Anda di halaman 1dari 16

EEAJ 7 (3) (2018)

Economic Education Analysis Journal

http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/eeaj

PENGARUH PKL, LINGKUNGAN KELUARGA, AKSES INFORMASI DAN


EFIKASI DIRI TERHADAP KESIAPAN KERJA

Devina Rahmayanti, Prasetyo Ari Bowo, Wijang Sakitri

Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Info Artikel Abstrak


________________ ___________________________________________________________________
Sejarah Artikel: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh secara simultan maupun
Diterima : parsial antara praktik kerja lapangan, lingkungan keluarga, akses informasi, dan efikasi diri
Agustus 2018 terhadap kesiapan kerja siswa kelas XII di SMK Negeri 3 Jepara Tahun Ajaran 2018/2019.
Disetujui : Metode pengumpulan data dengan wawancara, dokumentasi,dan angket/kuesioner. Teknik
September 2018 analisis data menggunakan analisis statistik deskriptif dan analisis regresi linier berganda. Hasil
Dipublikasikan : penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh positif signifikan antara praktik kerja lapangan,
Oktober 2018 lingkungan keluarga, akses informasi dan efikasi diri terhadap kesiapan kerja siswa SMK sebesar
________________ 75,2%. Secara parsial menunjukkan, ada pengaruh signifikan praktik kerja lapangan terhadap
Keywords: kesiapan kerja siswa sebesar 10,30%, ada pengaruh signifikan lingkungan keluarga terhadap
Family Environment; Field kesiapan kerja sebesar 8,52%, ada pengaruh signifikan akses informasi terhadap kesiapan kerja
Work Practices; Information siswa sebesar 21,16% dan ada pengaruh signifikan efikasi diri terhadap kesiapan kerja siswa
Access; Self-Efficacy; Work sebesar 5,24%. Saran dari penelitian ini adalah sebaiknya praktik kerja lapangan selama tiga bulan
Readiness. digunakan siswa sebagai bekal memasuki dunia kerja serta memperbanyak pengalaman diluar
____________________ sekolah untuk meningkatkan keyakinan diri memasuki dunia kerja.

Abstract
___________________________________________________________________
The purpose of this study is to determine wheter there is a simultaneous or partial influences beetween
field work practices, family environment, acces to information, and self-efficacy to the work readiness of
XII grade students at SMK Negeri 3 Jepara in 2018/2019 school year. Data collection methods were
interview, documentation acces, and quwstionanaire. Data analysis techniques used desciptive statistical
analysis and multiple linear regression analysis. The results show that there is a significant positive effect
between field work practices, family environment, acces to information and self efficacy to the readiness of
vocational studens by 75,2 %. Partially, there is a significant effect of field work practices on the student
work readiness of 10,30%, there is a significant influence on family work readiness of 8,52%, there is a
significant influence of information acces to student work readiness of 21,16% and there is a significant
effect of self-efficacy on student job readiness of 5,24%. Suggestions from this research are: the practice of
field work for three months is used by students as provisions to enter work and to increase experience
outside of school to increase sefl-confidence in entering the work.

© 2018 Universitas Negeri Semarang


Alamat korespondensi: p-ISSN 2252-6544
Gedung L1 Lantai 1 FE Unnes
e-ISSN 2502-356X
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
E-mail: devinarahmayanti@gmail.com

945
Devina Rahmayanti / Economic Education Analysis Journal 7 (3) (2018)

PENDAHULUAN pendidikan yang baik pula. Undang-Undang


Perubahan zaman yang semakin Nomor 20 Tahun 2003 menyatakan bahwa
kompleks membawa dampak bagi kelangsungan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
hidup suatu bangsa. Perkembangannya telah untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
menghadirkan ilmu pengetahuan dan teknologi pembelajaran agar peserta didik secara aktif
baru yang serba canggih. Ilmu pengetahuan dan mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
teknologi secara bersama-sama telah kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
mengakibatkan persaingan semakin ketat untuk diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
menyediakan Sumber Daya Manusia (SDM) serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
yang mampu bersaing. Sumber Daya Manusia masyarakat, bangsa dan negara. Melalui
(SDM) merupakan kekuatan utama suatu pendidikan diharapkan mampu memperbaiki
bangsa dalam menjaga kelangsungan dan meningkatkan kualitas Sumber Daya
pembangunan nasional. Perubahan zaman juga Manusia (SDM). Semakin baik pendidikan yang
mengakibatkan berubahnya gaya hidup, nilai- diberikan maka akan berdampak pada hasil
nilai dan tatanan kehidupan manusia atau output yang baik pula. Sehingga sumber daya
menyebabkan perubahan fundamental di era manusia menjadi lebih siap, berwawasan iptek,
globalisasi. terampil, berdaya saing tinggi serta mampu
Masyarakat yang heterogen ini membuat bersaing di era globalisasi.
Indonesia memiliki sumber daya manusia yang Salah satu upaya pemerintah menghadapi
dikembangkan menjadi kekuatan ekonomi suatu era globalisasi dan pasar bebas adalah dengan
bangsa. Namun populasi penduduk yang menyiapkan tenaga kerja yang terampil melalui
berjumlah banyak juga menimbulkan masalah, sekolah kejuruan (Wulandari, 2017).
persaingan yang ketat dalam memasuki dunia Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Pasal
kerja, sehingga sumber daya tersebut dituntut 15 Tahun 2003 menyebutkan bahwa,
untuk menyiapkan berbagai aspek, seperti aspek pendidikan kejuruan merupakan pendidikan
pengetahuan, sikap, maupun keterampilan menengah yang mempersiapkan peserta didik
(Fajriah dan Sudarma, 2017). untuk bekerja dalam bidang tertentu. Sekolah
Indonesia harus siap menghadapi Menengah Kejuruan (SMK) berperan dalam
tantangan era globalilisasi yang sedang bergulir menyiapkan peserta didiknya untuk siap bekerja,
yang jauh lebih berat dan sangat kompleks. baik bekerja secara mandiri maupun mengisi
Tantangan era globalisasi harus dihadapi lowongan pekerjaan yang ada (Hudaniah, 2013).
melalui pemberdayaan sumber daya manusia Dengan demikian arah pengembangan Sekolah
dalam rangka meningkatkan kualitasnya. Menengah Kejuruan (SMK) seharusnya
Pemberdayaan yang dilakukan dengan diorientasikan pada penentuan permintaan pasar
memberikan bekal yang kuat untuk kerja. Tujuan SMK adalah supaya dapat
kelangsungan hidup manusia agar lebih siap menyiapkan peserta didik untuk memasuki
terjun ke dunia kerja. Sehingga sumber daya lapangan kerja, mengembangkan sikap
manusia menjadi lebih terampil dan unggul serta profesional, menyiapkan siswa agar mampu
mampu bersaing ditengah masyarakat memilih karir, mampu berkompetensi, mampu
menghadapi globalisasi dan pasar bebas. mengembangkan diri, menyiapkan tenaga kerja
Upaya meningkatkan kualitas Sumber tingkat menengah untuk mengisi kebutuhan
Daya Manusia (SDM) erat kaitannya dengan dunia usaha atau dunia industri pada saat
pendidikan. Bentuk usaha yang dilakukan sekarang atau masa yang akan datang,
pemerintah untuk memperbaiki kualitas sumber menyiapkan tamatan agar menjadi warga negara
daya manusia melalui pendidikan. Pendidikan produktif, adaptif, dan kreatif (Depdikbud,
dapat diperoleh melalui jalur formal, non formal 2009) dalam (Hamalik, 2008).
maupun informal. Proses pembentukan kualitas Kesiapan kerja dalam Sekolah Menengah
SDM yang baik harus diimbangi dengan Kejuruan (SMK) mempunyai arti penting

946
Devina Rahmayanti / Economic Education Analysis Journal 7 (3) (2018)

sebagai tolok ukur keberhasilan berdirinya SMK lapangan. Dalam rangka menyiapkan siswa siap
tersebut. Menurut Winkel dan Hastuti bekerja, sekolah telah melaksanakan program
(2004:668), kesiapan kerja dipandang sebagai praktik kerja lapangan (PKL) setiap tahunnya.
usaha untuk memantapkan seseorang Keberadaan SMK dalam menyiapkan
mempersiapkan diri dalam hal pengetahuan, tenaga terlatih sangat membantu dunia usaha,
keterampilan, sikap serta nilai yang dibutuhkan akan tetapi belum semua lulusan SMK dapat
dalam pekerjaan. Kesiapan kerja dipengaruhi memenuhi kebutuhan dunia kerja sesuai dengan
oleh beberapa faktor yaitu faktor intern dan kompetensi bidang keahlian yang dimilikinya
faktor ekstern. Faktor intern meliputi (Fajriah & Sudarma, 2017). Sejalan dengan
kematangan fisik maupun mental, kepercayaan Hudaniah (2013), menyatakan bahwa Sekolah
diri, tekanan, kreativitas, minat, dan lain-lain. Menengah Kejuruan (SMK) merupakan
Sedangkan faktor ekstern meliputi peran pendidikan yang lebih mengutamakan
masyarakat, keluarga, sarana dan prasarana pengembangan kemampuan peserta didik untuk
(Winkel dan Hastuti, 2007:647). dapat bekerja dalam bidang tertentu,
Menurut Starr, dkk. (dalam Wena, kemampuan beradaptasi di lingkungan kerja,
2009:100) pendidikan kejuruan mempunyai melihat peluang kerja dan mengembangkan diri
kaitan erat dengan dunia kerja atau industri, di kemudian hari. Namun fenomena yang
maka dalam pembelajaran dan pelatihan praktik terjadi sekarang banyak pengangguran yang
memegang peranan kunci untuk membekali disebabkan oleh lulusan Sekolah Menengah
lulusannya agar mampu beradaptasi dengan Kejuruan (SMK). Hal ini bisa dilihat dari data
lapangan kerja. Siswa yang siap bekerja selain Badan Pusat Statistik mengenai tingkat
memiliki pengetahuan yang luas, juga didukung pengangguran terbuka menurut pendidikan
dengan pengalaman yang dimiliki siswa tinggi yaitu:
(Noviana, 2014). Pengalaman yang dimiliki
siswa dapat berupa kegiatan praktik kerja

Tabel 1. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Jawa Tengah Menurut Pendidikan Tertinggi yang
Ditamatkan pada tahun 2014-2016
Pendidikan Tertinggi 2014 2015 2016
yang Ditamatkan
SD 235.697 141.968 112.488
SMP 262.746 187.388 161.704
SMA 157.408 174.216 134.036
SMK 195.591 230.985 271.828
Diploma 14.660 30.301 22.839
Universitas 26.226 51.403 39.173
Sumber: Badan Pusat Statistika (BPS)

Berdasarkan data diatas menyatakan Pengangguran Terbuka (TPT) terbesar justru di


bahwa Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) jenjang pendidikan SMK. Tingkat
terendah di Jawa Tengah tahun 2014 menurut Pengangguran Terbuka (TPT) untuk SMK
pendidikan tertinggi yang ditamatkan adalah meningkat dari tahun ke tahun. Data tersebut
jenjang pendidikan Diploma dan terbesar adalah menunjukkan adanya keadaan yang terbalik
SMP. Namun pada tahun 2015 dan 2016 dengan yang seharusnya, keberadaan SMK yang
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) terendah seharusnya menyiapkan siswa untuk terjun ke
di Jawa Tengah menurut pendidikan tertinggi dunia kerja faktanya justru berkontribusi
yang ditamatkan adalah jenjang pendidikan penyumbang angka pengangguran terbesar di
Diploma dan Universitas. Sedangkan Tingkat Jawa Tengah. Keberadaan SMK yang

947
Devina Rahmayanti / Economic Education Analysis Journal 7 (3) (2018)

sesungguhnya dalam menangani pengangguran menyiapkan tenaga terampil di bidangnya,


belum seluruhnya optimal. membentuk tamatan yang berkarakter Indonesia
Pengukuran kualitas sumber daya dan mampu mengembangkan diri, menyiapkan
manusia secara umum dipresentasikan dalam wirausaha yang handal dan profesional serta
Indeks Pembangunan Manusia (IPM). menyiapkan tamatan yang menguasai iptek dan
Pembangunan manusia di kabupaten Jepara mampu bersaing di era global. Namun
memperlihatkan peningkatan selama kurun fenomena yang ada berbeda dengan visi dan
waktu 2010-2016 dengan kenaikan IPM sebesar misi di SMK Negeri 3 Jepara. Fenomena yang
3,49 poin. Peningkatan IPM tersebut membawa terjadi saat ini justru berbeda dengan keadaan
perubahan status pembangunan manusia di sesungguhnya yang ada di lapangan. Daya serap
kabupaten Jepara dari kelompok “sedang” lulusan ke dunia kerja/dunia industri belum
menjadi “tinggi”. Akan tetapi, peningkatan nilai sepenuhnya tercapai dengan baik dilihat dari
IPM kabupaten Jepara tersebut tidak diikuti oleh keterserapan lulusan siswa setiap tahunnya.
peningkatan peringkat IPM kabupaten Jepara. Menurut penuturan Pak Saroni berdasarkan
IPM kabupaten Jepara mengalami penurunan wawancara pada 9 April 2018, lulusan diterima
berada pada peringkat 15 dari 35 kerja dan melanjutkan kuliah hampir imbang.
kabupaten/kota di Jawa Tengah pada tahun Menurut beliau keterserapan di dunia kerja
2015. memang banyak, namun yang diterima sesuai
Keberadaan SMK Negeri 3 Jepara dengan dengan jurusan memang belum sesuai dengan
visinya yaitu terciptanya tenaga kerja standar. Dapat dilihat melalui jumlah
profesional tingkat menengah yang kompeten keterserapan lulusan setiap tahun. Berikut data
dibidangnya untuk memenuhi tuntutan dunia penelusuran lulusan SMK Negeri 3 Jepara tiga
kerja dan mampu berwirausaha di era tahun terkahir:
globalisasi. Sedangkan misinya adalah

Tabel 2. Data Penelusuran Lulusan SMK N 3 Jepara


No Tahun Jumlah Bekerja Bekerja Kuliah Kuliah Belum Belum
Lulusan Lulusan Jumlah % Jumlah % Bekerja Bekerja
Jumlah %
1 2014/2015 427 254 59,5% 171 40,0% 2 0,5%
2 2015/2016 423 242 57,2% 178 42,1% 3 0,7%
3 2016/2017 448 253 56,5% 194 43,3% 1 0,2%
Sumber: BKK SMK Negeri 3 Jepara

Berdasarkan data diatas dapat diketahui memasuki dunia kerja sebesar 80-85%,
bahwa tingkat lulusan siswa yang bekerja setiap sedangkan sekitar 15-20% lulusan SMK lainnya
tahunnya mengalami penurunan. Sedangkan dimungkinkan melanjutkan studi ke perguruan
hanya sedikit tingkat lulusan siswa yang belum tinggi. Didukung pula Keputusan Menteri
bekerja. Hal tersebut justru berbanding terbalik Pendidikan Nasional Nomor 129a/U/2004
dengan keadaan tingkat lulusan siswa yang pasal 4 tentang SPM (Standar Pelayanan
melanjutkan kuliah yang setiap tahun cenderung Minimal) menyatakan bahwa 20% dari lulusan
mengalami peningkatan. Data tersebut SMK melanjutkan ke Perguruan Tinggi yang
menunjukkan tingkat lulusan belum mencapai terakreditasi. Namun fenomena yang terjadi di
angka ideal, menurut Dosen Fakultas Teknik SMK N 3 Jepara tingkat lulusannya belum
Universitas Negeri Semarang (Unnes) mencapai angka idealnya yaitu 80-85% dilihat
Dr.Samsudi dalam pidato Dies Natalis ke-43 dari tingkat lulusan setiap tahunnya. Sedangkan
Unnes, Senin, mengatakan bahwa idealnya tingkat lulusan SMK melanjutkan ke Perguruan
secara nasional lulusan SMK yang bisa langsung Tinggi melebihi 20%.

948
Devina Rahmayanti / Economic Education Analysis Journal 7 (3) (2018)

Keberadaan SMK yang dirancang untuk dimiliki. Hal tersebut menunjukkan harapan
menyiapkan siswa terjun ke dunia kerja/dunia sekolah tidak sesuai dengan keadaan yang
industri dengan membekali siswa pengetahuan terjadi dilapangan.
maupun keterampilan belum sepenuhnya Selain itu ada penemuan perbedaan hasil
berhasil. Hal tersebut didukung dengan fakta penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti
yang terjadi dilapangan menunjukkan kesiapan terdahulu. Pada penelitian yang dilakukan oleh
kerja siswa kelas XII SMK Negeri 3 Jepara Sofia (2015) menyatakan bahwa terdapat
belum optimal. Berdasarkan observasi pada 11 pengaruh praktik kerja lapangan terhadap
April 2018 dengan menyebar angket observasi kesiapan kerja. Penelitian yang dilakukan oleh
awal kepada siswa menunjukkan tingkat Chun-Khain Wye, dkk (2012) menyatakan
kesiapan kerja siswa kelas XII kurang dengan bahwa mahasiswa dengan pengalaman kerja
persentase sebesar 58%. Menurut Ibu Dra Aris memiliki tingkat kesiapan yang tinggi
Sudarwati, selaku Waka Humas dan Hubin dibandingkan mereka yang belum memiliki
menyatakan bahwa kurang siapnya siswa adalah pengalaman kerja. Taufik (2016) menyatakan
siswa merasa belum yakin dengan kemampuan bahwa ada pengaruh positif namun tidak
dan keterampilan yang dimilikinya. Beliau juga signifikan antara praktik kerja industri dengan
menyampaikan bahwa siswa yang belum yakin kesiapan kerja siswa. Sedangkan Silvana (2016)
justru lebih memilih melanjutkan ke perguruan menyatakan bahwa secara parsial, praktik kerja
tinggi untuk mengembangkan pengetahuan dan lapangan memiliki pengaruh yang tidak
keterampilan yang dimilikinya. Siswa juga signifikan terhadap kesiapan kerja siswa.
tertarik adanya beasiswa bidikmisi dari Sehingga dari indikasi perbedaan hasil penelitian
pemerintah di perguruan tinggi sebagai peluang tersebut, maka perlu dikaji lebih dalam.
siswa untuk melanjutkan kuliah. Selain Praktik Kerja Lapangan (PKL), hal
Praktik Kerja Lapangan (PKL) di SMK N yang diduga mempengaruhi kesiapan kerja
3 Jepara dilaksanakan setiap akhir Desember adalah lingkungan keluarga. Lingkungan
sampai bulan Maret tahun berikutnya atau keluarga adalah lingkungan pertama dan utama
selama 3 bulan dan diikuti seluruh siswa kelas dalam proses pembentukan dan perkembangan
XI SMK N 3 Jepara. Tujuan adanya program anak (Hasbullah, 2001:38). Kasih sayang orang
PKL adalah untuk melatih siswa bekerja secara tua sangat diperlukan guna menjalin kedekatan
langsung dan memberikan pengalaman secara antar keluarga. Kedekatan yang sudah terjalin
langsung kepada siswanya. Sehingga siswa diharapkan mampu membentuk pribadi anak
mengetahui kondisi dunia kerja secara nyata di yang mempunyai mental kuat. Keluarga akan
lapangan. Bukan hanya teori yang di dapatkan membentuk karakter sesorang dan berpengaruh
di sekolah, namun praktik secara langsung yang terhadap lingkungannya.
dilakukan diluar sekolah diharapkan dapat Berbagai jenis pekerjaan orang tua siswa
membuat siswa menjadi lebih siap bekerja. juga turut memberikan kontribusi
Harapannya setelah mengikuti praktik kerja perkembangan karir anak. Sama halnya yang
lapangan, siswa akan mendapatkan diungkapkan oleh Ibu Dra. Aris Sudarwati
pengetahuan yang luas, keterampilan yang lebih bahwa “tujuan orang tua menyekolahkan
baik untuk menunjang kesiapan dirinya untuk anaknya di SMK adalah untuk siap bekerja
bekerja yang tidak didapatkannya selama setelah lulus nantinya, dan bekerja sesuai
pembelajaran di sekolah. Namun fakta yang dengan kemampuan dan keterampilan yang
terjadi dilapangan siswa praktik kerja lapangan dimilikinya”. Dapat diketahui bahwa mayoritas
(PKL) yang telah diterjunkan di lapangan sering orang tua siswa bekerja adalah sebagai
kali tidak sesuai dengan jurusan yang dimiliki wiraswasta yaitu sebesar 57,4% pekerjaan ayah
oleh siswa. Dunia kerja atau dunia industri dan 60,4% pekerjaan ibu sebagai ibu rumah
menampung siswa praktik namun tidak tangga. Hal tersebut menunjukkan bahwa
menempatkan sesuai dengan keahlian yang kondisi ekonomi keluarga berada pada kategori

949
Devina Rahmayanti / Economic Education Analysis Journal 7 (3) (2018)

menengah ke bawah. Wiraswasta di dalamnya aplikasi tersebut. Hanya beberapa siswa saja
terdapat jenis pekerjaan seperti, tukang kayu, yang mengetahui dan memperoleh
dan jumlah terbesar sebagai pedagang. Keadaan informasinya. Dari fakta tersebut diketahui
tersebut yang diduga menjadi pertimbangan bahwa terdapat perbedaan sudut pandang dari
siswa memilih pendidikan kejuruan agar setelah penuturan guru dan siswa. Pihak sekolah telah
lulus dapat langsung bekerja dan dapat menginformasikan lowongan pekerjaan lewat
membantu perekonomian keluarga. grup WhatsApp, namun banyak siswa tidak
Selain itu ada penemuan perbedaan hasil memperoleh informasi. Yang berarti informasi
penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti yang dibagikan memang tidak merata, karena
terdahulu. Pada penelitian yang dilakukan oleh tidak semua siswa memperoleh informasinya.
Lestari (2017) menyatakan bahwa ada pengaruh Selain itu terdapat penemuan hasil
positif lingkungan keluarga terhadap kesiapan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti lain
kerja. Sedangkan penelitian Setyawati (2017) sebelumnya. Pada penelitian yang dilakukan
yang menyatakan bahwa dukungan keluarga oleh Kusnaeni (2016) menyatakan bahwa ada
tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pengaruh positif informasi dunia kerja terhadap
kesiapan kerja siswa. Sehingga dari indikasi kesiapan kerja. Penelitian yang dilakukan oleh
perbedaan hasil penelitian tersebut, maka perlu Edward and Migunde Quinter (2011)
dikaji lebih dalam. menyatakan bahwa informasi tentang karir
Salah satu usaha sekolah dalam berpengaruh terhadap kesiapan siswa sebelum
membekali para siswa tentang data dan fakta memasuki dunia kerja. Sedangkan peneitian
dibidang pekerjaan yaitu dengan pemberian Chatamsi (2014) yang menyatakan bahwa tidak
layanan informasi” (Winkel dan Hastuti, ada pengaruh positif yang signifikan informasi
2004:316). Informasi dapat diakses siswa dunia kerja terhadap kesiapan kerja siswa.
melalui job fair atau informasi dunia kerja yang Sehingga dari indikasi perbedaan hasil penelitian
diberikan sekolah dengan mendatangkan secara tersebut, maka perlu dikaji lebih dalam.
langsung pihak atau instansi pemberi lowongan Bandura dalam Feits (2017:157)
kerja. Siswa diberikan kesempatan mengikuti menyatakan bahwa efikasi diri adalah keyakinan
sosialisasi yang ada dengan tujuan memberikan seseorang dalam kemampuannya untuk
gambaran mengenai pekerjaan di lapangan. melakukan suatu bentuk kontrol terhadap
Selain itu informasi dapat diakses melalui Bursa keberfungsian orang itu sendiri dan kejadian
Kerja Khusus (BKK), bursa kerja adalah suatu dalam lingkungannya. Efikasi diri yang dimiliki
lembaga yang menjalankan fungsi untuk siswa diharapkan dapat meningkatkan kesiapan
mempertemukan atau memfasilitasi pertemuan siswa untuk bekerja dan berinteraksi dengan
antar pencari kerja dan pengguna tenaga kerja lingkungan kerja lebih mudah. Efikasi diri
untuk penempatan kerja melalui sistem antar menunjukkan implementasi proses belajar yang
kerja. Informasi selanjutnya dapat juga diakses telah dijalankan siswa melalui perubahan
melalui internet, siswa dapat mengakses secara tingkah laku yang dapat membentuk kesiapan
luas informasi kerja melalui internet. kerja. Siswa yang mempunyai efikasi tinggi akan
Sekolah telah memberikan ruang merasa yakin dan bisa untuk terjun di dunia
seluasnya kepada siswa dalam rencana karir kerja secara nyata dan akan mampu
siswa kedepannya. Namun kenyataan, yang menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan
terjadi di SMK Negeri 3 Jepara berdasarkan kerja nantinya berdasarkan bekal-bekal yang
wawancara pada 11 April 2018 dengan beberapa telah dimilikinya sebelumnya. Berdasarkan
siswa kelas XII mengenai informasi yang observasi 11 April 2018 dengan menyebar
mereka peroleh, beberapa siswa justru tidak angket dapat diketahui bahwa keyakinan diri
mengetahui adanya informasi pekerjaan yang siswa sebesar 53% saja. Keyakinan diri siswa
dibagikan sekolah melalui grup WhatsApp, belum optimal, siswa merasa kurang yakin
mereka tidak memperoleh informasi dari dengan kemampuan dan keterampilan yang

950
Devina Rahmayanti / Economic Education Analysis Journal 7 (3) (2018)

dimilikinya. Siswa merasa kemampuan dan Populasi dalam penelitian ini adalah
keterampilan yang dimiliki belum cukup untuk seluruh siswa kelas XII SMK N 3 Jepara.
bersaing dengan tamatan yang lebih tinggi. Populasi pada penelitian ini terdiri dari peserta
Sehingga banyak dari siswa yang akhirnya didik dari semua jurusan yang ada di SMK
memutuskan melanjutkan ke perguruan tinggi Negeri 3 Jepara berjumlah 494 siswa.
untuk memperluas pengetahuan, Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan
mengembangkan kemampuan dan rumus slovin dapat diketahui jumlah sampel
keterampilannya agar setelah lulus, mereka yang digunakan untuk dijadikan responden
benar-benar sudah siap terjun ke dunia kerja dan dalam penelitian ini adalah 83 responden.
mampu bersaing dengan sumber daya manusia Teknik pengambilan sampel menggunakan
yang lain. teknik cluster random sampling. Pengambilan
Cakupan masalah dalam penelitian ini sampel dilakukan dengan mengambil beberapa
difokuskan pada pengaruh praktik kerja individu dari klaster atau jurusan yang ada
lapangan, lingkungan keluarga, akses informasi, dalam populasi secara acak pada seluruh siswa
efikasi diri dan kesiapan kerja. Penelitian ini kelas XII SMK Negeri 3 Jepara.
dilakukan di SMK Negeri 3 Jepara yang Penelitian ini terdiri dari dua variabel
berlokasi di Jalan K.S Tubun No. 3 Jepara, yaitu variabel bebas dan terikat. Variabel bebas
Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. dalam penelitian ini yaitu: Praktik Kerja
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam Lapangan (X1 ), Lingkungan Keluarga (X2 ),
penelitian ini adalah, (1) Untuk mengetahui Akses Informasi (X3 ), Efikasi Diri (X4 ). Variabel
pengaruh praktik kerja lapangan (PKL), terikat dalam penelitian ini yaitu Kesiapan Kerja
lingkungan keluarga, akses informasi, dan (Y). Cara yang digunakan untuk mengukur
efikasi diri secara bersama-sama terhadap jawaban responden dengan menggunkaan skala
kesiapan kerja siswa kelas XII SMK Negeri 3 likert. Teknik analisis uji instrumen penelitian
Jepara, (2) Untuk mengetahui pengaruh praktik menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas.
kerja lapangan (PKL) terhadap kesiapan kerja Hasil uji validitas dalam penelitian ini dinyatan
siswa kelas XII SMK Negeri 3 Jepara, (3) Untuk valid. Sedangkan uji reliabilitas dengan
mengetahui pengaruh lingkungan keluarga cornbach’s alpha > 0,70 variabel dalam penelitian
terhadap kesiapan kerja siswa kelas XII SMK ini dinyatakan reliabel.
Negeri 3 Jepara, (4) Untuk mengetahui Metode pengumpulan data yang
pengaruh akses informasi terhadap kesiapan digunakan adalah wawancara, dokumentasi,
kerja siswa kelas XII SMK Negeri 3 Jepara, (5) angket/kuesioner. Sedangkan metode analisis
Untuk mengetahui pengaruh efikasi diri data yang digunakan yaitu analisis deskriptif, uji
terhadap kesiapan kerja siswa kelas XII SMK asumsi klasik, analisis regresi linier berganda, uji
Negeri 3 Jepara. hipotesis terdiri dari uji simultan (uji F), uji
parsial (uji t), koefisien determinasi simultan,
METODE seta koefisien dteerminasi parsial.
Penelitian ini merupakan penelitian
kuantitatif dengan menggunakan metode HASIL DAN PEMBAHASAN
pengumpulan data berupa wawancara, Analisis deskriptif berisi tentang
dokumentasi dan kuesioner. Desain penelitian gambaran atau tanggapan responden terhadap
ini menggunakan penelitian kausalitas (sebab- pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan
akibat), yaitu penelitian yang bertujuan untuk variabel penelitian. Variabel penelitian ini
menganalisis hubungan antar variabel, dan meliputi kesiapan kerja, praktik kerja lapangan,
bagaimana suatu variabel dapat mempengaruhi lingkungan keluarga, akses informasi, dan
variabel lainnya. efikasi diri. Sebagai berikut:

951
Devina Rahmayanti / Economic Education Analysis Journal 7 (3) (2018)

Tabel 3. Analisis Deskriptif Variabel Kesiapan Kerja


No Interval F Persentase Kategori
1. 43 – 50 40 48,19% Sangat Tinggi
2. 35 – 42 43 51,81% Tinggi
3. 27 – 34 0 0,00% Sedang
4. 19 – 26 0 0,00% Rendah
5. 10 – 18 0 0,00% Sangat Rendah
Jumlah 83 100%
Rata – rata 42,73
Kategori Tinggi

Berdasarkan data diatas menunjukkan kerja termasuk dalam kategori tinggi dengan
bahwa hasil analisis deskriptif variabel kesiapan rata-rata persentase sebesar 42,73.

Tabel 4. Analisis Deskriptif Variabel Praktik Kerja Lapangan


No Interval F Persentase Kategori
1. 43 – 50 30 49,40% Sangat Baik
2. 35 – 42 49 50,60% Baik
3. 27 – 34 4 0,00% Cukup
4. 19 – 26 0 0,00% Kurang Baik
5. 10 – 18 0 0,00% Sangat T.Baik
Jumlah 83 100%
Rata – rata 42,33
Kategori Baik

Hasil analisis deskriptif variabel praktik


kerja lapangan termasuk dalam kategori baik
dengan rata-rata persentase sebesar 42,33.

Tabel 5. Hasil Analisis Deskriptif Variabel Lingkungan Keluarga


No Interval F Persentase Kategori
1. 43 – 50 30 36,14% Sangat Baik
2. 35 – 42 49 59,04% Baik
3. 27 – 34 4 4,82% Cukup
4. 19 – 26 0 0,00% Kurang Baik
5. 10 – 18 0 0,00% Sangat T.Baik
Jumlah 83 100%
Rata – rata 40,92
Kategori Baik

Hasil analisis deskriptif variabel


lingkungan keluarga dalam kategori baik dengan
rata-rata persentase sebesar 40,92.

952
Devina Rahmayanti / Economic Education Analysis Journal 7 (3) (2018)

Tabel 6. Analisis Deskriptif Variabel Akses Informasi


No Interval F Persentase Kategori
1. 43 – 50 23 27,71% Sangat Baik
2. 35 – 42 54 65,06% Baik
3. 27 – 34 6 7,23% Cukup
4. 19 – 26 0 0,00% Kurang Baik
5. 10 – 18 0 0,00% Sangat T.Baik
Jumlah 83 100%
Rata – rata 40,36
Kategori Baik

Hasil analisis deskriptif variabel akses


informasi dalam kategori baik dengan rata-rata
persentase sebesar 40,36.

Tabel 7. Analisis Deskriptif Variabel Efikasi Diri


No Interval F Persentase Kategori
1. 34,6 – 40 60 72,29% Sangat Tinggi

2. 28,2 -33,6 21 25,30% Tinggi


3. 21,8 - 27,2 2 2,41% Sedang
4. 15,4 - 20,8 0 0,00% Rendah
5. 8 - 14, 4 0 0,00% Sangat Rendah

Jumlah 83 100%
Rata – rata 34,9
Kategori Sangat Tinggi

Hasil analsiis deskriptif variabel efikasi bahwa model regresi memenuhi asumsi
diri dalam kategori sangat tinggi dengan rata- normalitas. Sehingga dapat dikatakan bahwa
rata persentase sebesar 34,9 data residual berdistribusi normal.
Sebelum melakukan pengujian hipotesis, Uji linearitas bertujuan untuk melihat
terlebih dahulu melakukan uji prasyarat (uji apakah spesifikasi model yang digunakan sudah
asumsi klasik) penelitian terdiri dari uji benar atau tidak. Pengambilan keputusan
normalitas, uji linearitas, uji multikolinearitas, berdasarkan pada kolom Linearity dalam tabel
dan uji heteroskedastisitas. Uji normalitas ANOVA, menunjukkan bahwa nilai signifikansi
bertujuan untuk menguji apakah data pada kolom linearity untuk variabel praktik kerja
berdistribusi normal atau tidak. Dalam lapangan adalah 0,000; variabel lingkungan
penelitian ini menggunakan uji statistik keluarga sebesar 0,000; variabel lingkungan
Kolmogorov-Smirnov Test (K-S) dengan bantuan keluarga sebesar 0,000; variabel akses informasi
SPSS For Windows 21, hasil uji normalitas 0,000; dan variabel efikasi diri sebesar 0,000.
menunjukkan bahwa nilai Kolmogorov-Smirnov Karena signifikansi kurang dari 0,05 dapat
adalah 0,815 dan signifikan pada 0,520 yang dikatakan bahwa antara praktik kerja lapangan,
berada diatas 0.05 maka hal ini menunjukkan lingkungan keluarga, akses informasi dan efikasi

953
Devina Rahmayanti / Economic Education Analysis Journal 7 (3) (2018)

diri terhadap kesiapan kerja terdapat hubungan Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk
yang linear. menguji apakah model regresi terjadi
Uji multikolonieritas bertujuan untuk ketidaksamaan varians dari residual satu
menguji apakah model regresi ditemukan pengamatan ke pengamatan lain. Uji
adanya korelasi antar variabel bebas. heteroskedastisitas menggunakan uji glejser
Pengambilan keputusan dalam penelitian ini yaitu nilai signifikansi lebih dari 0,05 maka
menggunkan besarnya nilai tolerance dan variabel tersebut tidak terjadi heteroskedastisitas.
Variance Inflaction Factor (VIF). Jika nilai tolerance Hasil uji heteroskedastisitas yang diperoleh
lebih dari 0,10 dan VIF kurang dari 10 maka melalui uji glejser menunjukkan bahwa variabel
bebas dari multikolonieritas. Berdasrkan hasil uji praktik kerja lapangan (X1 ) sebesar 0,303;
multikolonieritas menunjukkan bahwa nilai lingkungan keluarga (X2 ) sebesar 0,114; akses
tolerance variabel praktik kerja lapangan sebesar informasi (X3 ) sebesar 0,146; efikasi diri (X4 )
0,482, variabel lingkungan keluarga sebesar sebesar 0,097. Semua variabel bebas dalam
0,467, variabel akses informasi sebesar 0,412 penelitian ini memiliki signifikansi lebih dari
dan variabel efikasi diri sebesar 0,453. 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa model regresi
Sedangkan nilai VIF variabel praktik kerja tidak mengandung adanya heteroskedastisitas.
lapangan sebesar 2,073, variabel lingkungan Analisis regresi linier berganda bertujuan
keluarga sebesar 2,143, variabel akses informasi untuk meneliti apakah variabel praktik kerja
sebesar 2,428 dan variabel efikasi diri sebesar lapangan, lingkungan keluarga, akses informasi,
2,207. Karena nilai tolerance lebih besar dari 0,10 dan efikasi diri terhadap kesiapan kerja siswa
dan nilai VIF lebih kecil dari 10 maka model kelas XII SMK Negeri 3 Jepara, maka perlu
regresi tidak terjadi multikolonieritas atau tidak mengetahui persamaan garis regresinya.
ada korelasi antar variabel bebas.

Tabel 8. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda


Coefficients
Model Unstandardized Standardized T Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
1 (Constant) 1,611 2,656 ,606 ,546
Praktik Kerja Lapangan ,232 ,077 ,237 2,997 ,004
Lingkungan Keluarga ,225 ,083 ,217 2,699 ,009
Akses Informasi ,380 ,083 ,391 4,571 ,000
Efikasi Diri ,194 ,093 ,170 2,082 ,041
a. Dependent Variabel: Kesiapan Kerja

Berdasarkan tabel diatas, variabel parktik Persamaan regresi tersebut dapat


kerja lapangan, lingkungan keluarga, akses diartikan bahwa jika variabel bebas yaitu praktik
informasi, dan efikasi diri (variabel bebas) kerja lapangan, lingkungan keluarga, akses
memiliki nilai signifikan dibawah 0,05, maka informasi, dan efikasi diri bernilai 0 (nol) maka
dapat disimpulkan bahwa variabel kesiapan variabel terikat yaitu kesiapan kerja bernilai
kerja (variabel terikat) dipengaruhi oleh empat positif 1,1611. Jika X1 yaitu praktik kerja
variabel dengan persamaan: lapangan mengalami kenaikan sebesar 1% dan
variabel lainnya bernilai tetap maka variabel
Y = 1,1611 + 0,232𝐗 𝟏 + 0,225𝐗 𝟐 + 0,380𝐗 𝟑 + terikat yaitu kesiapan kerja akan mengalami
0,194𝐗 𝟒 . kenaikan sebesar 0,232. Jika X2 yaitu lingkungan
keluarga mengalami kenaikan sebesar 1% dan

954
Devina Rahmayanti / Economic Education Analysis Journal 7 (3) (2018)

variabel lainnya bernilai tetap maka variabel Besarnya pengaruh masing-masing variabel
terikat yaitu kesiapan kerja akan mengalami tehadap kesiapan kerja yaitu besarnya pengaruh
kenaikan sebesar 0,225. Jika X3 yaitu pakses variabel praktik kerja lapangan sebesar 10,30%,
informasi mengalami kenaikan sebesar 1% dan besarnya pengaruh variabel lingkungan keluarga
variabel lainnya bernilai tetap maka variabel sebesar 8,52%, besarnya pengaruh variabel akses
terikat yaitu kesiapan kerja akan mengalami informasi sebesar 21,16%, besarnya pengaruh
kenaikan sebesar 0,380. Jika X4 yaitu efikasi diri variabel efikasi diri sebesar 5,24%.
mengalami kenaikan sebesar 1% dan variabel
lainnya bernilai tetap maka variabel terikat yaitu Pengaruh Praktik Kerja Lapangan,
kesiapan kerja akan mengalami kenaikan Lingkungan Keluarga, Akses Informasi, dan
sebesar 0,194. Efikasi Diri terhadap Kesiapan Kerja Siswa
Setelah melakukan uji regresi linier SMK
berganda tahap selanjutnya adalah menguji Kesiapan kerja adalah keseluruhan
hipotesis yaitu uji simultan (uji F) dan uji parsial kondisi seseorang yang meliputi kematangan
(uji t). Uji simultan digunakan untuk menguji secara mental, fisik, dan pengalaman serta
pengaruh praktik kerja lapangan, lingkungan adanya kemauan dan kemampuan untuk
keluarga, akses informasi, dan efikasi diri melaksanakan suatu pekerjaan. Praktik kerja
terhadap kesiapan kerja siswa kelas XII SMK lapangan (PKL) adalah kegiatan yang
Negeri 3 Jepara. Berdasarkan uji F menyatakan diselenggarakan sekolah dilapangan yang
bahwa nilai F sebesar 63,307 dengan signifikansi memberikan pengalaman secara langsung
0,000 <0,05 yang berarti bahwa variabel praktik kepada siswa untuk mengembangkan wawasan
kerja lapangan, lingkungan keluarga, akses dan keterampilan serta membekali siswa agar
informasi, dan efikasi diri berpengaruh dan mampu beradaptasi dengan lapangan kerja guna
signifikan terhadap kesiapan kerja siswa kelas mencapai keahlian profesional tertentu.
XII SMK Negeri 3 Jepara, sehingga H1 diterima. Lingkungan keluarga adalah lembaga
Sedangkan besarnya pengaruh secara simultan pendidikan yang pertama dan utama dimana
berdasarkan nilai adjusted R Square sebesar 0,752 anak diasuh dan dibesarkan sehingga
atau sebesar 75,2% yang berarti bahwa variabel membentuk pertumbuhan dan perkembangan
praktik kerja lapangan, lingkungan keluarga, anak yang baik atau buruk. Akses informasi
akses informasi, dan efikasi diri secara bersama- adalah jalan masuknya sebuah berita atau
sama mempengaruhi variabel kesiapan kerja sumber informasi tentang suatu jabatan, karier,
siswa kelas XII SMK Negeri 3 Jepara dan pekerjaan atau pendidikan melalui media yang
sisanya 24,8% dipengaruhi oleh variabel diluar baik sebagai dasar untuk mengambil sebuah
model. keputusan. Sedangkan efikasi diri merupakan
Uji parsial (uji t) dalam penelitian ini keyakinan yang ada dalam diri setiap individu
digunakan untuk menguji seberapa jauh variabel dalam rangka menilai kemampuan dirinya
independen (praktik kerja lapangan, lingkungan dalam melakukan tindakan tertentu.
keluarga, akses informasi, dan efikasi diri) secara Hasil analisis deskriptif dari variabel
parsial terhadap variabel dependen (kesiapan kesiapan kerja siswa adalah 42,73 artinya
kerja). Apabila tingkat signifikan kurang dari 5% kesiapan kerja siswa termasuk dalam kriteria
maka H0 ditolak dan Ha diterima. Berdasarkan tinggi. Hasil penelitian berdasarkan uji F
hasil uji t menunjukkan bahwa nilai signifikan diperoleh hasil signifikan 0,000 < 0,05 yang
untuk variabel praktik kerja lapangan siginfikan berarti bahwa H1 diterima dan signifikan. Hasil
sebesar 0,004, variabel lingkungan keluarga tersebut menunjukkan bahwa praktik kerja
signifikan sebesar 0,009, variabel akses informasi lapangan, lingkungan keluarga, akses informasi,
signifikansi sebesar 0,000, variabel efikasi diri dan efikasi diri berpengaruh terhadap kesiapan
signifikansi 0,041. Berdasarkan model regresi kerja siswa SMK Negeri 3 Jepara secara
diatas H2 , H3 , H4 , H5 dinyatakan diterima. simultan. Hal tersebut memiliki makna bahwa

955
Devina Rahmayanti / Economic Education Analysis Journal 7 (3) (2018)

semakin baik praktik kerja lapangan, semakin siswa SMK. Besar pengaruh secara parsial dari
baik lingkungan keluarga, semakin baik akses variabel praktik kerja lapangan terhadap
informasi, dan semakin tinggi efikasi diri maka kesiapan kerja yaitu sebesar 10,30%. Hasil ini
akan semakin tinggi kesiapan kerja siswa SMK, juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan
dan sebaliknya semakin tidak baik praktik kerja oleh Kartika (2017) bahwa terdapat pengaruh
lapangan, semakin tidak baik lingkungan praktik kerja lapangan sebesar 12,96% terhadap
keluarga, semakin tidak baik akses informasi, kesiapan kerja siswa SMK.
dan semakin rendah efikasi diri maka akan Sesuai dengan teori perkembangan karir
semakin rendah kesiapan kerja siswa SMK. (Donald Super) yang berpendapat bahwa faktor
Angka Adjusted 𝑅2 (R Square) sebesar perkembangan karir seseorang terdapat pada
0,752. Hal ini menunjukkan bahwa persentase individu sendiri dan untuk sebagian terdapat
pengaruh praktik kerja lapangan, lingkungan dalam lingkungan hidupnya, yang semuanya
keluarga, akses informasi, dan efikasi diri berinteraksi satu sama lain dan bersama-sama
terhadap kesiapan kerja siswa SMK sebesar membentuk proses perkembangan karier
75,2%. Sedangkan sisanya sebesar 24,8% seseorang. Sesuai dengan faktor individu sendiri
dipengaruhi variabel lain yang tidak diteliti yang dikaitkan dengan praktik kerja lapangan
dalam penelitian ini. siswa kelas XII SMK Negeri 3 Jepara yang
Sesuai dengan teori perkembangan karir dibuktikan dengan hasil penelitian,
(Donald Super) yang berpendapat bahwa faktor membuktikan bahwa penggunaan variabel yang
perkembangan karir seseorang terdapat pada diduga peneliti sebagai variabel yang mampu
individu sendiri dan untuk sebagian terdapat mewakili perkembangan karir siswa dalam
dalam lingkungan hidupnya, yang semuanya mempengaruhi praktik kerja lapangan siswa
berinteraksi satu sama lain dan bersama-sama SMK.
membentuk proses perkembangan karier Praktik kerja lapangan adalah kegiatan
seseorang. Kaitannya dengan kesiapan kerja diluar sekolah yang dikhususkan untuk siswa
siswa kelas XII SMK Negeri 3 Jepara yang kelas XI secara rutin setiap tahun di industri
dibuktikan dengan hasil penelitian, selama jangka waktu tertentu. Berdasarkan hasil
membuktikan bahwa penggunaan variabel yang analisis statistik deskriptif variabel praktik kerja
diduga peneliti sebagai variabel yang mampu lapangan dari responden sebanyak 83 peserta
mewakili perkembangan karir siswa dalam didik dengan 5 indikator, menunjukkan
mempengaruhi kesiapan kerja siswa SMK. indikator tertinggi terletak pada tahap peragaan.
Hal ini berarti sekolah mampu melakukan
Pengaruh Praktik Kerja Lapangan terhadap strategi penyampaian pembelajaran dan
Kesiapan Kerja Siswa SMK pelatihan sebelum peserta didik melakukan
Berdasarkan hasil penelitian praktik kerja lapangan. Sedangkan indikator
menunjukkan bahwa praktik kerja lapangan terendah terdapat pada tahap peniruan. Hal
terhadap kesiapan kerja siswa kelas XII SMK tersebut menunjukkan bahwa tahap peragaan
Negeri 3 Jepara dengan hasil analisis deskriptif yang baik tidak diimbangi dengan peniruan yang
variabel praktik kerja lapangan rata-rata sebesar baik. Menunjukkan bahwa siswa belum
42,33 termasuk dalam kriteria baik. Hasil sepenuhnya memahami dengan baik instruktur
penelitian berdasarkan uji parsial (t) diperoleh yang disampaikan sebelum pelaksanaan praktik.
hasil signifikan 0,004 < 0,05 yang berarti bahwa Dengan demikian upaya yang harus dilakukan
H2 diterima dan signifikan. Hasil tersebut siswa adalah lebih menguasai bekal ilmu yang
menunjukkan bahwa praktik kerja lapangan didapatkan selama pembelajaran di sekolah dan
berpengaruh terhadap kesiapan kerja siswa SMK mampu mengaplikasikan ilmunya ketika terjun
Negeri 3 Jepara secara parsial. Hal ini berarti dilapangan sehingga pada saat pelaksanaan
semakin baik variabel praktik kerja lapangan praktik dapat berjalan dengan baik.
maka akan semakin baik pula kesiapan kerja

956
Devina Rahmayanti / Economic Education Analysis Journal 7 (3) (2018)

Pengaruh Lingkungan Keluarga terhadap sehingga dapat mengembangkan segala potensi


Kesiapan Kerja Siswa SMK yang dimilikinya demi perkembangan di masa
Berdasarkan hasil penelitian mendatang. Berdasarkan hasil analisis statistik
menunjukkan bahwa lingkungan terhadap deskriptif variabel lingkungan keluarga dari
kesiapan kerja siswa kelas XII SMK Negeri 3 responden sebanyak 83 peserta didik dengan 5
Jepara Hasil analisis deskriptif variabel indikator, menunjukkan indikator terendah
lingkungan keluarga rata-rata sebesar 40,92 terdapat pada latar belakang kebudayaan. Hal
termasuk dalam kriteria baik. Hipotesis dalam tersebut menunjukkan bahwa siswa tidak
penelitian ini adalah “ada pengaruh secara mempunyai keinginan untuk bekerja sesuai
signifikan lingkungan keluarga terhadap dengan pekerjaan orang tuanya saat ini karena
kesipaan kerja siswa kelas XII SMK Negeri 3 siswa mempunyai pilihan tersendiri dalam
Jepara”. Hasil penelitian berdasarkan uji parsial rencana karir kedepannya. Upaya yang harus
(t) diperoleh hasil signifikan 0,009 < 0,05 yang dilakukan dengan menjalin komunikasi yang
berarti bahwa H3 diterima dan signifikan. Hasil baik dengan orang tua untuk mendiskusikan
tersebut menunjukkan bahwa lingkungan rencana karirnya setelah lulus nantinya.
keluarga berpengaruh terhadap kesiapan kerja
siswa SMK Negeri 3 Jepara secara parsial. Hal Pengaruh Akses Informasi terhadap Kesiapan
ini berarti semakin baik variabel lingkungan Kerja Siswa SMK
keluarga maka akan semakin baik pula kesipaan Berdasarkan hasil penelitian
kerja siswa SMK. Besar pengaruh secara parsial menunjukkan bahwa akses informasi terhadap
dari variabel lingkungan keluarga terhadap kesiapan kerja siswa kelas XII SMK Negeri 3
kesiapan kerja yaitu sebesar 8,52% dari hasil Jepara Hasil analisis deskriptif variabel akses
perhitungan (0,2922 )x100% = 8,52%. Selain itu, informasi rata-rata sebesar 40,36 termasuk
hasil ini juga sesuai dengan penelitian yang dalam kriteria baik. Hasil penelitian berdasarkan
dilakukan oleh Sofia (2015) bahwa lingkungan uji parsial (t) diperoleh hasil signifikan 0,000 <
keluarga berpengaruh sebesar 9,86% terhadap 0,05 yang berarti bahwa H4 diterima dan
kesiapan kerja siswa SMK. signifikan. Hasil tersebut menunjukkan bahwa
Sesuai dengan teori perkembangan karir akses informasi berpengaruh terhadap kesiapan
(Donald Super) yang berpendapat bahwa faktor kerja siswa SMK Negeri 3 Jepara secara parsial.
perkembangan karir seseorang terdapat pada Hal ini berarti semakin baik variabel akses
individu sendiri dan untuk sebagian terdapat informasi maka akan semakin baik pula
dalam lingkungan hidupnya, yang semuanya kesipaan kerja siswa SMK. Besar pengaruh
berinteraksi satu sama lain dan bersama-sama secara parsial dari variabel akses informasi
membentuk proses perkembangan karier terhadap kesiapan kerja yaitu sebesar 21,16%
seseorang. Sesuai dengan faktor lingkungan dari hasil perhitungan (0,4602 )x100% = 21,16%.
hidupnya yang dikaitkan dengan lingkungan Selain itu, hasil ini juga sesuai dengan penelitian
keluarga siswa kelas XII SMK Negeri 3 Jepara yang dilakukan oleh Kusnaeni (2016) bahwa
yang dibuktikan dengan hasil penelitian, informasi dunia kerja berpengaruh postitif
membuktikan bahwa penggunaan variabel yang terhadap kesiapan kerja siswa.
diduga peneliti sebagai variabel yang mampu Sesuai dengan teori perkembangan karir
mewakili perkembangan karir siswa dalam (Donald Super) yang berpendapat bahwa faktor
mempengaruhi lingkungan keluarga siswa SMK. perkembangan karir seseorang terdapat pada
Lingkungan keluarga merupakan individu sendiri dan untuk sebagian terdapat
lingkungan pertama dan utama dalam proses dalam lingkungan hidupnya, yang semuanya
perkembangan anak. Di lingkungan keluarga berinteraksi satu sama lain dan bersama-sama
anak akan mendapatkan perhatian, kasih membentuk proses perkembangan karier
sayang, dorongan, bimbingan, keteladanan, dan seseorang. Sesuai dengan faktor lingkungan
pemenuhan kebutuhan ekonomi dari orang tua hidupnya yang dikaitkan dengan akses informasi

957
Devina Rahmayanti / Economic Education Analysis Journal 7 (3) (2018)

siswa kelas XII SMK Negeri 3 Jepara yang baik variabel efikasi diri maka akan semakin
dibuktikan dengan hasil penelitian, baik pula kesipaan kerja siswa SMK. Besar
membuktikan bahwa penggunaan variabel yang pengaruh secara parsial dari variabel efikasi diri
diduga peneliti sebagai variabel yang mampu terhadap kesiapan kerja yaitu sebesar 5,24% dari
mewakili perkembangan karir siswa dalam hasil perhitungan (0,2292 )x100% = 5,24%.
mempengaruhi akses informasi siswa SMK. Selain itu, hasil ini juga sesuai dengan penelitian
Akses informasi adalah sumber informasi yang dilakukan oleh Kurniawati (2016) bahwa
yang diberikan sekolah seputar data dan fakta efikasi diri berpengaruh terhadap kesiapan kerja.
bidang pekerjaan atau informasi lowongan Sesuai dengan teori perkembangan karir
pekerjaan dunia industri atau usaha yang (Donald Super) yang berpendapat bahwa faktor
diterima siswa untuk membantu dalam perkembangan karir seseorang terdapat pada
pemilihan pekerjaan. Akses informasi individu sendiri dan untuk sebagian terdapat
memberikan wawasan mengenai dunia kerja dalam lingkungan hidupnya, yang semuanya
dan perkembangan dunia kerja yang baru. berinteraksi satu sama lain dan bersama-sama
Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif membentuk proses perkembangan karier
variabel akses informasi dari responden seseorang. Sesuai dengan faktor individu sendiri
sebanyak 83 peserta didik dengan 5 indikator, yang dikaitkan dengan efikasi diri siswa kelas
menunjukkan indikator terendah terdapat pada XII SMK Negeri 3 Jepara yang dibuktikan
jelas. Hal tersebut menunjukkan bahwa dengan hasil penelitian, membuktikan bahwa
informasi yang diberikan sekolah kurang jelas penggunaan variabel yang diduga peneliti
atau rinci. Upaya yag harus dilakukan oleh sebagai variabel yang mampu mewakili
sekolah adalah dengan membuat website resmi perkembangan karir siswa dalam mempengaruhi
untuk menginformasikan lowongan pekerjaan efikasi diri siswa SMK.
sehingga siswa lebih mudah mengakses Efikasi diri merupakan keyakinan yang
informasi tersebut. Informasi seputar pekerjaan ada dalam diri setiap individu dalam menilai
yang diperoleh akan mempengaruhi dan mengontrol dirinya dalam melakukan
perencanaan karir siswa setelah lulus SMK. tindakan tertentu. Efikasi diri bisa tumbuh
Melalui akses informasi siswa dapat mengetahui melalui pengalaman yang telah dialami
klasifikasi atau persyaratan yang harus dipenuhi sebelumnya. Berdasarkan hasil analisis statistik
untuk mendapatkan pekerjaan yang sesuai deskriptif variabel efikasi diri dari responden
dengan jurusannya. Sehingga siswa merasa sebanyak 83 peserta didik dengan 4 indikator,
mampu bersaing dan lebih siap terjun di dunia menunjukkan indikator terendah terletak pada
kerja. pengalaman menguasai sesuatu. Keyakinan diri
setiap individu akan berbeda-beda sesuai dengan
Pengaruh Efikasi Diri terhadap Kesiapan apa yang telah dialami. Seseorang yang
Kerja Siswa SMK mempunyai efikasi diri yang tinggi, akan
Berdasarkan hasil penelitian cenderung merasa yakin bahwa dirinya mampu
menunjukkan bahwa efikasi diri terhadap melakukan pekerjaan dengan baik, sehingga
kesiapan kerja siswa kelas XII SMK Negeri 3 seseorang akan memiliki kesiapan yang baik
Jepara Hasil analisis deskriptif variabel efikasi pula. Namun ketika seseorang merasa tidak
diri rata-rata sebesar 34,94 termasuk dalam yakin dengan dirinya dalam melakukan
kriteria sangat tinggi. Hasil penelitian pekerjaan, maka akan mempengaruhi kesiapan
berdasarkan uji parsial (t) diperoleh hasil kerjanya. Harapannya, dengan pengalaman dan
signifikan 0,041 < 0,05 yang berarti bahwa bekal ilmu yang diperoleh selama berada di
H5 diterima dan signifikan. Hasil tersebut dalam maupun di luar sekolah akan
menunjukkan bahwa efikasi diri berpengaruh memunculkan keyakinan yang kuat dalam
terhadap kesiapan kerja siswa SMK Negeri 3 dirinya sehingga siswa akan semakin siap
Jepara secara parsial. Hal ini berarti semakin memasuki dunia kerja setalah lulus SMK.

958
Devina Rahmayanti / Economic Education Analysis Journal 7 (3) (2018)

SIMPULAN Hamalik, Oemar. 2008. Manajemen Pelatihan


Berdasarkan hasil penelitian dan Ketenagakerjaan. Jakarta: PT Bumi Aksara
pembahasan dalam penelitian ini, maka dapat Hudaniah, Yudi Ganing Duwi dan Utami.
diambil simpulan sebagai berikut: Ada pengaruh (2013). Self Efficacy Dengan Kesiapan
signifikan antara praktik kerja lapangan, Kerja Siswa Sekolah Menengah
lingkungan keluarga, akses informasi, dan Kejuruan. Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan.
efikasi diri terhadap kesiapan kerja siswa kelas Vol. 01 No. 01.
XII SMK Negeri 3 Jepara. Ada pengaruh positif Kusnaeni, Yuyun. (2016). Pengaruh Persepsi
dan signifikan praktik kerja lapangan terhadap Tentang Praktik Kerja Lapangan,
Informasi Dunia Kerja dan Motivasi
kesiapan kerja siswa kelas XII SMK Negeri 3
Memasuki Dunia Kerja Terhadap
Jepara. Hal ini memiliki arti semakin baik
Kesiapan Kerja Siswa SMK Bhakti
praktik kerja lapangan maka semakin tinggi
Persada Kendal. Economic Education
kesiapan kerja siswa kelas XII SMK Negeri 3 Analysis Journal. Vol. 5 No. 1.
Jepara. Ada pengaruh positif dan signifikan
Kurniawati, A., & Arief, S. (2016). Pengaruh
lingkungan keluarga terhadap kesipaan kerja Efikasi Diri, Minat Kerja, Dan
siswa kelas XII SMK Negeri 3 Jepara. Hal ini Bimbingan Karir Terhadap Kesiapan
memiliki arti bahwa semakin baik lingkungan Kerja Siswa Smk Program Kehlian
keluarga maka semakin tinggi kesiapan kerja Akuntansi. Economic Education Analysis
siswa kelas XII SMK Negeri 3 Jepara. Ada Journal. Vol. 5 No. 1.
pengaruh positif dan signifikan akses informasi Lestari, Isnania. 2014. Pengaruh Pengalaman
terhadap kesiapan kerja siswa kelas XII SMK Prakerin, Hasil Belajar Produktif dan
Negeri 3 Jepara. Hal ini berarti semakin baik Dukungan Sosial Terhadap Kesiapan
akses informasi maka semakin tinggi kesiapan Kerja Siswa SMK. Jurnal Pendidikan
kerja siswa kelas XII SMK Negeri 3 Jepara. Ada Vokasi, Volume 5, Nomor 2, 183-194.
pengaruh positif dan signifikan efikasi diri Yogyakarta: Universitas Negeri
Yogyakarta.
terhadap kesiapan kerja siswa kelas XII SMK
Negeri 3 Jepara. Memiliki arti bahwa semakin Noviana. (2014). Pengaruh Hasil Belajar Mata
tinggi efikasi diri maka semakin tinggi kesiapan Pelajaran Produktif Akuntansi, Program
Praktik Kerja Industri Dan Self Efficacy
kerja siswa kelas XII SMK Negeri 3 Jepara.
Terhadap Kesiapan Kerja Siswa Kelas
XII Program Keahlian Akuntansi Di Smk
DAFTAR PUSTAKA Negeri 1 Kendal Tahun Ajaran
Edwards, Kochung & Migunde Quinter. 2011. 2013/2014. Economic Education Analysis
Factors Influenching Students Career Journal, 3(1), 173–181.
Choices among Secondary School
Setyawati, Ria. (2017). Pengaruh Pengalaman
Students in Kisumu Municipatily, Kenya.
Praktik Kerja Industri, Pelaksanaan
Journal of Emerging Trends in Educational
Bimbingan Kejuruan dan Dukungan
Research and Policy Studies (JETERAPS),
Keluarga terhadap Kesiapan Kerja Siswa
2(2), 81-87, 2141-6990.
SMK Swasta di Kabupaten Bantul. Jurnal
Fajriah, U. N., & Sudarma, K. (2017). Pengaruh Politeknik Negeri Balikpapan. Vol. 2 No. 1.
Praktik Kerja Inustri, Motivasi Memasuki
Sofia, U. N. (2015). Pengaruh Prestasi
Dunia Kerja, Dan Bimbingan Karir Pada
Akademik Mata Diklat Produktif
Kesiapan Kerja Siswa. Economic Education
Akuntansi, Praktik Kerja Industri, Dan
Analysis Journal, 6(2), 421–432.
Lingkungan Keluarga Terhadap Kesiapan
Feits, Jets. 2017. Teori Kepribadian. Jakarta: Kerja Siswa Kelas XII SMK Negeri 1
Salemba Humanika. Kebumen Program Keahluan Akuntansi
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Tahun Ajaran 2014/2015. Economic
Multivariate dengan Program IBM SPSS21 Education Analysis Journal, Vol. 4 No.3.
Update PLS Regresi. Semarang: Undip.

959
Devina Rahmayanti / Economic Education Analysis Journal 7 (3) (2018)

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Pendidikan


(Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, R&D.
Bandung: Alfabeta.
Suharsimi, Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Asdi
Mahasatya.
Taufik, Irwan. (2016). Pengaruh Prakerin
Terhadap Kesiapan Kerja Siswa. Jurnal
Teknik Mesin UNY. Vol. 4 No. 1.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20
Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20
Pasal 15 tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
Wahyudin, Agus. 2015. Metode Penelitian
(Penelitian Bisnis & Pendidikan). Semarang:
Unnes Press.
Wena, Made. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif
Kontemporer. Jakarta: Bumi Aksara.
Winkel, W.S. dan Sri, Hastuti M.M. 2006.
Bimbingan dan Konseling di Instuti
Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi.
Wulandari, A. K. (2017). Pengalaman Praktik
Kerja Lapangan, Bimbingan Karir
Terhadap Kesiapan Kerja di Kabupaten
Karanganyar. Economic Education Analysis
Journal, 6(1), 131–139.
Wye, C. K, Yet M.L, Teck H.L. 2012. Perceived
Job Readiness of Business Student at the
Institutes of Higher Learning in Malaysia.
Journal of Advances in Management and
Economics. Vol. 1 No. 6.

960

Anda mungkin juga menyukai