MODUL
TEKNIK PENGAWASAN
KEARSIPAN
PENGAWASAN KEARSIPAN
i
KATA PENGANTAR
Akhirnya kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah
memberikan kontribusi sehingga modul ini dapat terwujud.
i
DAFTAR ISI
ii
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
B. Ruang Lingkup
2
POKOK BAHASAN -1
PROSEDUR PENGAWASAN KEARSIPAN
Adapun maksud dari pembahasan materi Teknik Audit dalam rangka Bimbingan
Teknis Pengawasan Kearsipan, yaitu:
1. Menyamakan persepsi antara Pusat Akreditasi Kearsipan ANRI dan Tim
Pengawas Kearsipan dalam melakukan audit kearsipan baik internal maupun
eksternal terhadap objek pengawasan kearsipan.
2. Peningkatan pemahaman dan pengetahuan tentang pengawasan
penyelenggaraan kearsipan bagi Tim Pengawas Kearsipan baik Eksternal
maupun Internal.
Sedangkan tujuan dari pembahasan materi Teknik Audit dalam rangka Bimbingan
Teknis Pengawasan Kearsipan yaitu:
3
b. Dapat menunjukan kesetiaan dalam segala hal yang berkaitan dengan
profesi dan organisasi dalam melaksanakan tugas;
c. Dapat mengikuti perkembangan peraturan perundang-undangan;
d. Dapat menjaga citra dan mendukung visi dan misi organisasi;
e. Dapat menggalang kerjasama yang sehat diantara sesama pengawas
kearsipan dalam pelaksanaan audit; dan
f. Dapat saling mengingatkan, membimbing dan mengoreksi perilaku
sesama pengawas kearsipan.
2. Obyektif, yang ditandai dengan sikap:
a. Mengungkapkan semua fakta materiil yang diketahuinya, yang apabila
tidak diungkapkan mungkin dapat mengubah pelaporan kegiatan-
kegiatan yang di awasi;
b. Tidak berpartisipasi dalam kegiatan atau hubungan-hubungan yang
mungkin mengganggu atau dianggap mengganggu penilaian yang tidak
memihak atau yang mungkin menyebabkan terjadinya benturan
kepentingan; dan
c. Menolak suatu pemberian dari obyek pengawasan yang terkait dengan
keputusan maupun pertimbangan profesionalnya
3. Kerahasiaan, yang ditandai dengan sikap:
a. Secara hati-hati menggunakan dan menjaga segala informasi yang
diperoleh dalam pengawasan kearsipan; dan
b. Tidak akan menggunakan informasi yang diperoleh untuk kepentingan
pribadi/golongan diluar kepentingan organisasi atau dengan cara yang
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.
4. Kompeten, yang ditandai dengan sikap:
a. Melaksanakan tugas pengawasan sesuai dengan peraturan yang
berlaku;
b. Terus menerus meningkatkan kemahiran profesional, keefektifan dan
kualitas hasil pekerjaan.
4
B. Prosedur Pengawasan Kearsipan
1. Perencanaan
Perencanaan yang baik dalam suatu kegiatan merupakan titik awal tingkat
keberhasilan suatu kegiatan. Ada istilah “Perencanaan yang baik
merupakan setengah dari keberhasilan”. Perencanan kegiatan yang
bersifat tahunan untuk kegiatan Pengawasan Kearsipan dapat dituangkan
ke dalam Program Kegiatan Pengawasan Kearsipan Tahunan (PKPKT).
PKPKT disusun oleh ANRI, Kementerian/Lembaga, dan Lembaga Kearsipan
Daerah sebelum melakukan kegiatan pengawasan dengan tujuan obyek
pengawasan dapat mempersiapkan jajarannya untuk kegiatan pengawasan
kearsipan. Penyusunan Program Kegiatan Pengawasan Kearsipan Tahunan
(PKPKT) disusun berdasarkan sistematika sebagai berikut;
a. Jadwal waktu pengawasan;
Jadwal merupakan faktor penting dalam kegiatan pengawasan dikaitkan
dengan ketersediandana, sumber daya manusia baik tim pengawasan
dan sumber daya manusia yang diawasi atau yang diaudit (auditee)
serta kebijakan yang ditetapkan.
b. Obyek Pengawasan;
Obyek pengawasan kearsipan dapat ditetapkan sesuai dengan kebijakan
dan ketersediaan sumber daya manusia pengawas serta ketersediaan
dana.
c. Prioritas;
Prioritas obyek pengawasan dapat disebabkan oleh faktor kebijakan,
keterbatasan sumber daya manusia dan dana. Jika sumber daya
terbatas baik manusia dan dana, maka dapat ditetapkan prioritas obyek
pengawasan mana yang perlu diawasai dan berikut dapat dijadwalkan
kembali untuk obyek pengawasan lainnya.
d. Anggaran;
Penetapan anggaran perlu diajukan oleh unit yang bertanggung jawab
dalam melaksanakan kegiatan pengawasan kearsipan sehingga dapat
pula ditetapkan jumlah obyek pengawasan dan prioritas pengawasan
5
kearsipan atau akan dilakukan dengan metode on the spot, on desk atau
online dengan kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
e. Jenis dan metode pengawasan;
Jenis dan metode pengawasan akan menentukan instrumen yang harus
dipersiapkan dan anggaran yang harus disediakan.
f. Langkah kerja.
Langkah kerja juga harus ditetapkan sesuai dengan jenis dan metode
pengawasan yang dilakukan, sehingga akan berbeda langkah kerja yang
dilaksanakan. Apakah Audit atau monitoring tentu berbeda sedikit aspek
penilaiannya atau dilakukan dengan metode on the spot yaitu dilakukan
dengan mengunjungi objek pengawasan; metode on desk yaitu dengan
mengundang objek pengawasan dengan membawa semua potofolio
atau dokumen pendukung bukti kegiatan terkait dengan pengawasan
kearsipan atau online yaitu penilaian dengan menggunakan teknologi
informasi dengan berbagai aplikasi yang ada baik dengan tatap muka
atau dengan komunikasi lisan saja.
Kemudian perencanaan sebelum terjun ke lapangan ke objek pengawasan
dapat dituangkan pula pada Rencana Kerja Audit (RKA). Rencana Kerja
Audit (RKA) harus dipersiapkan oleh tim pengawas sebelum melakukan
pengawasan atau terjun ke lapangan apakah secara on the spot, on desk,
atau online. Adapun Rencana Kerja Audit (RKA) terdiri dari:
a. Sasaran:
Berisi tentang nama obyek pengawasan, alamat, dan masa audit
kearsipan yang akan dilaksanakan.
b. Ruang Lingkup:
Berisi tentang aspek pengawasan yang akan dilaksanakan.
c. Metodologi:
Berisi tentang penentuan waktu, Bukti yang akan diuji, sampling,
standar peraturan perundang-undangan.
d. Alokasi Sumber Daya:
Berisi tentang alokasi sumber daya yang dibutuhkan
6
2. Pelaksanaan
a. Persiapan
Sebelum melakukan pengawasan kearsipan perlu diperhatikan jenis dan
metode pengawasan kearsipan yang akan dilakukan apakah
Pengawasan Kearsipan Eksternal, Pengawasan Kearsipan Internal atau
Monitoring Tindak Lanjut Hasil Pengawasan Kearsipan baik Eksternal
maupun Internal. Pengawasan Kearsipan Eksternal terdiri dari
Pengawasan Sistem Kearsipan Eksternal dan Pengawasan Penyelamatan
Arsip Statis Eksternal. Pengawasan Kearsipan Internal terdiri dari:
Pengawasan Sistem Kearsipan Internal, Pengawasan Pengelolaan Arsip
Aktif dan Pengawasan Penyelamatan Arsip Statis Internal.
Sesuai dengan jenis dan metode pegawasan yang dilakukan maka perlu
persiapan meliputi:
1) Instrumen yang digunakan
Jenis pengawasan yang berbeda akan menggunakan instrumen
yang berbeda sesuai dengan tingkat dan cakupan pengawasan
kearsipan.
2) Administrasi
Persiapan secara administrasi meliputi penetapan tim pelaksana
pengawasan, komunikasi dengan obyek pengawasan mengenai
jadwal dan kesediaan waktu objek pengawasan
3) Pendanaan
Dana yang tersedia atau situasi dan kondisi yang mempengaruhi
(misalnya pada masa pandemi Covid 19) akan menentukan
metode pengawasan apakah dilakukan secara on the spot, on desk
atau secara online).
b. Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan pengawasan kearsipan terdapat beberapa tahapan
kegiatan yang dilakukan yaitu:
1) Entry Meeting
Entry meeting sebaiknya diterima oleh Kepala instansi atau
minimal Kepala Unit Kearsipan instansi biasanya di kementerian
atau lembaga di bawah Kepala Biro. Hal ini dikarenakan
7
pengawasan kearsipan merupakan penilaian suatu instansi di
bidang kearsipan sehinga harus diketahui oleh pimpinan instansi
atau organisasi untuk dapat ditindaklanjuti menuju ke arah
kesempurnaan. Apalagi nilai pengawasan kearsipan sudah masuk
di dalam salah satu aspek penilaian pada reformasi birokrasi yaitu
pada aspek Ketatalaksanaan yang tertuang pada Peraturan Menteri
PAN dan Reformasi Birokrasi nomor 26 tahun 2020 tentang
Pedoman Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi.
Tim pengawas kearsipan pada saat entry meeting hendaknya
menjelaskan maksud dan tujuan pengawasan kearsipan, dasar
hukum pelaksanaan pengawasan kearsipan dan jadwal kegiatan
yang akan dilakukan. Hal ini perlu disampaikan agar obyek
pengawasan memahami bahwa pengawasan kearsipan bukan
untuk menghakimi atau menyalahkan penyelenggaraan kearsipan
di lingkungannya namun untuk perbaikan kinerja penyelenggaraan
kearsipan sesuai prinsip, kaidah dan standar yang berlaku.
8
Contoh verifikasi Lapangan terkait penilaian Pengelolaan arsip
Aktif:
Untuk menilai tentang Pengelolaan Arsip Aktif maka dapat
dilakukan melalui verifikasi terhadap:
i. Kondisi fisik arsip yang disimpan di central file
ii. Cara penataan fisik arsip sesuai dengan klasifikasi arsip
iii. Daftar Arsip Aktif (Daftar Berkas dan Daftar Isi Berkas)
iv. Kesesuaian daftar arsip dengan fisik arsip
v. Kondisi sarana kearsipan yang dipergunakan dalam
pengelolaan arsip aktif
vi. Sarana pencatatan arsip aktif baik manual maupun elektronik
vii. Sarana layanan arsip aktif
4) Wawancara
Pengumpulan data atau sumber data selain Portofolio atau arsip
pendukung maka dapat juga dilakukan melalui wawancara
terhadap obyek pengawasan dalam rangka mengisi formulir
penilaian. Namun setiap wawancara harus pula diperkuat oleh arsip
atau dokumen pendukung.
9
bersifat sementara yang akan disepakati bersama antara Tim
Pengawasan dan pihak yang diaudit atau objek pengawasan.
10
8) Pelaporan
Setelah tidak ada lagi perbaikan atau dokumen yang disampaikan
oleh obyek penelitian sesuai dengan kesepakatan waktu atau waktu
yang ditentukan oleh Tim Pengawas Kearsipan berdasarkan masa
pengawasan maka Tim Pengawas Kearsipan dapat membuat
laporan pengawasan berdasarkan RHAS atau RHMS dan bukti
dukung yang telah disampaikan. Laporan Pengawasan Kearsipan
Eksternal (LAKE) dan Laporan Hasil Monitoring Pengawasan
Kearsipan yang terdiri dari 3 Bab yang terdiri dari:
i. BAB I Pendahuluan yang terdiri dari: Latar Belakang, Dasar
Hukum, Maksud dan Tujuan, Ruang Lingkup, Penilaian Hasil
Pengawasan Kearsipan, Pelaksana.
ii. BAB II Uraian Hasil Pengawasan atau Uraian Hasil Monitoring
Hasil Pengawasan, yang berisi tentang Hasil Pengawasan
sesuai dengan ruang lingkup Pengawasan Kearsipan (yang
telah ditetapkan sesuai dengan Formulir Penilain yang
tertuang di Formulir Excel).
iii. BAB III Kesimpulan, yang berisi tentang nilai setiap aspek
perdasarkan ruang lingkup pengawasan kearsipan dan
kategori hasil Penilaian.
11
f. Pedoman Pengelolaan Arsip Dinamis (Pedoman Pengelolaan Arsip Aktif
Pedoman Pengelolaan Arsip Inaktif, Pedoman Penyusutan Arsip)
7. Aspek Sumber Daya Manusia Kearsipan, yaitu pengujian dan verifikasi pada
pejabat struktural, arsiparis dan pengelola arsip, terhadap tanggung jawab,
kedudukan hukum, kewenangan, kompetensi dan pembinaan terhadap
SDM kearsipan.
12
Untuk aspek penilaian pengawasan kearsipan eksternal pada pemerintah
daerah provinsi dan kabupaten/kota meliputi:
5. Aspek Sumber Daya Manusia Kearsipan, yaitu pengujian dan verifikasi pada
pejabat struktural, arsiparis dan pengelola arsip, terhadap tanggung jawab,
kedudukan hukum, kewenangan, kompetensi dan pembinaan terhadap
SDM kearsipan.
13
7. Aspek Prasarana dan sarana, yaitu pengujian dan verifikasi terhadap
prasarana dan sarana kearsipan yang digunakan dalam pengelolaan arsip.
14
POKOK BAHASAN -2
PENILAIAN HASIL PENGAWASAN KEARSIPAN
1. Ketentuan Umum
Verifikasi adalah kegiatan pemeriksaan tentang kebenaran laporan,
pernyataan, penghitungan uang dan sebagainya (KBBI). Verifikasi penilaian
hasil pengawasan kearsipan internal merupakan kegiatan pemeriksaan
tentang kebenaran penilaian audit kearsipan internal yang dilakukan oleh
tim pengawas pusat dan daerah. Verifikasi penilaian hasil pengawasan
dilakukan oleh:
a. ANRI melaksanakan verifikasi terhadap hasil Pengawasan Kearsipan
Internal yang dilakukan oleh:
1) Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat,
Dewan Perwakilan Daerah, Mahkaman Agung, Mahkamah
15
Konstitusi, Komisi Yudisial, Bank Indonesia, Kementerian, badan,
lembaga, TNI/POLRI, komisi, BUMN;
2) Perguruan tinggi negeri; dan
3) Pemerintah Daerah provinsi
b. LKD provinsi melaksanakan verifikasi terhadap hasil pengawasan
kearsipan internal yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota dan BUMD provinsi.
c. LKD kabupaten/kota melaksanakan verifikasi terhadap hasil
pengawasan kearsipan internal yang dilakukan oleh BUMD
Kabupaten/Kota.
Perolehan nilai hasil pengawasan kearsipan internal yang telah diverifikasi
ditetapkan sebagai nilai pengawasan kearsipan internal. Penetapan nilai
pengawasan kearsipan internal dilakukan oleh pimpinan kementerian,
lembaga, lembaga pemerintah non kementerian, lembaga non struktural,
pemerintah darah provinsi/kabupaten/kota, BUMN/BUMD, dan perguruan
tinggi negeri. Nilai hasil pengawasan kearsipan internal harus dilaporkan
kepada ANRI paling lambat pada akhir Agustus pada setiap tahunnya.
2. Tujuan Verifikasi
Beberapa tujuan dalam melakukan verifikasi adalah:
a. Mencegah terjadinya penyimpangan yang dapat merugikan objek
pengawasan;
b. Memastikan kelengkapan, kebenaran dan validitas bukti/evidence dari
objek pengawasan. Bukti/evidence dapat berupa dokumen, foto dan
rekaman hasil wawancara;
c. Memastikan nilai yang diberikan sesuai dengan bukti audit yang
diberikan oleh objek pengawasan;
d. Memastikan tidak terdapat kesalahan dalam penghitungan nilai;
e. Memastikan agar tidak terjadi salah saji laporan audit kearsipan internal
baik yang dilakukan secara sengaja maupaun yang tidak sengaja.
3. Prosedur Verifikasi
Untuk melakukan verifikasi penilaian hasil pengawasan kearsipan dilakukan
melalui prosedur sebagai berikut:
16
Tim verifikator adalah tim pengawas yang teleh mengikuti Bimtek
Pengawasan Kearsipan dan pernah melaksanakan kegiatan pengawasan
kearsipan terhadap minimal terhadap 3 objek pengawasan.
a. Penetapan/Penugasan Tim Verifikator
1) ANRI membentuk tim verifikator yang ditetapkan melalui surat
perintah dan ditandatangani oleh pimpinan yang memiliki tugas dan
fungsi pengawasan kearsipan.
2) LKD Provinsi membentuk tim verifikator yang ditetapkan melalui
surat keputusan/surat perintah dan ditandatangani oleh Kepala
LKD.
3) LKD Kabupaten/Kota membentuk tim verifikator yang ditetapkan
melalui surat keputusan/surat perintah dan ditandatangani oleh
Kepala LKD.
b. Penyusunan Jadwal Verifikasi
ANRI/LKD Provinsi/LKD Kabupaten/kota menyusun jadwal verifikasi
penilaian hasil pengawasan internal dari tim pengawas pusat atau
daerah. Jadwal pelaksanaan verifikasi penilaian hasil pengawasan
kearsipan internal terdiri dari:
1) Penerimaan penilaian hasil pengawasan kearsipan.
Pembatasan waktu penerimaan penilaian hasil pengawasan
kearsipan dari objek pengawasan perlu dilakukan agar penetapan
nilai hasil pengawasan dapat dilakukan sesuai dengan waktu. ANRI
menerima bukti hasil pengawasan kearsipan paling lambat pada 30
Juni pada setiap tahun. Apabila melewati batas waktu, draft LAKI
UP akan diverifikasi pada tahun berikutnya. Adapun dokumen yang
harus diterima oleh tim verifikator sebagai berikut:
1.1 LAKI UP dan UK
1.2 Portofolio, bukti hasil pengawasan dari objek pengawasan
dalam bentuk softcopy;
1.3 Instrumen audit seluruh objek pengawasan dalam bentuk
excel;
1.4 SK atau surat perintah/tugas tim pengawas kearsipan;
2) Proses Verifikasi.
17
Waktu yang dibutuhkan oleh tim verifikator tidak lebih dari 2 (dua)
bulan setelah 30 Juni. Untuk itu, diperlukan jumlah verifikator yang
memadai.
3) Penyerahan hasil verifikasi
Hasil verifikasi diserahkan kepada Pimpinan Kementerian/Lembaga
sesuai kewenangannya. Hasil verifikasi merupakan dasar dalam
penetapan nilai hasil pengawasan kearsipan. Penyerahan hasil
verifikasi diserahkan paling lambat tanggal 15 Agustus.
c. Pelaksanaan verifikasi
Tim verifikator melakukan verifikasi hasil pengawasan kearsipan
Internal dengan cara sebagai berikut:
1) Tim verifikator menerima penilaian hasil pengawasan kearsipan
dalam bentuk softcopy yang dikirimkan melalui surat elektronik (e-
mail).
2) Tim verifikator melakukan pemeriksaan terhadap kelengkapan
laporan audit dan instrument audit/monitoring.
3) Tim verifikator memeriksa penilaian yang dilakukan oleh tim
pengawas pusat/daerah pada laporan hasil pengawasan kearsipan
dan instrumen audit kearsipan dalam bentuk excel.
4) Tim verifikator memeriksa kesesuaian antara bukti audit dan
penilaian yang diberikan pada formulir excel. Tim verifikator
memberikan catatan apabila terdapat ketidaksesuaian antara bukti
audit dan penilaian yang diberikan pada instrumen audit kearsipan
internal dalam bentuk excel. Tim verifikator memberikan catatan
dengan menambahkan kolom pada formulir excel dan nilai akhir
setelah verifikasi. Tim verifikator melakukan uji petik terhadap
validitas bukti dukung terhadap daftar arsip dan arsip yang tercipta
pada penyusutan arsip atau terhadap data yang tidak wajar.
Contoh hasil verifikasi pada formulir nilai adalah sebagai berikut:
18
5) Tim verifikator memeriksa kesesuaian antara formulir nilai dan
laporan audit/monitoring. Hasil pemeriksaan tersebut dituangkan
pada formulir hasil verifikasi laporan.
6) Tim verifikator memeriksa laporan audit dengan memberikan
catatan pada formulir hasil verifikasi laporan.
7) Tim verifikator menyampaikan hasil verifikasi kepada pejabat
struktural yang berwenang untuk disampaikan kepada pimpinan
Kementerian/Lembaga dan Kepala LKD.
19
FORMULIR HASIL VERIFIKASI NILAI PENGAWASAN KEARSIPAN INTERNAL
INSTANSI : Kementerian ……
(Nama Pejabat)
20
B. Nilai Hasil Pengawasan Kearsipan
21
C. Cara Penilaian
Untuk penilaian audit kearsipan internal dapat dilakukan dengan cara sebegai
berikut:
1. Menentukan nilai standar
Setiap aspek sudah ditetapkan nilai standarnya, namum untuk 2 sub aspek
dapat disesuaikan dengen ketentuan sebagai berikut:
a. Aspek pengelolaan arsip dinamis dalam sub aspek penciptaan arsip.
Terdapat item pernyataan yang belum dimuat pada kebijakan Tata
Naskah Dinas di Lingkungan Kementerian/Lembaga.
b. Aspek sumber daya kearsipan pada sub aspek sumber daya manusia
1) Pada Unit Pengolah
i. Jika terdapat arsiparis dan pengelola arsip maka semuanya
dinilai dan menjadi pembagi
ii. Jika hanya terdapat arsiparis, maka nilai standar pengelola
arsip dinyatakan 0 dan tidak menjadi pembagi
iii. Jika hanya terdapat pengelola arsip, maka nilai standar
arsiparis dinyatakan 0 dan tidak menjadi pembagi
2) Pada Unit Kearsipan
i. Arsiparis harus dinilai dan menjadi pembagi
ii. Apabila tidak terdapat pengelola arsip di unit kearsipan, dan
berdasarkan analisis beban kerja dan peta jabatan dinyatakan
tidak dibutuhan pengelola arsip, maka nilai standar untuk
pengelola arsip dinyatakan 0 dan tidak menjadi pembagi.
22
b. Untuk item pernyataan yang terdapat isian persentase, maka penilaian
diberikan berdasarkan persentase yang diperoleh.
3. Setelah semua item pernyataan terisi dengan skor, maka jumlahkan
seluruh skor yang diperoleh untuk masing-masing formulir/sub aspek.
4. Hasil penjumlahan dibagi dengan nilai standar dikalikan 100%, maka akan
diperoleh nilai pada aspek/sub aspek.
5. Nilai yang diperoleh dari perhitungan angka 4 dikalikan dengan bobot,
maka akan diperoleh nilai akhir pada aspek/sub aspek tersebut.
6. Untuk setiap aspek akan diberikan bobot dengan ketentuan sebagai
berikut:
a. Jumlah Bobot Maksimal adalah 100 yang dibagi secara proporsional
untuk setiap aspek pengawasan.
b. Pada setiap aspek, masing-masing sub aspek diberikan bobot sesuai
dengan jumlah yang ada sehingga mencapai bobot 100. Misalnya dalam
satu aspek terdapat 4 sub aspek, maka setiap sub aspek diberi bobot
sebesar 25%.
c. Nilai pengawasan diperoleh dari penjumlahan nilai dari setiap aspek.
Contoh:
23
Total Nilai Hasil Pengawasan Kearsipan adalah penjumlahan nilai akhir
pada aspek pengelolaan arsip dinamis (44,18) ditambah dengan nilai
akhir pada aspek Sumber Daya Kearsipan (35,56) = (79,74)
24
SOAL LATIHAN MATERI TEKNIK PENGAWASAN
LATIHAN:
TEST FORMATIF
Berilah tanda silang (x) pada jawaban yang benar!
1. Kegiatan dibawah ini merupakan persiapan audit yang dilakukan oleh Tim
Pengawas, kecuali ...
a. Rencana Kerja Audit (RKA)
b. RHAS
c. Surat Perintah
d. Instrumen
2. Proses kegiatan dalam menilai kesesuaian antara prinsip, kaidah dan
standar kearsipan dengan penyelenggaraan kearsipan disebut…
a. Pengawasan Kearsipan
b. Audit Kearsipan
c. Supervisi Kearsipan
d. Monitoring Kearsipan
3. Di bawah ini merupakan prosedur pengawasan kearsipan, kecuali ...
a. Perencanaan program
b. Pendanaan
c. Pelaksanaan
d. Pelaporan
4. Komposisi bobot penilaian pengawasan antara pengawasan internal dan
pengawasan eksternal adalah ...
a. 40% dan 50%
b. 40% dan 60%
25
c. 60% dan 40%
d. 50% dan 50%
5. Di bawah ini adalah jenis Audit kearsipan internal, kecuali…
a. Audit pengelolaan arsip aktif
b. Audit sistem kearsipan internal
c. Audit penyelamatan arsip statis internal
d. Audit pengelolaan arsip inaktif
26
PENUTUP
Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Modul Teknik Pengawasan Kearsipan
sebagai bahan ajar Bimbingan Teknis Pengawasan Kearsipan dapat disusun
dengan segala kekurangannya.
Pengembangan modul yang masih sangat sederhana ini diharapkan dapat terus
dilakukan dengan memperhatikan kondisi kedepannya serta masukan dari seluruh
pihak baik pengajar maupun peserta bimbingan teknis pengawasan kearsipan.
27