Nomor 286/Pdt.Sus-PHI/2020/PN.Jkt.Pst.
MELAWAN
PT. JAY GEE, yang diwakili oleh ROBIN JOHANES DE BRITTO MORAN,
selaku Direktur PT. Jay Gee, yang beralamat di KH. Wahid
Hasyim 79-81, Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat,
10350, dalam hal ini memberikan kuasa kepada LLYA
UTAMA SUMONO, S.H., IRAWATI CHANDRA, S.H., DIKI
ANDIKUSUMAH, S.H., LL.M., RUBEN A.P.
SOERATMAN, S.H., LL.M., HAIKAL HANIFAH, S.H.,
M.H., ANDI ALFIAN NURMAN, S.H., RIZKY ADHITYA
RAMADHAN, S.H., M.Kn., RIZKY RADITYA, S.H.,
ERNAMA SANTI, S.H. dan YASSER ANDI SAPADA,
S.H., Para Advokat dan Konsultan Hukum pada Kantor
Hukum “NURJADIN SUMONO MULYADI &
PARTNERS”, berkantor di Gedung Bursa Efek lndonesia,
Tower l, Lantai 26, Suite 2603, Jalan Jenderal Sudirman
Kav. 52- 53, Kawasan Niaga Terpadu Sudirman (SCBD),
Jakarta Selatan 12190, berdasarkan Surat Kuasa Khusus
tertanggal 10 November 2020, selanjutnya disebut sebagai
TERGUGAT;
Halaman 1 dari 45 Putusan Nomor 286/Pdt.Sus-PHI/2020/PN.Jkt.Pst.
Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat
tersebut;
Setelah membaca berkas perkara beserta surat-surat dalam perkara ini;
Setelah mendengar kedua belah pihak yang berperkara;
Setelah memeriksa bukti-bukti dari kedua belah pihak yang hadir di
persidangan;
A. PETITUM
10. Menyatakan putusan ini dapat dijalankan lebih dahulu (uitvoerbaar bij
voorraad) meskipun ada perlawanan banding, kasasi, maupun verzet
SUBSIDAIR:
DALAM EKSEPSI
1.4. Berdasarkan uraian tersebut di atas, Petitum Penggugat pada butir No. 5
dan 6 bertentangan dengan butir No. 2 dan 3 dalil Posita Gugatan
Penggugat. Karena faktanya, dasar hukum yang digunakan sebagai dasar
pengakhiran hubungan kerja sebagaimana disebutkan di atas, tidak sesuai
dan bertentangan dengan apa yang dituntut oleh Penggugat pada petitum
Gugatannya. Dalam Petitum Gugatan Penggugat, Penggugat tidak
meminta adanya tuntutan mengenai terjadinya pengakhiran hubungan
kerja atau waktu berakhirnya hubungan kerja maupun tuntutan untuk
dipekerjakan kembali.
(1) Penggugat baru masuk dan mulai bekerja di Tergugat pada tanggal 2 Maret
2020; dan
(2) Tidak sesuai dengan fakta-fakta atau pengakuan Penggugat yang
disampaikan kepada Mediator Hubungan Industrial Dinas Tenaga Kerja
Transmigrasi Jakarta Pusat sebagaimana yang disampaikan dalam Anjuran
MediatorDinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Energi Kota Jakarta Pusat
("Disnaker Jakarta Pusat") Nomor: 2033/-1.835.3, Perihal: Anjuran,
tertanggal 31 Agustus 2020, yang Tergugat kutip sebagai berikut:
Keterangan Pihak Pekerja [in casu Penggugat):
Halaman 9 dari 45 Putusan Nomor 286/Pdt.Sus-PHI/2020/PN.Jkt.Pst.
"4. Bahwa pada tanggal 4 Februari 2020, perbaikan Final Offering,
disetujui serta ditandatanganinya oleh pekerja berupa Final Offering
Letter dan kemudian pekerja kirimkan melalui Sdri. Paula,
rekan/mitra Sdri. Janis Katinding, sedangkan tanggal
ditandatanganinya Offering Letter yaitu tertanggal 28 Januari
2020, dengan kesepakatan masuk kerja pekerja adalah tanggal
1 Maret 2020."
(3) Adanya kesepakatan terkait dengan tanggal masuk kerja diluar dari tanggal
yang disebutkan dalam Offering Letter, sehingga tanggal masuk kerja
Penggugat yang berlaku dan mengikat Penggugat dan Tergugat adalah
tanggal 1 Maret 2020
10. Bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 93 ayat (1) UU No. 13/2003 yang
pada intinya mengatur bahwa perusaaan berhak untuk tidak membayar
gaji/upah apabila karyawan apabila tidak melakukan pekerjaan, dimana hal
tersebut merupakan asas yang dianut dalam ketentuan Pasal 93 ayat (1)
UU No.13/2003 bahwa pada dasarnya semua pekerja yang tidak bekerja
tidak dibayar (no work no pay) sebagaimana dikutip sebagai berikut:
11. Bahwa berdasarkan uraian fakta dan dasar hukum yang dijelaskan di atas,
serta atas pertimbangan terhadap ketentuan Pasal 93 ayat (1) UU No.
13/2003, Penggugat tidak berhak atas Gaji pada bulan Februari
sebagaimana tuntutan Penggugat dalam Gugatan perkara a quo. Dengan
demikian sangat beralasan dan berdasar hukum sepatutnya terhadap dalil
petitum Penggugat butir No. 7 terkait dengan pembayaran gaji di bulan
Februari 2020 untuk dikesampingkan atau tidak dipertimbangkan.
13. Bahwa selama gerai restoran Tergugat tidak beroperasi, Direktur Tergugat
mengharapkan adanya masukan ide-ide kreatif dari Penggugat sebagai
General Manager yang baru bergabung, Namun pada kenyataannya
Penggugat tidak pernah menyampaikan saran maupun inovasi-inovasi
terkait dengan rencana alternatif maupun langkah-langkah yang dapat
ditempuh selama masa penutupan gerai restoran tersebut.
14. Bahwa sejak terbitnya Keputusan Presiden No. 12 Tahun 2020 tentang
Penetapan Bencana Nonalam Penyebaran Corona Virus Disease 2019
(COVID-19) Sebagai Bencana Nasional, semakin berdampak terhadap
kelangsungan usaha Tergugat, sehingga Tergugat tidak mendapatkan
pemasukan selama akhir bulan Maret 2020 sampai dengan Juni 2020.
15. Bahwa selanjutnya selama pemberlakuan masa Pembatasan Sosial
Berskala Besar (PSBB), berdasarkan kewajiban dari Penggugat
sebagaimana disebutkan dalam Surat Penawaran Kerja, Penggugat
berkewajiban untuk membuat laporan langsung setiap bulan kepada
Tergugat, akan tetapi hal tersebut sama sekali tidak pernah dilakukan oleh
Penggugat.
16. Bahwa kondisi tersebut, mengakibatkan Tergugat kesulitan untuk melihat
dan menilai realisasi kinerja dari Penggugat yang masih dalam masa
percobaan {probation) yang telah disepakati dalam Surat Penawaran
Kerja. Sehingga menjadi pertimbangan Tergugat yang mempertimbangkan
bahwa Penggugat tidak dapat menunjukkan kapasitasnya sebagai seorang
yang memiliki jabatan sebagai General Manager yang berperan penting
untuk membangun komunikasi yang baik terhadap atasan langsungnya,
maupun kepada Area Supervisor dan juga Supervisor HRD.
17. Bahwa selain itu, pada tanggal 15 Juni 2020 saat gerai-gerai restoran mulai
buka kembali, ketika Penggugat melakukan kunjungan ke gerai restoran
Tergugat tidak pernah memberikan instruksi dan tidak pernah ada pembahasan
Halaman 11 dari 45 Putusan Nomor 286/Pdt.Sus-PHI/2020/PN.Jkt.Pst.
mengenai kinerja gerai restoran masing-masing Area Supervisornya.
Penggugat tidak pernah memberikan dan tidak mengetahui perkembangan
dinamika yang terjadi pada gerai-gerai restoran, sehingga Area Supervisor tidak
memiliki sosok atasan yang mampu memberikan masukan-masukan serta
arahan yang diperlukan untuk meningkatkan penjualan kepada masing-masing
Area Supervisor yang merupakan tanggung jawab Penggugat untuk mencapai
target penjualan Tergugat sebesar 70% sebagaimana disebutkan dalam Surat
Penawaran Kerja.
21. Bahwa selanjutnya atas dasar dan alasan tersebut, Tergugat memutuskan
untuk melakukan pengakhiran hubungan kerja dengan mengeluarkan Surat
No. 01000/SKBHK/HRD/VI/2020, tertanggal 30 Juni 2020, Perihal: Surat
Keterangan Berhentinya Hubungan Kerja ("Surat PHK"). Dimana
berdasarkan Surat PHK tersebut, Penggugat memberikan jawaban
Halaman 12 dari 45 Putusan Nomor 286/Pdt.Sus-PHI/2020/PN.Jkt.Pst.
sebagaimana Surat tertanggal 1 Juli 2020 ("Surat Balasan Penggugat")
dengan menyampaikan menerima PHK yang dilakukan oleh Tergugat.
Dengan diterimanya PHK oleh Penggugat tersebut, maka mengenai alasan
PHK menjadi tidak relevan lagi untuk dipertimbangkan, karena secara
hukum Penggugat telah menyetujui pengakhiran hubungan kerja dengan
Tergugat.
22. Bahwa pada tanggal 7 Juli 2020, Tergugat telah melaksanakan Pertemuan
Bipartit dengan Penggugat, yang pada intinya menghasilkan keputusan
bahwa Penggugat telah setuju dengan PHK yang dilakukan oleh Tergugat,
namun meminta merubah isi Surat PHK, membayar sisa gaji sesuai
kesepakatan sesuai dengan Surat Balasan Penggugat 1 Juli 2020.
Sedangkan, keterangan dari Tergugat menyatakan bahwa Tergugat tetap
pada Surat PHK 30 Juni 2020 ("Hasil Pertemuan Bipartit").
23. Bahwa berdasarkan Surat Balasan Penggugat 1 Juli 2020, dengan terang
dan jelas Penggugat telah menerima PHK yang dilakukan oleh Tergugat
berdasarkan Surat PHK tertanggal 30 Juni 2020, sebagaimana Penggugat
kemukakan pada Paragraf 1 halaman 2 Surat Balasan tanggal 1 Juli 2020
yang dikuti sebagai beriku:
"Bahwa, saya menerima Pemutusan Hubungan Kerja terhadap diri
saya sebagaimana
disebutkan dalam surat No. 01000/SKBHK/HRD/VI/2020. Tetapi tidak
sepakat dan
menolak terhadap alasan yang dikemukakan, "
"(1) Dalam hal perundingan bipartit gagal sebagaimana dimaksud dalam pasal 3
ayat (3), maka salah satu atau kedua belah pihak mencatatkan
perselisihannya kepada instansi yang bertanggung jawab di bidang
ketenagakerjaan setempat dengan melampirkan bukti bahwa upaya-upaya
penyelesaian melalui perundingan bipartite telah dilakukan."
1. Bahwa setelah Tergugat mencatatkan perselisihannya dengan Penggugat
untuk melakukan pertemuan Tripartit, selanjutnya dalam proses Tripartit
yang telah dilaksanakan, yang kemudian Mediator Disnaker Jakarta Pusat
telah mengeluarkan anjuran kepada Penggugat dan Tergugat berdasarkan
Surat No. 2033/-1.835.3,
tertanggal 31 Agustus 2020 ("Anjuran Disnaker Jakarta Pusat").
26. Bahwa dalam Anjuran Disnaker Jakarta Pusat, Mediator Disnaker Jakarta
Pusat memberikan pertimbangan yang pada pokoknya
mempertimbangkan bahwa Penggugat telah menerima keputusan PHK
dari Tergugat, akan tetapi meminta Tergugat
untuk memperbaiki alasan PHK, sebagaimana pertimbangan Mediator
pada butir No.8 yang dikutip sebagai berikut:
MENGANJURKAN
b. Apabila salah satu pihak atau para pihak menolak Anjuran, maka
para pihak
atau salah satu pihak dapat mengajukan gugatan ke Pengadilan
Hubungan
Industrial pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dengan
tembusan ke
Mediator Hubungan Industrial.
28. Bahwa tuntutan Penggugat dalam Petitum butir No. 7 Gugatan Penggugat,
tidak berdasar dan hanya mengada-ada, sebab tuntutan tersebut tidak
memperhatikan dan mempertimbangkan secara menyeluruh penerapan
dari ketentuan Pasal 155 ayat (1) dan (2) Jo. Pasal 151 ayat (3) UU No.
31. Bahwa perlu kami tegaskan kembali, bahwa pemutusan hubungan kerja
oleh Tergugat kepada Penggugat telah disetujui, sehingga pemutusan
hubungan kerja yang dilakukan oleh Tergugat yang kemudian disetujui
melalui Surat Balasan Penggugat tertanggal 1 Juli 2020 telah memenuhi
ketentuan dalam Pasal 151 ayat (3) UU No. 13/2003.
32. Bahwa selanjutnya Tergugat keberatan dan menolak dalil Penggugat pada
butir No.10 s.d No. 14 huruf B Alasan Gugatan karena dalil-dalil tersebut
merupakan dalil yang keliru dan mengada-ada, sebab selama proses
penyelesaian pemutusan hubungan kerja yang dimulai pada 30 Juni 2020,
Penggugat sudah tidak melaksanakan kewajibannya sebagaimana asas
hukum yang dianut dalam Hukum Ketenagakerjaan sebagai asas No Work
No Pay, selain itu secara jelas dan nyata melalui Surat Balasan Penggugat
tertanggal 1 Juli 2020 terbukti bahwa Penggugat telah menerima PHK
yang dilakukan oleh Tergugat, sebagaimana merujuk pada ketentuan
Pasal 93 ayat (1) UU No. 13/2003 yang menyatakan:
33. Bahwa berdasarkan uraian alasan dan dasar hukum tersebut di atas,
terbukti bahwa secara hukum Penggugat tidak berhak untuk mendapatkan
upah proses selama dalam proses penyelesaian perselisihan hubungan
industrial antara Penggugat dan Tergugat sampai adanya putusan
pengadilan yang berkekuatan hukum tetap, karena Penggugat sebenarnya
telah setuju dan menerima PHK yang dilakukan oleh Tergugat, sehingga
cukup beralasan dan berdasar hukum bagi Yang Mulia Majelis Hakim yang
memeriksa dan mengadili perkara a quo untuk mengesampingkan dan
sudah sepatutnya untuk tidak dipertimbangkan.
34. Bahwa Tergugat dengan tegas membantah dan menolak dalil Penggugat
pada butir No. 16 s.d 18 huruf B Alasan Gugatan karena merupakan dalil-
dalil yang keliru, menyesatkan, mengada-ada dan tidak berdasar hukum.
Karena dalil-dalil tersebut sangat mengada-ada, menyesatkan dan juga
tidak memiliki dasar hukum yang jelas.
Halaman 17 dari 45 Putusan Nomor 286/Pdt.Sus-PHI/2020/PN.Jkt.Pst.
35. Bahwa sebagaimana merujuk pada Anjuran Mediator Disnaker Jakarta
Pusat, dimana Tergugat telah menerima dan setuju serta bersedia untuk
memberikan uang kompensasi PHK kepada Penggugat sebesar 2 (dua)
kali ketentuan Pasal 156 ayat (2) dan 1 (satu) kali ketentuan penggantian
hak ayat (4) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan.
37. Bahwa merujuk pada ketentuan Pasal 157 ayat (1) Undang-Undang Nomor
13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan ("UU No. 13/2003") yang dikutip
sebagai berikut:
39. Selanjutnya, dihubungkan dengan masa kerja dari Penggugat yang kurang
dari 1 (satu) tahun, dan atas dasar pertimbangan dan Anjuran Mediator
Disnaker Jakarta Pusat, sehingga dasar hukum perhitungan pemberian
kompensasi PHK yang berhak diterima oleh Penggugat yang sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang
ketenagakerjaan adalah sebagai berikut:
Informasi Data Karyawan atas nama Vriska Virginia Lahama jin casu
Penggugat)
Komposisi Gaji
Gaji Pokok : Rp. 35.000.000
Nama Karyawan
Tunjangan Jabatan : Vriska Virginia Lahama 2 8.000.000
: Rp.
Tunjangan
Mulai Bekerja Operasional: Maret 2020 : Rp. 5.000.000
Tunjangan Habis : General
Jabatan Terakhir Pakai Manager
(Parkir,Operation
: Rp. 2.000.000
(Berdasarkan
Lama Bekerja Sisasistem reimbursement)
: Kurang dari 1 (satu) tahun
Bensin)
Nilai Perhitungan
Cuti Tahunan Gaji Pesangon : Rp. 35.000.000
Masa
Per Kerja
Bulan : Rp. 35.000.000,- 1 Tahun
Anjuran Mediator: 2 (dua) kali ketentuan Pasal 156 ayat
(2) dan 1 (satu) kali ketentuan
penggantian hak ayat (4) Undang-
Undang Nomor 13 Tahun 2003
Rincian Perhitungan Nilai Kompensasi PHK
MENGADILI:
DALAM EKSEPSI
Atau,
Bukti P-1 C Offering Letter PT. JAY GEE ("Tergugat") dengan (Copy
sesuai asli) ("Vriska Virginia Lahama ("Penggugat").
Bukti T-la Offering Letter dari PT Jay Gee kepada Vriska Virginia
Lahama tertanggal 28 Januari 2020.
Bukti T-3 Mutasi Keluar Kendaraan Roda Empat Wuling B 2604 PFL,
tertanggal 2 Maret 2020.
Bukti T-4 Dokumen Data Absensi Karyawan PT Jay Gee [In casu
Bukti T-10 Slip Gaji Penggugat selama bekerja pada Tergugat dari Bulan
Maret 2020 s.d Juni 2020.
Bukti T-14 Dokumen Cek No. DD170066 Bank Central Asia KCU Wahid
Hasyim serta Dokumen Tanda Terima Cek.
Saksi Asep menerangkan bahwa Bukti T-4 tersebut sesuai system dapat
diketahui Penggugat mulai masuk bekerja pada Tergugat sejak tanggal 2
Maret 2020. Dimana pada tanggal 2 Maret 2020, Saksi diberitahukan
secara lisan terkait adanya karyawan baru yang akan dimasukkan pada
database fingerprint, namun pendaftaran fingerprint tersebut baru dapat
dilakukan pada tanggal 11 Maret 2020.
Saksi Riza mulai bergabung bekerja pada Tergugat pada bulan Mei 2018
hingga saat ini menempati posisi sebagai Area Manager 2 yang
membawahi area di Paris Van Java, Bandung Indah Plaza, Kelapa
Gading dan Pluit Village.
DALAM PROVISI
Menimbang, bahwa dalam gugatannya Penggugat mengajukan tuntutan
provisi agar Majelis Hakim memutuskan terlebih dahulu dalam Putusan sela
tentang Pembayaran Upah/Gaji, dan THR sejak terhitung Penggugat di
Berhentikan tertanggal 30 Juni 2020 sampai dengan adanya kekuatan hukum
tetap;
Menimbang, bahwa menurut Majelis Hakim tuntutan provisi yang
diajukan oleh Penggugat tersebut sudah masuk pada substansi materi pokok
perkara yang sedang dipersengketakan oleh dan antara Penggugat dengan
Tergugat yang masih memerlukan pembuktian lebih lanjut dari kedua belah
pihak;
Menimbang, bahwa untuk menentukan apakah Penggugat berhak
mendapatkan upah dan hak-hak Upah/Gaji, dan THR sejak terhitung
Penggugat di Berhentikan tertanggal 30 Juni 2020 sampai dengan adanya
Halaman 33 dari 45 Putusan Nomor 286/Pdt.Sus-PHI/2020/PN.Jkt.Pst.
kekuatan hukum tetap, menurut Majelis Hakim hal tersebut sudah masuk pada
substansi materi pokok perkara yang sedang dipersengketakan oleh dan antara
Penggugat dengan Tergugat yang masih memerlukan pembuktian lebih lanjut
dari kedua belah pihak. Oleh karenanya tuntutan provisi tersebut beralasan
untk dinyatakan ditolak;
DALAM EKSEPSI
Menimbang, bahwa didalam jawabannya Tergugat telah mengajukan
EKSEPSI OBSCUUR LIBEL - GUGATAN PENGGUGAT MENGANDUNG
CACAT FORMIL TIDAK JELAS/KABUR, dengan alasan :
1. Bahwa dasar hukum gugatan Penggugat dalam posita tidak sesuai dengan
tuntutan dalam petitum gugatannya, dimana Petitum Penggugat pada butir
No. 5 dan bertentangan dengan butir No.2 dan 3 dalil Posita Gugatan
penggugat. Karena faktanya, dasar hukum yang digunakan sebagai dasar
pengakhiran hubungan kerja sebagaimana disebutkan di atas, tidak sesuai
dan bertentangan dengan apa yang dituntut oleh Penggugat pada petitum
Gugatannya dimana Penggugat tidak meminta adanya tuntutan mengenai
terjadinya pengakhiran hubungan kerja atau waktu berakhirnya hubungan
kerja maupun tuntutan untuk dipekerjakan Kembali;
2. Bahwa dalil gugatan Penggugat dalam posita saling bertentangan, yaitu
dalil pada butir 7 dan butir 8, dimanaada Butir No. 7, Penggugat telah meny
pampaikan jawaban atas Anjuran Mediator yang menyatakan menerima
Anjuran dari Mediator, namun seketika Penggugat menganulir pernyataan
menerima Anjuran Mediator tersebut sebagaimana dalil Gugatannya pada
butir No.8;
3. Bahwa tuntutan Penggugat dalam petitum gugatannya keliru dan tidak jelas
dasar hukumnya, karena dalam Petitum Gugatannya, Penggugat sama
sekali tidak meminta kepastian hukum terkait dengan status berakhirnya
hubungan kerja antara penggugat dan Tergugat;
MENGADILI:
DALAM PROVISI :
Menolak tuntutan Provisi Penggugat;
DALAM EKSEPSI:
Menolak Eksepsi Tergugat untuk seluruhnya;
ttd
PANITERA PENGGANTI,
Ttd
IRWAN FATHONI, S.H.,