Anda di halaman 1dari 10

UJIAN AKHIR SEMESTER

NAMA :NADHIRA ALYA PUTRI

NIM : 202011406

KELAS :1-G MANAJEMEN

MATKUL : PENDIDIKAN PANCASILA

1. Jelaskan dalam prespektif sejarah pancasila sebagai kesepakatan bersama untuk


mewujudkan negara kesatuan republik Indonesia!

Dalam sejarah, Pancasila sebagai dasar negara merupakan hasil kesepakatan bersama para
Pendiri bangsa yang kemudian dikenal sebagai sebuah Perjanjian Luhur bangsa
Indonesia.

Pancasila adalah ikatan sebuah Bangsa untuk membentuk sebuah negara yang berkeadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, melalui mekanisme pembuatan keputusan secara
demokratis berdasar kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam
permusyarakatan, dengan tetap menjunjung komitmen persatuan Indonesia, dengan
berperilaku yang ber- kemanusian, adil dan beradab, yang kesemuanya itu berdasar
Ketuhanan yang Maha Esa.

Pada masa perjuangan kemerdekaan Indonesia, persatuan Indonesia adalah sebagai faktor
kunci, yaitu sebagai sumber semangat, motivasi dan penggerak perjuangan Indonesia.

Dahulu para pejuang mempertahankan persatuan Indonesia dengan wawasan kebangsaan


Dalam perjalanan sejarah itu telah timbul pula gagasan, sikap, dan tekad yang bersumber
dari nilai-nilai budaya bangsa serta disemangati oleh cita-cita moral rakyat yang luhur.
Sikap dan tekad itu adalah pengejawantahan dari satu Wawasan Kebangsaan.

Syarat penting sebagai sebuah bangsa adalah: kehendak untuk bersatu. Dilihat dari proses
sejarah pembentukan Pancasila dapat disimpulkan bahwa Pancasila merupakan kompromi
dan konsensus nasional dari semua golongan masyarakat Indonesia, yang bersepakat
untuk membentuk sebuah bangsa dengan dasar Pancasila.

Bagi generasi saat ini, generasi yang lahir jauh sebelum Pancasila lahir, maka
sesungguhnya sejarah kelahiran ini adalah peristiwa besar, tidak hanya kesepakatan
politik tapi juga peristiwa besar sebagai bangsa. Arti penting persatuan dan kesatuan bagi
Bangsa Indonesia tak lepas dari perjuangan kemerdekaan bangsa. Arti penting persatuan
dan kesatuan bagi Bangsa Indonesia menggambarkan keutuhan berbangsa dan
bernegara.Dengan memahami arti penting persatuan dan kesatuan bagi Bangsa Indonesia,
negara akan terhindar dari konflik dan perpecahan. Arti penting persatuan dan kesatuan
bagi Bangsa Indonesia harus diwujudkan supaya kehidupan yang terjadi selaras, serasi,
dan seimbang.

2. Jelaskan konsep ontology, epistemologi, dan aksiologi dan jelaskan implementasi


pemikiran filsafat dalam kehidupan sehari-hari!
- Ontologi berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri dari dua kata: ontos yang
memiliki arti ada atau keberadaan dan logos yang berarti studi atau ilmu tentang.
Jadi secara sederhana, ontologi berarti ilmu atau studi tentang keberadaan atau
ada. Di dalam ilmu ontologi terdapat beberapa aliran, beberapa aliran ontologi
terkenal yang berupaya menjelaskan hakikat realitas antara lain: monisme,
dualisme, pluralisme, materialisme, idealisme, nihilisme, dan agnotisisme.
Ontologi juga berbicara tentang realitas supranatural, yaitu aliran mistisisme.
- Epistemologi berdasarkan akar katanya episteme (pengetahuan) dan logos (ilmu
yang sistematis, teori). Secara terminologi, epistemologi adalah teori atau ilmu
pengetahuan tentang metode dan dasar-dasar pengetahuan. Epistemologi adalah
suatu disiplin ilmu yang bersifat evaluative, normative, dan kritis. Evaluatif
berguna untuk menilai, normatif berarti menentukan norma atau tolok ukur bagi
kebenaran suatu pengetahuan, dan kritis berarti banyak mempertanyakan dan
melakukan penalaran hasil kegiatan manusia.
-aksiologi berasal dari bahasa Yunani yaitu axios yang berarti layak atau pantas
dan logos yang memiliki arti ilmu. Secara sederhana, aksiologi mempelajari
tentang manfaat atau nilai-nilai yang kita peroleh dari sebuah ilmu pengetahuan.

-Contoh ontologi dalam kehidupan sehari-hari, misalnya yaitu ontologi rumah.


Pada zaman sekarang, banyak sekali model dan bentuk dari rumah semisal rumah
susun dan apartemen yang dimana bentuk rumah tersebut tidak ada pada zaman
dahulu. Menurut Plato, realitasnya adalah ide atau gambaran yang membuat kita
selalu mengenali tentang rumah. Meskipun kini banyak model dan bentuk rumah,
namun ide tentang rumah ini yang membuat kita tetap mengenali bahwa yang kita
lihat adalah rumah.

-Contoh epistemologi, jika tadi kita membahas mengenai rumah, maka


pertanyaannya adalah bagaimana kita bisa mengetahui bahwa sesuatu tersebut
disebut sebagai rumah. Pada awalnya, kita akan mengetahui keberadaan
pengetahuan mengenai rumah melalui panca indera yang kita miliki. Kemudian
selanjutnya informasi yang kita dapatkan melalui panca indera akan dianalisa oleh
akal yang kita miliki. Akal yang akan mengklasifikasikan segala informasi yang
kita terima menjadi sebuah ilmu pengetahuan tentang rumah.

- Contoh dari aksiologi dalam kehidupan sehari-hari? Aksiologi sendiri membahas


tentang manfaat dari ilmu pengetahuan yang kita dapatkan, ranah dari aksiologi
ini adalah etika dan estetika. Apabila kita membahas tentang ilmu pengetahuan
mengenai rumah, maka dengan aksiologi kita dapat mengetahui apakah rumah
memberi manfaat untuk kehidupan kita. Misalnya denan kita bisa mengetahui
bahwa sesuatu itu adalah rumah, kia bisa dengan mudah untuk menentukan
dimana kita akan tinggal, tempat seperti apa yang nyaman dan kita bisa mengenali
bahwa rumah itu adalah hal yang penting untuk kehidupan sehari-hari. Itulah
contoh dari ontologi, epistemologi, dan aksiologi dalam kehidupan sehari hari.

3. Pancasila berkedudukan sebagai sumber hukum yang absolut di Indonesia yang


mencakup nilai nilai ideal dari ketuhanan, kemanusiaan, keadilan, musyawarah
perwakilan, keadilan. Uraikan jawabanmu terkait nilai nilai tersebut!
1. Sila pertama, “Ketuhanan Yang Maha Esa”

Berisikan nilai spiritualis, tentang kepercayaan rakyat Indonesia terhadap adanya


Tuhan Yang Maha Esa. Juga tentang ketaatan umat terhadap agama dan kepercayaan
yang dianutnya, saling menghormati dan menghormati antar agama dan kepercayaan
masing – masing, dan selalu mengimplementasikan ajaran agama nya.

2. Sila kedua, “Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab”

Berisikan tentang nilai humanus, tentang bagaimana kita memperlakukan orang lain.
Kita harus memiliki sikap yang adil, tidak membedakan satu orang dengan yang
lainnya, sopan dan santun. Serta persamaan derajat dan hak sesama rakyat Indonesia.

3. Sila ketiga, “Persatuan Indonesia”

Berisikan tentang nilai kesolidaritas rakyat Indonesia. Rakyat Indonesia harus selalu
peduli sesuatu sesuatu tanpa ada niatan untuk memecah belah bangsa kita, kita juga
harus saling menghargai antar ras, suku, agama, dan yang lainnya. Karena adanya
perbedaan di Indonesia, itu menjadi salah satu kekuatan pemersatu bangsa kita.

4.Sila keempat, “Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam


Permusyawaratan Perwakilan”

Berisikan tentang moral kerakyatan dan musyawarah. Semua keputusan yang urusan
urusan hidup orang lain wajib diambil melalui musayawarah mufakat, dan tidak
memaksakan pendapat orang lain serta setiap orang yang memiliki pendapat berbeda
harus diberikan ruang untuk menyuarakan pendapatnya.

5. Sila kelima, “Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia”


Berisikan tentang perlakuan yang adil di berbagai bidang kehidupan, mau dimata
hukum maupun lainnya. Semua rakyat Indonesia memiliki hak dan kewajiban yang
sama, tidak dibeda – bedakan.

4. Jelaskan etika pancasila dari yang pertama sampai ke lima

Sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa. Dalam kehidupan sekarang, setiap
masyarakat Indonesia dijamin kebebasan dalam menjalani kepercayaannya masing-
masing. Masyarakat kini dapat menjalani kepercayannya dengan tenang tanpa
gangguan intoleransi. Di sila ini, masyarakat juga diminta agar tidak menistakan
agama lain dan harus menjunjung tinggi kerukunan umat beragama antara satu
dengan yang lain.

Sila kedua, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Di sila ini, semua warga negara
Indonesia memiliki hak yang setara dalam pemenuhan kesejahteraan. Selain itu, juga
kesetaraan dalam kehidupan yang layak, hak politik, hokum, dan semua hal yang
telah diatur di undang-undang tanpa melihat suku dan ras warga negara Indonesia
tersebut.

Sila ketiga, Persatuan Indonesia. Di sila ketiga ini, semua warga negara Indonesia
tidak boleh melakukan aksi-aksi yang dapat merenggangkan persatuan dan kesatuan
negara kita, seperti melakukan tindakan terorisme, intoleransi, gerakan separatism,
dan hal-hal yang serupa. Sebagai warga negara Indonesia yang baik, kita harus tetap
menjaga keutuhan negara kita. Kita harus menghindari tindakan-tindakan yang dapat
memecah belah negara kita.

Sila keempat, Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam


Permusyawaratan Perwakilan. Dapat dilihat, bahwa banyak sekali kasus ataupun
masalah yang terjadi di negara kita yang menunjukkan penurunan sila keempat ini.
Contohnya banyaknya kasus sengketa Pilkada yang harus berakhir di MK. Hal ini
semakin parah karena masyarakat disuguhkan oleh matinya sikap dalam menghormati
pendapat orang lain. Demokrasi dan rasa legowo di hati para pihak yang kalah seolah-
olah sudah mati sejak lama. Sebagai warga negara yang baik, kita harus menghormati
segala keputusan yang telah dirundingkan bersama. Meskipun kalah, kita harus
lapang dada dalam menerima apapun hasilnya.

Sila kelima, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Di sila kelima ini, dapat
dilihat bahwa tujuannya adalah agar seluruh warga negara Indonesia mendapat
kesejahteraan dan keadilan yang merata. Seluruh rakyat Indonesia berhak
mendapatkan penghidupan yang layak, penghormatan terhadap Hak Asasi Manusia,
perlindungan keamanan dan hokum yang seutuhnya, dan semua hal yang berkaitan
dengan kesejahteraan warga negara.
5. Jelaskan tantangan konsep kebersamaan yang berkelanjutan berdasarkan Pancasila!

Tantangan di Bidang Kebudayaan

Tantangan pertama adalah banyaknya ideologi alternatif melalui media informasi


yang mudah dijangkau oleh seluruh anak bangsa seperti radikalisme, ekstremisme,
konsumerisme. Hal tersebut juga membuat masyarakat mengalami penurunan
intensitas pembelajaran Pancasila dan juga kurangnya efektivitas serta daya tarik
pembelajaran Pancasila.Kemudian tantangan selanjutnya adalah eksklusivisme sosial
yang terkait derasnya arus globalisasi yang mengarah kepada menguatnya
kecenderungan politisasi identitas, gejala polarisasi dan fragmentasi sosial yang
berbasis SARA. Bonus demografi yang akan segera dinikmati Bangsa Indonesia juga
menjadi tantangan tersendiri untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila kepada generasi
muda di tengah arus globalisasi. Konflik-konflik sosial yang ada di masyarakat tidak
lagi terekspresi secara keseluruhan melalui aksi-aksi politik dan perjuangan kelas
melainkan lewat resistensi kultural terhadap bahasa-bahasa dominan dan kode-kode
yang mengatur informasi dan membentuk praktek sosial. Resistensi ini kemudian
terekspresi secara sistemik ke dalam struktur sosial melalui aksi-aksi kekerasan
massa, intoleransi, diskriminasi, danTribalisme. Di sinilah letaknya episentrum
konflik sosial yang mengguncang masyarakat kita sejak tahun sembilan puluhan.
Tidak dapat disangkali bahwa globalisasi telah menghadirkan tantangan- tantangan
baru bagi pewujudan cita-cita dan nilai-nilai keindonesiaan. Kalau sebelumnya
keindonesiaan ditantang oleh sistem kolonialisme dan imperialisme Barat maka
sekarang keindonesiaan ditantang oleh globalisasi ekonomi dan ekspansi budaya
dominan. Sistem keuangan dan perdagangan global telah menyebabkan terjadinya
swastanisasi pengelolaan sumber-sumber alam yang berkaitan langsung dengan hajat
hidup orang banyak, menguatnya persaingan antar kekuatan-kekuatan produksi dalam
Negeri dan yang akhirnya dimenangkan oleh kekuatan-kekuatan produksi berbasis
Perusahaan multinasional, meningkatnya arus urbanisasi menyusul proses
Industrialisasi di kawasan perkotaan, dan melebarnya kesenjangan ekonomi antara
yang kaya dan yang miskin. Inilah yang disinyalir oleh John Titaley sebagai dominas
Ekonomi dan kultural yang sedang mengancam Indonesia. Menurutnya Indonesia
secara militer dan politik telah merdeka, tetapi di bidang ekonomi dan budaya
Indonesia masih belum dapat melepaskan diri dari imperialisme bangsa-bangsa lain
yang kuat.Cita-cita tersebut di atas harus diwujudkan berdasarkan nilai-nilai yang
terkandung di dalam Pancasila, yaitu nilai persatuan, kebebasan, ekualitas atau
kesederajatan, dan kekeluargaan.
17 Dalam pidatonya pada tanggal 1 Juni 1945, Bung karno mengatakan bahwa kita
mendirikan negara Indonesia dari semua untuk semua. Inilah konsep masyarakat
gotong royong menurut Sokarno. Gotong royong menurutnya menggambarkan satu
usaha, satu amal, satu pekerjaan. Gotong royong adalah banting tulang bersama,
pemerasan keringat bersama, perjuangan bantu-binantu bersama. Amal semua buat
kepentingan semua. Keringat semua buat kesejahteraan semua. Itu berarti Keadilan
dan kesejahteraan masyarakat dan bangsa Indonesia harus diwujudkan.
6. Jelaskan bagaimana relevansi demokrasi dengan pancasila di tinjau dari kebebasan
berpendapat saat ini!
(DPR), kemerdekaan setiap warga negara untuk menyampaikan pendapat di muka
umum merupakan perwujudan demokrasi dalam tatanan kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara. Untuk membangun negara demokrasi yang
menyelanggarakan keadilan sosial dan menjamin hak asasi manusia diperlukan
adanya suasana yang aman, tertib, dan damai..
Hak menyampaikan pendapat di muka umum secara bertanggung jawab sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sehingga perlu
dibentuk UU tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum Nomor
9 Tahun 1998.
Pada UU tersebuat Kemerdekaan menyampaikan pendapat di muka umum
dilaksanakan berlandaskan pada: Asas keseimbangan antara hak dankewajiban, Asas
musyawarah dan mufakat, Asas kepastian hukum dan keadilan, Asas proporsionalitas
Asas manfaat.
Pada konstitusi Indonesia menjamin warganya menyampaikan pendapat baik secara
lisan maupun tulisan, sejauh tidak menebar fitnah dan melanggar hukum.
“Demokrasi adalah sebuah nilai universal berdasarkan keinginan rakyat yang di
ekspresikan secara bebas untuk meentukan sistem- sistem politik, ekonomi, sosial dan
kultural mereka sendiri serta partisipasi penuh dalam seluruh aspek kehidupan
mereka.” Demokrasi memiliki ciri-ciri umum yang dimiliki bersama, tetapi pada satu
yang sama tidak ada satu model demokrasi tertentu. Demokrasi juga tidak terkait
dengan negara atau kawasan tertentu.
bersama memahami prinsip dan tujuan yang relevan, yang mengakui bahwa HAM,
ketentuan hukum, dan demokrasi saling berkaitan dan sama-sama memperkuat satu
sama lain dan tak kalah pentingnya adalah demokrasi, pembangunan, dan perduli
terhadap HAM dan kebebasan fundamental juga saling terkait dan memperkuat satu
sama lain sehingga menciptakan Harmoni dalam berbagai keberagaman.

Dengan demkian hak mengemukakan pendapat pada ruang publik yang dalam hal ini
ruang akademis adalah bagian pelaksanaan kegiatan demokrasj yang
bertanggungjawab. Adanya peretasan disertai ancaman juga memperlihatkan negara
belum bisa melindungi hak warga negaranya yang dalam hal ini kehendak untuk
melakukan diskusi dirampas oleh kehendak lain yang tak bertanggungjawab.

Kebebasan mengemukan pendapat merupakan hak asasi manusia (HAM) setiap


negara.Setiap warga negara bebas mengemukan pendapat untuk menyampaikan
pendapat, pikiran dengan lisan, tulisan dan sebagai secara bebas dan bertanggung
bertanggung jawab sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.Kebebasan saat menyampaikan pendapat harus senantiasa memperhatikan
nilai-nilaidan norma-norma kesusilaan, hukum negara, dan adat istiadat.Saat
menyampaikan pendapat maka harus memperhatikan batas-batas penghargaan
terhadap orang lain.
7. Jelaskan relevansi pancasila, karakter, dengan konflik di era sekarang!

Pancasila sejatinya merupakan ideologi terbuka, yakni ideologi yang terbuka dalam
menyerap nilai-nilai baru yang dapat bermanfaat bagi keberlangsungan hidup bangsa.
Namun, di sisi lain diharuskan adanya kewaspadaan nasional terhadap ideologi baru. Apabila
Indonesia tidak cermat, maka masyarakat akan cenderung ikut arus ideologi luar tersebut,
sedangkan ideologi asli bangsa Indonesia sendiri yakni Pancasila malah terlupakan baik nilai-
nilainya maupun implementasinya dalam kehidupan sehari-hari.

Pancasila di masa mendatang akan mempertahankan otoritas negara dan penegakan hukum
serta menjadi pelindung hak-hak dasar warga negara sebagai manusia. Oleh karena itu, sangat
penting untuk menanamkan kesadaran terhadap potensi bahaya gangguan dari luar yang
dapat merusak dan mengajak siswa untuk mempertahankan identitas bangsa serta
meningkatkan ketahanan mental dan ideologi bangsa.

Betapa pun kandungan pancasila digali dari kehidupan bangsa Indonesia yang telah
mengakar namun nilai-nilai pancasila tetap bisa diterima secara universal. Secara filosofis,
pendidikan merupakan sebuah sarana pembangunan dan pembentukan karakter bangsa.
Pondasi yang kokoh mengenai pancasila, maka dibutuhkan pemahaman mengenai ideologi
pancasila, hal tersebut bisa diperoleh melalui pendidikan formal yaitu pada bangku
pendidikan maupun informal yaitu pada kehidupan sehari-hari.

Yang saat ini berumur antara 18–36 tahun, merupakan generasi di usia produktif. Generasi
yang akan memainkan peranan penting dalam kelangsungan kehidupan berbangsa dan
bernegara. Keunggulan generasi ini memiliki kreativitas tinggi, penuh percaya diri serta
terkoneksi antara satu dengan lainnya. Namun, karena hidup di era yang serba otomatis,
generasi ini cenderung menginginkan sesuatu yang serba instan dan sangat gampang
dipengaruhi. Di era globalisasi ini peran pancasila tentulah sangat penting untuk tetap
menjaga eksistensi kepribadian bangsa Indonesia, karena dengan adanya globalisasi
batasanbatasan diantara negara seakan tak terlihat, sehingga berbagai kebudayaan asing dapat
masuk dengan mudah ke masyarakat. Pembentukan wawasan global warga negara melalui
proses pendidikan Pancasila menjadi kajian penting dalam pembentukan warga negara yang
baik di era reformasi ini.

Dalam rangka mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab, maka
diperlukannya pendidikan yang tidak terlepas dari ajaran Pancasila sebagai dasar untuk
melaksanakan pendidikan di Indonesia.Pancasila memiliki serangkaian nilai, yaitu ketuhanan,
kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Kelima nilai tersebut merupakan satu
kesatuan yang utuh dimana mengacu dalam tujuan yang satu. Nilai-nilai dasar Pancasila
seperti ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan yang bersifat universal,
objektif, artinya nilai-nilai tersebut dapat dipakai dan diakui oleh negara-negara lain. Sebagai
suatu ideologi bangsa dan Negara Indonesia maka Pancasila pada hakikatnya bukan hanya
merupakan suatu hasil perenungan atau pemikiran seseorang atau kelompok orang
sebagaimana idelogi-ideologi lain di dunia, namun Pancasila diangkat dari nilai-nilai adat-
istiadat, nilai-nilai kebudayaan serta nilai religius yang terdapat dalam pandangan hidup
masyarakat Indonesia.Globalisasi membawa perubahan-perubahan dalam tatanan dunia
internasional yang pengaruhnya langsung terhadap perubahan-perubahan di berbagai Negara.
Kemampuan menghadapi tantangan yang amat dasar dan akan melanda kehidupan nasional,
sosial, dan politik, bahkan mental dan bangsa maka benteng yang terakhir ialah keyakinan
nasional atas dasar Negara Pancasila yang sebagai benteng dalam menghadapi tantangan
pada era Globalisasi yang semakin berkembang pada saat ini. Menerapkan nilai-nilai
Pancasila bagi peserta didik di era globalisasi bisa dilaksanakan dalam momentum-
momentum yang tepat seperti pada saat peringatan hari sumpah pemuda, hari kemerdekaan,
hari pahlawan dan hari besar nasional lainnya, peserta didik berusaha mengukir prestasi yang
gemilang, belajar dengan sungguh-sungguh dengan segenap kemampuannya demi nama baik
bangsa dan Negara, cinta serta bangga tanpa malu-malu menggunakan produk-produk dalam
negeri demi kemajuan ekonomi Negara.

8. Bagaimana peran pancasila di upaya dalam merevitalisasi nilai nilai agar konflik
interaksi di Indonesia dapat di cegah serta bagaimana relevansi pancasila dengan
Pendidikanan resolusi konflik berbasis lain?
Pancasila telah membentuk kehidupan sosial di Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Berkaitan dengan konflik SARA yang sering terjadi di Negara kita, Pancasila
menjelaskan bahwa penting adanya peratuan dan kesatuan bangsa yang dijelaskan
pada sila ketiga. Namun rendahnya pemahaman masyarakat tentang akan arti atau
makna sila-sila khususnya sila ketiga yang banyak menimbulkan konflik SARA yang
terjadi.
Melihat kurangnya pemahaman dari masyarakat tentang isi atau makna Pancasila,
kami menyarankan supaya Pemeritah lebih mengedukasi masyarakat tentang isi atau
makna-makna Pancasila secara luas. Bukan hanya pemerintah, orang-orang yang
memiliki pola pikir terbuka juga harus mengingatkan ke sesama masyarakat yang
belum bisa menempatkan dirinya diposisi orang lain, melihat dari sisi orang lain agar
tidak terjadi kesalahpahaman yang dapat menimbulkan konflik. Dari segi ini kita juga
akan menemukan titik suatu permasalahan dan jalan keluar untuk menyelesaikan
masalah ini dengan baik.
SARA (Suku, Ras, Agama, dan Antar Golongan) adalah berbagai pandangan dan
tindakan yang didasarkan pada sentimen identitas yang menyangkut keturunan,
agama, kebangsaan atau kesukuan dan golongan. Tindakan ini dianggap melecehkan
kemerdekaan dan segala hak-hak dasar yang melekat pada manusia. Dalam
perngertian lain SARA disebut juga diskriminatif.
Meskipun sudah ada Pancasila, namun nilai-nilai dari Pancasila sudah mulai tidak
diterapkan lagi dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini terjadi kebanyakan pada
kalangan muda. Banyak kalangan muda yang terkena dampak negatif dari globalisasi
yang akhirnya melakukan tindakan negatif seperti minum-minuman keras,
mengonsumsi narkoba, seks bebas, dan lain sebagainya.
Implementasi nilai-nilai Pancasila akan dapat terlaksana dengan baik dengan adanya
kemauan kita sebagai Mahasiswa untuk mengimplementasikan nilai-nilai tersebut
untuk perbaikan kehidupan dan menjadikan Pancasila sebagai pedoman hidup.
Pengenalan akan pentingnya implementasi nilai-nilai Pancasila yang baik harus
dikenalkan sejak dini. Pengenalan itu dapat dimulai dengan pemberian contoh
perilaku yang sesuai dengan nilai Pancasila di lingkungan keluarga, lalu diterapkan di
masyarakat. Pengenalan akan pentingnya Pancasila juga dapat dilakukan melalui
pendidikan formal, contohnya dengan adanya pelajaran PKn (Pendidikan
Kewarganegaraan) di tingkat sekolah dan mata kuliah Pendidikan Pancasila di tingkat
perguruan tinggi.

9. Jelaskan relevansi pancasila sebagai dasar pengembangan ilmu pada fenomena


tersebut!

Pancasila adalah ideologi bangsa yang harus menjadi spirit bagi setiap nadi kehidupan
dari masyarakat dan kegiatanyang konstitusional karena Pancasila dipandang sebagai
media akulturasi dari bermacam-macam pemikiran mengenai agama, pendidikan,
budaya, politik, sosial, dan bahkan ekonomi . Sehingga, Pancasila sebagai Ideologi
negara merupakan kristalisasi nilai-nilai budaya dan agama dari bangsa Indonesia.
Pancasila sebagai Ideologi bangsa Indonesia mengakomodir seluruh aktivitas
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, demikian pula halnya dalam
aktivitas ilmiah. Perumusan pancasila sebagai paradigma ilmu bagi aktivitas ilmiah di
Indonesia merupakan sesuatu yang bersifat pasti. Hal ini dikarenakan pengembangan
IPTEK yang terlepas dari nilai ideologi bangsa, justru dapat mengakibatkan hal-hal
negatif.
Bangsa Indonesia memiliki akar budaya dan religi yang kuat dan tumbuh sejak lama
dalam kehidupan masyarakat sehingga apabila pengembangan ilmu tidak berakar
pada ideologi bangsa, sama halnya dengan membiarkan ilmu berkembang tanpa arah
dan orientasi yang jelas. Oleh karena itu, ideologi pancasila berperan sebagai
pedoman dalam kehidupan ilmiah bangsa Indonesia. Para Ilmuwan harus
mengembangkan keilmuannya tanpa mengabaikan nilai ideologis yang bersumber
dari masyarakat Indonesia sendiri.
Pancasila telah dijadikan dasar nilai bagi pengembangan IPTEK demi kesejahteraan
hidup masyarakat indonesia. Pengembangan IPTEK sebagai hasil budaya masyarakat
Indonesia harus didasarkan pada nilai moral ketuhanan dan kemanusiaan yang adil
dan beradab. Pada dasarnya sila-sila pada Pancasila merupakan sumber nilai,
kerangka pikir, dan dasar moralitas bagi pengembangan IPTEK. Sehingga, sila-sila
dalam Pancasila menunjukkan sistem etika dalam pengembangan IPTEK. Berikut
adalah penjabaran sila-sila Pancasila yang dijadikan sebagai pedoman dalam
pengembangan IPTEK.
Pengembangan ilmu pengetahuan harus menghormati keyakinan Religius masyarakat
karena dapat saja penemuan ilmu yang tidak sejalan dengan keyakinan religious,
tetapi tidak harus dipertentangkan Karena keduanya mempunyai Logika sendiri.
Ilmu pengetahuan ditujukan bagi Pengembangan kemanusiaan dan dituntun oleh
nilai-nilai etis yang berdasarkan kemanusiaan. Iptek merupakan unsur yang
“menghomogenisasikan” budaya Sehingga merupakan unsur yang Mempersatukan
dan memungkinkan komunikasi antar masyarakat. Membangun Penguasaan IPTEK
melalui sistem pendidikan merupakan sarana memperkokoh kesatuan dan
membangun identitas nasional.

Anda mungkin juga menyukai