Anda di halaman 1dari 3

Innal hamdalillah, nahmaduhu wanasta’inuhuu wanastaghfiruhu, wa na’udzubillahi min syuruuri anfusinaa wa min

sayyiaati a’maalinaa, may-yahdihil laahu falaa mudhillalah, wa-may yudhlil falaa haadiyalah, Asyhadu an-laa ilaa-ha
illallaah, wahdahula syariikalah, wa-asyhadu anna muhammadan ‘abduhu wa rosuluh.
Hadirin jemaah dzuhur yang sama-sama dimuliakan oleh alloh swt, alhamdulillah kita telah melaksanakan sholat dzuhur
berjamaah, diawal waktu dan ditempat yang mulia, dirumahnya alloh swt.
Alhamdulillah kita sampai kembali di hari _______, dimana DKM ulul albab secara rutin menyelenggarakan program
taspen (tausyah pendek) yang tak lain tujuannya adalah dalam rangka memakmurkan masjid ulul albab. Program ini
tidak dibatasi hanya anggota DKM saja, melainkan kami berharap jemaah masjid ulul albab dapat ambil bagian pada
program taspen ini yang inshya alloh secara rutin digelar pada hari senin dan rabu pada hari kerja. Untuk kesediaannya
dapat menghubungi saya sendiri, muadzin atau ustad aip selaku pengurus dari Masjid Ulul albab, atau anggota lainnya
di masing-masing gedung.
Kali ini saya akan coba membacakan beberapa keterangan mengenai adab, terutama adab masjid.
Adab secara bahasa artinya menerapakan akhlak mulia. Dalam Fathul Bari, Ibnu Hajar menyebutkan:
“Al adab artinya menerapkan segala yang dipuji oleh orang, baik berupa perkataan maupun perbuatan. Sebagian ulama
juga mendefinsikan, adab adalah menerapkan akhlak-akhlak yang mulia” (Fathul Bari, 10/400).

Dalil wajibnya menerapkan adab dalam menuntut ilmu adalah mencakup:


1. tentang perintah untuk berakhlak mulia, diantaranya, Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak mulia” (HR. Al Baihaqi, dishahihkan Al Albani dalam
Silsilah Ash Shahihah, no. 45).
2. tentang perintah untuk memuliakan ilmu dan ulama, Allah Ta’ala berfirman:
“Dan barangsiapa mengagungkan syi’ar-syi’ar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati”
(QS. Al Hajj: 32).
Imam Asy Syafi’i rahimahullah mengatakan:
“Jika para fuqaha (ulama) yang mengamalkan ilmu mereka tidak disebut wali Allah, maka Allah tidak punya
wali” (diriwayatkan Al Baihaqi dalam Manaqib Asy Syafi’i, dinukil dari Al Mu’lim hal. 21).
Lebih lanjut, Urgensi adab penuntut ilmu diantaranya adalah:
1. Adab dalam menuntut ilmu adalah sebab yang menolong mendapatkan ilmu
Abu Zakariya An Anbari rahimahullah mengatakan:
“Ilmu tanpa adab seperti api tanpa kayu bakar, dan adab tanpa ilmu seperti jasad tanpa ruh” (Adabul Imla’
wal Istimla’ [2], dinukil dari Min Washaya Al Ulama liThalabatil Ilmi [10]).
Yusuf bin Al Husain rahimahullah mengatakan:
“Dengan adab, engkau akan memahami ilmu” (Iqtidhaul Ilmi Al ‘Amal [31], dinukil dari Min Washaya Al
Ulama liThalabatil Ilmi [17]).
2. Adab dalam menuntut ilmu adalah sebab yang menolong berkahnya ilmu
Imam Al Ajurri rahimahullah setelah menjelaskan beberapa adab penuntut ilmu beliau mengatakan:
(hendaknya amalkan semua adab ini) hingga Allah menambahkan kepadanya pemahaman tentang agamanya”
(Akhlaqul Ulama [45], dinukil dari Min Washaya Al Ulama liThalabatil Ilmi [12]).
3. Adab merupakan ilmu dan amal
Al Laits bin Sa’ad rahimahullah mengatakan:
“Kalian lebih membutuhkan adab yang sedikit, dari pada ilmu yang banyak” (Syarafu Ash-habil Hadits [122],
dinukil dari Min Washaya Al Ulama liThalabatil Ilmi [17]).
4. Adab terhadap ilmu merupakan adab kepada Allah dan Rasul-Nya
Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
“Sesungguhnya Allah berfirman: barangsiapa yang menentang wali-Ku, ia telah menyatakan perang terhadap-
Ku” (HR. Bukhari no. 6502).
5. Adab yang baik merupakan tanda diterimanya amalan
Sebagian salaf mengatakan:
“Adab dalam amalan merupakan tanda diterimanya amalan” (Nudhratun Na’im fi Makarimi Akhlaqir Rasul
Al Karim, 2/169).
Setelah kita mengetahui mengenai keutamaan-keutamaan adab, selanjutnya kami coba bacakan beberapa keterangan
mengenai adab-adab masjid. Dikarenakan banyaknya keterangan-keterangan mengenai adab-adab masjid, maka kami
coba fokuskan kepada beberapa keterangan saja.
1. Berwhudu Sebelum Ke Masjid
Abu Umamah radhiyallahu’anhu meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad Saw bersabda, “Siapapun yang
memulai dari rumahnya menuju suatu masjid dengan mengambil wudhu akan mendapat pahala yang setara
dengan pahala seseorang yang meninggalkan rumahnya dengan Ihram untuk Haji. Siapapun yang telah
mempunyai wudhu kemudian meninggalkan rumahnya menuju masjid untuk shalat akan mendapat pahala
setara dengan umrah. Jika orang ini tinggal di dalam masjid setelah shalat dan menantikan shalat yang
berikutnya, namanya akan dicatat dalam Illiyiin.” (Muslim).
“Shalatnya seseorang berjamaah pahalanya 25[1] derajat dibanding, yang demikian itu karena jika ia
berwudhu dengan sempurna kemudian ia keluar rumah dengan satu tujuan shalat berjamaah di masjid, maka
setiap langkahnya mengangkat satu derajat dan diampuni satu dosanya, dan selama ia di majelis shalat tanpa
hadats didoakan para malaikat, “Ya Allah, ampunilah ia dan rahmatilah ia”, dan dianggap mengerjakan shalat
sepanjang menunggu waktu shalat.” (HR Bukhari Muslim).
2. Berdoa Saat Pergi Ke Masjid
Hadist Ibnu Abbas menyebutkan, “Adalah Rasulullah apabila ia keluar (rumah) pergi shalat (di masjid)
berdoa, ‘Ya Allah, jadikanlah cahaya di dalam hatiku, dan cahaya pada lisanku, dan jadikanlah cahaya pada
pendengaranku, dan jadikanlah cahaya dari belakangku, dan cahaya dari depanku, dan jadikanlah cahaya dari
atasku dan cahaya dari bawahku. Ya Allah, anugerahilah aku cahaya dari bawahku. Ya Allah anugerahilah
aku cahaya’,” (Muttafaq’alaih)
3. Berpakaian Indah
Sebagaimana perintah Allah Ta’ala dalam firman-Nya: “Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di
setiap (memasuki) masjid. (QS. AI-A’raf: 31).
4. Bersegera Menuju Masjid
Rasulullah Saw bersabda, “Seandainya manusia mengetahui keutamaan shof pertama, dan tidaklah mereka
bisa mendapatinya kecuali dengan berundi niscaya mereka akan berundi, dan seandainya mereka mengetahui
keutamaan bersegera menuju masjid niscaya mereka akan berlomba-lomba. (Muttafaq Alaihi).
5. Berjalan Menuju Masjid Untuk Shalat Dengan Tenang Dan Khidmat
Rasulullah bersabda, “Apabila shalat telah diqamatkan, maka janganlah kamu datang menujunya dengan
berlari, tetapi datanglah kepadanya dengan berjalan dan memperhatikan ketenangan. Maka apa (bagian
shalat) yang kamu dapati ikutilah dan yang tertinggal sempurnakanlah,” (Muttafaq’alaih)
6. Mendahulukan kaki kanan ketika masuk masjid dan berdo’a
Sahabat Anas Bin Malik Ra berkata: “Termasuk sunnah apabila engkau masuk masjid untuk mendahulukan
kakimu yang kanan dan apabila keluar maka dahulukanlah kakimu yang kiri”. (HR. Baihaqi)
Adapun do’a ketika masuk masjid adalah:
Ya Allah berilah shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad dan para kerabatnya, Ya Allah bukakanlah
pintu-pintu rohmat-Mu untukku. (HR Muslim).
Sedangkan doa keluar masjid adalah:
Ya Allah berilah shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad dan para kerabatnya, Aku mohon kepada-Mu
karunia-Mu.(HR. Muslim dan Abu Dawud).
7. Mendahulukan kaki kanan ketika masuk masjid dan berdo’a
Rasulullah Saw bersabda: “Apabila salah seorang diantara kalian masuk masjid, maka hendaklah shalat dua
rokaat sebelum ia duduk.” (Muttafaq Alaihi).
Yang dimaksud dengan tahiyatul masjid adalah shalat dua rakaat sebelum duduk di dalam masjid. Tujuan ini
sudah tercapai dengan shalat apa saja yang dikerjakan sebelum duduk. Merupakan suatu hal yang keliru jika
tahiyatul masjid diniatkan tersendiri, karena pada hakikatnya tidak ada dalam hadis ada shalat yang namanya
‘tahiyatul masjid’. Akan tetapi ini hanyalah penamaan ulama untuk shalat dua rakaat sebelum duduk.
Karenanya jika seorang masuk masjid setelah adzan lalu shalat qabliah atau sunah wudhu, maka itulah
tahiyatul masjid baginya. Syariat ini berlaku untuk laki-laki maupun wanita.
8. Menuggu Ditegakkannya Shalat Dengan Berdoa Dan Berdzikir
Terdapat keutamaan yang besar bagi seorang yang duduk di masjid untuk menunggu shalat, berdasarkan sabda
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam:
“Apabila seseorang memasuki masjid, maka dia dihitung berada dalam shalat selama shalat tersebut yang
menahannya (di dalam masjid), dan para malaikat berdoa kepada salah seorang di antara kalian selama dia
berada pada tempat shalatnya, Mereka mengatakan, “Ya Allah, curahkanlah rahmat kepadanya, ya Allah
ampunilah dirinya selama dia tidak menyakiti orang lain dan tidak berhadats
9. Tidak Membicarakan Dunia di Masjid
Rasulullah Saw bersabda, “Apabila kalian melihat orang yang jual beli di dalam masjid maka katakanlah
padanya: Semoga Allah tidak memberi keuntungan dalam jual belimu!”
Imam Al-Ghazali menuturkan sebuah riwayat, “Berbincang-bincang dunia dalam masjid itu menggerogoti
pahala-pahala seperti binatang ternak memakan rerumputan.”
Rasulullah Saw bersabda, “Akan ada di akhir zaman, suatu kaum yang duduk-duduk di masjid berkelompok-
kelompok, di depan mereka adalah dunia. Maka janganlah kalian duduk-duduk bersama mereka, karena
sesungguhnya Allah tidak memiliki hajat (tidak melimpahkan kebaikan) pada mereka.” (HR. Ath-Thabrani)
10. Tidak lewat di depan orang yang sedang shalat
Dan disunnatkan bagi orang yang shalat menaruh batas di depannya. Rasulullah bersabda, “Kalau sekiranya
orang yang lewat di depan orang yang sedang shalat itu mengetahui dosa perbuatannya, niscaya ia berdiri
dari jarak empat puluh itu lebih baik daripada lewat di depannya,” (Muttafaq’alaih)

Demikianlah beberapa keterangan mengenai adab masjid, mudah-mudahan alloh swt memberikan kita pemahaman yang
baik dan kekuatan untuk mengamalkan dan menyampaikannya kepada saudara-saudara kita yang lain. Yang benarnya
hanya milik alloh, yang salahnya adalah akibat dari kebodohan dan kedzaliman saya sendiri.
Ditutup dengan doa kifarah majelis, ___________. Assalamualaikum wr. Wb.

Anda mungkin juga menyukai