PENDAHULUAN
oseanografi merupakan ilmu yang memadukan ilmu ilmu lain, seperti ilmu tanah
(geology), ilmu bumi (geography ), ilmu fisika (physics), ilmu kimia (chemistry),
ilmu hayat (biology). Saat ini oseanografi merupakan suatu sumber penelitian
yang aktif dan berkembang yang menyebardi seluruh dunia (Hutabarat dan
fisik air laut seperti gelombang, arus dan pasang surut. Samudra merupakan
bentangan air asin yang menutupi cekungan yang sangat luas, dan laut merupakan
bagian dari samudra, wilayah bumi yang tertutup air sekitar 70%, di belahan bumi
utara 60% terdiri atas air permukaan dan 40% air daratan sedangkan pada bumi
bagian selatan 83% air permukaan dan 17% air daratan., Ekosistem lautan
merupakan sistem akuatik terbesar yang ada di bumi . ukuran dan kerumitanya
Akibatnya , dirasa lebih mudah jika membaginya menjadi sub-bagian yang lebih
komunitas , sub bagian lautan terbuka terdiri dari perairan laut kearah vertikal dan
horizontal, seluruh wilayah perairan laut terbuka disebut kawasan pelagik yang
memiliki perbedaan dengan zona bentik (dasar). Laut seperti halnya daratan yang
1
dihuni oleh biota, yakni tumbuh-tumbuhan, hewan dan mikroorganisme hidup.
Biota laut menghuni hampir semua bagian laut mulai dari pantai, permukaan laut
sampai dasar laut yang teluk sekalipun. Keberadaan biota laut ini sangat menarik
perhatian manusia, bukan saja karena kehidupannya yang penuh rahasia, tetapi
2001).
Indonesia, segala aktifitas yang berkaitan dengan kelautan tentu sangat sensitif
dipengaruhi oleh angin musim barat dan timur, dinamika ini akan berpengaruh
2
1.2 Tujuan dan Kegunaan
Suhu, Pasang Surut, Salinitas, pH dan DO di suatu perairan secara baik dan benar.
3
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Perairan Laut
Perairan Laut adalah wilayah permukaan bumi yang tertutup oleh air asin.
Perairan laut dari pantai sampai ke dasar laut. Ilmu yang mempelajari tentang
Laut adalah kumpulan air asin dalam jumlah yang banyak dan luas yang
menggenangi dan membagi daratan atas benua atau pulau. Laut merupakan air
yang menutupi permukaan tanah yang sangat luas dan umumnya mengandung
garam dan berasa asin. Biasanya air mengalir yang ada di darat akan bermuara ke
laut.
Air di laut merupakan campuran dari 96,5% air murni dan 3,5% material
partikel-partikel tak terlarut. Sifat-sifat fisis utama air laut ditentukan oleh 96,5%
air murni.
2.2 Suhu
Suhu merupakan salah satu parameter kimia yang mencirikan massa air
dilautan. Suhu adalah suatu besaran fisika yang menyatakan banyaknya bahan
yang terkandung dalam suatu benda dimana bahan utamanya adalah sinar
matahari. Pada umumnya perairan yang banyak menerima bahan dari matahari
adalah daerah yang terletak pada lintang rendah dan akan semakin berkurang bila
4
permukaan penyebaran suhu ditentukan oleh banyak faktor, diantaranya ialah
jumlah bahan yang diterima oleh masing-masing tempat, arus-arus lautan yang
terdapat amplitude suhu permukaan yang sangat kecil. Oleh karena itu, perubahan
pada penyebaran suhu vertikal juga kecil, hanya di daerah-daerah upwelling dapat
2.3 Salinitas
Komposisi ion-ion air laut dapat dikatakan mantap bila didominasi oleh ion-ion
kalsium (Boyd, 1982). Salinitas berpengaruh terhadap osmotik air. Makin tinggi
dinyatakan dalam satuan permil (‰) atau ppt (part per thousand) atau gram/liter.
yaitu Na, K, Mg, Ca, Cl, Sulfat dan Karbonat (Boyd, 1982).
5
2.4 pH
Organisme perairan dapat hidup dalam suatu perairan yang mempunyai nilai pH
optimal dengan kisaran toleransi antara asam lemah dan basa lemah. Kondisi
perairan yang sangat asam ataupun sangat basa akan membahayakan kehidupan
berat yang bersifat toksik (Barusdalam Silalahi, 2009). Menurut Stone dan
Thomforde, (1977) mengatakan bahwa pH air merupakan ukuran asam dan basa
di suatu perairan dengan nilai dasarnya itu adalah pada skala 0 sampai 14, dengan
2.5 DO
Oksigen merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi laju pertumbuhan dan
perkembangan ikan, sumber utama oksigen dalam perairan berasal dari hasil
fotosintesis tumbuhan berklorofil dan juga berasal dari hasil difusi dari udara,
difusi terjadi karena adanya gerakan air dimana jumlah oksigen di udara yang
jumlanya lebih banyak akan terdorong keperairan yang jumlah oksigenya lebih
sedikit, keberadaan oksigen dalam badan air dipengaruhi oleh suhu, pergerakan
6
air, luas daerah perairan yang terbuka dan prosentase oksigen disekeliling
(mahyuddin,2010).
Menurut Kangkan (2006), Pada kadar oksigen terlarut kurang dari 03, Hanya
sedikit makluk hidup yang bertahan, pada 0.3 – 1.0 Akan menyebabkan kematian
pada ikan jika berlangsung lama, 1.0 – 5.0 Ikan akan hidup pada kisaran ini tetapi
lebih dari 5.0 merupakan daerah yang cocok untuk ikan atau organisme lain.
Pasang surut merupakan pergerakan naik turunnya suatu permukaan air laut
secara berkala yang diakibatkan oleh kombinasi antara gaya gravitasi dan gaya
tarik benda-benda astronomi terutama oleh bumi, bulan dan matahari. Pengaruh
benda-benda angkasa lainnya dapat diabaikan karena jaraknya yang sangat jauh
dan ukurannya yang lebih kecil. Faktor non astronomi yang mempengaruhi pasang
surut terutama di perairan semi tertutup seperti teluk adalah bentuk garis pantai
Pasang surut adalah perubahan permukaan laut yang terjadi secara berulang
dengan periode tertentu karena adanya gerakan dari benda-benda angkasa yaitu
rotasi bumi yang berputar pada porosnya,peredaran bulan mengelilingi bumi dan
proses naik turunnya permukaan air laut secara berkala yang ditimbulkan oleh
adanya daya tarik benda-benda angkasa, terutama matahari dan bulan terhadap
massa air di bumi. Walaupun massa bulan jauh lebih kecil dari matahari, tetapi
7
karena jaraknya terhadap bumi jauh lebih dekat, maka pengaruh gaya tarik bulan
terhadap bumi jauh lebih besar dari pada pengaruh gaya tarik matahari
2.7 Arus
Arus merupakan gerakan air yang sangat luas yang sering terjadi pada seluruh
lautan. Gelombang yang datang menuju pantai dapat menimbulkan arus pantai.
Arus juga dapat terbentuk oleh angin yang bertiup dalam selang waktu yang
sangat lama, dapat juga disebabkan oleh ombak yang membentur pantai secara
miring. Dapat pula disebabkan oleh gelombang yang terbentuk dari gelombang
yang datang menuju garis pantai. Dengan demikian akan terjadi dua sistem arus
yang mendominasi pergerakan air laut yaitu arus meretas pantai dan arus sejajar
pantai atau arus susur pantai. Arus dapat membawa sedimen yang mengapung
maupun yang terdapat di dasar laut. Begitu pula dengan arus susur pantai dan arus
meretas pantai keduanya merupakan arus yang berperan dalam transport sedimen
(Loupatty, 2013).
2.8 Kecerahan
perairan yang dapat ditembus cahaya matahari. Nilai kecarahan suatu perairan
merupakan suatu petunjuk dalam menentukan baik buruknya mutu suatu perairan
8
dan larut dalam air sehingga menghalangi cahaya matahari yang menembus
Menurut Kordi dan Tancung (2005), kecerahan adalah sebagian cahaya yang
diteruskan ke dalam air dan dinyatakan dengan persen (%), dari beberapa panjang
gelombang di daerah spektrum yang terlibat cahaya yang melalui lapisan sekitar
9
III. METODE PRAKTIKUM
Minggu, tanggal 27-28 April 2019, di PPI Donggala, Kelurahan Labuan Bajo,
3.2 Alat
10
Bahan yang digunakan dalam praktek lapang pengantar oseonografi adalah
tissue, air laut, aquades yang berfungsi sebagai bahan untuk membilas alat dan air
3.3.1 Suhu
perairan tersebut.
3.3.2 Salinitas
memastikan garis batas biru menunjukan skala 0 (nol), bila alat tidak
hingga batas biru tepat pada skala 0. Setelah mengkalibrasi dengan benar alat
11
3. Meletakan 1- 2 tetes air laut pada prisma, selanjutnya menutup prisma secara
3.3.3 pH Meter
pH adalah:
3. Pada saat di celupkan ke dalam air laut skala angka akan bergerak acak.
12
3.3.5 Pasang Surut
1. Memasang patok pasang surut di dalam laut yang di pasangkan meter kain
3. Mengukur hasil yang didapat dari pengukuran pasang surut tersebut dan
surut tersebut.
3.3.6 Arus
arus adalah:
2. Ikat tali di bagian leher tutup botol, masukan air ke dalam botol kira-kira ¼
bagian.
3. Letakan botol di permukaan air dan ketika melepaskan botol maka bersamaan
4. Saat tali sudah renggang ( karena botol terbawa arus ) hentikan stopwatch..
13
3.3.7 Kecerahan
kecerahan adalah:
Memberi tanda pada tali tersebut, lalu diukur maka itulah kecerahan perairan
tersebut.
14
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Bajo, Kec. Banawa, Kab. Donggala, Sulawesi Tengah. Yang terletak di Lintang
15
4.2 Suhu
dilakukan di PPI Donggala maka di dapatkan hasil grafik dari suhu dapat dilihat
SUHU SUHU
32
31 31 31
30 30 30 30 30 30
29 29 29 29 29 29 29 29
28 28 28 28 28 28 28 28 28
27 27 27
26
25
0
0
0
00
00
00
00
00
0
:0
:0
:0
:0
:0
:0
:0
1:
3:
5:
7:
9:
17
19
21
23
11
13
15
Gambar 2. Grafik Suhu di PPI Donggala
Kisaran suhu tidak tetap atau bervariasi dalam waktu yang satu ke waktu
yang berikutnya, Dari grafik di atas dapat disimpulkan suhu yang tertinggi yaitu
pada pukul 11:00 dan 12:00 yaitu 31oC dan yang terendah pada pukul 20:00 dan
pukul 04:00 yaitu 27 oC. Suhu tertinggi disebabkan karena penyinaran sinar
matahari yang menyinari seluruh permukaan air laut sedangkan suhu terendah
disebabkan oleh kondisi cuaca. Hal ini sesuai dengan pernyataan Rahardjo dan
Sanusi dalam Idris, (2009) menyatakan bahwa suhu air laut terutama pada lapisan
setiap waktu. Sementara menurut Sidjabat dalam Patty (2013) Sebaran suhu air
16
laut disuatu perairan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain radiasi sinar
matahari, letak geografis perairan, sirkulasi arus, kedalaman laut, angin dan
musim. Suhu yang terdapat diperairan PPI Donggala ini termasuk dalam kondisi
yang cukup baik, sehingga biota dan berbagai macam organisme lainnya dapat
4.3 Salinitas
dilakukan di PPI Donggala maka di dapatkan hasil grafik dari sanilitas dapat
SANILITAS
39
38 38
37 37 37 37 37
36 36 36 36 36 36
35 35 35
34 34 34 34 34 34 34 34
33 33 33 33 33
32 32
31
30
29
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
:0 :0 :0 :0 :0 :0 :0 :0 :0 :0 :0 :0 :0 :0 :0 :0 :0 :0 :0 :0 :0 :0 :0 :0
1 7 1 8 1 9 2 0 21 22 23 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 3 1 4 1 5 1 6
38 ppt pada pukul 17:00 dan salinitas yang terendah pada pukul 13:00 yaitu 32
berbagai macam faktor misalnya pola sirkulasi air, penguapan dan curah hujan.
17
Menurut Defant dalam Mamayev (1975), bahwa salinitas air laut lebih kecil
dibandingkan dengan kadar garam sebenarnya yang ada di air laut. Salinitas di
perairan PPI Donggala berkisar antara 32-38 ppt. Salinitas yang berada pada
termasuk dalam kategori yang cukup baik. Hal ini sesuai dengan pernyataan
pesisir memiliki salinitas berkisar antara 32-34 ppt, dan pada laut terbuka
4.4 Ph
dilakukan di PPI Donggala maka di dapatkan hasil grafik dari Ph dapat dilihat
P
PH H
10
9 8.8 8.7
8.4 8.3 8.4 8.7 8.4
8 7.8 7.5 7.7 7.9 8 7.9 7.7 7.87.8
7.3 7.4 7.3 7.5 7.1 7.2 7.7
7 7
6
5
4
3
2
1
0
0
00
00
0
0
00
00
00
0
:0
:0
:0
:0
:0
:0
:0
5:
7:
1:
3:
9:
17
23
15
19
21
11
13
pada pukul 17:00 dan pH yang terendah pada pukul 11:00 yaitu 7. Banerjea
18
dalam Lamury (1990) mengkatagorikan tingkat kesuburan perairan berdasarkan
kisaran pH yaitu: 1) pH 5,5 – 6,5, tidak produktif, 2) pH 6,5 – 7,5 produktif dan 3)
yang sesuai untuk kehidupan organisme perairan adalah 6,5 – 9. Menurut PP No.
82 tahun 2001, dalam kritera baku mutu air kelas III adalah 6 - 9. Jadi dapat di
dilakukan di PPI Donggala maka di dapatkan hasil grafik dari oksigen terlarut
DO
DO METER METER
9
8 7.7 7.4
7.4 7.3 7.6 7.7 7.7 7.6
7 7.1
6.5 6.5 6.5 6.5 6.6 6.8 6.4 6.3
6.8 6.8 6.6
6 5.7 6 5.8 5.8
5
4
3
2
1
0
Dari hasil pengukuran yang telah dilakukan Oksigen terlarut tertinggi yaitu 7,7
pada pukul 15:00 dan 16:00 dan yang terendah pada pukul 21:00 yaitu 5,7.
Kisaran oksigen terlarut tidak tetap atau bervariasi dalam waktu yang satu ke
19
waktu yang berikutnya, Menurut Kangkan (2006), Pada kadar oksigen terlarut
kurang dari 03, Hanya sedikit makluk hidup yang bertahan, pada 0.3 – 1.0 Akan
menyebabkan kematian pada ikan jika berlangsung lama, 1.0 – 5.0 Ikan akan
hidup pada kisaran ini tetapi pertumbuhannya akan lambat, bila berlangsung lama
dan pada kandungan DO lebih dari 5.0 merupakan daerah yang cocok untuk ikan
atau organisme lain. Jadi dapat di simpulkan dari data di atas kisaran 5,7 – 7,7
Oksigen terlarut yang terdapat diperairan PPI Donggala ini termasuk dalam daerah
yang cukup baik untuk ikan, biota dan berbagai macam organisme lainnya dapat
dilakukan di PPI Donggalla maka di dapatkan hasil grafik dari pasang surut dapat
PASU
PASUT T
60
56 55 54
50 51
45
40 41
37
34
30 28 28
26
20 19 20 19
14 15
10 9 11 12 10 12 9 8 10
0
00 :0
0
:0
0
:0
0 00 00 00 00 00 :0
0
:0
0
:0
0
1 7: 19 21 23 1: 3: 5: 7: 9: 11 13 15
20
Dari hasil pengukuran yang telah dilakukan Pasang surut tertinggi yaitu 56
cm pada pukul 10:00 dan yang terendah pada pukul 03:00 yaitu 8. Pasang-surut
interaksi antara bumi, matahari dan bulan. Puncak gelombang disebut pasang
tinggi (High Water/RW) dan lembah gelombang disebut surut/pasang rendah (Low
Water/LW). Perbedaan vertikal antara pasang tinggi dan pasang rendah disebut
rentang pasang-surut atau tunggang pasut (tidal range) yang bisa mencapai
beberapa meter hingga puluhan meter. Periode pasang-surut adalah waktu antara
menit (SETIAWAN,2006).
4.7 Arus
dilakukan di PPI Donggala maka di dapatkan hasil grafik dari Arus dapat dilihat
ARUS
18
17
16 16
14
12
10 9.3
9.2
8 7.6
7
6 6.1
4.5 5
4 4 4 4
2.5 2.3 2.3 3.2
2 2 2 1.7 1 1
1 1 1
0
0
00
00
00
0
00
00
:0
:0
:0
:0
:0
:0
:0
1:
5:
9:
3:
7:
17
21
11
13
15
19
23
21
Dari hasil pengukuran yang telah dilakukan Arus tertinggi yaitu 17 m pada
pukul 03:00 dan yang terendah pada pukul 17:00, 06:00, 12:00, 15:00, 16:00 yaitu
1 m. Diketahui bahwa arus adalah gerakan massa air laut yang berpindah dari satu
tempat ke tempat lain dan salah satu faktor penyebabnya adalah tiupan angin
Terdapat dua gaya yang berperan dalam arus yaitu: gaya primer dan gaya
kecepatannya. Gaya primer ini terdiri dari gravitasi, gesekan angin (wind stress),
gaya dorong ke atas dan ke bawah (bouyancy), serta tekanan atmosfir. Gaya
sekunder mempengaruhi arah gerakan dan kondisi aliran arus. Gaya sekunder
meliputi gaya Coriolis dan gesekan lapisan air laut itu sendiri (Pond and Pickard,
suatu perairan yang membutuhkan data tentang pola arus; untuk perencanaan
struktur pantai atau pelabuhan agar proses pengerjaannya efisien dan efektif serta
menghasilkan daya tahan yang tinggi, untuk studi rute pelayaran, untuk keperluan
wisata laut, serta menjelaskan proses sedimentasi, erosi pantai, sebaran organisme
22
4.8 Kecerahan
dilakukan di PPI Donggala maka di dapatkan hasil grafik dari kecerahan dapat
KECERAHAN KECERAHA
N
14
13
12 12
10
9
8 8 8
7
6 6
4
2
0
0 0 0 0 00 00 00 00 00 0 0 0
:0 :0 :0 :0 1: 3: 5: 7: 9: :0 :0 :0
17 19 21 23 11 13 15
Dari hasil pengukuran yang telah dilakukan di mulai pukul 10:00 – 16:00
Kecerahan tertinggi yaitu 13 m pada pukul 12:00 dan yang terendah pada pukul
koloid, kekeruhan, warna perairan, jasad renik, detritus, plankton, keadaan cuaca,
23
4.9 Hubungan antara Parameter
dilakukan di PPI Donggala maka di dapatkan hasil grafik dari Hubungan Suhu dan
DO METER
SUHU - DO METER SUHU
45
40 7.4 6.6 7.6 7.7 7.6
35 6.5 6.5 6.5 6.5 5.7 6 6.6 6.8 5.8 6.4 6.3 7.4 7.3 6.8 6.8 7.1 7.7 7.7
5.8
30 30 30 30 29 29 31 31 30 30 29
28 29 27 28 29 28 28 28 29 27 28 29 28 28
25
20
15
10
5
0
Dari grafik di atas hasil pengukuran yang telah dilakukan hubungan suhu –
dalam laut ialah suhu. RAYMONT (1963) dan HOOD (1974) menyatakan bahwa
banyaknya oksigen yang dapat terlarut ditentukan oleh faktor utama yaitu suhu.
Oksigen mudah terlarut pada 28°C sekitar 5,7 ppt. Sedangkan jika suhu naik 30°C
akan terjadi kejenuhan oksigen sekitar 7,7 ppt. jadi suhu dan oksigen terlarut
mempunyai keterkaitan ketika suhu naik maka oksigen terlarutpun ikut naik
24
4.9.2 Hubungan Suhu dan Sanilitas
dilakukan di PPI Donggala maka di dapatkan hasil grafik dari Hubungan Suhu dan
SANILITAS
SUHU - SANILITAS SUHU
80
70 38
37
33 37 36
36 37 36 34
34
36 36 37 35 33 34 34 33 33 32 35 34 34
60 34
50
40
30 30 28 29 30 28 29 30 29 29 31 31 30 28 30 29
27 28 29 28 28 27 28 29 28
20
10
0
Dari grafik di atas hasil pengukuran yang telah dilakukan hubungan suhu –
ppt dengan suhu 30°C, sedangkan pada salinitas 33 ppt dengan suhu 29°C.
berbagai macam faktor misalnya pola sirkulasi air, penguapan dan curah hujan.
Menurut Defant dalam Mamayev (1975), bahwa salinitas air laut lebih kecil
dibandingkan dengan kadar garam sebenarnya yang ada di air laut. Salinitas di
perairan PPI Donggala berkisar antara 32-38 ppt. Salinitas yang berada pada
perairan PPI Donggala termasuk dalam kategori yang cukup baik. Hal ini sesuai
25
dengan pernyataan Romimohtarto dan Thayib dalam Souhoka (2013)
ppt, dan pada laut terbuka salinitas berkisar antara 33-37 ppt dengan rata-rata 35
ppt.
dilakukan di PPI Donggala maka di dapatkan hasil grafik dari Hubungan Sanilitas
DO METER
SANILITAS - DO METER SANILITAS
50
45 6.5 6.5 6.5 5.7 6 6.6 6.8 7.4 7.3 6.8
6.3 7.7 7.7 7.6
40 38 6.5 5.8 6.4 5.8 6.8 7.1 7.7 7.4 6.6 7.6
35 37 37 36 36 37 36 36 36 37 35 33 34 34 33 33 35 34 34
33 34 34 34 32
30
25
20
15
10
5
0
18 0
19 0
20 0
21 0
22 0
23 0
0
00
00
00
00
00
00
00
00
00
10 0
11 0
12 0
13 0
14 0
15 0
16 0
0
:0
:0
:0
:0
:0
:0
:0
:0
:0
:0
:0
:0
:0
:0
0
0:
1:
2:
3:
4:
5:
6:
7:
8:
9:
17
Gambar 11. Grafik hubungan Sanilitas dan Oksigen terlarut di PPI Donggala
oksigen yang terlarut. Beberapa variasi kejenuhan oksigen dengan salinitas. Pada
salinitas 38 ppt dengan suhu 30°C, sedangkan pada salinitas 32 ppt dengan suhu
28°C. Penurunan kadar oksigen yang disebabkan oleh kenaikan salinitas mungkin
26
tidak begitu serius, tetapi sangat sensitif pada bentuk kehidupan yang ekstrim
(MOORE 1958, MUNK 1974). Perubahan salinitas lebih kecil pengaruhnya bila
dilakukan di PPI Donggala maka di dapatkan hasil grafik dari Hubungan arus dan
SUHU
ARUS - SUHU ARUS
50
45 29
28
40
28 28 30 29
35 28 30 29 31 31 30
30 30 28 29 29 27 28
27 29 28 28 30 29
25
20
15 16 17
10 9.2 9.3
6.1 7 7.6
5 4 2.5 2.3 4.5 3.2 4 4 5
2.3 1 2 2 1 1.7 1 1
0 1
Dari grafik di atas hasil pengukuran yang telah dilakukan hubungan Arus
dan Suhu, Arus tertinggi yaitu 17 m pada pukul 03:00 dan yang terendah pada
pukul 06:00 yaitu 1 m., Suhu tertinggi yaitu tertinggi yaitu 31oC pada pukul 11:00
yang terendah 27 oC pada pukul 04:00. Pada lapisan permukaan penyebaran suhu
ditentukan oleh banyak faktor, diantaranya ialah jumlah bahan yang diterima oleh
27
masing-masing tempat, arus-arus lautan yang membawa bahan dari khatulistiwa
dan lain-lain. Di daerah tropis terdapat amplitude suhu permukaan yang sangat
kecil. Oleh karena itu, perubahan pada penyebaran suhu vertikal juga kecil, hanya
(Illahude dalam Inaku, 2011). Arus akan membantu proses percampuran kolom
air sehingga kadar oksigen yang konstan dapat dipertahankan (PIERSON 1974.
MUNK 1974).
dilakukan di PPI Donggala maka di dapatkan hasil grafik dari Hubungan arus dan
DO
METER
ARUS - DO ARUS
25
6.4 6.3
20
6.8 17
16 7.7
15 5.7
6.6 5.8 7.6
10 6.5 5.8 7.4 6.8 7.1
6.5 6.5 9.2 6 9.3 7.4 7.7 7.7 7.6
6.5 7.3 6.8 7.6 6.6
6.1 7
5 4.5 5
4 3.2 4 4
2.5 2.3 2.3 2 2 1.7 1 1
1 1 1
0
00 :0
0
:0
0
:0
0 00 00 00 00 00 :0
0
:0
0
:0
0
1 7: 1 9 2 1 2 3 1: 3: 5: 7: 9: 1 1 1 3 1 5
Gambar 13. Grafik hubungan Arus dan Oksigen terlarut di PPI Donggala.
28
Dari grafik di atas hasil pengukuran yang telah dilakukan hubungan Arus
dan Oksigen terlarut, Arus tertinggi yaitu 17 m pada pukul 03:00 dan yang
terendah pada pukul 17:00, 06:00, 12:00, 15:00, 16:00 yaitu 1 m. Kisaran oksigen
terlarut yaitu 8-56 cm, Oksigen terlarut tertinggi yaitu 7,7 pada pukul 15:00 dan
16:00 dan yang terendah pada pukul 21:00 yaitu 5,7. Arus. juga berperan dalam
percampuran kolom air sehingga kadar oksigen yang konstan dapat dipertahankan
oksigenasi air, juga dapat merugikan yaitu dengan mengurangi penetrasi cahaya
matahari kedalam laut, sehingga dapat merintangi proses fotosintesa yang dapat
Disamping faktor tersebut di atas, ada satu lagi faktor ekologi abiotik yang
penting yaitu diffusi pusaran. Diketahui bahwa diffusi oksigen ke dalam air sangat
lambat, maka bisa dipercepat dengan adanya diffusi pusaran. Diffusi pusaran
dimungkinkan karena adanya kecepatan arus yang berbeda, arus yang menabrak
rintangan di bawah permukaan laut. gerak gelombang dan arus konveksi (REID
1974). Pusaran ini terbentuknya secara acak, mengarah kesemua jurusan dan me-
29
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Tengah. hari Sabtu dan Minggu, tanggal 27-28 April 2019, dapat disimpulkan di
bahwa ini:
5. Arus tertinggi 17 m.
5.2 Saran
agart tidak saling merebut untuk menggunakan dan dapat berjalan dengan lancar,
30
DAFTAR PUSTAKA
Daruwedho, H, Sasmito B dan Fauzi Janu A. 2016. Analisis Pola Arus Laut
Hartono. 2007. Jelajah Bumi dan Alam Semesta .Bandung : Citra Praya.
Universitas Indonesia.
HOOD, D.W. 1974. Chemical Cycles in the Sea. In: Oceanography : the Last
Swadaya.
31
MUNK, W. 1974 Tides. In : Oceanography : the Lost Frontier(R.C. Vetter, ed.).
: Djambatan.
Tanto, T. A, dkk 2017. Karakteristik Arus Laut Perairan Teluk Benoa - Bali.
Surinati, D. 2007. Pasang Surut Dan Energinya. Jurnal Oseana. Vol. XXXII, No.
1. : 15-22
Syahrijanna, A dan Sahabuddin. 2014. Kajian kualitas air pada budidaya udang
32
LAMPIRAN
33