MANAJEMEN ELIMINASI
Erna Yulia
Heny Febrianty
Sri Oktaviani
Tira Yuniar
2019/2020
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di
akhirat nanti.
Saya tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah
ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Halaman Cover
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang………………………………………………………..…
Rumusan Masalah………………………..…………………..………
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian
Eliminasi………………………………………………………………
B. Kebutuhan
Eliminasi………………………………………………………………
D. Proses Berkemih
Kesimpulan…..……………………………………………………
Saran …………………………………………………………………
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Eliminasi adalah proses pembuangan sisa metabolisme tubuh baik berupa
urin atau bowel (feses). Eliminasi yang teratur dari sisa-sisa produksi usus penting
untuk fungsi tubuh yang normal. Perubahan pada eliminasi dapat menyebabkan
masalah pada gastrointestinal dan bagian tubuh yang lain. Karena fungsi usus
tergantung pada keseimbangan beberapa faktor, pola eliminasi dan kebiasaan
masing-masing orang berbeda.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu eliminasi?
5. Faktor apa saja yang mempengaruhi eliminasi urine dan eliminasi alvi?
A. Pengertian Eliminasi
Eliminasi adalah proses pembuangan sisa metabolisme tubuh baik berupa urin
atau bowel (feses). Miksi adalah proses pengosongan kandung kemih bila
kandung kemih terisi. Sistem tubuh yang berperan dalam terjadinya proses
eliminasi urine adalah ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra.
Proses ini terjadi dari dua langkah utama yaitu : Kandung kemih secara
progresif terisi sampai ketegangan di dindingnya meningkat diatas nilai ambang,
yang kemudian mencetuskan langkah kedua yaitu timbul refleks saraf yang
disebut refleks miksi (refleks berkemih) yang berusaha mengosongkan kandung
kemih atau jika ini gagal, setidak-tidaknya menimbulkan kesadaran akan
keinginan untuk berkemih. Meskipun refleks miksi adalah refleks autonomik
medula spinalis, refleks ini bisa juga dihambat atau ditimbulkan oleh pusat
korteks serebri atau batang otak.
Kandung kemih dipersarafi araf saraf sakral (S-2) dan (S-3). Saraf sensori dari
kandung kemih dikirim ke medula spinalis (S-2) sampai (S-4) kemudian
diteruskan ke pusat miksi pada susunan saraf pusat. Pusat miksi mengirim signal
pada kandung kemih untuk berkontraksi. Pada saat destrusor berkontraksi spinter
interna berelaksasi dan spinter eksternal dibawah kontol kesadaran akan berperan,
apakah mau miksi atau ditahan.
Defekasi adalah proses pengosongan usus yang sering disebut buang air
besar terdapat dua pusat yang menguasai refleks untuk defekasi, yang
terletak dimedula dan sum sum tulang belakang.
a. Ginjal
Ginjal merupakan organ retro peritoneal yang terdiri atas ginjal sebelah
kanan dan kiri tulang punggung. Ginjal berperan sebagai pengatur komposisi dan
volume cairan dalam tubuh. Ginjal juga menyaring bagian dari darah untuk
dibuang dalam bentuk urine sebagai zat sisa yang tidak diperlukan oleh tubuh.
Bagian ginjal terdiri atas nefron, yang merupakan unit dari struktur ginjal yang
berjumlah kurang lebih satu juta nefron. Melalui nefron, urine disalurkan kedalam
bagian pelvis ginjal kemudian disalurkan melalui ureter ke kandung kemih.
Merupakan sebuah kantong yang terdiri dari otot halus yang berfungsi
sebagai penampung urine. Dalam kandung kemih, terdapat lapisan jaringan otot
yang memanjang ditengah dan melingkar disebut sebagai detrusor dan berfungsi
untuk mengeluarkan urine. Penyaluran rangsangan ke kandung kemih dan
rangsangan motoris ke otot lingkar bagian dalam diatur oleh sistem simpatis
c. Uretra
D. Proses Berkemih
Mekanisme berkemih terjadi karena vesika urinaria berisi urine yang dapat
menimbulkan rangsangan pada saraf-saraf di dinding vesika urinaria. Kemudian
rangsangan tersebut diteruskan melalui mesula spinalis kepusat pengontrol
berkemih yang terdapat di korteks serebra. Selanjutnya, otak memberikan impuls
melalui medula spinalis ke neuromotoris di daerah sakra, kemudian terjadi
koneksasi otot detrusor dan relakssasi otot sphincter internal.
c). Psikologis
i). Pengobatan
a. Usia
Pada usia bayi defiksasi belum berkembang sedangkan pada usia manula kontrol
defiksasi menurun.
b. Diet
c. Intake cairan
Intake cairan yang kurang akan menyebabkan feses menjadi keras, disebabkan
karena absorpsi cairan meningkat.
d. Aktivitas
Tonus otot abdomen, pelvis, dan diafragma akan sangat membantu proses
defekasasi. Gerakan peristaltic akan memudahkan bahan feses bergerak sepanjang
kolon.
e. Fisiologis
Posisi jongkok merupakan posisi yang normal saat melakukan defeksasi. Toilet
modern di rancang untuk memfasilitasi posisi ini, sehingga memungkinkan
individu untuk duduk tegak kearah depan, mengeluarkan tekanan intra abdomen
dan mengeluarkan kontraksi otot – otot pahanya (Wartonah , 2004)
a. Retensi, yaitu adanya penumpukan urine didalam kandung kemih dan ketidak
sanggupan kandung kemih untuk mengosongkan diri.
c. Enuresis, Sering terjadi pada anak-anak, umumnya terjadi pada malam hari
(nocturnal enuresis), dapat terjadi satu kali atau lebih dalam semalam.
f. Polyuria, Produksi urine abnormal dalam jumlah besar oleh ginjal, seperti 2.500
ml/hari, tanpa adanya peningkatan intake cairan.
c. Diare, merupakan BAB sering dengan cairan dan feses yang tidak berbentuk.
Isi intestinal melewati usus halus dan kolon sangat cepat. Iritasi di dalam kolon
merupakan faktor tambahan yang menyebabkan meningkatkan sekresi mukosa.
Akibatnya feses menjadi encer sehingga pasien tidak dapat mengontrol dan
menahan BAB.
d. Inkontinensia fecal, yaitu suatu keadaan tidak mampu mengontrol BAB dan
udara dari anus, BAB encer dan jumlahnya banyak. Umumnya disertai dengan
gangguan fungsi spingter anal, penyakit neuromuskuler, trauma spinal cord dan
tumor spingter anal eksternal. Pada situasi tertentu secara mental pasien sadar
akan kebutuhan BAB tapi tidak sadar secara fisik. Kebutuhan dasar pasien
tergantung pada perawat.
b. Inkontinensia urin
c. Diare
1). BAB sering dengan cairan dan feses yang tidak berbentuk
2). Isi intestinal melewati usus halus dan kolon sangat cepat
4). Feses menjadi encer sehingga pasien tidak dapatmengontrol dan menahan
BAB.
d. Inkontinensia Fekal
3). Gangguan fungsi spingter anal, penyakit neuromuskuler, trauma spinal cord
dan tumor spingter anal eksternal
e. Flatulens
2). Dinding usus meregang dan distended, merasa penuh, nyeri dan kram.
3). Biasanya gas keluar melalui mulut (sendawa) atau anus (flatus)
f. Hemoroid
1). pembengkakan
PENUTUP
A. Kesimpulan
Eliminasi merupakan proses pembuangan dan terdiri dari eliminasi uri dan
eliminasi alvi. Organ yang berperan dalam proses eliminasi urin adalah ginjal,
kandung kemih, uretra. Gangguan eliminasi urin misalnya retensi urin,
inkontinensia urine dan enuresis .
Gangguan eliminasi urine dan fecal dapat di bantu dgn menggunakan pispot
dan urinal, memasang kateter sementara dan memasang kateter menetap.
B. Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau
referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca sudi memberikan kritik dan saran
yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan penulisan
makalah di kesempatan- kesempatan berikutnya.
Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para
pembaca pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
c. Trisa , 2004, Kebutuhan Dasar Manusia Eliminasi BAB, Program Studi Ilmu
Keprawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara