Anda di halaman 1dari 35

KUIS PENGOLAHAN AIR LIMBAH

Jelaskan secara garis besar definisi dari pre treatment, primary treatment, secondary treatment, dan tertiary
treatment, advanced treatment dan berikan contoh proses pengolahan
Apa perbedaan MLSS dan MLVSS

Jelaskan secara garis besar proses secondary treatment yang kalian pilih sebagai alternatif
Apa yang dimaksud rasio BOD/COD dan bagaimana jika hasil yang diperolah nilai BOD/COD >0,5?

Pengolahan apa yang cocok jika nilai BOD> COD dan pengolahan apa yang cocok jika COD>BOD?

Apa perbedaan dari Bak sedimentasi U notch dan V notch ?


Apa yang dimaksud dengan kesetimbangan massa? Jelaskan
Jika Diketahui kriteria perencanaan bak ekualisasi :
Q = 15 m3 /hari
Td = 6 jam
Perbandingan panjang dan lebar = 2:1
Hitung volume efektif bak ekualisasi ..?
Perencanaan Bangunan Air Limbah
333D1223

MINGGU KE 7
PENGOLAHAN LUMPUR
DEFINISI DAN TAHAPAN PENGOLAHAN LUMPUR
Lumpur yang merupakan hasil dari proses pengolahan air limbah domestik
berpotensi mengandung mikroorganisme yang dapat membawa bibit penyakit
baik berupa organik maupun anorganik sehingga dapat bersifat toksik terhadap
manusia atau lingkungan
SEDIMENTASI
c. Sedimentasi Tipe 3, merupakan proses
pengendapan partikel dengan konsentrasi
a. Sedimentasi Tipe 1, merupakan tipe pengendapan yang lebih pekat. Partikel-partikel
partikel diskrit yang mengendap dengan kecepatan secara bersama-sama berinteraksi dan
konstan. Partikel tersebut mengendap langsung mengendap pada kecepatan
tanpa adanya proses pembentukan flok dengan pengendapan yang konstan. Pada bagian
partikel lainnya. atas zona terdapat batas yang
memisahkan antara massa partikel yang
b. Sedimentasi Tipe 2, merupakan pengendapan mengendap dengan air yang relatif lebih
partikel flokulan pada padatan tersuspensi. jernih.
Fenomena ini terjadi ketika partikel-partikel di d. Sedimentasi Tipe 4, merupakan
dalam air limbah domestik saling berinteraksi kelanjutan dari sedimentasi Tipe 3.
membentuk partikel yang lebih besar. Pembentukan Lumpur yang telah terendapkan dalam
flok tersebut menyebabkan bertambahnya massa proses sedimentasi Tipe 3 akan
padatan sehingga kecepatan pengendapan mengalami pemadatan sehingga
meningkat lebih cepat. diperoleh lumpur dengan kadar solid yang
lebih tinggi.
KLASIFIKASI BAKTERI
Berdasarkan sumber karbon dan energi
1. Heterotrophic microorganism, merupakan mikroorganisme yang menggunakan material organik
sebagai suplai kebutuhan karbon.
2. Autotrophs microorganism, merupakan mikroorganisme yang membutuhkan CO2 untuk
memenuhi suplai karbonnya.
3. Phototrops microorganism, merupakan mikroorganisme yang hanya mengandalkan cahaya
sebagai sumber energinya.
4. Chemotrops microorganism, merupakan mikroorganisme yang mengekstrak energi dari proses
oksidasi reduksi material organik atau anorganik.
5. Lithotrops microorganism, merupakan mikroorganisme yang mengekstrak energi dari proses
oksidasi material organik.
6. Organotrops microorganism, merupakan mikroorganisme yang mengekstrak energi dari proses
oksidasi material anorganik
HUBUNGAN HRT DAN SEDIMENTASI
SKEMA FENOMENA PENGENDAPAN
(1) THICKENING
• Tujuan untuk mengurangi kadar air di dalam lumpur. Hal ini
dilakukan agar dapat mengurangi volume total lumpur yang
harus diolah pada pengolahan selanjutnya
• Pada proses ini konsentrasi solid dapat mencapai 2-10%,
tergantung jenis lumpur masuk
GRAVITY THICKENING
• Gravity thickening biasanya dalam
bentuk silinder dengan
kedalaman±3.00 meter dengan dasar
berbentuk kerucut untuk
memudahkan pengurasan lumpur
dengan waktu detensi selama 1 hari.
• Tujuan penggunaan thickening adalah
mengurangi volume lumpur hingga
(30-60)% dan mengkonsentrasikan
solid underflow
• Mekanisme kerja flotation thickener FLOTATION THICKENER
yaitu: gelembung udara dilarutkan
dengan tekanan tinggi, kemudian
tekanan dibebaskan sehingga
gelembung udara naik dan menempel
pada gumpalan lumpur.
• Hal ini menyebabkan lumpur naik
keatas permukaan bak dan akhirnya
lumpur terkonsentrasi dan
tersisihkan.
• Tekanan tipikal pada reaktor ini
sebesar (345-483) kPa atau(3,4-4,8)
atm)
CENTRIFUGATION

• •Centrifugasi dibagi menjadi tiga yaitu


solid bowl decanter, basket type,
dannozzle separator.
• •Centrifugasi merupakan percepatan
dari proses sedimentasi dengan
bantuan gaya sentrifugal dan berkerja
secara kontinyu.
• •Alat ini juga dapat digunakan pada
tahapan dewatering
(2) STABILISASI
• Tujuan : untuk mendegradasi mikroorganisme
yang bersifat patogen, bau, dan pembusukan
material organik yang masih terkandung di
dalam lumpur.
• Stabilisasi lumpur dapat dilakukan dengan
menggunakan metode biologi baik anaerob
maupun aerob, kimia, dan fisika.
• Umumnya proses yang banyak digunakan
adalah pengeraman secara anaerobik
STABILISASI ANAEROBIK
• mengalirkan lumpur ke dalam ruang atau tangki yang kedap udara
sehingga oksigen tidak hadir dalam proses stabilisasi.
• Proses stabilisasi secara anaerob dilakukan dengan menggunakan
bantuan bakteri anaerob.
• Proses ini menghasilkan karbon dioksida dan gas metana yang dapat
dimanfaatkan.
• Parameter yang penting adalah temperatur, komposisi substrat dan
pH

.
STABILISASI ANAEROBIK
 Menghasilkan energi berupa biogas
metana (CH4) dari penguraian bahan-
bahan organik
 Sumber utama pembentukan gas
metan adalah asam asetat 70-80%,
H2 dan CO2
 Obligate acetilastic methanogenens
yang hanya menggunakan asam
asetat sebagai sumber energi
 Obligate hydrigenotropic
methanogenens yang menggunakan
H2 sebagai sumber energi dan CO2
sebagai sumber karbon
 Gas metan yang dihasilkan dari
konversi asam format dan methanol
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

 PH : 6,5-7,5
 Suhu : kondisi mesophilik berlangsung pada suhu antara 25-40
derajat celcius dengan suhu optimum 37C
 HRT: Bioreaktor melekat 1-10 hari ; Bioreaktor tersuspensi 10-60 hari
 Nutrisi: C:N = 25:1
STABILISASI AEROBIK

Metode stabilisasi lumpur secara aerob dilakukan dengan mensuplai sejumlah udara ke
dalam reaktor sehingga bakteri aerob dapat tumbuh dan mendegradasi material organik
dan sel mikroorganisme (endogenous respiration) yang terkandung di dalam lumpur. Proses
ini sama dengan proses yang ada pada pengolahan lumpur aktif. Proses stabilisasi aerob
membutuhkan waktu 10–20 hari untuk mencapai stabilisasi yang sempurna.

Kelebihan :Dibandingkan dengan stabilisasi anaerob, metode ini dinilai lebih efisien dan
efektif, biaya pengoperasian yang rendah, dan tidak menimbulkan bau.
Kekurangan: membutuhkan banyak energi listrik untuk suplai oksigen yang dibutuhkan oleh
mikroorganisme dalam menguraikan organik material di dalam lumpur.
STABILISASI DENGAN KAPUR

 Penambahan kapur ke dalam lumpur mengakibatkan aktifitas mikroorganisme terhenti, tetapi tidak mempengaruhi
kandungan senyawa organik dalam lumpur. Proses stabilisasi ini umumnya dilakukan untuk mengatasi masalah
bau yang timbul. Untuk menjamin lumpur tetap stabil, maka pH lumpur harus dipertahankan di atas pH 12.
 Metoda stabilisasi ini perlu pengawasan pH dan juga perlakuan pencampuran bahan kimia kapur dengan lumpur
secara baik agar pH lumpur homogen.
 Hasil pemekatan dengan sistem ini mencapai kadar padatan kering antara 3-6% atau kandungan air 94-97%
untuk lumpur kimia-fisika, sedangkan untuk lumpur campuran kimia-fisika-biologi kadar padatan kering hanya
mencapai 1-1,5% atau kandungan air 98,5-99%.
Kelebihan :pengoperasian mudah dan biaya operasional relatif rendah.
Kelemahan : terjadi pengurangan kandungan air atau volume lumpur. Pada pengoperasian sistem ini sering terjadi
perubahan nilai pH sehingga perlu dipantau terus menerus
(3) DEWATERING
• Tujuan : untuk mengurangi kadar kelembapan lumpur
• Namun, untuk mencapai proses penirisan yang efektif,
pengkondisian lumpur (sludge conditioning) harus
dipertimbangkan untuk direncanakan.
• Conditioning :untuk mempermudah proses pengikatan padatan
di dalam lumpur sehingga lebih mudah untuk dikeringkan.
• Conditioning : kimia anorganik ferric chloride, kapur (lime),
ferrous sulfate, dan alum. Ferric chloride dicampurkan ke dalam
lumpur bertujuan agar terhidrolisis di dalam air dan
mendestabilisasi padatan di dalam lumpur. Hal ini
menyebabkan padatan tersebut membentuk agregat sehingga
dapat meningkatkan konsentrasi padatan kering (dry solid
concentration) hingga mencapai 20–30%. Bahan
• kimia organik yang umum digunakan dalam pengkondisian
lumpur yakni polimer organik atau polyelectrolytes
• Tujuan : untuk memisahkan air dari lumpur dengan
BELT FILTER PRESS
menggunakan perbedaan tekanan dengan
menggunakan sabuk (belt) berjalan
• Prinsip kerja sistem ini adalah memberi tekanan
pada lumpur yang berada di antara lempengan-
lempengan filter (filter plate). Tekanan yang
diberikan menggunakan gaya hidrolik di kedua sisi
lempengan. Filter ini tersusun dari plate dan frame
filter yang berjumlah banyak, di mana bagian dalam
dari frame tersebut ditarik oleh filter kain yang
bersambungan. Setelah frame terkunci karena
tekanan hidrolik, lumpur akan tertekan masuk dari
tabung suplai ke dalam ruang filtrasi. Air yang
tersaring karena tekanan akan jatuh dari frame, Keuntungan :cake kering, kebutuhan energi
rendah, dan operasi yang terus menerus.
lumpur akan mengental karena kehilangan air dan
Kekurangannya :kehidupan media yang pendek,
tersisa dibagian dalam. dan tingkat filtrasi sensitif terhadap lumpur yang
masuk
Adapun tahapan perhitungan unit pengolahan belt
filter press, yakni:
A. Menghitung produksi lumpur rata-rata setiap
minggu
B. Menghitung kebutuhan pemrosesan padatan kering
setiap hari dan setiap jam
C. Menghitung ukuran belt filter press
D. Menghitung laju alir filtrat dengan
mengembangkan keseimbangan padatan dan
persamaan neraca air
SLUDGE DRYING BED (SDB)
• Prinsip bak pengering lumpur yaitu
mengeluarkan air lumpur melalui media
pengering secara gravitasi dan penguapan
sinar matahari.
• Bak pengering berupa bak dangkal yang
berisi media penyaring pasir, batu kerikil
sebagai penyangga pasir serta saluran air
tersaring (filtrat) dibagian bawah bak.
• Pada bagian dasar dibuat saluran
pembuangan air dan di atasnya diberi
lapisan kerikil dan lapisan pasir kasar.
Kelebihan : bak pengering lumpur adalah sistem
• Pengurangan kandungan air dalam
operasi yang mudah dan sederhana serta biaya
lumpur menggunakan sistem pengering
operasional rendah.
alami dengan matahari, maka air akan Kelemahan : bak pengering lumpur adalah
berkurang melalui saringan dan proses membutuhan lahan yang cukup luas dan sangat
penguapan. bergantung dengan cuaca.
SDB terdiri dari beberapa lapisan,
yaitu:
–Lapisan lumpur, dengan ketebalan
(20-30) cm
–Lapisan pasir, dengan ketebalan
(15–25) cm.
–Lapisan kerikil, dengan ketebalan
(15-30) cm.
–Lapisan drain, letaknya dibawah
kerikil untuk menampung resapan
air dari lumpur.
(4) DISPOSAL
• Lumpur kering yang disebut juga sludge cake dari
hasil pengolahan lumpur air limbah domestik
setelah melalui proses digesting sebenarnya sudah
merupakan humus sehingga dapat digunakan untuk
conditioning tanah tandus, dan dapat juga
digunakan sebagai landfill.
• Jika dikhawatirkan lumpur mengandung logam berat
dan B3, sebaiknya dijadikan tanah uruk yang
diatasnya ditanami tumbuhan yang bukan untuk
konsumsi manusia dan hewan ataupun untuk
landfill. ]
• Tumbuhan dapat difungsikan sebagai
phytoremediator untuk menyerap B3 dari tanah
urug tersebutdalam jangka panjang.
• Land Aplication : teknologi yang digunakan LAND APLICATION
sebagai bahan penyubur atau pemupukan
tanaman kelapa sawit dalam areal
perkebunan kelapa sawit itu sendiri.
• Dasar: Limbah cair kelapa sawit mengandung
unsur unsur yang dapat menyuburkan
tanaman
• Keuntungan:
1. Penghematan penggunaan pupuk
2. Memperbaiki struktur tanah
3. Meningkatkan pertumbuhan akar
4. Meningkatkan kadar organik
5. Memperbaiki pH tanah
6. Meningkatkan kelembapan tanah

Anda mungkin juga menyukai