Anda di halaman 1dari 67

Modul 7

Tujuan dan Tanggungjawab Audit


Lukman Nulhakim, S.E., M.M

PENDAHULUAN

Deskripsi Singkat : Mengetahui tentang tujuan dan tanggungjawab auditor atas setiap
transaksi baik umum ataupun khusus di dalam menguji laporan
keuangan, menemukan adanya kecurangan dalam laporan keuangan
serta memahami setiap kesalaha-kesalahan dalam penyajian material
dalam setiap pendekatan siklus dan proses audit

Tujuan Instruksional Umum : Setelah mengikuti mata kuliah ini mahasiswa diharapkan mampu
menjelaskan tujuan pelaksanaan audit laporan keuangan, tanggung
jawab manajemen, tanggung jawab auditor untuk menguji laporan
keuangan, menemukan kesalahan-kesalahan penyajian material serta
manfaat pendekatan siklus dan proses audit.

Relevansi : Mata kuliah ini sebagai pembuka pengetahuan tentang keprofesian


audit, perbedaan auditing dan akunting serta jasa-jasa yang ditawarkan
oleh auditor di KAP, materi auditing I ini merupakan suatu pengantar
materi ke Auditing II dan merupakan acuan dari mata kuliah Pengantar
Akuntansi II

1
PENYAJIAN

Topik : Tujuan dan Tanggungjawab Audit

Tujuan Instruksional Khusus : Mahasiswa diharapkan dapat mengerti tentang tujuan audit laporan
keuangan, tanggung jawab auditor dalam penyajian laporan keuangan
serta penyajian kesalahan-kesalahan material dan manfaat siklus dari
proses audit.

Petunjuk Pengunaan Modul : Baca dan pahami terlebih dahulu uraian materi mengenai pokok
bahasan ini sebelum dimulai perkuliahan /pemberiaan materi, lalu
diskusikan pada forum yang tersedia dan terakhir kerjakanlah quis untuk
mereview hasil pembelajaran.

Review Modul 6

Pertemuan 6
Tujuan dan Tanggungjawab Audit

1. Tujuan atas Audit Laporan Keuangan


Tujuan audit atas laporan keuangan oleh auditor independen adalah untuk menyatakan pendapat
tentang kewajaran dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil operasi, serta arus kas
sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP).
Tujuan pengauditan umum atas laporan keuangan oleh auditor independen merupakan pemberian
opini atas kewajaran di mana laporan tersebut telah disajikan secara wajar, dalam segala hal yang
material , posisi keuangan, hasil usaha dan arus kas, sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang
berlak umum di Indonesia.
Berikut Langkah-langkah Mengembangkan Tujuan Audit :
Jika auditor yakin bahwa laporan tidak disajikan secara wajar atau tidak mampu menarik kesimpulan
dikarenakan bahan bukti yang tidak memadai, maka auditor bertanggung jawab untuk
menginformasikan kepada para pengguna laporan keuangan melaui laporan auditnya.

2
Gambar 6.1
Langkah-langkah untuk mengembangkan Tujuan Audit

Memahami Tujuan
dan
Tanggung Jawab Audit

Membagi Laporan Keuangan


Menjadi berbagai Siklus

Mengetahui Asersi Manajemen


tentang
Laporan Keuangan

Mengetahui tujuan audit umum


Untuk kelas Transaksi, Akun dan
Pengungkapan

Mengetahui Tujuan Audit Khusus


Untuk Kelas Transaski, Akun, dan
Pengungkapan

Jika auditor yakin bahwa laporan – laporan tersebut tidak disajikan secara wajar atau tidak dapat
mencapai kesimpulan karena bukti yang tidak mencukupi, auditor mempunyai tanggung jawab untuk
memberi tahu pemakai melalui laporan auditor. Setelah penerbitan laporan, jika fakta-fakta yang ada
menunjukkan bahwa laporan tersebut tidak disajikan secara wajar, auditor mungkin harus memberi
tahu ke pengadilan atau lembaga pengatur bahwa ia telah melaksanakan audit dengan cara yang tepat
dan menarik kesimpulan yang layak.

2. Tanggungjawab Manajemen dan Auditor


a. Tanggungjawab Manajemen
Tanggungjawab untuk mengadopsi kebijakan akuntansi yang baik, menyelenggarakan
pengendalian internal yang memadai dan menyajikan laporan keuangan yang wajar berada di pundak
manajemen bukan di pundak auditor. Karena menjalankan bisnis sehari-hari perusahaan mempunyai

3
pengetahuan yang lebih mendalam tentang transaksi perusahaan serta asset, liabilitas dan ekutias
terkait ketimbang auditor ataupun sebaliknya pengetahuan auditor akan masalah ini serta
pengendalian internal hanya terbatas pada pada pengetahuan yang diperolehnya selama audit.
Tanggung jawab manajemen atas kewajaran dalam representasi (asersi) pada laporan keuangan
memberikan kebebasan bagi manajemen untuk menentukan penyajian dan pengungkapan apa saja
yang dianggap penting. Jika manajemen berkeras terhadap pengungkapan laporan keuangan yang
dianggap oleh auditor tidak dapat diterima, maka auditor dapat menerbitkan opini tidak wajar (adverse)
atau opini wajar dengan pengecualian (qualified) atau menarik diri dengan kontak kerja.
Peraturan Bapepam-LK meningkatkan tanggung jawab manajemen terhadap laporan keuangan
dengan mengharuskan presiden direktur atau Chief Executive Officer (CEO) dan manajer keuangan (
Chief Financial Officer – CFO) perusahaan publik untuk mengesahkan laporan keuangan yang
dilaporkan kepada Bapepam LK. Dalam menandatangani pernyataan tersebut, manajemen
mengesahkan bahwa laporan keuangan sepenuhnya telah sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi
yang berlaku umum di Indonesia, bahwa semua informasi yang diungkapkan dalam laporan keuangan
adalah lengkap dan benar, dan bahwa manajemen sepenuhnya bertanggung jawab atas pengendalian
internal.

b. Tanggungjawab Auditor
Auditor bertanggungjawab untuk merencanakan dan melaksanakan audit guna memperoleh
kepastian yang layak tentang apalah laporan keuangan telah bebas dari salah saji yang material,
apakah itu disebabkan oleh kekeliruan ataupun kecurangan. Karena sifat bukti audit dan karakteristik
kecurangan, auditor dapat memperoleh kepastian yang layak, tetapi tidak absolut, bahwa salah saji
yang material dapat di deteksi. Auditor tidak bertanggung jawab untuk merencanakan dan
melaksanakan audit guna memperoleh kepastian yang layak bahwa salah saji, apakah yang
disebabkan oleh kekeliruan ataupun kecurangan yang tidak material bagi laporan keuangan dapat di
deteksi.
Menurut PSA 1 (SA 110) revisi, menyatakan bahwa :
“Auditor memiliki tanggung jawab untuk merencanakan dan menjalankan audit untuk
memperoleh keyakinan yang memadai apakah laporan keuangan telah bebas dari salah saji material,
yang disebabkan oleh kesalahan ataupun kecurangan. Karna sifat dari bahan bukti audit dan
karakteristik kecurangan, auditor harus mampu mendapatkan keyakinan yang memadai, namun bukan
absolute, bahwa salah saji material telah dideteksi. Auditor tidak memiliki tanggung jawab
untukmerencanakan dan menjalankan audit untuk mendapatakan keyakinan yang memadai bahwa

4
kesalahan penyajian yang disebabkan oleh kesalahan maupun kecurangan, yang tidak signifikan
terhadap laporan keuangan telah terdeteksi”.
Auditor bertanggungjawab atas kepastian yang layak, tetapi tidak absolut, karena beberapa alasan :
a. Sebagian besar bukti audit diperoleh dari pengujian sampel populasi seperti piutang usaha atau
persedian
b. Penyajian akuntansi mengandung estimasi yang kompleks, yang melibatkan sejumlah
ketidakpastian serta dapat dipengaruhi oleh peristiwa-peristiwa di masa depan.
c. Laporan keuangan yang disusun dengan penuh kecurangan sering kali sangat sulit, bahkan tidak
mungkin, untuk dideteksi oleh auditor, terutama bila ada kolusi di kalangan manajemen perusahaan.

3. Manajemen Asersi

Asersi manajemen adalah pernyataan yang tersirat atau tertulis oleh manajemen mengenai
kelompok-kelompok transaksi dan akun-akun terkait serta pengungkapan dalam laporan keuangan.
Asersi manajemen secara langsung terkait dengan standar akuntansi (PABU), karena asersi ini
merupakan bagian dari kriteria bahwa manajemen telah mencatat dan mengungkapkan informasi
akuntansi dalam laporan keuangan. PSA 07 (SA 326) mengelompokkan asersi ke dalam tiga kategori,
sebagai berikut :
1. Asersi mengenai kelompok-kelompok transaksi dan kejadian-kejadian selama periode yang diaudit
2. Asersi mengenai saldo akun di akhir periode pembukuan
3. Asersi mengenai penyajian dan pengungkapan.
Asersi Mengenai Kelompok-Kelompok Transaksi dan Kejadian-Kejadian Manajemen
membuat beberapa asersi mengenai transaksi, yaitu :
a. Keterjadian (occurence). Asersi atas keterjadian menekankan apakah transaksi yang telah
tercatat dan telah dilaporkan dalam laporan keuangan benar-benar telah terjadi selama
periode pembukuan.
b. Kelengkapan (completeness). Asersi ini menekankan apakah semua transaksi yang seharusnya
dimasukkan dalam laporan keuangan sudah dicatat dengan lengkap. Asersi kelengkapan
menekankan pada kemungkinan hilangnya transaksi-transaksi yang seharusnya dicatat dalam
laporan keuangan. Pelanggaran terhadap asersi kelengkapan terkait dengan kurang saji akun.
c. Akurasi (accuracy). Asersi akurasi membahas apakah transaksi telah dicatat dengan jumlah
yang benar. Menggunakan harga yang salah untuk mencatat transaksi pembelian dan
kesalahan dalam perhitungan harga dikalikan dengan kuantitas merupakan contoh
pelanggara akurasi.
5
d. Klasifikasi (classification) asersi klasifikasi menekankan apakah transaksi telah dicatat dengan
nama akun yang tepat.
e. Pisah Batas (cut off). Asersi pisah batas membahas apakah transaksi telah dicatat pada
periode pembukuan yang tepat.

4. Penyajian dan pengungkapan terkait tujuan audit

Aset Mengenai Penyajian dan Pengungkapan Asersi ini, meliputi :


Keterjadian dan Hak dan Kewajiban (occurence and Rights and obligation).
Asersi ini membahas apakah kejadian-kejadian yang diungkapkan telah benar-benar terjadi dan
merupakan hak dan kewajiban dari entitas tersebut.
• Kelengkapan (completeness). Asersi ini terkait dengan apakah semua pengungkapan yang
diharuskan telah dimasukkan dalam laporan keuangan.
• Akurasi dan Penilaian (Accuracy and Valuation). Asersi akurasi dan penilaian dan alokasi terkait
dengan apakah informasi keuangan telah diungkapkan dengan wajar dan dengan jumlah yang
tepat.
Klasifikasi dan Pemahaman (Classification and Understandability).
Asersi ini terkait dengan apakah jumlah-jumlah telah diklasifikasikan dengan tepat dalam laporan
keuangan dan catatan-catatan kaki, dan apakah penjelasan saldo dan pengungkapan terkait dapat
dipahami.Setiap kelompok transaksi, saldo akun, dan penyajian dan pengungkapan yang penting.
Asersi yang relevan memiliki pengaruh yang berarti terhadap apakah akun-akun telah disajikan secara
wajar dan digunakan untuk menilai resiko salah saji material serta didesain dan kinerja prosedur audit.

5. Tujuan Audit Yang Terkait dengan Transaksi


Tujuan audit ini dimaksudkan untuk memberikan kerangka kerja guna membantu auditor
mengumpulkan bukti audit yang cukup kompeten yang di isyaratkan oleh standar pekerjaan lapangan
ketiga dan memutuskan bukti audit yang tepat yang harus dikumpulkan bagi setiap transaksi sesuai
dengan situasi penugasan audit. Tujuan audit ini tetap sama antara satu audit ke audit lainnya, tetapi
bukti-buktinya bervariasi tergantung pada situasinya.

6
Ada perbedaan antara tujuan audit umum berkaitan transaksi dengan tujuan audit khusus
berkaitan dengan transaksi :
a. Tujuan Umum Audit Terkait Transaksi
Keterjadian- Transaksi yang Dicatat Benar-benar Ada. Tujuan ini terkait dengan apakah
transaksi yang dicatat telah benar-benar terjadi. Memasukkan penjualan dalam jurnal penjualan ketika
tidak ada transaksi yang terjadi merupakan pelanggaran terhadap tujuan keberadaan.
Kelengkapan-Transaksi yang Ada Telah Dicatat. Tujuan ini terkait dengan semua transaksi yang
harus dimasukkan dalam jurnal telah benar-benar dimasukkan. Tujuan ini merupakan penyeimbang
dari asersi manajemen mengenai kelengkapan untuk kelompok-kelompok transaksi.
Akurasi-Transaksi yang Dicatat Disajikan dalam Jumlah yang Benar. Tujuan terkait dengan
akurasi informasi atas transaksi-transaksi dan merupakan salah satu bagian dari asersi manajemen
untuk kelompok-kelompok transaksi. Untuk transaksi penjualan, tujuan ini akan dilanggar jika kuantitas
dari barang yang dikirimkan ternyata berbeda dengan kuantitas barang yang ditagih dalam faktur
penjualan.
Pemindahbukuan dan Pengikhtisaran- Transaksi yang Dicatat Telah Dimasukkan dalam Arsip
Utama dengan Tepat dan Telah Diikhtisarkan dengan Benar. Tujuan ini terkait dengan akurasi
pemindahan informasi dari transaksi yang dicatat di jurnal ke buku besar utama dan buku pembantu.
Karena pemindahbukuan transaksi dari jurnal ke buku pembantu, buku bear, dan arsip utama lainnya
biasanya dilakukan secara otomatis oleh sistem akuntansi terkomputerisasi, risiko acak atas kesalahan
manusia dalam pemindahbukuan menjadi sangat minimal.
Klasifikasi-Transaksi yang Dimasukkan dalam Jurnal Klien Telah Diklasifikasikan dengan
Tepat. Tujuan ini terkait dengan apakah transaksi-transaksi telah dimasukkan ke dalam akun yang
tepat, dan merupakan penyeimbang dari asersi manajemen terhadap klasifikasi untuk kelompok-
kelompok transaksi.
Penetapan Waktu-Transaksi Dicatat pada Tanggal yang Benar. Tujuan penetapan waktu
transaksi merupakan penyeimbang asersi pisah batas manajemen.
b. Tujuan Khusus Audit Terkait Transaksi
Setelah tujuan audit terkait transaksi ditentukan, tujuan khusus audit terkait transaksi untuk
setiap kelompok transaksi yang penting dapat dikembangkan.
Hubungan di Antara Asersi Manajemen dengan Tujuan Audit Terkait Transaksi. Asersi Manajemen
Tentang Kelompok-Kelompok Transaksi dan Kejadian-Kejadian :
• Tujuan Audit Umum Terkait Transaksi
• Tujuan Audit Khusus Terkait Transaksi Penjualan,
7
• Keterjadian Keterjadian Penjualan yang dicatat adalah untuk pengiriman kepada konsumen yang
bukan fiktif
• Kelengkapan Kelengkapan Transaksi penjualan yang ada telah dicatat Akurasi. Akurasi Penjualan
yang dicatat adalah untuk sejumlah barang yang dikirim dan telah dicatat dan ditagih dengan benar.
• Pemindahbukuan dan Pengikhtisaran Transaksi penjualan telah dimasukkan ke dalam arsip utama
dengan benar dan telah di ikhtisarkan dengan benar. Klasifikasi Klasifikasi Transaksi penjualan
telah diklasifikasikan dengan benar. Pisah Batas Penetapan Waktu Transaksi penjualan dicatat
pada tanggal yang benar.

6. Tujuan audit terkait dengan saldo


Tujuan – tujuan ini bertujuan mengikuti asersi manajemen dan memberikan kerangka kerja guna
membantu auditor mengumpulkan bukti yang tepat yang mencukupi berkaitan dengan saldo akun.
Juga ada tujuan audit umum dan khusus yang berkaitan dengan saldo.
Ada 2 (dua) perbedaan antara tujuan audit yang berkaitan dengan saldo dan tujuan audit yang
berkaitan dengan transaksi.
a. Tujuan Audit Yang Berkaitan Dengan Saldo
Tujuan audit ini juga mengikuti dari asersi manajemen dan memberikan kerangka kerja untuk
membantu auditor untuk mengumpulkan bahan bukti yang memadai terkait saldo akun. Tujuan audit
terkait saldo ada yang bersifat umum dan ada juga yang bersifat khusus. Ada dua perbedaan antara
tujuan audit terkait saldo dan terkait transaksi, yaitu :
• Dilihat dari istilahnya, tujuan terkait saldo diterapkan untuk saldo akun seperti piutang dagang atau
persediaan dan bukan pada kelas-kelas transaksi seperti transaksi penjualan dan pembelian
persediaan.
• Ada delapan tujuan audit terkait saldo, dibandingkan dengan enam tujuan audit terkait transaksi.

b. Tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi. Tujuan audit terkait transaksi dimaksudkan untuk
memberikan kerangka untuk membantu auditor dalam mengumpulkan bahan bukti audit yang
memadai yang diharuskan oleh standar ketiga pekerjaan lapangan dan untuk memutuskan bukti
yang tepat untuk dikumpulkan bagi setiap kelompok transaksi, sesuai dengan kontrak kerja
tersebut. Tujuan tersebut tetap sama dari setiap audit ke audit yang lain, namun bahan buktinya
dapat bervariasi, tergantung dari kondisi yang ada. Tujuan Umum Audit Terkait Transaksi
Keterjadian- Transaksi yang Dicatat Benar-benar Ada. Tujuan ini terkait dengan apakah transaksi

8
yang dicatat telah benar-benar terjadi. Memasukkan penjualan dalam jurnal penjualan ketika tidak
ada transaksi yang terjadi merupakan pelanggaran terhadap tujuan keberadaan.

Kesimpulan :
Tujuan audit atas laporan keuangan oleh auditor independen adalah untuk menyatakan pendapat
tentang kewajaran dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil operasi, serta arus kas
sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP).
Tanggung jawab manajemen atas kewajaran dalam representasi (asersi) pada laporan keuangan
memberikan kebebasan bagi manajemen untuk menentukan penyajian dan pengungkapan apa saja
yang dianggap penting. Jika manajemen berkeras terhadap pengungkapan laporan keuangan yang
dianggap oleh auditor tidak dapat diterima, maka auditor dapat menerbitkan opini tidak wajar (adverse)
atau opini wajar dengan pengecualian (qualified) atau menarik diri dengan kontak kerja. Sedangkan,
Auditor bertanggungjawab untuk merencanakan dan melaksanakan audit guna memperoleh kepastian
yang layak tentang apalah laporan keuangan telah bebas dari salah saji yang material, apakah itu
disebabkan oleh kekeliruan ataupun kecurangan.

Sumber :
- SPAP, 2012. Standar Profesional Akuntan Publik
- IAI, Juni 2012. Standar Akuntan Keuangan
- Al. Haryono Jusup, Agustus, 2001.,Auditing. Ch. 04
- Randal J. Elder, Mark S. Beasley.,Arens Alvin.,2008. Auditing and Assurance Service: An Integrated
Approach. 14th. Edition. Pearson Education, Inc.,Upper Saddle River, New Jersey, Pretince Hall. Ch.
06 Stephen Topple., Peter Schelluch, 2004; Auditing and assurance :Concepts for a Changing
Environment. South Western Thomson Learning Australia.,Victoria. Ch. 03.,h. 86

9
Modul 6
Tanggungjawab dan Kewajiban Hukum
Lukman Nulhakim, S.E., M.M

PENDAHULUAN

Deskripsi Singkat : Mengetahui tentang tanggung jawab dan kewajiban hukum terhadap
kinerja auditor serta meminimalisir atas resiko – resiko yang akan
dihadapi oleh auditor terhadap pelayanan kepada klien dan perubahan
lingkungan hukum terhadap profesi akuntan.

Tujuan Instruksional Umum : Setelah mengikuti mata kuliah ini mahasiswa diharapkan mampu
memaparkan perubahan lingkungan hukum terhadap profesi akuntan,
kewajiban hukum auditor terhadap klien berdasarkan hukum perdata
dan konsekuensi hukum perdata, serta meminimalisir resiko audit

Relevansi : Mata kuliah ini sebagai pembuka pengetahuan tentang keprofesian


audit, perbedaan auditing dan akunting serta jasa-jasa yang ditawarkan
oleh auditor di KAP, materi auditing I ini merupakan suatu pengantar
materi ke Auditing II dan merupakan acuan dari mata kuliah Pengantar
Akuntansi II
PENYAJIAN

Topik : Tanggungjawab dan Kewajiban Hukum

Tujuan Instruksional Khusus : Mahasiswa diharapkan dapat mengerti perubahan hukum terhadap profesi
audit dalam meminimalisir resiko audit dan kegagalan audit yang dihadapi
dalam hukum perdata.

Petunjuk Pengunaan Modul : Baca dan pahami terlebih dahulu uraian materi mengenai pokok
bahasan ini sebelum dimulai perkuliahan /pemberiaan materi, lalu
diskusikan pada forum yang tersedia dan terakhir kerjakanlah quis untuk
mereview hasil pembelajaran.

Review Modul 6

Pertemuan 6
Tanggungjawab dan Kewajiban Hukum

Peran Akuntan Publik lainnya adalah fasilitator dalam menghadirkan dirinya untuk memfasilitasi
setiap potensi aktivitas bisnis yang melibatkan perusahaan tersebut, pelanggan dalam
mempertimbangkan hubungan sekarang dan kedepannya dengan perusahaan tersebut, pemerintah
dalam memberikan pertimbangan hubungan bisnis ataupun pemberian izin ataupun kualifikasi
sehubungan dengan aktivitas berbisnis dari perusahaan tersebut bahkan karyawan dari perusahaan
tersebut sendiri misalnya, dalam melihat masa depan dari keberadaannya dalam perusahaan tersebut
serta masyarakat lainnya.
Dapat dibayangkan jika seorang investor lokal ataupun asing memutuskan untuk melakukan
langkah investasi dengan mengakusisi sebuah Perseroan Terbatas di Indonesia, hanya didasarkan
pada keyakinannya melihat penampilan dan juga nama besar serta janji-janji dari pemegang saham
Perseroan tersebut, tanpa melakukan pemeriksaan secara mendalam dan secara cukup terhadap
laporan keuangannya. Sehingga tidak mengetahui fakta yang sangat penting bahwa sebenarnya
Perseroan yang secara tampak terlihat begitu besar karena memiliki banyak harta di sana sini
tersebut, ternyata pada saat yang sama juga memiliki begitu banyak utang yang jika dikalkulasikan
secara teknis telah berada dalam keadaan insolvent.
Akan tetapi pada sisi lain, bisa pula dibayangkan sebuah bank yang berdasarkan suatu laporan
keuangan yang dihasilkan oleh Auditor Publik, memutuskan untuk memberikan tambahan fasilitas
pinjaman kepada debiturnya. Dimana pada akhirnya diketahui bahwa laporan keuangan tersebut
merupakan laporan keuangan yang direkayasa untuk menunjukkan bahwa debitur tersebut tetap dalam
keadaan membukukan laba. Padahal keadaan yang sebenarnya dari debitur tersebut ketika itu sudah
mengalami kerugian yang berturut-turut dan telah berada dalam keadaan keuangan yang sangat kritis.
Kewajiban bagi sebuah perusahaan untuk memberikan gambaran yang benar tentang status
kesehatan keuangannya, sangat berhubungan dengan konsekuensi hukum dari aktivitas berbisnis
(sebagai suatu hubungan hukum). Dimana konsekuensi hukum itu mengharuskan masing-masing
pihak yang terikat didalamnya untuk dapat memenuhi setiap kewajiban yang diikatkan kepadanya,
tepat seperti yang telah disepakati. Dalam keadaan yang terburuk, kegagalan dalam pemenuhan
kewajiban tersebut, baik sebagai akibat dari tindakan wan prestasi (1243 KUHPerdata) ataupun
Perbuatan Melawan Hukum (1365 KUH Pedata) yang secara hukum (by law) berdasarkan pasal 1131
KUHPerdata, akan memberikan konsekuensi penghukuman bagi pihak yang telah melakukan tindakan
wanprestasi ataupun melawan hukum tersebut untuk membayar seluruh kerugian dari pihak-pihak
yang dirugikan dengan menggunakan seluruh harta miliknya, tidak saja yang telah ada akan tetapi juga
yang akan ada.
Dari penjelasan tersebut di atas, terlihat begitu pentingnya keberadaan dari seorang Akuntan
Publik sebagai perwakilan dari kepentingan publik dalam suatu aktivitas perekonomian, yang tidak saja
melibatkan pelaku-pelaku bisnis pribadi akan tetapi juga melibatkan negara untuk suatu jangkauan
serta konsekuensi aktivitas dan hukum komersial yang berskala nasional maupun internasional.
Sehubungan dengan topik tersebut di atas, Penulis akan mengkonsentrasikan pembahasannya pada
kewajiban-kewajiban yang harus dilakukan oleh seorang Akuntan Publik dalam melakukan tugas-
tugasnya selaku seorang profesional yang independen, serta konsekuensi-konsekuensi hukum apa
saja yang memungkinkan terjadi dalam hal kewajiban-kewajiban tersebut tidak dilaksanakan ataupun
dilanggar.

1. Lingkungan Hukum yang mempengaruhi Ligitasi terhadap Auditor


Menurut common law, para profesional audit bertanggungjawab untuk memenuhi apa yang telah
dinyatakan dalam kontrak dengan klien. Tidak ada alasan sederhana yang menjelaskan tren ini, tetapi
faktor-faktor berikut merupakan penyebab utamanya :
a. Kesadaran para pemakai laporan keuangan yang semakin meningkat akan tanggungjawab akuntan
publik
b. Kesadaran yang meningkat di pihak securities & exchange commision (SEC) mengenai
tanggungjawab melindungi kepentingan para investor
c. Kerumitan fungsi – fungsi auditing dan akuntansi yang disebabkan oleh meningkatnya ukuran bisnis
dan kerumitan operasi bisnis
d. Kecenderungan masyarakat untuk menerima tuntutan dari pihak yang dirugikan terhadap siapa saja
yang dapat memberikan kompensasi tanpa melihat sapa yang salah dan beberapa doktris tentang
kewajiban
e. Keputusan pengadilan menyangkut ganti rugi yang besar pada beberapa kasus melawan akuntan
publik telah mendorong para pengacara untuk memberikan pelayanan hukum atas dasar fee
kontijen.
f. Banyak kantor akuntan publik telah mimilih menyelesaikan masalah hukum di luar pengadilan untuk
menghindari biaya pengadilan yang mahal dan publisitas yang merugikan ketimbang melalui proses
pengadilan
g. Kesulitan yang dihadapi hakim dan juri dalam memahami serta menginterpretasikan masalah teknis
akuntansi dan auditing.
Tanggung Jawab Hukum Akuntan Publik
a. Dalam hal terjadinya pelangaran yang dilakukan oleh seorang Akuntan Publik dalam memberikan
jasanya, baik atas temuan-temuan bukti pelanggaran apapun yang bersifat pelanggaran ringan
hingga yang bersifat pelanggaran berat, berdasarkan PMK No. 17/PMK.01/2008 hanya dikenakan
sanksi administratif, berupa: sanksi peringatan, sanksi pembekuan ijin dan sanksi pencabutan ijin
seperti yang diatur antara lain dalam pasal 62, pasal 63, pasal 64 dan pasal 65.
b. Penghukuman dalam pemberian sanksi hingga pencabutan izin baru dilakukan dalam hal seorang
Akuntan Publik tersebut telah melanggar ketentuan-ketentuan yang diatur dalam SPAP dan
termasuk juga pelanggaran kode etik yang ditetapkan oleh IAPI, serta juga melakukan
pelanggaran peraturan perundang-undangan yang berlaku yang berhubungan dengan bidang
jasa yang diberikan, atau juga akibat dari pelanggaran yang terus dilakukan walaupun telah
mendapatkan sanksi pembekuan izin sebelumya, ataupun tindakan-tindakan yang menentang
langkah pemeriksaan sehubungan dengan adanya dugaan pelanggaran profesionalisme akuntan
publik.
c. Akan tetapi, hukuman yang bersifat administratif tersebut walaupun diakui merupakan suatu
hukuman yang cukup berat bagi eksistensi dan masa depan dari seorang Akuntan Publik ataupun
KAP, ternyata masih belum menjawab penyelesaian permasalahan ataupun resiko kerugian yang
telah diderita oleh anggota masyarakat, sebagai akibat dari penggunaan hasil audit dari Akuntan
Publik tersebut.
2. Perbedaan antara Kesalahan Bisnis, Kegagalan Audit dan Resiko Audit
Penyebab utama tuntutan hukum kepada kantor akuntan publik adalah kurangnya pemahamam
para pemakai laporan keuamngan atas dua konsep :
a. Perbedaan antara kegagalan bisnis dan kegagalan audit
b. Perbedaan antara kegagalan audit dan risiko audit
Kegagalan bisnis (bussines failure) terjadi apabila bisnis tersebut tidak mampu
mengembalikan pinjamannya atau memenuhi harapan bagi investor karena keadaan ekonomi atau
bisnis seperti resesi, keputusan manahemen yang buruk, atau persaingan yang tak terduga dalam
industri itu. Kegagalan audit (audit failure) terjadi apabila auditor mengeluarkan pendapat audit yang
tidak benar karena gagal memenuhi persyaratan standar audit. Risiko audit (risk audit) merupakan
kemungkinan bahwa auditor akan menyimpulkan setelah melaksanakan audit yang memadai, bahwa
laporan keuangan telah dinyatakan secara wajar, sedangkan dalam kenyataannya mengandung salah
saji yang material.
Seorang akuntan publik bertanggung jawab atas aspek pekerjaan akuntansi publiknya, termasuk
auditing, perpajakan, jasa bantuan manajemen dan jasa akuntansi serta pembukuan. Ada
kesepakatan antara profesi akuntan dan pengadilan bahwa auditor bukan penjamin atau penerbit
laporan keuangan. Auditor hanya diharapkan untuk melaksanakan audit dengan kemahiran dan tidak
diharapkan untuk benar 100 persen.
4 (empat) sumber kewajiban hukum auditor, sebagai berikut :
a. Kewajiban kepada klien
Tuntutan dari kewajiban kepada klien adalah seperti kegagalan untuk menyelesaikan penugasan
non audit pada audit pada tanggal yang disepakati, menarik diri dari audit, kegagalan untuk
menemukan penggelapan dan melanggar persyaratan kerahasian bagi para akuntan publik.
b. Kewajiban kepada pihak ketiga menurut common law
Jika pihak ketiga yang mengklaim menderita kerugian akibat mengandalkan laporan keuangan
yang menyesatkan.
c. Kewajiban sipil menurut UU Sekuritas Federal
Securities act tahun 1933 mengenakan beban yang tidak bisa terhadap auditor. Section 11 dari UU
tahun 1933 tersebut mendefinisikan hak pihak ketiga dan auditor yang diikhtisarkan sebagai berikut :
• Setiap pihak ketiga membeli sekuritas atas adanya salah saji material
• Pemakai pihak ketiga tidak mempunyai beban untuk membuktikan bahwa mereka mengandalkan
laporan keuangan atau bahwa auditor telah lalai / menipu dalam melakukan audit.
• Auditor berkewajiban menunjukkan pembelaannya bahwa (1) audit yang memadai telah dilakukan
(2)seluruh atau sebagian dari kerugian penggugat disebabkan oleh faktor-faktor selain laporan
keuangan yang menyesatkan.
d. Kewajiban kriminal

3. Kewajiban Hukum terhadap Klien


AICPA dan profesi secara keseluruhan dapat melakukan sejumlah hal untuk mengurangi resiko
para praktisi terkena tuntutan hukum :
a. Mencari perlindungan dari proses pengadilan atau ligitasi yang tidak terpuji
b. Meningkatkan performa auditing agar dapat memenuhi kebutuhan para pemakau dengan lebih baik
c. Mendidik para pemakai mengenai batas-batas auditing

4. Kewajiban Hukum terhadap klien dan Pihak Ketiga


Pihak ketiga meliputi pemegang saham aktual daln calon pemegang saham, pemasok, bankir, dan
kreditor lain, karyawan serta pelanggan. Sebuah kantor akuntan publik dapat mempunyai kewajiban
terhadap pihak ketiga jika pihak yang mengklaim menderita kerugian akibat mengandalkan laporan
keuangan yang menyesatkan.
Tiga dari empat pembelaan yang tersedia bagi auditor dalam menghadapi tuntutan oleh klien juga
bersedia untuk tuntutan hukum oleh pihak ketiga : yaitu, tidak ada kewajiban untuk melaksanakan jasa,
pelaksanaan kerja tanpa kelalaian dan ketiadaan hubungan sebab – akibat.

5. Kewajiban Hukum terhadap Kriminal


Cara keempat para akuntan publik dapat dianggap bertanggung jawab adalah menurut kewajiban
kriminal bagi akuntan (criminal liability for accountants).
Prinsip penting dalam kewajiban kriminal bagi akuntan (criminal liability for accountants) :
a. Penyelidikan mengenai integritas manajemen adalah bagian penting dalam memtuskan apakah
seorang klien dapat diterima dan luas pekerjaan yang akan dilaksanakan
b. Auditor dapat dinyatakan bersalah melakukan tindakan kriminal dalam melaksanakan audit
walaupun latar belakangnya menunjukkan integritas dalam kehiudpan pribadi dan profesionalnya
c. Independensi dalam penampilan dan fakta oleh semua individu ketika melakukan penugasan
sangat penting teruma dalam pembelaan yang menyangkut tindakan kriminal
d. Transaksi dengan pihak terkait perlu diperiksa secara khusus karena ada kemungkinan salah saji
e. Prinsip-prinsip akuntansi berlaku umum tidak dapat dijadikan pedoman secara eksklusif dalam
memutuskan apakah laporan keuangan telah disajikan secara wajar
f. Dokumentasi yang baik akan menjadi alat pembelaan yang baik bagi auditor dalam menghadapi
tuntutan kriminal
g. Beratnya konsekuensi potensial jika auditor diketahui melakukan kesalahan tidak memungkinkan
manfaat potensial yang bisa membenarkan tindakan tersebut.

6. Perlindungan Akuntan Publik terhadap Kewajiban Hukum


Seorang auditor yang berpraktik dapat pula mengambil tindakan tertentu untuk meminimalkan
kewajibannya. Beberapa dari tindakan yang umum itu adalah sebagai berikut :
a. Hanya berurusan dengan klien yang memiliki integritas
b. Mempekerjakan personil yang kompoten dan melatih serta mengawasi mereka secara layak
c. Mengikuti standar profesi
d. Mempertahankan independen
e. Memahami bisnis klien
f. Melaksanakan audit yang bermutu
g. Mendokumentasikan pekerjaan secara layak
h. Mendapatkan surat penugasan surat dan surat representasi
i. Mempertahankan hubungan yang bersifat rahasia
j. Mengadakan asuransi yang memadai
k. Mencari bantuan hukum
l. Memilih bentuk organisasi dengan kewajiban yang terbatas
m. Mengungkapkan skeptisme profesional

7. Tanggapan profesi terhadap Kewajiban Hukum.


AICPA melakukan sejumlah respon dalam mengurangi resiko para praktisi terkena tuntutan
hukum :
a. Mencarai perlindungan hukum dari proses pengadilan atau ligitasi yang tidak terpuji
b. Meningkatkan performa auditing agar dapat memenuhi kebutuhan para pemakai dengan
lebih baik
c. Mendidik para pemakai mengenai batas-batas auditing
Aktivitas khusus dalam mengurangi resiko terkena tuntutan hukum :
a. Riset dalam auditing
b. Penetapan standar dan peraturan
c. Menetapkan persyaratan untuk melindungi auditor
d. Menetapkan persyaratan peer review
e. Melawan tuntutan hukum
f. Pendidikan bagi pemakai laporan keuangan
g. Memberi sanksi kepada anmhhota karena perilaku dan kinerja yang tidak pantas
h. Melobi perubahan Undang-Undang

Kesimpulan :
Tidak ada akuntan publik yang rasional yang ingin menghapus tanggung jawab hukum profesi atas
kinerja yang curang atau tidak kompeten. Para akuntan publik dapat melindungi dirinya dari kewajiban
hukum dengan beberapa cara dan profesi ini telah bekerja dengan baik dalam mengidentifikasi cara-
cara dalam membantu cara-cara untuk membantu para akuntan publik mengurangi resiko potensial
baik profesi ini.

Sumber :
- SPAP, 2012. Standar Profesional Akuntan Publik
- IAI, Juni 2012. Standar Akuntan Keuangan
- Randal J. Elder, Mark S. Beasley.,Arens Alvin.,2008. Auditing and Assurance Service: An Integrated
Approach. 14th. Edition. Pearson Education, Inc.,Upper Saddle River, New Jersey, Pretince Hall. Ch.
05 Stephen Topple., Peter Schelluch, 2004; Auditing and assurance :Concepts for a Changing
Environment. South Western Thomson Learning Australia.,Victoria. Ch. 16
Modul 5
Kode Etik Akuntan
Materi Pembelajaran:
a. Aturan internal Profesi
b. Ethics For Professional Accountants
c. Handbooks of Code Ethics for Profesional Accountant
Lukman Nulhakim, S.E., M.M

PENDAHULUAN

Deskripsi Singkat : Mengetahui dan memahami tentang isi dari setiap paragraf laporan
keuangan, opini auditor terhadap laporan audit, tingkat materialitas,
salah saji serta keputusan auditor atas laporan audit.

Tujuan Instruksional Umum : Setelah mengikuti mata kuliah ini mahasiswa diharapkan dapat
mengerti arti dari etika secara umum, tujuan etika secara professional,
komponen-komponen kode etik akuntan dan akuntan publik, prosedur
dengan penegakan aturan perilaku

Relevansi : Mata kuliah ini sebagai pembuka pengetahuan tentang keprofesian


audit, perbedaan auditing dan akunting serta jasa-jasa yang ditawarkan
oleh auditor di KAP, materi auditing I ini merupakan suatu pengantar
materi ke Auditing II dan merupakan acuan dari mata kuliah Pengantar
Akuntansi II

1
PENYAJIAN

Topik : Etika Profesional

Tujuan Instruksional Khusus : Mahasiswa diharapkan dapat memahami dan menjelaskan secara
sistematika pengertian etika dan kode etik akuntan dan akuntan publik.

Petunjuk Pengunaan Modul : Baca dan pahami terlebih dahulu uraian materi mengenai pokok
bahasan ini sebelum dimulai perkuliahan /pemberiaan materi, lalu
diskusikan pada forum yang tersedia dan terakhir kerjakanlah quis untuk
mereview hasil pembelajaran.

Review Modul 5

Pertemuan 5
Kode Etik Akuntan

a. Aturan Internal Profesi


Etika secara garis besar daapt didefinisikan sebagai serangkaian prinsip atau nilai normal.
Setiap bidang profesi tentunya harus memiliki aturan-aturan khusus atau lebih dikenal dengan istilah
“Kode Etik Profesi”. Dalam bidang akuntansi sendiri, salah satu profesi yang ada yaitu Akuntan Publik.
Setiap Praktisi wajib mematuhi dan menerapkan seluruh prinsip dasar dan aturan etika profesi
yang diatur dalam Kode Etik ini, kecuali bila prinsip dasar dan aturan etika profesi yang diatur oleh
perundang-undangan, ketentuan hukum, atau peraturan lainnya yang berlaku ternyata berbeda dari
Kode Etik ini. Dalam kondisi tersebut, seluruh prinsip dasar dan aturan etika profesi yang diatur dalam
perundang-undangan, ketentuan hukum, atau peraturan lainnya yang berlaku tersebut wajib dipatuhi,
selain tetap mematuhi prinsip dasar dan aturan etika profesi lainnya yang diatur dalam Kode Etik ini.
Adapun kode etik terbagi menjadi 3 bagian menurut standar IFAC.:
1) Prinsip-prinsip dasar (Fundamental principles) etika profesi akuntasni (Part A)

2
2) Prinsip-prinsip dasar yang diterapkan untuk akuntan profesional “dalam praktik publik” atau akuntan
publik (Part B)
3) Prinsip-prinsip dasar yang diterapkan untuk akuntan profesional “dalam bisnis”, akuntan internal
(Part C)
Berikut kutipan dari Code of Ethics mengenai prinsip-prinsip dasar:
1) Integrity-to be straighforward and honest in all professional and business relationships
2) Objectivity-to no allow bias, conflict of interest or undue influence of others to override professional
or business judgements
3) Professional competence and due core- to maintain professional knowledge and skill at the level
required to ensure that a client or employer receives compotent professional services based on
current development in practice, legislation and techniques and act diligently and in accordance with
applicable technical and profesional standards.
4) Confidentiality – to respect the confidentiality of information acquired as a result of professional
and business relationship and therefore not disclose any such information to third parties without
proper and specific authority, unless there is a legal or professional right or duty to disclose nor use
the information for the profesional accountant or third parties.
5) Professional behavior – to comply with relevant laws and regulations and avoid any action that
discredits the profession
Code of Ethics membagi Threats ke dalam kategori berikut:
1) Self-interest street – the threat that as a financial or other interest will inappropriately
influence the professional accountants judgement or behavior.
2) Self-review threat- the threat that a professional accountant will not approriately evaluate that
a results of a previous judgement made or service performed by the profesional accountant, on
which the accountant will rely when forming a judgement a part of providing a current service
3) Advocacy threat- the threat a profesional accountant will promote a client’s or employers
position to the point that tje [rofessional accountants objectivity is comporomises.
4) amiliarity threat- the threat that due to long or close relationship with a client or employer, a
professional accountant will be too sympathetic to their interest or to accepting of their work,
and
5) Intimidation threat- the threat that a professional accountant will be deterred from acting
objectively because of actual or perceived pressures, including attempts to exercise undue
influence over the professional accountant.

Advocacy 3
Threat
Self-
ReviewThreat Familiarity

Threats to
Independence

Self-Interest
Intimidation Threat
Threat

Struktur dan sistematika ISA


Makna perubahan standar ISA
o Penekanan pada resiko
o Standar berbasis prinsip
o Pengukuran berkesan eksak
o Gunakan kearifan profesional
o Senantiasa terapkan kewaspadaan profesional
o Pengendalian internal
o TCWG
o Pengendalian Mutu
• Jasa audit dan revieu atas laporan keuangan
• Jasa assurans lainnya
• Jasa-jasa yang terkait dengan jasa asurans
Pengembangan profesi berkelanjutan
o Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan bagi seorang akuntan suatu hal yang tidak bisa
terpisahkan untuk dapat menggali potensi serta perkembangan dunia akuntansi, prinsip-prinsip
akuntasi serta regulasi akuntansi yang ada saat ini. Pendidikan dan pelatihan yang hendaknya
diikuti oleh akuntan dapat memberikan suatu cikal bakal pemahaman tentang akuntansi baik
secara praktik maupun teoritis. Adapun dasar pendidikan dan pelatihan yang akan/biasanya
diikuti oleh akuntan/akuntan publik biasanya dilaksanakan oleh IAI (Ikatan Akuntan Indonesia)
dan IAPI (Ikatan Akuntan Publik Indonesia). Kegiatan ini dapat berupa Pendidikan Profesional
Berkelanjutan (disingkat PPL) berasal dari bahasa Continuing Profesional Education (CPE) yang
4
digunakan di Amerika Serikat, sedangkan terjemahan dari Continuing Professional Development
(CPD) yang biasa digunakan oleh IFAC.
Standar Berbasis Prinsip

b. Ethics For Professional Accountants


What are Ethics ??

Integrity Promise Keeping

Honesty Loyality

Ethical Behavior

Fairness Responsible
Citizenship

Caring and respect


for others

1. Kode Etik Profesi Akuntan

Kode Etik ini menetapkan prinsip dasar dan aturan etika profesi yang harus diterapkan oleh setiap
individu dalam kantor akuntan publik (KAP) atau Jaringan KAP, baik yang merupakan anggota IAPI
maupun yang bukan merupakan anggota IAPI, yang memberikan jasa profesional yang meliputi jasa
assurance dan jasa selain assurance seperti yang tercantum dalam standar profesi dan kode etik
profesi.
Untuk tujuan Kode Etik ini, individu tersebut di atas selanjutnya disebut ”Praktisi”. Anggota IAPI
yang tidak berada dalam KAP atau Jaringan KAP dan tidak memberikan jasa profesional seperti

5
tersebut di atas tetap harus mematuhi dan menerapkan Bagian A dari Kode Etik ini. Suatu KAP atau
Jaringan KAP tidak boleh menetapkan kode etik profesi dengan ketentuan yang lebih ringan daripada
ketentuan yang diatur dalam Kode Etik ini.
Profesi akuntan publik bertanggung jawab untuk menaikkan tingkat keandalan laporan keuangan
perusahaan-perusahaan, sehingga masyarakat keuangan memperoleh informasi keuangan yang
handal sebagai dasar untuk memutuskan alokasi sumbersumber ekonomi.
Perilaku etis sangat dieperlukan oleh masyarakat agar dapat berfungsi secara teratur. Sebagian
besar orang mendefinisikan perilaku etis sebagai tindakan yang berbeda dengan apa yang mereka
anggap tepat dilakukan dalam situasi tertentu. Ada dua alasan utama mengapa seseorang bertindak
tidak etis.
a. Standar etika seseorang berbeda dengan standar etika yang berlaku di masyarakat secara
keseluruhan ;
b. Orang lebih memilih bertindak mementingkan diri sendiri.
Kode Etik Perilaku Profesional AICPA, harus dipahami agar dapat menginterpretasikan aturan-
aturannya :
a. Klien. Setiap orang atau entitas, selain dari atasan anggota yang menugaskan anggota atau
kantornya untuk melaksanakan jasa profesionalnya
b. Kantor Akuntan, bentuk organisasi yang di izinkan oleh hukum dan peraturan yang karakteristiknya
sesua dengan resolusi dewan American Institute Of Certified Public Accountant yang bertugas
dalam praktik akuntansi publik. Kecuali untuk tujuan menerapkan Rule 101, independensi, kantor
mencakup setiap partner.
c. Institute, American Institute Of Certified Public Accountant.

2. Etika Dan Moralitas


Setiap profesi yang memberikan pelayanan jasa pada masyarakat harus memiliki kode etik yang
merupakan seperangkat moral-moral dan mengatur tentang etika professional (Agnes, 1996). Pihak-
pihak yang berkepentingan dalam etika profesi adalah akuntan publik, penyedia informasi akuntansi
dan mahasiswa akuntansi (Suhardjo dan Mardiasmo, 2002). Di dalam kode etik terdapat muatan-
muatan etika yang pada dasarnya untuk melindungi kepentingan masyarakat yang menggunakan jasa
profesi. Terdapat dua sasaran pokok dalam dua kode etik ini yaitu Pertama, kode etik bermaksud
melindungi masyarakat dari kemungkinan dirugikan oleh kelalaian baik secara disengaja maupun tidak
disengaja oleh kaum profesional. Kedua, kode etik bertujuan melindungi keseluruhan profesi tersebut
dari perilaku-perilaku buruk orang tertentu yang mengaku dirinya profesional (Keraf, 1998).
6
Menurut Kataka Puradireja (2008), kekuatan dalam kode etik profesi itu terletak pada para
pelakunya, yaitu di dalam hati nuraninya. Jika para akuntan itu mempunyai integritas tinggi, dengan
sendirinya dia akan menjalankan prinsip kode etik dan standar akuntan. Dalam kode etik dan standar
akuntan dalam memenuhi standar profesionalnya yang meliputi prinsip profesi akuntan, aturan profesi
akuntan dan interprestasi aturan etika akuntan.
3. Dilema Etika
Dilema etika (etichal dilemma) adalah situasi yang dihadapi oleh seseorang di mana seseorang
tersebut harus mengambil keputusan tentang perilaku yang tepat. Ada cara-cara alternatif untuk
menyelesaikan dilema etika agar dapat menjadi suatu pendekatan yang relatif sederhana untuk
menyelesaikan dilema etika :
a. Memperoleh fakta yang relevan
b. Mengidentifikasi isu-isu etis berdasarkan fakta tersebut
c. Menetukan siapa yang akan terpengaruh oleh akibat dari dilema tersebut dan bagaimana setiap
orang atau kelompok itu terpengaruh
d. Mengidentifikasikan berbagai alternatif yang tersedia bagi orang yang harus menyelesaikan dilema
tersebut
e. Mengidentifikasikan konsekuensi yang mungkin terjadi dari setiap alternatif
f. Memutuskan tindakan yang tepat.

4. Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia dan Kompartemen Akuntan Publik


Sehubungan dengan perkembangan yang terjadi dalam tatanan global dan tuntutan transparansi
dan akuntabilitas yang lebih besar atas penyajian Laporan Keuangan, IAPI merasa adanya suatu
kebutuhan untuk melakukan percepatan atas proses pengembangan dan pemutakhiran standar profesi
yang ada melalui penyerapan Standar Profesi International. Sebagai langkah awal IAPI telah
menetapkan dan menerbitkan Kode Etik Profesi Akuntan Publik, yang berlaku efektif tanggal 1 Januari
2010. Untuk Standar Profesional Akuntan Publik, Dewan Standar Profesi sedang dalam proses
“adoption” terhadap International Standar on Auditing yang direncanakan akan selesai di tahun 2010,
berlaku efektif 2011.
Kode Etik Profesi Akuntan Publik yang baru saja diterbitkan oleh IAPI menyebutkan 5 prinsip-
prinsip dasar etika profesi, yaitu:
a. Prinsip Integritas
b. Prinsip Objektivitas
c. Prinsip Kompetensi serta Sikap Kecermatan dan Kehati-hatian Profesional
7
d. Prinsip Kerahasiaan
e. Prinsip Perilaku Profesional
Selain itu, Kode Etik Profesi Akuntan Publik juga merinci aturan mengenai hal-hal berikut ini:
1. Seksi 200 Ancaman dan Pencegahan
2. Seksi 210 Penunjukan Praktisi, KAP, atau Jaringan KAP
3. Seksi 220 Benturan Kepentingan
4. Seksi 230 Pendapat Kedua
5. Seksi 240 Imbalan Jasa Profesional dan Bentuk Remunerasi Lainnya
6. Seksi 250 Pemasaran Jasa Profesional
7. Seksi 260 Penerimaan Hadiah atau Bentuk Keramah-Tamahan Lainnya
8. Seksi 270 Penyimpanaan Aset Milik Klien
9. Seksi 280 Objektivitas – Semua Jasa Profesional
10. Seksi 290 Independensi dalam Perikatan Assurance
Kewajiban Bagi Seorang Akuntan Publik (AP) Dan (KAP) Terdapat 5 (Lima) Kewajiban Akuntan
Publik Dan KAP, yaitu:
1. Bebas dari kecurangan (fraud), ketidakjujuran dan kelalaian serta menggunakan kemahiran
jabatannya (due professional care) dalam menjalankan tugas profesinya.
2. Menjaga kerahasiaan informasi / data yang diperoleh dan tidak dibenarkan memberikan informasi
rahasia tersebut kepada yang tidak berhak. Pembocoran rahasia data / informasi klien kepada pihak
ketiga secara sepihak merupakan tindakan tercela.
3. Menjalankan PSPM04-2008 tentang Pernyataan Beragam (Omnibus Statement) Standar
Pengendalian Mutu (SPM) 2008 yang telah ditetapkan oleh Dewan Standar Profesional Akuntan
Publik (DSPAP) Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI), terutama SPM Seksi 100 tentang Sistem
Pengendalian Mutu Kantor Akuntan Publik (SPM-KAP).
4. Mempunyai staf / tenaga auditor yang profesional dan memiliki pengalaman yang cukup. Para
auditor tersebut harus mengikuti Pendidikan Profesi berkelanjutan (Continuing Profesion Education)
sebagai upaya untuk selalu meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam bidang audit dan
proses bisnis (business process). Dalam rangka peningkatan kapabilitas auditor, organisasi profesi
mensyaratkan pencapaian poin (SKP) tertentu dalam kurun / periode waktu tertentu. Hal ini menjadi
penting, karena auditor harus senantiasa mengikuti perkembangan bisnis dan profesi audit secara
terus menerus.
5. Memiliki Kertas Kerja Audit (KKA) dan mendokumentasikannya dengan baik. KKA tersebut
merupakan perwujudan dari langkah-langkah audit yang telah dilakukan oleh auditor dan sekaligus
8
berfungsi sebagai pendukung (supporting) dari temuan-temuan audit (audit evidence) dan opini
laporan audit (audit report). KKA sewaktu-waktu juga diperlukan dalam pembuktian suatu kasus di
sidang pengadilan.
Larangan Bagi Seorang Akuntan Publik ( AP ) Dan ( KAP ) Akuntan Publik Dilarang Melakukan 3
(Tiga) Hal :
1. Dilarang memberikan jasa audit umum atas laporan keuangan (general audit) untuk klien yang
sama berturut-turut untuk kurun waktu lebih dari 3 tahun. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah
terjadinya kolusi antara Akuntan Publik dengan klien yang merugikan pihak lain.
2. Apabila Akuntan Publik tidak dapat bertindak independen terhadap pemberi penugasan (klien),
maka dilarang untuk memberikan jasa.
3. Akuntan Publik juga dilarang merangkap jabatan yang tidak diperbolehkan oleh ketentuan
perundang-undangan / organisasi profesi seperti sebagai pejabat negara, pimpinan atau pegawai
pada instansi pemerintah, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) atau Badan Usaha Milik Daerah
(BUMD) atau swasta, atau badan hukum lainnya, kecuali yang diperbolehkan seperti jabatan
sebagai dosen perguruan tinggi yang tidak menduduki jabatan struktural dan atau komisaris atau
komite yang bertanggung jawab kepada komisaris atau pimpinan usaha konsultansi manajemen.
Sedangkan, KAP harus menjauhi.

5. Independensi dan Intepretasi Aturan lainnya


Independensi dalam audit berarti cara pandang yang tidak memihak di dalam pelaksanaan pengujian,
evaluasi hasil pemeriksaan, dan penyusunan laporan audit. Apabila auditor adalah seorang penasehat
klien,seorang banker atau yang lainnya, dia tidak dapat dikatakan independen.
. Nilai auditing sangat bergantung pada persepsi publik atas independensi auditor. Independensi
dalam fakta (independen in fact) adabila auditor benar-benar mampu mempertahankan sikap yang
sikap bias sepanjang audit, sedangkan independensi dalam penampilan (independensi in
appearance) adalah hasil dari interpretasi lain atas independensi ini.
Hubungan Keuangan Dengan Klien
Di Amerika Serikat, tedapat aturan yang lebih rinci mengenai peilikan saham tersebut. Ada tiga
perbedaan dalam peraturan 101 dan Amerika Serikat sehubungan dengan independensi dan
kepemilikan saham ;
- Partner atau pemegang saham kontra non-partner atau non-pemegang saham
- Kepentingan keuangan langsung dan tidak langsung
- Material dan tidak material

9
- Mantan praktisi
- Prosedur peminjaman yang normal
- Kepentingan keuangan pada hubungan keluarga
- Hubungan investor atau investee bersama dengan klien
- Komisaris, direksi, manajemen atau pegawai perusahaan.

c. Handbooks of Code Ethics for Profesional Accountant

Kesimpulan :
Etika Profesi Akuntansi adalah Merupakan suatu ilmu yang membahas perilaku perbuatan baik dan
buruk manusia sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran manusia terhadap pekerjaan yang
membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap suatu pengetahuan khusus sebagai Akuntan.
Prinsip etika yang tercantum dalam kode etik akuntan Indonesia adalah sebagai berikut:
Tanggung Jawab profesi; Kepentingan Publik ; Integritas ; Objektivitas ; Kompetensi dan Kehati-hatian.
Profesional . Setiap Praktisi wajib mematuhi dan menerapkan seluruh prinsip dasar dan aturan etika
profesi yang diatur dalam Kode Etik ini, kecuali bila prinsip dasar dan aturan etika profesi yang diatur
oleh perundang-undangan, ketentuan hukum, atau peraturan lainnya yang berlaku ternyata berbeda
dari Kode Etik ini.
Untuk mengawasi akuntan publik, khususnya kode etik, Departemen Keuangan (DepKeu)
mempunyai aturan sendiri yaitu Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No.17 Tahun 2008 yang
mewajibkan akuntan dalam melaksanakan tugas dari kliennya berdasarkan SPAP (Standar Profesi
Akuntan Publik) dan kode etik. SPAP dan kode etik diterapkan oleh asosiasi profesi berdasarkan
standar Internasional. Misalkan dalam auditing, SPAP berstandar kepada International Auditing
Standart.
Sumber :
- Audit Kontemporer, Tuanakota. Salemba Empat.
- IAI, Juni 2012. Standar Akuntan Keuangan
http://annasmelon.blogspot.com/2011/12/etika-profesi-akuntan-publik.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Kode_Etik_Profesi_Akuntan_Publik
http://www.akuntansi.undip.ac.id/index.php?
http://www.bloggerborneo.com/kode-etik-profesi-akuntan-publik

10
Modul 4
Laporan Audit (Audit Report)
Materi Pembelajaran
a. Asersi dalam Laporan Keuangan
b. Merumuskan Pendapat Auditor
c. Modifikasi terhadap Laporan Audit
d. Peristiwa Kemudian
e. Audit Reports and Communication
f. Handbook Standards ISA
Lukman Nulhakim, S.E., M.M

PENDAHULUAN

Deskripsi Singkat : Mengetahui dan memahami tentang isi dari setiap paragraf laporan
keuangan, opini auditor terhadap laporan audit, tingkat materialitas,
salah saji serta keputusan auditor atas laporan audit.

Tujuan Instruksional Umum : Setelah mengikuti mata kuliah ini mahasiswa dapat menganalisa
laporan audit, standar pelaporan keuangan, opini atas materialitas,
proses pembuatan keputusan dalam laporan audit.

Relevansi : Mata kuliah ini sebagai pembuka pengetahuan tentang keprofesian


audit, perbedaan auditing dan akunting serta jasa-jasa yang ditawarkan
oleh auditor di KAP, materi auditing I ini merupakan suatu pengantar
materi ke Auditing II dan merupakan acuan dari mata kuliah Pengantar
Akuntansi II

1
PENYAJIAN

Topik : Laporan Audit

Tujuan Instruksional Khusus : Mahasiswa diharapkan dapat memahami dan menjelaskan isi dari setiap
paragraph laporan audit, materialitas serta proses pembuatan keputusan
laproan audit, tanggung jawab auditor serta penerapan ISA 700, 705 dan
706

Petunjuk Pengunaan Modul : Baca dan pahami terlebih dahulu uraian materi mengenai pokok
bahasan ini sebelum dimulai perkuliahan /pemberiaan materi, lalu
diskusikan pada forum yang tersedia dan terakhir kerjakanlah quis untuk
mereview hasil pembelajaran.

Review Modul 4

Pertemuan 4
Laporan Audit (Audit Report)

a. Asersi dalam Laporan Keuangan


Asersi menurut ISA 315:
Representasi oleh manajemen, baik secara eksplisit maupun implisit yang terkandung dalam
laporan keuangan. Representasi ini digunkana oleh auditor untuk memperhatikan berbagai salah
saji dalam laporan keuangan yang mungkin terjadi.
Dalam asersi Auditing dari ISA 315 alinea 25, auditor wajib mengidentifikasi dan menilai resiko
salah saji, pada:
o Tingkat laporan keuangan
o Tingkat asersi untuk jenis transaski, saldo akun, dan pengungkapan untuk merancang dan
melaksanakan prosedur audit selanjutnya.
Contoh Asersi dalam laporan keuangan:
o Semua aset dalam laporan keuangan benar-benar ada
o Semua transaksi penjualan telah dicatat dalam periode terjadinya
o Persediaan dicantum dengan nilai yang tepat

2
o Utang merupakan kewajiban entitas
o Semua transaksi yang dicatat, terjadi dalam periode berjalan
o Semua jumlah disajikan dengan tepat dan diungkapkan dalam laporan yang tepat
Beberapa penjelasan asersi menurut ISA 315 alinea A111:
o Asersi untuk Jenis Transaksi
Occurrence, Completeness, Accuracy, Cutt-off, Classification
o Asersi untuk saldo Akun
Existence, Rights and obligations, Completeness, Valuation and Allocation
o Asersi tentang Penyajian dan Pengungkapan
Existence/Occurrence, Completeness, Rights & Obligations, Accuracy/Classification, cuttoff,
Classification & Understandability, Valuation/Allocation
o Asersi tentang Jenis Transaksi, Saldo akun, Penyajian dan pengungkapan.
Completeness, Existence, Accuracy and Cuttoff, Valuation

b. Peristiwa Kemudian
ISA 560 alinea 4 merinci tujuan auditor dalam mengaudit peristiwa kemudian, yakni untuk :
o Memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat mengenai apakah peristiwa antara tanggal laporan
keuangan dan tanggal laporan auditor yang memerlukan penyesuaian atau pengungkapan telah
ditunjukkan dengan benar dalam laporan keuangan sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan
yang berlaku
o Menanggapi dengan tepat, fakta yang diketahui auditor sesudah tanggal laporan auditor yang
diketahui jika diketahui sebelumnya dapat menyebabkan auditor mengubah laporan auditornya.
“Kewajiban Auditor terhadap peristiwa kemudian terdapat pada ISA 560.6 – 560.17, dapat dibaca
pada Halaman 172-173”

c. Prosedur Audit Selanjutnya


ISA 330.4, mengatakan:
o Substantive procedure-suatu prosedur audit yang dirancang untuk mendeteksi salah saji yang
material pada tingkat asersi. Prosedur substantif terdiri atas:
i. Test of details, atas jenis transaksi, saldo akun dan disclosures
ii. Substantive analytical procedures
3
o Test of control-suatu prosedur audit yang dirancang untuk mengevaluasi berfungsinya secara efektif
pengendalian untuk mencegah atau mendeteksi dan memperbaiki salah saji yang material pada
tingkat asersi.
Melaksanakan Prosedur Substantif pada tanggal Interim
Prosedur Audit untuk periode Sisa
Prosedur Substantif yang dilaksanakan dalam Periode yang lalu
o Konfirmasi Eksternal (ISA 505.5, 505.8, 505.9, 505.10, 505.11, 505.12, 505.13, 505.14, 505.15,
505.16,)
Prosedur Analitikal Substantif
o ISA 520.5.,kewajiban auditor sehubungan dengan prosedur analitikal substantif, adalah
sebagai berikut. Ketika merancang dan melaksanakan prosedur analitikal substantif, secara
terpisah atau dalam kombinasi dengan uji rinci, sebagai prosedur substantif sesuai dengan ISA
330. Sebagai berikut:
- Menentukan tepatnya suatu prosedur analitikal substantif tertentu untuk suatu asersi
tertentu dengan memperhatikan risiko salah saji yang dinilai auditor dan uji rinci, jika ada
untuk asersi tersebut.
- Evaluasi keandalan data yang menjadi dasar ekspektasi auditor mengenai angka yang
diprakirakan dan rasio yang digunakan, dengan memperhatikan sumber, komparatibilitas
dan sifat serta relevansi informasi yang tersedia dan pengendalian atas penyusunannya.
- Kembangkan ekspektasi mengenai jumlah atau rasio, evaluasi apakah ekspektasi tersebut
cukup tepat untuk mengidentifikasi salah saji secara terpisah
- Menentukan perbedaan antara jumlah yang tercatat dalam pembukuan dengan angka
prakiraan yang didasarkan atas nilai ekspektasi yang dapat diterima tanpa melakukan
investigasi lebih lanjut.
Teknik Prosedur Analitikal
Prosedur Analitikal Lainnya
Prosedur Analitikal dalam merumuskan opini
Uji Pengendalian (Test of Control)
Tujuan Uji Pengendalian
Merancang Uji Pengendalian
Pengendalian yang diotomatisasi

4
Penetapan waktu untuk uji pengendalian
Uji pengendalian dengan rotasi

d. Merumuskan Pendapat Auditor


Kutipan dari ISA 700.7.,700.8.,700.9
o Kerangka Pelaporan Keuangan
IFRS for Small and Medium-Sized Entities
IFRS
IPSAS
“Baca bagan Merumuskan Opini Audit, Hal 493”
o Standar Nasional
Merumuskan Opini, Baca Standar ISA 700.10 – 700.19
Pertimbangan dalam Merumuskan Opini (Tabel 36-3); Bagan 36-2, Merumuskan Opini Auditor.
Bentuk dan Redaksi Laporan Auditor, Baca Standar ISA 700.20 – 700.47
o Contoh Laporan Auditor
o Contoh Laporan Auditor WTP
Fair Presentation Framework
Kerangka Penyajian yang Wajar
Compliance Framework
Kerangka Kepatuhan

e. Modifikasi terhadap Laporan Audit


Baca ISA 705-Modifikasi Laporan Auditor (ISA 705.4 – 705.21)
Kewajiban Memodifikasi Pendapat – Modifikasi Pendapat Audit
Penerapan WDP, TW, dan TMP
Laporan Keuangan disalahsajikan secara Material
Tidak dapat Memperoleh Bukti Audit yang cukup dan tepat
f. Audit Reports and Communication “Baca Buku Principles of Auditing, Rick Hayes”

5
Sumber :
- Audit Kontemporer. Theodorus M. Tuanakota. Salemba Empat. 2014
- Principles of Auditing An Introduction to International Standards of Auditing. Rick Hayers; Philip
Wallage; Hans Gortemake 3rd Edition., Pearson,Ltd, 2014.
- Handbook of International Quality Control, Auditing Review, other Assurance and Related Service
Pronouncements.,Vol 1. IAASB. 2014 Volume I & IIh. 673-706.

6
Modul 3
PROFESI AKUNTAN PUBLIK
Materi Pembelajaran
Bab 2. Profesi Akuntansi
Bab 3. Aturan Internal Profesi
Lukman Nulhakim, S.E., M.M

PENDAHULUAN

Deskripsi Singkat : Mengetahui dan memahami tentang perkembangan profesi akuntan


publik, aktivitas pengendalian dari Kantor Akuntan Publik, struktur
organisasi dari KAP, pasar modal, peran penting Good Governance
dalam melayani klien dan kepentingan publik, hubungan IAI_AICPA,
quality control dan peran ISA 220 “Quality Control For An Audit Of
Financial Statement”

Tujuan Instruksional Umum : Setelah mengikuti mata kuliah ini mahasiswa diharapkan dapat mengerti arti
auditing, profesi akuntan publik, ruang lingkup/jasa-jasa audit yang ditawarkan
oleh KAP serta organisasi – organisasi Profesi Audit.

Relevansi : Mata kuliah ini sebagai pembuka pengetahuan tentang keprofesian


audit, perbedaan auditing dan akunting serta jasa-jasa yang ditawarkan
oleh auditor di KAP, materi auditing I ini merupakan suatu pengantar
materi ke Auditing II dan merupakan acuan dari mata kuliah Pengantar
Akuntansi II

1
PENYAJIAN

Topik : Profesi Akuntan Publik

Tujuan Instruksional Khusus : Mahasiswa diharapkan dapat memahami ruang lingkup serta aktivitas dari
KAP, Pasar Modal, Good Governance, Quality Control dengan pendekatan ISA
220

Petunjuk Pengunaan Modul : Baca dan pahami terlebih dahulu uraian materi mengenai pokok
bahasan ini sebelum dimulai perkuliahan /pemberiaan materi, lalu
diskusikan pada forum yang tersedia dan terakhir kerjakanlah quis untuk
mereview hasil pembelajaran.

Review Modul 3

Pertemuan 3
Profesi Akuntan Publik

1. Bab 2. Profesi Akuntansi


Sejarah dan Perkembangan Audit (Terjemahan Bebas)
Sejarah perkembangan audit ada pada era Kristen. Audit mendahului era Kristen. Antropolog telah
menemukan catatan aktivitas audit dating kembali ke kali Babilonia awal (sekitar 3000 SM). Ada juga
audit aktivitas di kuno Cina, Yunani dan Roma. Latin arti kata "auditor" adalah "pembaca atau
pendengar" karena dalam auditor Roma mendengar wajib pajak, seperti petani, memberikan
pernyataan publik mereka mengenai hasil dari bisnis mereka dan tugas pajak yang terhutang.

Auditor, Korporasi dan Informasi Keuangan


Pentingnya Audit.
Fungsi dari audit adalah untuk memberikan kredibilitas terhadap laporan keuangan. Laporan keuangan
merupakan suatu tanggung jawab manajemen sedangkan tanggung jawab dari auditor adalah untuk
menyatakan suatu sikap kredibilitas dan independensi terhadap asersi laporan audit. Pada proses
audit, pernyataan auditor dapat meningkatkan kegunaan dan nilai dari laporan keuangan, tapi ia juga
meningkatkan kredibilitas informasi non-audited lain yang dirilis oleh manajemen.

Ekspektasi dari Auditor


Pentingnya sebuah kepercayaan dari perusahaan sebagai generator potensi kekayaan semakin
dipahami, dan begitu juga dampak kegiatan perusahaan terhadap masyarakat dan lingkungan di dalam
pernyataan laporan keuangan. Hal ini telah menyebabkan harapan investor bahwa informasi dari
sebuah laporan keuangan hanya harus disediakan oleh perusahaan sebagai pernyataan tindakan
2
keterbukaan informasi dan transparansi sehingga mampu memberikan gambaran bagi investor itu
sendiri. Harapan masyarakat terhadap laporan keuangan perusahaan yang telah di audit dapat
memberikan sebuah kepercayaan kepada publk dan investor, sebagai berikut:
a. Kelangsungan hidup perusahaan
b. Bebas dari tindakan kecurangan
c. Pengelolaan laproan keuangan perusahaan yang baik, relevan dan transparansi
d. Integritas di dalam pengelolaan database perusahaan
e. Pernyataan di dalam suatu informasi yang memadai terhadap direksi perusahaan di dalam
pengambilan keputusan
f. Adanya suatu kontrol (Pengendalian Internal) pada perusahaan berlangsung dengan baik?
g. Efektifitas pengelolaan produk perusahaan dan pengelolaan lingkungan kerja
h. Dampak dari kesalahan yang telah dilakukan oleh perusahaan
Expertise Auditor
Keahlian audit
Biasanya, keahlian yang dibutuhkan untuk melakukan fungsi audit. Auditor harus bisa kompeten di
dalam suatu penyajian terhadap laporan keuangan sebagai bagian yang paling kompeten terhadap
kliennya. Auditor itu sendiri harus menjadi ahli dalam memutuskan bukti- bukti yang diperlukan untuk
memenuhi pernyataan dari laporan keuangan.
Semakin berkembangnya penggunaan teknologi informasi, auditor perlu keahlian yang cukup,
ditambah dengan pengetahuan urusan kliennya, untuk memungkinkan auditor di dalam mendapatkan
dan menafsirkan semua bukti yang diperlukan untuk memberikan keyakinan memadai bahwa laporan
keuangan disajikan secara wajar. Lingkungan audit baru akan menuntut keterampilan baru auditor jika
mereka menjadi wartawan dan penilai pemerintahan dan pengukuran. Mereka harus memiliki pikiran
pertanyaan dan mampu menganalisis dan kritis menilai bukti.
Masa depan Audit
Perkembangan audit pada masa yang akan datang, diharapkan auditor mampu dalam memberikan
suatu asersi terhadap pernyataan laporan keuangan, catatan atas laporan keuangan klien, catatan atas
manajemen perusahaan serta penerapan tata kelolan perusahan yang baik, membongkar sejumlah
catatan terhadap skandal akuntansi pada perusahaan.

Perkembangan Standar Akuntansi dan Audit.


International Financial Reporting Standards (IFRS)
Beberapa perkembangan standar akuntansi di Indonesia mengacu terhadap regulasi perkembangan
standar di dunia. Dalam waktu, perusahaan dan auditor di Uni Eropa dan negara-negara lain akan
menggunakan Standar Pelaporan Keuangan Internasional (IFRS), sebelumnya disebut Standar
Akuntansi Internasional (IAS), yang ditetapkan oleh Dewan Standar Akuntansi Internasional (IASB).

Auditing Standar-IAASB Auditing Standards ( International Standard Auditing)


Internasional Auditing Standards Board (IAASB) adalah komite Dewan IFAC yang menetapkan standar
internasional tentang audit. Tujuan mereka adalah untuk meningkatkan derajat keseragaman praktik
3
audit dan jasa terkait di seluruh dunia dengan mengeluarkan pernyataan pada berbagai audit dan
membuktikan fungsi. Beberapa Anggota Dewan di negara-negara yang dipilih oleh Dewan IFAC untuk
melayani di IAASB mencalonkan anggota IAASB.
IAASB telah mengeluarkan beberapa standar yang harus diterapkan untuk audit berstandar
Internasional dan jasa assurance. Standar yang telah dikeluarkan oleh IAASB berasa dari prinsip-
prinsip dasar dan prosedur penting dalam proses audit. Adapun beberapa issue standar yang
dikeluarkan oleh IAASB, sebagai berikut:
a. International Standards on Auditing (ISA) merupakan suatu standard yang digunakan oleh
auditor di dalam pernyataaan informasi laporan keuangan perusahaan
b. International Standard on Assurance Engagement (ISAEs), standar yang digunakan oleh para
praktisi di dalam melakukan pernyataan jasa assurance
c. International Standard on Quality control (ISQCs), standar yang digunakan di dalam penerapana
pengendalian internal pada perusahaan
d. International Standards on Related Services (ISRSs), standard yang digunakan di dalam jasa-
jasa terkait pada perusahaan
e. International Standard on Review Engagement (ISRES), standard yang digunakan di dalam
mereview informasi laporan keuangan perusahaan yang dikeluarkan oleh IAASB .

International Standard on Auditing (ISA)


Standar Perikatan Audit (ISA) yang dikembangkan oleh Federasi Internasional Akuntan (IFAC) melalui
Audit internasional dan Jaminan Standar Board (IAASB). Upaya IFAC, didirikan pada tahun 1977,
diarahkan untuk mengembangkan pedoman teknis, etika dan pendidikan internasional untuk auditor,
dan pengakuan timbal balik dari kualifikasi praktisi. Keanggotaan badan anggota IFAC mewakili
beberapa juta akuntan dalam praktik publik dan swasta, pendidikan, akademisi dan layanan
pemerintah. Beberapa standar audit berbasis ISA (Baca: Principles of Auditing, Chapter 1 Hal 8).

Tipe Audit
Beberapa tipe/klasifikasi dari pekerjaan auditor, sebagai berikut:
a. Audit atas laporan keuangan (Audits of Financial Statements)
Audit laporan keuangan memeriksa laporan keuangan untuk menentukan apakah mereka
memberikan pandangan yang benar dan adil atau cukup saat ini terhadap penyajian laporan
keuangan sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Kriteria mungkin penyajian laporan keuangan
perusahaan berdasarkan Standar Pelaporan Keuangan Internasional (International Financial
Reporting Standard-IFRS), prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP) seperti di Amerika Serikat,
hukum perusahaan nasional seperti di Eropa Utara, atau kode pajak di Amerika Selatan.
b. Audit operasional (Operational Audit)
Audit operasional merupakan suatu proses pada kegiatan organisasi untuk tujuan mengukur
kinerjanya. Audit operasional meninjau semua atau bagian dari prosedur operasi organisasi untuk
mengevaluasi efektivitas dan efisiensi operasi. Efektivitas adalah ukuran apakah sebuah organisasi
mencapai tujuan dan sasaran tersebut. Efisiensi menunjukkan seberapa baik suatu organisasi
menggunakan sumber daya untuk mencapai tujuannya. Audit operasional mungkin tidak terbatas
pada akuntansi. Audit operasional merupakan suatu evaluasi struktur organisasi, pemasaran,
4
metode produksi, operasi komputer atau bidang apapun pada organisasi di dalam memberikan
evaluasi diperlukan. Rekomendasi biasanya dibuat untuk manajemen untuk meningkatkan operasi.
c. Audit kepatuhan (Compliance audit)
Audit kepatuhan adalah review prosedur organisasi untuk menentukan apakah organisasi mengikuti
prosedur tertentu, aturan atau peraturan yang ditetapkan oleh beberapa otoritas yang lebih tinggi.
Audit kepatuhan mengukur kepatuhan entitas dengan kriteria yang telah ditetapkan. Kinerja audit
kepatuhan tergantung pada keberadaan data diverifikasi dan kriteria yang diakui atau standar,
seperti undang-undang dan peraturan yang ditetapkan, atau kebijakan organisasi dan prosedur.
Pada Akuntansi, misalnya, dapat dievaluasi untuk menentukan apakah mereka mengikuti prosedur
yang ditentukan oleh controller perusahaan. Pada pemeriksaan akuntansi lainnya dapat dievaluasi
untuk menentukan apakah mereka mengikuti kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh
manajemen. Hasil audit kepatuhan biasanya dilaporkan kepada manajemen dalam unit organisasi
yang diaudit.

Tipe-Tipe Auditor
Ada 2 tipe dari Auditor. Auditor Independen dan Auditor Internal, sedangkan pada auditor
pemerintah memiliki 2 fungsi/kegiatan, auditor internal dan eksternal.
a. Internal Auditor
Perusahaan-perusahaan besar dan organisasi di dalam perusahaan mempertahankan posisi
auditor internal. Fungsi dari internal auditor pada perusahaan untuk/dapat menilai keefektifan,
investigasi serta memberikan suatu penilaian kewajaran perusahaan terhadap manajemen.
Beberapa kegiatan auditor internal pada perusahaan bukan hanya terletak pada pemeriksaan
keuangan perusahaan tetapi juga termasuk melakukan audit kepatuhan (Compliance Audit) pada
perusahaan.
Auditor internal merupakan tulang punggung perusahaan di dalam menjalankan efektivitas
pemeriksaaan di perusahaan. Auditor internal sendiri tidak bisa dan tidak sama dengan auditor
independen, dikarenakan auditor internal merupakan bagian dari karyawan perusahaan

Efektivitas auditor internal di dalam laporan keuangan audit:


i. Keberadaan auditor internal pada perusahaan dapat mempengaruhi luas pekerjaan dan
pengawasan pada perusahaan melalui prosedur audit
ii. Di dalam pemeriksaan yang akan dilakukan oleh auditor eksternal tidak bisa lepas dari bantuan
auditor internal ini dikarenakan pusat informasi kegiatan perusahaan ada pada internal auditor.
Auditor eksternal juga dapat menilai komptensi auditor internal melalui sertifikat, pendidikan
pengalaman, objektivitas dan independen auditor internal perusahaan.
b. Independensi Eksternal Auditor
Auditor independen memiliki tanggung jawab utama untuk kinerja fungsi audit atas laporan
keuangan yang diterbitkan perusahaan publik dan non-publik. Independensi dan komptensi
eksternal harus disertai dengan kecakapan serta nilai sertifikasi yang dimiliki oleh auditor eksternal
itu sendiri. Beberapa penilaian kecapakan profesional eksternal auditor (sertifikasi) adalah, memiliki
gelar sertifikasi CPA, CA, expertise compatible (pajak dan laporan keuangan/akuntansi, dll)

5
2. Bab 3. Aturan Internal Profesi
I. Beberapa aturan internal profesi akuntan publik.
Profesi akuntan publik memahami Code of Ethics serta memahami struktur dan sistematika ISA
terhadap prinsip-prinsip dasar seperti:
a. Integirty
b. Objectivity
c. Profesional competence and due care
d. Confidentiality
e. Profesional behavior
Pemahaman regulasi terhadap standar audit ISA-Internasional Standar Audit
Perubahan standar audit berbasi ISA (International Standard Audit) dari SPAP ( Standar Pernyataaan
Akuntan Publik) dapat memberikan suatu pemahaman terhadap resiko yang akan dihadapi oleh
akuntan publik itu sendiri. Beberapa perbedaan penerapan audit ISA dengan SPAP. (Tuanakota, 2014)
a. Penekanan pada risiko
b. Standard berbasis prinsip
c. Pengukuran berkesan eksak

1. Kantor Akuntan Publik


Hal legal untuk melakukan audit diberikan kepada Kantor Akuntan Publik (KAP) oleh peraturan di
setiap negara bagian. Lebih dari 45.000 kantor akuntan publik beroperasi di A.S yang besarnya
berkisar dari 1 orang hingga 20.000 partner dan staff.
Empat kategori ukuran digunakan untuk menggambarkan Kantor Akuntan Publik (KAP) : Kantor
Akuntan Internnational (4) Empat Besar, Kantor Nasional, Kantor Regional dan kantor lokal yang besar
serta kantor lokal yang kecil.
a. Kantor Internasional empat besar. Keempat KAP terbesar di Amerika serikat disebut Kantor
Akuntan Publik international “empat besar” keempat kantor akuntan publik ini mengaudit hampir
semua perusahaan terbesar baik di Amerika Serikat maupun dunia serta juga banyak perusahaan
yang lebih kecil (Deloitte & Touche ; Ernst & Young ; PriceWaterhouseCoopers ; KPMG)
b. Kantor Nasional. Tiga KAP di Amerika Serikat disebut kantor nasional karena memiliki cabang di
sebagian besar kota utama. Setiap kantor besar berafiliasi dengan kantor-kantor di negara lain dan
karenanya mempunyai kemampuan bertaraf internasional.
c. Kantor Regional dan Kantor Lokal Besar. KAP yang lainnya memiliki beberapa cabang di satu
negara bagian atau wilayah dan melayani klien dalam radius yang lebih jauh.
d. Kantor Lokal yaitu, KAP ini melakukan audit dan jasa-jasa terkait terutama untuk usaha kecil dan
entitas nirlaba, meskipun beberapa memiliki satu atau dua klien dengan kepemilikan publik.
2. Aktivitas KAP
Kantor akuntan Publik terus mengembangkan produk dan jasa baru, termasuk perencanaan
keuangan, penilaian usaha, akuntansi forensik, audit internal yang disubkontrakan (ooutsourcing), serta
jasa penasihat teknologi informasi.

6
a. Jasa Akuntansi dan Pembukuan, KAP melakukan berbagai jasa akuntansi dan pembukuan untuk
memenuhi kebutuhan klien tersebut.. dalam hal ini laporan keuangan akan diserahkan kepada
pihak ketiga, review, atau bahkan laporan keuangan akan dilampiri dengan semacam laporan oleh
KAP yang disebut laporan kompilasi yang tidak memberikan kepastian apa pun kepada pihak
ketiga.
b. Jasa Konsultasi Manajemen, KAP menyiapkan SPT Pajak Tahunan korporasi dan perorangan baik
untuk klien audit maupun non audit.
c. Jasa konsultasi Manajemen, kebanyakan KAP memberikan jasa tertentu yang memungkinkan
kliennya mengoperasikan bisnis secara lebih efektif.

3. Struktur Organisasi KAP


Tiga faktor utama yang mempengaruhi struktur organisasi semua KAP adalah :
a. Kebutuhan akan independen dari klien, independen memungkinkan auditor tetap tidak bias dalam
menarik kesimpulan tentang laporan keuangan
b. Pentingnya struktur untuk memicu kompetensi, kompetensi memungkinkan auditor melaksanakan
jasa-jasa lain secara efisien dan efektif
c. Meningkatnya resiko tuntutan hukum yang dihadapi klien, KAP mengalami peningkatan biaya yang
berkaitan dengan tuntutan hukum serta sebagai tempat perlindungan tertentu bagi setiap kantor
akuntan publik (KAP)
Gambar 3.1
Diagram Standar Auditing

Standar Auditing

Standar Umum Standar Pekerjaan Lapangan Standar Pelaporan


Kualifikasi dan Pelaksanaan Audit
Perilaku

• Keahlian dan pelatihan • Perencanaan dan • Pernyataan tentang


teknis yang memadai supervisi audit kesesuaian laporan
• Indepedensi dan sikap • Pemahaman yang keuangan dengan
mental memadai atas prinsip PABU
• Penggunaan kemahiran pengendalian internal • Pernyataan mengenai
profesional dengan cermat • Bukti audit kompeten ketidak konsistenan
dan seksama yang cukup penerapan PABU
• Pengungkapan
informatif dalam lap.
Keuangan
• Pernyataan pendapat
atas lap keuangan
secara keseluruhan.
7
4. Pengendalian Mutu (Quality Control)
Pengendalian mutu (quality control) berkaitan erat dengan GAAS. KAP mengikuti prosedur
pengendalian mutu khusus yang membantu memenuhi standar-standar itu secara konsisten pada
setiap penugasan.. karena pengendalian mutu ditetapkan untuk KAP secara keseluruhan, sedangkan
GAAS dapat diterapkan pada setiap penugasan.
Quality Control Standar Committe telah mengidentifikasi lima unsur pengendalian mutu yang
harus dipertimbangkan KAP dalam menetapkan kebijakan dan prosedurnya. Adapun kelima prosedur
tersebut adalah :
a. Independensi, integritas dan objectivitas
b. Manajemen kepegawaian
c. Penerimaan dan kelanjutan klien serta penugasan
d. Kinerja penugasan konsultasi
e. Pemantauan prosedur.
Tabel 3.2
Lima Unsur Pengendalian Mutu

Unsur Ikhtisar Persyaratan Contoh Prosedur


Independensi, Seluruh personel yang bertugas harus Setahun sekali setiap partner dan
integritas dan mempertahankan independensi dalam fakta dan pegawai harus menjawab
objektivitas penampilan, melaksanakan semua kuesioner independensi yang
tanggungjawab profesional dengan integritas, menanyakan hal-hal seperti
objectivitas dalam melaksanakan tanggungjawab kepemilikan saham dan
profesional mereka keanggotaan dalam dewan direksi.
Manajemen Kebijakan dan prosedur harus ditetapkan untuk Setiap profesional harus di evaluasi
Kepegawain memberi KAP kepastian yang wajar bahwa : atas setiap penugasan dengan
- Semua personel baru memiliki kualifikasi memakai laporan penilaian
untuk melakukan pekerjaan secara kompeten penugasan individu dari KAP yang
- Pekerjaan diserahkan kepada personel yang bersangkutan.
memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang
memadai
- Semua personel ikut serta dalam kegiatan
pendidikan profesi berkelanjutan (PPL) serta
kegiatan pengembangan profesi yang
memungkinkan mereka memenuhi
tanggungjawab yang diberikan
- Personel yang terpilih untuk promosi
kenaikan jabatan memiliki kualifikasi yang
diperlukan memenuhi tanggungjawab yang
diberikan.
Penerimaan dan Kebijakan dan prosedur harus ditetapkan untuk Sebuah formulir penilaian klien,
kelanjutan klien memutuskan apakah akan menerima atau yang berkaitan dengan hal-hal
serta penugasan melanjutkan hubungan dengan klien. Kebijakan seperti komentar audit terdahulu
dan prosedur ini harus meminimalkan resiko yang dan evaluasi atas manajemen
berkaitan dengan klien yang manajemennya tidak harus disiapkan untuk setiap klien
meiliki integritas. KAP juga harus hanya baru sebelum penerimaan
menerima penugasan yang dapat diselesaikan
8
dengan kompetensi profesional
Kinerja Penugasan Kebijakan dan prosedur harus memastikan Direktur akuntansi dan auditing
Konsultasi bahwa pekerjaan yang dilaksanakan oleh KAP siap memberikan konsultasi
personel penugasan memenuhi standar profesi serta harus menyetujui semua
yang berlaku, persyaratan peraturan dan standar penugasan sebelum penugasan itu
mutu itu KAP sendiri diakhiri
Pemantauan Harus ada kebijakan dan prosedur untuk Partner bagian pengendalian mutu
Prosedur memastikan bahwa keempat unsur pengendalian harus menguji prosedur
mutu lainnya diterapkan secara efektif pengendalian mutur setidaknya
setahun sekali untuk memastikan
kepatuhan KAP

AICPA telah membentuk 2 (dua) seksi praktik (practice sections) : Center For Public Company
Audit Firms (CPCAF) dan Private companies practice section (PCPS) yang juga disebut sebagai
AICPA Alliance for CPA Firms . tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas praktik oleh KAP sesuai
dengan standar pengendalian mutu.
5. ISA 220 “Quality Control For An Audit Of Financial Statement”
Scope dalam audit ISA
a. Standar pada Auditing, International Standar on Auditing (ISA) berkaitan dengan tanggung jawab
spesifik auditor mengenai prosedur pengendalian mutu untuk tujuan audit atas laporan keuangan.
ISA 220 membahas, mana yang berlaku, tanggung jawab resensi kontrol kualitas. Audit ISA ini
harus dibaca dalam hubungannya dengan persyaratan etika yang relevan.

Sistem Pengendalian Mutu dan Peran Keterlibatan Tim Audit.


2 . Sistem dan kualitas pengendalian mutu (quality control), kebijakan dan prosedur adalah tanggung
jawab audit perusahaan . Di bawah ISQC 1 , perusahaan memiliki kewajiban untuk membangun dan
mempertahankan sistem dan kualitas pengendalian mutu (quality control untuk memberikan dengan
keyakinan yang memadai bahwa :
( a) Perusahaan dan personil sesuai dengan standar profesional, persyaratan hukum dan peraturan
yang berlaku , dan ;
(b) Laporan yang dikeluarkan oleh perusahaan atau keterlibatan mitra yang tepat dalam keadaan audit
perusahaan
Audit ISA ini didasarkan atas dasar bahwa perusahaan tunduk pada ISQC 1 atau persyaratan nasional
yang setidaknya sama menuntut . ( Ref : . Para A1 )
3 . Dalam konteks sistem dan kualitas pengendalian mutu (quality control) , tim audit memiliki
keterlibatan dan tanggung jawab untuk menerapkan prosedur pengendalian mutu yang berlaku
untuk perikatan audit perusahaan dengan informasi yang relevan untuk memungkinkan fungsi
bagian dari sistem dan kualitas pengendalian mutu (quality control) yang berkaitan dengan
independensi.
4 Keterlibatan Tim audit berhak untuk bergantung pada sistem dan kualitas pengendalian mutu (quality
control), kecuali informasi yang diberikan oleh perusahaan atau pihak lain menunjukkan sebaliknya .
( Ref : . A2 Para ) .

9
. Sumber :
- Audit Kontemporer. Theodorus M. Tuanakota. Salemba Empat. 2014
- Principles of Auditing An Introduction to International Standards of Auditing. Rick Hayers; Philip
Wallage; Hans Gortemake 3rd Edition., Pearson,Ltd, 2014.
- Handbook of the Code Of Ethics For Profesional Accountants. International Ethics Standards Board
for Accountants. 2014 Edition

10
Modul 2
JASA AUDIT DAN JASA ASSURANCE LAINNYA
Lukman Nulhakim, S.E., M.M

PENDAHULUAN

Deskripsi Singkat : Mengetahui dan memahami arti dari auditing, penjelasan umum,
karakteristik dan latar belakang dari aduiting, assurance service, jenis
auditor dan jenis audit, serta peran serta akuntan bersertifikat dalam
struktur organisasi.

Tujuan Instruksional Umum : Setelah mengikuti mata kuliah ini mahasiswa dapat mengerti arti, sifat,
karakteristik dan latar belakang dari audting, perbedaan auditing dan
akunting, jasa audit yang ditawarkan oleh auditor KAP “assurance dan
non assurance” , syarat – syarat untuk menjadi auditor

Relevansi : Mata kuliah ini sebagai pembuka pengetahuan tentang keprofesian audit,
perbedaan auditing dan akunting serta jasa-jasa yang ditawarkan oleh
auditor di KAP, materi auditing I ini merupakan suatu pengantar materi
ke Auditing II dan merupakan acuan dari mata kuliah Pengantar
Akuntansi II

1
PENYAJIAN

Topik : Jasa Audit dan Jasa Assurance lainnya.

Tujuan Instruksional Khusus : Mahasiswa diharapkan dapat memahami peran dan jasa audit yang
ditawarkan oleh auditor oleh KAP, perbedaan auditor dan akunting, jasa
yang di tawarkan oleh auditor KAP, syarat-syarat menjadi auditor.

Petunjuk Pengunaan Modul : Baca dan pahami terlebih dahulu uraian materi mengenai pokok bahasan
ini sebelum dimulai perkuliahan / pemberiaan materi, lalu diskusikan pada
forum yang tersedia dan terakhir kerjakanlah quis untuk mereview hasil
pembelajaran.

Review Modul 2

Pertemuan II
Jasa Audit dan Jasa Assurance lainnya.

1. Penjelasan umum, sifat dan karakteristik auditing, tujuan dan latar belakang
Auditing adalah pegumpulan dan evaluasi bukti tentang informasi untuk menentukan dan
melaporkan derajat kesesuaian antara informasi itu dan kriteria yang telah ditetapkan. Auditing harus
dilakukan oleh orang kompeten dan independen.
Adapun tujuan pelaksanaan audit atas laporan keuangan adalah merupakan suatu tujuan dari
audit biasa atas laporan keuangan oleh auditor indepden adalah untuk menyatakan pendapat tentang
kewajaran dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil operasi serta kas sesuai dengan
prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAPP). Langkah – langkah untuk mengembangkan
tujuan audit, yaitu :
a. Memahami tujuan dan tanggung jawab audit
b. Membagi laporan keuangan menjadi berbagai siklus
c. Memgetahui tujuan asersi manajemen tentang laporan keuangan
d. Mengetahui tujuan audit umum untuk kelas transaksi, akun dan pengungkapan
e. Mengetahui tujuan audit khusus untuk kelas transaksi, akun dan pengungkapan.
Sedangkan tanggung jawab manajemen adalah tanggung jawab mengadopsi kebijakan akuntansi
yang baik, menyelenggarakan pengendalian internal yang memadai dan menyajikan laporan keuangan
yang wajar berada di pundak manajemen, bukan pundak auditor. Karena menjalankan bisnis sehari-
2
hari manajemen perusahaan mempunyai pengetahuan yang lebih mendalam tentang transaksi
perusahaan serta aktiva, kewajiban dan ekuitas terkait ketimbang auditor. Sebaliknya, pengetahuan
auditor akan masalah ini serta pengendalian internal hanya terbatas pada pengetahuan yang
diperolehnya selama audit. Manajemen puncak harus menjamin bahwa kebijakan mutu :
a. Sesuai dengan tujuan organisasi
b. Mencakup komitmen untuk memenuhi persyaratan dan secara berkelanjutan meningkatkan
keefektifan sistem manajemen mutu
c. Menyediakan kerangka kerja untuk menetapkan dan meninjau sasaran-sasaran mutu
d. Dikomunikasikan dan dimengerti dalam organisasi dan
e. Ditinjau untuk kessuaian dari kelanjutannya
Tanggung jawab untuk mendaopsi kebijakan akuntansi yang baik, menyelenggarakan
pengendalian internal yang memadai, menyajikan laporan keuangan yang wajar bagi manajemen
bukan di pundak auditor. Tanggung jawab manajemen atas kewajaran penyajian (asersi) laporan
keuangan berkaitan dengan provilage untuk menentukan penyajian dan pengungkapan apa yang perlu.
Auditor bertanggungjawab dalam emndeteksi berbagai kekeliruan yang material kecurangan yang
berasal dari kecurangan pelaporan keuangan dan penggelapan aktivitas. Tanggung jawab auditor
untuk menemukan tindakan yang ilegal, tindakan yang ilegal yang berpengaruh langsung dan tidak
berpengaruh langsung, pengumpulan bukti jika terdapat alasan untuk mempercayai munculnya
berbagai tindakan yang ilegal. Pengumpulan bukti serta berbagai tindakan lainnya jika terdapat alasan
untuk mempercayai kemungkinan munculnya berbagai tindakan ilegal yang dilakukan ketika auditor
mengetahui keberadaan tindakan ilegal tersebut.
Untuk audit pengendalian internal atas laporan keuangan, kriterianya adalah kerangka kerja
yang sudah diakui untuk mengembangkan pengendalian internal, seperti internal Control-Integrated
Framework yang dikeluarkan oleh Committe Of Sponsoring Organization dalam komisi treadway.
Untuk informasi yang lebih subyektif, kriterianya lebih sulit ditetapkan. Biasanya, auditor dan
entitas yang diaudit telah sepakat mengenai kriteria yang akan digunakan sebelum audit dimulai.
Bukti (Evidence) adalah setiap informasi yang digunakan auditor untuk menentukan apakah
informasi yang diaudit dinyatakan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Bukti memilih banyak
bentuk yang berbeda, termasuk :
a. Kesaksian lisan yang diaudit
b. Komunikasi tertulis dengan pihak luar
c. Observasi oleh auditor
d. Data elektronik dan data lain tentang transaksi
3
2. Perbedaan auditing dan akuntansi
Menurut Prof. A.A. Arens & Prof. J.K Loebbecke :
“Auditing adalah suatu proses yang ditempuh seseorang yang kompeten dan independen agar dapat
menghimpun dan mengevaluasi bukti mengenai suatu informasi terukur dari suatu satuan (entitas)
usaha untuk mempertimbangkan dan melaporkan tingkat kesesuaian dari informasi yang terukur
dengan kriteria yang telah ditetapkan.”
Menurut Prof. A.A. Arens & Prof. J.K Loebbecke :
“Akuntansi adalah pencatatan, pengklasifikasian dan pengikhtisaran peristiwa-peristiwa ekonomi
dengan cara yang logis yang bertujuan menyediakn informasi keuangan untuk mengambil keputusan.
Ketika mengaudit data akuntansi, auditor berfokus pada penentuam apalah informasi yang
dicatat itu mencerminkan dengan tepat peristiwa-peristiwa ekonomi yang terjadi selama periode
akuntansi. Setelah memahami akuntasi, auditor juga harus memiliki keahlian dalam mengumpulkan
dan menginterpretasikan bukti audit. Keahlian ini yang membedakan auditor dan akuntan. Menentukan
prosedur audit yang tepat, memutuskan jumlah dan jenis unsur yang harus diuji, serta mengevaluasi
hasilnya adalah tugas yang hanya dilakukan oleh auditor.
Auditing mempunyai sifat analitis, karena akuntan publik memulai pemeriksaannya dari angka-
angka dalam laporan keuangan lalu dicocokan dengan neraca saldo (trial balance), buku besar
(general ledger), buku harian dan buku khusus sampai pada bukti-bukti transaksi.
Gambar 1.2
Perbedaan Auditing dan Accounting

Transaksi yang
mempunyai nilai
uang

Special Sub
Journal Ledger
Bukti Trial Worksheet Financial
Pembukuan Balance Report
General Ledger
Journal

Accounting

Auditing

4
Pelaporan Keuangan

AKUNTANSI AUDITING
Berdasarkan PABU Berdasarkan standar auditing
Tanggungjawab Manajemen Tanggungjawab auditor

Menganalisa kejadian dan Mendapatkan dan mengevaluasi


transaksi bukti tentang laporan keuangan

Mengukur dan mencatat data


transaksi Memeriksa bahwa laporan
keuangan telah disusun sesuai
dengan PABU
Pengelompokkan dan meringkas
data
Menyatakan pendapat dalam
laporan audit

Menyusun laporan keuangan


sesuai dengan PABU
Menyerahkan laporan kepada
klien

Pendistribusian laporan
keuangan dan laporan auditor
kepada para pemegang saham
dalam laporan tahunan
perusahaan

3. Kebutuhan Ekonomi terhadap Auditing


Kebutuhan auditing terhadap ekonomi dapat dilihat dari pertimbangan keputusan seorang
pejabat bank dalam memberikan pinjaman kepada suatu perusahaan/entitas. Keputusan ini didsarkan
pada faktor – faktor seperti hubungan keuangan sebelumnya dengan perusahaan itu serta kondisi
keuangan perusahaan itu seperti yang di cerminkan pada laporan keuangan. Jika, pihak bank akan
memberikan pinjaman ada 3 faktor pertimbangan dari pihak yang akan diberikan dalam mengenakan
suku bunga :
a. Suku bunga bebas risiko. Suku bunga itu mendekati suku bunga yang dapat diperoleh bank dengan
berinvestasi dalam surat utang negara selama jangka waktu yang sama dengan pinjama usaha
tersebut.
5
b. Risiko suku bunga, risiko ini mencerminkan kemungkinan bahwa perusahaan tidak sanggup
melunasi pinjamannya karena kondisi-kondisi ekonomi atau bisnis, seperti resesi, keputusan
manajemen yang buruk atau persaingan tak terduga dalam industri yang digelutinya.
c. Resiko informasi,. Resiko Informasi mencerminkan kemungkinan bahwa informasi yang melandasi
keputusan resiko bisnsi ternyata tidak akurat. Penyebab yang mungkin terjadi bagi resiko informasi
ini adalah kemungkinan tidak akuratnya laporan keuangan.
Bagi pihak bank sebagai penyedia jasa pinjaman terhadap perusahaan untuk mengurangi resiko
terhadap perusahaan, pihak bank harus mendapatkan risiko informasi menimal karena laporan
keuangan perusahaan sudah di audit, resiko bagi bank akan berkurang dan suku bunga keseluruhan
bagi perusahaan dapat diturunkan. Pengurangan risiko informasi dapat berdampakn signifikan
terhadap kemampuan perusahaan untuk memperoleh.
4. Assurance Service
Jasa assurance yaitu jasa profesional independen yang meningkatkan kualitas informasi bagi
para pengambil keputusan. Jasa ini merupakan suatu jasa yang berperan penting dan independen dan
dianggap tidak bisa berkenaan dengan informasi yang diperiksa.
Kebutuhan akan jasa ini bukanlah hal yang baru. Para akuntan publik sudah bertahun-tahun
memberikan jasa assurance terutama jasa assurance tentang informasi laporan keuangan historis.
Belum lama ini para akuntan publik telah memperluas jenis jasa assurance yang mereka lakukan
hingga mencakup jenis-jenis informasi yang berpandangan kedepan serta jenis informasi lainnya
seperti prakiraan keuangan perusahaan dan pengendalian situs web.
Salah satu kategori jenis assurance yang diberikan oleh akuntan publik adalah jasa atestasi.
Jasa atestasi adalah (atestation service) adalah jenis jasa assurace di mana KAP mengeluarkan
laporan tentang reliabilitas suatu asersi yang disiapkan pihak lain. Jasa atestasi dibagi menjadi 5 (lima)
kategori :
a. Audit atas laporan keuangan historis
b. Atestasi mengenai pengendalian internal atas pelaporan keuangan
c. Review laporan keuangan historis
d. Jasa atestasi mengenai teknologi informasi
e. Jasa atestasi lain yang dapat diterapkan pada berbagai permasalahan

6
Webtrust dan SysTrust adalah jasa-jasa atestasi yang dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan
assurance.
• Jasa Webtrust
Lambang Webtrust merupakan representasi simbolis dari laporan akuntan publik sehubungan
dengan asersi manajemen tentang pengungkapan praktik-praktik perdagangan elektronisnya (e-
commerce)
• Jasa Systrust
Jika jasa assurance Webtrust dirancang terutama untuk memberikan kepastian kepada pemakai
pihak ketiga webtrust, jasa systrust dapat dilakukan oleh akuntan publik untuk memberi untuk
memberi kepastian kepada manajemen, dewan komisaris, atau pihak ketiga tentang reliabilitas
sistem informasi yang digunakan untuk menghasilkan informasi real-time.

Prinsip-prinsip Jasa Webtrust dan Systrust yaitu:


1. Privasi online
2. Keamanan
3. Integritas pemrosesan
4. Ketersediaan
5. kerahasiaan
6. Otoritas sertifikat

Kantor Akuntan Publik (KAP) juga melakukan berbagai jasa lain yang umumnya berada di luar
lingkup jasa assurace,. Tiga contoh yang spesifik, yaitu:
a. Jasa Akuntansi dan Pembukuan
b. Jasa pajak, dan ;
c. Jasa Konsultasi Manajemen

5. Jenis audit
Akuntan Publik melakukan tiga jenis utama audit, yaitu (arens Ch. 1.,h.16) :
a. Audit operasional yaitu : mengevaluasi efisiensi dan efektivitas setiap bagian dan prosedur dan
metode operasi suatu organisasi untuk menilai efisiensi dan efektifitasnya, hasilnya berupa
rekomendasi perbaikan operasi
b. Audit ketaatan (compliance audit), untuk menentukan apakah pihak yang di audit mengikuti
prosedur\, aturan atau ketentuan tertentu yang ditetapkan oleh otoritas tertinggi. Audit ketaatan

7
merupakan audit atas laporan keuangan pada hakekatnya adalah terkait denganprinsip-prinsip
akuntansi berlaku umum.
c. Audit laporan keuangan (financial statement audit) untuk menentukanapakah laporan keuagan telah
dinyatakan sesuai dengan kriteria tertentu yang akan diverifikasi dengan kriteria ataupun sesuai
standar akuntansi (PSAK )

6. Jenis auditor
Jenis-jenis Auditor antara lain:
1. Kantor Akuntan Publik
KAP yang bertanggung jawab mengaudit laporan keuangan historis yang dipublikasikan oleh
semua perusahaan terbuka, kebanyakan perusahaan lain yang cukup besar dan banyak
perusahaan serta organisasi nonkomersial yang lebih kecil.
2. Auditor Badan Akuntabilitas Pemerintah
Adalah auditor yang bekerja untuk Goverment Accountability Office (GAO) AS sebuah badan
nonpartisan dalam cabang legislatif pemerintah federal. Tanggung jawab utama GAO adalah
melaksanakan fungsi audit bagi kongres dan badan ini memikul banyak tanggung jawab audit yang
sama seperti sebuah KAP.
3. Agen-agen Penerimaan negara (internal revenue)
Audit ini murni bersifat audit ketaatan. Salah satu tanggung jawab utama IRS (commissioner of
Internal Revenue) adalah mengaudit SPT pajak wajib pajak untuk menentukan apakah SPT itu
sudah mematuhi peraturan pajak yang berlaku.
4. Auditor Internal.
Auditor internal dipekerjakan oleh perusahaan untuk melakukan audit bagi manajemen. Tanggung
jawab auditor internal sangat beragam, tergantung pada si pemberi kerja. Banyak auditor internal
yang berusaha mendapatkan sertifikasi sebagai certified internal auditor (CIA).

7. Akuntan publik bersertifikat (Akuntan Publik)


Pemakaian gelar certified public accountant (CPA) diatur oleh hukum negara bagian melalui
departemen pemberi lisensi disetiap negara. CPA salah satu persyaratannya adalah sudah mengikuti
program profesi akuntansi (PPAk) dan jika telah lulus akan mendapatkan gelar akuntan (Ak),
pengalaman di kantor akuntan publik, lulus ujian yang diselenggarakan oleh IAPI.

8
Kesimpulan :
Memahami pengerartia dari auditing, penjelasan umum, karakteristik dan latar belakang dari aduiting,
serta perbedaan auditing dan akunting, assurance service, jenis auditor dan jenis audit, serta peran
serta akuntan bersertifikat dalam struktur organisasi.
Pemahaman tugas dari akuntan sebagai saran penyedia dan pemeriksa laporan keuangan demi
kepentingan suatu entitas sebagai pembanding kualitas laporan keuangannya.

Sumber :
- SPAP, 2012. Standar Profesional Akuntan Publik
- IAI, Juni 2012. Standar Akuntan Keuangan
- Al. Haryono Jusup, Agustus, 2001.,Auditing. Ch. 01
- Randal J. Elder, Mark S. Beasley.,Arens Alvin.,2008. Auditing and Assurance Service: An Integrated
Approach. 14th. Edition. Pearson Education, Inc.,Upper Saddle River, New Jersey, Pretince Hall. Ch.
04 Handbook of the Code Ethics for Professional Accountants.,. IAASB. 2013 Edition.

9
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER

FAKULTAS/PRODI : Ekonomi / D IV Komputerisasi Akuntansi

NAMA MATA KULIAH : (e) Auditing I

KODE MATA KULIAH : 0111506

SEMESTER : V

SKS : 3

MATA KULIAH PRASYARAT : Akuntansi Keuangan II

DESKRIPSI MATA KULIAH : Mata kuliah ini membahas berbagai aspek yang berkaitan dengan profesi audit, regulasi
akuntan publik, kode etik akuntan publik serta berbagai asuurance service dan jasa audit,
proses dan tahapan prosedur audit, tujuan pelaksanaan audit atas laporan keuangan,
komunikasi tim audit, evaluasi dan kualitas bukti audit, evaluasi Internal Control, rencana
dan program audit berbasis resiko, audit berbasis risiko (risk based audit), risk assesment
dan materiality, tanggungjawab auditor dan Fraud Risk.

DOSEN PENGAMPU : Lukman Nulhakim, S.E., M.M

CAPAIAN PEMBELAJARAN : - Mahasiswa mampu megidentifikasi risiko audit (C1)


- Mahasiswa mampu menjelaskan pemahaman Audit Berbasis Risiko (risk based audit) (C2)
- Mahasiswa mampu mengenali kesalahan-kesalahan dalam penyajian laporan keuangan, internal
control dan kualitas bukti audit di dalam pemahaman Audit Berbasis Risiko (Risk Based Audit) serta
tingkat materialitas (C4)
Per Kemampuan Akhir Indikator Bahan Kajian Metode Tugas Metode Aspek Bobot
Pembelajaran Mahasiswa Penilaian
1 Mahasiswa dapat Mampu Karakteristik Cooperative Mereview materi Rubrik Kognitif -
menjelaskan Menjelaskan ruang dan pemahaman Learning tentang audit Deskriptif Knowledge
pemahaman serta ruang lingkup audit, tentang audit berbasis risiko
lingkup dari audit. pekerjaan, kode berbasis risiko
etik akuntan (risk based audit)
publik, risiko
auditor
2 Mahasiswa dapat Mampu Jasa Audit dan Cooperative Membuat Rubrik Kognitif 5%
menjelaskan perbedaan menjelaskan jasa- Jasa Assurance Learning makalah tentang Deskriptif Knowledge
jasa audit dengan jasa jasa dari akuntan Lainnya trend dan issue
assurance, trend dan public, trend dan jasa akuntan di
issue serta pasar issue yang dalam
persaingan jasa Audit berkembang persaiangan
menuju MEA terhadap audit, MEA
pasar persaingan
auditor (KAP)
3 Mahasiswa mampu Mampu Profesi Akuntan Cooperative Menguraikan Rubrik Kognitif 5%
menjelaskan Profesi menjelaskan Publik Learning seputar profesi Deskriptif Knowledge
seputar AKuntan Publik kegiatan-kegiatan akuntan publik
di Indonesia seputar Profesi di Indonesia
Akuntan Publik
4 Mahasiswa mampu mampu Laporan Audit Cooperative Menjelaskan Rubrik Kognitif 10%
menjelaskan, menjelaskan (Audit Report) Learning asersi-asersi Deskriptif Knowledge
mengidentifikasi dan tentang asersi dalam laporan
menguraikan asersi- laporan keuangan, keuangan,
asersi yang laporan laporan keuangan, mengidentifikasi
keuangan, pendapat modifikasi laporan laporan audit
auditor, modifikasi auditor dan dan pemahaman
laporan audit, serta prosedur audit modifikasi
prosedur audit selanjutnya laporan audit
selanjutnya. berdasarkan
standar ISA
5 Mahasiswa mampu Mampu Kode Etik Cooperative Mengerjakan Rubrik Kognitif 10%
menjelaskan aturan- Memahami Akuntan Learning studi kasus Deskriptif Knowledge
aturan profesi akuntan standar kode etik tentang akuntan
public menurut standar akuntan public publik yang
ISA-IESBA 2015 melanggar kode
etik akuntan
6 Mahasiswa mampu Mampu Kewajiban Cooperative Meringkas Rubrik Kognitif 5%
menjelaskan memahami Hukum Learning kasus-kasus Deskriptif Knowledge
tanggungjawab hukum seputar yang terjadi
akuntan terhadap tanggungjawab terhadap
pekerjaan yang hukum akuntan tanggungjawab
dilakukan terhadap ruang hukum akuntan
lingkup pekerjaan
7 Mahasiswa mampu Mampu Tujuan dan Cooperative Melakukan Rubrik Kognitif 5%
menjelaskan serta melakukan dan tanggungjawab Learning kegiatan tentang Deskriptif Knowledge
memahami asersi dalam memahami asersi audit strategi audit
laporan keuangan, dalam laporan menyeluruh,
pihak-pihak yang keuangan, strategi ringkasan
berelasi, strategi audit audit menyeluruh terhadap
menyeluruh serta serta komunikasi komunikasi
komunikasi audit. audit terhadap audit terhadap
klien TCWG serta
tanggungjawab
auditor
Mengerjakan studi kasus dan/atau proposal penelitian tentang pertemuan 1 s.d 7
8 Mahasiswa mampu Mahasiswa Bukti Audit atas Cooperative Menguraikan, Rubrik Kognitif 10%
menjelaskan, mampu Laporan Learning mendokumentas Deskriptif Knowledge
mendokumentasikan mengidentifikasi Keuangan ikan serta
serta mengevaluasi dan menjelaskan mengevaluasi
bukti audit sampai siklus akuntansi bukti audit
kepada tahap keuangan sektor terhadap
menyelesaikan publik, dokumen-
penilaian risiko. dokumen audit
(Proposal)
9 mampu menjelaskan mampu Perencanaan Cooperative Menyelesaikan Rubrik Kognitif 10%
prosedur menerima dan menjelaskan Audit dan Learning kasus tentang Deskriptif Knowledge
melanjutkan penugasan prosedur-proedur Prosedur kegiatan
audit terhadap klien terhadap Analitis pekerjaan audit I
lama dan baru, strategi pekerjaan audit, (Audit Tanggap)
audit menyeluruh, menerima dan
prosedur audit melanjutkan
selanjutnya, penugasan audit,
dokumentasi atas melakukan
pekerjaan audit, strategi audit
merumuskan pendapat menyeluruh,
auditor, melakukan merumuskan
representasi tertulis pendapat auditor
bersama tim auditor. atas pekerjaan
audit
10 Mahasiswa mampu mampu Materialitas dan Cooperative Menyelesaikan Rubrik Kognitif 5%
menjelaskan jenis menjelaskan Risiko Learning kasus tentang Deskriptif Knowledge
materialitas dalam tingkat tingkat
proses audit, materialitas dalam materialitas
menentukan sampling laporan audit, laporan
di dalam laporan audit menentukan keuangan dan
serta tingkat risiko sampling audit sampling audit.
dalam audit yang akan
digunakan serta
tingkat risiko audit
11 Mahasiswa mampu Mampu Audit of internal Cooperative Menyelesaikan Rubrik Kognitif 10%
menjelaskan jenis-jenis menjelaskan dan control and Learning kasus terhadap Deskriptif Knowledge
dan pemahaman menyelesaikan control risk internal control
terhadap internal tingkat internal perusahaan
control pada control pada dengan cara
perusahaan klien, perusahaan menguraikan
evaluasi internal control, kelemahan serta
serta komunikasi perbaikan
terhadap kelemahan terhadap
internal control internal control
perusahaan perusaahaan

12 Mahasiswa mampu Mahasiswa Fraud Auditing Cooperative Menyelesaikan Rubrik Kognitif 5%


menjelaskan mampu Learning kasus dan Deskriptif Knowledge
kecurangan-kecurangan menguraikan makalah tentang
dalam laporan jenis-jenis fraud auditing
keuangan pada proses kecurangan dalam pada perusahaan
audit, baik kecurangan auditing serta BUMN di
laporan keuangan, asset proses Indonesia
serta penggelapan penyelesaiaan

13 Mahasiswa mampu Mahasiswa Dampak Cooperative Menentukan Rubrik Kognitif 10%


menjelaskan dampak mampu Teknologi Learning contoh dari Deskriptif Knowledge
dan keefektifan menjelaskan Informasi dampak
penggunaan teknologi Akuntansi terhadap Proses penggunaan
terhadap proses-proses Organisasi Nirlaba Audit teknologi
audit yang akan/sedang terhadap proses
dilakukan. audit.
14 Mahasiswa mampu Mahasiswa Perencanaan Cooperative Menyusun Rubrik Kognitif 10%
menjelaskan dan mampu Audit Learning prosedur atas Deskriptif Knowledge
memahami menjelaskan Menyeluruh dan perencanaan
perencanaan audit dan mengerjakan Program Audit audit dan
program-program audit perencanaan audit program-
sebagai dasar di dalam dan program audit program audit di
proses audit II (Audit di lapangan dalam
Menyeluruh) (Klien) pengerjaan dan
proses audit
Mengerjakan studi kasus dan/atau proposal penelitian tentang pertemuan 8 s.d 14
Modul 1
AUDITING DAN PROFESI AKUNTAN PUBLIK
Lukman Nulhakim, S.E., M.M

PENDAHULUAN

Deskripsi Singkat : Mengetahui dan memahami arti dari auditing, ruang lingkup audit, jasa-
jasa yang ditawarkan auditor kepada entitas perusahaan serta
tantangan-tantangan yang dihadapi oleh auditor, organisasi –
organisasi profesi audit, perbedaan auditing dan akunting serta sebagai
bentuk aplikasi ke dunia kerja.

Tujuan Instruksional Umum : Setelah mengikuti mata kuliah ini mahasiswa diharapkan dapat mengerti arti
auditing, profesi akuntan publik, ruang lingkup/jasa-jasa audit yang ditawarkan
oleh KAP serta organisasi – organisasi Profesi Audit.

Relevansi : Mata kuliah ini sebagai pembuka pengetahuan tentang keprofesian


audit, perbedaan auditing dan akunting serta jasa-jasa yang ditawarkan
oleh auditor di KAP, materi auditing I ini merupakan suatu pengantar
materi ke Auditing II dan merupakan acuan dari mata kuliah Pengantar
Akuntansi II

1
PENYAJIAN

Topik : Auditing dan Profesi Akuntan Publik

Tujuan Instruksional Khusus : Mahasiswa diharapkan dapat memahami dan menjelaskan arti dari auditing,
tujuan auditing serta profesi auditor secara umum dan khusus

Petunjuk Pengunaan Modul : Baca dan pahami terlebih dahulu uraian materi mengenai pokok
bahasan ini sebelum dimulai perkuliahan /pemberiaan materi, lalu
diskusikan pada forum yang tersedia dan terakhir kerjakanlah quis
untuk mereview hasil pembelajaran.

Review Modul 1

Pertemuan 1
Auditing dan Profesi Akuntan Publik

I. Pengertian Auditing
Menurut Prof. A.A. Arens & Prof. J.K Loebbecke :
“Auditing adalah suatu proses yang ditempuh seseorang yang kompeten dan independen agar
dapat menghimpun dan mengevaluasi bukti mengenai suatu informasi terukur dari suatu satuan
(entitas) usaha untuk mempertimbangkan dan melaporkan tingkat kesesuaian dari informasi yang
terukur dengan kriteria yang telah ditetapkan.”
Sedangkan menurut Al. Haryono Jusuf (2001:11)
“Auditing adalah suatu proses sistematis untuk mendapatkan dan mengevaluasi bukti yang
berhubungan dengan asersi tentang tindakan – tindakan dan kejadian – kejadian ekonomi secara
obyektif untuk menentukan tingkat kesesuaian antara asersi tersebut dengan kriteria yang telah
ditetapkan dan mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak – pihak yang berkepentingan.”
A Statement of Basic Auditing Concept (ASOBAC) menyatakan bahwa “proses sistematis”
mengandung arti bahwa auditing di dasarkan pada disiplin dan filosofi metoda ilmiah. Hal ini
memang ada benarnya, karena audit menyangkut perumusan dan pengujian hipotesa dan
menggunakan observasi, induksi, dan deduksi.

2
Gambar 1.1
Hubungan antara assurance, attestation dan auditing

Assurance Service

Attestation

Auditing

Dari definis tersebut adanya 7 hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan
pemeriksaan/auditing, yaitu ((Haryono Yusuf, Ch.1;h. 11-14) :
1. Proses yang sistematis
Pemeriksaan akuntan merupakan rangkaian proses dan prosedur yang logis, berkerangka dan
terorganisir. Perencanaan audit dan perumusan strategi audit merupakan bagian penting dari
proses audit, bahwa perencanaan audit dan strategi audit harus berhubungan dengan pemilihan
dan penilaian bukti untuk tujuan audit tertentu yang saling berkaitan dan menuntut auditor untuk
membuat banyak keputusan di dalam perencanaan dan pelaksanaan audit.
2. Memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif
Dalam proses pemeriksaan, perolehan bukti yang mendasari pernyataan yang dbuat
perusahaan dan pengevaluasiannya tidak boleh berprasangka atau memihak. Dalam audit
laproan keuangan dengan prinsip PABU terdiri dari data akuntansi dan informasi pendukung
(faktur, check, dan informasi yang diperoleh dari wawancara, observasi, pemeriksaan fisik atas
asset, dan korespondensi dengan pelanggan)
3. Asersi tentang tindakan-tindakan dan kejadian – kejadian ekonomi
Asersi atau pernyataan yang dibuat manajemen perusahaan yang melekat pada seprangkat
laporan keuangan adalah subyek dari audit atas laporan keuangan tersebut. Asersi tersebut
dibuat oleh penyusun laporan keuangan yaitu, manajemen perusahaan untuk selanjutnya
dikomunikasikan kepada pemakai laporan keuangan; jadi bukan merupakan asersi dari auditor
yang dikomunikasikan dalam laporan audit.
4. Tingkat kesesuaian antara asersi dengan kriteria yang ditetapkan
Dalam siklus laporan audit memiliki satu tujuan utama, yaitu merumuskan suatu pendapat
auditor mengenai asersi-asersi tentang tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi yang

3
telah di audit. Pendapat ataupun opini tersebut menunjukkan seberapa jauh asersi-asersi
tersebut sesuai dengan standar atau kriteria yang telah ditetapkan.
5. Mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan
Hasil akhir dari sebuah laporan audit adalah suatu laporan yang berisi informasi bagi para
pembacanya mengenai tingkat kesesuaian antara asersi yang dibuat oleh klien dengan kriteria
tertentu yang telah disepakati sebagai dasar evaluasi.

II. Profesi Akuntan Publik


Pembahasan mengenai profesi akuntan publik terkait erat dengan tipe pemeriksaan akuntan
yakni pemeriksaan terhadap laporan keuangan. Untuk itu perlu diketahui perkembangan profesi
akuntan publik.
Menurut Mulyadi, timbul dan berkembangnya profesi akuntan publik sejalan dengan
berkembangnya perusahaan itu. Pada saat perusahaan masih kecil yang umumnya berbentuk
perusahaan perseorangan, laporan keuangan yang dihasilkan perusahaan biasanya digunakan oleh
pemilik perusahaan untuk mengetahui hasil usaha dan posisi keuangannya. Hal ini berlanjut pada
perusahaan berbentuk firma. Laporan baru dimanfaatkan oleh para sekutu firma. Dengan kata lain,
laporan keuangan lebih kepada kepentingan intern. Pada kondisi seperti ini kebutuhan akan profesi
akuntan publik masih sangat rendag, karena para pemimpin perusahaan dan pihak luar belum banyak
memerlukan informasi keuangan yang dihasilkan perusahaan.
Dalam menjalankan profesinya, salah satu jenis jasa yang diberikan oleh publik adalah
memberikan jasa pemeriksaan laporan keuangan agar dapat dipergunakan oleh pihak-pihak yang
berkepentingan. Dalam melakukan pemeriksaan tersebut akuntan harus selalu berpedoman pada tiga
hal, yakni : Norma Pemeriksaan Akuntan, Standar Akuntan Indonesia (PSAK), dan Kode Etik Profesi.
Kode etik harus pula dijunjung tinggi oleh akuntan agar jasanya dapat dipertanggung jawabkan dan
dipercaya masyarakat.
III. Proyeksi Visi CPA
Register Akuntan adalah register yang diselenggarakan oleh departemen keuangan RI untuk
mencatat nama orang-orang yang berhak menggunakan gelar Akuntan, sebagimana diatur pada pasal
3 ayat 4 Undang-undang No. 34 tahung 1954 tentang pemakaian gelar akuntan. Mereka namanya
terdaftar dalam register tersebut diberi nomor register akuntan.
Persyaratan pendidikan untuk menjadi akuntan publik di berbagai negara di dunia, berbeda satu
sama lain. Di Amerika Serikat semua akuntan publik disyaratkan untuk memiliki sertifikat akuntan publik
yang dapat diperoleh apabila mereka lulus dari suatu ujian yang disebut Uniform National CPA
Examination. Pemakaian gelar CPA (Certified Public Accountant) diatur oleh hukum negara bagian

4
melalui departemen pemberi lisensi di setiap negara bagian. Dalam setiap negara bagian, peraturan
untuk menjadi seorang CPA biasanya berbeda dengan peraturan untuk mempertahankan lisensi demi
berpraktik setelah gelar itu diperoleh untuk pertama kalinya.

IV. Jasa Suatu KAP


Adapun jasa yang ditawarkan oleh suatu Kantor Akuntan Publik, yaitu (Arens, 2008, Ch. 1) :
1. Atestasi, dimana KAP mengeluarkan laporan tertulis yang menyatakan kesimpulan atas
keandalan pernyataan tertulis yang telah dibuat dan ditanggungjawabi pihak lain. Terdapat tiga
jenis jasa atestasi, yaitu :
a. audit laporan keuangan historis, review/penelahaan laporan keuangan historis dan jasa
atestasi lainnya, merupakan suatu jasa manajemen menegaskan bahwa laporan itu telah
dinyatakan secara wajar sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum
(GAAP)
b. Atestasi mengenai pengendalian internal atas pelaporan keuangan. Manajemen
menegaskan bahwa pengendalian internal telah dikembangkan dan di implementasikan
mengikuti kriteria yang sudah mapan.

Gambar 1.2
Hubungan antara Auditor, Klien dan Pemakai Eksternal
Auditor mengeluarkan
Klien atau komite audit
Auditor laporan yang diandalkan
menugaskan auditor
oleh para pemakai

Klien Pemakai Eksternal

c. Review Laporan Keuangan Historis, manajemen menegaskan bahwa laporan tersebut telah
dinyatakan secara wajar sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum, sama
seperti audit
d. Jasa atestasi mengenai teknologi informasi, manajemen mengeluarkan berrbagai asersi
tentang reliabilitas dan keamanan informasi elektronik.
e. Jasa atestasi lain yang dapat diterapkan pada berbagai permasalahan, merupakan
perluasan alami dari audit atas laporan keuangan historis, karena pemakai menginginkan
kepastian yang independen menyangkut jenis-jenis informasi lainnya.

5
2. Jasa Perpajakan berupa SPT PPH, PBB, PPN, perencanaan perpajakan dan jasa perpajakan
lainnya.
3. Konsultasi Manajemen, yaitu dalam peningkatan aktivitas operasi
4. Jasa Akuntansi dan Pembukuan
Gambar 1.3
Hubungan antara Jasa Assurance, Jasa Atestasi dan Jasa Nonassurance
(Arens Ch.01.,h.12)

Jasa Assurance Jasa NonAssurance

Jasa Atestasi
Konsultasi
Audit Review Manajemen lainnya

Pengendalian Internal atas Pelaporan Keuangan Konsultasi


manajemen Akuntansi dan
tertentu Pembukuan
Jasa atestasi mengenai teknologi informasi
dan jasa atestasi lainnya

Jasa Pajak
Jasa Assurance
Lainnya

V. Organisasi Profesi
Indonesia hanya terdapat satu organisasi profesi akuntansi yaitu Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)
yang keanggotaannya terutama terdiri dari para akuntan yang bekerja pada berbagai bidang kegiatan.
Untuk menampung kegiatan para anggota yang berbeda tersebut, IAI membentuk empat kompartemen
sesuai dengan bidang kegiatan para anggotanya, yaitu : Kompartemen Akuntan Publik, Kompartemen
Akuntan Manajemen, Kompartemen Akuntan Pendidik, dan Kompartemen Akuntan Sektor Publik.
Adapun tujuan utama dibentuknya kompartemen ini adalah untuk membina para anggotanya agar
dapat melaksanakan fungsi dan perannya sebagai akuntan publik yang profesional dan selalu
memutahirkan pengetahuannya terutama di bidang akuntansi dan pengauditan. (Haryono Yusuf, Ch.1,
h. 24).
VI. Unsur – Unsur Sistem Pengendalian Mutu untuk KAP
Pengendalian mutu terdiri atas metode-metode yang digunakan untuk memastikan bahwa kantor
itu memenuhi tanggung jawab profesionalnya kepada klien dan pihak-pihak lain. Pengendalian mutu
berkaitan erat tetapi berbeda dengan GAAS. Untuk memastikan bahwa standar auditing berlaku umum
diikuti dalam setiap audit, KAP mengikuti prosedur pengendalian mutu khusus yang membantu
memenuhi standar-standar itu secara konsisten pada setiap penugasan.

6
Pada tahun 1978, AICPA membentuk Quality Control Standards Committe dan memberinya
tanggung jawab untuk membantu KAP mengembangkan serta mengimplementaasikan standar-standar
pengendalian mutu. SAS 25 (AU 161) mengharuskan KAP menetapkan kebijakan dan prosedur
pengendalian mutu. Standar ini mengakui bahwa sistem pengendalian mutu hanya dapat memberikan
kepastian wajar (reasonable assurance) bukan jaminan, bahwa standar auditing telah diikuti.
Prosedur itu akan bergantung pada hal – hal seperti ukuran kantor, jumlah cabang yang
berpraktik serta sifat praktik. Quality Control Standards Committe telah mengidentifikasikan lima unsur
pengendalian mutu yang harus dipertimbangkan KAP dalam menetapkan kebijakan dan prosedurnya.
AICPA telah membentuk dua seksi praktik (practice sections) : center for public company audit firms
(CPCAF) dan Private Companies Practice Section (PCPS) yang juga disebut AICPA Alliance for CPA
Firms. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas praktik oleh KAP sesuai dengan standar
pengendalian mutu.
KAP harus mendaftarkan diri dalam program pemantauan praktik. Pemantaun praktik yang juga
dikenal sebagai peer review adalah review oleh akuntan publik, atas ketaatan KAP pada sistem
pengendalian mutu kantor itu sendiri. Tujuan peer review adalah untuk menentukan dan melaporkan
apakah KAP yang direview itu telah mengembangkan kebijakan dan prosedur yang memadai bagi
kelima unsur pengendalian mutu dan mengikuti kebijakan serta prosedur itu dalam praktik.

Gambar 1.4
Hubungan antara GAAS, Pengendalian Mutu, AICPA Practice Sections dan Peer Review

Standar Pengendalian Mutu Standar auditing yang


berlaku umum

Standar yang diberlakukan Standar yang diberlakukan


pada suatu KAP untuk pada setiap audit
membantu memenuhi standar
auditing yang berlaku

AICPA Practice Sections


Peer Review
Center for Private
Public Companies
Company Practice Metode untuk menentukan
Audit Firms Section
apakah suatu KAP
memenuhi standar
Organisasi yang dimaksudkan pengendalian mutu
untuk membantu KAP memenuhi
Standar Pengendalian Mutu dan
GAAS
7
Kesimpulan :
Mengetahui dan memahami arti dari auditing, ruang lingkup audit, jasa-jasa yang ditawarkan
auditor kepada entitas perusahaan serta tantangan-tantangan yang dihadapi oleh auditor, organisasi –
organisasi profesi audit, perbedaan auditing dan akunting serta sebagai bentuk aplikasi ke dunia kerja.
Pengetahuan tentang auditor, perkembangan auditor, jenis – jenis auditor serta perkembangan auditor
di Indonesia setidaknya bisa dipahami oleh mahasiswa.
Tujuan ini sebagai pembuka pengetahuan tentang keprofesian audit, perbedaan auditing dan
akunting serta jasa-jasa yang ditawarkan oleh auditor di KAP.

Sumber :
- SPAP, 2012. Standar Profesional Akuntan Publik
- IAI, Juni 2012. Standar Akuntan Keuangan
- Al. Haryono Jusup, Agustus, 2001.,Auditing. Ch. 01
- Randal J. Elder, Mark S. Beasley.,Arens Alvin.,2008. Auditing and Assurance Service: An Integrated
Approach. 14th. Edition. Pearson Education, Inc.,Upper Saddle River, New Jersey, Pretince Hall. Ch. 01
Stephen Topple., Peter Schelluch, 2004; Auditing and assurance :Concepts for a Changing Environment.
South Western Thomson Learning Australia.,Victoria. Ch. 01

Anda mungkin juga menyukai