Anda di halaman 1dari 12

PROGDI TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA

UJIAN AKHIR SEMESTER GASAL 2020/2021

Mata kuliah : Mikrobiologi Industri


Hari/tanggal : Selasa, 12 Januari 2021
Dosen : Dr. Ir. Fungki Sri Rejeki, MP
Waktu : 90 menit
Sifat : Buku Terbuka

1. a. Apakah yang dimaksud dengan fusi protoplas ?


b. Sebutkan keuntungan dan kerugian perbaikan genetik dengan teknik fusi
protoplas
c. Jelaskan secara singkat, teknik pelaksanaan fusi protoplas
d. Jelaskan secara singkat, faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan
teknik fusi protoplas pada masing-masing tahap.
Jawab
a. Protoplas adalah sel yang dinding selnya telah dihilangkan, tetapi membran sel dan
organ sel didalamnya masih lengkap dan masih dapat melakukan fungsi fisiologis
b. Keuntungan

1. Tidak memerlukan sifat kompetence sel, faktor seks maupun vektor


2. Memungkinkan transformasi dan rekombinasi genetik diantara strain mikrobia yang
secara taksonomi jauh
3. Dapat diterapkan pada mikrobia yang sifat genetik maupun biokimianya belum
diketahui
4. Kedua induk mempunyai peranan yang sama

Kekurangan

Rendahnya regenerasi tanaman dari protoplas, jarang sekali terjadinya pembentukan


kalus dari protoplas hasil hibridasi.
c. Teknik fusi protoplas dapat digunakan untuk mencampur sifat genetik dari spesies tanaman
yang sama ataupun dari spesies yang berbeda. Selain itu, teknik ini menguntungkan untuk
diterapkan dalam persilangan tanaman steril ataupun tanaman dengan siklus hidup yang
panjang. Untuk menginduksi atau mendukung terjadinya fusi protoplas dapat dilakukan
dengan pemakaian senyawa kimia seperti polietilen glikol (PEG) ataupun penggunaan arus
listrik untuk membantu fusi (elektrofusi).
d. Uji Uji konsentrasi penghambatan minimum : untuk menentukan konsentrasi terendah yang
mampu melakukan penghambatan

Uji ketahanan silang : untuk mengrtahui ada tidaknya ketahanan silang antara kedua induk
Uji interferensi : untuk mengetahui apakah diantara fungisida A dan B tidak terdapat reaksi
yang dapat menyebabkan hilangnya daya bunuh kedua pestisida tersebut, uji antar induk
juga dilakukan untuk mengetahui apakah tidak terdapat hubungan antar kedua induk yang
menyebabkan timbulnya ketahanan baru terhadap fungisida apabila ditumbuhkan bersama-
sama

2. a. Apakah yang dimaksud dengan metabolit primer dan metabolit sekunder ?


b. Jelaskan secara singkat, pengendalian produk metabolit primer yang merupakan
- Produk akhir dari proses metabolisme yang berupa jalur lurus
- Produk antara dari proses metabolisme yang berupa jalur lurus
- Produk akhir dari proses metabolisme yang berupa jalur cabang
Jawab
a. Metabolisme primer adalah hasil dari proses metabolisme energi dan merupakan kelanjutan
dari pertumbuhan mikroorganisme.
Metabolisme sekunder adalah hasil dari reaksi kompleks yang terjadi setelah tahap akhir dari
pertumbuhan primer.
b. Produk Akhir Jalur Lurus
Pada jalur reaksi metabolik sederhana yang tidak bercabang, produk akhir pada tingkat
konsentrasi tertentu. bertindak sebagai penghambat pada rrangkaian reaksi tersebut
Dengan membatasi sintesis produk akhir, maka produk antara akan terakumulasi

Produk Antara Jalur Lurus


Produk Akhir Jalur Bercabang
Pada jalur reaksi bercabang, produk akhir dari salah satu cabang dapat diproduksi secara
berlebihan atau diakumulasi, jika produksi produk akhir pada cabang lainnya ditekan atau
dicegah. Produksi asam amino esensial lisin oleh mutan auksotrop Corynebacterium
glutamicum yang kekurangan homoserin dehidrogenase

3. Jelaskan secara singkat tahapan proses pembuatan asam asetat. Jelaskan pula
pengendalian proses yang harus dilakukan sehingga dapat diperoleh produk yang
berkualitas
Jawab
Proses produksi asam asetat dapat dilakukan secara kimiawi dan biologis. Proses kimiawi
produksi asam asetat yang
banyak dilakukan adalah oksidasi butana. Untuk kebutuhan pangan, produksi asam asetat
harus dilakukan melalui
proses biologis, salah satunya adalah fermentasi dari bahan baku alkohol1,2)
. Fermentasi dilakukan dengan
menggunakan bakteri dari genus Acetobacter dalamkondisi aerobik. Salah satu spesies yang
banyak digunakan untuk
fermentasi asamasetat adalahAcetobacter aceti. Reaksi dasar fermentasi asamasetat adalah
seperti padaPersamaan
4. a. Apakah yang dimaksud dengan pengembangan galur dalam industri mikrobia ?
b. Sebutkan dan jelaskan secara singkat, tujuan dari pengembangan galur.
Jawab
a. pengembangan Galur adalah tanaman yang berasal dari hasil pemulihan yang telah
di seleksi dan di uji sifat unggulnya agar beni seragam dan stabil tetapi belum dilepas
sebagai varietas
Tujuan pegembagan galur yaitu untuk menghasilkan galur-galur yang homozigot
serta penampilan dan daya hasil Galur tersebut tetap baik seiring dengan
bertambahnya tingkat homozigositas yang biasa menurun.
b. Pengembangan galur untuk memperoleh mutan yang lebih unggul, yaitu :
 Murni, terbebas dari segala jenis organisme kontaminan, dan fage
 Dapat memproduksi sel vegetatif dan spora atau unit pro-pagasi lainnya
 Dapat tumbuh dengan subur dan sesegera mungkin setelah inokulasi dilakukan, dengan
fase lag yang pendek
 Menghasilkan produk tunggal dalam jumlah yang banyak, mudah dipanen, dan bebas dari
senyawa yang bersifat toksik

5. a. Apakah yang dimaksud dengan mutasi, mutan dan mutagen ?


b. Jelaskan secara singkat, jenis-jenis mutasi disertai dengan contohnya.
c. Apakah yang dimaksud dengan mutan auksotrop, dan jelaskan secara singkat cara
identifikasinya

Jawab
a. Mutasi adalah perubahan fenotipe (phenotype) tiba-tiba yang terjadi tidak dengan cara
rekombinasi. Mutasi merupakan perubahan dalam kromosom yang diwariskan
kegenerasi-generasi penerusnya. Mutan merupakan hasil dari proses mutasi. Mutagen
adalah agen fisik atau kimia yang mengubah bahan genetik, biasanya DNA, dari suatu
organisme dan dengan demikian meningkatkan frekuensi mutasi di atas tingkat latar
belakang alami.
Jadi, mutasi didefinisikan sebagai mutasi materi genetik (DNA) yang dapat diwariskan
secara genetis pada keturunannya. Mutagen adalah agen yang menyebabkan mutasi.
Sedangkan Mutan adalah manusia yang mengalamai mutasi.
b. Jenis-jenis mutasi, antara lain :
➢ Berdasarkan tingkatannya :
1) Mutasi gen.
Mutasi gen (mutasi titik), terjadi karena perubahan struktur basa pada DNA. Akibatnya
terjadi perubahan kodon sehingga mengubah urutan asam amino pada polipeptida yang
terbentuk. Dengan demikian akan mengganggu proses metabolisme sel dan sifat sel. Ada
3 kemungkinan yg dapat terjadi yaitu mutase tanpa arti, mutasi salah arti dan mutasi
diam.
2) Mutasi kromosom
Mutasi kromosom (aberasi kromosom) adalah mutasi yang menyebabkan terjadinya
perubahan pada jumlah dan struktur kromosom. Perubahan jumlah kromosom terbagi
menjadi dua, yaitu aneuploid dan euploid. Perubahan struktur kromosom, terdiri atas
delesi, duplikasi, inversi, dan translokasi.
➢ Berdasarkan tempat terjadinya :
1) Mutasi somatic
Mutasi somatik adalah mutasi yang terjadi pada sel-sel somatik. Bila perubahan sel
somatik demikian besar maka sel-sela dapat mati. Kalaupun dapat bertahan hidup sel
akan memiliki kelainan atau tak berfungsi secara normal. Apabila mutasi sel somatik
tidak meliputi daerah yang luas atau vital, mutasi ini cenderung tidak berbahaya. Namun
sebaliknya, bila terjadi pada area yang cukup luas dan vital, mutasi ini dapat mematikan.
2) Mutasi gametis
Mutasi gametis adalah mutasi yang terjadi sel germinal (gonad), dan terjadi pada
mahkluk hidup bersel banyak. Karena mutasi ini terjadi di sel gamet, maka akan
diwariskan ke keturunannya. Bila mutasi bersifat dominan, akan terekspresi pada
keturunannya. Namun sebaliknya, bila bersifat resesif mutasi tidak akan terlihat.
➢ Berdasarkan sumbernya
1) Mutasi alami
Mutasi alami adalah mutasi yang terjadi secara alami, biasanya disebabkan oleh sinar
kosmos, bantuan radio aktif, dan sinar ultraviolet. Mutasi ini basanya disebabkan oleh
sebab yang tidak jelas dalam metabolism sehingga terjadi kekeliruan dalam sintesis
bahan genetik.
2) Mutasi buatan
Mutasi buatan sengaja dibuat oeh manusia umumnya untuk tujuan tertentu, misalnya
dibidang budidaya, bibit dan lain-lain. Tidak ada perbedaan yang mendasar antara mutasi
alami dan buatan.
c. Mutan auksotrop adalah mutan biokimia yang tidak berkemampuan memproduksi enzim
yang terdapat dalam galur tetuanya sehingga memerlukan bahan pengganti untuk
pertumbuhannya.
Mutan auksotrop dapat diidentifikasi ketika suatu mutan kehilangan kemampuan untuk
menghasilkan senyawa organik tertentu seperti asam amino, nukleotida, vitamin, dan
lain-lain yang sangat penting untuk pertumbuhan mereka. Mutasi bertanggung jawab atas
hilangnya kemampuan ini. Oleh karena itu, organisme ini tidak dapat menghasilkan
senyawa organik tertentu, tidak seperti prototrof atau strain tipe liar mereka. Oleh karena
itu, ketika menumbuhkan auksotrof dalam media kultur, perlu untuk memberikan zat
pertumbuhan spesifik di luar minimum yang diperlukan untuk metabolisme dan
reproduksi normal dibandingkan dengan galur tipe liar dari mereka.

6. a. Jelaskan secara singkat isi dari makalah yang saudara buat.


b. Jelaskan pula, 3 produk yang ada dalam makalah saudara beserta tahapan pembuatan
dan
mikrobia yang terlibat
Jawab
a. Isi dari makalah yang saya buat yaitu membahas tentang sifat umum dari bahan baku ikan
beserta hasil olahannya, saya membuat makalah bahan baku ikan dengan memberikan
contoh seperti ikan kembung, ikan teri dan ikan nila, begitu juga hasil olahan yang saya
berikan adalah bekasam, kecap asin, peda, silase ikan dan juga terasi
b. 1.

Gambar 1. Bekasam
Alat-alat yang digunakan dalam pembuatan bekasam adalah wadah, pisau, talenan, panci
pengukus, dan baskom untuk merendam bahan baku.
Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan bekaam adalah nasi, garam dan ikan
nila.
Proses pembuatan bekasam adalah sebagai berikut :
1) Ikan dikelompokan berdasarkan jenis, ukuran, dan tingkat kesegarannya agar dapat
diperoleh produk ikan bekasem yang seragam dan bermutu baik.
2) Penyiangan ikan, dilakukan dengan cara membersihkan sisik dan membuang insang
serta isi perut ikan. Selanjutnya ikan di cuci hingga bersih, dan sebaiknya pencucian ikan
dilakukan dalam air mengalir agar kotoran, darah, maupun lendir yang berasal dari satu
ikan tidak mengenai ikan lainnya. Sisik ikan dibersihkan dengan menggunakan pisau
atau sikat kawat, tetapi harus diperhatikan jangan sampai bagian kulit ikan rusak. Isi
perut ikan dikeluarkan dengan cara menyayat bagian bawah tubuhnya (ventral) mulai
dari anus kea rah depan. Sebaiknya sayatan yang dibuat jangan terlalu besar, agar daging
ikan tidak hancur. Cara lain untuk memberihkan isi perut ikan adalah dengan menarik isi
perut melalui insang, dengan cara insang ditarik secara perlahan-lahan hingga isi perut
ikan turut terbawa ke luar. Untuk ikan berukuran besar dan gemuk sebaiknya dilakukan
pembelahan tubuh disepanjang garis punggungnya. Pembelahan ini dimaksudkan agar
bumbu dapat meresap secara merata keseluruh tubuh ikan. Ikan berukuran sedang cukup
disiangi tanpa perlu dibelah. Sedangkan iakan-iakan berukuran kecil cukup dicuci
sampai bersih dari kemungkinan adanya lendir maupun kotoran yang melekat.
3) Penambahan garam, dengan cara menaburkan garam secara merata ke seluruh
permukaan tubuh ikan. Sebaiknya digunakan garam yang bermutu baik (garam dengan
kandungan NaCL lebih dari 90%). Penggunaan garam demikian sangat menguntungkan,
sebab penetrasinya ke dalam tubuh ikan dapat berlangsung dengan cepat dan merata.
Jumlah garam yang digunakan 20% dari berat total ikan.
4) Masukan ikan yang telah digarami ke dalam belanga atau toples (atau sejenisnya) yang
kedap air. Sebaiknya penyimpanan ikan dalam belanga atau sejenisnya diatur
sedemikian rupa agar tidak ada ikan yang hancur, terutama ikan yang terletak di bagian
dasar wadah. Untuk menghindari kerusakan ini, sebaiknya tinggi tumpukan ikan tidak
melebihi 50 cm. selanjutnya ke dalam wadah tersebut di tambahkan air masak hingga
semua ikan terendam. Tutuplah belanga atau sejenisnya dan biarkan selama dua hari dua
malam, agar terjadi proses penetrasi garam kedalam tubuh ikan dan pengeluaran cairan
dari tubuh ikan.
5) Setelah 48 jam, seluruh tumpukan ikan segera dikeluarkan dari dalam belanga untuk
kemudian ditaburi dengan nasi atau sumber karbohidrat lain secara merata keseluruh
permukaan tubuh ikan. Selanjutnya ikan-ikan tersebut dimasukan kembali ke dalam
belanga sampai terjadi proses fermentasi. Waktu yang diperlukan untuk proses
fermentasi adalah 7-10 hari, yaitu sampai timbul aroma dan rasa asam ikan bekasam
yang khas.
6) Ikan bekasem yang telah selesai difermentasi dapat segera dimakan dengan atau tanpa
diberi bumbu tambahan dan siap untuk dikemas atau disimpan. Bila rasanya terlalu asin
karena pemberian garam yang berlebihan atau terlalu asam karena pemberian nasi
(karbohidrat) yang berlebihan, sebelum dikonsumsi ikan bekasem sebaiknya dicuci
dahulu dengan air bersih.

Ikan segar Penyortiran

Penyiangan

Garam Penggaraman 20%


Penyimpanan selama 48 jam

Pembongkaran

Penambahan

Lactobacillus Fermentasi selama 7-10 hari

Pengemasan

Penyimpanan Bekasam

Gambar 2. Diagram Alir Pembuatan Bekasam


Mikrobia yang Berperan dalam Pembuatan Produk
Lactobacillus merupakan salah satu bakteri anerobik yang dikenal dengan nama asam
laktat, dimanakan demikian karena pada umumnya dari spesies ini mampu mengubah
laktosa dan berbagai macam gula menjadi asam laktat (Lactic acid).
Klasifikasi ilmiah dari Lactobacillus adalah sebagai berikut (Dicks LM, et al, 2000) :
Kingdom : Bacteria
Division : Firmicutes
Class : Bacilli
Order : Lactobacillales
Family : Lactobacillaceae
Genus : Lactobacillus
Lactobacillus merupakan bakteri berbentuk batang, Gram positif dan katalase negatif.
Golongan Lactobacillus dari produk fermentasi ada yang menghasilkan gas selama
fermentasi (heterofermentatif) dan ada yang tidak menghasilkan gas (homofermentatif),
bersifat mesofilik, tumbuh pada kadar garam 6.5% dan pH 4.2-9.6 tidak berspora, non motil,
tumbuh optimum pada suhu 30-37°C, dan pH (4.4 – 8.0).
2. Alat yang digunakan dalam pembuatan kecap ikan
adalah pisau, alat penggiling ikan, wadah plastik, dan saringan.
Bahan yang digunakan dalam pembuatan kecap ikan adalah ikan, nanas dan garam.
Proses pembuatan kecap ikan adalah sebagai berikut :
1) Bahan baku ikan terlebih dahulu dilakukan penyiangan dan pencucian. Penyiangan
dilakukan pada bagian isi perut, insang, dan sisik, selanjutnya dilakukan pencucian
untuk menghilangkan sisasisa kotoran, lendir, dan darah yang mungkin terdapat pada
ikan.
2) Penggilingan, dilakukan dengan menggunakan alat penggiling daging. Lakukan
pemotongan pada ikan terlebih dahulu untuk memudahkan proses penggilingan.
3) Setelah halus, daging ikan dimasukan kedalam wadah yang bersih. Tambahkan ekstrak
yang berasal dari daging nenas. Dimana perbandingan ikan dan nenas adalah 1 : 5.
Selanjutnya wadah ditutup dengan baik dan biarkan selama 3 hari untuk memberikan
kesempatan terjadinya fermentasi daging ikan. Akibat proses fermentasi, akan terbentuk
cairan yang berasal dari tubuh ikan.
4) Penyaringan I, dilakukan dengan menggunakan kain kasa atau sejenisnya tujuannya
untuk memisahkan cairan yang dihasilkan dengan ampas yang ada.
5) Perebusan, cairan direbus sampai mendidih selama 30 menit. Selama perebusan dapat
dilakukan penambahan bumbu, agar kecap yang dihasilkan mempunyai rasa dan aroma
sesuai dengan yang diharapkan.
6) Penyaringan II, dilakukan dengan menggunakan kain kassa atau sejenisnya, tujuannya
untuk membersihkan kotoran yang timbul akibat penambahan bumbu. Sehingga
dihasilkan kecap ikan yang bening kekuningan atau sampai cokelat muda tanpa adanya
padatan maupun serpihan.
7) Pengemasan dilakukan menggunakan botol atau sejenisnya
Ikan segar Penyiangan

Pencucian

Pemotongan

Penggilingan

Ikan dengan
Pencampuran
ekstrak nanas 1:5

Pediococcus Fermentasi 100°C selama 3 hari

Penyaringan I

Perebusan 100°C selama 30 menit

Penambahan

Penyaringan II

Pengemasan

Penyimpanan Kecap Ikan

Gambar 3. Diagram Alir Pembuatan Kecap Ikan


Mikrobia yang Berperan dalam Pembuatan Produk
Pediococcus berbentuk bulat dan tersusun secara tertrat, tidak menghasilkan gas, tidak
berspora, katalase negatif, bersifat mesofilik, tumbuh pada kadar garam 6.5% dan pH 4.2-
9.6 dan optimum pada suhu 30 – 37 oC. Pediococcus merupakan bakteri asam laktat
homofermentatif, memecah gula menjadi asam laktat sampai mencapai konsentrasi 0,5 –
0,9%, dan tumbuh baik pada konsentrasi garam mencapai 5,5%.
3. Alat-alat yang digunakan dalam
pembuatan peda adalah bak atau baskom, peti, timbangan, rak penirisan, dan pemberat.
Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan peda adalah ikan kembung dan garam.
Proses pembuatan kecap ikan adalah sebagai berikut :
1) Pilih ikan yang mempunyai mutu dan kualitas baik dengan cara mengelompokan ikan
(sortasi ikan) berdasarkan jenis ikan, ukuran, dan tingkat kesegaran ikan. Tujuannya
untuk mendapatkan produk ikan peda yang relative seragam dan bermutu tinggi.
2) Penyiangan dilakukan pada bagian insang, sisik, dan isi perut. Cara penyiangan pada isi
perut dilakukan dengan cara menarik isi perut melalui insang secara perlahan-lahan
sampai seluruh isi perut tertarik keluar. Penyiangan isi perut melalui insang bertujuan
agar tidak merusak bentuk ikan dan tidak menyobek perut ikan. Mengeluarkan isi perut
ikan melalui sayatan di bagian bawah tubuh tidak dianjurkan, terutama pada ikan-ikan
berukuran kecil, karena daging yang terdapat disekitar sayatan tersebut biasanya akan
hancur selama proses pembuatan ikan peda berlangsung.
3) Ikan-ikan yang telah disiangi selanjutnya dicuci dengan cara memasukan ikan kedalam
wadah dan direndam kedalam air bersih yang mengalir. Tujuannya adalah untuk
membersihkan darah, lendir, dan kotoran lain yang masih melekat pada tubuh ikan.
4) Tiriskan beberapa saat ikan yang telah dicuci lalu timbang berat ikan untuk menentukan
banyaknya garam yang digunakan.
5) Penggaraman, dengan persentasi garam yang digunakan 20%-30% dari berat bersih
ikan. Dilakukan dengan cara ikan dan garam diletakan berselang seling dalam wadah
plastik (ember plastik) atau sejenisnya yang kedap air. Pada lapisan paling bawah dan
paling atas taburkan garam hingga membentuk lapisan setebal 1 cm-2 cm untuk
mencegah penyusupan bakteri pembusuk atau lalat yang ingin bertelur. Selanjutnya
wadah ditutup rapat dan proses penggaraman berlangsung 3-7 hari. Pusat Pendidikan
Kelautan dan Perikanan 16 Mengolah Produk Perikanan dengan Fermentasi
6) Setelah selesai proses penggaraman, wadah dibuka dan ikan dibersihkan dari sisa garam
yang mungkin masih menempel pada tubuh ikan. Pembersihan dilakukan dengan air
garam yang terdapat pada proses penggaraman. Selanjutnya ikan ditiriskan selama 2 – 3
jam sambil terus dibolak balik agar tirisnya merata dan hindarkan ikan dari hinggapan
lalat.
7) Ikan yang telah tiris kemudian dimasukan kedalam peti atau keranjang yang bersih (atau
sejenisnya misalnya wadah bamboo/besek) dan untuk menjaga agar kondisi lingkungan
tetap kering, sebaiknya bagian dalam peti atau keranjang dilapisi kertas atau daun pisang
kering. Setelah ikan disusun dengan rapih, peti atau keranjang ditutup dengan baik dan
biarkan di tempat kering agar terjadi proses fermentasi dan lama proses fermentasi
sekitar 1- 2 minggu. Proses fermentasi dianggap selesai bila telah tercium aroma ikan
peda yang khas, tekstur dagingnya lembut dan berwarna merah kecoklat-coklatan.
8) Untuk meningkatkan daya awet ikan peda, setelah proses fermentasi sebaiknya
dilakukan penirisan selama 6 jam. Dimana tujuannya adalah agar proses fermentasi
benar-benar terhenti sehingga daya awet ikan peda lama, yaitu bertahan sampai 6 bulan.

Ikan segar Sortasi

Penyiangan

Air bersih Pencucian I

Penirisan I

Garam Penggaraman 20%-30%

Air garam Pencucian II selama 2-3 jam

Pengaturan

Acinetobacter Fermentasi (1-2 minggu)

Penirisan II selama 6 jam

Pengemasan Peda

Gambar 4. Diagram Alir Pembuatan Peda


b. Mikrobia yang Berperan dalam Pembuatan Produk
Acinetobacter memiliki klasifikasi ilmiah sebagai berikut :
Kingdom : Bacteria
Fillum : Proteobacteria
Class : Gammaproteobacteria
Ordo : Pseudomonadales
Family : Moraxellaceae
Genus : Acinetobacter
Acinetobacter pendek, gemuk, gram negatif (tapi kadang-kadang sulit untuk destain)
batang, biasanya 1,0-1,5 dengan 1,5 sampai 2,5 mm fase pertumbuhan logaritmik tetapi
sering menjadi lebih coccoid dalam fase stasioner. Memasangkan atau clustering sel sering
terjadi. Pewarnaan Gram variabilitas, serta variasi ukuran sel dan pengaturan, yang sering
dapat diamati dalam budaya murni tunggal. Acinetobacter biasanya bentuk halus, kadang-
kadang berlendir, kuning pucat keabu-abuan putih koloni pada media padat, meskipun
beberapa strain lingkungan yang menghasilkan pigmen coklat diffusible telah diuraikan

Anda mungkin juga menyukai