Anda di halaman 1dari 4

Nama : Faragita Pitaloka

NIM / Kelas : 20190420012 / F


Mata Kuliah : Sistem Pengendalian Manajemen
Dosen Pengampu : Dr. Dyah Ekaari Sekar Jatiningsih, SE, M.Sc, Ak, CA

BAB 3

PERILAKU DALAM ORGANISASI

1. Faktor – faktor Informal yang Mempengaruhi Keselarasan Tujuan


a. Faktor – faktor Eksternal
Faktor – faktor eksternal adalah norma – norma mengenai perilaku yang diharapkan
di dalam masyarakat, di mana organisasi menjadi bagiannya. Norma – norma ini
mencakup sikap (eros kerja). Etos kerja diwujudkan melalui loyalitas pegawai
terhadap organisasi, keuletan, semangat, dan juga kebanggaan yang dimiliki oleh
pegawai dalam menjalankan tugas.
b. Faktor – faktor Internal
1. Budaya
Budaya meliputi keyakinan Bersama, nilai – nilai hidup yang dianut, norma –
norma perilaku serta asumsi – asumsi yang secara implisit diterima dan yang
secara eksplisit dimanifestasikan di seluruh jajaran organisasi.
2. Gaya Manajemen
Faktor internal yang memiliki dampak yang paling kuat terhadap pengendalian
manajemen adalah gaya manajemen. Biasanya, sikap – sikap bawahan
mencerminkan apa yang mereka anggap sebagai sikap atasan mereka.
3. Organisasi Informal
Kenyataan – kenyataan yang ditemui selama berlngsungnya proses pengendalian
manajemen tidak bisa dipahami tanpa mengenali arti penting dari hubungan –
hubungan yang menyusun di organisasi yang bersifat informal.
4. Persepsi dan Komunikasi
Sebuah organisasi adalah sebuah entitas yang kompleks, dan Tindakan –
Tindakan yang diambil oleh berbagai bagian dari organisasi untuk mencapai
tujuan bersama tersebut tidak bisa dinyatakan secara jelas, bahkan dalam situasi
yag terbaik sekalipun.

2. Sistem Pengendalian Formal


a. Aturan – aturan
Istilah “aturan – aturan” digunakan sebagai seperangkat tulisan yang memuat
semua jenis intruksi dan pengendalian. Adapun yang termasuk di dalamnya adalah
: intruksi – intruksi jabatan, pembagian kerja, prosedur standar operasi, panduan –
panduan, dan tuntunan – tuntunan etis.
Aturan adalah pedoman kerja; yaitu, para anggota organisasi diizinkan, dan
bahkan diharapkan, untuk tidak menyimpang dari pedoman tersebut, baik dalam
situasi – situasi khusus atau ketika mereka menilai bahwa penyimpangan tersebut
akan berakibat baik bagi organisasi. Beberapa jenis aturan bisa dilihat di bawah
ini.
1. Pengendalian Fisik
Penjaga keamanan, gudang – gudang yang terkunci, ruangan besi, passwords
computer, televisi pengawas, dan pengendalian fisik lainnya mungkin
merupakan bagian dari struktur pengendalian.
2. Manual
Manual dalam organisasi birokratis jauh lebih rinci dibandingkan dengan
aturan di organisasi lain.
3. Pengamanan Sistem
Organisasi merancang sebagai pengamanan ke dalam sistem pemrosesan
informasi untuk menjamin agar informasi yang mengalir melalui sistem itu
akan bersifat akurat dan untuk mencegah (atau setidaknya meminimalkan)
kecurangan.
4. Sistem Pengendalian Tugas
Pengendalian tugas sebagai suatu proses untuk menjamin bahwa tugas – tugas
tertentu dijalankan secara efektif dan efisien.

b. Proses Kendali Secara Formal


Suatu perencanaan strategis akan melaksanakan tujuan dan strategi organisasi.
Selain itu, seluruh informasi yang tersedia dipergunakan untuk membuat
perencanaan ini. Perencanaan strategis kemudian dikonversi menjadi anggaran
tahunan yang focus pada pendapatan dan belanja yang direncanakan untuk
masing – masing pusat tangggung jawab.

3. Jenis – Jenis Organisasi


Organisasi dapat dikelompokkan ke dalam tiga klasifikasi umum :
1. Struktur fungsional, di dalamnya setiap manajer bertanggungjawab atas fungsi –
fungsi yang spesialisasi seperti produksi atau pemasaran.
2. Struktur unit bisnis, di dalamnya para unit manajer bertanggungjawab atas
aktivitas – aktivitas dari masing – masing unit, dan unit bisnis berfungsi sebagai
bagian yang semi-independen dari perusahaan.
3. Struktur matriks, di dalamnya unit – unit fungsional memiliki tanggungjawab
ganda.

a. Organisasi – organisasi Fungsional


Alasan di balik bentuk organisasi fungsional melibatkan gagasan mengenai
seorang manajer yang membawa pengetahuan khusus untuk mngambil keputusan
yang berkaitan dengan fungsi spesifik, yang berlawanan dengan general manager
yang kurang memiliki pengetahuan khusus. Oleh karena itu, keuntungan
terpenting dari struktur fungsional adalah efisiensi.
Namun, kelemahan terdapat pada struktur fungsional. Pertama, dalam sebuah
organisasi fungsional terdapat ketidakjelasan dalam menentukan efektivitas
manajer fungsional secara terpisah (seperti, manajer produksi dan manajer
pemasaran) karena tiap – tiap fungsi tersebut sama – sama memberikan kontribusi
pada hasil akhir. Kedua, jika organisasi terdiri dari beberapa manajer yang bekerja
dalam satu fungsi yang melapor ke beberapa manajer pada tingkat yang lebih
tinggi dari fungsi tersebut, maka perselisihan antarpara manajer dsri fungsi –
fungsi berbeda hanya dapat diselesaikan di tingkat atas, meskipun perselisihan ini
berasal dari tingkatan organisasi yang lebih rendah. Ketiga, struktur fungsional
tidak memadai untuk diterapkan pada sebuah perusahaan dengan produk dan pasar
yang beragam. Terakhir, organisasi fungsional cenderung menciptakan “sekat –
sekat” bagi tiap fungsi yang dimilikinya.

b. Unit – unit Bisnis


Bentuk organisasi unit bisnis dirancang untuk menyelesaikan masalah –
masalah yang terdapat pada struktur fungsional.suatu unit bisnis, yang disebut
sebagai divisi, bertanggung jawab atas seluruh fungsi yang ada dalam produksi
dan pemasaran sebuah produk. Unit bisnis tersebut bertanggungjawab untuk
melakukan perencanaan dan koordinasi kerja dari berbagai fungsi yang terpisah.

c. Implikasi terhadap Rancangan Sistem


Dalam unit bisnis ada tanggung jawab yang jelas atas perolehan laba.

4. Fungsi Kontroler
Kontroler adalah orang yang bertanggung jawab dalam merancang dan
mengoperasikan sistem pengendalian manajemen. Biasanya kontroler menjalankan
fungsi – fungsi sebagai berikut :
a. Merancang dan mengoperasikan informasi serta sistem pengendalian.
b. Menyiapkan pernyataan keuangan dan laporan keuangan (termasuk pengembalian
pajak) kepada para pemegang saham dan pihak – pihak eksternal lainnya.
c. Menyiapkan dan menganalisis laporan kinerja, menginterpretasikan laporan –
laporan ini untuk para manajer, menganalisis program dan proposal – proposal
anggaran dari berbagai segmen perusahaan serta mengkonsolidasikan ke dalam
anggaran tahunan secara keseluruhan.
d. Melakukan supervise audit internal dan mencatat prosedur – prosedur
pengendalian untuk menjamin validitas informasi, menetapkan pengamanan yang
memadai terhadap pencurian dan kecurangan serta menjalankan audit operasional.
e. Mengembangkan personel dalam organisasi pengendali dan berpartisipasi dalam
pendidikan personal manajemen dalam kaitannya dengan fungsi pengendali.
Ketika kemajuan komputer dalam berkembang seperti saat ini, pengendali
(atau CFO) biasanya bertanggungjawab untuk memproses informasi yang dibutuhkan
oleh sistem pengendalian manajemen.

Anda mungkin juga menyukai