Anda di halaman 1dari 4

Beginilah Islam Mengajarkan Kesuksesan

‫ نَبِِّينَا ُم َح َّم ٍد صلى اهلل عليه وسلم َو َعلَى‬،‫ف ال ُْم ْر َسلِ ْي َن‬
ِ ‫السالَم َعلَى أَ ْشر‬
َ َّ ‫ َو‬،‫الد ْنيَا َوالدِّيْ ِن‬
ُ َّ ‫الصالَةُ َو‬ ُّ ‫ َوبِ ِه نَ ْستَ ِع ْي ُن َعلَى أ ُُم ْو ِر‬،‫ب ال َْعال َِم ْي َن‬
ِّ ‫ْح ْم ُد هلل َر‬
َ ‫ال‬
ِ
:‫ َو َب ْع ُد‬،‫لى َي ْوم الدِّيْ ِن‬ِ ٍ ِِ ِ ِ ِ ِ ِ ْ ‫آلِ ِه وأ‬
َ ‫َص َحابه َوالتَّابع ْي َن َو َم ْن تَب َع ُه ْم بإ ْح َسان إ‬ َ
Kesuksesan merupakan kata yang kerap terucap dari lisan semua insan, bahkan tidak ada satu orang
pun melainkan mengidam-idamkan kata ini. Kata yang karenanya manusia berlari serta berlomba
untuk meraihnya. Setiap orang pun memiliki gaya dan cara untuk memperoleh kesuksesan ini.
Namun tidak sedikit dari kita yang menghalalkan segala cara untuk merealisasikan sebuah
kesuksesan. Di sinilah banyak batasan-batasan agama yang terlipakan atau justru terlampaui.
Dalam tulisan yang sangat sederhana ini, kami hendak menyebutkan dengan ringkas bagaimana
Islam mengajarkan kesuksesan.
Berikut ini beberapa kunci kesuksesan dalam islam:

1. Ikhlas dalam beramal.

Ikhlas merupakan syarat terpenting diterimanya sebuah amal. Yang mana suatu amal tidak akan
Allah ta’ala terima sampai amalan tersebut beerdiri tegak di atas pondasi keikhlasan. Allah ta’ala
berfirman:

.) ‫ين الْ َقيِّ َم ِة‬ ِ َ ِ‫الز َكا َة و َذل‬ ِِ


ِ ‫صين لَهُ الدِّين حَن َف‬ ِ ِ
ُ ‫كد‬ َ َّ ‫الصال َة َو ُي ْؤتُوا‬
َّ ‫يموا‬
ُ ‫اء َويُق‬
َ ُ َ َ ‫( َو َما أُم ُروا إِاَّل لَي ْعبُ ُدوا اللَّهَ ُم ْخل‬
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan
kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan
menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.” (Al Bayyinah: 5).

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda:

((ُ‫صا َو ْابتُ ِغ َي بِ ِه َو ْج ُهه‬ ِ ِ


ً ‫))إِ َّن اللَّهَ ال َي ْقبَ ُل م ْن ال َْع َم ِل إِال َما َكا َن لَهُ َخال‬
“Sesungguhnya Allah tidak menerima suatu amal perbuatan kecuali yang murni (ditunaikan
dengan ikhlas) dan hanya mengharap ridho Allah”.1

Selain merupakan syarat diterimanya amal, ikhlas juga memiliki peran penting dalam suksesnya
suatu amal. Hal ini erat kaitannya dengan bantuan dan kemudahan yang akan Allah ta’ala berikan
kepada seorang hamba tatkala ia mampu untuk menerapkan ibadah yang agung ini. Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda:
ِ ِ َ‫ ومن َكان‬، ‫الد ْنيا إِاَّل ما ُكتِب لَه‬ ِ ِ ِ ‫ ول‬،ِ ‫ وجعل َف ْقره بين عيني ِه‬، ‫ َف َّر َق اهلل علَي ِه أَمره‬، ‫الد ْنيا ه َّمه‬
ُ‫ َج َم َع اهللُ أ َْم َره‬، ُ‫ت اآْل خ َرةُ نِيَّـتَه‬ ْ ََ ُ َ َ َ ُّ ‫َم يَأْته م َن‬ ْ َ ْ َ َْ َ َْ ُ َ َ َ َ َ ُ َ ْ ْ َ ُ ُ َ َ ُّ ‫ت‬ ِ َ‫من َكان‬
َْ
ِ ‫الد ْنيا و ِهي ر‬
‫اغ َم ٌة‬ ُّ َ ِ ِ ِ ِ
َ َ َ َ ُ َْ َ ْ َ ْ ُ َ َ َ َ َ ،
‫ه‬ ‫ت‬ ‫ت‬‫أ‬ ‫و‬ ، ‫ه‬ ‫ب‬ ‫ل‬‫ق‬ ‫ي‬‫ف‬ ‫اه‬ ‫ن‬ ‫غ‬ ‫ل‬ ‫ع‬ ‫ج‬ ‫و‬

1
HR An Nasa’i: 3140, Berkata Syeikh Al Albani: Shahih. (Silsilah Hadits Shahih: 52)
Barangsiapa tujuan hidupnya adalah dunia, maka Allâh akan mencerai-beraikan urusannya,
menjadikan kefakiran di kedua pelupuk matanya, dan ia tidak mendapatkan dunia kecuali menurut
ketentuan yang telah ditetapkan baginya. Barangsiapa yang niat (tujuan) hidupnya adalah negeri
akhirat, Allâh akan mengumpulkan urusannya, menjadikan kekayaan di hatinya, dan dunia akan
mendatanginya dalam keadaan hina.”2

Itulah ikhlas, tatkala ia menjadi dasar suatu amal, maka kemudahanpun akan menyertai amalan
tersebut.

2. Memohon pertolongan kepada Allah dengan memperbanyak doa

Doa merupakan senjata terbaik yang dimiliki oleh seorang muslim. Senjata yang dengannya ia bisa
meraih asa dan menggapai cita-citanya. Allah ta’ala berfirman:
ِ ‫إِ َّن الَّ ِذين يست ْكبِرو َن عن ِعبادتِي سي ْد ُخلُو َن جهن‬  ۚ ‫ال ربُّ ُكم ا ْدعونِي أَست ِجب لَ ُكم‬
َ ‫َّم َداخ ِر‬
‫ين‬ َ ََ ََ َ َ ْ َ ُ َْ َ َ ْ ْ َْ ُ ُ َ َ َ‫َوق‬
Dan Rabbmu berfirman:“Berdo’alah kepada-Ku, niscaya akan Ku-perkenankan bagimu.
Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari beribadah kepada-Ku (berdo’a
kepada-Ku) akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina.” (QS. Al-Mu’min: 60)

Sungguh, tidak akan pernah merugi orang-orang yang menyertakan Allah dalam setiap usahanya.
Tidak akan ada rasa kecewa bagi mereka yang menjadikan Allah ta’ala sebagai sumber kekuatannya.
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
ِ ‫َّخرها لَه فِى‬
‫اآلخ َر ِة َوإِ َّما‬ ِ ٍ َ‫ما ِمن مسلِ ٍم ي ْد ُعو بِ َد ْعو ٍة ل َْيس فِ َيها إِثْم والَ قَ ِطيعةُ ر ِح ٍم إِالَّ أَ ْعطَاهُ اللَّهُ بِ َها إِ ْح َدى ثَال‬
ُ َ َ ‫ث إِ َّما أَ ْن ُت َع َّج َل لَهُ َد ْع َوتُهُ َوإِ َّما أَ ْن يَد‬ َ َ ٌَ َ َ َ ُْ ْ
َّ ِ ِ ِ ِ ِ َ ‫ص ِر‬
.))‫ أكثر‬ ُ‫ ((الله‬:‫ال‬ َ َ‫ ق‬.‫ قَالُوا إذاً نُكْث ُر‬.‫السوء م ْثلَ َها‬
ُّ ‫ف َع ْنهُ م َن‬ ْ َ‫أَ ْن ي‬
“Tidaklah seorang muslim memanjatkan do’a pada Allah selama tidak mengandung dosa dan
memutuskan silaturahmi (antar kerabat, pen) melainkan Allah akan beri padanya tiga hal: [1] Allah
akan segera mengabulkan do’anya, [2] Allah akan menyimpannya baginya di akhirat kelak, dan [3]
Allah akan menghindarkan darinya kejelekan yang semisal.” Para sahabat lantas mengatakan,
“Kalau begitu kami akan memperbanyak berdo’a.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas berkata,
“Allah nanti yang memperbanyak mengabulkan do’a-do’a kalian.”3

3. Bersungguh-sungguh dan memaksimalkan usaha.

“Hasil tidak akan mengkhianati proses”, begitulah ungkapan yang banyak disuarakan oleh orang-
orang besar. Ungkapan emas yang layak mendapat tempat tersendiri dalam kehidupan kita. Dan
benar adanya, jika seseorang menikmati proses yang ia lakoni dan memaksimalkan potensi yang ia

2
HR Ibnu Majah: 4105, Berkata Syeikh Al Albani: Shahih. (Silsilah Hadits Shahih: 950)
3
(HR. Ahmad: (3/18). Syaikh Syu’aib Al Arnauth berkata: sanadnya jayyid (baik).
miliki maka dengan izin Allah ia akan mendapatkan apa yang ia inginkan. Beginilah Rasulullah
shallallahui ‘alaihi wasallam mengajarkan ummat beliau. Beliau shallallahui ‘alaihi wasallam
bersabda:

((‫))إن اهلل يحب إذا عمل أحدكم عمال أن يتقنه‬

“sesungguhnya Allah cinta jika seorang hamba melakukan suatu amalan (bahwasanya) ia
menekuninya.”4

Ketahuilah wahai saudaraku, bahwasanya hasil yang baik tidak mungkin didapatkan dengan usaha
yang minimal. Seorang pemain bola pun harus berlari mengitari lapangan untuk bisa menjadi
pemain terbaik. Dan beginilah seharusnya kita menjalani kehidupan ini. Seorang penyair pernah
berkata:

‫تكتسب المعالي‬
ُ ِّ ‫بقد ِر‬
‫الكد‬ ‫ومن طلب العال سهر الليالي‬
‫ومن رام العال من غير كد‬ ‫أضاع العمر في طلب المحال‬
Sebatas rasa lelah lah kemuliaan akan diperoleh
Dan barang siapa yang menginginkan (kedudukan yang) tinggi hendaknya ia begadang di
malam hari (sedikit tidur)
Dan barang siapa yang menginginkan (kedudukan) tinggi tanpa rasa lelah
Maka dia telah menyia-nyiakan usianya untuk mencari sesuatu yang mustahil
Simaklah bagaimana Allah menjanjikan kesuksesan bagi orang-orang yang memaksimalkan ikhtiar.
Allah ta’ala berfirman:
ِِ ِ ِ ِ َّ
َ ‫َّه ْم ُس ُبلَنَا ۚ َوإِ َّن اللَّهَ ل ََم َع ال ُْم ْحسن‬
‫ين‬ ُ ‫اه ُدوا فينَا لََن ْهد َين‬
َ ‫ين َج‬
َ ‫َوالذ‬
“dan orang-orang yang berjihad di jalan kami (untuk mendapatkan keridhoan kami) Benar-benar
akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami Dan sesungguhnya Allah benar-benar
beserta orang-orang yang berbuat baik”. (QS. Al-Ankabut: 69)

4. Berbaik Sangka kepada Allah

Diantara kunci kesuksesan seorang hamba ialah bahwasanya ia senantiasa berbaik sangka kepada
Allah dalam segala usahanya. Imam ibnul Qayyim Al Jauzi berkata:

“Berprasangka baik mendorong lahirnya amal, menganjurkan, membantu dan


menuntun untuk melakukannya”.5

Allah ta’ala telah menekankan pentingnya hal ini dalam sebuah hadits qudsi:

4
HR. Abu Ya’la dan Ath Tabrani, Syeikh Al Albani berkata: Hasan karena memiliki banyak Syahid (pen: jalur
periwatan lain). Lihat kitab Shahih jami’ Ash Shogir: 383
5
Lihat Al Jawab Al Kafi: 24)
‫ أَنَا ِع ْن َد ظَ ِّن َع ْب ِدي بِي َوأَنَا َم َعهُ إِذَا ذَ َك َرنِي فَِإ ْن ذَ َك َرنِي ِفي َن ْف ِس ِه ذَ َك ْرتُهُ في َن ْف ِسي َوإِ ْن ذَ َك َرنِي فِي َم ٍأل ذَ َك ْرتُهُ ِفي َم ٍأل َخ ْي ٍر ِم ْن ُه ْم‬: ‫ول اللَّهُ َت َعالَى‬ ُ ‫َي ُق‬
ِ ِ
ً‫اعا َوإِ ْن أَتَاني يَ ْمشي أََت ْيتُهُ َه ْر َولَة‬ ِ
ً َ‫ت إِل َْيه ب‬ ِ َّ ‫ب إِل‬ ِ ِ ِ
ُ ْ‫َى بِش ْب ٍر َت َق َّرب‬
ُ ْ‫اعا َت َق َّرب‬
ً ‫َى ذ َر‬ َ ‫اعا َوإِ ْن َت َق َّر‬
ً ‫ت إِل َْيه ذ َر‬ َّ ‫ب إِل‬
َ ‫َوإِ ْن َت َق َّر‬
“Allah Ta’ala berfirman, 'Aku tergantung persangkaan hamba kepadaKu. Aku bersamanya kalau dia
mengingat-Ku. Kalau dia mengingatku pada dirinya, maka Aku mengingatnya pada diriKu. Kalau
dia mengingatKu di keramaian, maka Aku akan mengingatnya di keramaian yang lebih baik dari
mereka. Kalau dia mendekat sejengkal, maka Aku akan mendekat kepadanya sehasta. Kalau dia
mendekat kepada diri-Ku sehasta, maka Aku akan mendekatinya sedepa. Kalau dia mendatangi-Ku
dengan berjalan, maka Aku akan mendatanginya dengan berlari.”6

5. Tawakkal dan Berserah diri kepada Allah

Setelah seorang hamba menyempurnakan usaha dan ikhtiar yang ia lakukan dengan keikhlasan,
sembari diiringi dengan memohon pertolongan Allah dan memaksimalkan potensi dalam melakoni
hal tersebut, maka yang tersisa hanyalah berserah diri kepada Allah dan menyandarkan hasil dari
usaha tersebut kepada Allah. Allah ta’ala berfirman:

ُ‫ َو َم ْن َيَت َو َّك ْل َعلَى اللَّ ِه َف ُه َو َح ْسبُه‬،‫ب‬ ِ ُ ‫ َو َي ْر ُزقْهُ ِم ْن َح ْي‬.‫َو َم ْن َيت َِّق اللَّهَ يَ ْج َع ْل لَهُ َم ْخ َر ًجا‬
ُ ‫ث اَل يَ ْحتَس‬

“dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan memberikan baginya jalan ke luar
(bagi semua urusannya). Dan memberinya rezki dari arah yang tidak disangka-sangka. Dan
barangsiapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (segala keperluan)nya.”
(QS ath-Thalaaq:2-3).

Imam Ibnu Rajab al-Hambali berkata, “Tawakkal yang hakiki adalah penyandaran hati yang
sebenarnya kepada Allah Ta’ala dalam meraih berbagai kemaslahatan (kebaikan) dan menghindari
semua bahaya, dalam semua urusan dunia maupun akhirat, menyerahkan semua urusan kepadanya
dan meyakini dengan sebenar-benarnya bahwa tidak ada yang dapat memberi, menghalangi,
mendatangkan bahaya serta memberikan manfaat kecuali Allah (semata)” 7.

Demikian beberapa perkara yang diperlukan oleh seorang hamba untuk meraih kesuksesan.

‫ والحمد هلل رب العالمين‬،‫وصلى اهلل على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم‬

‫واهلل تعالى أعلم‬

6
(HR bukhari: 7405 dan Muslim: 2675)
7
Kitab “Jaami’ul ‘uluumi wal hikam” (2/497).

Anda mungkin juga menyukai