2, Tahun 2018
demam termasuk sebagai lima penyakit memiliki resiko 7 kali lebih besar untuk
anak terpenting yaitu sebesar 17,4% dan melakukan penanganan kejang demam
meningkat pada tahun 2007 dengan yang buruk dari pada ibu dengan tingkat
kejadian kejang sebesar 22,2% (Hasan, pengetahuan yang tinggi (Labir K,
2007). 2010).
Kejang demam yang berlangsung Pemberian informasi untuk
lama (lebih dari 15 menit) dapat meningkatkan pengetahuan orangtua
menyebabkan kematian (0,64-0,74%), tentang kejang demam, pengelolaan
kerusakan saraf otak sehingga menjadi kejang demam dan pencegahan kejang
epilepsi, kelumpuhan, bahkan retardasi demam sangat diperlukan karena dapat
mental. Hasil pengamatan livingston menurunkan kecemasan orangtua.
menyebutkan bahwa diantara 201 Berdasarkan data yang diperoleh
pasien kejang demam sederhana 6 (3%) dari Puskesmas Rawat Inap Tenayan
menderita epilepsi, sedangkan diantara Raya terdapat 1429 balita sakit,
297 pasien dengan epilepsi yang sejumlah 113 mengalami demam tinggi
diprovokasi oleh demam 276 (93%) yang dapat memicu terjadinya kejang
menderita epilepsi (Lumbantobing, demam (data sekunder Puskesmas
2003). Tenayan Raya, 2016).
Kejadian kejang demam dapat Studi pendahuluan telah dilakukan
menyebabkan perasaan ketakutan peneliti mengenai penanganan pertama
berlebihan, trauma secara emosi dan kejang demam oleh ibu pada tanggal
kecemasan pada orangtua. Penanganan 02-06 Januari 2017 di Puskesmas
kejang demam pada anak sangat Tenayan Raya Pekanbaru. Peneliti
tergantung pada peran orang tua, melakukan wawancara kepada 5 orang
terutama ibu. Ibu adalah bagian ibu yang anaknya pernah mengalami
integral dari 4 penyelenggaraan rumah kejang demam. Hasilnya, 3 dari 5 Ibu
tangga yang dengan kelembutannya mengatakan tidak mengetahui cara
dibutuhkan untuk merawat anak secara melakukan pertolongan pertama saat
terampil agar tumbuh dengan sehat. Ibu anak mengalami kejang demam, saat
yang tahu tentang kejang demam dan anak kejang demam ibu hanya
memiliki sikap yang baik dalam membawa anak ke tempat pelayanan
memberikan perawatan, dapat kesehatan terdekat.
menentukan penanganan kejang
demam yang terbaik bagi anaknya METODE
(Wardani, 2012). Penelitian ini merupakan penelitian
Langkah awal yang dapat dilakukan analitik kuantitatif dengan rancangan
dalam melakukan pertolongan pertama Cross sectional. Waktu penelitian pada
untuk mencegah kejang adalah segera bulan Mei sampai Agustus 2012
memberi obat penurun panas, kompres berlokasi di Akademi Kebidanan Sehat
air biasa, beri anaka banyak minum, dan Medan. Populasi penelitian adalah
jangan selimuti anak dengan selimut seluruh mahasiswi semester 1
tebal (Candra, 2009). berjumlah 230 mahasiswi. Jumlah
Berdasarkan hasil penelitian yang Sampel penelitian 58 responden dengan
dilakukan oleh Riandita (2012), bahwa menggunakan teknik Purposive
terdapat hubungan antara tingkat Samping.Variabel penelitian adalah
pengetahuan ibu dengan penanganan metode mengajar diskusi dan hasil
pertama balita kejang demam. Ibu belajar. Data yang telah diolah
dengan tingkat pengetahuan rendah kemudian dilakukan analisa sesuai
10 | S T I K e s A l - I n s y i r a h P e k a n b a r u
Al-Insyirah Midwifery / Vol. 7, No. 2, Tahun 2018
DAFTAR PUSTAKA
Haslam, dkk. 2000. Ilmu Kesehatan
Anak. Jakarta : EGC.
11 | S T I K e s A l - I n s y i r a h P e k a n b a r u