Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Hukum Kesehatan
Disusun Oleh:
Anisa Dwi Rachmawati (P20631120041)
Anggi Tina Martini (P20631120041)
Annisa Layly Naylul N (P20631120043)
Arin Sania (P20631120044)
Arini nur azizah (P20631120045)
Auliya Namira (P20631120046)
Dosen Pengampu:
Dr. Ida Sugiarti, S.Kep.,Ners.,M.H.Kes
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hukum merupakan keseluruhan aturan nilai atau kaidah yang mengatur tingkah laku.
Berbicara mengenai hukum di Indonesia sendiri hukum yang tertinggi yang dijadikan sebagai
acuan sumber dari segala sumber hukum yaitu pancasila karena semua yang mengatur tentang
tatanan kepemerintahan harus berdasarkan pancasila, termasuk dalam hukum kesehatan. bahwa
kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus
diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila
dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Adapun Undang-undang
mengenai kesehatan yang berlaku sekarang adalah UU No 36 tahun 2009. Namun sebelum itu
UU yang berlaku adalah UU No 23 Tahun 1992, karena UU tentang kesehatan tersebut sudah
tidak sesuai lagi dengan perkembangan, tuntutan, dan kebutuhan hukum dalam masyarakat
sehingga perlu dicabut dan diganti dengan Undang-Undang tentang Kesehatan yang baru. Dasar
hukum undang-undang ini terdapat pada Undang-Undang Dasar Negara Republik Indinesia
Tahun 1945 yaitu pada Pasal 20, Pasal 28H ayat (1), dan Pasal 34 ayat (3). Dalam Undang-
undang ini diatur tentang Hak dan Kewajiban, Tanggung Jawab Pemerintah; Sumber Daya di
Bidang Kesehatan; Upaya Kesehatan, Kesehatan Ibu, Bayi, Anak, Remaja, Lanjut Usia, dan
Penyandang Cacat, Gizi, Kesehatan Jiwa, Penyakit Menular dan Tidak Menular, Kesehatan
Lingkungan, Kesehatan Kerja, Pengelolaan Kesehatan, Informasi Kesehatan, Pembiayaan
Kesehatan, Peran Serta Masyarakat, Badan Pertimbangan Kesehatan, Pembinaan dan
Pengawasan, Penyidikan, dan Ketentuan Pidana.
Setelah dicabutnya atau tidak diberlakukan kembali undang-undang yang lama maka mulailah
undang-undang yang baru diberlakukan yaitu UU No 36 tahun 2009 yang diundangkan pada
tanggal 13 Oktober tahun 2009. Peraturan Perundang-undangan sebagai pelaksanaan Undang-
Undang ini ditetapkan paling lambat 1 (satu) tahun sejak tanggal pengundangan Undang-Undang
ini. Pada saat Undang-Undang ini berlaku, semua peraturan pelaksanaan Undang-Undang Nomor
23 Tahun 1992 tentang Kesehatan dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan
dengan ketentuan dalam Undang-Undang ini. Pada saat Undang-Undang ini berlaku, Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Undang-Undang ini terdiri dari 22 Bab dan 205 Pasal menjelaskan 33 hlm. Untuk bidang nya
yaitu Wakil Ketua DPR RI Bid. KorkesraKomisi IX. Adapun status diberlakukannya UU baru
yaitu Mencabut UU - UU No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan dicabut putusan Mahkamah
Konstitusi - No.34/PUU-VIII/2010, Penjelasan Pasal 114 dan Pasal 199 ayat (1) tidak
mempunyai kekuatan hukum mengikat dicabut putusan Mahkamah Konstitusi - No.57/PUU-
IX/2011, Penjelasan Pasal 115 bertentangan dan tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat
dicabut putusan Mahkamah Konstitusi - No. 12/PUU-VIII/2010, Pasal 108 ayat (1) dan
Penjelasan Pasal 108 ayat (1) bertentangan dan tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat.
Namun pada makalah ini hanya dijelaskan tentang kesehatan yang lebih spesifik berkaitan
dengan Gizi, jadi tidak semua bab yang tercantum pada UU No 36 th 2009 dijelaskan.
B. Tujuan
Untuk mengetahui, memahami, dan mempelajari undang-undang tentang kesehatan yang
terdapat pada UU No 36 Tahun 2009.
BAB II
PEMBAHASAN
G. BAB VII (Kesehatan Ibu, Bayi, Anak, Remaja, Lanjut Usia, dan Penyandang Cacat)
Kesehatan ibu, bayi, dan anak Upaya kesehatan ibu harus ditujukan untuk menjaga kesehatan
ibu sehingga mampu melahirkan generasi yang sehat dan berkualitas serta mengurangi angka
kematian ibu. Upaya kesehatan ibu meliputi: upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
Pemerintah menjamin ketersediaan tenaga, fasilitas, alat dan obat dalam penyelenggaraan
pelayanan kesehatan ibu secara aman, bermutu, dan terjangkau. Ketentuan lebih lanjut mengenai
pelayanan kesehatan ibu diatur dengan Peraturan Pemerintah. Upaya kehamilan di luar cara
alamiah hanya dapat dilakukan oleh pasangan suami istri yang sah dengan ketentuan hasil
pembuahan sperma dan ovum dari suami istri yang bersangkutan ditanamkan dalam rahim istri
dari mana ovum berasal dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan
kewenangan untuk itu; dan pada fasilitas pelayanan kesehatan tertentu. Ketentuan mengenai
persyaratan kehamilan di luar cara alamiah diatur dengan Peraturan Pemerintah. Setiap bayi
berhak mendapatkan air susu ibu eksklusif sejak dilahirkan selama 6 (enam) bulan, kecuali atas
indikasi medis. Selama pemberian air susu ibu, pihak keluarga, Pemerintah, pemerintah daerah,
dan masyarakat harus mendukung ibu bayi secara penuh dengan penyediaan waktu dan fasilitas
khusus. Penyediaan fasilitas khusus, diadakan di tempat kerja dan tempat sarana umum
Pemerintah bertanggung jawab menetapkan kebijakan dalam rangka menjamin hak bayi untuk
mendapatkan air susu ibu secara eksklusif, yang diatur dengan Peraturan Pemerintah Pemerintah
wajib memberikan imunisasi lengkap kepada setiap bayi dan. Upaya pemeliharaan kesehatan
bayi dan anak harus ditujukan untuk: mempersiapkan generasi yang akan datang yang sehat,
cerdas, dan berkualitas serta untuk menurunkan angka kematian bayi dan anak. Upaya
pemeliharaan kesehatan anak dilakukan sejak anak masih dalam kandungan, dilahirkan, setelah
dilahirkan, dan sampai berusia 18 (delapan belas) tahun. Upaya pemeliharaan kesehatan bayi dan
anak, menjadi tanggung jawab dan kewajiban bersama bagi orang tua, keluarga, masyarakat, dan
Pemerintah, dan pemerintah daerah . Anak yang dilahirkan wajib dibesarkan dan diasuh secara
bertanggung jawab sehingga memungkinkan anak tumbuh dan berkembang secara sehat dan
optimal, dan dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Setiap anak berhak
memperoleh imunisasi dasar sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk mencegah terjadinya
penyakit yang dapat dihindari imunisasi. Ketentuan lebih lanjut mengenai jenis-jenis imunisasi,
ditetapkan dengan Peraturan Menteri . Setiap bayi dan anak berhak terlindungi dan terhindar dari
segala bentuk diskriminasi dan tindak kekerasan yang dapat mengganggu kesehatannya.
Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat berkewajiban untuk menjamin terselenggaranya
perlindungan bayi dan anak dan menyediakan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan .
Pemerintah berkewajiban menetapkan standar dan/atau kriteria terhadap kesehatan bayi dan anak
serta menjamin pelaksanaannya dan memudahkan setiap penyelenggaraan terhadap standar dan
kriteria tersebut. Standar dan/atau kriteria harus diselenggarakan sesuai dengan pertimbangan
moral, nilai agama, dan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan). Pasal 135
Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat wajib menyediakan tempat dan sarana lain yang
diperlukan untuk bermain anak yang memungkinkan anak tumbuh dan berkembang secara
optimal serta mampu bersosialisasi secara sehat. Tempat bermain dan sarana lain yang
diperlukan, wajib dilengkapi sarana perlindungan terhadap risiko kesehatan agar tidak
membahayakan kesehatan anak. Kesehatan Remaja Upaya pemeliharaan kesehatan remaja harus
ditujukan untuk mempersiapkan menjadi orang dewasa yang sehat dan produktif, baik sosial
maupun ekonomi, termasuk untuk reproduksi remaja dilakukan agar terbebas dari berbagai
gangguan kesehatan yang dapat menghambat kemampuan menjalani kehidupan reproduksi
secara sehat. Upaya pemeliharaan kesehatan remaja dilakukan oleh Pemerintah, pemerintah
daerah, dan masyarakat. Pemerintah berkewajiban menjamin agar remaja dapat memperoleh
edukasi, informasi, dan layanan mengenai kesehatan remaja agar mampu hidup sehat dan
bertanggung jawab yang dilaksanakan sesuai dengan pertimbangan moral nilai agama dan
berdasarkan ketentuan peraturan perundangundangan. Kesehatan Lanjut Usia dan Penyandang
Cacat Upaya pemeliharaan kesehatan bagi lanjut usia harus ditujukan untuk menjaga agar tetap
hidup sehat dan produktif secara sosial maupun ekonomis sesuai dengan martabat kemanusiaan.
Pemerintah wajib menjamin ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan memfasilitasi
kelompok lanjut usia untuk dapat tetap hidup mandiri dan produktif secara sosial dan ekonomis .
Upaya pemeliharaan kesehatan penyandang cacat harus ditujukan untuk menjaga agar tetap
hidup sehat dan produktif secara sosial, ekonomis, dan bermartabat. Pemerintah wajib menjamin
ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan memfasilitasi penyandang cacat untuk dapat tetap
hidup mandiri dan produktif secara sosial dan ekonomis . Upaya pemeliharaan kesehatan bagi
lanjut usia dan penyandang cacat, dilakukan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau
masyarakat.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari isi undang-undang diatas, bahwa undang-undang tersebut menjelaskan yang
berhubungan dengan kesehatan mulai dari yang secara umum tentang pengertian kesehatan,
upaya kesehatan, fasilitas kesehatan, tenaga kesehatan dan lain sebagainya. Serta dengan adanya
dan diberlakukannya UU No 36 tahun 2009 maka undang-undang yang lama sudah tidak berlaku
lagi dan sudah tidak bisa digunakan sebagai acuan. Kemudian untuk pasal dan ayat yang ditindak
lanjuti dengan peraturan pelaksanaan yang berkaitan dengan gizi yaitu :
1. Pasal 111 ayat 2 : peraturan kepala badan pengawas obat dan makanan no.27/2017
tentang pendaftaran pangan olahan.
2. Pasal 111 ayat 5 : pengaturan kepala badan pengawas obat dan makanan no.31/2018
tentang label pangan olahan.
3. Pasal 116 : peraturan pemerintah no.109/2012 tentang pengamanan bahan yang
mengandung zat aditif berupa produk tembakau bagi kesehatan.
4. Pasal 129 ayat 2 : peraturan pemerintah no.33/2012 tentang pemberian air susu ibu
eklusif.
5. Pasal 62 ayat 4 : peraturan menteri kesehatan no.74/2015 tentang upaya peningkatan
kesehatan dan pencegahan penyakit.
DAFTAR PUSTAKA