PENDAHULUAN
Deskripsi Singkat : Mengetahui tentang tujuan dan tanggungjawab auditor atas setiap
transaksi baik umum ataupun khusus di dalam menguji laporan
keuangan, menemukan adanya kecurangan dalam laporan keuangan
serta memahami setiap kesalaha-kesalahan dalam penyajian material
dalam setiap pendekatan siklus dan proses audit
Tujuan Instruksional Umum : Setelah mengikuti mata kuliah ini mahasiswa diharapkan mampu
menjelaskan tujuan pelaksanaan audit laporan keuangan, tanggung
jawab manajemen, tanggung jawab auditor untuk menguji laporan
keuangan, menemukan kesalahan-kesalahan penyajian material serta
manfaat pendekatan siklus dan proses audit.
1
PENYAJIAN
Tujuan Instruksional Khusus : Mahasiswa diharapkan dapat mengerti tentang tujuan audit laporan
keuangan, tanggung jawab auditor dalam penyajian laporan keuangan
serta penyajian kesalahan-kesalahan material dan manfaat siklus dari
proses audit.
Petunjuk Pengunaan Modul : Baca dan pahami terlebih dahulu uraian materi mengenai pokok
bahasan ini sebelum dimulai perkuliahan /pemberiaan materi, lalu
diskusikan pada forum yang tersedia dan terakhir kerjakanlah quis untuk
mereview hasil pembelajaran.
Review Modul 6
Pertemuan 6
Tujuan dan Tanggungjawab Audit
2
Gambar 6.1
Langkah-langkah untuk mengembangkan Tujuan Audit
Memahami Tujuan
dan
Tanggung Jawab Audit
Jika auditor yakin bahwa laporan – laporan tersebut tidak disajikan secara wajar atau tidak dapat
mencapai kesimpulan karena bukti yang tidak mencukupi, auditor mempunyai tanggung jawab untuk
memberi tahu pemakai melalui laporan auditor. Setelah penerbitan laporan, jika fakta-fakta yang ada
menunjukkan bahwa laporan tersebut tidak disajikan secara wajar, auditor mungkin harus memberi
tahu ke pengadilan atau lembaga pengatur bahwa ia telah melaksanakan audit dengan cara yang tepat
dan menarik kesimpulan yang layak.
3
pengetahuan yang lebih mendalam tentang transaksi perusahaan serta asset, liabilitas dan ekutias
terkait ketimbang auditor ataupun sebaliknya pengetahuan auditor akan masalah ini serta
pengendalian internal hanya terbatas pada pada pengetahuan yang diperolehnya selama audit.
Tanggung jawab manajemen atas kewajaran dalam representasi (asersi) pada laporan keuangan
memberikan kebebasan bagi manajemen untuk menentukan penyajian dan pengungkapan apa saja
yang dianggap penting. Jika manajemen berkeras terhadap pengungkapan laporan keuangan yang
dianggap oleh auditor tidak dapat diterima, maka auditor dapat menerbitkan opini tidak wajar (adverse)
atau opini wajar dengan pengecualian (qualified) atau menarik diri dengan kontak kerja.
Peraturan Bapepam-LK meningkatkan tanggung jawab manajemen terhadap laporan keuangan
dengan mengharuskan presiden direktur atau Chief Executive Officer (CEO) dan manajer keuangan (
Chief Financial Officer – CFO) perusahaan publik untuk mengesahkan laporan keuangan yang
dilaporkan kepada Bapepam LK. Dalam menandatangani pernyataan tersebut, manajemen
mengesahkan bahwa laporan keuangan sepenuhnya telah sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi
yang berlaku umum di Indonesia, bahwa semua informasi yang diungkapkan dalam laporan keuangan
adalah lengkap dan benar, dan bahwa manajemen sepenuhnya bertanggung jawab atas pengendalian
internal.
b. Tanggungjawab Auditor
Auditor bertanggungjawab untuk merencanakan dan melaksanakan audit guna memperoleh
kepastian yang layak tentang apalah laporan keuangan telah bebas dari salah saji yang material,
apakah itu disebabkan oleh kekeliruan ataupun kecurangan. Karena sifat bukti audit dan karakteristik
kecurangan, auditor dapat memperoleh kepastian yang layak, tetapi tidak absolut, bahwa salah saji
yang material dapat di deteksi. Auditor tidak bertanggung jawab untuk merencanakan dan
melaksanakan audit guna memperoleh kepastian yang layak bahwa salah saji, apakah yang
disebabkan oleh kekeliruan ataupun kecurangan yang tidak material bagi laporan keuangan dapat di
deteksi.
Menurut PSA 1 (SA 110) revisi, menyatakan bahwa :
“Auditor memiliki tanggung jawab untuk merencanakan dan menjalankan audit untuk
memperoleh keyakinan yang memadai apakah laporan keuangan telah bebas dari salah saji material,
yang disebabkan oleh kesalahan ataupun kecurangan. Karna sifat dari bahan bukti audit dan
karakteristik kecurangan, auditor harus mampu mendapatkan keyakinan yang memadai, namun bukan
absolute, bahwa salah saji material telah dideteksi. Auditor tidak memiliki tanggung jawab
untukmerencanakan dan menjalankan audit untuk mendapatakan keyakinan yang memadai bahwa
4
kesalahan penyajian yang disebabkan oleh kesalahan maupun kecurangan, yang tidak signifikan
terhadap laporan keuangan telah terdeteksi”.
Auditor bertanggungjawab atas kepastian yang layak, tetapi tidak absolut, karena beberapa alasan :
a. Sebagian besar bukti audit diperoleh dari pengujian sampel populasi seperti piutang usaha atau
persedian
b. Penyajian akuntansi mengandung estimasi yang kompleks, yang melibatkan sejumlah
ketidakpastian serta dapat dipengaruhi oleh peristiwa-peristiwa di masa depan.
c. Laporan keuangan yang disusun dengan penuh kecurangan sering kali sangat sulit, bahkan tidak
mungkin, untuk dideteksi oleh auditor, terutama bila ada kolusi di kalangan manajemen perusahaan.
3. Manajemen Asersi
Asersi manajemen adalah pernyataan yang tersirat atau tertulis oleh manajemen mengenai
kelompok-kelompok transaksi dan akun-akun terkait serta pengungkapan dalam laporan keuangan.
Asersi manajemen secara langsung terkait dengan standar akuntansi (PABU), karena asersi ini
merupakan bagian dari kriteria bahwa manajemen telah mencatat dan mengungkapkan informasi
akuntansi dalam laporan keuangan. PSA 07 (SA 326) mengelompokkan asersi ke dalam tiga kategori,
sebagai berikut :
1. Asersi mengenai kelompok-kelompok transaksi dan kejadian-kejadian selama periode yang diaudit
2. Asersi mengenai saldo akun di akhir periode pembukuan
3. Asersi mengenai penyajian dan pengungkapan.
Asersi Mengenai Kelompok-Kelompok Transaksi dan Kejadian-Kejadian Manajemen
membuat beberapa asersi mengenai transaksi, yaitu :
a. Keterjadian (occurence). Asersi atas keterjadian menekankan apakah transaksi yang telah
tercatat dan telah dilaporkan dalam laporan keuangan benar-benar telah terjadi selama
periode pembukuan.
b. Kelengkapan (completeness). Asersi ini menekankan apakah semua transaksi yang seharusnya
dimasukkan dalam laporan keuangan sudah dicatat dengan lengkap. Asersi kelengkapan
menekankan pada kemungkinan hilangnya transaksi-transaksi yang seharusnya dicatat dalam
laporan keuangan. Pelanggaran terhadap asersi kelengkapan terkait dengan kurang saji akun.
c. Akurasi (accuracy). Asersi akurasi membahas apakah transaksi telah dicatat dengan jumlah
yang benar. Menggunakan harga yang salah untuk mencatat transaksi pembelian dan
kesalahan dalam perhitungan harga dikalikan dengan kuantitas merupakan contoh
pelanggara akurasi.
5
d. Klasifikasi (classification) asersi klasifikasi menekankan apakah transaksi telah dicatat dengan
nama akun yang tepat.
e. Pisah Batas (cut off). Asersi pisah batas membahas apakah transaksi telah dicatat pada
periode pembukuan yang tepat.
6
Ada perbedaan antara tujuan audit umum berkaitan transaksi dengan tujuan audit khusus
berkaitan dengan transaksi :
a. Tujuan Umum Audit Terkait Transaksi
Keterjadian- Transaksi yang Dicatat Benar-benar Ada. Tujuan ini terkait dengan apakah
transaksi yang dicatat telah benar-benar terjadi. Memasukkan penjualan dalam jurnal penjualan ketika
tidak ada transaksi yang terjadi merupakan pelanggaran terhadap tujuan keberadaan.
Kelengkapan-Transaksi yang Ada Telah Dicatat. Tujuan ini terkait dengan semua transaksi yang
harus dimasukkan dalam jurnal telah benar-benar dimasukkan. Tujuan ini merupakan penyeimbang
dari asersi manajemen mengenai kelengkapan untuk kelompok-kelompok transaksi.
Akurasi-Transaksi yang Dicatat Disajikan dalam Jumlah yang Benar. Tujuan terkait dengan
akurasi informasi atas transaksi-transaksi dan merupakan salah satu bagian dari asersi manajemen
untuk kelompok-kelompok transaksi. Untuk transaksi penjualan, tujuan ini akan dilanggar jika kuantitas
dari barang yang dikirimkan ternyata berbeda dengan kuantitas barang yang ditagih dalam faktur
penjualan.
Pemindahbukuan dan Pengikhtisaran- Transaksi yang Dicatat Telah Dimasukkan dalam Arsip
Utama dengan Tepat dan Telah Diikhtisarkan dengan Benar. Tujuan ini terkait dengan akurasi
pemindahan informasi dari transaksi yang dicatat di jurnal ke buku besar utama dan buku pembantu.
Karena pemindahbukuan transaksi dari jurnal ke buku pembantu, buku bear, dan arsip utama lainnya
biasanya dilakukan secara otomatis oleh sistem akuntansi terkomputerisasi, risiko acak atas kesalahan
manusia dalam pemindahbukuan menjadi sangat minimal.
Klasifikasi-Transaksi yang Dimasukkan dalam Jurnal Klien Telah Diklasifikasikan dengan
Tepat. Tujuan ini terkait dengan apakah transaksi-transaksi telah dimasukkan ke dalam akun yang
tepat, dan merupakan penyeimbang dari asersi manajemen terhadap klasifikasi untuk kelompok-
kelompok transaksi.
Penetapan Waktu-Transaksi Dicatat pada Tanggal yang Benar. Tujuan penetapan waktu
transaksi merupakan penyeimbang asersi pisah batas manajemen.
b. Tujuan Khusus Audit Terkait Transaksi
Setelah tujuan audit terkait transaksi ditentukan, tujuan khusus audit terkait transaksi untuk
setiap kelompok transaksi yang penting dapat dikembangkan.
Hubungan di Antara Asersi Manajemen dengan Tujuan Audit Terkait Transaksi. Asersi Manajemen
Tentang Kelompok-Kelompok Transaksi dan Kejadian-Kejadian :
• Tujuan Audit Umum Terkait Transaksi
• Tujuan Audit Khusus Terkait Transaksi Penjualan,
7
• Keterjadian Keterjadian Penjualan yang dicatat adalah untuk pengiriman kepada konsumen yang
bukan fiktif
• Kelengkapan Kelengkapan Transaksi penjualan yang ada telah dicatat Akurasi. Akurasi Penjualan
yang dicatat adalah untuk sejumlah barang yang dikirim dan telah dicatat dan ditagih dengan benar.
• Pemindahbukuan dan Pengikhtisaran Transaksi penjualan telah dimasukkan ke dalam arsip utama
dengan benar dan telah di ikhtisarkan dengan benar. Klasifikasi Klasifikasi Transaksi penjualan
telah diklasifikasikan dengan benar. Pisah Batas Penetapan Waktu Transaksi penjualan dicatat
pada tanggal yang benar.
b. Tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi. Tujuan audit terkait transaksi dimaksudkan untuk
memberikan kerangka untuk membantu auditor dalam mengumpulkan bahan bukti audit yang
memadai yang diharuskan oleh standar ketiga pekerjaan lapangan dan untuk memutuskan bukti
yang tepat untuk dikumpulkan bagi setiap kelompok transaksi, sesuai dengan kontrak kerja
tersebut. Tujuan tersebut tetap sama dari setiap audit ke audit yang lain, namun bahan buktinya
dapat bervariasi, tergantung dari kondisi yang ada. Tujuan Umum Audit Terkait Transaksi
Keterjadian- Transaksi yang Dicatat Benar-benar Ada. Tujuan ini terkait dengan apakah transaksi
8
yang dicatat telah benar-benar terjadi. Memasukkan penjualan dalam jurnal penjualan ketika tidak
ada transaksi yang terjadi merupakan pelanggaran terhadap tujuan keberadaan.
Kesimpulan :
Tujuan audit atas laporan keuangan oleh auditor independen adalah untuk menyatakan pendapat
tentang kewajaran dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil operasi, serta arus kas
sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP).
Tanggung jawab manajemen atas kewajaran dalam representasi (asersi) pada laporan keuangan
memberikan kebebasan bagi manajemen untuk menentukan penyajian dan pengungkapan apa saja
yang dianggap penting. Jika manajemen berkeras terhadap pengungkapan laporan keuangan yang
dianggap oleh auditor tidak dapat diterima, maka auditor dapat menerbitkan opini tidak wajar (adverse)
atau opini wajar dengan pengecualian (qualified) atau menarik diri dengan kontak kerja. Sedangkan,
Auditor bertanggungjawab untuk merencanakan dan melaksanakan audit guna memperoleh kepastian
yang layak tentang apalah laporan keuangan telah bebas dari salah saji yang material, apakah itu
disebabkan oleh kekeliruan ataupun kecurangan.
Sumber :
- SPAP, 2012. Standar Profesional Akuntan Publik
- IAI, Juni 2012. Standar Akuntan Keuangan
- Al. Haryono Jusup, Agustus, 2001.,Auditing. Ch. 04
- Randal J. Elder, Mark S. Beasley.,Arens Alvin.,2008. Auditing and Assurance Service: An Integrated
Approach. 14th. Edition. Pearson Education, Inc.,Upper Saddle River, New Jersey, Pretince Hall. Ch.
06 Stephen Topple., Peter Schelluch, 2004; Auditing and assurance :Concepts for a Changing
Environment. South Western Thomson Learning Australia.,Victoria. Ch. 03.,h. 86
9
Modul 6
Tanggungjawab dan Kewajiban Hukum
Lukman Nulhakim, S.E., M.M
PENDAHULUAN
Deskripsi Singkat : Mengetahui tentang tanggung jawab dan kewajiban hukum terhadap
kinerja auditor serta meminimalisir atas resiko – resiko yang akan
dihadapi oleh auditor terhadap pelayanan kepada klien dan perubahan
lingkungan hukum terhadap profesi akuntan.
Tujuan Instruksional Umum : Setelah mengikuti mata kuliah ini mahasiswa diharapkan mampu
memaparkan perubahan lingkungan hukum terhadap profesi akuntan,
kewajiban hukum auditor terhadap klien berdasarkan hukum perdata
dan konsekuensi hukum perdata, serta meminimalisir resiko audit
Tujuan Instruksional Khusus : Mahasiswa diharapkan dapat mengerti perubahan hukum terhadap profesi
audit dalam meminimalisir resiko audit dan kegagalan audit yang dihadapi
dalam hukum perdata.
Petunjuk Pengunaan Modul : Baca dan pahami terlebih dahulu uraian materi mengenai pokok
bahasan ini sebelum dimulai perkuliahan /pemberiaan materi, lalu
diskusikan pada forum yang tersedia dan terakhir kerjakanlah quis untuk
mereview hasil pembelajaran.
Review Modul 6
Pertemuan 6
Tanggungjawab dan Kewajiban Hukum
Peran Akuntan Publik lainnya adalah fasilitator dalam menghadirkan dirinya untuk memfasilitasi
setiap potensi aktivitas bisnis yang melibatkan perusahaan tersebut, pelanggan dalam
mempertimbangkan hubungan sekarang dan kedepannya dengan perusahaan tersebut, pemerintah
dalam memberikan pertimbangan hubungan bisnis ataupun pemberian izin ataupun kualifikasi
sehubungan dengan aktivitas berbisnis dari perusahaan tersebut bahkan karyawan dari perusahaan
tersebut sendiri misalnya, dalam melihat masa depan dari keberadaannya dalam perusahaan tersebut
serta masyarakat lainnya.
Dapat dibayangkan jika seorang investor lokal ataupun asing memutuskan untuk melakukan
langkah investasi dengan mengakusisi sebuah Perseroan Terbatas di Indonesia, hanya didasarkan
pada keyakinannya melihat penampilan dan juga nama besar serta janji-janji dari pemegang saham
Perseroan tersebut, tanpa melakukan pemeriksaan secara mendalam dan secara cukup terhadap
laporan keuangannya. Sehingga tidak mengetahui fakta yang sangat penting bahwa sebenarnya
Perseroan yang secara tampak terlihat begitu besar karena memiliki banyak harta di sana sini
tersebut, ternyata pada saat yang sama juga memiliki begitu banyak utang yang jika dikalkulasikan
secara teknis telah berada dalam keadaan insolvent.
Akan tetapi pada sisi lain, bisa pula dibayangkan sebuah bank yang berdasarkan suatu laporan
keuangan yang dihasilkan oleh Auditor Publik, memutuskan untuk memberikan tambahan fasilitas
pinjaman kepada debiturnya. Dimana pada akhirnya diketahui bahwa laporan keuangan tersebut
merupakan laporan keuangan yang direkayasa untuk menunjukkan bahwa debitur tersebut tetap dalam
keadaan membukukan laba. Padahal keadaan yang sebenarnya dari debitur tersebut ketika itu sudah
mengalami kerugian yang berturut-turut dan telah berada dalam keadaan keuangan yang sangat kritis.
Kewajiban bagi sebuah perusahaan untuk memberikan gambaran yang benar tentang status
kesehatan keuangannya, sangat berhubungan dengan konsekuensi hukum dari aktivitas berbisnis
(sebagai suatu hubungan hukum). Dimana konsekuensi hukum itu mengharuskan masing-masing
pihak yang terikat didalamnya untuk dapat memenuhi setiap kewajiban yang diikatkan kepadanya,
tepat seperti yang telah disepakati. Dalam keadaan yang terburuk, kegagalan dalam pemenuhan
kewajiban tersebut, baik sebagai akibat dari tindakan wan prestasi (1243 KUHPerdata) ataupun
Perbuatan Melawan Hukum (1365 KUH Pedata) yang secara hukum (by law) berdasarkan pasal 1131
KUHPerdata, akan memberikan konsekuensi penghukuman bagi pihak yang telah melakukan tindakan
wanprestasi ataupun melawan hukum tersebut untuk membayar seluruh kerugian dari pihak-pihak
yang dirugikan dengan menggunakan seluruh harta miliknya, tidak saja yang telah ada akan tetapi juga
yang akan ada.
Dari penjelasan tersebut di atas, terlihat begitu pentingnya keberadaan dari seorang Akuntan
Publik sebagai perwakilan dari kepentingan publik dalam suatu aktivitas perekonomian, yang tidak saja
melibatkan pelaku-pelaku bisnis pribadi akan tetapi juga melibatkan negara untuk suatu jangkauan
serta konsekuensi aktivitas dan hukum komersial yang berskala nasional maupun internasional.
Sehubungan dengan topik tersebut di atas, Penulis akan mengkonsentrasikan pembahasannya pada
kewajiban-kewajiban yang harus dilakukan oleh seorang Akuntan Publik dalam melakukan tugas-
tugasnya selaku seorang profesional yang independen, serta konsekuensi-konsekuensi hukum apa
saja yang memungkinkan terjadi dalam hal kewajiban-kewajiban tersebut tidak dilaksanakan ataupun
dilanggar.
Kesimpulan :
Tidak ada akuntan publik yang rasional yang ingin menghapus tanggung jawab hukum profesi atas
kinerja yang curang atau tidak kompeten. Para akuntan publik dapat melindungi dirinya dari kewajiban
hukum dengan beberapa cara dan profesi ini telah bekerja dengan baik dalam mengidentifikasi cara-
cara dalam membantu cara-cara untuk membantu para akuntan publik mengurangi resiko potensial
baik profesi ini.
Sumber :
- SPAP, 2012. Standar Profesional Akuntan Publik
- IAI, Juni 2012. Standar Akuntan Keuangan
- Randal J. Elder, Mark S. Beasley.,Arens Alvin.,2008. Auditing and Assurance Service: An Integrated
Approach. 14th. Edition. Pearson Education, Inc.,Upper Saddle River, New Jersey, Pretince Hall. Ch.
05 Stephen Topple., Peter Schelluch, 2004; Auditing and assurance :Concepts for a Changing
Environment. South Western Thomson Learning Australia.,Victoria. Ch. 16
Modul 5
Kode Etik Akuntan
Materi Pembelajaran:
a. Aturan internal Profesi
b. Ethics For Professional Accountants
c. Handbooks of Code Ethics for Profesional Accountant
Lukman Nulhakim, S.E., M.M
PENDAHULUAN
Deskripsi Singkat : Mengetahui dan memahami tentang isi dari setiap paragraf laporan
keuangan, opini auditor terhadap laporan audit, tingkat materialitas,
salah saji serta keputusan auditor atas laporan audit.
Tujuan Instruksional Umum : Setelah mengikuti mata kuliah ini mahasiswa diharapkan dapat
mengerti arti dari etika secara umum, tujuan etika secara professional,
komponen-komponen kode etik akuntan dan akuntan publik, prosedur
dengan penegakan aturan perilaku
1
PENYAJIAN
Tujuan Instruksional Khusus : Mahasiswa diharapkan dapat memahami dan menjelaskan secara
sistematika pengertian etika dan kode etik akuntan dan akuntan publik.
Petunjuk Pengunaan Modul : Baca dan pahami terlebih dahulu uraian materi mengenai pokok
bahasan ini sebelum dimulai perkuliahan /pemberiaan materi, lalu
diskusikan pada forum yang tersedia dan terakhir kerjakanlah quis untuk
mereview hasil pembelajaran.
Review Modul 5
Pertemuan 5
Kode Etik Akuntan
2
2) Prinsip-prinsip dasar yang diterapkan untuk akuntan profesional “dalam praktik publik” atau akuntan
publik (Part B)
3) Prinsip-prinsip dasar yang diterapkan untuk akuntan profesional “dalam bisnis”, akuntan internal
(Part C)
Berikut kutipan dari Code of Ethics mengenai prinsip-prinsip dasar:
1) Integrity-to be straighforward and honest in all professional and business relationships
2) Objectivity-to no allow bias, conflict of interest or undue influence of others to override professional
or business judgements
3) Professional competence and due core- to maintain professional knowledge and skill at the level
required to ensure that a client or employer receives compotent professional services based on
current development in practice, legislation and techniques and act diligently and in accordance with
applicable technical and profesional standards.
4) Confidentiality – to respect the confidentiality of information acquired as a result of professional
and business relationship and therefore not disclose any such information to third parties without
proper and specific authority, unless there is a legal or professional right or duty to disclose nor use
the information for the profesional accountant or third parties.
5) Professional behavior – to comply with relevant laws and regulations and avoid any action that
discredits the profession
Code of Ethics membagi Threats ke dalam kategori berikut:
1) Self-interest street – the threat that as a financial or other interest will inappropriately
influence the professional accountants judgement or behavior.
2) Self-review threat- the threat that a professional accountant will not approriately evaluate that
a results of a previous judgement made or service performed by the profesional accountant, on
which the accountant will rely when forming a judgement a part of providing a current service
3) Advocacy threat- the threat a profesional accountant will promote a client’s or employers
position to the point that tje [rofessional accountants objectivity is comporomises.
4) amiliarity threat- the threat that due to long or close relationship with a client or employer, a
professional accountant will be too sympathetic to their interest or to accepting of their work,
and
5) Intimidation threat- the threat that a professional accountant will be deterred from acting
objectively because of actual or perceived pressures, including attempts to exercise undue
influence over the professional accountant.
Advocacy 3
Threat
Self-
ReviewThreat Familiarity
Threats to
Independence
Self-Interest
Intimidation Threat
Threat
Honesty Loyality
Ethical Behavior
Fairness Responsible
Citizenship
Kode Etik ini menetapkan prinsip dasar dan aturan etika profesi yang harus diterapkan oleh setiap
individu dalam kantor akuntan publik (KAP) atau Jaringan KAP, baik yang merupakan anggota IAPI
maupun yang bukan merupakan anggota IAPI, yang memberikan jasa profesional yang meliputi jasa
assurance dan jasa selain assurance seperti yang tercantum dalam standar profesi dan kode etik
profesi.
Untuk tujuan Kode Etik ini, individu tersebut di atas selanjutnya disebut ”Praktisi”. Anggota IAPI
yang tidak berada dalam KAP atau Jaringan KAP dan tidak memberikan jasa profesional seperti
5
tersebut di atas tetap harus mematuhi dan menerapkan Bagian A dari Kode Etik ini. Suatu KAP atau
Jaringan KAP tidak boleh menetapkan kode etik profesi dengan ketentuan yang lebih ringan daripada
ketentuan yang diatur dalam Kode Etik ini.
Profesi akuntan publik bertanggung jawab untuk menaikkan tingkat keandalan laporan keuangan
perusahaan-perusahaan, sehingga masyarakat keuangan memperoleh informasi keuangan yang
handal sebagai dasar untuk memutuskan alokasi sumbersumber ekonomi.
Perilaku etis sangat dieperlukan oleh masyarakat agar dapat berfungsi secara teratur. Sebagian
besar orang mendefinisikan perilaku etis sebagai tindakan yang berbeda dengan apa yang mereka
anggap tepat dilakukan dalam situasi tertentu. Ada dua alasan utama mengapa seseorang bertindak
tidak etis.
a. Standar etika seseorang berbeda dengan standar etika yang berlaku di masyarakat secara
keseluruhan ;
b. Orang lebih memilih bertindak mementingkan diri sendiri.
Kode Etik Perilaku Profesional AICPA, harus dipahami agar dapat menginterpretasikan aturan-
aturannya :
a. Klien. Setiap orang atau entitas, selain dari atasan anggota yang menugaskan anggota atau
kantornya untuk melaksanakan jasa profesionalnya
b. Kantor Akuntan, bentuk organisasi yang di izinkan oleh hukum dan peraturan yang karakteristiknya
sesua dengan resolusi dewan American Institute Of Certified Public Accountant yang bertugas
dalam praktik akuntansi publik. Kecuali untuk tujuan menerapkan Rule 101, independensi, kantor
mencakup setiap partner.
c. Institute, American Institute Of Certified Public Accountant.
9
- Mantan praktisi
- Prosedur peminjaman yang normal
- Kepentingan keuangan pada hubungan keluarga
- Hubungan investor atau investee bersama dengan klien
- Komisaris, direksi, manajemen atau pegawai perusahaan.
Kesimpulan :
Etika Profesi Akuntansi adalah Merupakan suatu ilmu yang membahas perilaku perbuatan baik dan
buruk manusia sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran manusia terhadap pekerjaan yang
membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap suatu pengetahuan khusus sebagai Akuntan.
Prinsip etika yang tercantum dalam kode etik akuntan Indonesia adalah sebagai berikut:
Tanggung Jawab profesi; Kepentingan Publik ; Integritas ; Objektivitas ; Kompetensi dan Kehati-hatian.
Profesional . Setiap Praktisi wajib mematuhi dan menerapkan seluruh prinsip dasar dan aturan etika
profesi yang diatur dalam Kode Etik ini, kecuali bila prinsip dasar dan aturan etika profesi yang diatur
oleh perundang-undangan, ketentuan hukum, atau peraturan lainnya yang berlaku ternyata berbeda
dari Kode Etik ini.
Untuk mengawasi akuntan publik, khususnya kode etik, Departemen Keuangan (DepKeu)
mempunyai aturan sendiri yaitu Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No.17 Tahun 2008 yang
mewajibkan akuntan dalam melaksanakan tugas dari kliennya berdasarkan SPAP (Standar Profesi
Akuntan Publik) dan kode etik. SPAP dan kode etik diterapkan oleh asosiasi profesi berdasarkan
standar Internasional. Misalkan dalam auditing, SPAP berstandar kepada International Auditing
Standart.
Sumber :
- Audit Kontemporer, Tuanakota. Salemba Empat.
- IAI, Juni 2012. Standar Akuntan Keuangan
http://annasmelon.blogspot.com/2011/12/etika-profesi-akuntan-publik.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Kode_Etik_Profesi_Akuntan_Publik
http://www.akuntansi.undip.ac.id/index.php?
http://www.bloggerborneo.com/kode-etik-profesi-akuntan-publik
10
Modul 4
Laporan Audit (Audit Report)
Materi Pembelajaran
a. Asersi dalam Laporan Keuangan
b. Merumuskan Pendapat Auditor
c. Modifikasi terhadap Laporan Audit
d. Peristiwa Kemudian
e. Audit Reports and Communication
f. Handbook Standards ISA
Lukman Nulhakim, S.E., M.M
PENDAHULUAN
Deskripsi Singkat : Mengetahui dan memahami tentang isi dari setiap paragraf laporan
keuangan, opini auditor terhadap laporan audit, tingkat materialitas,
salah saji serta keputusan auditor atas laporan audit.
Tujuan Instruksional Umum : Setelah mengikuti mata kuliah ini mahasiswa dapat menganalisa
laporan audit, standar pelaporan keuangan, opini atas materialitas,
proses pembuatan keputusan dalam laporan audit.
1
PENYAJIAN
Tujuan Instruksional Khusus : Mahasiswa diharapkan dapat memahami dan menjelaskan isi dari setiap
paragraph laporan audit, materialitas serta proses pembuatan keputusan
laproan audit, tanggung jawab auditor serta penerapan ISA 700, 705 dan
706
Petunjuk Pengunaan Modul : Baca dan pahami terlebih dahulu uraian materi mengenai pokok
bahasan ini sebelum dimulai perkuliahan /pemberiaan materi, lalu
diskusikan pada forum yang tersedia dan terakhir kerjakanlah quis untuk
mereview hasil pembelajaran.
Review Modul 4
Pertemuan 4
Laporan Audit (Audit Report)
2
o Utang merupakan kewajiban entitas
o Semua transaksi yang dicatat, terjadi dalam periode berjalan
o Semua jumlah disajikan dengan tepat dan diungkapkan dalam laporan yang tepat
Beberapa penjelasan asersi menurut ISA 315 alinea A111:
o Asersi untuk Jenis Transaksi
Occurrence, Completeness, Accuracy, Cutt-off, Classification
o Asersi untuk saldo Akun
Existence, Rights and obligations, Completeness, Valuation and Allocation
o Asersi tentang Penyajian dan Pengungkapan
Existence/Occurrence, Completeness, Rights & Obligations, Accuracy/Classification, cuttoff,
Classification & Understandability, Valuation/Allocation
o Asersi tentang Jenis Transaksi, Saldo akun, Penyajian dan pengungkapan.
Completeness, Existence, Accuracy and Cuttoff, Valuation
b. Peristiwa Kemudian
ISA 560 alinea 4 merinci tujuan auditor dalam mengaudit peristiwa kemudian, yakni untuk :
o Memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat mengenai apakah peristiwa antara tanggal laporan
keuangan dan tanggal laporan auditor yang memerlukan penyesuaian atau pengungkapan telah
ditunjukkan dengan benar dalam laporan keuangan sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan
yang berlaku
o Menanggapi dengan tepat, fakta yang diketahui auditor sesudah tanggal laporan auditor yang
diketahui jika diketahui sebelumnya dapat menyebabkan auditor mengubah laporan auditornya.
“Kewajiban Auditor terhadap peristiwa kemudian terdapat pada ISA 560.6 – 560.17, dapat dibaca
pada Halaman 172-173”
4
Penetapan waktu untuk uji pengendalian
Uji pengendalian dengan rotasi
5
Sumber :
- Audit Kontemporer. Theodorus M. Tuanakota. Salemba Empat. 2014
- Principles of Auditing An Introduction to International Standards of Auditing. Rick Hayers; Philip
Wallage; Hans Gortemake 3rd Edition., Pearson,Ltd, 2014.
- Handbook of International Quality Control, Auditing Review, other Assurance and Related Service
Pronouncements.,Vol 1. IAASB. 2014 Volume I & IIh. 673-706.
6
Modul 3
PROFESI AKUNTAN PUBLIK
Materi Pembelajaran
Bab 2. Profesi Akuntansi
Bab 3. Aturan Internal Profesi
Lukman Nulhakim, S.E., M.M
PENDAHULUAN
Tujuan Instruksional Umum : Setelah mengikuti mata kuliah ini mahasiswa diharapkan dapat mengerti arti
auditing, profesi akuntan publik, ruang lingkup/jasa-jasa audit yang ditawarkan
oleh KAP serta organisasi – organisasi Profesi Audit.
1
PENYAJIAN
Tujuan Instruksional Khusus : Mahasiswa diharapkan dapat memahami ruang lingkup serta aktivitas dari
KAP, Pasar Modal, Good Governance, Quality Control dengan pendekatan ISA
220
Petunjuk Pengunaan Modul : Baca dan pahami terlebih dahulu uraian materi mengenai pokok
bahasan ini sebelum dimulai perkuliahan /pemberiaan materi, lalu
diskusikan pada forum yang tersedia dan terakhir kerjakanlah quis untuk
mereview hasil pembelajaran.
Review Modul 3
Pertemuan 3
Profesi Akuntan Publik
Tipe Audit
Beberapa tipe/klasifikasi dari pekerjaan auditor, sebagai berikut:
a. Audit atas laporan keuangan (Audits of Financial Statements)
Audit laporan keuangan memeriksa laporan keuangan untuk menentukan apakah mereka
memberikan pandangan yang benar dan adil atau cukup saat ini terhadap penyajian laporan
keuangan sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Kriteria mungkin penyajian laporan keuangan
perusahaan berdasarkan Standar Pelaporan Keuangan Internasional (International Financial
Reporting Standard-IFRS), prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP) seperti di Amerika Serikat,
hukum perusahaan nasional seperti di Eropa Utara, atau kode pajak di Amerika Selatan.
b. Audit operasional (Operational Audit)
Audit operasional merupakan suatu proses pada kegiatan organisasi untuk tujuan mengukur
kinerjanya. Audit operasional meninjau semua atau bagian dari prosedur operasi organisasi untuk
mengevaluasi efektivitas dan efisiensi operasi. Efektivitas adalah ukuran apakah sebuah organisasi
mencapai tujuan dan sasaran tersebut. Efisiensi menunjukkan seberapa baik suatu organisasi
menggunakan sumber daya untuk mencapai tujuannya. Audit operasional mungkin tidak terbatas
pada akuntansi. Audit operasional merupakan suatu evaluasi struktur organisasi, pemasaran,
4
metode produksi, operasi komputer atau bidang apapun pada organisasi di dalam memberikan
evaluasi diperlukan. Rekomendasi biasanya dibuat untuk manajemen untuk meningkatkan operasi.
c. Audit kepatuhan (Compliance audit)
Audit kepatuhan adalah review prosedur organisasi untuk menentukan apakah organisasi mengikuti
prosedur tertentu, aturan atau peraturan yang ditetapkan oleh beberapa otoritas yang lebih tinggi.
Audit kepatuhan mengukur kepatuhan entitas dengan kriteria yang telah ditetapkan. Kinerja audit
kepatuhan tergantung pada keberadaan data diverifikasi dan kriteria yang diakui atau standar,
seperti undang-undang dan peraturan yang ditetapkan, atau kebijakan organisasi dan prosedur.
Pada Akuntansi, misalnya, dapat dievaluasi untuk menentukan apakah mereka mengikuti prosedur
yang ditentukan oleh controller perusahaan. Pada pemeriksaan akuntansi lainnya dapat dievaluasi
untuk menentukan apakah mereka mengikuti kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh
manajemen. Hasil audit kepatuhan biasanya dilaporkan kepada manajemen dalam unit organisasi
yang diaudit.
Tipe-Tipe Auditor
Ada 2 tipe dari Auditor. Auditor Independen dan Auditor Internal, sedangkan pada auditor
pemerintah memiliki 2 fungsi/kegiatan, auditor internal dan eksternal.
a. Internal Auditor
Perusahaan-perusahaan besar dan organisasi di dalam perusahaan mempertahankan posisi
auditor internal. Fungsi dari internal auditor pada perusahaan untuk/dapat menilai keefektifan,
investigasi serta memberikan suatu penilaian kewajaran perusahaan terhadap manajemen.
Beberapa kegiatan auditor internal pada perusahaan bukan hanya terletak pada pemeriksaan
keuangan perusahaan tetapi juga termasuk melakukan audit kepatuhan (Compliance Audit) pada
perusahaan.
Auditor internal merupakan tulang punggung perusahaan di dalam menjalankan efektivitas
pemeriksaaan di perusahaan. Auditor internal sendiri tidak bisa dan tidak sama dengan auditor
independen, dikarenakan auditor internal merupakan bagian dari karyawan perusahaan
5
2. Bab 3. Aturan Internal Profesi
I. Beberapa aturan internal profesi akuntan publik.
Profesi akuntan publik memahami Code of Ethics serta memahami struktur dan sistematika ISA
terhadap prinsip-prinsip dasar seperti:
a. Integirty
b. Objectivity
c. Profesional competence and due care
d. Confidentiality
e. Profesional behavior
Pemahaman regulasi terhadap standar audit ISA-Internasional Standar Audit
Perubahan standar audit berbasi ISA (International Standard Audit) dari SPAP ( Standar Pernyataaan
Akuntan Publik) dapat memberikan suatu pemahaman terhadap resiko yang akan dihadapi oleh
akuntan publik itu sendiri. Beberapa perbedaan penerapan audit ISA dengan SPAP. (Tuanakota, 2014)
a. Penekanan pada risiko
b. Standard berbasis prinsip
c. Pengukuran berkesan eksak
6
a. Jasa Akuntansi dan Pembukuan, KAP melakukan berbagai jasa akuntansi dan pembukuan untuk
memenuhi kebutuhan klien tersebut.. dalam hal ini laporan keuangan akan diserahkan kepada
pihak ketiga, review, atau bahkan laporan keuangan akan dilampiri dengan semacam laporan oleh
KAP yang disebut laporan kompilasi yang tidak memberikan kepastian apa pun kepada pihak
ketiga.
b. Jasa Konsultasi Manajemen, KAP menyiapkan SPT Pajak Tahunan korporasi dan perorangan baik
untuk klien audit maupun non audit.
c. Jasa konsultasi Manajemen, kebanyakan KAP memberikan jasa tertentu yang memungkinkan
kliennya mengoperasikan bisnis secara lebih efektif.
Standar Auditing
AICPA telah membentuk 2 (dua) seksi praktik (practice sections) : Center For Public Company
Audit Firms (CPCAF) dan Private companies practice section (PCPS) yang juga disebut sebagai
AICPA Alliance for CPA Firms . tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas praktik oleh KAP sesuai
dengan standar pengendalian mutu.
5. ISA 220 “Quality Control For An Audit Of Financial Statement”
Scope dalam audit ISA
a. Standar pada Auditing, International Standar on Auditing (ISA) berkaitan dengan tanggung jawab
spesifik auditor mengenai prosedur pengendalian mutu untuk tujuan audit atas laporan keuangan.
ISA 220 membahas, mana yang berlaku, tanggung jawab resensi kontrol kualitas. Audit ISA ini
harus dibaca dalam hubungannya dengan persyaratan etika yang relevan.
9
. Sumber :
- Audit Kontemporer. Theodorus M. Tuanakota. Salemba Empat. 2014
- Principles of Auditing An Introduction to International Standards of Auditing. Rick Hayers; Philip
Wallage; Hans Gortemake 3rd Edition., Pearson,Ltd, 2014.
- Handbook of the Code Of Ethics For Profesional Accountants. International Ethics Standards Board
for Accountants. 2014 Edition
10
Modul 2
JASA AUDIT DAN JASA ASSURANCE LAINNYA
Lukman Nulhakim, S.E., M.M
PENDAHULUAN
Deskripsi Singkat : Mengetahui dan memahami arti dari auditing, penjelasan umum,
karakteristik dan latar belakang dari aduiting, assurance service, jenis
auditor dan jenis audit, serta peran serta akuntan bersertifikat dalam
struktur organisasi.
Tujuan Instruksional Umum : Setelah mengikuti mata kuliah ini mahasiswa dapat mengerti arti, sifat,
karakteristik dan latar belakang dari audting, perbedaan auditing dan
akunting, jasa audit yang ditawarkan oleh auditor KAP “assurance dan
non assurance” , syarat – syarat untuk menjadi auditor
Relevansi : Mata kuliah ini sebagai pembuka pengetahuan tentang keprofesian audit,
perbedaan auditing dan akunting serta jasa-jasa yang ditawarkan oleh
auditor di KAP, materi auditing I ini merupakan suatu pengantar materi
ke Auditing II dan merupakan acuan dari mata kuliah Pengantar
Akuntansi II
1
PENYAJIAN
Tujuan Instruksional Khusus : Mahasiswa diharapkan dapat memahami peran dan jasa audit yang
ditawarkan oleh auditor oleh KAP, perbedaan auditor dan akunting, jasa
yang di tawarkan oleh auditor KAP, syarat-syarat menjadi auditor.
Petunjuk Pengunaan Modul : Baca dan pahami terlebih dahulu uraian materi mengenai pokok bahasan
ini sebelum dimulai perkuliahan / pemberiaan materi, lalu diskusikan pada
forum yang tersedia dan terakhir kerjakanlah quis untuk mereview hasil
pembelajaran.
Review Modul 2
Pertemuan II
Jasa Audit dan Jasa Assurance lainnya.
1. Penjelasan umum, sifat dan karakteristik auditing, tujuan dan latar belakang
Auditing adalah pegumpulan dan evaluasi bukti tentang informasi untuk menentukan dan
melaporkan derajat kesesuaian antara informasi itu dan kriteria yang telah ditetapkan. Auditing harus
dilakukan oleh orang kompeten dan independen.
Adapun tujuan pelaksanaan audit atas laporan keuangan adalah merupakan suatu tujuan dari
audit biasa atas laporan keuangan oleh auditor indepden adalah untuk menyatakan pendapat tentang
kewajaran dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil operasi serta kas sesuai dengan
prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAPP). Langkah – langkah untuk mengembangkan
tujuan audit, yaitu :
a. Memahami tujuan dan tanggung jawab audit
b. Membagi laporan keuangan menjadi berbagai siklus
c. Memgetahui tujuan asersi manajemen tentang laporan keuangan
d. Mengetahui tujuan audit umum untuk kelas transaksi, akun dan pengungkapan
e. Mengetahui tujuan audit khusus untuk kelas transaksi, akun dan pengungkapan.
Sedangkan tanggung jawab manajemen adalah tanggung jawab mengadopsi kebijakan akuntansi
yang baik, menyelenggarakan pengendalian internal yang memadai dan menyajikan laporan keuangan
yang wajar berada di pundak manajemen, bukan pundak auditor. Karena menjalankan bisnis sehari-
2
hari manajemen perusahaan mempunyai pengetahuan yang lebih mendalam tentang transaksi
perusahaan serta aktiva, kewajiban dan ekuitas terkait ketimbang auditor. Sebaliknya, pengetahuan
auditor akan masalah ini serta pengendalian internal hanya terbatas pada pengetahuan yang
diperolehnya selama audit. Manajemen puncak harus menjamin bahwa kebijakan mutu :
a. Sesuai dengan tujuan organisasi
b. Mencakup komitmen untuk memenuhi persyaratan dan secara berkelanjutan meningkatkan
keefektifan sistem manajemen mutu
c. Menyediakan kerangka kerja untuk menetapkan dan meninjau sasaran-sasaran mutu
d. Dikomunikasikan dan dimengerti dalam organisasi dan
e. Ditinjau untuk kessuaian dari kelanjutannya
Tanggung jawab untuk mendaopsi kebijakan akuntansi yang baik, menyelenggarakan
pengendalian internal yang memadai, menyajikan laporan keuangan yang wajar bagi manajemen
bukan di pundak auditor. Tanggung jawab manajemen atas kewajaran penyajian (asersi) laporan
keuangan berkaitan dengan provilage untuk menentukan penyajian dan pengungkapan apa yang perlu.
Auditor bertanggungjawab dalam emndeteksi berbagai kekeliruan yang material kecurangan yang
berasal dari kecurangan pelaporan keuangan dan penggelapan aktivitas. Tanggung jawab auditor
untuk menemukan tindakan yang ilegal, tindakan yang ilegal yang berpengaruh langsung dan tidak
berpengaruh langsung, pengumpulan bukti jika terdapat alasan untuk mempercayai munculnya
berbagai tindakan yang ilegal. Pengumpulan bukti serta berbagai tindakan lainnya jika terdapat alasan
untuk mempercayai kemungkinan munculnya berbagai tindakan ilegal yang dilakukan ketika auditor
mengetahui keberadaan tindakan ilegal tersebut.
Untuk audit pengendalian internal atas laporan keuangan, kriterianya adalah kerangka kerja
yang sudah diakui untuk mengembangkan pengendalian internal, seperti internal Control-Integrated
Framework yang dikeluarkan oleh Committe Of Sponsoring Organization dalam komisi treadway.
Untuk informasi yang lebih subyektif, kriterianya lebih sulit ditetapkan. Biasanya, auditor dan
entitas yang diaudit telah sepakat mengenai kriteria yang akan digunakan sebelum audit dimulai.
Bukti (Evidence) adalah setiap informasi yang digunakan auditor untuk menentukan apakah
informasi yang diaudit dinyatakan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Bukti memilih banyak
bentuk yang berbeda, termasuk :
a. Kesaksian lisan yang diaudit
b. Komunikasi tertulis dengan pihak luar
c. Observasi oleh auditor
d. Data elektronik dan data lain tentang transaksi
3
2. Perbedaan auditing dan akuntansi
Menurut Prof. A.A. Arens & Prof. J.K Loebbecke :
“Auditing adalah suatu proses yang ditempuh seseorang yang kompeten dan independen agar dapat
menghimpun dan mengevaluasi bukti mengenai suatu informasi terukur dari suatu satuan (entitas)
usaha untuk mempertimbangkan dan melaporkan tingkat kesesuaian dari informasi yang terukur
dengan kriteria yang telah ditetapkan.”
Menurut Prof. A.A. Arens & Prof. J.K Loebbecke :
“Akuntansi adalah pencatatan, pengklasifikasian dan pengikhtisaran peristiwa-peristiwa ekonomi
dengan cara yang logis yang bertujuan menyediakn informasi keuangan untuk mengambil keputusan.
Ketika mengaudit data akuntansi, auditor berfokus pada penentuam apalah informasi yang
dicatat itu mencerminkan dengan tepat peristiwa-peristiwa ekonomi yang terjadi selama periode
akuntansi. Setelah memahami akuntasi, auditor juga harus memiliki keahlian dalam mengumpulkan
dan menginterpretasikan bukti audit. Keahlian ini yang membedakan auditor dan akuntan. Menentukan
prosedur audit yang tepat, memutuskan jumlah dan jenis unsur yang harus diuji, serta mengevaluasi
hasilnya adalah tugas yang hanya dilakukan oleh auditor.
Auditing mempunyai sifat analitis, karena akuntan publik memulai pemeriksaannya dari angka-
angka dalam laporan keuangan lalu dicocokan dengan neraca saldo (trial balance), buku besar
(general ledger), buku harian dan buku khusus sampai pada bukti-bukti transaksi.
Gambar 1.2
Perbedaan Auditing dan Accounting
Transaksi yang
mempunyai nilai
uang
Special Sub
Journal Ledger
Bukti Trial Worksheet Financial
Pembukuan Balance Report
General Ledger
Journal
Accounting
Auditing
4
Pelaporan Keuangan
AKUNTANSI AUDITING
Berdasarkan PABU Berdasarkan standar auditing
Tanggungjawab Manajemen Tanggungjawab auditor
Pendistribusian laporan
keuangan dan laporan auditor
kepada para pemegang saham
dalam laporan tahunan
perusahaan
6
Webtrust dan SysTrust adalah jasa-jasa atestasi yang dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan
assurance.
• Jasa Webtrust
Lambang Webtrust merupakan representasi simbolis dari laporan akuntan publik sehubungan
dengan asersi manajemen tentang pengungkapan praktik-praktik perdagangan elektronisnya (e-
commerce)
• Jasa Systrust
Jika jasa assurance Webtrust dirancang terutama untuk memberikan kepastian kepada pemakai
pihak ketiga webtrust, jasa systrust dapat dilakukan oleh akuntan publik untuk memberi untuk
memberi kepastian kepada manajemen, dewan komisaris, atau pihak ketiga tentang reliabilitas
sistem informasi yang digunakan untuk menghasilkan informasi real-time.
Kantor Akuntan Publik (KAP) juga melakukan berbagai jasa lain yang umumnya berada di luar
lingkup jasa assurace,. Tiga contoh yang spesifik, yaitu:
a. Jasa Akuntansi dan Pembukuan
b. Jasa pajak, dan ;
c. Jasa Konsultasi Manajemen
5. Jenis audit
Akuntan Publik melakukan tiga jenis utama audit, yaitu (arens Ch. 1.,h.16) :
a. Audit operasional yaitu : mengevaluasi efisiensi dan efektivitas setiap bagian dan prosedur dan
metode operasi suatu organisasi untuk menilai efisiensi dan efektifitasnya, hasilnya berupa
rekomendasi perbaikan operasi
b. Audit ketaatan (compliance audit), untuk menentukan apakah pihak yang di audit mengikuti
prosedur\, aturan atau ketentuan tertentu yang ditetapkan oleh otoritas tertinggi. Audit ketaatan
7
merupakan audit atas laporan keuangan pada hakekatnya adalah terkait denganprinsip-prinsip
akuntansi berlaku umum.
c. Audit laporan keuangan (financial statement audit) untuk menentukanapakah laporan keuagan telah
dinyatakan sesuai dengan kriteria tertentu yang akan diverifikasi dengan kriteria ataupun sesuai
standar akuntansi (PSAK )
6. Jenis auditor
Jenis-jenis Auditor antara lain:
1. Kantor Akuntan Publik
KAP yang bertanggung jawab mengaudit laporan keuangan historis yang dipublikasikan oleh
semua perusahaan terbuka, kebanyakan perusahaan lain yang cukup besar dan banyak
perusahaan serta organisasi nonkomersial yang lebih kecil.
2. Auditor Badan Akuntabilitas Pemerintah
Adalah auditor yang bekerja untuk Goverment Accountability Office (GAO) AS sebuah badan
nonpartisan dalam cabang legislatif pemerintah federal. Tanggung jawab utama GAO adalah
melaksanakan fungsi audit bagi kongres dan badan ini memikul banyak tanggung jawab audit yang
sama seperti sebuah KAP.
3. Agen-agen Penerimaan negara (internal revenue)
Audit ini murni bersifat audit ketaatan. Salah satu tanggung jawab utama IRS (commissioner of
Internal Revenue) adalah mengaudit SPT pajak wajib pajak untuk menentukan apakah SPT itu
sudah mematuhi peraturan pajak yang berlaku.
4. Auditor Internal.
Auditor internal dipekerjakan oleh perusahaan untuk melakukan audit bagi manajemen. Tanggung
jawab auditor internal sangat beragam, tergantung pada si pemberi kerja. Banyak auditor internal
yang berusaha mendapatkan sertifikasi sebagai certified internal auditor (CIA).
8
Kesimpulan :
Memahami pengerartia dari auditing, penjelasan umum, karakteristik dan latar belakang dari aduiting,
serta perbedaan auditing dan akunting, assurance service, jenis auditor dan jenis audit, serta peran
serta akuntan bersertifikat dalam struktur organisasi.
Pemahaman tugas dari akuntan sebagai saran penyedia dan pemeriksa laporan keuangan demi
kepentingan suatu entitas sebagai pembanding kualitas laporan keuangannya.
Sumber :
- SPAP, 2012. Standar Profesional Akuntan Publik
- IAI, Juni 2012. Standar Akuntan Keuangan
- Al. Haryono Jusup, Agustus, 2001.,Auditing. Ch. 01
- Randal J. Elder, Mark S. Beasley.,Arens Alvin.,2008. Auditing and Assurance Service: An Integrated
Approach. 14th. Edition. Pearson Education, Inc.,Upper Saddle River, New Jersey, Pretince Hall. Ch.
04 Handbook of the Code Ethics for Professional Accountants.,. IAASB. 2013 Edition.
9
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER
SEMESTER : V
SKS : 3
DESKRIPSI MATA KULIAH : Mata kuliah ini membahas berbagai aspek yang berkaitan dengan profesi audit, regulasi
akuntan publik, kode etik akuntan publik serta berbagai asuurance service dan jasa audit,
proses dan tahapan prosedur audit, tujuan pelaksanaan audit atas laporan keuangan,
komunikasi tim audit, evaluasi dan kualitas bukti audit, evaluasi Internal Control, rencana
dan program audit berbasis resiko, audit berbasis risiko (risk based audit), risk assesment
dan materiality, tanggungjawab auditor dan Fraud Risk.
PENDAHULUAN
Deskripsi Singkat : Mengetahui dan memahami arti dari auditing, ruang lingkup audit, jasa-
jasa yang ditawarkan auditor kepada entitas perusahaan serta
tantangan-tantangan yang dihadapi oleh auditor, organisasi –
organisasi profesi audit, perbedaan auditing dan akunting serta sebagai
bentuk aplikasi ke dunia kerja.
Tujuan Instruksional Umum : Setelah mengikuti mata kuliah ini mahasiswa diharapkan dapat mengerti arti
auditing, profesi akuntan publik, ruang lingkup/jasa-jasa audit yang ditawarkan
oleh KAP serta organisasi – organisasi Profesi Audit.
1
PENYAJIAN
Tujuan Instruksional Khusus : Mahasiswa diharapkan dapat memahami dan menjelaskan arti dari auditing,
tujuan auditing serta profesi auditor secara umum dan khusus
Petunjuk Pengunaan Modul : Baca dan pahami terlebih dahulu uraian materi mengenai pokok
bahasan ini sebelum dimulai perkuliahan /pemberiaan materi, lalu
diskusikan pada forum yang tersedia dan terakhir kerjakanlah quis
untuk mereview hasil pembelajaran.
Review Modul 1
Pertemuan 1
Auditing dan Profesi Akuntan Publik
I. Pengertian Auditing
Menurut Prof. A.A. Arens & Prof. J.K Loebbecke :
“Auditing adalah suatu proses yang ditempuh seseorang yang kompeten dan independen agar
dapat menghimpun dan mengevaluasi bukti mengenai suatu informasi terukur dari suatu satuan
(entitas) usaha untuk mempertimbangkan dan melaporkan tingkat kesesuaian dari informasi yang
terukur dengan kriteria yang telah ditetapkan.”
Sedangkan menurut Al. Haryono Jusuf (2001:11)
“Auditing adalah suatu proses sistematis untuk mendapatkan dan mengevaluasi bukti yang
berhubungan dengan asersi tentang tindakan – tindakan dan kejadian – kejadian ekonomi secara
obyektif untuk menentukan tingkat kesesuaian antara asersi tersebut dengan kriteria yang telah
ditetapkan dan mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak – pihak yang berkepentingan.”
A Statement of Basic Auditing Concept (ASOBAC) menyatakan bahwa “proses sistematis”
mengandung arti bahwa auditing di dasarkan pada disiplin dan filosofi metoda ilmiah. Hal ini
memang ada benarnya, karena audit menyangkut perumusan dan pengujian hipotesa dan
menggunakan observasi, induksi, dan deduksi.
2
Gambar 1.1
Hubungan antara assurance, attestation dan auditing
Assurance Service
Attestation
Auditing
Dari definis tersebut adanya 7 hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan
pemeriksaan/auditing, yaitu ((Haryono Yusuf, Ch.1;h. 11-14) :
1. Proses yang sistematis
Pemeriksaan akuntan merupakan rangkaian proses dan prosedur yang logis, berkerangka dan
terorganisir. Perencanaan audit dan perumusan strategi audit merupakan bagian penting dari
proses audit, bahwa perencanaan audit dan strategi audit harus berhubungan dengan pemilihan
dan penilaian bukti untuk tujuan audit tertentu yang saling berkaitan dan menuntut auditor untuk
membuat banyak keputusan di dalam perencanaan dan pelaksanaan audit.
2. Memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif
Dalam proses pemeriksaan, perolehan bukti yang mendasari pernyataan yang dbuat
perusahaan dan pengevaluasiannya tidak boleh berprasangka atau memihak. Dalam audit
laproan keuangan dengan prinsip PABU terdiri dari data akuntansi dan informasi pendukung
(faktur, check, dan informasi yang diperoleh dari wawancara, observasi, pemeriksaan fisik atas
asset, dan korespondensi dengan pelanggan)
3. Asersi tentang tindakan-tindakan dan kejadian – kejadian ekonomi
Asersi atau pernyataan yang dibuat manajemen perusahaan yang melekat pada seprangkat
laporan keuangan adalah subyek dari audit atas laporan keuangan tersebut. Asersi tersebut
dibuat oleh penyusun laporan keuangan yaitu, manajemen perusahaan untuk selanjutnya
dikomunikasikan kepada pemakai laporan keuangan; jadi bukan merupakan asersi dari auditor
yang dikomunikasikan dalam laporan audit.
4. Tingkat kesesuaian antara asersi dengan kriteria yang ditetapkan
Dalam siklus laporan audit memiliki satu tujuan utama, yaitu merumuskan suatu pendapat
auditor mengenai asersi-asersi tentang tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi yang
3
telah di audit. Pendapat ataupun opini tersebut menunjukkan seberapa jauh asersi-asersi
tersebut sesuai dengan standar atau kriteria yang telah ditetapkan.
5. Mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan
Hasil akhir dari sebuah laporan audit adalah suatu laporan yang berisi informasi bagi para
pembacanya mengenai tingkat kesesuaian antara asersi yang dibuat oleh klien dengan kriteria
tertentu yang telah disepakati sebagai dasar evaluasi.
4
melalui departemen pemberi lisensi di setiap negara bagian. Dalam setiap negara bagian, peraturan
untuk menjadi seorang CPA biasanya berbeda dengan peraturan untuk mempertahankan lisensi demi
berpraktik setelah gelar itu diperoleh untuk pertama kalinya.
Gambar 1.2
Hubungan antara Auditor, Klien dan Pemakai Eksternal
Auditor mengeluarkan
Klien atau komite audit
Auditor laporan yang diandalkan
menugaskan auditor
oleh para pemakai
c. Review Laporan Keuangan Historis, manajemen menegaskan bahwa laporan tersebut telah
dinyatakan secara wajar sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum, sama
seperti audit
d. Jasa atestasi mengenai teknologi informasi, manajemen mengeluarkan berrbagai asersi
tentang reliabilitas dan keamanan informasi elektronik.
e. Jasa atestasi lain yang dapat diterapkan pada berbagai permasalahan, merupakan
perluasan alami dari audit atas laporan keuangan historis, karena pemakai menginginkan
kepastian yang independen menyangkut jenis-jenis informasi lainnya.
5
2. Jasa Perpajakan berupa SPT PPH, PBB, PPN, perencanaan perpajakan dan jasa perpajakan
lainnya.
3. Konsultasi Manajemen, yaitu dalam peningkatan aktivitas operasi
4. Jasa Akuntansi dan Pembukuan
Gambar 1.3
Hubungan antara Jasa Assurance, Jasa Atestasi dan Jasa Nonassurance
(Arens Ch.01.,h.12)
Jasa Atestasi
Konsultasi
Audit Review Manajemen lainnya
Jasa Pajak
Jasa Assurance
Lainnya
V. Organisasi Profesi
Indonesia hanya terdapat satu organisasi profesi akuntansi yaitu Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)
yang keanggotaannya terutama terdiri dari para akuntan yang bekerja pada berbagai bidang kegiatan.
Untuk menampung kegiatan para anggota yang berbeda tersebut, IAI membentuk empat kompartemen
sesuai dengan bidang kegiatan para anggotanya, yaitu : Kompartemen Akuntan Publik, Kompartemen
Akuntan Manajemen, Kompartemen Akuntan Pendidik, dan Kompartemen Akuntan Sektor Publik.
Adapun tujuan utama dibentuknya kompartemen ini adalah untuk membina para anggotanya agar
dapat melaksanakan fungsi dan perannya sebagai akuntan publik yang profesional dan selalu
memutahirkan pengetahuannya terutama di bidang akuntansi dan pengauditan. (Haryono Yusuf, Ch.1,
h. 24).
VI. Unsur – Unsur Sistem Pengendalian Mutu untuk KAP
Pengendalian mutu terdiri atas metode-metode yang digunakan untuk memastikan bahwa kantor
itu memenuhi tanggung jawab profesionalnya kepada klien dan pihak-pihak lain. Pengendalian mutu
berkaitan erat tetapi berbeda dengan GAAS. Untuk memastikan bahwa standar auditing berlaku umum
diikuti dalam setiap audit, KAP mengikuti prosedur pengendalian mutu khusus yang membantu
memenuhi standar-standar itu secara konsisten pada setiap penugasan.
6
Pada tahun 1978, AICPA membentuk Quality Control Standards Committe dan memberinya
tanggung jawab untuk membantu KAP mengembangkan serta mengimplementaasikan standar-standar
pengendalian mutu. SAS 25 (AU 161) mengharuskan KAP menetapkan kebijakan dan prosedur
pengendalian mutu. Standar ini mengakui bahwa sistem pengendalian mutu hanya dapat memberikan
kepastian wajar (reasonable assurance) bukan jaminan, bahwa standar auditing telah diikuti.
Prosedur itu akan bergantung pada hal – hal seperti ukuran kantor, jumlah cabang yang
berpraktik serta sifat praktik. Quality Control Standards Committe telah mengidentifikasikan lima unsur
pengendalian mutu yang harus dipertimbangkan KAP dalam menetapkan kebijakan dan prosedurnya.
AICPA telah membentuk dua seksi praktik (practice sections) : center for public company audit firms
(CPCAF) dan Private Companies Practice Section (PCPS) yang juga disebut AICPA Alliance for CPA
Firms. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas praktik oleh KAP sesuai dengan standar
pengendalian mutu.
KAP harus mendaftarkan diri dalam program pemantauan praktik. Pemantaun praktik yang juga
dikenal sebagai peer review adalah review oleh akuntan publik, atas ketaatan KAP pada sistem
pengendalian mutu kantor itu sendiri. Tujuan peer review adalah untuk menentukan dan melaporkan
apakah KAP yang direview itu telah mengembangkan kebijakan dan prosedur yang memadai bagi
kelima unsur pengendalian mutu dan mengikuti kebijakan serta prosedur itu dalam praktik.
Gambar 1.4
Hubungan antara GAAS, Pengendalian Mutu, AICPA Practice Sections dan Peer Review
Sumber :
- SPAP, 2012. Standar Profesional Akuntan Publik
- IAI, Juni 2012. Standar Akuntan Keuangan
- Al. Haryono Jusup, Agustus, 2001.,Auditing. Ch. 01
- Randal J. Elder, Mark S. Beasley.,Arens Alvin.,2008. Auditing and Assurance Service: An Integrated
Approach. 14th. Edition. Pearson Education, Inc.,Upper Saddle River, New Jersey, Pretince Hall. Ch. 01
Stephen Topple., Peter Schelluch, 2004; Auditing and assurance :Concepts for a Changing Environment.
South Western Thomson Learning Australia.,Victoria. Ch. 01