Anda di halaman 1dari 29

TUGAS MAKALAH

(Biologi Umum)

“Mendel Dan Ide Gen, Mekanisme Evolusi, Prokarit Dan Protista”


Dosen Pengampu: Dr. Eko Kuswanto, M.Si

Di susun oleh:

Feby Ayu Andira (1811060365)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN RADEN INTAN LAMPUNG
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum, wr. wb
Bismillahirahmanirahim. Alhamdullilahi rabbil ‘alamin. Segala puji
syukur bagi Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah “Biologi Umum”. Dengan pokok
pembahasan yaitu mengenai “Mendel Dan Ide Gen, Meknisme Evolusi Dan
Prokariot, Protista”. Dan juga kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak Dr.
Eko Kuswanto, M.Si. Yang telah membimbing kami untuk menyelesaikan
makalah ini. Kemudian sholawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi
Muhammad SAW, yang telah kita tunggu syafaatnya kelak.
Merupakan suatu harapan pula, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca, khususnya untuk penulis, adapun kritik dan saran dari pembaca
akan sangat perlu untuk memperbaiki dalam penulisan makalah dan akan diterima
dengan senang hati. Serta semoga makalah ini tercatat menjadi motivator bagi
penulis untuk penulisan makalah yang lebih baik dan bermanfaat kedepan.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

Bandar Lampung, 25
Juli 2020

Penulis
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................iii
...............................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang ............................................................................................1
B.     Rumusan Masalah...................................................................................... 2
C.     Tujuan.........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A.    Mendel Dan Ide Gen......................................................................................
B.     Mekanisme Evolusi.......................................................................................
C.    Prokariot Dan Protista....................................................................................
BAB III PENUTUP 
Kesimpulan............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hukum pewarisan Mendel adalah hukum mengenai pewarisan sifat pada
organisme yang dijabarkan oleh Gregor Johann Mendel dalam karyanya
'Percobaan mengenai Persilangan Tanaman'. Hukum ini terdiri dari dua bagian:
Hukum pemisahan (segregation) dari Mendel, juga dikenal sebagai Hukum
Pertama Mendel, dan Hukum berpasangan secara bebas (independent assortment)
dari Mendel, juga dikenal sebagai Hukum Kedua Mendel. Prinsip-prinsip yang
ditemukan oleh Mendel diterima secara umum, namun penelitian-penelitian
berikutnya sering menemukan perbandingan fenotipe yang aneh, seakan-akan
tidak mengikuti Hukum Mendel. Untuk menemukan apa yang sebenarnya terjadi,
maka disusunlah makalah ini.
Peristiwa seleksi alam sesungguhnya tidaklah cukup sempurna menjelaskan
evolusi dari seluruh ciri atau struktur. Peristiwa seleksi alam bukanlah penyebab
utama terjadinya evolusi organik. Suatu peristiwa seleksi baru dapat berlangsung,
bila terlebih dalu telah ada keanekaragaman (varian) antar individu. Peristiwa
seleksi alam hanyalah faktor yang mengukuhkan varian-varian yang sesuai, dan
bukanlah sebagai faktor yang menjadi sebab timbulnya varian-varian yang sesuai.
Dalam hubungan dengan ini, sebagian para ahli biologi berpendapat bahwa
peristiwa seleksi alam hanyalah sebagai faktor pengarah dan faktor pembatas atas
varian-varian yang telah ada. Oleh karena itu, terjadinya evolusi organik
penyebabnya adalah varian. Peristiwa seleksi alam berperan hanya sebagai faktor
yang mengukuhkan varian.
Pandangan yang mengatakan bahwa seleksi alam bukanlah merupakan sebab
utama evolusi organik, tetapi hanyalah berperan sebagai faktor pengarah dan
faktor pembatas, adalah hasil pengembangan dan penyempurnaan Teori Seleksi
Darwin, yang dikenal dengan Neodarwisme. Sehingga secara singkat dapat
dikatakan, bahwa rekombinasi gen dan macam-macam faktor lingkungan adalah
sebab utama peristiwa evolusi organik, dan peristiwa seleksi alam berperan
sebagai faktor pengarah dan faktor pembatas.
Variabilitas genetik adalah ukuran bagi kecenderungan berbagai individu
dalam suatu populasi untuk memiliki genotipe yang berbeda-beda. Variabilitas
dalam suatu sifat (karakter) tertentu menggambarkan bagaimana sifat itu mampu
berubah-ubah untuk menanggapi pengaruh lingkungan dan genetik.
Prokariot berperan dalam pembentukan kondisi bumi hingga sekarang. Akumulasi
O2 atmosfer berasal dariaktivitas fotosintesiss ianobakter 2.5 milyar tahunyang
lalu, sedangkan prokariot tertua hidup3.5 milyar tahunyang lalu. Prokariot
ditemukan diberbagai lingkungan ekstrem dingin, panas, asam, atau basa yang
tidak cocok bagi eukariot. Prokariota adalah organisme pertama, dan bertahan
hidup sampai sekarang sebagai organisme hidup yang paling luas tempat
hidupnya dan paling banyak jumlahnya. Prokariota seringkali hidup dalam
asosiasi yang dekat dengan sesamanya dan dengan eukariota, dalam hubungan
yang kita sebut simbiosis. Kasus simbiosis yang secara historis paling penting
adalah berkembangnya mitokondria dan kloroplas dari prokariota menjadi organel
didalam sel-sel inang yang lebih besar. Dengan demikian hewan, tumbuhan,
fungi, dan protista kemungkinan berkembang dari penggabungan simbiotik sel-sel
nenek moyang.

B. Rumusan masalah

Melihat uraian diatas maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:


1. Mempelajari Mendel Dan Ide Gen
2. Mempelajari Mekanisme Evolusi
3. Mempelajari Prokariot Dan Protista

C. Tujuan

Adapun maksud dan tujuan makalah ini yaitu:


1. Mengetahui Mendel Dan Ide Gen.
2. Mengetahui Mekanisme Evolusi.
3. Mengetahui Prokariot Dan Protista.
BAB II
PEMBAHASAN

A. HUKUM MENDEL DAN IDE GEN


1. Hukum Segregasi (Hukum Pertama Mendel)
Hukum segregasi bebas menyatakan bahwa pada pembentukan gamet
(sel kelamin), kedua gen induk (Parent) yang merupakan pasangan alel
akan memisah sehingga tiap-tiap gamet menerima satu gen dari induknya.
Secara garis besar, hukum ini mencakup tiga pokok:
a. Gen memiliki bentuk-bentuk alternatif yang mengatur variasi pada
karakter turunannya. Ini adalah konsep mengenai dua macam alel; alel
resisif (tidak selalu nampak dari luar, dinyatakan dengan huruf kecil,
misalnya w dalam gambar di sebelah), dan alel dominan (nampak dari
luar, dinyatakan dengan huruf besar, misalnya R).
b. Setiap individu membawa sepasang gen, satu dari tetua jantan
(misalnya ww dalam gambar di sebelah) dan satu dari tetua betina
(misalnya RR dalam gambar di bawah ini).
c. Jika sepasang gen ini merupakan dua alel yang berbeda (Sb dan sB
pada gambar 2), alel dominan (S atau B) akan selalu terekspresikan
(nampak secara visual dari luar). Alel resesif (s atau b) yang tidak
selalu terekspresikan, tetap akan diwariskan pada gamet yang dibentuk
pada turunannya.
2. Hukum Asortasi Bebas (Hukum Kedua Mendel)
Hukum kedua Mendel menyatakan bahwa bila dua individu
mempunyai dua pasang atau lebih sifat, maka diturunkannya sepasang sifat
secara bebas, tidak bergantung pada pasangan sifat yang lain. Dengan kata
lain, alel dengan gen sifat yang berbeda tidak saling mempengaruhi. Hal ini
menjelaskan bahwa gen yang menentukan e.g. tinggi tanaman dengan
warna bunga suatu tanaman, tidak saling mempengaruhi.
Seperti nampak pada gambar 1, induk jantan (tingkat 1) mempunyai
genotipe ww (secara fenotipe berwarna putih), dan induk betina
mempunyai genotipe RR (secara fenotipe berwarna merah).

Keturunan pertama (tingkat 2 pada gambar) merupakan


persilangan dari genotipe induk jantan dan induk betinanya, sehingga
membentuk 4 individu baru (semuanya bergenotipe wR). Selanjutnya,
persilangan/perkawinan dari keturuan pertama ini akan membentuk
indidividu pada keturunan berikutnya (tingkat 3 pada gambar) dengan
gamet R dan w pada sisi kiri (induk jantan tingkat 2) dan gamet R dan w
pada baris atas (induk betina tingkat 2). Kombinasi gamet-gamet ini akan
membentuk 4 kemungkinan individu seperti nampak pada papan catur
pada tingkat 3 dengan genotipe: RR, Rw, Rw, dan ww. Jadi pada tingkat 3
ini perbandingan genotipe RR, (berwarna merah) Rw (juga berwarna
merah) dan ww (berwarna putih) adalah 1:2:1. Secara fenotipe
perbandingan individu merah dan individu putih adalah 3:1.
Kalau contoh pada gambar 1 merupakan kombinasi dari induk
dengan satu sifat dominan (berupa warna), maka contoh ke-2
menggambarkan induk-induk dengan 2 macam sifat dominan: bentuk
buntut dan warna kulit. Persilangan dari induk dengan satu sifat dominan
disebut monohibrid, sedang persilangan dari induk-induk dengan dua sifat
dominan dikenal sebagai dihibrid, dan seterusnya.
Pada gambar 2, sifat dominannya adalah bentuk buntut (pendek
dengan genotipe SS dan panjang dengan genotipe ss) serta warna kulit
(putih dengan genotipe bb dan coklat dengan genotipe BB). Gamet induk
jantan yang terbentuk adalah Sb dan Sb, sementara gamet induk betinanya
adalah sB dan sB (nampak pada huruf di bawah kotak). Lihat ganbar 2

Kombinasi gamet ini akan membentuk 4 individu pada tingkat F1


dengan genotipe SsBb (semua sama). Jika keturunan F1 ini kemudian
dikawinkan lagi, maka akan membentuk individu keturunan F2. Gamet
F1nya nampak pada sisi kiri dan baris atas pada papan catur. Hasil
individu yang terbentuk pada tingkat F2 mempunyai 16 macam
kemungkinan dengan 2 bentuk buntut: pendek (jika genotipenya SS atau
Ss) dan panjang (jika genotipenya ss); dan 2 macam warna kulit: coklat
(jika genotipenya BB atau Bb) dan putih (jika genotipenya bb).
Perbandingan hasil warna coklat:putih adalah 12:4, sedang perbandingan
hasil bentuk buntut pendek:panjang adalah 12:4. Perbandingan detail
mengenai genotipe SSBB:SSBb:SsBB:SsBb: SSbb:Ssbb:ssBB:ssBb: ssbb
adalah 1:2:2:4: 1:2:1:2: 1. 1

3. Teori Pewarisan Sifat


Pewarisan sifat atau yang dikenal dengan Hereditas merupakan
suatu pewarisan sifat dari induk kepada keturunannya. Ilmu yang
mempelajari tentang pewarisan sifat disebut dengan genetika. Pewarisan
sifat itu dapat ditentukan oleh kromosom dan gen. Teori-teori tentang
pewarisan sifat adalah sebagai berikut:
1) Teori Embryo
Teori ini dikemukanan oleh William Harvey, 1578-1657 yang
menyatakan, bahwa semua hewan berasal dari telur. Pernyataan ini
diperkuat oleh Reiner de Graaf (1641-1673) peneliti pertama yang
mengenal bersatunya sel sperma dengan sel telur yang akan membentuk
embrio. Reiner de Graaf menyatakan bahwa ovarium pada burung sama
dengan ovarium pada kelinci.
2) Teori Preformasi
Teori ini dikemukakan oleh Jan Swammerdan, 1637-1689 yang
menyatakan bahwa telur mengandung semua generasi yang akan dating
sebagai miniature yang telah terbentuk sebelumnnya.
3) Teori Epigenesis Embriologi
Teori ini dikemukakan oleh C.F. Wolf, 1738-1794, yang
menyatakan bahwa ada kekuatan vital dalam benih organiseme dengan
kekuatan ini menyebabkan pertumbuhan embrio menurut pola
perkembangan sebelumnya.

1
Suryo. Genetika. Jakarta. 2012. Halaman 1-3
4) Teori Plasma Nutfah
Teori ini dikemukakan oleh J. B. Lamarck, 1744-1829 yang
menyatakan bahwa sifat yang terjadi karena rangsangan dari luar
(lingkungan) terhadap struktur fungsi organ yang diturunkan pada generasi
berikutnya.
5) Teori Pengenesis
Teori ini dikemukakan oleh C. R. Darwin, yang menyatakan bahwa
setiap bagian tubuh dewasa menghasilkan benih-benih kecil yang disebut
gemuia.
6) Teori Telegani
Teori ini dikemukakan oleh Ernest Haeckel, menyatakan bahwa
spermatozoa sebagian besar tersusun atas inti dan inti bertanggung jawab
sebagai penurunan sifat.

Mendel menggunakan pendekatan ilmiah untuk mengidentifiksi dua


hokum pewarisan sifat, Mendel menemukan prinsip-prinsip dasar tentang
pewarisan sifat dengan cara membiakkan ercis kebun dalam percobaan-percobaan
yang dirancang secara berhati-hati. Percobaan mendel, pendekatan kuantitatif
salah satu alasan mengapa mendel mungkin memilih meneliti ercis adalah
tanaman itu tersedia dalam banuyk varietas. Misalnya, satu varietas memiliki
bunga ungu, sedangkan varietas yang lain memiliki bunga putih, sifat terwariskan
yang berbeda-beda diantara individu, misalnya warna bunga, disebut karakter.
Setiap varian untuk sat karakter, misalnya warna ungu atau putih, untuk bunga
disebut sifat.

Hukum pemilahan bebas, mendel menyimpulkan hukum segregasi dari


percobaan-percobaan yang hanya mengikuti satu karakter tunggal. Misalnya
warna bunga. Semua progeny f1 yang dihasilkan dalam persilangan-persilangan
yang ia lakukan dari induk galur murni merupakan monohybrid. Artinya bersifat
heterozigot hanya untuk satu karakter. 2

2
Campbell, Neil A.dkk. Biologi. Jakarta: 2008. Halaman 282-289
B. MEKANISME EVOLUSI
Evolusi menunjukkan perubahan makhluk hidup secara bertahap dalam
jangka waktu yang lama dan perlahan-lahan yang terjadi dari generasi ke
generasi. Mekanisme evolusi berdasarkan tempat terjadinya evolusi. Pertama,
evolusi tidak terjadi di dalam individu. Contohnya, kalaupun manusia berasal
dari makhluk sebelum manusia (katakanlah sejenis kera), hendaknya jangan
dibayangkan bahwa individu kera berangsur-angsur berubah menjadi individu
manusia. Kedua, evolusi terjadi di dalam populasi. Pada peristiwa evolusi
terjadi estafet pewarisan sifat orang tua kepada anak melalui ratusan bahkan
ribuan generasi populasi yang berbeda. Populasi itulah yang merupakan
tempat terjadinya perubahan evolusi.
1. Mutasi  Gen
Mutasi gen merupakan perubahan struktur kimia gen (DNA) yaitu
pada basa nukleotidanya, yang menyebabkan perubahan sifat pada suatu
organisme dan bersifat menurun. Pemahaman mengenai mutasi gen dapat
dijelaskan lebih lanjut dengan mempelajari angka laju mutasi dan
frekuensi gen dalam populasi.

Angka laju mutasi merupakan angka yang menunjukkan


banyaknya gen yang bermutasi dari seluruh gamet yang dihasilkan oleh
satu individu suatu spesies. Angka laju mutasi suatu spesies biasanya
sangat rendah, yaitu rata-rata 1 : 100.000. Hal ini berarti pada setiap
100.000 gamet terdapat satu gen yang bermutasi. Meskipun angka laju
mutasi sangat kecil, namun tetap menjadi salah satu mekanisme evolusi
yang penting. Alasannya : (1) setiap gamet dapat mengandung beribu-ribu
gen; (2) setiap individu mampu menghasilkan ribuan bahkan jutaan gamet;
dan (3) jumlah tiap generasi dalam suatu populasi individu sangat banyak.

Umumnya mutasi bersifat merugikan. Peluang terjadinya mutasi


yang menguntungkan hanya sekitar 1 : 1.000, yang berarti pada setiap
1.000 kali mutasi, hanya ada satu mutasi yang menguntungkan. Meskipun
peluang mutasi yang menguntungkan kecil, namun karena jumlah generasi
selama populasi spesies tersebut hidup besar, maka jumlah mutasi yang
menguntungkan juga besar.
Mutasi dikatakan menguntungkan kalau mutasi:

1) menghasilkan spesies yang adaptif dan


2) menghasilkan spesies yang mempunyai vitalitas (daya hidup) dan
viabilitas (kelangsungan hidup) yang tinggi.

Sebaliknya, mutasi dikatakan merugikan bila mutasi:

1) menghasilkan alel yang mengakibatkan mutasi letal (mematikan),


2) menghasilkan spesies yang tidak adaptif, dan (3) menghasilkan
spesies yang mempunyai vitalitas rendah.

Mutasi yang menyebabkan timbulnya alel letal, misalnya alel letal


yang bersifat resesif. Pengaruh gen letal resesif ini hanya tampak bila
berada dalam keadaan homozigot, namun tidak tampak pada keadaan
heterozigot. Gen resesif ini akan tetap ada dalam populasi dan seleksi alam
hanya akan bekerja pada individu-individu yang homozigot.

perbandingan frekuensi (penyebaran) alel dominan yang non letal


dan alel resesif yang letal dapat diketahui dengan menghitung frekuensi
alel populasinya. Atau, perbandingan frekuensi genotip homozigot
terhadap frekuensi genotip heterozigot pada gen non letal maupun gen
letalnya dapat diketahui dengan menghitung frekuensi gen (genotip)
populasinya.

2. Frekuensi alel dan frekuensi gen (genotip) populasi.


Frekuensi alel merupakan perbandingan alel satu dengan alel yang
lainnya untuk suatu karakter atau sifat tertentu (biasanya disimbulkan
dengan satu huruf misalnya A, a) dalam suatu populasi.
Sebaliknya,frekuensi gen merupakan perbandingan gen satu dengan gen
yang lainnya untuk suatu karakter atau sifat tertentu (biasanya disimbulkan
dengan dua huruf misalnya AA, Aa, aa) dalam suatu populasi. Setiap
populasi mempunyai gene pool masing-masing. Gene pool populasi
merupakan total seluruh (kumpulan gen) di dalam suatu populasi pada
suatu waktu tertentu.
Gene pool terdiri dari seluruh alel pada seluruh lokus gen pada
seluruh individu dari populasi. Pada spesies yang diploid, masing-masing
lokusnya diwakilkan dua kali dalam genom suatu individu, yang mungkin
homozigot atau heterozigot untuk lokus-lokus yang homolog. Jika seluruh
anggota suatu populasi homozigot untuk alel yang sama, maka alel
tersebut dikatakan sebagai alel yang tetap dalam gene pool. Namun
biasanya ada dua alel atau lebih untuk tiap gen, masing-masing
mempunyai suatu frekuensi relative (proporsi) tersendiri dalam gene pool.
Mekanisme Terjadinya Evolusi (Seleksi Alam Mutasi Gen) –
Tidak ada makhluk hidup yang sama persis meskipun berada dalam satu
spesies. Keberadaan macam-macam karakteristik yang dimiliki individu
berperan sebagai pembeda antara individu yang satu dengan yang lain.
Sifat-sifat yang berbeda yang terdapat pada individu-individu dalam satu
spesies disebut variasi. Individu yang mengalami variasi disebut varian.
Jika satu spesies hidup pada suatu tempat yang berbeda dari asal-usulnya,
keturunan-keturunan berikutnya akan mengalami perubahan sehingga
spesies tersebut tidak sama dengan spesies dari asalusulnya, dengan
demikian muncul varian. Sifat dan karakteristik yang dimiliki suatu
individu ditentukan oleh gen. Perubahan yang terjadi pada gen
menyebabkan terjadinya perubahan sifat pada individu. Faktor-faktor apa
saja yang menyebabkan perubahan gen? Perubahan gen disebabkan
adanya mutasi gen dan rekombinasi gen. Mutasi gen adalah perubahan
susunan kimia dari suatu gen. Mutasi gen merupakan mekanisme evolusi
yang sangat penting. Pewarisan sifat dari induk ke generasi berikutnya
terjadi melalui gamet induk. Kenyataan itu menyebabkan setiap gamet
mengandung beribu-ribu gen, setiap individu menghasilkan beribu-ribu
gamet, sehingga jumlah generasi yang terjadi sedemikian banyak selama
masih adanya spesies tersebut. Berdasarkan kenyataan tersebut, dapat
diprediksi jumlah mutasi gen melalui laju mutasi gen dari suatu spesies.3

3
Campbell, Neil A.dkk. Biologi. Jakarta: 2008. Halaman 22-25
Pemunculan mutasi gen seakan-akan terjadi secara spontan,
misalnya di antara seribu biji yang normal ditemukan satu biji yang tidak
normal. Biji yang tidak normal tersebut menghasilkan embrio yang
abnormal. Hal ini terjadi melalui mutasi gen sehingga laju mutasi spontan
pada biji tersebut dikatakan 1: 1.000 atau 10–3. Laju mutasi suatu spesies
adalah angka-angka yang menunjukkan jumlah gen-gen yang bermutasi di
antara seluruhgamet yang dihasilkan oleh satu individu dari suatu spesies.
Angka laju mutasi gen yang menguntungkan sangat kecil, yaitu sekitar 1 :
1.000. Akan tetapi, karena jumlah generasi selama spesies tersebut hidup
cukup besar, maka jumlah mutasi yang menguntungkan mencapai angka
yang cukup besar pula. Misalnya terdapat data sebagai berikut.

1) Angka laju mutasi per gen adalah 1: 200.000.


2) Jumlah gen dalam individu yang mampu bermutasi sebesar 1.000.
3) Perbandingan antara mutasi gen yang menguntungkan dengan mutasi
yang terjadi adalah 1 : 1.000.
4) Jumlah populasi spesies 100.000.000.
5) Jumlah generasi selama spesies itu ada sebesar 5.000.

Untuk mengetahui mutasi gen yang menguntungkan selama spesies


itu masih ada adalah sebagai berikut.
1) Jumlah gen yang bermutasi = 1200.000 u1.000 = 1 200 gen. Jumlah
mutasi yang menguntungkan dari gen yang bermutasi= 1 200 u 1
1.000= 1200.000
2) Dalam setiap generasi mutasi gen yang menguntungkan
=1200.000u100.000.000 = 500 gen
3) Selama spesies itu ada (5.000 generasi) akan terjadi mutasigen yang
menguntungkan sebesar = 500 u5.000 = 2.500.000gen.

Apabila mutasi yang menguntungkan cukup besar, hal ini memberi


peluang munculnya spesies yang adaptif menjadi besar pula. Adanya peristiwa
mutasi gen yang menguntungkan, memunculkan spesies dengan sifat:

1) lebih adaptif;
2) daya fertilitas dan daya ketahanan spesies meningkat;
3) sifat baru yang menguntungkan.

Evolusi terjadi lebih berpeluang disebabkan adanya mutasi gen yang


menguntungkan pada individu setiap spesies. Seperti halnya suksesi
(persebaran kronologi makhluk dalam suatu daerah), evolusi memunculkan
individu-individu (spesies-spesies) yang berbeda pada setiap masanya. Awal
mula suksesi, spesies yang hidup pada suatu tempat dan waktu tertentu hanya
dihuni oleh beberapa spesies yang mampu beradaptasi terhadap lingkungan
awalnya. Pada tahap berikutnya, spesies-spesies yang lama akan mati
meninggalkan materi-materi fisik tertentu. Proses pelapukan maupun
penambahan unsur hara mengakibatkan terjadinya perubahan kondisi fisik
lingkungan. Perubahan itu memungkinkan hidupnya spesies-spesies baru
yang lebih cocok untuk adaptasi terhadap lingkungan tersebut. Sama halnya
dengan evolusi, munculnya mutasi gen yang menguntungkan akan muncul
pula individu-individu baru dengan daya adaptasi yang tinggi terhadap
perubahan lingkungan yang terjadi.

Adanya perubahan lingkungan yang terjadi dari masa ke masa,


mengakibatkan individu-individu yang hidup pada masamasa tersebut
mengalami perubahan pula. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan
bahwa spesies-spesies yang hidup dari masa ke masa mengalami perubahan-
perubahan. Demikianlahyang menjadi dasar terjadinya evolusi. Evolusi juga
didukung adanya faktor-faktor sebagai berikut.

1. Seleksi Alam. Alam mengadakan seleksi terhadap makhluk hidup yang


ada di dalamnya. Hanya makhluk hidup yang dapat beradaptasi yang
mampu bertahan hidup dan berkembang biak, sedangkan yang tidak
mampu beradaptasi akan punah dan gagal melangsungkan kehidupannya.
2. Migrasi. Migrasi adalah perpindahan spesies-spesies ke tempat-tempat
baru. Perpindahan tersebut menghasilkan pola kehidupan baru yang
mendukung terjadinya perubahan pada spesies-spesies tersebut. Pada
tempat yang baru generasigenerasi yang muncul akan berbeda dari spesies-
spesies nenek moyang asal-usulnya.
3. Rekombinasi Gen. Rekombinasi gen terjadi melalui perkawinan yang
menyebabkan perubahan frekuensi gen pada generasi berikutnya. Melalui
perkawinan silang, akan dihasilkan varietas baru. Varietas baru ini terjadi
akibat pembuahan atau penyerbukan dari individu lain sehingga terjadi
rekombinasi gen. Rekombinasi gen-gen yang disebabkan oleh perkawinan
silang merupakan dasar terjadinya evolusi, karena melalui rekombinasi
memungkinkan adanya variasi baru.

Apabila varietas-varietas baru yang terbentuk menempati daerah yang


sangat berbeda dan tidak memungkinkan terjadinya interhibridisasi, dua
varietas baru tersebut akan mengalami perubahan-perubahan yang pada
akhirnya akan menjadi dua spesies yang berbeda.

Perubahan habitat seiring dengan perubahan lingkungan. Dua abad lalu


di Inggris hidup ngengat berbintik yang sayapnya berwarna cerah. Warna ini
mirip dengan batang pohon habitatnya hingga burung pemangsa sukar
mengenalnya. Setelah revolusi industri, asap cerobong pabrik mengubah
warna batang pohon menjadi lebih gelap, hingga ngengat itu mudah dikenali.
Lamakelamaan muncul ngengat baru berwarna gelap, hingga dapat menyamar
dengan baik pada batang pohon itu.
Proses pembentukan spesies baru ini disebut spesiasi. Spesiasi dipengaruhi
oleh beberapa faktor sebagai berikut.

1) Isolasi Reproduksi. Apabila dua spesies yang asal-usulnya sama,


kemudian terjadi perubahan yang mendasar sehingga mengakibatkan tidak
terjadinya kesamaan alat reproduksi dan tidak terjadi interhibridisasi, maka
spesies tersebut menjadi dua kelompok populasi simpatrik (populasi yang
berbeda spesies).
2) Isolasi Geografis. Isolasi geografis merupakan pemisahan kedua spesies
simpatrik karena letak geografis yang mengakibatkan tidak terjadinya
interhibridisasi.
3) Domestikasi. Penjinakan hewan-hewan liar menjadi hewan peliharaan
disebut domestikasi. Domestikasi menyebabkan terjadinya penyimpangan
dari keadaan aslinya sehingga mengarah pada terbentuknya spesies baru.
Secara alami, hewanhewan peliharaan akan memisahkan diri dari hewan-
hewan liar dan mempersempit peluang terjadinya interhibridisasi.
4) Peristiwa Poliploidi. Poliploidi adalah suatu keadaan yang tidak normal, di
mana jumlah kromosom menjadi berlipat ganda sehingga tidak mewarisi
sifat dari induknya dan menyebabkan terbentuknya spesies baru. Peristiwa
poliploidi antara lain dipengaruhi oleh radiasi dan zat kimia tertentu.4

C. PROKARIOT DAN PROTISTA


1. Bakteria dan Arkhea merupakan dua cabang utama evolusi prokariota.
Klasifikasi prokariota dalam dua domain, yaitu bakteria dan arkhea, dan
semua eukariota dalam domain ketiga, yaitu eukarya, menandakan bahwa
organisme itu kemungkinan telah mengevolusikan tiga garis keturunan yang
independen satu sama lain selama jangka waktu 1,5 milyar tahun.
Prokariota adalah organisme pertama, dan bertahan hidup sampai sekarang
sebagai organisme hidup yang paling luas tempat hidupnya dan paling banyak
jumlahnya. Prokariota seringkali hidup dalam asosiasi yang dekat dengan
sesamanya dan dengan eukariota, dalam hubungan yang kita sebut simbiosis.
Kasus simbiosis yang secara historis paling penting adalah berkembangnya

4
Fried, George H dan George J Hademenos. Biologi Edisi II. Jakarta: 2005. Halaman 88-89
mitokondria dan kloroplas dari prokariota menjadi organel didalam sel-sel
inang yang lebih besar. Dengan demikian hewan, tumbuhan, fungi, dan
protista kemungkinan berkembang dari penggabungan simbiotik sel-sel nenek
moyang.

2. Struktur, Fungsi, dan Reproduksi prokariota


Prokariota secara umum adalah organisme bersel tunggal, meskipun
beberapa diantaranya membentuk agregat (kumpulan), koloni, atau suatu
bentuk multi selular tunggal. Sebagian besar prokariota berbentuk
bulat(kokus), batang(basilus), atau heliks (meliputi bakteri yang dikenal
sebagai spiral dan spirokaeta).
3. Bentuk prokariota yang paling umum
a) Prokariota cocci atau bulat, terbentuk satu per satu, pasangan(diplococci)
atau kumpulan banyak sel (streptococci), dan kumpulan yang mirip
rangkaian buah anggur (staphylacocci).
b) Prokariota berbentuk batang atau bacilli (tunggal/bacillus), adalah bentuk
yang paling umum hidup soliter/menyendiri, tetapi beberapa bentuk
batangitu tersususn dalam bentuk rantai.
c) Prokariota berbentuk heliks meliputi spirilla dan spirokaeta
Hampir semua prokariota memiliki dinding sel yang berbeda di
luar membran plasmanya. Sebagian besar dinding sel bakteri mengandung
peptidoglikan yang terdiri dari modifikasi gula- gula yang diikat silangkan
dengan polipeptida pendek yang berbeda dari satu spesies ke spesies lain
(dinding sel arkhaea tidak memiliki peptidoglikan). Pengaruhnya adalah
adanya sebuah jaringan molekuler tunggal yang membungkus dan
melindungi seluruh sel itu.
1) Banyak diantara prokariota bersifat motil. Bakteri motil mendorong
dirinya sendiri dengan menggunakan flagela, menggunakan filamen mirip
flagela yang berada didalam dinding sel (spirokaeta), atau meluncur pada
sekresi berlumpur. Dalam sautu lingkungan yang relatif seragam,
prokariota berflagela dapat bergerak secara acak, namun dalam suatu
lingkungan yang heterogen, banyak prokariota yang dapat melakukan
taksis, yaitu pergerakan menuju atau menjauh suatu rangsangan.
Prokariota motil yang berfotosintesis umumnya menunjukkan fototaksis
positif, suatu prilaku yang mempertahankan keberadaan prokariota dalam
cahaya. Beberapa prokariota mengandung deretan partikel magnetik kecil
yang memungkinkan sel mengatur orientasi sesuai dengan medan
maghnet. Partikel itu dapat membantu sel membedakan bagian atas dari
bagian bawah serta menyebabkan prokariota bergerak menuju sedimen
yang kaya akan zat makanan pada dasar kolam dan laut dangkal.
2) Bentuk dan fungsi flagela prokariota: Berbeda sama sekali dengan flagela
eukariota, flagela prokariota merupakan suatu struktur protein telanjang
yang tidak memiliki mikrotubul. Rantai protein globuler, flagelin, melilit
pada pilinan yang rapat untuk membentuk suatu kaitan melengkung, yang
disisipkan kedalam suatu alat dibagian dasar. Tersusun atas sekitar 35
protein yang berbeda, alat dibagian dasar meliputi suatu sistem cincin
dalam lapisan dinding sel (pada bakteri gram negatif). Alat dibagian dasar
–motor flagela- memutar filamen, yang mendorong sel dengan jalan
mendorong melawan medium bagian luar.
3) Organisasi seluler dan genomik prokariota berbeda secara mendasar dari
organisasi eukariotik. Sel-se prokariota tidak terbagi-bagi oleh membran
internal. Genom prokariota adalah sebuah molekul DNA melingkar yang
tidak terbungkus oleh suatu membran. Cincin-cincin terpisah yang lebih
kecil disebut plasmid mengkode jalur metabolik tertentu dan resistensi
terhadap antibiotik pada beberapa spesies.
4) Populasi prokariota tumbuh dan beradaptasi secara cepat. Prokariota
tumbuh dalam hal jumlah dan ukuran koloni melalui pembelahan biner.
Variasi genetik terjadi melalui mutasi dan melalui transfer gen. Konjugasi
yaitu pemindahan gen-gen secara langsung dari satu prokariota
keprokariota lainnya. atau dengan cara transduksi viral yaitu pemindahan
gen antarprokariota dengan bantuan virus. Prokariot berperan dalam
pembentukan kondisibumi hingga sekarang. Akumulasi O2 atmosfer
berasal dariaktivitas fotosintesiss ianobakter 2.5 milyar tahun yang lalu,
sedangkan prokariot tertua hidup3.5 milyar tahunyang lalu.
Prokariot ditemukan diberbagai lingkungan ekstrem dingin, panas,
asam, atau basa yang tidak cocok bagi eukariot. Prokariot secara evolusi
dibedakan 2 domain: Arkaea dan Bakteri. Arkaeaa dalah pioneer untuk
kehidupan. Sekarang arkaea dijumpai dilingkungan ekstrem:
1. Kadar garam tinggi(ekstremhalofil)
Arkaea fotosintetik seperti: Halobacteriumhalobium-pigmen
penangkapen enrgi matahari bakteriorodopsin, yang memberikan warna
ungu, tidak berklorofil.
2. Suhu tinggi (ekstremofil, hipertermofil), pH asam (asidofil), dan pH basa
(alkalofil).
3. Halofiltermoasidofil, contoh arkaea Sulfolobus- warna hijau pada sumber air
panas, hidup suhu80 ºC dan pH 2, energi diperoleh dari mengoksidasi
belerang.
Perbedaan antara bakteri dan arkaea
Bakteri Arkaea

Peptidoglikan Ada tidak ada

Lipid membrane Rantai C tidak rantai C bercabang


bercabang
Kepekaan anti biotic tidakdihambat
tertentu Dihambat

Sekuen rRNA beberapa sama


Unik dengan eukariot

RNA polymerase kompleks, mirip


Kecil dan sederhana eukariot

Intron ada pada gen


Tidak ada tertentu
Semua jenis utama nutrisi dan metabolisme berkembang pada
prokariota, yang merupakan organisme yang metabolismenya paling
beraneka ragam dibumi. Prokariota dapat dikelompokan kedalam empat
katagori berdasarkan cara mendapatkan energi dan karbon.
Fotoautotrof menggunakan energi cahaya, dan kemoautotrof
menggunakan bahan-bahan anorganik untuk mensintesis senyawa organik
dari karbon dioksida. Fotoheterotrof menggunakan energi cahaya dan
memerlukan molekul organik. Sebagian besar prokariota adalah
kemoheterotrop, yang memerlukan molekul organik sebagai sumber
karbon dan sumber energi. Aerob obligat memerlukan O 2, anaerob obligat
teracuni oleh O2, dan aerob fakultatif dapat bertahan hidup dengan atau
tanpa O2.
Cara – cara utama memperoleh nutrient
Cara
Sumber
Menperoleh Sumber Energi Jenis Organisme
Karbon
Nutrisi
Autotrof
Prokariota fotosintetik,
termasuk sianobakter,
Fotoautotrof Cahaya CO2
tumbuhan, protista
tertentu.
Kemoautotrof Bahan kimia Prokariota tertentu
CO2
anorganik (misalnya, sulfolobus)
Heterotrof
Senyawa
Fotoheterotrof Cahaya Prokariota tertentu
organic
Sebagian besar
Senyawa Senyawa prokariota dan protista,
Kemoheterotrof
organic organik fungi, hewan, beberapa
tumbuhan.
Evolusi metabolisme prokariota merupakan penyebab sekaligus
akibat dari lingkungan dibumi yang berubah.
Prokariota pertama kemungkinan adalah kemoautotrof yang
mendapatkan energi dari reaksi yang melibatkan bahan kimia anorganik.
Prokariota fotosintetik awal menggunakan pigmen dan tenaga cahaya
fotosistem untuk mengfiksasi karbon dioksida, yang membebaskan O 2
sebagai hasil sampingan. Hal ini secara drastis mengubah atmosfer bumi
awal dan mempengaruhi evolusi biologis selanjutnya. Sebagian besar
prokariot bersifat kemoheterotrof, contoh Escherichia coli. Bakteri
fotoautotrof contoh: Sianobakter, bakteri fotosintetik ungu, bakteri
fotosintetik hijau.
a. Dalam satu skenario, suatu kemoheterotrof awal hidup dengan
menggunakan ATP dan senyawa organik lain ayang diserap dari
lingkungannya. Skenario ini beranggapan bahwa sel pertama hidup
dalam sup molekul organik yang dihasilkan secara abiotik.
Perombakan secara enzimatis senyawa organik itu menghasilkan
energi dan karbon.
b. Suatu skema yang berbeda, tetapi lebih masuk akal, mengemukakan
bahwa cara memperoleh energi melalui metabolisme yang paling awal
adalah kemoautotrofik, yaitu sel-sel nenek moyang yang mendapatkan
karbon dari CO2 dan mensintesis ATPnya sendiri melalui suatu
mekanisme kemiosmotik sederhana. Pada model yang ditunjukkan ini,
enzim dari kemoautotrof meningkatkan reaksi kimia senyawa
anorganik sederhana seperti FeS dan H2S, yang sangat melimpah pada
bumi purbakala. Hidrogenase (bola abu-abu), suatu enzim yang
terdapat dalam membran organisme itu, merangkai pembebasan energi
dari senyawa anorganikdengan pemisahan H2 dan dengan
pemeliharaaan gradien proton(H+) melintasi membran plasma.
Selanjutnya, energi potensial dari gradien proton itu akan merangsang
sintesis ATP secara enzimatis
Protista adalah eukariota yang paling beragam. Semua protista adalah
eukariota, dan keanekaragaman protista menggambarkan “eksperimen” berbeda
dalam evolusi organisasi eukariotik. Sebagian besar protista adalah uniseluler,
tetapi ada juga yang berbentuk koloni dan multiseluler sederhana. Protista
ditemukan di air, hidup sebagai plankton, menempati bagian dasar air yang selalu
terendam, atau menempati tanah yang lembab atau cairan tubuh organisme lain.
Diantara semua eukariota, protista secara nutrisi merupakan organisme yang
paling beraneka ragam, karena ada protista yang fotoautotrof, heterotrof, maupun
miksotrof. Protista memperlihatkan spektrum yang paling beraneka ragam dalam
struktur dan siklushidup diantara semua organisme yang diketahui.
Simbiosis terlibat dalam munculnya eukariota dari prokariota. Sistem
endomembran eukariota mungkin berkembang dari pelipatan kedalam yang
terspesialisasi pada membran plasma prokariota nenek moyang. Kloroplas dan
mitokondria secara berturut-turut adalah keturunan sinobakteri dan prokariota
aerobik heterotrof, yang tinggal didalam sel-sel eukariota yang sedang
berkembang.

4. Filogeni Prokariota
Sistematika molekuler mengarah kesuatu klasifikasi filogenik prokariota.
Prokariota dari domain arkhea hidup dalam lingkungan ekstrim yang
merupakan sisa-sisa dari kondisi bumi primordial. Sebagian besar prokariota
merupakan anggota domain bakteria.

5. Sistem dan filogeni Protista


Taksa monofiletik muncul dari penelitian modern dalam sistematika
Protista. Kesepakatan umum diantara para ahli biologi yang
mengklasifikasikan eukariota yang secara tradisional disebut protista dalam
suatu kindom tunggal tidak mencerminkan filogeni. Hal itu telah mendorong
munculnya usulan alternatif, seperti sistem delapan kingdom. Taksa
monofiletik awalnya muncul dari penelitian dan perdebatan yang berlangsung
akhir-akhir ini. Calon kingdom Euglenozoa, alveolata, stramenopila, dan
rodophyta adalah minofiletik.
6. Klasifikasi Tradisional Protista
Protista pertama kali di usulkan oleh Ernst Haeckel, secara tradisional
protista digolongkan menjadi beberapa kelompok berdasarkan kesamaannya
dengan kerajaan yang lebih tinggi yaitu protista yang menyerupai hewan
(protozoa), protista yang menyerupai tumbuhan (algae), dan protista yang
menyerupai jamur (jamur lender, jamur air). Dulu bakteri juga dianggap dalam
sistem tiga kerajaan (animalia, plantaetermasuk jamur dan protista). Namun
kemudian bakteri dipisah dari protista setelah diketahui bahwa ia adalah
prokariotik.
Protozoa, protista yang menyerupai hewan hamper semuanya protista
bersel satu. Berdasarkan pergerakannya protozoa dikelompokkan menjadi:
1) Flagellate yang bergerak dengan flagel. Contoh: Trypanosoma
2) Amoeboida yang bergerak dengan Pseudopodia (kaki semu), contohnya
Amoeba
3) Cilliata yang bergerak dengan silia (rambut getar). Contoh Paramaecium
4) Sporozoa yang tidak memiliki alat, beberapa mampu membentuk spora.
contoh Toxoplasma
5) Algae (Protista yang mirip tumbuhan)
Algae mencakup semua organism bersel satu maupun banyak
yang memiliki kloroplas:
a) Algae hijau, yang memiliki hubungan dengan tumbuhan yang lebih
tinggi (Embryophyta). Contohnya Ulva
b) Alga merah, mencakup banyak alga laut, contohnya Porphyra
6) Heterokontophyta, meliputi gsnggsng coklat dan lainnya. Contohnya
Macrocystis
7) Protista menyerupai jamur
Beragam organism dengan organisasi tingkat protista awalnya
dianggap sama dengan jamur, sebab mereka memproduksi sporangia.
Ini meliputi jamur lender dan jamur air.
Anggota calon kingdom arkhaezoa tidak memiliki mitokondria dan
dapat mewakili garis keturunan awal eukariotik. Giardia dan arkhaezoa
lain, yang tidak memiliki mitokondria, menunjukkan garis keturunan
eukariotik yang paling kuno. Organisme dalam garis keturunan
tersebut kemungkina tidak pernah memiliki mitokondria atau mungkin
juga pernah memilkinya namun kehilangan organel tersebut dalam
perjalan evolusi.
Calon kingdom euglenozoa mencakup flagelata autotrofik dan
heterotrofik. Euglenozoa meliputi euglenoid (exp: euglena), yang
memiliki ciri khas kantong anterior tempat bagian dasar flagela berada,
dan kinetoplastida, parasit dengan satu mitokondria besar dan
berhubungan dengan organel yang mengandung DNA.
8) Rongga (alveoli) sub permukaan adalah ciri khas calon kingdom
alveolata.
9) Alveolata meliputi dinoflagelata yang bergerak dalam gerakan berputar
dengan bantuan denyutan flagela; apikompleksa, parasit dengan siklus
hidup kompleks yang ditandai dengan tahapan seksual dan aseksual
yang sering kali memerlukan dua atau lebih spesies inang; dan siliata,
yang menggunakan silia untuk bergerak dan mengambil makanan, dan
merupakan salah satu sel yang paling kompleks.
Suatu kumpulan eukariota multiseluler yang beraneka ragam bergerak
dengan menggunakan pseudopodia (kaki semu). Rhizopoda (amoeba uniseluler
dan kerabatnya) bergerak dengan bantuan penjuluran seluler yang disebut
pseudopodia. Aktinopoda (heliozoa dan radiolaria) memiliki pseudopodia yang
kecil dan menyerupai berkas yang disebut aksopodia yang membantu mereka
mengapung dan mencari makan. Sebagian besar foram laut memiliki cangkang
berpori tempat untai sitoplasma menjulur.
Jamur lendir memiliki adaptasi struktural dan siklus hidup yang
meningkatkan peran ekologisnya sebagai pengurai. Jamur lendir plasmodial
menangkap makanan dengan bantuan suatu plasmodium amoeboid yang mampu
berdiferensiasi menjadi sporangia yang bereproduksi secara seksual ketika
kelembapan atau makanan berkurang. Jamur lendir seluler adalah organisme
haploid dengan siklus hidup yang meliputi suatu tahapan amoeboid multiseluler
yang membentuk tubuh buah aseksual.
Diatom, alga pirang, alga coklat, dan jamur air adalah anggota calon
kingdom stramenopila. Stramenopila adalah suatu kelompok fotoautotrof dan
heterotrof yang sangat beraneka ragam, disatukan oleh sistematika molekuler,
flagela yang memiliki penjuluran yang menyerupai rambut, da kloroplas yang
kemungkinan berasal dari sel eukariotik endosimbiotik. Diatom (bacillariophyta)
pada umumnya adalah organisme unuseluler dengan dinding silika mirip gelas
yang unik. Alga pirang (Chrysophyta) adalah plankton air tawar dan air laut
bigflagela. Oomycota (jamur air, karat putih, dan jamur berbulu halus) adalah
heterotrof dengan diding sel selulosa dan tahapan bigflagela dalam siklus
hidupnya. Alga coklat (Phaeophyta) adalah multiseluler dan umumnya hidup
dilaut, mencakup kelp. Sebagian besar spesies menunjukkan beberapa jenis
pergiliran generasi. Adaptasi struktural dan biokimiawi membantu rumput laut
bertahan hidup dan bereproduksi dipesisir laut. Rumput laut meliputi spesies alga
coklat, alga merah, dan alga hijau yang hidup dilaut dan membentuk thallus.
Semuanya beradaptasi dengan baik untuk kehidupan dengan turbulensi yang hebat
dipinggir laut.
Beberapa alga memiliki siklus hidup dengan pergiliran generasi
multiseluler haploid dan diploid. Alga merah (calon kingdom rodophyta) tidak
memiliki flagela. Alga merah sebagian besar adalah multiseluler dan sebagian
besar adalah organisme laut, alga merah memiliki pigmen asesori merah bernama
fikoeritrin. Alga hijau dan tumbuhan kemungkinan memiliki nenek moyang
fotoautotrofik yang sama. Nenek moyang bersama alga hijau barang kali muncul
dari suatu asosiasi endosimbiotik antara eukariota heterotrofik berflagela dengan
suatu sianobakteri. Multiselularitas muncul secara independen beberapa kali.5

5
Campbell, Neil A.dkk. Biologi. Jakarta: 2008. Halaman 139-145
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Hukum pewarisan Mendel adalah hukum mengenai pewarisan sifat pada
organisme, yang kita kenal dengan hukum segregasi dan hukum asortasi
bebas, yang telah di jabarkan oleh Gregor Johann Mendel. Mendel
mengatakan bahwa pada pembentukan gamet (sel kelamin), kedua gen
induk (Parent) yang merupakan pasangan alel akan memisah sehingga
tiap-tiap gamet menerima satu gen dari induknya sebagaimana bunyi
hukum mendel I, dan bunyi hukum mendel II, menyatakan bahwa bila dua
individu mempunyai dua pasang atau lebih sifat, maka diturunkannya
sepasang sifat secara bebas, tidak bergantung pada pasangan sifat yang
lain. hukum keturunan merupakan penambah penting buat pengetahuan
manusia, dan pengetahuan kita tentang genetika mungkin akan lebih dapat
dipraktekkan di masa depan daripada sebelumnya. Ada pula faktor yang
tak boleh diabaikan kalau kita memutuskan dimana Mendel mesti
ditempatkan dalam urutan daftar buku ini. Gregor Johann Mendel, inilah
tokoh yang lahir di Hyncice, Autria, yang berperan penting dalam ilmu
Biologi, khususnya tentang hereditas dan telah dikenal diseluruh dunia
dengan Hukum Mendel nya. Hukum Mendel merupakan hukum hereditas
yang menjelaskan tentang prinsip-prinsip penurunan sifat pada organisme.
Sebelum menjadi suatu hukum, banyak ahli biologi yang belum mengakui
pendapat atau teori mendel tentang hereditas.
2. Dalam asal usul kehidupan terdapt beberapa teori yang mendukung
diantaranya: Teori Abiogenesis, Teori Boigenesis, dan Teori Kosmozoa
Charles Darwin adalah seorang pencetus teori evolusi yang hingga saat ini
teorinya masih digunakan. Dalam bukunya ia menuliskan pokok-pokok
evolusi yaitu:
a. makhluk hidup yang ada sekarang berasal dari makhluk hidup
sebelumnya.
b. Evolusi terjadi melalui seleksi alam. Lamarck mengatakan organisme
dapat berevolusi karena ada pengaruh dari lingkungannya, namun
weismann menolak toeri itu dan berkesimpulan bahwa
c. perubahan sel tubuh karena pengaruh lingkungan, tidak diwariskan
pada keturunannya
d. evolusi merupakan masalah genetika

3. Prokariota adalah organisme pertama, dan bertahan hidup sampai sekarang


sebagai organisme hidup yang paling luas tempat hidupnya dan paling
banyak jumlahnya. Prokariota seringkali hidup dalam asosiasi yang dekat
dengan sesamanya dan dengan eukariota, dalam hubungan yang kita sebut
simbiosis. Kasus simbiosis yang secara historis paling penting adalah
berkembangnya mitokondria dan kloroplas dari prokariota menjadi
organel didalam sel-sel inang yang lebih besar. Dengan demikian hewan,
tumbuhan, fungi, dan protista kemungkinan berkembang dari
penggabungan simbiotik sel-sel nenek moyang.
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, Neil A.dkk. 2008. Biologi. Jakarta: Erlangga


Fried, George H dan George J Hademenos. 2005. Biologi Edisi II. Jakarta:
Erlangga
Suryo.2012. Genetika. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Anda mungkin juga menyukai