Anda di halaman 1dari 7

PAPER

VARICELLA ( CACAR AIR )


Tugas ini
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah KeperawataN Medikal Bedah 3
Dosen Pembimbing Kasron

Disusun Oleh :

1. Meisi Awandani (108118050)


2. Ikhsan Kurbiawan (108118051)
3. Riza Amalia R (108118052)
4. Endah Purnama Sari (108118053)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH CILACAP
2020
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI
Varicella adalah penyakit menular akut yang disebabkan oleh varicella zoster
virus (VZV). Infeksi berulang dapat mengakibatkan terjadinya herpes zoster. Infeksi
akut primer oleh virus varicella zoster yang menyerang kulit dan mukosa, klinis
terdapat gejala konstitusi, kelainan kulit polimorf, terutama berlokasi di bagian sentral
tubuh.
Varicella atau chickenpox atau yang dikenal dengan cacar air adalah infeksi
primer virus varicella zoster (vzv) yang umumnya menyerang anak dan merupakan
penyakit sangat menular. Meskipun gejala klinis varicella tidak berat namun pada
remaja, orang dewasa dan anak dengan status imunitas menurun dapat meningkatkan
angka kesakitan dan kematian. (Sari Pediatri 2010;11 (6):440-47)
Varicella/ cacar air adalah infeksi akut primer oleh virus Varicella Zooster yang
menyerang kulit dan mukosa. Klinik terdapat gejala konstitusi, kelainan kulit polimorf,
terutama berlokasi dibagian sentral (Ilmu penyakit kulit dan kelamin fakultas
kedokteran VI).
Varicella/ cacar air adalah penyakit akut menular yang ditandai oleh vesikel
dikulit dan selaput lendir yang disebabkan oleh virus Varicella (Ngasyiyah, 2000).
Varicella/ cacar air adalah penyakit infeksi akut dan cepat menular, yang disertai
gejala konstitusi dengan kelainan kulit polimorf, terutama berlokasi bagian sentral
tubuh (Mawarti Harap, 2000).
B. ETIOLOGI
Varicella disebabkan oleh Varicella Zooster Virus (VZV) yang termasuk
kelompok Herpes Virus dengan diameter kira-kira 150 – 200 nm. Inti virus disebut
capsid yang berbentuk icosahedral, terdiri dari protein dan DNA yang mempunyai
rantai ganda yaitu rantai pendek (S) dan rantai panjang (L) dan merupakan suatu garis
dengan berat molekul 100 juta dan disusun dari 162 capsomer. Lapisan ini bersifat
infeksius. 1 Seperti herpes virus lainnya, VZV terus bertahan di dalam tubuh setelah
infeksi pertama sebagai infeksi laten. VZV bertahan pada nervus saraf ganglia.
Varicella Zoster Virus dapat menyebabkan varicella dan herpes zoster. Kontak
pertama dengan virus ini akan menyebabkan varicella, oleh karena itu varicella
dikatakan infeksi akut primer, sedangkan bila penderita varicella sembuh atau dalam
bentuk laten dan kemudian terjadi serangan kembali maka yang akan muncul adalah
Herpes Zoster
C. PATOFISIOLOGI
Masa inkubasi varicella 10 - 21 hari pada anak imunokompeten (rata-rata
14-17 hari) dan pada anak yang imunokompromais biasanya lebih singkat yaitu
kurang dari 14 hari. VZV masuk ke dalam tubuh manusia dengan cara inhalasi
dari sekresi pernafasan (droplet infection) ataupun kontak langsung dengan lesi
kulit. Droplet infection dapat terjadi 2 hari sebelum hingga 5 hari setelah timbul
lesi dikulit.
VZV masuk ke dalam tubuh manusia melalui mukosa saluran pernafasan
bagian atas, orofaring ataupun conjungtiva. Siklus replikasi virus pertama terjadi
pada hari ke 2-4 yang berlokasi pada lymph nodes regional kemudian diikuti
penyebaran virus dalam jumlah sedikit melalui darah dan kelenjar limfe, yang
mengakibatkan terjadinya viremia primer (biasanya terjadi pada hari ke 4-6 setelah
infeksi pertama). Pada sebagian besar penderita yang terinfeksi, replikasi virus
tersebut dapat mengalahkan mekanisme pertahanan tubuh yang belum matang
sehingga akan berlanjut dengan siklus replikasi virus ke dua yang terjadi di hepar
dan limpa, yang mengakibatkan terjadinya viremia sekunder. Pada fase ini, partikel
virus akan menyebar ke seluruh tubuh dan mencapai epidermis pada hari ke 14-16,
yang mengakibatkan timbulnya lesi dikulit yang khas. Seorang anak yang menderita
varicella akan dapat menularkan kepada yang lain yaitu 2 hari sebelum hingga 5 hari
setelah timbulnya lesi dikulit.
VZV

Saluran nafas, orofaring, ataupun konjungtifa

Replikasi virus perama (lymph node regional)

Pembulu darah Limfe (viremia pertama)

Retikulo endotel

Menyebar melalui pembulu darah (viremia kedua)

Gejala klinis

D. MANIFESTASI KLINIS
1. Stadium Prodormal
Varicella pada anak yang lebih besar (pubertas) dan orang dewasa
biasanya didahului dengan gejala prodormal yaitu demam, malaise, nyeri
kepala, mual dan anoreksia, yang terjadi 1-2 hari sebelum timbulnya lesi
dikulit sedangkan pada anak kecil (usia lebih muda) yang imunokompeten,
gejala prodormal jarang dijumpai hanya demam dan malaise ringan dan
timbul bersamaan dengan munculnya lesi dikulit. Gejala-gejala ini khas untuk
infeksi virus. Pada kasus yang lebih berat, bisa didapatkan nyeri sendi, sakit
kepala dan pusing.
2. Stadium Erupsi
Pada varicella, diawali pada daerah wajah dan scalp, kemudian meluas ke
dada (penyebaran secara centripetal) dan kemudian dapat meluas ke ekstremitas.
Lesi juga dapat dijumpai pada mukosa mulut dan genital. Lesi pada varicella
biasanya sangat gatal dan mempunyai gambaran yang khas yaitu terdapatnya
semua stadium lesi secara bersamaan pada satu saat.
Pada awalnya timbul makula kecil yang eritematosa pada daerah
wajah dan dada, dan kemudian berubah dengan cepat dalam waktu 8-12 jam
menjadi papul dan kemudian berkembang menjadi vesikel yang mengandung
cairan yang jernih dengan dasar eritematosa. Vesikel yang terbentuk dengan
dasar yang eritematous mempunyai gambaran klasik yaitu letaknya superfisial
dan mempunyai dinding yang tipis sehingga terlihat seperti kumpulan tetesan
air diatas kulit (tear drop), berdiameter 2-3 mm, berbentuk elips, dengan aksis
panjangnya sejajar dengan lipatan kulit atau tampak vesikel seperti titik-titik
embun diatas daun bunga mawar (dew drop on a rose petal). Cairan vesikel
cepat menjadi keruh disebabkan masuknya sel radang sehingga pada hari ke 2
akan berubah menjadi pustula. Lesi kemudian akan mengering yang diawali
pada bagian tengah sehingga terbentuk umbilikasi (delle) dan akhirnya akan
menjadi krusta dalam waktu yang bervariasi antara 2-12 hari, kemudian krusta
ini akan lepas dalam waktu 1-3 minggu. Pada fase penyembuhan varicella jarang
terbentuk parut (scar), apabila tidak disertai dengan infeksi sekunder bakterial.
E. TATALAKSANA
Karena pada umumnya bersifat ringan, kebanyakan penderita tidak memerlukan terapi
khusus selain istirahat dan pemberian asupan cairan yang cukup. Yang justru sering
terjai masalah adalah rasa gatal yang menyertai erupsi bila tidak di tahan-tahan.
Umum :
1. Isolasi untuk mencegah penularan
2. Diet bergizi tinggi (tinggi kalori & protein)
3. Bila demam tinggi, kompres dengan air hangat
4. Upayakan agar tidak terjadi infeksi pada kulit, misalnya pemberian antiseptic pada
air mandi
5. Upayakan agar vesikel tidak pecah
6. Pemberian antivirus dapat mengurangi lama sakit, keparahan dan waktu
penyembuhan akan lebih singkat.
7. Pemberian antivirus sebaiknya dalam jangka waktu kurang dari 48 - 72 jam
setelah erupsi dikulit muncul.
8. Golongan antivirus yang dapat diberikan yaitu asiklovir, valasiklovir dan
famasiklovir.
F. FARMAKOLOGI
Obat antivirus
1. Dosis anti virus (oral) untuk pengobatan varicella dan herpes zoster :
Neonatus : Asiklovir 500 mg / m2 IV setiap 8 jam selama 10 hari.
Anak ( 2 -12 tahun) : Asiklovir 4 x 20 mg / kg BB / hari / oral selama 5 hari.
Pubertas dan dewasa :
 Asiklovir 5 x 800 mg / hari / oral selama 7 hari.
 Valasiklovir 3 x 1 gr / hari / oral selama 7 hari.
 Famasiklovir 3 x 500 mg / hari / oral selama 7 hari.
Pada anak imunokompeten, biasanya tidak diperlukan pengobatan yang spesifik
dan pengobatan yang diberikan bersifat simtomatis yaitu :
 Lesi masih berbentuk vesikel, dapat diberikan bedak agar tidak mudah pecah.
 Vesikel yang sudah pecah atau sudah terbentuk krusta, dapat diberikan
salep antibiotik untuk mencegah terjadinya infeksi sekunder.
 Dapat diberikan antipiretik dan analgetik.
G. NUTRISI ATAU DIET
Diet yang dianjurkan pada pasien dengan varisella (cacar air) :
1. Tambahkan jus buah segar pada menu makanan pasien.
Jus membantu menghidrasi tubuh sedangkan nutrisi pada buah akan
meningkatkan system kekebalan tubuh. Buah-buahan seperti jeruk, semangka,
kiwi, pisang dan buah pir mempercepat proses penyembuhan jaringan kulit yang
terluka pada fase penyembuhan.
2. Menu makanan harus seimbnag dan sehat
Tingkatkan asupan sayur-sayuran dan buah-buahan. Sayur-sayuran seperti wortel,
bayam, mentimun, brokoli, tomat di anjurkan selama menderita verisella. Bayam
mengandung kecukupan zink yang dibutuhkan oleh tubuh.
3. Pada individu dengan luka di mulut, dianjurkan mengkonsumsi makanan yang
lembut serta menghindari makanan pedas yang akan mengiritasi mekosa mulut.
Diet yang tidak dianjurkan pada pasien dengan varisella (cacar air) :
1. Hindari makan-makanan yang sulit di cerna.
2. Hindari makanan cepat saji, terutama makanan dengan gizi rendah.
3. Hindari makanan yang pedas, makanan asam, asin,

Anda mungkin juga menyukai