Anda di halaman 1dari 10

2.1.5.

Perebusan

2.1.5.l. Pengertian Perebusan Perebusan merupakan awal proses pengolahan buah yang hasilnya sangat
menentukan terhadap keberhasilan proses pengutipan atau kehilangan (lo.s'.s'e.s') minyak/inti pada
proses selanjutnya. Proses perebusan yang sempuma akan memaksimalkan efektivitas pengutipan
minyak, sedangkan

perebusan yang kurang sempuma akan menyebabkan

peningkatan /0.v.s'e.v, oleh karena itu proses perebusan yang

sempurna.

2.1.5.2. Tujuan Perebusan Setiap PKS tentunya menginginkan hasil minyak dengan kualitas yang baik,
proses perebusan sangat menentukan kualitas haail pengolahan pabrik kelapa sawit. Pada dasarnya,
keberhasilan dalam proses perebusan ini akan kemudahan-kemudahan dalam proses

mendukung selanjutnya, baik di stasiun Thressing, Press, Digester dan

lain-lain. Tujuan dari proses perebusan tandan buah segar yaitu

(Pahan,2006 : l. Menghentikan perkembangan asam lemak bebas (ALB)

ataufi‘eefatly acid (FFA) Perkembangan asam lemak bebas terjadi akibat

kegiatan enzim yang menghidrolisis minyak. Menghentikan kegiatan enzim tersebut sebenarnya cukup
dengan perebusan hingga temperatur 50°C selama beberapa menit. Namun ditinjau dari proses
pengolahan
selanjutya, perebusan harus dilakukan dengan temperatur

yang lebih tinggi.

Memudahkan pemipilan

Untuk melepaskan brondoolan (spikelets fruit) dari tandan secara manual, sebenarnya cukup dengan
merebus dalam air mendidih. Namun cara ini tidak memadai. Oleh karenanya, diperlukan uap jenuh
bertekanan agar diperoleh temperatur yang semestinya di bagian dalam tandan buah.

Peyempumaan dalam pengolahan

Selama proses perebusan, kadar air dalam buah akan berkurang karena proses penguapan. Dengan
berkurangnya air, susunan daging buah (pericrap) berubah. Perubahan tersebut memberikan efek
positif, yaitu mempermudah pengambilan minyak selama proses pengempaan dan mempermudah
pemisahan minyak dari zat nonlemak (non-oil solid). Pada saat yang sama, sel sel minyak akan pecah
dan berada dalam keadaan bebas pada saat pengeluaran uap perebusan (puncak ketiga). Dalam hal ini,
senyawa protein merupakan cairan emulsi yang berbeda sehingga lapisan minyak lebih mudah
dipisahkan saat proses pemurnian. Secara keseluruhan, akibat penguapan sebagian air dari daging buah
kemungkinan kehilangan minyak dalam serabut maupun dalam lumpur buangan (sludge) pada proses
pemumian dapat di tekan.

Penyempumaan dalam proses pengolahan inti sawit

Hal utama yang dihadapi pada proses pengolahan

inti sawit yaitu sifat lekat dari inti terhadap cangkangnya.


Dengan proses perebusan, kadar air dalam biji akan

berkurang sehingga daya lekat inti terhadap cangkangnya

menjadi berkurang.

2.1.6. Steam ( Uap)

2.1.7.

Steam atau uap adalah gas yang dihasilkan dari proses yang disebut penguapan. Bahan baku yang
digunakan untuk menghasilkan steam adalah air bersih. Air dari water treatment yang telah diproses di
alirkan menggunakan pompa ke daeramr tank hingga pada level yang telah ditentukan. Untuk merubah
air menjadi air yang berbentuk fasa cair ke fasa gas (uap), energi panas ditambahkan untuk menaikkan
temperatur yang bisa disebut dengan sensible heal atau panas sensibel. Ketika perubahan air menjadi
uap mulai berjalan, temperatumya tidak akan berubah lagi dengan penambahan panas. Energi panas
yang diberikan untuk merubah fasa cair menjadi fasa gas

dengan temperatur tetap disebut dengan laten heat dari penguapan.

Jenis Jenis Steam Adapun steam yang sering digunakan pada pabrik dibedakan

atas dua jenis yaitu :

a. Uap Basah Kondisi uap ini mcngandung titik titik air. Kualitas uap ini

dapat dinyatakan dengan kualitas uap tertentu (x), dimana harga x


berkisar antara 0<x<l. Dalam hal ini temperatur air dan uap adalah

sama seperti ditunjukkan pada gambar 2.9. Kondisi uap berada

pada titik 2 dan 3.

. Uap Jenuh

Kondisi uap ini tidak mengandung titik titik air lagi. Kualitas uap pada kondisi ini x = lOO%. Uap ini
diperoleh dengan

penambahan kalor pada uap basah sama sehingga mencapai titik 3.

. Uap Panas Lanjut

Kondisi uap ini diperoleh dengan memanaskan uap jenuh

pada tekanan konstan sehingga temperaturnya meningkat.

2.1.8.

Untuk kebutuhan uap bagi Sterilizer, pada PMKS PT. Padasa Enam Utama menggunakan uap basah
sebagai media pemanas guna perebusan tandan buah segar. Uap untuk kebutuhan perebusan harus
disesuaikan dengan kemampuan boiler memproduksi uap, dengan sasaran bahwa tujuan perebusan
dapat tercapai. Penyaluran uap ke dalam sterilizer pada pabrik kelapa sawit yang lazim dikenal adalah
single peak sistem, double peak sistem, dan triple peak system Semakin tinggi tekanan perebusan akan
semakin cepat pula waktu perebusan. Tekanan yang tinggi dengan sendirinya memberikan temperatur
yang tinggi. Temperatur yang terlalu tinggi dapat merusak kualitas minyak dan inti sawit. Pada minyak
sawit harus juga
diperhatikan tingkat pemucatannya. Oleh karena itu inti sawit yang

diperoleh harus bewarna putih.

Tandan Buah Segar

Tandan Buah Segar (TBS) adalah suatu bagian dari produksi kelapa sawit yang merupakan produk awal
yang kelak akan diolah menjadi minyak kasar CPO (("rude Palm Oil) dan inti sawit (kamel)

sebagai produk utama disamping produk lainya. Lamanya proses

pembentukan tandan buah segar (TBS), dari suatu saat ini terjadinya penyerbukan sampai dengan
matangnya tergantung pada keadaan iklim dan faktor faktor yang mempengaruhi pertumbuhan.
Lamanya proses pemasakan buah dibeberapa daerah berbeda beda. Masaknya buah dalam suatu
tandan tidak sekaligus tetapi berangsur angsur dimulai dari bagian atas dan bagian samping yang
terkena sinar matahari menuju arah pangkal. Buah kelapa sawit pada saat waktu mudah berwarna
hitam. kemudian setelah berumur lebih dari 5 bulan beransur-angsur menjadi merak kekuning-
kuningan.

. Tandan buah buah dinyatakan matang jika brondolannya telah lepas dan jatuh secara alami dari
tandanya. Proses pembentukan minyak pada daging buah (mesocarp) berlangsung selama 3-4 minggu.
yaitu tingkat matang morfologis. Yang dimaksud matang morfologis adalah buah telah matang dan
kandungan minyaknya sudah optimal. TBS yang dipanen mengandung enzim lipase yang tetap bekerja
dalam buah, enzim lipase bertindak sebagai pembentuk asam lemak bebas yang dapat mempengaruhi
mutu dari CPO yang

dihasilkan sehingga untuk menonaktifkan enzim lipase dilakukan

proses perebusan.
Buah kelapa sawit terdiri dari tiga bagian, yaitu:

1. Lapisan luar (epicarpium) disebut kulit luar.

2. Lapisan tengah (mesocarpium) disebut bagian luar mengandung minyak sawit.

3. Lapisan dalam (epicarpium) disebut inti mengandung minyak inti. Diantara inti dan daging buah
terdapat lapisan tempurung (cangkang) yang keras.

Dua jenis minyak dapat diperoleh dari bahan baku tandan kelapa sawit segar buah (TBS) yaitu CPO
(minyak sawit) dan PKO

(minyak inti sawit). Buah sawit adalah buah berbiji, oval, dan berisi

kernel yang benih (biji). Kernel dikelilingi oleh buah dinding terbuat

.l.9. Proses Perebusan di PT. Padasa Enam Utama

Pada proses perebusan di PT. Padasa Enam Utama Teluk Dalam Asahan ketel perebusan (Sterilizer) yang
digunakan adalah type horizontal (silinder), dimana plat Sterilizer tersebut dilapisi dengan dua bahan
material pelapis. Lapisan pertama berbahan Rockwool yang memiliki ketebalan 50 mm dan lapisan
kedua berbahan Aluminium yang memiliki ketebalan 1 mm. Perebusan merupakan proses utama yang
sangat penting dan menentukan kapasitas olah, spesifikasi mutu produksi dan efisiensi pengutipan
minyak dan inti. Ketel perebusan (Sterilizer) adalah suatu bejana yang bertekanan, yang fungsinya untuk
merebus TBS dengan memakai uap (steam) yang bertekanan sekitar 2,8 3 kg/cm2 dan temperatur 135°C
dengan waktu perebusan 90 menit..
Sebelum memasuki tahap perebusan, TBS (Tandan Buah Segar) hasil dari kebun dibawa ke pabrik
dengan menggunakan truk. Kemudian dilakukan penimbangan buah pada jembatan timbang untuk
mengukur berat bersih (netto) TBS yang masuk. Berat bersih TBS yang telah disortir dibawa ke dalam
loading ramp

dengan tujuan untuk memudahkan masuknya buah ke dalam lorry.

Sistem perebusan yang dipilh harus sesuai dengan kemampuan boiler memproduksi uap, dengan
sasaran bahwa tujuan perebusan dapat tercapai. Sistem perebusan yang lazim dikenal di Pabrik Kelapa
Sawit (PKS) adalah single peak, double peak, tripple peak. Sistem perebusan triple peak banyak
digunakan, selain berfungsi sebagai tindakan fisika juga dapat teijadi proses mekanik yaitu adanya
goncangan yang disebabkan oleh perubahan tekanan yang cepat.

a. Sterilizer Single Peak Proses perebusan yang dilakukan hanya satu tahap. Uap masuk sesuai dengan
waktu yang ditentukan, sampai tercapai tekanan konstan dan kemudian turun, dan uap dibuang dari

ruang perebusan (§itepu, 201 l);

b. Sterilizer Double Peak Proses perebusan dilakukan dengan dua tahap pemasukan uap, demikian juga
dengandua tahap pembuangan kondensat (uap air). Proses ini digambarkan sebagai berikut (Sitepu, 201
1). c. Sterilizer T ripple Peak Proses perebusan dilakukan dengan tiga tahap pemasukan

uap, demikian juga dengan tiga tahap pembuangan kondensat

(uap air).

Gambar 2.7. Grafik Sistem Perebusan Tiga Puncak Sumber : PMKS PT. Padasa Enam Utama

Keterangan Gambar:
A-B : Daerasi selama 3 menit

B-C : Menaikkan puncak tekanan pertama sampai 1,5 kg/cm2 (1,5 bar) selama 8 menit

C-D : Buang kondensat pertama sampai tekanan O kg/cm2 (0 bar)

selama 5 menit

E-F :

F-G

G-H H-I

: Menaikkan puncak tekanan kedua sampai 2,5 kg/cm2 (2,5

bar) selama 15 menit

Buang kondensat kedua sampai tekanan 0 kg/cm2 (O bar)

selama 9 menit

: Menaikkan puncak tekanan kedua sampai 3 kg/cm2 (3 bar)

selama 15 menit
: Menahan tekanan puncak 3 kg/cm2 (3 bar) selama 30 menit

: Pembuangan kondensat ketiga selama 5 menit

DAFTAR PUSTAKA

Buana., Dr Lalang. 2003. Teknologi Pengolahan Kelapa Sawit. Medan : Pusat Penelitian Kelapa Sawit

Buchori, Luqman. 2012. Perpindahan Panas (Heal Transfer). Semarang : Jurusan Teknik Kimia Fakultas
Teknik UNDIP

Bueche. Frederick J dan Eugene H. 2006. Fisika Universitas Edisi Kesepuluh. Jakarta : Erlangga

Haloho, Victor Parulian. 2007. Analisa Kebutuhan Uap Sistem Sterilizer Pada PKS Dengan Lama
Perebusan 90 Menit. Medan : UHN

Harahap. Dahlan. 2010. Standar Prosedur Operasi (SOP) Pengolahan Kelapa Sawit. Medan : PT
Perkebunan Nusantara IV (Persero)

Hidayati, Dian. 2016. Analisis Termal Pada Sterilizer Crude Palm Oil Di PT Boma Indra. Surabaya : Institut
Teknologi Sepuluh November

Holman, J. P. 1993. Perpindahan Kalor Edisi Keenam. Jakarta : Penerbit Erlangga

Kern, D. Q, et al. 1965. Prosses Heat Transfer. Michigan : Mc Graw-Hill.


Kreith, Frank. 1985. Prinsip Prinsip Perpindahan Panas Edisi Ketiga. Jakarta : Penerbit Erlangga

McCabe, Warren L. 1986. Operasi Teknik Kimia Jilid 1. Jakarta : Penerbit Erlangga

Naibaho, P. 2008. Teknologi Pengolahan Kelapa Sawit. Medan : Pusat Penelitian Kelapa Sawit.

Pahan, lyung. 2006. Panduan Lengkap Kelapa Sawit. Jakarta : Penebar Swadaya.

Sebayang, Mariani. 2016. Diklat Kuliah Operasi Teknik Kimia 1. Medan : Politeknik Teknologi Kimia
lndustri Medan

Surbakti. Anta Lestari. 2017. Perhitungan Jumlah Panas Yang Diperlukan Untuk Menghilangkan Kadar Air
Sarung Tangan Pada Proses Finishing PT. Shamrock Tidak Diterbitkan. Medan : Program Diploma PTK!
Medan

Tambunan, Hotnauli. 2017. Perhitungan Neraca Panas Pada Pemanfaatan Flue Gav Sebagai Pemanas Air
Preheater (APH) Di PT. Indonesia Power

UJP Pangkalan Susu. Tidak Diterbitkan. Medan : Program Diploma PTKI Medan

Wuryanti, Sri. 2016. Perpindahan Panas (Heat Transfer). Bandung : Politeknik Teknologi Bandung

Anda mungkin juga menyukai