Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Sel merupakan unit dasar struktural dan fungsional bagi semua organisme
hidup. Sel memiliki sistem organisasi molekuler dan biokimiawi yang mampu
menyimpan informasi, menerjemahkan informasi, mensintesis molekul sel,
serta menggunakan sumber energi untuk melakukan kegiatan. Sel-sel mampu
bergerak dan mengkompensasikan fluktuasi lingkungan melalui reaksi-reaksi
biokimiawi alternatif di bagian dalamnya. Sel dapat menduplikasi,
melangsungkan informasi turun-temurun seperti juga sistem utama
biokimiawi dan molekulernya, sebagai bagian reproduksi sel. Semua kegiatan
ini dikemas dalam suatu unit struktural yang pokok dalam bentuk kecil.
Makhluk hidup seluler baik yang bersel tunggal (uniselular) maupun yang
bersel banyak (multiselular) berdasarkan pada beberapa sifatnya, antara lain
ada tidaknya sistem endomembran, dikelompokkan dalam dua tipe sel, yaitu
sel prokariotik dan sel eukariotik. Sel prokariotik, merupakan tipe sel yang
tidak memiliki sistem membran, tidak memiliki organel yang dibatasi oleh
sistem membran. Sel prokariotik terdapat pada bakteri ganggang biru.
Sedangkan sel eukariotik merupakan tipe sel yang memiliki sistem
endomembran. Pada sel eukariotik, inti tampak jelas karena dibatasi oleh
sistem membran. Pada sel ini, sitoplasma memiliki berbagai jenis organel
seperti badan golgi, retikulum endoplasma (RE), kloroplas (khusus pada
tumbuhan), mitokondria, badan mikro, dan lisosom.
Meskipun sel adalah bagian terkecil makhluk hidup, namun setiap sel
mempunyai fungsi yang luar biasa. Masing-masing sel mempunyai
kemampuan untuk bereproduksi dengan cara membelah diri. Sel juga mampu
melakukan metabolisme tubuhnya secara sempurna, baik mulai dari
mengambil nutrisi dan bahan baku, memproduksi berbagai senyawa yang
menghasilkan energi maupun mendistribusikan hasil metabolismenya. Kinerja
dari sebuah sel tergantung dari kemampuan setiap sel untuk mengambil dan
menggunakan setiap energi kimia yang berada di dalam zat-zat organik. Sel
juga mampu membuat protein yang bisa memperlancar kerja sebuah
organisme, seperti berbagai enzim. Sebagai contoh, setiap sel pada mamalia
mampu membuat sekitar 10 ribu jenis protein. Jika kondisi lingkungan tidak
sesuai untuk organisme dan bisa membahayakan kehidupan, maka sel juga
berfungsi sebagai indikator respon rangsang, baik internal maupun eksternal.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa Yang Dimaksud Dengan sel prokariotik?
2. Apa Yang Dimaksud Dengan Sel eukariotik?
3. Apa yang dimaksud dengan virus?

1.3 Tujuan
1. Untuk Mengetahui Sel prokariotik.
2. Untuk Mengetahui sel eukariotik.
3. Untuk mengetahui virus.
BAB II
ISI

2.1 Sel Prokariotik


Dalam sejarah, menurut teori evolusi biologi sel prokariot diduga sebagai
makhluk hidup pertama yang muncul di bumi. Salah satu buktinya adalah
keberadaan fosil dengan usia lebih dari tiga ribu juta tahun di Afrika dan
Australia. Ukuran sel prokariot memang jauh lebih kecil dibandingkan sel
eukariot. Selain itu sel prokariot mempunyai struktur yang lebih sederhana, dan
ragam yang sedikit. Sebaliknya sel eukariotik hampir dimiliki oleh setiap jenis
makhluk hidup, mulai dari alga (kecuali alga hijau biru), jamur, tanaman hingga
hewan.
Kata “prokariot” sendiri berasal dari bahasa Yunani yang berarti inti atau biji,
sehingga makna prokariot adalah sebelum inti atau sebelum biji. Salah satu ciri
yang paling mencolok dari sel-sel prokariot adalah keberadaan senyawa genetik
yang berada di dalam badan yang serupa dengan inti dengan susunan yang acak.
Badan serupa inti sel ini tidak dilingkupi oleh membran sel.
Ada lebih dari tiga ribu jenis bakteri termasuk diantaranya alga hijau biru
yang memiliki sel bertipe prokariot. Alga hijau biru sendiri merupakan nama jenis
bakteri, dan saat ini lebih dikenal dengan sianobakter (cyanobacter). Sianobakter
merupakan golongan bakteri yang menyerupai tumbuhan tingkat tinggi, karena
mampu melakukan proses fotosintesis hingga menghasilkan oksigen.
Sel prokariotik adalah sel tanpa membran atau selaput inti. Sel berjenis ini
dibedakan menjadi dua yaitu sel bakteri dan sel archaea. Sebagai contoh yang
termasuk sel bakteri adalah bakteri gram positif seperti Bacillus subtilis ataupun
bakteri gram negatif seperti Escherichia coli. Sedangkan Archaea adalah makhluk
hidup yang memiliki bentuk seperti bakteri namun memiliki habitat yang berbeda,
seringkali ditemui di daerah dengan kondisi yang ekstrim, seperti pusat gunung
berapi, kolam dengan air yang sangat asin maupun dasar danau dan lautan yang
kandungan oksigennya sangat tipis.
Secara umum sel prokariotik mirip dengan sel eukariot. Sel prokariot
mempunyai materi inti, pigmen, ribosom, membrane plasma, serta sitoplasma
dengan ribosom di dalamnya, meskipun demikian sitoplasma prokariot tidak
mempunyai sitoskeleton. Sel prokariotik tidak mempunyai sistem endomembran
seperti yang dimiliki oleh retikulum endoplasma (RE) serta badan golgi atau
kompleks golgi. Sel prokariotik juga tidak mempunyai kloroplas serta
mitokondria. Bentuk DNA sel prokariotik adalah sirkuler, berbeda dengan sel
eukariot yang bentuk DNA-nya linier.
Sitoplasma merupakan bagian dalam sel bakteri. Sitoplasma berbentuk koloid
yang agak padat yang mengandung butiran-butiran ptotein, glikogen, lemak dan
berbagai jenis bahan lainnya. Pada sitoplasma sel bakteri tidak ditemukan organel-
organel yang memiliki sistem endomembran seperti badan Golgi, retikulum
endoplasma (RE), kloroplas, mitokondria, badan mikro, dan lisosom. Sedangkan
ribosom banyak ditemukan pada sitoplasma bakteri.
1. Ciri-ciri sel prokariotik
b. Biasanya relatif kecil dan sederhana.
c. Batasnya adalah membran plasma
d. Dapat memiliki bungkus yang disebut mesosom
e. Dinding yang kaku tersusun dari senyawa yang unik, yang ditemukan
hanya pada dinding Prokariotik yang disebut peptidoglikan (dan tidak ada
pada Archaebacteria)
f. Dapat mensekresi sarung pelindung atau kapsul untuk perlindungan
g. Molekul DNA tunggal (sirkuler), terkonsentrasi pada suatu daerah di
sitoplasma yang disebut nukleoid.

2. Organela-organela pada Sel Prokariotik


Tabel: Fungsi Bagian pada Sel Prokariotik
Organela Fungsi
Kapsula Melindungi Sel
Dinding Sel Pelindung, Reproduksi & Pertukaran Zat
Membran Plasma Respirasi
Sitoplasma Metabolisme dan sumber bahan kimia
Nukleid Terdapat materi DNA
Ribosom Sintesis Protein

3. Genom (Materi Genetik) Prokariot


Genom prokariot tentu saja tidaklah sama dengan genom eukariot. Secara
umum genom prokariot berukuran panjang lebih kecil disbanding genom
eukariot. Sebagai contoh genom Escherichia coli berukuran sekitar 4639 kb
dengan 4405 gen. Ukuran genom ini diprediksi hanya 2/5 dari genom yeast
(jamur mikroskopik).
Pada awalnya, banyak ahli yang berpendapat bahwa prokariot hanya
memiliki satu molekul DNA sirkular, namun ternyata prokariot memiliki satu
gen tambahan linier yang independen. Gen ini disebut dengan plasmid. Apa
fungsi plasmid? Jika DNA pada kromosom berfungsi menurunkan sifat, maka
gen pada plasmid berfungsi mengkode sifat-sifat ketahanan terhadap antibiotik
dan efektifitas meraih berbagai sumber karbon. Apakah prokariot dapat
bertahan hidup tanpa plasmid? Ternyata dalam banyak referensi disebut
bahwa tanpa plasmid, sel prokariot mampu tetap bertahan hidup.

2.2 Sel Eukariotik


Sel eukariotik merupakan sel yang memiliki sistem endomembran. Sel tipe ini
secara struktural memiliki sejumlah organel pada sitoplasmanya. Organel tersebut
memiliki fungsi yang sangat khas yang berkaitan satu dengan yang lainnya dan
berperan penting untuk menyokong fungsi sel. Organisme yang memiliki tipe sel
ini antara lain hewan, tumbuhan, dan jamur baik multiseluler maupun yang
uniseluler.
Ciri penting dari sel eukariot adalah adanya membran atau selaput inti sel,
dengan adanya membran ini, maka materi genetik tidak tersebar ke seluruh
sitoplasma sel, namun terbungkus rapi di dalam selaput. Tipe sel eukariotik pada
tumbuhan sedikit berbeda dengan hewan. Pada sel hewan, bagian luar sel tidak
ditemukan adanya dinding sel, sebaliknya pada tumbuhan dan jamur ditemukan
adanya dinding sel. Walaupun demikian dinding sel tumbuhan dan sel jamur
secara kimiawi berbeda penyusunnya. Pada jamur didominasi oleh kitin
sedangkan pada tumbuhan selulosa. Pada tumbuhan ditemukan adanya organel
kloroplas sedangkan pada jamur dan hewan tidak ditemukan. Selain perbedaan
tersebut pada dasarnya baik sel hewan, tumbuhan, dan jamur memiliki struktur
yang serupa.
Perbedaan nyata lain dari sel eukariot dengan sel prokariot adalah ukuran
selnya yang jauh lebih besar. Contohnya bisa kita lihat pada sel hepar (hati)
hewan yang memiliki ukuran sekitar 20 hingga 30 pikometer, sedangkan sel
bakteri hanya berukuran antara 1 hingga 2 pikometer. Sedangkan volumenya jauh
berbeda. Volume sel eukariot bisa lebih besar seribu hingga 10 ribu kali daripada
volume sel prokariot.
1. Ciri-ciri sel eukariotik
a. Mempunyai suatu sistem struktur internal yang dikelilingi membran, yang
disebut organela
b. Nukleus dikelilingi selubung nuclear (eukariotik berarti nukleus yang
sebenarnya)
c. Mempunyai sitosol di mana organela-organela khusus terletak
d. Mempunyai efisiensi yang lebih besar untuk aktivitas sel
e. Organela-organela secara fisika memisahkan tipe-tipe yang berbeda dari
aktivitas sel pada ruangan sitoplasma  

2. Bagian-bagian yang Terdapat Dalam Sel Eukariotik Fungsinya


Komponen
Organela Fungsi Gambar
penyusun
Memuat dan
menyimpan
informasi Informasi
Nukleus genetik & genetik,
DNA, DNA,
Menentukan
Kerja Sel
Membatasi Lipoprotein,
segala kegiatan Protein
yang terjadi di Integral,
Membran Sel
dalam sel, Protein
memberi Periperal,
bentuk sel Karbohidrat
Sintesis RNA dan
Ribosom
Protein Protein

Organela-
Berperan aktif
organela
Sitoplasma dalam proses
didalam sel
metabolisme

Sintesis &
Reticulum Membran
Transpor Sub
Endoplasma Lipoprotein
Kimia

Badan Golgi Seksresi sel,


Tumpukan
(Ditiosom=tum menghasilkan
membran
buhan) getah secret

Pembongkaran
dan
Enzim dan
pemecehan
Lisosom membran dari
komponen sel
REK
rusak & organ
pencernaan
Organ Enzim-enzim
pembuat untuk
Mitokondria
energi & memperoleh
respirasi sel Energi
a. Berfotosintes
Penyimpan
Membran-
Plastida pigmen
membran yang
a.       K tumbuhan
menyimpan
A Menyimpan
sesuatu
patiyang tidak
terpigmentasi
sel yang
Orientasi arah
berbentuk
pada saat
Sentriol silinder yang
pembelahan
terdiri dari
sel
tubulin
Mengatur
Dua struktur
pergerakan
Sentrosom berbentuk bare
Pembelahan
l
Sel
Vakuola a. memakan
a. Vakuola secara
makanan fagositosis Kantung yang
b. Vakuola b. pengumpul dibatasi oleh
Kontraktil air membran yang
c. Vakuola c. menyimpa memuat air.
Tumbuhan n produk
metabolic
Sitoskeleton
mikrofilamen Perhubungan Rangka
mikrotubulus sel, menguat internal &
filamen sel dalam Fibrosa sel
intermediet

3. Struktur Genetis Eukariotik


Untuk mempelajari struktur genetis atau genom sel eukariotik, maka kita
memerlukan model genom yang sesuai. Menurut kami, model yang terbaik
sebagai dasar perbandingan sel eukariotik adalah genom manusia. Pada sel
manusia, dan juga semua sel eukariotik, molekul DNA berbentuk linear dan
terdapat di dalam kromosom. Adapula genom dengan ukuran yang lebih kecil,
dan berbentuk sirkular seperti pada sel prokariotik yang terdapat dalam
mitokondria. Sedangkan satu lagi genom akan ditemui pada sel tanaman yaitu
DNA kloroplas.
Struktur sel eukariot memang hampir sama antara satu sel dengan yang
lain. Satu yang sangat berbeda adalah ukuran panjang genom yang terkandung
di dalamnya. Ada genom yang berukuran sangat kecil, di kisaran 10 Mb,
seperti genom Saccharomyces cereviseaei yang berukuran 12,1 Mb.
Sebaliknya ada genom yang berukuran sangat panjang, di kisaran 100.000 Mb
seperti tumbuhan Fritillaria assyriaca yang berukuran 120.000 Mb.
Untuk manusia (Homo sapiens) sendiri, panjang genom yang dimiliki
adalah 3200 Mb. Uniknya tikus (Mus musculus) yang berukuran lebih kecil,
ternyata memiliki genom lebih panjang dari manusia yaitu 3300 Mb.
Panjangnya genom tidak mempengaruhi banyaknya gen yang ada di
dalamnya. Sebagai contoh Saccharomyces cereviseae yang memiliki panjang
genom 0,004 kali genom manusia, yaitu 12 Mb, seharusnya mengandung 140
gen (hasil perkalian antara 0,004 x 35.000 gen). Nyatanya, Saccharomyces
cereviseae mengandung 5800 gen.
Tabel: Perbedaan Sel Hewan dan Sel Tumbuhan
Bagian-bagian Sel Sel Hewan Sel Tumbuhan
Dinding Sel Tidak Ada Ada
Membran Plasma Ada Ada
Nukleus Ada Ada
Sitoplasma Ada Ada
Retikulum Ada Ada
Endoplasma
Aparatus Golgi Ada Ada
Mitokondria Ada Ada
Ribosom Ada Ada
Lisosom Ada Ada (Sedikit)
Vakuola Tidak Ada Ada
Sentriol Ada Tidak Ada
Sentrosom Ada Tidak Ada
Plastida Tidak Ada Ada

2.3 Virus
Virus adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme
biologis. Virus hanya dapat bereproduksi di dalam material hidup dengan
menginvasi dan memanfaatkan sel makhluk hidup karena virus tidak memiliki
perlengkapan selular untuk bereproduksi sendiri. Dalam sel inang, virus
merupakan parasit obligat dan di luar inangnya menjadi tak berdaya. Biasanya
virus mengandung sejumlah kecil asam nukleat (DNA atau RNA, tetapi tidak
kombinasi keduanya) yang diselubungi semacam bahan pelindung yang terdiri
atas protein, lipid, glikoprotein, atau kombinasi ketiganya. Genom virus menyandi
baik protein yang digunakan untuk memuat bahan genetik maupun protein yang
dibutuhkan dalam daur hidupnya.
1. Bagian bagian yang menyusun tubuh virus yaitu:

a. Asam nukleat
Genom virus dapat berupa DNA ataupun RNA. Genom virus dapat
terdiri dari DNA untai ganda, DNA untai tunggal, RNA untai ganda, atau
RNA untai tunggal. Selain itu, asam nukleat genom virus dapat berbentuk
linear tunggal atau sirkuler. Jumlah gen virus bervariasi dari empat untuk
yang terkecil sampai dengan beberapa ratus untuk yang terbesar. Bahan
genetik kebanyakan virus hewan dan manusia berupa DNA, dan pada
virus tumbuhan kebanyakan adalah RNA yang beruntai tunggal. Asam
nukleat dengan selubung kapsid disebut nukleokapsid
b. Kapsid
Bahan genetik virus diselubungi oleh suatu lapisan pelindung.
Protein yang menjadi lapisan pelindung tersebut disebut kapsid.
Bergantung pada tipe virusnya, kapsid bisa berbentuk bulat (sferik),
heliks, polihedral, atau bentuk yang lebih kompleks dan terdiri atas
protein yang disandikan oleh genom virus.
c. Kapsomer
Kapsomer merupakan subunit protein yang membentuk kapsul.
d. Selubung virus
Virus pada hewan memiliki selubung virus, yaitu membran
menyelubungi kapsid. Selubung ini mengandung fosfolipid dan protein
dari sel inang, tetapi juga mengandung protein dan glikoprotein yang
berasal dari virus. Selain protein selubung dan protein kapsid, virus juga
membawa beberapa molekul enzim di dalam kapsidnya.
e. Serabut ekor
Ada beberapa jenis bakteriofag yang memiliki ekor protein yang
melekat pada "kepala" kapsid. Serabut-serabut ekor tersebut digunakan
oleh fag untuk menempel pada suatu bakteri.
f. Virion
Partikel lengkap virus disebut virion. Virion berfungsi sebagai alat
transportasi gen, sedangkan komponen selubung dan kapsid bertanggung
jawab dalam mekanisme penginfeksian sel inang.
g. Kepala polyhedral
Adalah tempat dimana asam nukleat berada.
2. Enzim virus
Telah dikatakan sebelumnya bahwa partikel virus tidak melakukan
metabolisme sendiri. Namun beberapa virus memiliki enzim yang berperan
dalam siklus infeksi. Sebagai contoh, banyak virus yang memiliki asam
nukleat polimerase yang mentranskripsi asam nukleat virus kedalam
mesengger RNA pada saat siklus infeksi dimulai. Retrovirus memiliki enzim
reverse transkriptase yang berfungsi untuk menstanskripsikan RNA ke DNA
intermediat. Enzim neuramidase yang dimiliki oleh virus influenza berfungsi
untuk memecah ikatan glikosida dari glikoprotein dan glikolipid yang
terkandung dalam jaringan ikat sel hewan, enzim ini bekerja pada saat
lisis/pelepasan. T4 bakteriophage memiliki enzim lisosom yang berfungsi
untuk melubangi dinding sel bakteri sehingga DNA virus dapat masuk ke
dalam sel yang diinfeksinya, dan enzim ini dihasilkan pula pada saat lisis.

3. Klasifikasi virus
Para ahli virus mengelompokkan virus berdasarkan aspek-aspek tertentu,
yaitu:
a. Berdasarkan jenis inang yang diinfeksi, seperti
1) virus tanaman, contoh: Tobacco mozaic virus (TMV) sejenis virus
yang menyerang daun tembakau, Potato Yellow dwarf virus (virus
kentang kuning).
2) virus hewan, contoh: Rhabdovirus yang menyebabkan rabies pada
anjing, NCD (New Castle Disease) yang menyebabkan penyakit tetelo
pada unggas
3) virus manusia, seperti, polio, influenza, hepatitis, AIDS dan SARS
4) virus bakteri: bakteriofage T4
b. Berdasarkan jenis asam nukleat yang dikandung oleh virus:
1) virus RNA, contoh: virus influenza, virus HIV, corona virus (virus
SARS) dsb.
2) Virus DNA, seperti poxvirus, herpesvirus, adenovirus dsb.

4. Replikasi Virus
Tahapan-tahapan Replikasi Virus:
a. Perlekatan (Attachment)
1) Proses perlekatan virus pada sel yg peka  merupakan tahap pertama
dari infeksi.
2) Diperlukan adanya reseptor untuk virus pada membran sel.
b. Penetration (Penetrasi)
1) Endositosis, Pelekatan dengan reseptor segera diikuti proses penelanan
(endositosis) oleh membran sel.
2) Fusi dengan membran plasma, Virus beramplop mempunyai
glikoprotein yg dapat menyatu dengan membran sel, kemudian
nukleokapsid dilepas langsung ke dalam sitoplasma
c. Uncoating (pelepasan selubung),
1) Pelepasan selubung untuk virus beramplop dan tidak beramplop terjadi
di dalam vakuola fagositik yg terdapat dalam sitoplasma. (virus
influenza kemudian selubung dilepas pada permukaan sel).
2) Setelah pelepasan selubung kemudian virus melepaskan asam nukleat
kemudian terjadi transkripsi.
d. Sintesa komponen virus baru, Pada fase ini virus tidak dalam bentuk
infeksius sampai terbentuk virion baru dalam sel menuju fase eklipsis.
Pada DNA virus berlangsung 5 – 15 jam Pada RNA virus.
e. Perakitan (Assembly), merupakan tahap perakitan komponen virus
1) Setelah protein viral dan asam nukleat disintesis terpisah kemudian
dilakukan perakitan
2) Perakitan umumnya terjadi didalam: Inti sel (virus DNA) dan
Sitoplasma (virus RNA)
3) Setelah dirakit terbentuk partikel virus baru yg diikuti dengan
pematangan
4) Bila protein viral dan asam nukleat yg baru terbentuk tidak bergabung
secara normal  terbentuk virus inkomplet atau cacat atau kadang-
kadang menghasilkan suatu infeksi yg abortif (terjadi hambatan dlm
perkembangan)
f. Proses pelepasan virus terjadi secara:
1) Budding (penguncupan) untuk virus beramplop
2) Kematian dan disintegrasi sel untuk virus tidak beramplop.

5. Reproduksi Virus
Tahapan:
a. Daur Litik
Tahapan reproduksi virus secara umum dilakukan dalam tujuh langkah,
yaitu:
1) Adsorpsi (penempelan) dari partikel virus (virion) pada sel inang yang
sesuai.
2) Penetrasi (injeksi)dari virion atau asam nukelat virus ke dalam sel
inang.
3) Tahap awal replikasi dari asam nukleat virus, dalam peristiwa ini
mesin bioseintesa sel inang diambil alih untuk memulai sintesa asam
nukleat virus, enzim-enzim spesifik virus mulai dihasilkan dalam tahap
ini, disebut tahaf Eclipse
4) Replikasi dari asam nukleat virus
5) Sintesa dari protein sub unit dari mantel virus
6) Perakitan dari asam nukleat dan protein sub unit (dan komponen
membran pada virus bermembran) kedalam partikel virus.
7) Pelapasan partikel virus yang matang dari sel (lisis).
b. Daur Lisogenik
1) Jika bakteri memiliki kekebalan yang tinggi, Bahan inti virus akan
melebur dengan DNA bakteri dan membentuk prophage.
2) Ketika bakteri melakukan pembelahan, maka prophage tersebut akan
ikut mengganda dan seterusnya.
3) Suatu ketika prophage tersebut dapat keuar dari tubuh bakteri dan
masuk ke daur litik.
6. Perbedaan virus dengan sel hidup
Bentuk Virus terdiri dari ada yang bebentuk silindris, oval, kotak, dan
bentuk kecebong. Ukuran 30 nm-300nm (0.03 -0.3 mikron). Struktur Virus
terdiri dari kepala dan ekor, kepala terdiri dari DNA dan RNA diselubungi
kapsid yang terdiri dari protein. Bentuk kapsid yaitu prisma, heksagonal dan
pentagonal. Virus yang mengandung DNA dan Virus yang mengandung RNA.
Replikasi virus DNA yang terbungkus dan virus benang plus RNA. Virus
berbeda dengan makhluk lain karena mempunyai sifat-sifat seperti:
1) Virus hanya mengandung salah satu asam nukleat saja, DNA atau RNA.
2) Untuk reproduksinya hanya diperlukan asam nukleat saja, dan
3) Virus tidak memiliki kemampuan untuk memperbanyak diri di luar sel-sel
hidup

No Ciri Virus Sel


1 Struktur Hanya terdiri dari asam Terdiri asam nukleat,
nukleat dan pembungkus membran plasma,
protein (kapsid). sitoplasma, ribosom dan
sebagainya.
2 Asam ADN atau ARN, tidak pernah Ada ADN dan ARN
Nukleat terdapat keduanya.
3 Enzim Paling banyak mempunyai Memiliki bermacam-macam
dua jenis enzim yaitu: lisozim enzim dengan fungsi yang
untuk mencerna dinding sel berbeda-beda
bakteri dan polimerase untuk
membantu replikasi genom
virus ADN/ARN.
4 Metabolism Virus menggantungkan pada Dapat hidup mandiri, dapat
e sel inang, baik sumber membentuk ribosom
monomer maupun dan membentuk enzim
penyusunan proteinnya sendiri yang diperlukan
untuk penyusunan asam
nukleat maupun protein.
5 Reproduksi Genom asam nukleat dan Setelah tumbuh kemudian
protein kapsid dibentuk membelah menjadi dua sel
sendiri-sendiri dan kemudian anak.
bergabung menjadi partikel
virus.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil diskusi yang telah kelompok kami lakukan, dapat kami
simpulkan bahwa ada 2 macam organisme berdasarkan ada atau tidaknya
membran atau selaput inti, yaitu organisme prokariotik dan eukariotik. Secara
umum, struktur organisme prokariotik lebih sederhana daripada organisme
eukariotik. Prokariotik tidak memiliki membran inti sedangkan sel eukariot
memiliki membran atau selaput inti sel, sehingga dengan adanya membran ini,
maka materi genetik tidak tersebar ke seluruh sitoplasma sel.
Sementara itu, ada virus yang biasa disebut organisme peralihan karena
tanpa inangnya, dia tidak dapat tumbuh dan bereproduksi. Virus juga hanya
memiliki satu jenis asam nukleat dari salah satu asam nukleat yang ada, yaitu
DNA atau RNA yang membedakannya dengan sel hidup.

DAFTAR PUSTAKA

Albert, B., Johnson, A., Lewis, J. Raff, M., Roberts, K., Walter, P. 2002. Molecular

Biology of the Cell. 4 th ed. Garland Science. New York

Campbell, Neil A, dkk,. 2012. Biologi Jilid 2 Edisi Kedelapan. Jakarta: Erlangga.
Stryer, L. 1988. Biochemistry. 3rd ed. W.H. Freeman and Company. New York

Suryani, Yoni.2004. Biologi Sel dan Molekuler. Yogyakarta: FMIPA UNY.

Anda mungkin juga menyukai