Anda di halaman 1dari 10

Dogma Sentral

Anastasia Modi Susilo 102020080

Kelompok A4

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jl. Arjuna Utara No. 6 Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Telp. 021-56942061

Email: anastasia.102020080@civitas.ukrida.ac.id

Abstrak
DNA atau deoxyribonucleic acid adalah suatu polimer asam nukleat yang tersusun
secara sistematis dalam tubuh kita yang berfungsi membawa informasi genetik untuk
diturunkan ke anak selanjutnya atau ke keturunan berikutnya. Penyusun DNA ada beruba
fosfat deokribosa dan basa nitrogen yang secara keseluruhan masuk kedapam nukleotida.
Nantinya akan di satukan atau diikat oleh ikatan hydrogen untuk menyatukan kedua unsur
tersebut dan menghasilkan untai heliks ganda. DNA memiliki amino acid yang jika
dianalogikan dengan sebuah musik, sama saja berperan sebagai si pembuat musik tersebut
atau komposer. Jika ada kesalahan dalam pembuatan not- not nya sama saja seperti terjadinya
mutasi pada DNA kita. Di dalam DNA juga terdapat basa nitrogen yaitu purin dan pirimidin.
Pada skenario ini, penyakit huntington menjadi contoh dalam mutasi gen yang terjadi. Lalu
dibuatkan lagu dengan susunan peptidanya sehingga kita dapat lebih mengerti bagaimana
bahayanya penyakit ini yang bisa menyerang sistem saraf manusia.
Kata kunci: Basa nitrogen, DNA, dogma sentral, huntington, mutasi gen, nukleotida, purin,
pirimidin.

Abstract

DNA or deoxyribonucleic acid is a nucleic acid polymer which is systematically arranged in


our body which functions to carry information passed down to the next or to the next
generation. The constituent of DNA is a deocribose phosphate and a nitrogenous base which
as a whole enters the nucleotide. Later it will be joined or bound by hydrogen bonds to unite
the two elements and produce a double helix strand. DNA has amino acids which, when
analogous to music, are the same as playing the role of the music maker or composer. If
there is an error in manufacturing it is not the same as a mutation in our DNA. In DNA there
are also nitrogenous bases, namely purines and pyrimidines. In this scenario, Huntington's
disease becomes an example of the gene mutation that occurs. Then a song was made with
the peptide arrangement so that we could better understand how dangerous this disease can
attack the human nervous system.
Keywords: Nitrogen bases, DNA, central dogma, Huntington, gene mutations, nucleotides,
purines, pyrimidines.
PENDAHULUAN

I. Latar Belakang
Pada skenario ini lebih cederung membahas tentang dogma sentral yang merupakan
bagaimana DNA bekerja atau berubah menajadi kode-kode yang nantinya menyusun protein.
Jika dianalogikan, kita sebagai manusia bisa membuat not- not dalam rangkaian musik,
penemuan ini dilakukan oleh para ahli dari UCLA. DNA sendiri berfungsi membawa
informasi genetic yang nantinya akan diturunkan pada anak atau pada keturunan berikutnya.
DNA terdiri dari polimer asam nukleat yang bersatu dan terusun secara sitematis. Kerja DNA
terbagi menjadi tiga bagian yaitu replikasi, transkripsi, dan translasi. Ketiga tahap ini biasa
disebut dengan dogma sentral. Pada susunan DNA, bisa saja terjadi yang namanya mutasi
jika kita analogikan dengan musik, hal ini sama saja dengan kesalahan dalam pembentukan
not lagu sehingga lagu yang awalnya memiliki arti tersendiri menjadi berubah artinya
dikarenakan adanya kesalahan tersebut.

II. Skenario
They say that music is a universal language and that every human being, regardless of their
native tongue, can appreciate notes and chords, songs and symphonies. The notes on a page
are translated into sounds and songs by the musical instruments we use to play them. There is
another universal language: DNA, hidden deep within our cells, is the language of life. No
matter how different two human beings are on the outside, their cells contain the exact same
DNA building blocks: nucleotides containing the bases cytosine (C), thymine (T), adenine
(A), or guanine (G). Human beings have about three billion of these building blocks across
23 pairs of chromosomes. Chromosomes are just long strands of nucleotides packaged up
with protein. We can think of these nucleotides as notes, and the order in which they are
arranged helps create the symphony that makes us human. What would happen if you
combined our two universal languages: music and DNA? A group of researchers at UCLA
created a program that created music from a DNA sequence based on the protein that
encoded by the gene to explored this question in a fascinating way. The program transcribed
and then translated a gene, producing a protein sequence. Each of the 20 main amino acids
that you might find in a human protein was assigned to a specific three-note chord, so the last
step of the program read the amino acid sequence of that protein to create a musical
composition. The huntingtin gene is the DNA sequence associated with Huntington disease, a
very serious, inherited neurological disorder. Listen to the audio file of the huntingtin gene
that was created with this program.

(The audio file can be downloaded from uvc-fkik.ukrida.ac.id, in Agus Limanto class.)

Let’s continue with our music analogy by reading a short gene, turning it into mRNA
sequence (transcription), and then turning the mRNA sequence into a protein (translation),
which will give us a song title. This will be a small protein, which is often referred to as a
“peptide.” There are many peptides that are important in biological systems. Some peptides
are even used therapeutically as drugs or dietary substitutes. The artificial sweetener,
aspartame, is a di-peptide consisting of aspartic acid (abbreviated “D” for short) and
phenylalanine (abbreviated “F”). Here’s the template strand of the gene: 3’
TACCTCGCAACAATGATC 5’ Even the best musicians sometimes play a wrong note. And
even the best enzymes sometimes make mistakes. We can think about mutations in the DNA
as “wrong” notes, as we heard in the huntingtin example. Tis could be broadly applied to
many other genes. If you play the music from a wild-type protein at the same time as a
mutant protein, you would be able to hear the mutations—the places in the music where the
notes don’t match. If you did this with the fully functional hemoglobin A allele and the
sickle-cell anemia causing hemoglobin S allele, you would hear only one chord changed, but
at a crucial spot.

III. Identifikasi Istilah


1. DNA
sejenis biomolekul yang menyimpan dan menyandi instruksi-
instruksi genetika setiap organisme dan banyak jenis virus. Instruksi-instruksi genetika ini
berperan penting dalam pertumbuhan, perkembangan, dan fungsi organisme dan virus6

2. Protein Sequence
urutan sintesis protein yang terdiri dari replikasi, transkripsi, dan translasi.

3. Huntington disease
Penyakit Huntington merupakan penyakit dengan kelainan genetik yang mengakibatkan
terjadinya demensia progresif, gangguan motorik seperti korea, distonia, serta gangguan
psikiatri5
4. kromosom
Kromosom adalah sebuah molekul DNA panjang yang mengandung sebagian atau
seluruh materi genetik suatu organisme, 10

5. peptide
molekul yang terbentuk dari dua atau lebih asam amino, jika asam aminonya masih di bawah
50 melekul masih bisa disebut peptida. Jika diatas 50 di sebut protein. 7

6. amino acid
senyawa organik yang memiliki gugus fungsi karboksil  dan amina, serta rantai samping yaitu
gugus R yang spesifik untuk setiap jenis asam amino. 7

7. anemia
keadaan dimana jumlah sel darah merah/ hemoglobin dalam darah berada di bawah standard
normal. 9

8. Rumusan Masalah
DNA sebagai Bahasa universal yang analog dengan hipotesis

IV. Sasaran Belajar


1. mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan tentang dogmasentral
2. mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan tentang DNA
3. mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan mengenai mutasi gen
4. mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan mengenai huntington disease
5. mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan mengenai transkripsi, replikasi,
dan translasi
6. mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan mengenai basa nitrogen, puri
primidin

V. Hipotesis
DNA,RNA, atau protein analog dengan note balok

ISI

A. DNA
DNA berfungsi sebagai pewarisan sidat-sifat organisme induk. Didalam DNA
terdapat genom yang berfungsi untuk mensandi protein dan mengandung semua
informasi genetic yang telah dimilikinya. Mekanisme molekuler dari pewarisan harus
melibatkan replikasi yang artinya rantai DNA induk digunakan sebagai cetakan untuk
mensintesis Salinan DNA. 1
Mekanisme kerja DNA terdiri dari replikasi, transkripsi, dan translasi. Rangkaian
mekanisme ini biasa disebut dengan dogma sentral. Materi genetic yang terdapat
dalam DNA selalu siap atau selalu dalam keadaan aktif untuk melakukan kerjanya.
DNA memiliki dua fungsi utama yaitu membuat copy yang sesuai untuk dirinya pada
saat proses replikasi atau duplikasi, yang kedua berfungsi sebagai penerus kode-kode
informasi yang dimiliki pada awalnya ke mRNA pada waktu transkripsi. Informasi
yang telah di bentuk menjadi protein tidak bisa dibentuk kembali lagi ke awalnya
yaitu menjadi DNA kembali atau nama lainnya adalah bersifat irreversible.

B. DOGMA SENTRAL
Menurut Francis Crick dan George Gamov pada tahun 1957 dogma sentral adalah
proses penyimpanan dan pemindahan informasi genetik. Sedangkan menurut Yuwono
pada tahun 2013 mengatakan bahwa prinsip dogma sentral adalah menjadi penentu
jenis RNA yang selanjutnya akan diterjemahkan menajadi suatu protein.
Dogma sentral terdiri dari tiga tahap yaitu replikasi, transkripsi, dan translasi. Pada
tahap replikasi yang dilakukan adalah memasukkan DNA kepada setiap organisme,
lalu sesuai namanya yaitu transkripsi berguna menuliskan ulang DNA dalam bentuk
mRNA, lalu proses terakhir yaitu translasi bertujuan utnuk menerjemahkan mRNA
menjadi protein.
Sehingga, jika di urutkan dari awal proses dogma sentral adalah sebagai berikut :
DNA di replikasi lalu hasilnya akan di transkripsi menjadi RNA lalu akan di
translasikan menjadi protein. 2

C. REPLIKASI
Replikasi adalah suatu proses pengkopian rangkai molekul bahan genetik yang hasil
akhirnya akan mirip dengan induknya. Walaupun mirip, bahan genetik RNA berbeda
dengan replikasi molekul DNA. Replikasi DNA dimulai dari pangkal replikasi atau
origin of replication. Pangkal replikasi adalah satu bagian DNA yang mempunyai
urutan nukleotida yang spesifik. Sehingga protein yang memulai replikasi DNA akan
mengetahui dimana letak nukleotida tersebut lalu menempel pada DNA dan
memisahkan kedua untaian. Ada beberapa enzim yang mengkatalis tahap pembukaan
DNA yaitu enzim helikase, enzim single stranded DNA binding protein ( SBB), DNA
girase.
Komponen yang penting dalam replikasi DNA yaitu DNA cetakan yang terdiri dari
molekul DNA atau RNA yang akan direplikasi. Lalu yang kedua ada molekul deoksi
ribonukleotida yang terdiri dari dGTP, dCTP, dTTP, dan dATP. Deoksi
ribonukleotida ini terdiri dari basa purin dan pirimidin yaitu deoksiribosa ( gula 5-
karbon ) dan gugus fosfat. Lalu yang ketiga ada enzim polymerase yang berfungsi
untuk mengkatalisis nukleotida menjadi untaian DNA. Lalu yang ke empat ada enzim
primase yang berguna mengkatalisis suatu sintesis primer untuk awal mula replikasi
DNA. Lalu ada enzim yang berguna untuk membuka untaian DNA induk yaitu enzim
helikase dan girase. Lalu ada juga protein yang berguna untuk menstabilkan untain
DNA yang sudah terbuka tadi adalah kerja dari single strand bonding protein. Dan
yang terakhir adalah enzim ligase yang berfungsi untuk menyambungkan lagi
fragmen-fragmen DNA.
Dari semua komponen penting dalam proses replikasi ini, ada enzim utama yang
berperan atau yang paling berpengaruh pada proses replikasi yaitu enzim polymerase
yang berguna untuk mensintesis DNA baru dengan arah untaian 5’-3’. Jadi enzim ini
menambahkan nukleotida pada 3’ -OH yag dari awal sudah ada. Makanya diperlukan
RNA untuk menempelkan nukleotida pertama untuk memulai untai DNA baru.
Mekanisme replikasi terdiri dari beberapa tahap, yaitu denaturasi yang berfungsi
untuk memisahkan untaian DNA induk. Lalu yang kedua ada inisiasi yang berfungsi
untuk sintesis DNA. Yang ketiga ada pemanjangan untaian DNA. Lalu yang ke empat
ada ligasi fragmen-fragmen DNA, dan yang yang terakhir adalah terminasi. Sehingga
bisa disimpulkan bahwa replikasi dimulai pada tempat origin of replication dan
selesai pada terminator. 7

D. TRANSKRIPSI
Tahapan yang penting dalam ekpresi gen adalah transkripsi karena DNA
diterjemahkan menjadi kode basa nitrogen yang membentuk RNA yang bersifat untai
satu, lalu pada RNA basa Timin diartikan sebagai Urasil. Sehingga transkripsi
menurut Warianto pada tahun 2011 adalah proses sintesis RNA menggunakan salah
satu untai molekul DNA sebagai cetakan atau templatnya Ada perbedaan transkripsi
yang terjadi pada eukariotik dan pada prokariotik. Pada eukariotik rantai RNA dibawa
menuju ribosom untuk ditranslasikan menjadi gen. sedangkan pada prokariotik RNA
langusung ditranslasikan bahkan sebelum transkripsi selesai. Enzim yang berperan
dalam proses transkripsi adalah enzim RNA polymerase. Sama seperti replikasi,
transkripsi juga terdiri dari beberapa tahapan mekanisme kerja, yaotu inisiasi yang
diawali oleh promoter ( daerah DNA tempat RNA polymerase menempel ) berguna
untuk menentukna dari mana transkripsi dimulai dan menentukan yang mana dari
kedua rantai DNA yang akan digunakan untuk cetakan. Selanjutnya ada elongasi atau
pemanjangan yang berguna untuk menambahkan nukleotida ke ujung 3’ dari molekul
RNA. Lalu yang terakhir adalah terminasi atau pengakhiran yang mempunyai fungsi
sebagai titik akhir terjadinya transkripsi. Ada terminator yang merupakan urutan DNA
yang berguna menyelesaikan proses transkripsi. Pada eukariotaik transkripsi selesai
pada saat RNA polymerase terus melewati titik terminasi dan terlepas dari enzim
tersebut. Sedangkan pada prokariotik, transkripsi selesai ketika RNA polymerase
mencapai titik teriminasi. 2

E. TRANSLASI
Proses penerjemahan urutan basa nukleotida pada molekul mRNA menjadi sebuah
rangkaian asam amino yang menyusun protein. Proses berlangsungnya translasi
berada di sitoplasma dan ribosom. Penerjemah yang melakukan terjemahan kode kode
basa nukleotida adalah tugas dari RNAt karena dia membawa asama amino spesifik/
anticodon dari sitoplasma ke ribosom. Ada enzim aminoasil-RNAt sintase yang
berfungsi membantu melekatkan asam amino ke RNAt. Sama seperti replikasi dan
transkripsi sebelumnya, translasi juga memiliki mekanisme kerja dalam beberapa
tahap, yaitu yang inisiasi, elongasi, dan terminasi. pada tahap insiasi dan elongasi
dibutuhkan sebuah molekul yang miirp ATP karena pada tahap ini memerkukan
sejumlah energi. Maka dari itu disediakan gunaini triphospat atau GTP yang
fungsinya mirip dengan ATP. Berbeda dengan replikasi dan transkripsi, pada translasi
berhenti ketika ada tiga kodon yang telah terminasi mencapai posisi A pada ribosom,
ada pula kode tertentu untuk stop yaotu UAA, UGA, UAG. 6,7

F. HUNTINGTON DEASES
Merupakan kelainan genetic neurodegenerative yang mengakibatkan adanya
gangguan motoric, kognitif, dan psikiatri adalah pengertian dari penyakit huntington.
Penyebab adanya penyakit ini adalah karena ekspansi pengulangan sekuen
trinukleotida CAG yang mengakibatkan mutasi protein pada kromosom 4.
Penyakit ini bersifat autosomal dominan dan disebabkan oleh gen huntingtin.
Penyakit ini bisa menurun dari generasi ke generasi jadi bisa dari ayah turun ke
anaknya. Untuk melihat apakah seseorang membawa mutan alel atau tidak diperluka
pemerikasaan melalui tes genetic dan konseling. Tetapi pada tes genetic tidak bisa
diberi tahukan kapan tepatnya penyakit ini akan muncul pada anaknya jika hasil yang
tertera pada tes genetic adalah positif. Ada juga PET scan yang bisa mendeteksi
perubahan yang dialami oleh penderita, lalu ada modalitas neuroradiologi yang
berfungi untuk melakukan kontroling terhadap penyakit ini. Penyakit ini biasanya ada
pada rentang usian 30-50 tahun dan belum ada pengobatan yang pasti, tetapi dapat
dilakukan terapi simptomatik. 4,5

G. NUKLEOTIDA
Nukleotida banyak ditemukan pada jaringan organisme dan berperan aktif dalam
reaksi metabolisme. Nukleotida dapat berikatan satu sama lain dengan untaian 3’-5’
fosfodiester dan menghasilkan polinukleotida. Jika di polimerisasi ribonukleotida
akan menghasilkan RNA, berbeda dengan polimerisasi deoksiribunukleotida yang
akan menghasilkan DNA. Fungsi nukleotida dalam sel ada banyak yaitu sebagai
adenosin trifosfat atau ATP yang berfungsi sebagai sumber energi. Lalu ada GTP
yang menjadi kontrol reaksi endergonic sintesis protein, lalu berfungsi sebagai
koenzim ( koenzim a, NAD, NADP, dan FAD), lalu berperan sebagai regulasi
metabolisme yang gunanya merespon dari enzim kunci metabolisme ke konsentrasi
realtif. ( dari AMP, ADP, dan ATP), Lalu bisa juga sebagai monomer dari asam- asam
nukleat, lalu menjadi bagian dari RNA karena tanpa RNA tidak ada replikasi materi
genetic dan pembelahan sel, lalu yang terakhir pada nukleotida uridin, berperan
sebagai transformasi karbohidrat, dan masih banyak lagi fungsi nuleotida dalam sel
kita. 8

H. BASA NITROGEN
Merupakan senyawa organic yang terdiri dari nitrogen yang bersifat basa. Nitrogen
yang menyusun ada purin dan pirimidin. Pada purin disusun oleh dua cincin yaitu
cincin 5 dan cincin 6 yang pada masing- masing cincin tersebut mengandung dua
nitrogen. Berbeda dengan purin yang mengandung dua cincin, pada pirimidin hanya
mengandung satu cincin yaitu cincin enam yang berisi dua nitrogen didalamnya.
Ada banyak jenis purin dan pirimidin, tetapi ada empat purin pirimidin yang
mempunyai peran penting. Pada purin yaitu adenin, guanin, hipoxanthin, dan xanthin.
Pada adenin dan guanin bisa di temukan pada asam nukleat baik di DNA ataupun di
RNA. Berbeda dengan hipoxanthin dan xanthin yang bukan bagian dari asam nukleat
tapi senyawa yang mempunyai peran penting dalam biosintesis dan biodegradasi
nukleotida purin.
Pada purin unsur yang penting yaitu urasil, timin, sitosin, dan asam orotat. Urasil bisa
ditemukan di DNA ataupun di RNA. Tetapi tidak untuk Urasil yang hanya bsia
ditemukan di RNA, sedangkan timin hanya bisa ditemukan pada DNA. Ada satu
tempat yang terdapat timin dan urasil yaitu pada tRNA tertentu saja. 8

I. MUTASI GEN
Terjadinya perubahan sususan dalam gen dengan adanya perubahan struktur, jumlah
kormosom, hingga adanya perubahan sifat pada anakan atau produk keturunannya
merupakan pengertian dari mutasi. Jika dianalogikan dengan suatu rangkaian music,
mutasi seperti adanya kesalahan pada notes yang dibentuk sehingga musik tersebut
berubah artinya.

KESIMPULAN

Dari pembahasan diatas, dapat disimpulakan bahwa hipotesis dapat diterima karena pada
susunan DNA bisa dianalogikan dengan musik. DNA pada manusia jika di interpretasikan
dengan not lagu akan mengahasilkan suara yang menarik di dengar

DAFTAR PUSTAKA

1. Yuwono. 2013. Bioinformatika: Sebuah Pengantar. Fakultas Kedokteran Universitas


Sriwijaya. Palembang.
2. Warianto, C. 2011. Transkripsi pada Prokaryotik. Repository Unair. Surabaya
3. Alberts, B., Johnson, A., Lewis, J., Morgan, D., Raff, M., Roberts, K., & Walter, P.
(2015). Molecular Biology of The Cell (sixth). Garland Science, Taylor & Francis
Group, New York
4. Roos R. Huntington's disease: a clinical review. Orphanet Journal of Rare Diseases.
2010;5(1):40.
5. Niccolini F, Politis M. Neuroimaging in Huntington’s disease. World Journal of
Radiology. 2014;6(6):301.

6. Fesenmeier, S. Coding DNA into Music: An Alternate Way of Analysis. 2015;


7. Kusnaidi. 2010. Substansi Genetika. Direktori FPMIPA UPI. Bandung.
8. Podgorska, M., Kocbuch, K., Pawelczyk, T. 2006. Recent advances in studies on
biochemical and structural properties of equilibrative and concentrative nucleoside
transporters. Acta Biochim Pol. 52(4):749–758.
9. Harmening, Denise. (2009). Clinical Hematology and Fundamentals of Hemostasis.
F.A. Davis. ISBN 978-0-8036-1732-2.
10. Hammond CM, Stromme CB, Huang H, Patel DJ, Groth A (March 2017). "Histone
chaperone networks shaping chromatin function". Nature Reviews. Molecular Cell
Biology.

Anda mungkin juga menyukai