Anda di halaman 1dari 45

PUTUSAN

Nomor 286/Pdt.Sus-PHI/2020/PN.Jkt.Pst.

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PENGADILAN HUBUNGAN INDUSTRIAL pada Pengadilan Negeri


Jakarta Pusat, yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara Perselisihan
Hubungan Industrial pada tingkat pertama, telah menjatuhkan putusan sebagai
berikut dalam perkara gugatan antara :
VRISKA VIRGINIA LAHAMA, Warga Negara Indonesia, Karyawan Swasta,
beralamat di Griya Jakarta, Jalan Sawo I C2/33,
Pamulang Barat, Tangerang Selatan, Banten, dalam hal
ini memberikan kuasa kepada ARLIANTO, S.H., dan
ARIS PRATAMA, S.H., Para Advokat pada Kantor
“ARLIANTO & Partners”, Yang beralamat Jalan Kerinci
VIII No. 40, Kel. Gunung, Kec. Kebayoran Baru, Jakarta
Selatan, 12120, baik secara bersama-sama maupun
sendiri-sendiri, berdasarkan Surat Kuasa Khusus
tertanggal, 1 September 2020, selanjutnya disebut
sebagai PENGGUGAT ;

MELAWAN
PT. JAY GEE, yang diwakili oleh ROBIN JOHANES DE BRITTO MORAN,
selaku Direktur PT. Jay Gee, yang beralamat di KH. Wahid
Hasyim 79-81, Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat,
10350, dalam hal ini memberikan kuasa kepada LLYA
UTAMA SUMONO, S.H., IRAWATI CHANDRA, S.H., DIKI
ANDIKUSUMAH, S.H., LL.M., RUBEN A.P.
SOERATMAN, S.H., LL.M., HAIKAL HANIFAH, S.H.,
M.H., ANDI ALFIAN NURMAN, S.H., RIZKY ADHITYA
RAMADHAN, S.H., M.Kn., RIZKY RADITYA, S.H.,
ERNAMA SANTI, S.H. dan YASSER ANDI SAPADA,
S.H., Para Advokat dan Konsultan Hukum pada Kantor
Hukum “NURJADIN SUMONO MULYADI &
PARTNERS”, berkantor di Gedung Bursa Efek lndonesia,
Tower l, Lantai 26, Suite 2603, Jalan Jenderal Sudirman
Kav. 52- 53, Kawasan Niaga Terpadu Sudirman (SCBD),
Jakarta Selatan 12190, berdasarkan Surat Kuasa Khusus
tertanggal 10 November 2020, selanjutnya disebut sebagai
TERGUGAT;
Halaman 1 dari 45 Putusan Nomor 286/Pdt.Sus-PHI/2020/PN.Jkt.Pst.
Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat
tersebut;
Setelah membaca berkas perkara beserta surat-surat dalam perkara ini;
Setelah mendengar kedua belah pihak yang berperkara;
Setelah memeriksa bukti-bukti dari kedua belah pihak yang hadir di
persidangan;

TENTANG DUDUK PERKARA


Menimbang, bahwa Penggugat dengan surat gugatannya tertanggal 5
Oktober 2020 yang dilampiri anjuran atau risalah penyelesaian perselisihan, dan
didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan
Negeri Jakarta Pusat pada tanggal 20 Oktober 2020 di bawah Register Nomor
286/Pdt.Sus-PHI/2020/PN.Jkt.Pst, telah mengajukan gugatan yang pada
pokoknya adalah sebagai berikut :

1. Segala sesuatu yang telah diuraikan diatas secara mutatis mutandis


mohon dianggap juga sebagai bagian dalam pokok perkara;

2. Bahwa TERGUGAT adalah sebuah Perusahaan yang bergerak dibidang


Makanan & Minuman. TERGUGAT PT. Jay Gee alamat Kantor KH
Wahid Hasyim 79-81 Jakarta Pusat.

3. Bahwa PENGGUGAT adalah Karyawan yang bekerja pada TERGUGAT


dan menerima Upah/gaji setiap bulannya sebagai berikut:

 Gaji Pokok : Rp. 35.000.000


 Tunjangan Jabatan : Rp. 8.000.000
 Tunjangan Operasional : Rp. 5.000.000
 Tunjangan Habis Pakai : Rp. 2.000.000
Total Rp. 48.000.000 (empat puluh depan juta rupiah)

4. Bahwa pengakhiran Hubungan Kerja ini sejak PENGGUGAT Menerima


Surat Pemberhentian Bekerja tertanggal 30 Juni 2020, dimana
PENGGUGAT telah melewati masa Pecobaan bekerja selama 3 (tiga)
bulan lamanya yang berakhir pada April 2020. Secara sepihak dan tiba-
tiba, tanpa diberikan Surat Peringatan dan/ataupun Teguran dan juga
informasi sebelumnya, Pada tanggal 30 Juni 2020, PENGGUGAT
diberikan Surat Pemberhentian Bekerja dan diminta berhenti bekerja
Halaman 2 dari 45 Putusan Nomor 286/Pdt.Sus-PHI/2020/PN.Jkt.Pst.
pada hari itu juga, termasuk mengembalikan seluruh property kantor
yang diberikan kepada PENGGUGAT.;

5. Bahwa Undang-undang No.13 tahun 2003 Tentang Tenaga Kerja Pasal


51 menyebutkan :
 Perjanjian kerja dibuat secara tertulis atau lisan
 Perjanjian kerja yang dipersyaratkan secara tertulis dilaksanakan
sesuai dengan peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
Di dalam Penjelasan Undang-undang No.13 tahun 2003 Pasal 51
ayat (1) tersebut adalah “ pada prinsipnya perjanjian kerja dibuat
secara tertulis, namun melihat kondisi masyarakat yang beragam
dimungkinkan perjanjian kerja secara lisan.” Bahwa demikian
PENGGUGAT telah bekerja kepada TERGUGAT yang sudah
melewati masa percobaan tersebut, dan tidak ada pemberitahuan
atau informasi sebelumnya untuk pemberhentian masa kerja
PENGGUGAT. ;

A. PETITUM

1. Menyatakan sah dan berharga semua alat bukti yang diajukan


PENGGUGAT dalam perkara ini. ;

2. Menerima dan mengabulkan Gugatan PENGGUGAT untuk seluruhnya. ;

3. Menyatakan bahwa perselisihan antara Pengugat dengan TERGUGAT


adalah perselisihan pemutusan hubungan kerja. ;

4. Menyatakan Surat Anjuran No. 2033/-1.1835.3, tanggal 31 Agustus 2020


Mediator Dinas Tenaga Kerja Kota Administrasi Jarta Pusat tidak sah dan
batal demi hukum. ;

5. Menyatakan bahwa Surat TERGUGAT atas Pemberhentian


PENGGUGAT adalah tidak Patut dan tidak tidak berdasar adalah suatu
kesalahan TERGUGAT dan karena TERGUGAT tidak memperkerjakan
kembali PENGGUGAT. Maka sudah sepatutnya PENGGUGAT untuk
menerima Hak-haknya keseluruhan dari TERGUGAT. ;

6. Memerintahkan TERGUGAT membatalkan isi Surat Pemberhentian


Bekerja tertanggal 30 Juni 2020 dan membayar seluruh Pajak-Pajak
Halaman 3 dari 45 Putusan Nomor 286/Pdt.Sus-PHI/2020/PN.Jkt.Pst.
penghasilan PENGGUGAT yang tertunggak selama bekerja dengan
TERGUGAT sampai dengan adanya Putusan yang mengikat (inkrah)
atas perkara ini. ;

7. Memerintahkan TERGUGAT untuk membayar total Upah/gaji dan THR,


dan Pesangon yang belum dibayarkan untuk PENGGUGAT selama 7
(tujuh) bulan terhitung Juli 2020 sampai dengan januari dan termasuk
Gaji Februari, THR, dan Pesangon, dengan perincian sebagai berikut :

 Rp. 48.000.000 (Gaji beserta tunjangan Bulan Pebruari 2020)


 Rp. 48.000.000 x 7 = 336.000.000 ( Gaji pokok dan tunjangan )
 Rp. 48.000.000 (THR)
 Rp. 48.000.000 x 2 = 96.000.000 (Pesangon)
 Rp. 48.000.000 + 336.000.000 + 48.000.000 + 96.000.000=
528.000.000 (lima ratus dua puluh depan juta rupiah)

8. Mewajibkan TERGUGAT agar membayar DWANGSOM (Uang Paksa)


sebesar Rp. 5.000.000 (lima Juta Rupiah) setiap harinya sejak putusan
dibacakan sampai adanya putusan yang berkekuatan hukum tetap dan
final atas perkara ini. ;

9. Menghukum TERGUGAT untuk membayar biaya perkara ini.

10. Menyatakan putusan ini dapat dijalankan lebih dahulu (uitvoerbaar bij
voorraad) meskipun ada perlawanan banding, kasasi, maupun verzet

SUBSIDAIR:

Atau apabila Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Jakarta


Pusat berpendapat lain mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono);

Menimbang, bahwa pada hari persidangan yang telah ditentukan, untuk


Penggugat hadir didampingi Kuasanya ARLIANTO, S.H., dan ARIS
PRATAMA, S.H., Para Advokat pada Kantor “ARLIANTO & Partners”,
berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal, 1 September 2020, dan Tergugat
hadir kuasanya LLYA UTAMA SUMONO, S.H., IRAWATI CHANDRA, S.H.,
DIKI ANDIKUSUMAH, S.H., LL.M., RUBEN A.P. SOERATMAN, S.H., LL.M.,
HAIKAL HANIFAH, S.H., M.H., ANDI ALFIAN NURMAN, S.H., RIZKY
Halaman 4 dari 45 Putusan Nomor 286/Pdt.Sus-PHI/2020/PN.Jkt.Pst.
ADHITYA RAMADHAN, S.H., M.Kn., RIZKY RADITYA, S.H., ERNAMA
SANTI, S.H. dan YASSER ANDI SAPADA, S.H., Para Advokat dan Konsultan
Hukum pada Kantor Hukum “NURJADIN SUMONO MULYADI & PARTNERS”,
berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 10 November 2020;
Menimbang, bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 130 HIR Majelis
Hakim telah berusaha untuk mendamaikan kedua belah pihak yang berperkara
akan tetapi tidak berhasil, kemudian pemeriksaan perkara dilanjutkan dengan
membacakan surat gugatan Penggugat tanggal 11 Nopember 2020 yang isinya
tetap di pertahankan oleh Penggugat;
Menimbang bahwa terhadap gugatan Penggugat tersebut diatas,
Tergugat telah mengajukan Jawaban Pokok Perkara yang diwakili oleh
Kuasanya secara tertulis tertanggal, 18 November 2020 yang pada pokoknya
sebagai berikut :

DALAM EKSEPSI

EKSEPSI OBSCUUR LIBEL - GUGATAN PENGGUGAT MENGANDUNG CACAT FORMIL


TIDAK JELAS/KABUR

1. Bahwa Gugatan a quo yang diajukan oleh Penggugat mengandung cacat


formil gugatan
kabur dan tidak jelas (Obscuur Libel). Untuk memberikan kemudahaan
bagi Yang Mulia
Majelis Hakim untuk dapat mempertimbangkan dasar hukum posita dalam
Gugatan
Penggugat yang bertentangan dengan petitum Gugatan Penggugat, maka
Tergugat
akan uraikan dalil-dalil Penggugat sebagai berikut:
1.1. Bahwa dalam Posita pada butir No. 2 Gugatan Penggugat, Penggugat
mendalilkan "bahwa Gugatan ini adalah gugatan terhadap pemutusan
hubungan kerja sepihak yang timbul akibat adanya Surat Pemberhentian
Kerja tertanggal 30 Juni 2020 dari Perusahaan yang memperkerjakan
Penggugat....", dan dalam Posita butir No. 3, Penggugat dalam
mengajukan Gugatan, Penggugat berdasar pada ketentuan Pasal 1 angka
4 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian
Perselisihan Hubungan Industrial ("UU No. 2/2004") yang dikutip sebagai
berikut:

Pasal 1 angka 4 UU No. 2/2004:


Halaman 5 dari 45 Putusan Nomor 286/Pdt.Sus-PHI/2020/PN.Jkt.Pst.
"4. Perselisihan pemutusan hubungan kerja adalah perselisihan yang timbul
karena tidak adanya kesesuaian pendapat mengenai pengakhiran
hubungan kerja yang dilakukan oleh salah satu pihak."

1.2. Namun dalam Petitum Gugatan Penggugat butir No. 5, Penggugat


menuntut: "Menyatakan bahwa Surat TERGUGAT atas Pemberhentian
PENGGUGAT adalah tidak patut dan tidak berdasar adalah suatu
kesalahan TERGUGAT dan karena TERGUGAT tidak mempekerjakan
Kembali PENGGUGAT. Maka sudah sepatutnya PENGGUGAT untuk
menerima Hak-haknya keseluruhan dari TERGUGAT".
1.3. Selain itu, dalam Petitum Gugatan Penggugat butir No. 6, Penggugat
menuntut: "Memerintahkan TERGUGAT membatalkan isi Surat
Pemberhentian Bekerja tertanggal 30 Juni 2020 dan membayar seluruh
Pajak-Pajak penghasilan PENGGUGAT yang tertunggak selama bekerja
dengan TERGUGAT sampai dengan adanya Putusan mengikat (inkrah)
atas perkara ini.".

1.4. Berdasarkan uraian tersebut di atas, Petitum Penggugat pada butir No. 5
dan 6 bertentangan dengan butir No. 2 dan 3 dalil Posita Gugatan
Penggugat. Karena faktanya, dasar hukum yang digunakan sebagai dasar
pengakhiran hubungan kerja sebagaimana disebutkan di atas, tidak sesuai
dan bertentangan dengan apa yang dituntut oleh Penggugat pada petitum
Gugatannya. Dalam Petitum Gugatan Penggugat, Penggugat tidak
meminta adanya tuntutan mengenai terjadinya pengakhiran hubungan
kerja atau waktu berakhirnya hubungan kerja maupun tuntutan untuk
dipekerjakan kembali.

B. GUGATAN YANG DIAJUKAN OLEH PENGGUGAT KABUR DAN TIDAK JELAS


(OBSCUUR LIBEL), SEBAB DALIL GUGATAN PENGGUGAT DALAM POSITA
SAUNG BERTENTANGAN.

1.5. Bahwa selanjutnya terhadap dalil-dalil Gugatan Penggugat saling


bertentangan, tidak jelasdan tidak konsisten antara butir No. 7 dan No. 8
Gugatanya sebagimana Tergugat kutip sebagia berikut:
Butir No.7 Dalil Gugatan Penggugat:
"7. Bahwa, pada tanggal 3 Agustus PENGGUGAT menyampaikan Surat
Jawaban atas Anjuran tersebut pada Mediator Dinas Tenaga Kerja,
Transmigrasi dan Energi Kota Administrasi Jakarta Pusat yang isinya
MENERIMA ANJURAN tersebut dengan beberapa syarat.;"Kemudian,

Halaman 6 dari 45 Putusan Nomor 286/Pdt.Sus-PHI/2020/PN.Jkt.Pst.


Butir No. 8 Dalil Gugatan Penggugat:
"8........Tidak dipenuhinya syarat-syarat PENGGUGAT atas Anjuran Mediator
Hubungan Industrial Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Energi Kota
Administrasi Jakarta Pusat...., maka kemudian PENGGUGAT MENOLAK
seluruh Anjuran Mediator Hubungan Industrial Dinas Tenaga Kerja,
Transmigrasi dan Energi Kota Administrasi Jakarta Pusat tersebut. Maka
PENGGUGAT mengajukan gugatan ini ke Pengadilan Hubungan Industrial
pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat sesuai ketentuan Pasal 14 huruf 1
Undang-Undang No. 2 Tahun 2004...."

Dimana pada Butir No. 7, Penggugat telah menyampaikan jawaban atas


Anjuran Mediator yang menyatakan menerima Anjuran dari Mediator, namun
seketika Penggugat menganulir pernyataan menerima Anjuran Mediator
tersebut sebagaimana dalil Gugatannya pada butir No. 8, sehingga atas
ketidaksesuaian dalil Gugatan Penggugat antara butir No. 7 dan No. 8
mengakibatkan dalil tersebut saling bertentangan.

C. GUGATAN YANG DIAJUKAN OLEH PENGGUGAT KABUR DAN TIDAK JELAS


(OBSCUUR LIBEL), SEBAB DALIL TUNTUTAN PENGGUGAT DALAM PETITUM
GUGATANNYA KELIRU DAN TIDAK JELAS DASAR HUKUMNYA.

2. Bahwa selanjutnya terdapat kekeliruan dan ketidakjelasan terhadap dalil


Petitum Penggugat dimana dalam Petitum Gugatannya, Penggugat sama
sekali tidak meminta kepastian hukum terkait dengan status berakhirnya
hubungan kerja antara Penggugat dan Tergugat, dengan jelas dapat
terlihat penyusunan dalil Petitum Penggugat dibuat secara asal-asalan dan
mengada-ada, sebagaimana Tergugat uraikan sebagai berikut:

2.1. Bahwa pada butir No. 4 Petitum Gugatan Penggugat meminta


kepada Yang Mulia Majelis Hakim untuk menyatakan Surat Anjuran
No. 2033/-1.1835.3, tanggal 31 Agustus 2020 Mediator Dinas Tenaga
Kerja Kota Administrasi Jakarta Pusat tidak sah dan batal demi
hukum adalah merupakan dalil petitum yang keliru dan tidak jelas
dasar hukumnya. Karena Anjuran Mediator Hubungan Industrial tidak
bersifat mutlak.

Halaman 7 dari 45 Putusan Nomor 286/Pdt.Sus-PHI/2020/PN.Jkt.Pst.


2.2. Bahwa selanjutnya terhadap dalil Petitum Gugatan Penggugat
terdapat ketidaksesuaian satu sama lain antara dalil petitum butir No.
5 dan No. 6 dengan
butir No. 7. Dimana pada dalil Petitum butir No. 5 dan 6 yang
Tergugat kutip sebagai berikut: Dalil Petitum Butir No. 5:

"5. Menyatakan bahwa Surat TERGUGAT atas Pemberhentian


PENGGUGAT adalah tidak patut dan tidak berdasar adalah
suatu kesalahan TERGUGAT dan karena TERGUGAT tidak
mempekerjakan Kembali PENGGUGAT. Maka sudah
sepatutnya PENGGUGAT untuk menerima Hak-haknya
keseluruhan dari TERGUGAT."

Dalil Petitum Butir No. 6:

"6. Memerintahkan TERGUGAT membatalkan isi Surat


Pemberhentian Bekerja tetanagal 30 Juni 2020 dan
membayar seluruh Pajak-Pajak penghasilan PENGGUGAT
yang tertunggak selama bekerja dengan TERGUGAT sampai
dengan adanya Putusan yang mengikat (inkrah) atas perkara
ini."

3. Bahwa berdasarkan uraian alasan dan dasar hukum yang telah


dikemukakan tersebut
di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Gugatan a quo yang diajukan oleh
Penggugat
keliru, kabur dan tidak jelas, sehingga dapat dikualifikasikan sebagai
gugatan yang
cacat formil karena tidak jelas dan kabur (obscuur libel), dengan
demikian sangat
berdasar hukum dan beralasan bagi Yang Mulia Majelis Hakim untuk
menyatakan
Gugatan a quo tidak dapat diterima.

DALAM POKOK PERKARA

4. Bahwa terhadap bantahan dalam pokok perkara (verweer ten principale),


Tergugat dengan tegas membantah dan menolak seluruh dalil-dalil
gugatan yang diajukan oleh Penggugat, kecuali terhadap hal-hal yang
diakui kebenarannya oleh Tergugat.
Halaman 8 dari 45 Putusan Nomor 286/Pdt.Sus-PHI/2020/PN.Jkt.Pst.
5. Bahwa mohon terhadap hal-hal yang telah dikemukakan dan diuraikan
oleh Tergugat dalam bagian Eksepsi diatas, dianggap menjadi satu
kesatuan yang utuh dan menyeluruh serta tidak dapat dipisahkan satu
sama lain [mutatis mutandis) dengan hal-hal yang akan diuraikan oleh
Tergugat dalam Jawaban terhadap Pokok Perkara di bawah ini:

A. HUBUNGAN HUKUM ANTARA PENGGUGAT DAN TERGUGAT MERUPAKAN


HUBUNGAN KERJA BERDASARKAN SURAT PENAWARAN KERJA [OFFERING
LETTER) TERTANGGAL 28 JANUARI 2020, SEDANGKAN PENGGUGAT MULAI
MASUK BEKERJA PADA TANGGAL 2 MARET 2020.

6. Bahwa hubungan hukum antara Penggugat dan Tergugat didasari oleh


adanya Surat Penawaran Kerja [Offering Letter) yang telah disepakati dan
ditandatangani oleh Penggugat dan Tergugat tertanggal 28 Januari 2020
("Surat Penawaran Kerja").

7. Bahwa berdasarkan Surat Penawaran Kerja tersebut, Penggugat diterima


bekerja pada Tergugat untuk menempati posisi sebagai General Manager
Operation yang akan menyampaikan laporan langsung kepada Direksi
Tergugat, dimana Penggugat memiliki tugas dan tanggung jawab untuk
memberikan 70% penjualan global dari Tergugat.

8. Bahwa Tergugat dengan tegas membantah dan menolak dalil Penggugat


pada butir No. 2 Huruf A Dasar Gugatan dan butir No. 3 huruf B Alasan
Gugatan yang pada pokoknya menyatakan bahwa Penggugat mulai
bekerja pada tanggal 1 Februari 2020, dengan alasan hukum sebagai
berikut:

(1) Penggugat baru masuk dan mulai bekerja di Tergugat pada tanggal 2 Maret
2020; dan
(2) Tidak sesuai dengan fakta-fakta atau pengakuan Penggugat yang
disampaikan kepada Mediator Hubungan Industrial Dinas Tenaga Kerja
Transmigrasi Jakarta Pusat sebagaimana yang disampaikan dalam Anjuran
MediatorDinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Energi Kota Jakarta Pusat
("Disnaker Jakarta Pusat") Nomor: 2033/-1.835.3, Perihal: Anjuran,
tertanggal 31 Agustus 2020, yang Tergugat kutip sebagai berikut:
Keterangan Pihak Pekerja [in casu Penggugat):
Halaman 9 dari 45 Putusan Nomor 286/Pdt.Sus-PHI/2020/PN.Jkt.Pst.
"4. Bahwa pada tanggal 4 Februari 2020, perbaikan Final Offering,
disetujui serta ditandatanganinya oleh pekerja berupa Final Offering
Letter dan kemudian pekerja kirimkan melalui Sdri. Paula,
rekan/mitra Sdri. Janis Katinding, sedangkan tanggal
ditandatanganinya Offering Letter yaitu tertanggal 28 Januari
2020, dengan kesepakatan masuk kerja pekerja adalah tanggal
1 Maret 2020."
(3) Adanya kesepakatan terkait dengan tanggal masuk kerja diluar dari tanggal
yang disebutkan dalam Offering Letter, sehingga tanggal masuk kerja
Penggugat yang berlaku dan mengikat Penggugat dan Tergugat adalah
tanggal 1 Maret 2020

9. Bahwa dengan mempertimbangkan alasan sebagaimana dimaksud dalam


butir No. 8 angka (2), Penggugat secara jelas dan nyata terbukti bahwa
Penggugat sebenarnya telah mengetahui dan menyepakati tanggal mulai
bekerja yaitu tanggal 1 Maret 2020. Akan tetapi mengingat tanggal 1 Maret
2020 tepat jatuh pada hari Minggu, hari kerja pertama Penggugat baru
mulai pada hari berikutnya yaitu pada hari Senin, 2 Maret 2020.

10. Bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 93 ayat (1) UU No. 13/2003 yang
pada intinya mengatur bahwa perusaaan berhak untuk tidak membayar
gaji/upah apabila karyawan apabila tidak melakukan pekerjaan, dimana hal
tersebut merupakan asas yang dianut dalam ketentuan Pasal 93 ayat (1)
UU No.13/2003 bahwa pada dasarnya semua pekerja yang tidak bekerja
tidak dibayar (no work no pay) sebagaimana dikutip sebagai berikut:

Pasal 93 Ayat (1) UU No. 13/2003:


"(1) Upah tidak dibayar apabila pekerja/buruh tidak melakukan
pekerjaan."

11. Bahwa berdasarkan uraian fakta dan dasar hukum yang dijelaskan di atas,
serta atas pertimbangan terhadap ketentuan Pasal 93 ayat (1) UU No.
13/2003, Penggugat tidak berhak atas Gaji pada bulan Februari
sebagaimana tuntutan Penggugat dalam Gugatan perkara a quo. Dengan
demikian sangat beralasan dan berdasar hukum sepatutnya terhadap dalil
petitum Penggugat butir No. 7 terkait dengan pembayaran gaji di bulan
Februari 2020 untuk dikesampingkan atau tidak dipertimbangkan.

Halaman 10 dari 45 Putusan Nomor 286/Pdt.Sus-PHI/2020/PN.Jkt.Pst.


B. PROSES PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA ("PHK") OLEH TERGUGAT KEPADA
PENGGUGAT

12. Bahwa pada tanggal 21 Maret 2020, Tergugat terpaksa melakukan


pengumuman penutupan gerai-gerai restoran Tergugat yang berlokasi di
pusat perbelanjaan yang disebabkan oleh adanya kebijakan penutupan
pusat perbelanjaan dari Pemerintah sebagai upaya untuk mencegah
penyebaran COVID 19. Sejak saat itu sampai dengan tanggal 15 Juni
2020, seluruh gerai restoran Tergugat tidak beroperasi.

13. Bahwa selama gerai restoran Tergugat tidak beroperasi, Direktur Tergugat
mengharapkan adanya masukan ide-ide kreatif dari Penggugat sebagai
General Manager yang baru bergabung, Namun pada kenyataannya
Penggugat tidak pernah menyampaikan saran maupun inovasi-inovasi
terkait dengan rencana alternatif maupun langkah-langkah yang dapat
ditempuh selama masa penutupan gerai restoran tersebut.
14. Bahwa sejak terbitnya Keputusan Presiden No. 12 Tahun 2020 tentang
Penetapan Bencana Nonalam Penyebaran Corona Virus Disease 2019
(COVID-19) Sebagai Bencana Nasional, semakin berdampak terhadap
kelangsungan usaha Tergugat, sehingga Tergugat tidak mendapatkan
pemasukan selama akhir bulan Maret 2020 sampai dengan Juni 2020.
15. Bahwa selanjutnya selama pemberlakuan masa Pembatasan Sosial
Berskala Besar (PSBB), berdasarkan kewajiban dari Penggugat
sebagaimana disebutkan dalam Surat Penawaran Kerja, Penggugat
berkewajiban untuk membuat laporan langsung setiap bulan kepada
Tergugat, akan tetapi hal tersebut sama sekali tidak pernah dilakukan oleh
Penggugat.
16. Bahwa kondisi tersebut, mengakibatkan Tergugat kesulitan untuk melihat
dan menilai realisasi kinerja dari Penggugat yang masih dalam masa
percobaan {probation) yang telah disepakati dalam Surat Penawaran
Kerja. Sehingga menjadi pertimbangan Tergugat yang mempertimbangkan
bahwa Penggugat tidak dapat menunjukkan kapasitasnya sebagai seorang
yang memiliki jabatan sebagai General Manager yang berperan penting
untuk membangun komunikasi yang baik terhadap atasan langsungnya,
maupun kepada Area Supervisor dan juga Supervisor HRD.

17. Bahwa selain itu, pada tanggal 15 Juni 2020 saat gerai-gerai restoran mulai
buka kembali, ketika Penggugat melakukan kunjungan ke gerai restoran
Tergugat tidak pernah memberikan instruksi dan tidak pernah ada pembahasan
Halaman 11 dari 45 Putusan Nomor 286/Pdt.Sus-PHI/2020/PN.Jkt.Pst.
mengenai kinerja gerai restoran masing-masing Area Supervisornya.
Penggugat tidak pernah memberikan dan tidak mengetahui perkembangan
dinamika yang terjadi pada gerai-gerai restoran, sehingga Area Supervisor tidak
memiliki sosok atasan yang mampu memberikan masukan-masukan serta
arahan yang diperlukan untuk meningkatkan penjualan kepada masing-masing
Area Supervisor yang merupakan tanggung jawab Penggugat untuk mencapai
target penjualan Tergugat sebesar 70% sebagaimana disebutkan dalam Surat
Penawaran Kerja.

18. Bahwa Tergugat berinisiatif untuk melakukan penelusuran terhadap


penyebab Penggugat tidak dapat memaksimalkan perannya sebagai General
Manager, setelah penelusuran dilakukan ternyata diketahui bahwa Penggugat
hanya berkunjung ke gerai restoran di Pondok Indah dan Mali Serpong, yang
kemudian ditelusuri oleh Tergugat dimana Penggugat ternyata memiliki usaha
yang bergerak di bidang penjualan makanan dan minuman yang berada di
wilayah Serpong, Tangerang yang tidak jauh dari dua lokasi tersebut.

19. Bahwa berdasarkan hasil temuan tersebut, Tergugat menilai bahwa


Penggugat tidak pernah mengungkapkan adanya usaha Penggugat yang juga
bergerak di bidang penjualan makanan dan minuman yang patut diduga dapat
menimbulkan konflik kepentingan. Kemudian hal tersebut tidak dibantah oleh
Penggugat dengan mengakui adanya usaha Penggugat tersebut.

20. Bahwa Tergugat dengan tegas menolak dalil Penggugat sebagaimana


didalilkan pada butir No. 7 huruf D Alasan Gugatan yang pada intinya
menyatakan bahwa alasan Tergugat melakukan PHK kepada Penggugat
karena adanya tuduhan pemodalan yang dilakukan oleh Penggugat pada
usaha yang bergerak di bidang usaha makanan dan minuman adalah dalil
yang tidak benar dan keliru, sebab justru karena adanya usaha lain yang
dijalankan oleh Penggugat mengakibatkan kurangnya perhatian dan fokus
Penggugat dalam meningkatkan kinerjanya pada Tergugat yang masih
dalam masa percobaan.

21. Bahwa selanjutnya atas dasar dan alasan tersebut, Tergugat memutuskan
untuk melakukan pengakhiran hubungan kerja dengan mengeluarkan Surat
No. 01000/SKBHK/HRD/VI/2020, tertanggal 30 Juni 2020, Perihal: Surat
Keterangan Berhentinya Hubungan Kerja ("Surat PHK"). Dimana
berdasarkan Surat PHK tersebut, Penggugat memberikan jawaban
Halaman 12 dari 45 Putusan Nomor 286/Pdt.Sus-PHI/2020/PN.Jkt.Pst.
sebagaimana Surat tertanggal 1 Juli 2020 ("Surat Balasan Penggugat")
dengan menyampaikan menerima PHK yang dilakukan oleh Tergugat.
Dengan diterimanya PHK oleh Penggugat tersebut, maka mengenai alasan
PHK menjadi tidak relevan lagi untuk dipertimbangkan, karena secara
hukum Penggugat telah menyetujui pengakhiran hubungan kerja dengan
Tergugat.

C. TERGUGAT TELAH MELAKSANAKAN PERTEMUAN BIPARTIT DAN MENCATATKAN


PERSELISIHAN PHK DENGAN PENGGUGAT PADA KANTOR DINAS TENAGA
KERJA TRANSMIGRASI DAN ENERGI JAKARTA PUSAT ("DISNAKER JAKARTA
PUSAT") UNTUK MEMENUHI PROSEDUR HUKUM SESUAI DENGAN KETENTUAN
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERLAKU.

22. Bahwa pada tanggal 7 Juli 2020, Tergugat telah melaksanakan Pertemuan
Bipartit dengan Penggugat, yang pada intinya menghasilkan keputusan
bahwa Penggugat telah setuju dengan PHK yang dilakukan oleh Tergugat,
namun meminta merubah isi Surat PHK, membayar sisa gaji sesuai
kesepakatan sesuai dengan Surat Balasan Penggugat 1 Juli 2020.
Sedangkan, keterangan dari Tergugat menyatakan bahwa Tergugat tetap
pada Surat PHK 30 Juni 2020 ("Hasil Pertemuan Bipartit").

23. Bahwa berdasarkan Surat Balasan Penggugat 1 Juli 2020, dengan terang
dan jelas Penggugat telah menerima PHK yang dilakukan oleh Tergugat
berdasarkan Surat PHK tertanggal 30 Juni 2020, sebagaimana Penggugat
kemukakan pada Paragraf 1 halaman 2 Surat Balasan tanggal 1 Juli 2020
yang dikuti sebagai beriku:
"Bahwa, saya menerima Pemutusan Hubungan Kerja terhadap diri
saya sebagaimana
disebutkan dalam surat No. 01000/SKBHK/HRD/VI/2020. Tetapi tidak
sepakat dan
menolak terhadap alasan yang dikemukakan, "

24. Bahwa berdasarkan Hasil Pertemuan Bipartit, meskipun telah disepakati


adanya PHK namun Penggugat tidak sepakat terhadap alasan PHK yang
disebutkan dalam Surat PHK. Kemudian Tergugat mencatatkan
perselisihan hubungan industrial dengan Penggugat pada Dinas Tenaga
Kerja Transmigrasi Dan Energi Jakarta Selatan melalui Surat No.:
004/IR/HRD/VII/2020, tertanggal 10 Juli 2020, Perihal: Pencatatan

Halaman 13 dari 45 Putusan Nomor 286/Pdt.Sus-PHI/2020/PN.Jkt.Pst.


Perselisihan Hubungan Industrial sebagaimana ketentuan Pasal 4 ayat 1
UU No. 2/2004 yang mengatur:
Pasal 4 ayat 1 UU No. 2/2004:

"(1) Dalam hal perundingan bipartit gagal sebagaimana dimaksud dalam pasal 3
ayat (3), maka salah satu atau kedua belah pihak mencatatkan
perselisihannya kepada instansi yang bertanggung jawab di bidang
ketenagakerjaan setempat dengan melampirkan bukti bahwa upaya-upaya
penyelesaian melalui perundingan bipartite telah dilakukan."
1. Bahwa setelah Tergugat mencatatkan perselisihannya dengan Penggugat
untuk melakukan pertemuan Tripartit, selanjutnya dalam proses Tripartit
yang telah dilaksanakan, yang kemudian Mediator Disnaker Jakarta Pusat
telah mengeluarkan anjuran kepada Penggugat dan Tergugat berdasarkan
Surat No. 2033/-1.835.3,
tertanggal 31 Agustus 2020 ("Anjuran Disnaker Jakarta Pusat").

26. Bahwa dalam Anjuran Disnaker Jakarta Pusat, Mediator Disnaker Jakarta
Pusat memberikan pertimbangan yang pada pokoknya
mempertimbangkan bahwa Penggugat telah menerima keputusan PHK
dari Tergugat, akan tetapi meminta Tergugat
untuk memperbaiki alasan PHK, sebagaimana pertimbangan Mediator
pada butir No.8 yang dikutip sebagai berikut:

Pertimbangan Mediator Disnaker Jakarta Pusat:

"8. Bahwa pada dasarnya pekerja dapat menerima keputusan PHK


perusahaan,
namun meminta agar perusahaan memperbaiki dasar keputusan
PHK tersebut adalah dapat dimengerti, yang mana menurut Mediator
Hubungan Industrial tuduhan perusahaan tersebut belum secara sah
terbukti."

27. Bahwa berdasarkan pertimbangan Mediator tersebut, kemudian


memberikan anjuran
kepada Penggugat dan Tergugat sebagaimana dikutip dalam Anjuran
Disnaker Jakarta
Pusat sebagai berikut:

MENGANJURKAN

Halaman 14 dari 45 Putusan Nomor 286/Pdt.Sus-PHI/2020/PN.Jkt.Pst.


1. Agar pihak perusahaan PT Jay Gee memperbaiki dasar keputusan
PHK dan membayarkan kompensasi pesangon kepada pekerja Sdri.
Vriska Virginia La hama sebesar 2 (dua) kali ketentuan Pasal 156
ayat (2) dan 1 (satu) kali ketentuan penggantian hak ayat (4)
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

2. Agar pihak pekerja Sdri. Vriska Virginia Lahama dapat menerima


point ke-I di atas.

3. Agar kedua belah pihak memberikan jawaban secara tertulis atas


Anjuran tersebut diatas selambat-lambatnya dalam jangka waktu 10
(sepuluh) hari kerja setelah menerima surat Anjuran ini, dengan
catatan

a. Apabila pihak-pihak menerima Anjuran ini, maka Mediator


Hubungan
Industrial akan membantu membuat Perjanjian Bersama dan
didaftarkan ke
Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri
Jakarta Pusat.

b. Apabila salah satu pihak atau para pihak menolak Anjuran, maka
para pihak
atau salah satu pihak dapat mengajukan gugatan ke Pengadilan
Hubungan
Industrial pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dengan
tembusan ke
Mediator Hubungan Industrial.

D. PENGGUGAT SELAKU PEKERJA TELAH MENERIMA DAN SETUJU ATAS PHK


YANG DILAKUKAN OLEH TERGUGAT, SEHINGGA TUNTUTAN UPAH PROSES
YANG DITUNTUT OLEH PENGGUGAT MENJADI TIDAK RELEVAN UNTUK
DIPERTIMBANGAN DAN SUDAH SEPATUTNYA UNTUK DITOLAK.

28. Bahwa tuntutan Penggugat dalam Petitum butir No. 7 Gugatan Penggugat,
tidak berdasar dan hanya mengada-ada, sebab tuntutan tersebut tidak
memperhatikan dan mempertimbangkan secara menyeluruh penerapan
dari ketentuan Pasal 155 ayat (1) dan (2) Jo. Pasal 151 ayat (3) UU No.

Halaman 15 dari 45 Putusan Nomor 286/Pdt.Sus-PHI/2020/PN.Jkt.Pst.


13/2003. Penggugat telah keliru menerapkan ketentuan Pasal 155 ayat (1)
dan { 2 ) J o . Pasal 151 ayat (3).
29. Bahwa sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, Penggugat dan
Tergugat telah mencapai kesepakatan pengakhiran hubungan kerja
dengan tidak adanya penolakan dari Penggugat atas PHK
sebagaimana disampaikan dalam Surat Balasan Penggugat
tertanggal 1 Juli 2020. Dengan adanya persetujuan PHK dalam Surat
Balasan Penggugat maka terhadap alasan PHK yang permasalahkan oleh
Penggugat menjadi tidak relevan untuk dipertimbangkan.

30. Bahwa selanjutnya, untuk menghindari penyesatan dan memudahkan


dalam menafsirkan ketentuan Pasal 155 ayat (1) dan { 2 ) J o Pasal 151
ayat (3) UU No. 13/2003, maka Tergugat memandang perlu untuk
menguraikan unsur-unsur dalam Pasal 155 ayat (1) dan [ 2 ) J o Pasal 151
ayat (3) UU No. 13/2003 dengan rincian sebagai berikut:

Pasal 155 ayat 1 dan 2 UU No. 13/2003:

"1. Pemutusan hubungan kerja tanpa penetapan sebagaimana dimaksud


dalam
Pasal 151 ayat (3) batal demi hukum. 2. Selama putusan Lembaga
penyelesaian perselisihan hubungan industrial belum
ditetapkan, bail pengusaha maupun pekerja/buruh harus tetap
melaksanakan
segala kewajibannya."
Pasal 151 ayat 3 UU No. 13/2003:

"3. Dalam hal perundingan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2)


benar-benar tidak menghasilkan persetujuan, pengusaha
hanya dapat memutuskan hubungan kerja dengan pekerja/buruh
setelah memperoleh penetapan dari lembaga penyelesaian
perselisihan hubungan industrial."

Berdasarkan ketentuan-ketentuan di atas, kewajiban untuk membayar


upah proses hanya akan berlaku terhadap:

(1) Selama lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial


belum menetapkan pemutusan hubungan kerja;

Halaman 16 dari 45 Putusan Nomor 286/Pdt.Sus-PHI/2020/PN.Jkt.Pst.


(2) Pemutusan hubungan kerja yang harus ditetapkan oleh Lembaga
Penyelesaian Hubungan Kerja adalah pemutusan hubungan kerja
secara sepihak yang tidak disetujui oleh Pekerja.

31. Bahwa perlu kami tegaskan kembali, bahwa pemutusan hubungan kerja
oleh Tergugat kepada Penggugat telah disetujui, sehingga pemutusan
hubungan kerja yang dilakukan oleh Tergugat yang kemudian disetujui
melalui Surat Balasan Penggugat tertanggal 1 Juli 2020 telah memenuhi
ketentuan dalam Pasal 151 ayat (3) UU No. 13/2003.

32. Bahwa selanjutnya Tergugat keberatan dan menolak dalil Penggugat pada
butir No.10 s.d No. 14 huruf B Alasan Gugatan karena dalil-dalil tersebut
merupakan dalil yang keliru dan mengada-ada, sebab selama proses
penyelesaian pemutusan hubungan kerja yang dimulai pada 30 Juni 2020,
Penggugat sudah tidak melaksanakan kewajibannya sebagaimana asas
hukum yang dianut dalam Hukum Ketenagakerjaan sebagai asas No Work
No Pay, selain itu secara jelas dan nyata melalui Surat Balasan Penggugat
tertanggal 1 Juli 2020 terbukti bahwa Penggugat telah menerima PHK
yang dilakukan oleh Tergugat, sebagaimana merujuk pada ketentuan
Pasal 93 ayat (1) UU No. 13/2003 yang menyatakan:

Pasal 93 ayat (1) UU No. 13/2003:


"(1) Upah tidak dibayar apabila pekerja/buruh tidak melakukan
pekerjaan."

33. Bahwa berdasarkan uraian alasan dan dasar hukum tersebut di atas,
terbukti bahwa secara hukum Penggugat tidak berhak untuk mendapatkan
upah proses selama dalam proses penyelesaian perselisihan hubungan
industrial antara Penggugat dan Tergugat sampai adanya putusan
pengadilan yang berkekuatan hukum tetap, karena Penggugat sebenarnya
telah setuju dan menerima PHK yang dilakukan oleh Tergugat, sehingga
cukup beralasan dan berdasar hukum bagi Yang Mulia Majelis Hakim yang
memeriksa dan mengadili perkara a quo untuk mengesampingkan dan
sudah sepatutnya untuk tidak dipertimbangkan.
34. Bahwa Tergugat dengan tegas membantah dan menolak dalil Penggugat
pada butir No. 16 s.d 18 huruf B Alasan Gugatan karena merupakan dalil-
dalil yang keliru, menyesatkan, mengada-ada dan tidak berdasar hukum.
Karena dalil-dalil tersebut sangat mengada-ada, menyesatkan dan juga
tidak memiliki dasar hukum yang jelas.
Halaman 17 dari 45 Putusan Nomor 286/Pdt.Sus-PHI/2020/PN.Jkt.Pst.
35. Bahwa sebagaimana merujuk pada Anjuran Mediator Disnaker Jakarta
Pusat, dimana Tergugat telah menerima dan setuju serta bersedia untuk
memberikan uang kompensasi PHK kepada Penggugat sebesar 2 (dua)
kali ketentuan Pasal 156 ayat (2) dan 1 (satu) kali ketentuan penggantian
hak ayat (4) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan.

36. Bahwa sebagaimana dalam Surat Penawaran Kerja, Penggugat


mendapatkan penghasilan bulanan dengan rincian sebagai berikut:

Gaji Pokok Rp. 35.000.000


Tunjangan Jabatan Rp. 8.000.000
Tunjangan Operasional Rp. 5.000.000
Tunjangan Habis Pakai (Parkir, Bensin) Rp. 2.000.000

37. Bahwa merujuk pada ketentuan Pasal 157 ayat (1) Undang-Undang Nomor
13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan ("UU No. 13/2003") yang dikutip
sebagai berikut:

Pasal 157 ayat (1) UU No. 13/2003:

"1. Komponen upah yang digunakan sebagai dasar perhitungan uang


pesangon, uang penghargaan masa kerja, dan uang pengganti hak yang
seharusnya diterima yang tertunda, terdiri atas:
a. upah pokok;
b. segala macam bentuk tunjangan yang bersifat tetap yang diberikan
kepada
pekerja/buruh dan keluarganya, termasuk harga pembelian dari catu
yang
diberikan kepada pekerja/buruh secara cuma-cuma, yang apabila catu
harus
dibayar pekerja/buruh dengan subsidi, maka sebagai upah dianggap
selisih
antara harga pembelian dengan harga yang harus dibayar oleh
pekerja/buruh."

Halaman 18 dari 45 Putusan Nomor 286/Pdt.Sus-PHI/2020/PN.Jkt.Pst.


38. Bahwa berdasarkan ketentuan hukum tersebut, maka secara yuridis upah
pokok Penggugat adalah hanya sebesar Rp. 35.000.000,- (tiga puluh
lima juta Rupiah) yang terdiri dari komponen gaji pokok. Hal tersebut
mengingat baik tunjangan jabatan, tunjangan operasional serta tunjangan
habis pakai diberikan kepada Penggugat dengan besaran yang berbeda
setiap bulannya tergantung pada tingkat kehadiran Penggugat.

39. Selanjutnya, dihubungkan dengan masa kerja dari Penggugat yang kurang
dari 1 (satu) tahun, dan atas dasar pertimbangan dan Anjuran Mediator
Disnaker Jakarta Pusat, sehingga dasar hukum perhitungan pemberian
kompensasi PHK yang berhak diterima oleh Penggugat yang sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang
ketenagakerjaan adalah sebagai berikut:

2 (dua) kali Pasal 156 ayat (1) huruf a:

"(2) Perhitungan uang pesangon sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)


paling sedikit sebagai berikut:

a. masa kerja kurang dari 1 (satu) tahun, 1 (satu) bulan upah;"


1 (satu) kali Pasal 156 ayat (4):

"(4) Uang penggantian hak yang seharusnya diterima sebagaimana dimaksud


dalam ayat (1) meliputi:
a. cuti tahunan yang belum diambil dan belum gugur;
b. biaya atau ongkos pulang untuk pekerja/buruh dan keluarganya ke
tempat di
mana pekerja/buruh diterima bekerja;

c. penggantian perumahan serta pengobatan dan perawatan ditetapkan 15%


(lima belas perseratus) dari uang pesangon dan/atau uang penghargaan
masa kerja bagi yang memenuhi syarat;

d. hal-hal lain yang ditetapkan dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan


atau perjanjian kerja bersama."

Halaman 19 dari 45 Putusan Nomor 286/Pdt.Sus-PHI/2020/PN.Jkt.Pst.


40. Berdasarkan ketentuan peraturan tersebut di atas, maka Tergugat dapat
menguraikan perhitungan kompensasi yang berhak diterima oleh
Penggugat dengan merujuk pada data informasi karyawan dan
mempertimbangan hal-hal yang telah diuraikan diatas adalah sebagai
berikut:

Informasi Data Karyawan atas nama Vriska Virginia Lahama jin casu
Penggugat)

Komposisi Gaji
Gaji Pokok : Rp. 35.000.000
Nama Karyawan
Tunjangan Jabatan : Vriska Virginia Lahama 2 8.000.000
: Rp.
Tunjangan
Mulai Bekerja Operasional: Maret 2020 : Rp. 5.000.000
Tunjangan Habis : General
Jabatan Terakhir Pakai Manager
(Parkir,Operation
: Rp. 2.000.000
(Berdasarkan
Lama Bekerja Sisasistem reimbursement)
: Kurang dari 1 (satu) tahun
Bensin)
Nilai Perhitungan
Cuti Tahunan Gaji Pesangon : Rp. 35.000.000
Masa
Per Kerja
Bulan : Rp. 35.000.000,- 1 Tahun
Anjuran Mediator: 2 (dua) kali ketentuan Pasal 156 ayat
(2) dan 1 (satu) kali ketentuan
penggantian hak ayat (4) Undang-
Undang Nomor 13 Tahun 2003
Rincian Perhitungan Nilai Kompensasi PHK

Uang Pesangon 2 x Rp. 35.000.000,- Rp.


Uang Penghargaan Masa Kerja 0 = 70.000.000,- 0
Uang Pesangon + Uang Penghargaan Masa Rp.70.000.000,
Kerja = -
Uang Penggantian Hak 15% x Rp.70.000.000,- = Rp.
(Perumahan, Pengobatan serta 10.500.000,-
Perawatan)
Sisa Cuti 12 (dua belas) hari 12/21 x Rp. 35.000.000,- Rp.
20.000.000,-
Biaya repatriasi 0 0

Hal-hal lain dalam 0 0


Perjanjian Kerja, Peraturan
Perusahaan atau Perjanjian
Total
Nilai Kompensasi Rp. 100.500.000,-
PHK = (Seratus juta lima ratus ribu
Rupiah).
41. Berdasarkan uraian perincian perhitungan tersebut di atas, secara sah dan
berdasar hukum Penggugat berhak atas kompensasi PHK dari Tergugat
sebesar Rp. 100.500.000,-(Seratus juta lima ratus ribu Rupiah) sebelum
dipotong pajak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
Halaman 20 dari 45 Putusan Nomor 286/Pdt.Sus-PHI/2020/PN.Jkt.Pst.
42. Bahwa berdasarkan pada fakta-fakta hukum [feitelijk grond) dan dasar
hukum [rechtlijk grond) yang telah Tergugat kemukakan di atas, maka
terbukti secara jelas bahwa dalam upaya untuk menyelesaikan dan
mendapatkan kepastian hukum yang jelas dalam perkara a quo, Tergugat
telah memenuhi prosedur hukum sebagaimana diatur dalam ketentuan UU
No. 2/2004, sehingga secara hukum sudah sepatutnya, sangat beralasan
dan berdasar hukum bagi Yang Mulian Majelis Hakim PHI Jakarta Pusat
yang memeriksa dan mengadili perkara a quo untuk menolak Gugatan
Penggugat untuk seluruhnya dan berkenaan memberikan putusan dengan
amar sebagai berikut:

MENGADILI:

DALAM EKSEPSI

1. Menerima dan mengabulkan Eksepsi Tergugat untuk seluruhnya;

DALAM POKOK PERKARA

1. Menolak gugatan Penggugat untuk seluruhnya;


2. Menyatakan pengakhiran hubungan kerja antara Penggugat dan Tergugat
berakhir sejak tanggal 30 Juni 2020 dengan segala akibat hukumnya;
3. Menyatakan Penggugat tidak berhak atas upah selama dalam proses
penyelesaian perselisihan hubungan industrial terhitung sejak tanggal 30
Juni 2020;
4. Menghukum Tergugat untuk membayar kompensasi PHK kepada
Penggugat sebesar 2 (dua) kali ketentuan Pasal 156 ayat (2) dan 1 (satu)
kali ketentuan penggantian hak ayat (4) Undang-Undang Nomor 13 Tahun
2003 tentang Ketenagakerjaan yaitu sebesar Rp. 100.500.000,- (Seratus
juta lima ratus ribu Rupiah) sebelum dipotong pajak; dan
5. Menghukum Penggugat untuk membayar biaya perkara.

Atau,

Apabila Yang Mulia Majelis Hakim Pengadilan Hubungan Industrial pada


Pengadilan Negeri Jakarta Pusat berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-
adilnya (ex aequo et bono).

Halaman 21 dari 45 Putusan Nomor 286/Pdt.Sus-PHI/2020/PN.Jkt.Pst.


Menimbang, bahwa atas Jawaban Tergugat tersebut, Penggugat telah
mengajukan replik di persidangan tanggal 25 November 2020, yang menyatakan
tetap pada gugatannya dan atas replik tersebut Tergugat mengajukan duplik
yang juga secara tertulis di persidangan tanggal 2 Desember 2020 yang
menyatakan tetap pada jawabannya;
Menimbang, bahwa untuk ringkasnya Putusan ini, selengkapnya
mengenai perdebatan replik dan duplik tersebut telah dicatat dalam Berita Acara
Pemeriksaan Perkara ini dan cukup dianggap telah termuat di dalam duduk
perkaranya, untuk itu maka hal-hal yang termuat dalam berita acara
persidangan selengkapnya dianggap tercantum dalam putusan ini ;
Menimbang, bahwa untuk menguatkan dalil-dalil gugatannya, pada
persidangan yang telah ditentukan, di depan sidang Penggugat telah
mengajukan Bukti Surat yang bermaterai cukup, dan setelah dicocokkan
dengan aslinya ternyata sebagian cocok dan sebagian lainnya tidak ada aslinya
lalu diberi tanda sebagai P – 1A s/d P – 1H;

Bukti P-1A Kartu Tanda Penduduk Nomor 3674064509760006


("KTP")
(Copy sesuai asli) Republik Indonesia Penggugat
(Vriska Virginia).

Bukti P-1B Kartu Nomor Pokok Wajib Pajak ("NPWP") Republik


Indonesia.
(Copy sesuai asli)

Bukti P-1 C Offering Letter PT. JAY GEE ("Tergugat") dengan (Copy
sesuai asli) ("Vriska Virginia Lahama ("Penggugat").

BuktiP-1D Surat Penawaran PT.JAY GEE ("Tergugat") dengan


Vriska (Copysesuai asli) Virginia Lahama
("Penggugat").

Bukti P-1 E Surat Keterangan Berhentinya Hubungan Kerja


Nomor
(Copy sesuai asli) :0100/SKBHK/HRD/VI/2020
Halaman 22 dari 45 Putusan Nomor 286/Pdt.Sus-PHI/2020/PN.Jkt.Pst.
Bukti P-1 F Anjuran Nomor: 2033/-1.835.3 oleh Dinas Tenaga Kerja
(Copy sesuai asli) Transmigrasi dan Energi Kota
Administrasi Jakarta Pusat

Jawaban atas Anjuran Nomor: 2033/-1.835.3 oleh Dinas


(Copy sesuai asli) Tenaga Kerja Transmigrasi dan
Bukti P-1G Energi Kota Administrasi Jakarta Pusat.

Bukti P-1 H Perjanjian Sewa Menyewa No.08 di hadapan Notaris


Riza (Copy sesuai asli) Gaffar,Sarjana Hukum Notaris
Di Tangerang Selatan.

Menimbang, bahwa demikian pula untuk menguatkan dalil-dalil


sangkalannya Tergugat telah mengajukan bukti surat yang bermaterai cukup
dan setelah dicocokkan dengan aslinya ternyata sebagian cocok dan sebagian
lainnya tidak ada aslinya lalu diberi tanda sebagai T-1A s/d T-14;

Bukti T-la Offering Letter dari PT Jay Gee kepada Vriska Virginia
Lahama tertanggal 28 Januari 2020.

Bukti T-lb Hasil Terjemahan Bukti T-la.

Bukti T-2a Percakapan internal Tergugat pada Grup Recruitment yang


menghubungkan Tergugat dan Penggugat untuk
mengkonfirmasi Penggugat mulai bekerja pada Tergugat.

Bukti T-2b Hasil terjemahan Bukti T-2a.

Bukti T-3 Mutasi Keluar Kendaraan Roda Empat Wuling B 2604 PFL,
tertanggal 2 Maret 2020.

Bukti T-4 Dokumen Data Absensi Karyawan PT Jay Gee [In casu

Halaman 23 dari 45 Putusan Nomor 286/Pdt.Sus-PHI/2020/PN.Jkt.Pst.


Tergugat) atas nama Vriska Virginia Lahama [In casu
Penggugat) yang terdiri dari periode Bulan Maret 2020 (21
Februari 2020 s.d 20 Maret 2020), Bulan April 2020 (21 Maret
2020 s.d 20 April 2020), Bulan Mei 2020 (21 April 2020 s.d 20
Mei 2020), Bulan Juni 2020 (21 Mei 2020 s.d 20 Juni 2020),
Bulan Juli 2020 (21 Juni s.d 30 Juni 2020).

Bukti T-5 Surat No. 0100/SKBHK/HRD/VI/2020, tertanggal 30 Juni


2020, Perihal: Surat Keterangan Berhentinya Hubungan
Kerja.

Bukti T-6 Surat Penggugat tertanggal 1 Juli 2020. Perihal: Jawaban


atas Surat No. 0100/SKBHK/HRD/VI/2020.

Bukti T-7 Risalah Perundingan Bipartit antara Tergugat dan penggugat


tertanggal 7 Juli 2020.

Bukti T-8 Anjuran Mediator Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan


Energi Kota Administrasi Jakarta Pusat No. 2033/-1.835.3,
tertanggal 31 Agustus 2020.

Bukti T-9 Surat Tergugat No. 01/S-Dir/IX/20, tertanggal 10 September


2020, Perihal: Surat Jawaban atas Anjuran Mediator
Hubungan Industrial.

Bukti T-10 Slip Gaji Penggugat selama bekerja pada Tergugat dari Bulan
Maret 2020 s.d Juni 2020.

Bukti T-ll Surat Edaran Menteri Ketenagakerjaan Nomor


M/3/HK.04/III/2020 Tahun 2020 tentang Perlindungan
Pekerja/Buruh Dan Kelangsungan Usaha Dalam Rangka
Pencegahan Dan Penanggukangan Covid-19

Bukti T-12 Pengumuman yang dikeluarkan oleh Tergugat tertanggal 25

Halaman 24 dari 45 Putusan Nomor 286/Pdt.Sus-PHI/2020/PN.Jkt.Pst.


Maret 2020 terkait dengan Penutupan Sementara Gerai
Restoran dan Kantor Tergugat.

Bukti T-13 Daftar Gerai-Gerai Restoran Milik Tergugat yang


seharusnya dikunjungi oleh Penggugat dalam
jabatannya selaku General Manager Operational.

Bukti T-14 Dokumen Cek No. DD170066 Bank Central Asia KCU Wahid
Hasyim serta Dokumen Tanda Terima Cek.

Menimbang, bahwa terhadap bukti yang diajukan Para Pihak tersebut di


atas, Majelis Hakim telah mencocokkan dengan aslinya dan ternyata sebagian
berkesesuaian dan sebagian tidak ada aslinya serta telah dibubuhi materai
secukupnya, sehingga menurut ketentuan yang terdapat dalam Pasal 3 ayat (1)
huruf (b) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2020 tentang Bea Materai juncto
Pasal 1888 KUHPerdata, maka alat bukti surat tersebut telah mempunyai
kekuatan hukum sebagai alat bukti tertulis;
Menimbang, bahwa terhadap alat tulis surat yang berupa fotocopy yang
tidak dapat ditunjukkan aslinya, akan tetapi mempunyai kaitan langsung dengan
perkara a quo, maka bukti surat-surat tersebut dapat dipergunakan untuk
pembuktian perkara ini (vide yurisprudensi Putusan Mahkamah Agung RI
Nomor 1498 K/Pdt/2006 tanggal 23 Januari 2008);
Menimbang, bahwa didepan sidang Penggugat melalui kuasanya telah
mengajukan 1 (satu) orang saksi fakta, di sumpah menurut agama dan
kepercayaanya dan menerangkan hal hal yang pada pokoknya adalah sebagai
berikut :

1. Saksi TB Iman Fadilla ("Saksi Fadilla")

Dalam pemeriksaan saksi di persidangan, Saksi Fadilla memberikan keterangan


di bawah sumpah dengan menerangkan hal-hal sebagai berikut:

 Saksi Fadilla menerangkan bahwa Saksi mengenal Penggugat sejak


sekolah di SMP, dan Saksi Mengetahui Sukanya Salon dan Jajan,
karena itu adalah milik Saksi yang merupakan karyawan sekaligus
pemilik.

 Saksi Fadilla menerangkan bahwa menu makanan pada Sukanya Salon


dan Jajan menyediakan menu makanan pada umumnya, semua orang

Halaman 25 dari 45 Putusan Nomor 286/Pdt.Sus-PHI/2020/PN.Jkt.Pst.


bisa beli, seperti Somay, Telur dan lain-lain. Karena di salon bisa orang
datang ke salon atau cuma mengantar.

 Saksi Fadilla menerangkan bahwa usaha Sukanya Salon dan Jajan


dimulai sejak awal 2019, karena adanya Covid-19 belum sempat
membuat izin dan lain-lain. Namun selama Pandemi tetap diusahakan
buka.

 Saksi Fadillla menerangkan bahwa Penggugat sering berkunjung ke


Sukanya Salon dan Jajan, terutama saat sore dan malam hari, karena
rumah Penggugat tidak jauh untuk sekedar berbicara antar teman.

 Saksi Fadilla menerangkan bahwa Saksi memiliki hubungan pertemanan


dengan Penggugat yang kadang saling meminta bantuan, Saksi pernah
meminta bantuan kepada Penggugat untuk meminjam uang pada awal
mau buka usaha.

 Saksi Fadilla menerangkan bahwa Penggugat pernah cerita kepada


Saksi terkait dengan proses PHK terhadap Penggugat, dimana pada
saat itu, Penggugat menangis, dan Saksi berusaha menyarankan
kepada Penggugat untuk menyetujui PHK tersebut tetapi dengan disertai
syarat, sehingga pada akhirnya Penggugat setuju PHK dengan syarat.

Menimbang, bahwa didepan sidang Tergugat telah mengajukan 5 (lima)


orang saksi-saksi fakta, di sumpah menurut agama dan kepercayaanya serta
menerangkan hal hal yang pada pokoknya adalah sebagai berikut :

1. Saksi Nurimelati Sella (''Saksi Sella")

Dalam pemeriksaan saksi di persidangan, Saksi Sella memberikan keterangan


di bawah sumpah dengan menerangkan hal-hal sebagai berikut:

 Bahwa Saksi Sella mengetahui proses perekrutan Penggugat dari atasan


Saksi karena diminta langsung oleh atasannya untuk membuatkan draf
Offering Letter (Surat Penawaran Kerja) pada tanggal 15 Januari 2020
Bukti T-1A.

Halaman 26 dari 45 Putusan Nomor 286/Pdt.Sus-PHI/2020/PN.Jkt.Pst.


 Bahwa Saksi Sella mengetahui pertama kali melihat dan bertemu dengan
Penggugat di kantor Tergugat pada tanggal 2 Maret 2020 pada saat
rapat koordinasi pertama.

 Bahwa Saksi Sella mengetahui jabatan Penggugat yang menjabat


sebagai General Manager Operational, yang memiliki tugas untuk
mengatur operasional resto secara keseluruhan.

 Bahwa Saksi Sella mengetahui Penggugat dipanggil oleh atasan Saksi


karena ikut hadir dan mendengarkan pembicaraan dalam pertemuan
tersebut. Dimana atasan Saksi menyampaikan kurang puas atas kinerja
Penggugat, dimana pada saat PSBB, Penggugat belum menunjukkan
rencana program atau cara untuk meningkatkan penjualan (Sales).

 Saksi Sella menerangkan bahwa pada pertemuan tersebut, Atasan saksi


juga mengetahui dan menyampaikan bahwa Penggugat memiliki restoran
sendiri dimana menunya sama seperti dengan menu pada gerai restoran
milik Tergugat.

 Saksi Sella menerangkan bahwa Penggugat menyanggah tuduhan


tersebut dan Penggugat menyampaikan langsung pada pertemuan
tersebut dimana Penggugat menyatakan hanya melakukan chip in atau
memasukkan modal saja.

 Bahwa Saksi Sella mengetahui Penggugat tidak bisa mulai masuk


bekerja pada Tergugat pada bulan Februari 2020 karena alasan masih
harus menyelesaikan proses pengunduran diri pada tempat kerja
sebelumnya.

 Bahwa Saksi Sella mengetahui adanya keputusan Tergugat untuk


memberikan PHK kepada Penggugat, kemudian Saksi Sella
menerangkan bahwa setelah Penggugat mengetahui adanya PHK,
Penggugat menerima keputusan tersebut, dan memberikan tanggapan
bahwa Penggugat bukan merupakan pemilik Restoran tersebut.

2. Saksi Asep Martin ("Saksi Asep")

Halaman 27 dari 45 Putusan Nomor 286/Pdt.Sus-PHI/2020/PN.Jkt.Pst.


Dalam pemeriksaan saksi di persidangan, Saksi Asep memberikan keterangan
di bawah sumpah dengan menerangkan hal-hal sebagai berikut:

 Saksi Asep dihadirkan khusus untuk menerangkan bukti surat yang


ajukan oleh Tergugat yang diberi tanda Bukti T-4.

 Saksi Asep menerangkan bahwa Bukti T-4 tersebut sesuai system dapat
diketahui Penggugat mulai masuk bekerja pada Tergugat sejak tanggal 2
Maret 2020. Dimana pada tanggal 2 Maret 2020, Saksi diberitahukan
secara lisan terkait adanya karyawan baru yang akan dimasukkan pada
database fingerprint, namun pendaftaran fingerprint tersebut baru dapat
dilakukan pada tanggal 11 Maret 2020.

 Saksi Asep menerangkan bahwa setiap karyawan Tergugat wajib


melakukan absensi kehadiran dengan fingerprint. Sehingga dapat
diketahui waktu masuk dan keluar karyawan. Ketentuan tersebut
merupakan SOP yang juga berlaku bagi Penggugat selaku General
Manager Opertional baik di kantor pusat maupun pada saat melakukan
kunjungan pada gerai restoran Tergugat.

 Saksi Asep menerangkan bahwa dari data fingerprint Penggugat bekerja


pada Tergugat dari bulan Maret 2020 sampai Juni 2020.

3. Saksi Sulaeman ("Saksi Sulaeman")

Dalam pemeriksaan saksi di persidangan, Saksi Sulaeman memberikan


keterangan di bawah sumpah dengan menerangkan hal-hal sebagai berikut:

 Saksi Sulaeman mulai bekerja pada Tergugat pada tanggal 8 Maret


2018, dan saat ini menempati posisi sebagai area manager 1 yang
membawahi gerai-gerai pada area lokasi tertentu, dimana area yang
menjadi tanggung jawab Saksi Sulaeman adalah Summarecon Mali
Serpong, Pondok Indah Mali dan Blok M.

 Saksi Sulaeman menerangkan bahwa Penggugat mulai bergabung


dengan Tergugat pada bulan Maret 2020, dan pertama kali bertemu

Halaman 28 dari 45 Putusan Nomor 286/Pdt.Sus-PHI/2020/PN.Jkt.Pst.


dengan Penggugat pada saat petemuan dengan supervisor toko untuk
diperkenalkan dengan karyawan lainnya.

 Saksi Sulaeman menerangkan bahwa Penggugat tidak pernah


memberikan arahan, instruksi maupun strategi kepada Saksi bagaimana
cara untuk menaikkan penjualan agar pengunjung ramai.

 Saksi Sulaeman menerangkan bahwa pada saat rapat koordinasi


pertama kali tanggal 4 Maret 2020, Penggugat lebih banyak
menceritakan tentang pribadinya dibandingkan dengan membicarakan
tentang restoran tempat Penggugat bekerja pada saat itu.

 Saksi Sulaeman menerangkan bahwa Penggugat menceritakan secara


langsung kepada Saksi terkait dengan adanya restoran milik Penggugat
sendiri yang bernama Sukanya salon dan Jajan. Saksi diceritakan oleh
Penggugat bahwa modal restoran miliknya dari hasil pesangon tempat
Penggugat bekerja sebelumnya.

 Saksi Sulaeman menerangkan bahwa Penggugat hanya satu kali


melakukan kunjungan pada 3 (tiga) gerai restoran yang merupakan
wilayah area Saksi.

4. Saksi Riza Prima Mulyadi ("Saksi Riza")

Dalam pemeriksaan saksi di persidangan, Saksi Riza memberikan keterangan


di bawah sumpah dengan menerangkan hal-hal sebagai berikut:

 Saksi Riza mulai bergabung bekerja pada Tergugat pada bulan Mei 2018
hingga saat ini menempati posisi sebagai Area Manager 2 yang
membawahi area di Paris Van Java, Bandung Indah Plaza, Kelapa
Gading dan Pluit Village.

 Saksi Riza menerangkan bahwa pertama kali bertemu dengan


Penggugat pada saat pertemuan antar supervisor sekitar bulan Maret
2020.

Halaman 29 dari 45 Putusan Nomor 286/Pdt.Sus-PHI/2020/PN.Jkt.Pst.


 Saksi Riza menerangkan bahwa sejak pertama kali masuk bekerja pada
Tergugat, Penggugat hanya satu kali melakukan kunjungan pada
masing-masing keempat gerai restoran yang berada di wilayah area
Saksi. Pada saat melakukan kunjungan, Penggugat tidak pernah
memberikan arahan, instruksi maupun masukan kepada Saksi maupun
karyawan lain pada gerai restoran tersebut.

 Saksi Riza menerangkan bahwa selama masa pembatasan sosial


berskala besar (PSBB), hanya saksi yang berinisiatif untuk menyiapkan
forum koordinasi dengan Penggugat dan selama masa PSBB tersebut,
Saksi tidak pernah mendapatkan arahan maupaun instruksi dari
Penggugat.

 Saksi Riza menerangkan bahwa Penggugat juga memiliki restoran


sendiri. Saksi mengetahui adanya kepemilikan restoran tersebut setelah
diceritakan langsung oleh Penggugat yang didengarkan oleh Saksi dan
Saksi Sulaeman pada saat berada di Summarecon Mali Serpong. Selain
itu, Saksi Riza juga mengetahui informasi adanya kepemilikan restoran
milik Penggugat dari cerita supir pribadi Penggugat pada saat menunggu
Penggugat di halaman parkir kantor Tergugat. Dimana Supir Penggugat
menceritakan kepada Saksi bahwa Penggugat juga memiliki restoran di
daerah Serpong yang bernama Sukanya Salon dan Jajan.

 Saksi Riza menerangkan bahwa selama masa PSBB, omzet penjualan


bervariasi dan cenderung menurun, sejak Penggugat mulai bergabung,
gerai-gerai restoran masih buka kurang lebih 1 (satu) sampai 2 (dua)
bulan.

 Saksi Riza menerangkan bahwa gerai-gerai restoran milik Tergugat


menyediakan menu makanan dan minuman Jepang dan Thailand, dan
Saksi melihat menu restoran milik Penggugat memang ada persamaan
baik dari suki-suki maupun mie yang toppingnya hampir sama.

 Saksi Riza menerangkan bahwa posisi Saksi berada di bawah koordinasi


langsung dari Penggugat, namun Penggugat tidak pernah memberikan
arahan maupun solusi untuk meningkatkan pencapaian penjualan.

Halaman 30 dari 45 Putusan Nomor 286/Pdt.Sus-PHI/2020/PN.Jkt.Pst.


 Saksi Riza menerangkan bahwa terdapat ketentuan yang mengharuskan
Penggugat sebagai seorang General Manager untuk melakukan
kunjungan ke gerai-gerai restoran secara rutin untuk memantau dan
memberikan arahan untuk meningkatkan pencapaian penjualan, namun
Penggugat sangat jarang melakukan kunjungan ke gerai-gerai restoran
Tergugat.

 Saksi Riza menerangkan bahwa Saksi mengetahui terkait adanya PHK


terhadap Penggugat karena dari penilaian Direksi tidak menunjukkan
kinerja yang baik selama bekerja pada Tergugat.

5. Saksi Handy Cipto ("Saksi Handy")

Dalam pemeriksaan saksi di persidangan, Saksi Handy memberikan


keterangan di bawah sumpah dengan menerangkan hal-hal sebagai berikut:

 Saksi Handy menerangkan bahwa Saksi mulai bekerja pada Tergugat


pada tahun 2017 hingga saat ini dengan menempati posisi jabatan
sebagai Financial Officer yang memiliki tugas untuk mengelola keuangan
perusahaan yang bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama.

 Saksi Handy menerangkan bahwa Saksi mengetahui Penggugat mulai


masuk bekerja pada Tergugat bulan Maret 2020, karena sehari sebelum
Penggugat masuk, pihak finance mendapatkan informasi dari HRD
terkait adanya General Manager Operational yang baru akan bergabung.
Serta Saksi pertama kali bertemu dengan Penggugat pada saat
pertemuan besar yang dilaksanakan pada 3 Maret 2020.

 Saksi Handy menerangkan bahwa berdasarkan catatan dari dokumen


finance Tergugat, dapat diketahui bahwa Penggugat mulai menerima gaji
pertama kali untuk bulan Maret 2020.

 Saksi Handy menerangkan bahwa gaji yang diterima oleh Penggugat


yaitu gaji pokok dengan tunjangan sekitar kurang lebih Rp. 48.000.000,-
(empat puluh delapan juta Rupiah) sesuai dengan rincian slip gaji
sebagaimana Bukti T-10 yang ditunjukkan, kemudian terbagi atas 3 (tiga)
komponen dan ada 1 (satu) komponen dengan reimbursemen sebesar
Rp. 2.000.000,- (dua juta Rupiah).

Halaman 31 dari 45 Putusan Nomor 286/Pdt.Sus-PHI/2020/PN.Jkt.Pst.


 Saksi Handy menerangkan bahwa Tergugat tidak memberikan tunjangan
tetap kepada karyawan, dan tunjangan hanya dilihat dari tingkat
kehadiran karyawan. Satu-satunya yang bersifat tetap adalah komponen
gaji pokok.

 Saksi Handy menerangkan bahwa Saksi mengetahui adanya proses PHK


terhadap Penggugat berdasarkan konfirmasi dari Direktur Utama kepada
Finance Department bahwa penjualan selama kepemimpinan Penggugat
mengalami penurunan. Dari informasi tersebut, Saksi juga mendapatkan
informasi laporan dari Supervisor Area bahwa Penggugat ternyata
memiliki restoran sendiri.

 Saksi Handy menerangkan bahwa Saksi mengetahui setelah proses PHK


kepada Penggugat, Direktur Utama menyampaikan kepada Saksi bahwa
Penggugat telah menerima keputusan PHK, namun Penggugat masih
ingin melakukan konfirmasi terkait alasan PHKnya.

 Saksi Handy menerangkan bahwa Saksi mengetahui Penggugat


mengajukan permohonan kepada Disnaker karena Penggugat tidak
menginginkan alasan PHK karena Penggugat memiliki usaha sendiri.

 Saksi Handy menerangkan bahwa Saksi mengetahui adanya Anjuran


dari Disnaker untuk memberikan kompensasi PHK sejumlah uang
kepada Penggugat. Dimana Tergugat telah menerima Anjuran Disnaker
agar permasalahan tidak berlarut-larut dan Tergugat bersedia dan telah
menyiapkan Cek pembayaran kompensasi PHK kepada Penggugat.

 Saksi Handy menerangkan bahwa atas pemberian Cek tersebut, pihak


Penggugat sempat menerima Cek atas pembayaran Kompensasi PHK
namun kemudian ditolak karena Penggugat merasa keberatan dengan
alasan pemberhentiannya yang menyatakan memiliki restoran.

 Saksi Handy menerangkan bahwa Saksi mengetahui Penggugat mulai


bekerja dari bulan Maret 2020 hingga Juni 2020, dan Saksi terakhir
bertemu dengan Penggugat pada akhir bulan Juni 2020.

Halaman 32 dari 45 Putusan Nomor 286/Pdt.Sus-PHI/2020/PN.Jkt.Pst.


 Saksi Handy menerangkan bahwa Saksi mengetahui terkait dengan
Surat Penawaran Kerja atau Offering Letter kepada Penggugat dengan
masa percobaan 3 (tiga) bulan. Kemudian menurut keterangan Saksi
yang menyampaikan bahwa Penggugat tidak memiliki Perjanjian Kerja
karena terdapat 2 (dua) karyawan yang diterima langsung dari Owner
sehingga Finonce Department tidak menerima Perjanjian Kerja.
 Saksi Handy menerangkan bahwa Saksi mengetahui Tergugat telah
memberikan klarifikasi kepada pihak Disnaker terkait dengan Tergugat
telah meneriman Anjuran Disnaker untuk memberikan kompensasi PHK
sesuai dengan Anjuran Disnaker.

Menimbang, bahwa pada sidang berikutnya yaitu tanggal 3 Maret 2021,


para pihak masing-masing baik Penggugat maupun Tergugat telah mengajukan
kesimpulan secara tertulis;
Menimbang, bahwa untuk mempersingkat uraian dalam Putusan ini,
maka segala sesuatu yang tercantum dalam Berita Acara yang ada
relevansinya dianggap telah termuat dan menjadi bagian yang tak terpisahkan
dalam Putusan ini;
Menimbang, bahwa akhirnya para pihak baik Penggugat maupun
Tergugat menyatakan tidak ada hal-hal yang diajukan lagi dan mohon putusan;

TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM


Menimbang, bahwa maksud dan tujuan gugatan Penggugat adalah
sebagaimana diuraikan tersebut diatas;

DALAM PROVISI
Menimbang, bahwa dalam gugatannya Penggugat mengajukan tuntutan
provisi agar Majelis Hakim memutuskan terlebih dahulu dalam Putusan sela
tentang Pembayaran Upah/Gaji, dan THR sejak terhitung Penggugat di
Berhentikan tertanggal 30 Juni 2020 sampai dengan adanya kekuatan hukum
tetap;
Menimbang, bahwa menurut Majelis Hakim tuntutan provisi yang
diajukan oleh Penggugat tersebut sudah masuk pada substansi materi pokok
perkara yang sedang dipersengketakan oleh dan antara Penggugat dengan
Tergugat yang masih memerlukan pembuktian lebih lanjut dari kedua belah
pihak;
Menimbang, bahwa untuk menentukan apakah Penggugat berhak
mendapatkan upah dan hak-hak Upah/Gaji, dan THR sejak terhitung
Penggugat di Berhentikan tertanggal 30 Juni 2020 sampai dengan adanya
Halaman 33 dari 45 Putusan Nomor 286/Pdt.Sus-PHI/2020/PN.Jkt.Pst.
kekuatan hukum tetap, menurut Majelis Hakim hal tersebut sudah masuk pada
substansi materi pokok perkara yang sedang dipersengketakan oleh dan antara
Penggugat dengan Tergugat yang masih memerlukan pembuktian lebih lanjut
dari kedua belah pihak. Oleh karenanya tuntutan provisi tersebut beralasan
untk dinyatakan ditolak;

DALAM EKSEPSI
Menimbang, bahwa didalam jawabannya Tergugat telah mengajukan
EKSEPSI OBSCUUR LIBEL - GUGATAN PENGGUGAT MENGANDUNG
CACAT FORMIL TIDAK JELAS/KABUR, dengan alasan :
1. Bahwa dasar hukum gugatan Penggugat dalam posita tidak sesuai dengan
tuntutan dalam petitum gugatannya, dimana Petitum Penggugat pada butir
No. 5 dan bertentangan dengan butir No.2 dan 3 dalil Posita Gugatan
penggugat. Karena faktanya, dasar hukum yang digunakan sebagai dasar
pengakhiran hubungan kerja sebagaimana disebutkan di atas, tidak sesuai
dan bertentangan dengan apa yang dituntut oleh Penggugat pada petitum
Gugatannya dimana Penggugat tidak meminta adanya tuntutan mengenai
terjadinya pengakhiran hubungan kerja atau waktu berakhirnya hubungan
kerja maupun tuntutan untuk dipekerjakan Kembali;
2. Bahwa dalil gugatan Penggugat dalam posita saling bertentangan, yaitu
dalil pada butir 7 dan butir 8, dimanaada Butir No. 7, Penggugat telah meny
pampaikan jawaban atas Anjuran Mediator yang menyatakan menerima
Anjuran dari Mediator, namun seketika Penggugat menganulir pernyataan
menerima Anjuran Mediator tersebut sebagaimana dalil Gugatannya pada
butir No.8;
3. Bahwa tuntutan Penggugat dalam petitum gugatannya keliru dan tidak jelas
dasar hukumnya, karena dalam Petitum Gugatannya, Penggugat sama
sekali tidak meminta kepastian hukum terkait dengan status berakhirnya
hubungan kerja antara penggugat dan Tergugat;

Bahwa berdasarkan uraian alasan dan dasar hukum yang telah


dikemukakan tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Gugatan a quo
yang diajukan oleh Penggugat keliru, kabur dan tidak jelas, sehingga dapat
dikualifikasikan sebagai gugatan yang cacat formil karena tidak jelas dan kabur
lobscuur libell, dengan demikian sangat berdasar hukum dan beralasan bagi
Yang Mulia Majelis Hakim untuk menyatakan Gugatan a quo tidak dapat
diterima;

Halaman 34 dari 45 Putusan Nomor 286/Pdt.Sus-PHI/2020/PN.Jkt.Pst.


Menimbang, bahwa terhadap eksepsi Tergugat diatas Majelis Hakim
bahwa eksepsi Tergugat tersebut menurut Majelis telah memasuki bagian
pokok perkara yang akan diperiksa dan dipertimbangkan dalam pokok perkara
dengan mempertimbangkan bukti-bukti yang ada. Sehingga eksepsi Tergugat
yang menyatakan gugatan Penggugat Obscuur Libel atau Kabur/Tidak Jelas
beralasan untuk ditolak;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan hukum
diatas Majelis berpendapat eksepsi-eksepsi Tergugat tersebut karenanya
beralasan untuk dinyatakan ditolak;

DALAM POKOK PERKARA


Menimbang, bahwa maksud dan tujuan gugatan Penggugat adalah
sebagaimana diuraikan dalam gugatannya;
Menimbang, bahwa berdasarkan Surat Anjuran dari Mediator pada
Kantor Suku Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi Dan Energi Kota Jakarta Pusat
No. 2033/-1.1835.3, tertanggal 31 Agustus 2020 yang asli anjuran terlampir
bersama surat gugatan a quo, membuktikan bahwa Para Pihak telah
menempuh proses penyelesaian perkara perselisihan Pemutusan
Hubungan Kerja sebelum mengajukan gugatannya ke Pengadilan
Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, sebagaimana
diatur dalam ketentuan Pasal 83 ayat (1) Undang-Undang Nomor 2 Tahun
2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial (PPHI), maka
berdasarkan ketentuan Pasal 1 angka (17), Pasal 2 dan Pasal 56 Undang-
Undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan
Hubungan Industrial, Majelis Hakim berwenang untuk memeriksa,
mengadili dan memutus perkara a quo;
Menimbang, bahwa atas perselisihan a quo, Majelis Hakim akan
memberikan pertimbangan sebagai berikut :
Menimbang, bahwa Penguggat mendalilkan Tergugat melakukan
Pengakhiran Hubungan Kerja secara sepihak terhadap Penggugat melalui Surat
Pemberhentian Bekerja pada tanggal 30 Juni 2020 yang diberikan kepada
Penggugat dan Penggugat diminta berhenti bekerja pada hari itu juga, termasuk
mengembalikan seluruh property kantor yang diberikan kepada Penggugat.
Alasan Tergugat melakukan PHK kepada Penggugat karena adanya tuduhan
pemodalan Penggugat dalam usaha dibidang yang sama yaitu makanan &
minuman tempat Penggugat bekerja yang menurut Penggugat adalah alasan
yang tidak benar dan dibuat-buat;
Menimbang, bahwa menurut Penggugat, karena PHK sepihak yang
dilakukan Tergugat kepada Penggugat belum ada penetapan dari lembaga
Halaman 35 dari 45 Putusan Nomor 286/Pdt.Sus-PHI/2020/PN.Jkt.Pst.
penyelesaian perselisihan hubungan industrial sampai dengan saat ini, maka
sesuai Penjelasan atas Pasal 151 ayat (1) Undang-Undang Nomor 13 Tahun
2003 tentang Ketenagakerjaan, PHK tersebut batal demi Hukum. Dan
berdasarkan ketentuan Pasal 155 ayat (2) Undang-Undang Nomor 13 Tahun
2003 tentang Ketenagakerjaan dan Penjelasan Pasal 151 ayat (2), karena
Tergugat telah melakukan PHK sepihak kepada Penggugat dan tidak
mengijinkan lagi Penggugat bekerja kembali kepada Tergugat sejak 30 Juni
2020, seharusnya Tergugat tetap membayarkan upah kepada Penggugat
sebagai bukti kewajibannya kepada Penggugat, namun kewajiban tersebut tidak
dijalankan oleh Tergugat sesuai ketentuan Pasal 156 ayat (2) dan (3) Undang-
Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Penggugat berhak
atas Uang Pesangon, Uang Penghargaan masa kerja dan Uang Penggantian
Hak;
Menimbang, bahwa berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas, maka
Penggugat pada pokoknya mohon kepada Majelis Hakim untuk Menyatakan
bahwa Surat Pemberhentian Penggugat adalah tidak Patut dan tidak berdasar,
Memerintahkan Tergugat membatalkan isi Surat Pemberhentian Bekerja
tertanggal 30 Juni 2020, dan Memerintahkan Tergugat untuk membayar total
Upah/gaji dan THR, dan upah Penggugat selama 7 (tujuh) bulan terhitung Juli
2020 sampai dengan januari dan termasuk Gaji Februari, THR, serta Pesangon;
Menimbang, bahwa Tergugat membantah dalil-dali Penggugat tersebut di
atas. Menurut Tergugat hubungan hukum antara Penggugat dan Tergugat
didasari oleh adanya Penawaran Kerja (Offering Letter) yang telah disepakati
dan ditandatangani Penggugat dan Tergugat tertanggal 28 Januari 2020,
dimana Penggugat diterima bekerja pada Tergugat untuk menempati posisi
sebagai General Manager Operation dengan tugas dan tanggung jawab untuk
memberikan 70% penjualan global dari Tergugat, dan disepakati dalam offering
letter tersebut tanggal masuk kerja penggugat yang berlaku dan mengikat
Penggugat dan Tergugat adalah tanggal 1 Maret 2020 tetapi mengingat tangga
1 Maret 2020 tepat jatuh pada hari Minggu, sehingga hari kerja pertama
Penggugat mulai bekerja pada hari Senin, tanggal 2 Maret 2020;
Menimbang, bahwa pada tanggal 21 Maret 2020, Tergugat terpaksa
melakukan pengumuman penutupan gerai-gerai restoran Tergugat yang
berlokasi di pusat perbelanjaan yang disebabkan oleh adanya kebijakan
penutupan pusat perbelanjaan dari pemerintah sebagai upaya untuk mencegah
penyebaran COVID 19 sesuai dengan Keputusan presiden No. 12 Tahun 2O2O
tentang penetapan Bencana Nonalam Penyebaran Corona Virus Disease
2019 (COViD-19) sebagai Bencana Nasional. Sejak saat itu sampai dengan
tanggal 15 Juni 2020, seluruh gerai restoran Tergugat tidak beroperasi.
Halaman 36 dari 45 Putusan Nomor 286/Pdt.Sus-PHI/2020/PN.Jkt.Pst.
Sehingga selama akhir bulan Maret 2020 sampai dengan Juni 2020 Tergugat
tidak mendapatkan pemasukan;
Menimbang, bahwa menurut Tergugat, Penggugat tidak dapat
menunjukkan kapasitasnya sebagai seorang yang memiliki jabatan sebagai
General Manager yang berperan penting untuk membangun komunikasi yang
baik terhadap atasan langsungnya, maupun kepada Area Supervisor dan juga
Supervisor HRD. Namun pada tanggal 15 Juni 2020 saat gerai-gerai restoran
mulai buka kembali, Penggugat tidak pernah memberikan instruksi dan tidak
pernah ada pembahasan mengenai kinerja gerai restoran masing-masing Area
Supervisornya ketika Penggugat melakukan kunjungan ke gerai restoran
Tergugat, Penggugat tidak pernah memberikan dan tidak mengetahui
perkembangan dinamika yang terjadi pada gerai-gerai restoran, sehingga Area
Supervisor tidak memiliki sosok atasan yang mampu memberikan masukan-
masukan serta arahan yang diperlukan untuk meningkatkan penjualan kepada
masing-masing Area Supervisor yang merupakan tanggung jawab Penggugat
untuk mencapai target penjualan Tergugat sebesar 70% sebagaimana
disebutkan dalam Surat Penawaran Kerja;
Menimbang, bahwa pada saat Tergugat melakukan penelusuran
terhadap penyebab Penggugat tidak dapat memaksimalkan perannya sebagai
General Manager, diketahui bahwa Penggugat hanya berkunjung ke gerai
restoran di Pondok lndah dan Mall Serpong, dan kemudian setelah ditelusuri
oleh Tergugat diketahui bahwa Penggugat ternyata memiliki usaha yang
bergerak di bidang penjualan makanan dan minuman yang berada di wilayah
Serpong, Tangerang yang tidak jauh dari dua lokasi gerai restoran Tergugat
tersebut. Dan berdasarkan hasil temuan, Tergugat menilai bahwa Penggugat
tidak pernah mengungkapkan adanya usaha Penggugat yang juga bergerak di
bidang penjualan makanan dan minuman yang tidak dibantah oleh Penggugat
dengan mengakui adanya usaha tersebut, yang patut diduga dapat
menimbulkan konflik kepentingan karena usaha lain yang dijalankan oleh
Penggugat mengakibatkan kurangnya perhatian dan focus Penggugat dalam
meningkatkan kinerjanya pada Tergugat yang masih dalam masa percobaan;
Menimbang, bahwa selanjutnya menurut Tergugat, atas dasar dan
alasan tersebut, Tergugat memutuskan untuk melakukan pengakhiran
hubungan kerja dengan mengeluarkan Surat No. 01000/SKBHK/HRD/Vl/2020,
tertanggal 30 Juni 2020, Perihal: Surat Keterangan Berhentinya Hubungan Kerja
("Surat PHK"). Atas Surat PHK tersebut, Penggugat memberikan jawaban
sebagaimana Surat tertanggal 1 Juli 2020 ("Surat Balasan Penggugat") dengan
menyampaikan menerima PHK yang dilakukan oleh Tergugat. sehingga alasan

Halaman 37 dari 45 Putusan Nomor 286/Pdt.Sus-PHI/2020/PN.Jkt.Pst.


PHK menjadi tidak relevan lagi untuk dipertimbangkan, karena secara hukum
Penggugat telah menyetujui pengakhiran hubungan kerja dengan Tergugat;
Menimbang, bahwa dari pokok-pokok perselisihan antara Penggugat
dengan Tergugat tersebut diatas, maka menurut Majelis yang menjadi pokok
permasalahan dan akan diperiksa dalam perkara ini adalah apakah Pemutusan
Hubungan Kerja yang telah dilakukan oleh Tergugat terhadap Penggugat
adalah sah dan dapat dibenarkan secara hukum dengan segala akibat
hukumnya ataukah tidak?;
Menimbang, bahwa atas perselisihan a quo, Majelis Hakim akan
memberikan pertimbangan sebagai berikut:
Menimbang, bahwa Majelis Hakim akan mempertimbangkan terlebih
dahulu hubungan kerja yang terjadi antara Penggugat dan Tergugat untuk
menentukan masa kerja, jabatan dan upah Penggugat per bulannya sebagai
berikut;
Menimbang, bahwa Penggugat mengaku bekerja pada Tergugat
berdasarkan Sura Penawaran Kontrak Kerja ditanda tangani dan mulai berlaku
pada tanggal 1 Februari 2020 dengan ulasan kerja selama 3 bulan (1 Februari
2020 hingga 30 April 2020) dan mulai berkerja bulan Maret 2020 dengan
jabatan sebagai General Manager Operations dan menerima gaji sebesar Rp.
48.000.000 (empat puluh depan juta rupiah) yang terdiri dari:
• Gaji Pokok : Rp. 35.000.000;
• Tunjangan Jabatan : Rp. 8.000.000;
• Tunjangan Operasional : Rp. 5.000.000;
• Tunjangan Habis Pakai : Rp. 2.000.000;
Dan menurut Penggugat setelah melewati waktu dalam isi Surat Penawaran
yang di buat oleh Tergugat, Penggugat masih juga menerima Gaji, maka hal
tersebut dianggap oleh Penggugat bahwa Tergugat melanjutkan Kontak
Perjanjian Kerja sebagaimana biasanya;
Menimbang, bahwa Tergugat membantah dalil-dalil Penggugat tersebut,
dimana menurut Tergugat, Penggugat mulai bekerja pada Tergugat terhitung
sejak tanggal 2 Maret 2020 dengan jabatan sebagai General Manager
Operation dan menerima gaji sebesar Rp. 35.000.000,- terdiri dari komponen
gaji pokok, mengingat baik tunjangan jabatan, tunjangan operasional serta
tunjangan habis pakai diberikan kepada Penggugat dengan besaran yang
berbeda setiap bulannya tergantung pada tingkat kehadiran Penggugat;
Menimbang, bahwa berdasarkan Surat Penawaran tertanggal 28 Januari
2020 (Vide bukti P-1D dan T-1B) dan Slip Gaji Penggugat untuk bulan Maret,
April, Mei dan Juni 2020 (Vide Bukti T-10), Majelis Hakim berkesimpulan
sebagai berikut:
Halaman 38 dari 45 Putusan Nomor 286/Pdt.Sus-PHI/2020/PN.Jkt.Pst.
 Penawaran Kerja terhadap Penggugat mulai berlaku sejak 1 Februari 2020
dengan penilaian kinerja Penggugat selama 3 bulan (1 Februari 2020
sampai dengan 30 April 2020), sehingga masa kerja Penggugat terhitung
sejak tanggal 1 Februari 2020, dengan jabatan Penggugat sebagai General
Manager Operations (GMO);
 Gaji Penggugat per bulan berupa gaji pokok adalah sebesar Rp.
35.000.000,- karena komponen upah yang lainnya yang diterima Penggugat
jumlahnya tidak bersifat tetap setiap bulannya;
 Penggugat terbukti masih menerima upah untuk bulan Mei dan Juni 2020;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan diatas,


karenanya berpendirian bahwa benar telah berlangsung hubungan kerja antara
Penggugat dengan Tergugat dimana Penggugat bekerja pada Tergugat
sebagai karyawan tetap terhitung sejak tanggal 1 Februari 2020 sebagai
General Manager Operations dengan menerima gaji per bulan sebesar Rp.
35.000.000,- (tiga puluh lima juta rupiah);
Menimbang, bahwa mencermati dalil-dalil Penggugat dengan Tergugat
sebagaimana tersebut di atas, Majelis Hakim berpendirian bahwa perselisihan
antara Penggugat dengan Tergugat adalah perselisihan PHK sehingga petitum
Penggugat angka (3) agar Majelis Hakim Menyatakan bahwa perselisihan
antara Pengugat dengan Tergugat adalah perselisihan pemutusan hubungan
kerja, adalah beralasan untuk dikabulkan;
Menimbang, bahwa oleh karena hubungan kerja antara Penggugat
dengan Tergugat bersifat tetap maka untuk melakukan pemutusan hubungan
kerja kepada Penggugat harus tetap mengacu pada ketentuan yang berlaku in
cassu Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan jo
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan
Hubungan Industrial jo Peraturan yang berlaku di perusahaan;
Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan
mempertimbangakan terkait dengan Pemutusan Hubungan Kerja antara
Penggugat dengan Tergugat sebagai berikut:
Menimbang, bahwa menentukan sah tidaknya suatu Anjuran Mediator
Dinas Tenaga Kerja Kota Administrasi Jakarta Pusat hal tersebut bukanlah
merupakan kewenangan Pengadilan Hubungan Industrial melainkan
merupakan kewenangan Pengadilan Tata Usaha Negara untuk memeriksa dan
memutusnya, sehingga terhadap petitum Penggugat angka (4) agar Majelis
Menyatakan Surat Anjuran No. 2033/-1.1835.3, tanggal 31 Agustus 2020
Mediator Dinas Tenaga Kerja Kota Administrasi Jarta Pusat tidak sah dan batal
demi hukum beralasan menurut hukum untuk dinyatakan ditolak;
Halaman 39 dari 45 Putusan Nomor 286/Pdt.Sus-PHI/2020/PN.Jkt.Pst.
Menimbang, bahwa berdasarkan Bukti P-1E = Bukti T-5 berupa Surat
Keterangan Berhentinya Hubungan Kerja tertanggal 30 Juni 2020, pada
pokoknya diketahui bahwa Tergugat telah melakukan PHK terhadap Penggugat
terhitung sejak tanggal 30 Juni 2020 dikarenakan keikutsertaan/kepemilikan
Penggugat dalam permodalan sebuah Restoran yaitu Restoran “Sukanya
Salon & Jajan” yang diakui oleh Penggugat, yang merupakan suatu usaha
dengan bidang usaha yang sama dengan bidang usaha perusahaan Tergugat;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbagan tersebut di
atas, dan mencermati dalil Tergugat yang pada pokoknya menyatakan bahwa
sebagai seorang yang memiliki jabatan sebagai General Manager yang
berperan penting untuk membangun komunikasi yang baik terhadap atasan
langsungnya, maupun kepada Area Supervisor dan juga Supervisor HRD,
namun pada tanggal 15 Juni 2020 saat gerai-gerai restoran mulai buka kembali,
Penggugat tidak pernah memberikan instruksi dan tidak pernah ada
pembahasan mengenai kinerja gerai restoran masing-masing Area
Supervisornya ketika Penggugat melakukan kunjungan ke gerai restoran
Tergugat, sehingga Area Supervisor tidak memiliki sosok atasan yang mampu
memberikan masukan-masukan serta arahan yang diperlukan untuk
meningkatkan penjualan kepada masing-masing Area Supervisor yang
merupakan tanggung jawab Penggugat untuk mencapai target penjualan
Tergugat sebesar 70% sebagaimana disebutkan dalam Surat Penawaran Kerja.
Dan diketahui oleh Tergugat bahwa penyebab Penggugat tidak dapat
memaksimalkan perannya sebagai General Manager adalah karena
Penggugat hanya berkunjung ke gerai restoran di Pondok lndah dan Mall
Serpong, karena Penggugat memiliki usaha yang bergerak di bidang penjualan
makanan dan minuman yang berada di wilayah Serpong, Tangerang yang tidak
jauh dari dua lokasi gerai restoran Tergugat tersebut;
Menimbang, bahwa menurut Majelis Hakim tindakan Penggugat
tersebut di atas selain membuktikan tidak profesionalnya Penggugat, juga
membuktikan bahwa Penggugat terbukti telah menyatalahgunakan jabatannya
dan tidak melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik sebagai
seorang General Manager Operations, sedangkan tugas dan tanggung jawab
Penggugat sebagai seorang General Manager terkait erat dengan operasional
perusahaan Tergugat, padahal perusahaan Tergugat sedang mengalami
penurunan penjualan yang sangat tajam sejak bulan Maret 2020 karena
tutupnya beberapa gerai perusahaan di Mall akibat adanya kebijakan
Pemerintah dalam situasi penyebaran COVID-19. Tindakan Penggugat tersebut
menurut Majelis Hakim dapat dikategorikan sebagai pelanggaran disiplin kerja;

Halaman 40 dari 45 Putusan Nomor 286/Pdt.Sus-PHI/2020/PN.Jkt.Pst.


Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di
atas, dikarenakan Penggugat terbukti telah melakukan pelanggaran disiplin
kerja dan tidak berkeberatan untuk di putus hubungan kerjanya oleh Tergugat,
di sisi lain Tergugat sendiri sudah tidak berkeinginan melanjutkan hubungan
kerja dengan Penggugat, maka beralasan menurut hukum berdasarkan
keadilan dan kepatutan Majelis Hakim menyatakan PUTUS hubungan kerja
antara Penggugat dengan Tergugat terhitung sejak tanggal 30 Juni 2020
sesuai Surat Keterangan Berhentinya Hubungan Kerja tertanggal 30 Juni 2020,
sehingga petitum Penggugat angka (5) agar Majelis Menyatakan bahwa Surat
Tergugat atas Pemberhentian Penggugat adalah tidak Patut dan tidak tidak
berdasar adalah suatu kesalahan Tergugat dan karena Tergugat tidak
memperkerjakan kembali Penggugat, maka sudah sepatutnya Penggugat untuk
menerima Hak-haknya keseluruhan dari Tergugat beralasan untuk ditolak.
Dikarenakan tidak adanya bukti terkait dengan pajak penghasilan Penggugat,
maka petitum Penggugat angka (6) agar Majelis Memerintahkan Tergugat
membatalkan isi Surat Pemberhentian Bekerja tertanggal 30 Juni 2020 dan
membayar seluruh Pajak-Pajak penghasilan Penggugat yang tertunggak
selama bekerja dengan Tergugat sampai dengan adanya Putusan yang
mengikat (inkrah) atas perkara ini beralasan dinyatakan ditolak;
Menimbang, bahwa atas putusnya hubungan kerja antara Penggugat
dengan Tergugat tersebut, dikarenakan Penggugat terbukti melakukan
pelanggaran disiplin kerja, maka adil dan patut berdasarkan Pasal 161 Undang-
Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, Majelis Hakim
menghukum Tergugat untuk membayar kompensasi kepada Penggugat berupa
Uang Pesangon sebesar Satu Kali Ketentuan Pasal 156 ayat (2), Uang
Penghargaan Masa Kerja sebesar Satu kali Ketentuan Pasal 156 ayat (3) dan
Uang Penggantian hak sesuai Ketentuan Pasal 156 ayat (4) Undang-Undang
Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan ditambah Sisa Cuti 12 (dua
belas) hari sebesar Rp. 20.000.000,- sebagaimana penawaran Tergugat;
Menimbang, bahwa sejak berakhirnya hubungan kerja antara Penggugat
dengan Tergugat terhitung sejak tanggal 30 Juni 2020, maka berakhir pula hak
dan kewajiban para pihak sehingga Penggugat juga sudah tidak berhak atas
upah dan hak-hak lainnya yang biasa diterima dari Tergugat terhitung sejak
tanggal pemutusan hubungan kerja. Demikian pula karena tidak adanya bukti
terkait dengan THR, karenanya tuntutan Penggugat atas THR beralasan untuk
dinyatakan ditolak;
Menimbang, bahwa dengan demikian atas pemutusan hubungan kerja
ini, dengan masa kerja Penggugat terhitung sejak tanggal 1 Februari 2020
sampai dengan pemutusan hubungan kerja tanggal 30 Juni 2020 adalah 4
Halaman 41 dari 45 Putusan Nomor 286/Pdt.Sus-PHI/2020/PN.Jkt.Pst.
bulan, dengan gaji sebesar Rp. 35.000.000,- maka Tergugat berkewajiban
membayar kompensasi PHK kepada Penggugat dengan perincian sebagai
berikut:
a. Uang Pesangon 1 X 2 X Rp 35.000.000,- = Rp. 70.000.000,-
b. UPH 15% X Rp. 70.000.000,- = Rp. 10.500.000,-
c. Sisa Cuti 12 (dua belas) hari = Rp. 20.000.000 (+)
JUMLAH = Rp. 100.500.000,-

Menimbang, bahwa dengan demikian maka terhadap petitum


Penggugat angka (7) agar Majelis Memerintahkan Tergugat untuk membayar
total Upah/gaji dan THR, dan Pesangon yang belum dibayarkan untuk
Penggugat selama 7 (tujuh) bulan terhitung Juli 2020 sampai dengan januari
dan termasuk Gaji Februari, THR, dan Pesangon adalah beralasan untuk
dinyatakan dikabulkan untuk sebagian;
Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan mempertimbangkan
gugatan Penggugat pada petitum ke-8 Penggugat yang terkait dengan
menghukum Tergugat untuk membayar uang paksa (dwangsom) kepada
Penggugat sebesar Rp. 5.000.000,- (Lima Juta Rupiah) untuk setiap hari
keterlambatan pelaksaaan Putusan ini sejak diucapkan;
Menimbang, bahwa mengenai uang paksa (dwangsom) sebesar
Rp. 5.000.000,- (Lima Juta Rupiah) tiap hari sejak putusan ini di berkekuatan
hukum tetap, maka Majelis Hakim berpendapat oleh karena “tuntutan
dwangsom tidak dapat di kabulkan bersama-sama terhadap suatu putusan yang
amarnya menghukum Tergugat untuk membayar sejumlah uang”, sebagaimana
Yurisprudensi Mahkamah Agung Republik Indonesia telah memberikan acuan
dan/atau petunjuk yang jelas sebagaimana di bawah ini : Putusan Mahkamah
Agung No. 791 K/Sip/1972, tertanggal 26 Februari 1973 yang pada intinya
menyatakan bahwa “Tuntutan uang paksa (dwangsom) tidak berlaku terhadap
tindakan untuk membayar uang” dan Putusan Mahkamah Agung RI No. 307
K/Sip/1976, tertanggal 7 Desember 1976 yang pada intinya menegaskan bahwa
: “Uang paksa (dwangsom) hanya dapat dikenakan terhadap perbuatan yang
harus dilakukan oleh Tergugat yang tidak berupa pembayaran sejumlah uang”
(vide Pasal 606a Rv). Dwangsom hanya dapat di kabulkan dalam hal suatu
tuntutan mohon putusan untuk menghukum seseorang melakukan suatu
perbuatan hukum tertentu yang tujuannya agar si Tergugat melaksanakan
perintah atau putusan tersebut, sehingga harus dinyatakan di tolak;
Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan mempertimbangkan
gugatan Penggugat pada petitum ke-10 Penggugat tentang menetapkan
putusan dapat dilaksanakan secara serta merta meskipun ada upaya hukum
Halaman 42 dari 45 Putusan Nomor 286/Pdt.Sus-PHI/2020/PN.Jkt.Pst.
baik kasasi, peninjauan kembali maupun perlawanan atas putusan dalam
perkara ini (uit vorbaar bij vorraad);
Menimbang, bahwa apa yang disyaratkan dalam ketentuan Pasal 108
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan
Hubungan Industrial juncto Pasal 180 HIR Juncto SEMA Nomor 03 Tahun 2000
Juncto SEMA Nomor 4 Tahun 2001, tentang Putusan Serta Merta (Uit
vooerbaar bij voorraad) dan provisional diharuskan adanya syarat-syarat
sebagai berikut yaitu:
a. Ada surat autentik atau surat tulisan tangan (handschrift) yang menurut
Undang-Undang mempunyai kekuatan bukti;
b. Ada putusan yang sudah mempunyai kekuatan hukum tetap (in kracht van
gewijsde) sebelumnya yang menguntungkan pihak Penggugat dan ada
hubungannya dengan gugatan yang bersangkutan;
c. Ada gugatan provisi yang di kabulkan;
d. Dalam pokok sengketa mengenai bezitsrecht;
Menimbang, bahwa karena dalam gugatan Penggugat tersebut tidak
terbukti adanya fakta yang memenuhi seluruh syarat-syarat dimaksud, dan
Majelis Hakim melihat tidak ada hal-hal yang sifatnya eksepsional, maka
gugatan petitum angka 10 (sepuluh) Penggugat tidak dapat untuk di
kabulkan;
Menimbang, bahwa dalil-dalil dan alat bukti yang diajukan Penggugat
selain yang telah dipertimbangkan di atas, oleh karena itu tidak mempunyai
relevansi dengan pokok perselisihan dalam perkara ini menurut hemat Majelis
Hakim tidak perlu lagi dipertimbangkan secara eksplisit dalam perkara a quo
dan dinyatakan di kesampingkan;
Menimbang, bahwa dengan pertimbangan pertimbangan hukum tersebut
di atas, dan tanpa perlu lagi mempertimbangkan bukti-bukti yang tidak relevan
dengan perkara ini serta alasan hukum lainnya, telah cukup alasan bagi Majelis
Hakim untuk mengabulkan Gugatan Penggugat untuk sebagian dan menolak
untuk selain dan selebihnya;
Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan mempertimbangkan
biaya perkara yang terkait dengan petitum angka 11 (sebelas);
Menimbang, bahwa oleh karena gugatan Penggugat dikabulkan
untuk sebagian dan gugatan Tergugat ditolak seluruhnya, maka Tergugat
harus dihukum untuk membayar biaya perkara;
Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 58 Undang-Undang
Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial
(PPHI), “Dalam peroses beracara di PHI, pihak-pihak yang berperkara tidak di
kenakan biaya termasuk biaya eksekusi yang nilai gugatannya di bawah Rp.
Halaman 43 dari 45 Putusan Nomor 286/Pdt.Sus-PHI/2020/PN.Jkt.Pst.
150.000.000,- (seratus lima puluh juta)”, Namun demikian karena nilai gugatan
Penggugat lebih dari Rp. 150.000.000,- (Seratus Lima Puluh Juta Rupiah),
dan Tergugat berada pada pihak yang kalah, maka sesuai dengan ketentuan
Pasal 181 HIR, Tergugat harus di hukum untuk membayar semua biaya yang
timbul dalam perkara ini, dan jumlah biaya perkara akan ditetapkan dalam
amar putusan dibawah ini, sehingga dengan demikian Petitum ke-11
Penggugat dinyatakan dikabulkan;
Memperhatikan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang
Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial juncto Pasal 161 Undang-
Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan serta peraturan
perundang-undangan lain yang bersangkutan;

MENGADILI:

DALAM PROVISI :
 Menolak tuntutan Provisi Penggugat;

DALAM EKSEPSI:
 Menolak Eksepsi Tergugat untuk seluruhnya;

DALAM POKOK PERKARA:


1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk sebagian;
2. Menyatakan “PUTUS” hubungan kerja antara Penggugat dengan Tergugat
terhitung sejak tanggal 30 Juni 2020;
3. Menghukum Tergugat untuk membayar kepada Penggugat kompensasi
atas pemutusan hubungan kerja tersebut berupa uang pesangon dan
uang penggantian hak serta uang sisa cuti yang jumlah keseluruhannya
sebesar Rp.100.500.000,- (Seratus Juta Lima Ratus Ribu Rupiah);
4. Menolak gugatan Penggugat untuk selain dan selebihnya;
5. Membebankan biaya perkara kepada Tergugat yang keseluruhannya
berjumlah sebesar Rp. ………..,- (………………………);

Demikian diputuskan dalam rapat permusyawaratan Majelis Hakim


Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada
hari RABU, tanggal 10 Maret 2021, oleh kami BINTANG AL, S.H., M.H.,
sebagai Hakim Ketua Majelis, Ir. MAS MUANAM, M.H., dan Dr. RESY DESIFA
NASUTION, S.H., M.H., sebagai Hakim Anggota, putusan mana diucapkan
dalam sidang yang dinyatakan terbuka untuk umum pada hari RABU, tanggal
24 Maret 2021, oleh Majelis Hakim tersebut, dibantu oleh IRWAN FATHONI,
Halaman 44 dari 45 Putusan Nomor 286/Pdt.Sus-PHI/2020/PN.Jkt.Pst.
S.H., Panitera Pengganti Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan
Negeri Jakarta Pusat dengan di hadiri oleh Kuasa Penggugat dan dihadiri oleh
Kuasa Tergugat;

HAKIM ANGGOTA, KETUA MAJELIS HAKIM,


ttd ttd

IR. MAS MUANAM, M.H., BINTANG AL, S.H., M.H.,

ttd

Dr. RESY DESIFA NASUTION, S.H., M.H.,

PANITERA PENGGANTI,

Ttd
IRWAN FATHONI, S.H.,

Halaman 45 dari 45 Putusan Nomor 286/Pdt.Sus-PHI/2020/PN.Jkt.Pst.

Anda mungkin juga menyukai