi mengenai teknologi informasi, manajemen mengeluarkan berbagai
asersi tentang reliabilitas dan keamanan informasi elektronik. Pertumbuhan teknologi
Internet dan perdagangan elektronik (e-commerce) telah menciptakan permintaan akan
jenis-jenis assurance ini. Banyak fungsi bisnis, seperti pemesanan dan pembayaran,
sekarang dilakukan melalui Internet atau secara langsung antarkomputer dengan
menggunakanelectronic data interchange (EDI). Oleh karena transaksi dan informasi
dipakai bersama secara onlinedan real-time, para pelaku bisnis meminta kepastian yang
lebih tinggi lagi mengenai informasi, transaksi, dan sistem pengamanan yang
melindunginya. WebTrust dan SysTrust adalah jasa-jasa atestasi yang dikembangkan
untuk memenuhi kebutuhan akan assurance ini.
5. Jasa atestasi lain yang dapat diterapkan pada berbagai permasalahan.
Akuntan publik memberikan banyak jasa atestasi lainnya, yang kebanyakan
merupakan perluasan alami dari audit atas laporan keuangan historis, karena pemakai
menginginkan kepastian yang independen menyangkut jenis-jenis informasi lainnya.
Dalam setiap kasus, organisasi yang diaudit harus menyediakan sebuah asersi sebelum
akuntan dapat memberikan atestasi. Sebagai contoh, apabila bank meminjamkan uang
kepada suatu perusahaan, maka perjanjian pinjaman itu mungkin mengharuskan
perusahaan menugaskan seorang akuntan untuk memberikan kepastian tentang ketaatan
perusahaan pada ketentuan keuangan menyangkut pinjaman itu.
Jasa Audit
Auditing adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh serta mengevaluasi bukti
secara objektif mengenai asersi-asersi kegiatan dan peristiwa ekonomi, dengan tujuan
menetapkan derajat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang telah
ditetapkan sebelumnya serta penyampaian hasil-hasil kepada pihak-pihak yang
berkepentingan. Untuk melakukan audit harus ada informasi yang dapat di verifikasi dan
beberapa standar (criteria) yang dapat dipakai auditor untuk mengevaluasi informasi itu.
Auditor biasanya menggunakan informasi yang terukur termasuk laporan keuangan
perusahaan dan PPh seseorang. Evidence / bukti adalah segala informasi yang digunakan
oleh auditor untuk menentukan informasi yang sesuai dengan criteria. Bukti memiliki
perbedaan bentuk, termasuk:
1) Percakapan langsung dengan auditor
2) Komunikasi secara tertulis dengan pihak luar
3) Peninjauan langsung / observasi oleh auditor
4) Data-data elektronik dan data-data lainnya mengenai transaksi
Menurut PSA No. 02 tujuan audit atas laporan keuangan oleh auditor independen pada
umumnya adalah untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran, dalam semua hal yang
material, posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
3. Asersi menurut ISA 315.4A adalah representasi oleh manajemen, secara eksplisit atau
dengan cara lain, yang terkandung dalam laporan keuangan, yang dipakai oleh auditor
untuk mempertimbangkan berbagai jenis kesalahan penyajian potensial yang mungkin
terjadi. Asersi tersebut ada 5 macam, eksistensi, kelengkapan, membuktikan hak dan
kewajiban, penilaian dan alokasi serta penyajian dan pengungkapan. Audit dilakukan untuk
menentukan laporan keuangan sebagai keseluruhan informasi kuantitatif, obyektif yang
sangat berguna untuk bagian internal dan eksternal perusahaan yang telah di periksa dan
dinyatakan sesuai dengan kriteria tertentu yang telah di tetapkan oleh pihak manajemen
perusahaan.
5 Asersi Manajemen dalam Audit Laporan Keuangan Entitas
1) Asersi Keterjadian atau Keberadaan
Auditor menguji Keterjadian transaksi-transaksi yang ada dalam akun-akun laporan
keuangan benar-benar terjadi (Bukan fiktif). Dan apakah transaksi yg terjadi telah
sesuai tanggal dan obyektif (metode Accrual basic) telah di cutt of / di tutup per tanggal
Neraca. Auditor akan memrikasa memeriksa semua bukti transaksi berdasarkan sampel
yg telah dipilih, seperti:
• Kuitansi,
• faktur pembelian dan penjualan,
• Nota debet,
• Nota kredit,
• Nota kontan, cek / giro.
2) Asersi Kelengkapan
Auditor menguji bahwa jumlah saldo-saldo yang telah tersaji dalam laporan keuangan
dalam laporan neraca atau laporan laba/rugi sudah kesemuanya (Complete) tercatat
sesuai transaksi yang terjadi dari tanggal 1 januari hingga 31 desember (satu periode).
pemeriksaan ini untuk memastikan tidak ada catatan transaksi yang terlewat atau
terselip dalam laporan keuangan yang kemungkinan belum dicatat oleh pihak
manajemen perusahaan.
3) Asersi Pembuktian Hak dan Kewajiban
Pemeriksaan ini dilakukan Auditor untuk membuktikan bahwa klien perusahaan
mempunyai hak atas aktiva yang dilaporakan dalam neraca dengan melihat bukti
kepemilikan aktiva, seperti:
• Kendaraan dengan bukti STNK,
• Aset tetap (tanah dan bangunan) dengan bukti kepemilikan surat jual-beli tanah,
dan
• Sertifikat tanah dengan bukti pembayaran pajak bumi dan bangunan, serta lain
sebaginya.
Membuktikan kebenaran akan adanya pasiva/kewajiban-kewajiban berupa utang
jangka pendek dan atau utang jangka panjang benar-benar dimiliki oleh klien
perusahaan yang tersaji dalam laporan neraca perusahaan dengan cara konfirmasi dan
memakai Prosedur audit test Hutang.
4. Tujuan umum audit atas laporan keuangan adalah untuk menyatakan pendapat atas
kewajaran laporan keuangan, dalam semua hal yang material, sesuai dengan prinsip
akuntansi berterima umum di Indonesia. Kewajaran laporan keuangan sangat ditentukan
integritas berbagai asersi manajemen yang terkandung dalam laporan keuangan.
Hubungan antara asersi manajemen dengan tujuan audit dapat digambarkan pada tabel
berikut:
Tabel Hubungan Asersi Manajemen dengan Tujuan Audit
Asersi Manajemen Tujuan Umum Audit
Keberadaan atau ketersediaan Aktiva dan kewajiban entitas ada pada
tanggal tertentu, dan transaksi pendapatan
dan biaya terjadi dalam periode tertentu
Kelengkapan Semua transaksi dan semua rekening yang
seharusnya telah disajikan dalam laporan
keuangan
Hak dan Kewajiban Aktiva adalah hak entitas dan hutang adalah
kewajiban entitas pada tanggal tertentu
Penilaian atau alokasi Komponen aktiva, hutang, pendapatan dan
biaya telah disajikan dalam laporan
keuangan pada jumlah yang semestinya
Penyajian dan pengungkapan Komponen tertentu dalam laporan keuangan
telah digolongkan, digambarkan, dan
diungkapkan secara semestinya
Kegunaan Asersi Bagi Auditor
Auditor menggunakan asersi untuk (Tuanakotta, 2014:155):
1) Menentukan jenis risiko salah saji yang bisa terjadi, dengan melaksanakan prosedur
penilai risiko (risk assessment procedures).
2) Menilai seberapa besar kemungkinan terjadinya risiko salah saji yang material. Risiko
salah saji yang material merupakan kombinasi dari risiko bawaan (inherent risk) dan
risiko pengendalian (control risk).
3) Merancang prosedur audit selanjutnya (further audit procedures) sebagai jawaban atau
tanggapan terhadap risiko yang dinilai (responsive to the assessed risk).