Makalah kd1
Makalah kd1
ELIMINASI URINE
Di susun dalam rangka memenuhi salah satu Tugas kelompok pada Mata Kuliah
Keperawatan Dasar 1
Dosen Pembimbing : Dedeh Husnaniyah,S.Kep.,Ns.,M.Kep
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena dengan segala kuasa-Nyalah penulis akhirnya bisa menyusun Karya Tulis Ilmiah
yang berjudul “Eliminasi Urine” ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini memiliki kekurangan dari jauh
dari kesempurnaan. Untuk itu, diperlukan kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
diharapkan dalam rangka perbaikan dan kesempurnaan.
Makalah ini disusun sebagai syarat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Keperawatan Dasar 1 dengan harapan menambah wawasan dan pengetahuan para pembaca
sehingga InsyaAllah dengan bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I.................................................................................................................................................4
TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................................................4
A.Definisi Eliminasi Urine...........................................................................................................4
B.Fisiologi Urine...........................................................................................................................4
C. Masalah-Masalah Pada Kebutuhan Eliminasi Urine.........................................................12
D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Eliminasi Urine....................................16
E. Teknik-Teknik Pemenuhan Kebutuhan Eliminasi Urine...................................................18
BAB III............................................................................................................................................21
PENUTUP.......................................................................................................................................21
KESIMPULAN...........................................................................................................................21
SARAN........................................................................................................................................21
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
B.Fisiologi Urine
1. Ginjal
Kedudukan ginjal terletak dibagian belakang dari kavum abdominalis di belakang
peritonium pada kedua sisi vertebra lumbalis III, dan melekat langsung pada dinding abdomen.
Bentuknya seperti biji buah kacang merah (kara/ercis), jumlahnaya ada 2 buah kiri dan kanan,
ginjal kiri lebih besar dari pada ginjal kanan. Pada orang dewasa berat ginjal ± 200 gram. Dan
pada umumnya ginjal laki – laki lebih panjang dari pada ginjal wanita. Satuan struktural dan
fungsional ginjal yang terkecil di sebut nefron. Tiap – tiap nefron terdiri atas komponen
vaskuler dan tubuler.
Komponen vaskuler terdiri atas pembuluh – pembuluh darah yaitu glomerolus dan kapiler
peritubuler yang mengitari tubuli. Dalam komponen tubuler terdapat kapsul Bowman, serta
tubulus – tubulus, yaitu tubulus kontortus proksimal, tubulus kontortus distal, tubulus
pengumpul dan lengkung Henle yang terdapat pada medula. Kapsula Bowman terdiri atas
lapisan parietal (luar) berbentuk gepeng dan lapis viseral (langsung membungkus kapiler
golmerlus) yang bentuknya besar dengan banyak juluran mirip jari disebut podosit (sel berkaki)
atau pedikel yang memeluk kapiler secara teratur sehingga celah – celah antara pedikel itu
sangat teratur.
Kapsula bowman bersama glomerolus disebut korpuskel renal, bagian tubulus yang keluar
dari korpuskel renal disabut dengan tubulus kontortus proksimal karena jalannya yang berbelok
– belok, kemudian menjadi saluran yang lurus yang semula tebal kemudian menjadi tipis
disebut ansa Henle atau loop of Henle, karena membuat lengkungan tajam berbalik kembali ke
korpuskel renal asal, kemudian berlanjut sebagai tubulus kontortus distal.
a. Bagian – Bagian Ginjal
Bila sebuh ginjal kita iris memanjang, maka aka tampak bahwa ginjal terdiri dari tiga
bagian, yaitu bagian kulit (korteks), sumsum ginjal (medula), dan bagian rongga ginjal (pelvis
renalis).
1) Kulit Ginjal (Korteks)
Pada kulit ginjal terdapat bagian yang bertugas melaksanakan penyaringan darah yang
disebut nefron. Pada tempat penyarinagn darah ini banyak mengandung kapiler – kapiler darah
yang tersusun bergumpal – gumpal disebut. Tiap glomerolus dikelilingi oleh simpai bownman,
dan gabungan antara glomerolus dengan simpai bownman disebut badan malphigi. Penyaringan
darah terjadi pada badan malphigi, yaitu diantara glomerolus dan simpai bownman. Zat – zat
yang terlarut dalam darah akan masuk kedalam simpai bownman. Dari sini maka zat – zat
tersebut akan menuju ke pembuluh yang merupakan lanjutan dari simpai bownman yang
terdapat di dalam sumsum ginjal.
2) Sumsum Ginjal (Medula)
Sumsum ginjal terdiri beberapa badan berbentuk kerucut yang disebut piramid renal.
Dengan dasarnya menghadap korteks dan puncaknya disebut apeks atau papila renis, mengarah
ke bagian dalam ginjal. Satu piramid dengan jaringan korteks di dalamnya disebut lobus ginjal.
Piramid antara 8 hingga 18 buah tampak bergaris – garis karena terdiri atas berkas saluran
paralel (tubuli dan duktus koligentes). Diantara pyramid terdapat jaringan korteks yang disebut
dengan kolumna renal. Pada bagian ini berkumpul ribuan pembuluh halus yang merupakan
lanjutan dari simpai bownman. Di dalam pembuluh halus ini terangkut urine yang merupakan
hasil penyaringan darah dalam badan malphigi, setelah mengalami berbagai proses.
3) Rongga Ginjal (Pelvis Renalis)
Pelvis Renalis adalah ujung ureter yang berpangkal di ginjal, berbentuk corong lebar.
Sabelum berbatasan dengan jaringan ginjal, pelvis renalis bercabang dua atau tiga disebut
kaliks mayor, yang masing – masing bercabang membentuk beberapa kaliks minor yang
langsung menutupi papila renis dari piramid. Kliks minor ini menampung urine yang terus
kleuar dari papila. Dari Kaliks minor, urine masuk ke kaliks mayor, ke pelvis renis ke ureter,
hingga di tampung dalam kandung kemih (vesikula urinaria).
b. Fungsi Ginjal :
1) Mengekskresikan zat – zat sisa metabolisme yang mengandung nitrogennitrogen, misalnya
amonia.
2) Mengekskresikan zat – zat yang jumlahnya berlebihan (misalnya gula dan vitamin) dan
berbahaya (misalnya obat – obatan, bakteri dan zat warna).
3) Mengatur keseimbangan air dan garam dengan cara osmoregulasi.
4) Mengatur tekanan darah dalam arteri dengan mengeluarkan kelebihan asam atau basa.
c. Tes Fungsi Ginjal :
Bila kerusakan pada glomerolus atau tubulus, maka protein dapat bocor masuk ke dalam urine
2) Mengukur konsentrasi urenum darah
Bila ginjal tidak cukup mengeluarkan urenum maka urenum darah naik di atas kadar normal
(20 – 40) mg%.
3) Tes konsentrasi
Dilarang makan atau minum selama 12 jam untuk melihat sampai seberapa tinggi berat
jenisnya naik.
1) Peredaran Darah
Ginjal mendapat darah dari aorta abdominalis yang mempunyai percabangan arteria
renalis, yang berpasangan kiri dan kanan dan bercabang menjadi arteria interlobaris kemudian
menjadi arteri akuata, arteria interlobularis yang berada di tepi ginjal bercabang menjadi kapiler
membentuk gumpalan yang disebut dengan glomerolus dan dikelilingi leh alat yang disebut
dengan simpai bowman, didalamnya terjadi penyadangan pertama dan kapilerdarah yang
meninggalkan simpai bowman kemudian menjadi vena renalis masuk ke vena kava inferior.
2) Persyarafan Ginjal
Ginjal mendapat persyarafan dari fleksus renalis (vasomotor) saraf ini berfungsi untuk
mengatur jumlah darah yang masuk ke dalam ginjal, saraf ini berjalan bersamaan dengan
pembuluh darah yang masuk ke ginjal. Anak ginjal (kelenjar suprarenal) terdapat di atas ginjal
yang merupakan senuah kelenjar buntu yang menghasilkan 2(dua) macam hormon yaitu
hormone adrenalin dan hormon kortison.
2. URETER
Terdiri dari 2 saluran pipa masing – masing bersambung dari ginjal ke kandung kemih
(vesika urinaria) panjangnya ± 25 – 30 cm dengan penampang ± 0,5 cm. Ureter sebagian
terletak dalam rongga abdomen dan sebagian terletak dalam rongga pelvis. Lapisan dinding
ureter terdiri dari :
a. Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa)
b. Lapisan tengah otot polos
4. URETRA
Uretra merupakan saluran sempit yang berpangkal pada kandung kemih yang berfungsi
menyalurkan air kemih keluar. Pada laki- laki uretra berjalan berkelok – kelok melalui tengah –
tengah prostat kemudian menembus lapisan fibrosa yang menembus tulang pubis kebagia penis
panjangnya ± 20 cm. Uretra pada laki – laki terdiri dari :
1. Uretra Prostaria
2. Uretra membranosa
3. Uretra kavernosa
Lapisan uretra laki – laki terdiri dari lapisan mukosa (lapisan paling dalam), dan lapisan
submukosa.
Uretra pada wanita terletak dibelakang simfisis pubisberjalan miring sedikit ke arah
atas, panjangnya ± 3 – 4 cm. Lapisan uretra pada wanita terdiri dari Tunika muskularis (sebelah
luar), lapisan spongeosa merupakan pleksus dari vena – vena, dan lap ukosa (lapisan sebelah
dalam). Muara uretra pada wanita terletak di sebelah atas vagina (antara klitoris dan vagina)
dan uretra di sini hanya sebagai saluran ekskresi.
5. URINE (AIR KEMIH)
1. Sifat – sifat air kemih
- Jumlah eksresi dalam 24 jam ± 1.500 cc tergantung dari masuknya (intake) cairan serta faktor
lainnya.
- Warna bening muda dan bila dibiarkan akan menjadi keruh.
- Warna kuning terantung dari kepekatan, diet obat – obatan dan sebagainya.
- Bau khas air kemih bila dibiarkan terlalu lama maka akan berbau amoniak.
- Berat jenis 1.015 – 1.020.
- Reaksi asam bila terlalu lama akan menjadi alkalis, tergantung pada diet (sayur menyebabkan
reaksi alkalis dan protein memberi reaksi asam).
2. Komposisi air kemih
- Air kemih terdiri dari kira – kira 95 % air
- Zat – zat sisa nitrogen dari hasil metabolisme protein asam urea, amoniak dan kreatinin
- Toksin
- Hormon
3. Mekanisme Pembentukan Urine
Dari sekitar 1200 ml darah yang melalui glomerolus setiap menit terbentuk 120 – 125
ml filtrat (cairan yang telah melewati celah filtrasi). Setiap harinyadapat terbentuk 150 – 180 L
filtart. Namun dari jumlah ini hanya sekitar 1% (1,5 L) yang akhirnya keluar sebagai kemih,
dan sebagian diserap kembali.
4. Tahap – tahap Pembentukan Urine
a. Proses filtrasi
Terjadi di glomerolus, proses ini terjadi karena permukaan aferent lebih besar dari
permukaan aferent maka terjadi penyerapan darah, sedangkan sebagian yang tersaring adalah
bagian cairan darah kecuali protein, cairan yang tersaring ditampung oleh simpai bowman yang
terdiri dari glukosa, air, sodium, klorida, sulfat, bikarbonat dll, diteruskan ke seluruh ginja.
b. Proses reabsorpsi
Terjadi penyerapan kembali sebagian besar dari glukosa, sodium, klorida, fosfat dan
beberapa ion karbonat. Prosesnya terjadi secara pasif yang dikenal dengan obligator reabsorpsi
terjadi pada tubulus atas. Sedangkan pada tubulus ginjal bagian bawah terjadi kembali
penyerapan dan sodium dan ion karbonat, bila diperlukan akan diserap kembali kedalam
tubulus bagian bawah, penyerapannya terjadi secara aktif dikienal dengan reabsorpsi fakultatif
dan sisanya dialirkan pada pupila renalis.
c. Augmentasi (Pengumpulan)
Proses ini terjadi dari sebagian tubulus kontortus distal sampai tubulus pengumpul.
Pada tubulus pengumpul masih terjadi penyerapan ion Na+, Cl-, dan urea sehingga
terbentuklah urine sesungguhnya. Dari tubulus pengumpul, urine yang dibawa ke pelvis renalis
lalu di bawa ke ureter. Dari ureter, urine dialirkan menuju vesika urinaria (kandung kemih)
yang merupakan tempat penyimpanan urine sementara. Ketika kandung kemih sudah penuh,
urine dikeluarkan dari tubuh melalui uretra.
5. Mikturisi
Peristiwa penggabungan urine yang mengalir melui ureter ke dalam kandung kemih.,
keinginan untuk buang air kecil disebabkan penanbahan tekanan di dalam kandung kemih
dimana saebelumnmya telah ada 170 – 23 ml urine. Miktruisi merupakan gerak reflek yang
dapat dikendalikan dan dapat ditahan oleh pusat – pusat persyarafan yang lebih tinggi dari
manusia, gerakannya oleh kontraksi otot abdominal yang menekan kandung kemih membantu
mengosongkannya.
6. Ciri – ciri Urine Normal
Rata – rata dalam satu hari 1 – 2 liter, tapi berbeda – beda sesuai dengan jumlah
cairan yang masuk. Warnanya bening oranye pucat tanpa endapan, baunya tajam, reaksinya
sedikit asam terhadap lakmus dengan pH rata – rata 6.
2. Inkontinensia Urine
Inkontinensia urine merupakan ketidakmampuan otot sphincter eksternal sementara
atau menetap untuk mengontrol ekskresi urine. Secara umum, penyebab dari inkontinensia
urine adalah proses penuaan, pembesaran kelenjar prostat, serta penuaaan kesadaran, serta
penggunaan obat narkotik.
Kemungkinan penyebab:
• Perubahan degeneratif pada otot pelfis dan struktur penunjang yang berhubungan dengan
penuaan.
• Tekanan intra abdominal tinggi (obesitas)
• Distensi kandung kemih
• Otot pelfis dan struktur penunjang lemah
Tanda-tanda inkontensia setres:
• Adanya urine menetes dengan peningkatan tekanan abdomen
• Adanya dorongan berkemih
• Sering miksi (lebih dari 2 jam sekali)
d. Inkotinensia Refleks : Merupakan keadaan dimana seseorang mengalami pengeluaran
urine yang tidak dirasakan<terjadi pada interval yang dapat diperkirakan bila volume
kandung kemih mencapai jumlah tertentu. Kemungkinan penyebab:
• Kerusakan neurologis (lesi medula spinalis)
Tanda-tanda Inkontinensia refleks:
• Tidak ada dorongan berkemih.
• Merasa bahwa kandung kemih penuh.
• Kontraksi atau spasme kandung kemih tidak di hambat pada interval teratur.
e. Inkontinensial fugsional : Merupakan keadaan seseorang yang mengalami pengeluaran
urine secara tanpa disadari dan tidak dapat diperkirakan. Kemungkinan penyebab:
• Kerusakan neurologis(lesi medula sepinalis)
Tanda-tanda inkontinensial fungsional:
• Adanya dorongan untuk berkemih
• Kontraksi kandung kemih cukup kuat untuk mengeluarkan
3. Enuresis
Enuresis merupakan ketidaksanggupan menahan kemih yang diakibatkan tidak
mampu mengontrol sphincter eksternal. Biasanya, enuresis terjadi pada anak atau otang
jompo. Umumnya enuresis terjadi pada malam hari.
Faktor penyebab:
• Kapasitas vesika urinaria lebih besar dari normal
• Vesika urinaria peka ransang, dan seterusnya tidak dapat menampung urine dalam jumlah
besar
• Suasana emosional yang tidak menyenangkan di rumah
• Infeksi saluran kemih, perubahan fisik, atau neorologis sistem perkemihan
• Makanan yang banyak mengandung garam dan mineral
• Anak yang takut jalan gelap untuk ke kamar mandi.
PENUTUP
KESIMPULAN
Eliminasi urin adalah kebutuhan dalam manusia yang esensial dan berperan
menentukan kelangsungan hidup manusia. Eliminasi dibutuhkan untuk
mempertahankan homeostasis tubuh.
Eliminasi urine bergantung pada efektivitas organ saluran kemih ; ginjal,ureter,
kandung kemih dan uretra.
SARAN
Dari pemaparan diatas, kami memberikan saran agar mahasiswa ataupun
petugas medis harus memahai kebutuhan eliminasi urin secara tepat dalam asuhan
keperawatan agar terhindar dari kesalahan dalam tindakan baik itu dirumah sakit
maupun di masyarakat yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
http://nurseviliansyah.blogspot.com/2015/01/kebutuhan-eliminasi-
urine.html#.XcJ7otWIbIU
http://infopengetahuan99.blogspot.com/2016/01/prosedur-pemenuhan-kebutuhan-
eliminasi.html
https://drive.google.com/file/d/0Bw14SDs-z2sgLU9WN08zemxOZnc/view?pli=1