KIMIA DASAR
“KESELAMATAN KERJA DI LABORATORIUM DAN
PENGENALAN ALAT LABORATORIUM”
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Kimia Dasar
Disusun oleh :
Nama : Aisya Ghina Febriza
NIM : 4444200036
Kelas :IB
Kelompok : 4 (Empat)
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR TABEL
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit
akibat kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas
kerja.
Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan korban jiwa maupun kerugian
materi bagi pekerja dan pengusaha, tetapi juga dapat mengganggu proses produksi
secara menyeluruh, merusak lingkungan yang pada akhirnya akan berdampak
pada masyarakat luas.Oleh karena itu K3 seyogyanya melekat pada pelaksanaan
praktikum dan penelitian di laboratorium. Laboratorium merupakan tempat staf
pengajar, mahasiswa dan pekerja laboratorium melakukan eksprimen dengan
bahan kimia alat gelas dan alat khusus. Penggunaan bahan kimia dan alat tersebut
berpotensi terjadinya kecelakaan kerja. Pada umumnya kecelakan kerja penyebab
utamanya adalah kelalaian atau kecerobohan. Oleh karena itu perlu dilakukan
upaya untuk mencegah terjadinya kecelakaan dengan cara membina dan
mengembangkan kesadaran (attitudes) akan pentingnya K3 di laboratorium.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini ialah :
1. Memahami konsep keselamatan kerja di laboratorium
2. Mengetahui dan memahami alat dan bahan beserta fungsinya
3. Mengetahui dan memahami cara kerja pada alat laboratorium
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Laboratorium
Laboratorium merupakan salah satu tempat berkembangnya ilmu
pengetahuan melalui berbagai penelitan dan percobaan, dalam kegiatan
penelitian/percobaan tentunya menggunakan bermacam-macam jenis alat dan
bahan kimia untuk menunjang kegitannya dan beberapa fasilitas pendukung
lainnya seperti air, gas, listrik dan almari asam tentunya alat, bahan kimia dan
fasilitas laboratorium beserta aktivitasnya sangat berpotensi dalam
menimbulkan terjadinya suatu kecelakaan (Amanah, 2011).
Laboratorium merupakan unsur penting dan salah satu syarat bagi keberadaan
suatu perguruan tinggi. Kelas praktikum membantu mahasiswa untuk menguji
teori yang dipelajari lebih terperinci sehingga dapat meningkatkan ketertarikan
pada bidang yang dipelajari. Kelas praktikum adalah bagian penting dari
kurikulum. Karena kelas praktikum menekankan aspek psikomotorik
(Ketrampilan) dan kognitif (pengetahuan) serta afektif (sikap) mahasiswa (Ayana,
2017)
2.2 Potensi Bahaya dan Upaya Penggulangan di Laboratorium
Potensi bahaya yang terjadi di laboratorium kimia diantaranya saat
pengambilan reagen dari lemari asam potensi bahaya yang terjadi seperti
keracunan, sesak nafas, iritasi mata, iritasi kulit, dan luka bakar. Kemudian pada
saat pengisian buret potensi bahaya yang terjadi sepeti luka, iritasi mata, dan
tertelan bahan kimia. Penggunaan oven dan kompor potensi bahaya yang
ada seperti terpapar panas, kebakaran, penggunaan gelas ukur yang sudah
menggumpal mengakibatkan luka gores. Pengambilan reakgen dari
lemari/gudang penyimpanan bahan kimia potensi bahaya yang terjadi ada
pusing, mual, sakit tenggorokan, iritasi mata, dan sesak nafas (Amanah, 2011).
Upaya penganggulangan potensi bahaya antara lain dengan cara administrasi
pembuatan prosedur K3 manual, engeneering/rekayasa seperti pemasangan
alarm pada lemari asam, subtitusi dengan penggantian alat yang sudah pecah
dengan alat yang baru, mengganti bahan kimia yang berbahaya/berisiko dengan
3
bahan kimia yang tidak terlalu berbahaya namun dengan fungsi yang sama dan
penggunaan alat pelindung diri (Amanah, 2011).
2.3 Alat di Laboratorium Mikrobiologi
Alat-alat laboratorium mikrobiologi seperti lemari pengeram (inkubator),
autoklav, rak dan tabung reaksi, beker glass, pipet hisap, pipet ukur, pinset, cawan
petri, lidi kapas steril, lampu spritus, ose (Selian, dkk., 2013)
Pengujian total mikroba dilakukan dengan menggunakan metode cawan.
Metode hitungan cawan palig banyak digunakan untuk menghitung jumlah
mikroba pada bahan pangan. Medium yang digunakan antara lain, medium plate
count agar (PCA), tabung reaksi, cawan petri, pipet, inkubator (Safitri dan
Swarastuti, 2011).
2.4 Sarana Prasarana di Laboratorium
Dimensi pengelolaan laboratorium terdiri dari: Organisasi Laboratorium;
Administrasi Laboratorium (inventarisasi alat dan fasilitas laboratorium,
administrasi penggunaan laboratorium, administrasi peminjaman alat-alat
laboratorium, administrasi pemeliharaan alat-alat laboratorium); Keselamatan
kerja di laboratorium (Sutrisno, 2010)
Kondisi sarana prasarana laboratorium pada masing-masing institusi
berbeda-beda. Dimana ada Institusi yang memiliki kondisi laboratorium yang
lengkap, namun ada Institusi lain yang memiliki kondisi laboratorium sangat
minim. Hal ini akan mempengaruhi kualitas proses pembelajaran praktik di
laboratorium. Kesenjangan yang terjadi ini akibat tidak adanya standar
laboratorium pendidikan tenaga kesehatan. Oleh karena itu perlu disusun
standar laboratorium agar lulusan yang dihasilkan mempunyai kompetensi
sesuai yang akan dicapai dalam kurikulum. Dalam rangka peningkatan mutu
dan akuntabilitas pendidikan tenaga kesehatan yang mampu menghadapi
tantangan sesuai dengan tuntutan nasional dan global perlu disiapkan acuan
bagi institusi pendidikan tenaga kesehatan (Diknakes), berupa Standar
Laboratorium Pendidikan Tenaga Kesehatan, agar Laboratorium di institusi
pendidikan terstandar untuk menunjang proses pembelajaran yang
berkesinambungan (Kemekes, 2010).
4
2.5 Kecelakaan di Laboratorium
Laboratorium adalah suatu tempat mahasiswa, dosen, dan peneliti melakukan
percobaan. Percobaan yang dilakukan menggunakan berbagai bahan kimia,
peralatan gelas dan instrumentasi khusus yang dapat menyebabkan kecelakaan
bila dilakukan Edisi Januari 2014 45 dengan cara yang tidak tepat. Kecelakaan
terjadi karena kelalaian atau kecerobohan dalam bekerja. Kecelakaan tidak hanya
dapat terjadi terhadap praktikan saja, tetapi dapat berimbas bagi orang
disekitarnya. Keselamatan kerja di laboratorium merupakan dambaan bagi setiap
individu yang sadar akan kepentingan kesehatan, keamanan, dan kenyamanan
kerja. Bekerja dengan selamat dan aman berarti menurunkan resiko kecelakaan
(Muhtaridi, 2011).
Sumber kecelakaan terbesar bekerja di laboratorium kimia berasal dari bahan-
bahan kimia. Pemahaman jenis, sifat, dan cara menanggulangi bahan kimia sangat
diperlukan oleh praktikan di laboratorium (Muhtaridi, 2011). Kekurangpahaman
tentang bahan kimia berpotensi merusak kesehatan praktikan dan lingkungan di
sekitar laboratorium (Lisa Moran dan Tina Masciangioli, 2010).
5
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu
Praktikum ini dilaksankan pada hari senin 12 oktober 2020 di Cilegon.
6
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
1.
4.
7
Corrosive (korosif) Hidrogen Peroksida
30%
6.
8
Erlenmeyer Mengukur dan mencampur
bahan-bahan analisa,
2. menampung larutan, bahan
padat ataupun cairan, dll
9
Pipet Tetes Untuk mengambil sebuah
cairan dalam jumlah tetes
dan memindahkannya pada
8. wadah-wadah tertentu.
11.
10
Batang Pengaduk Untuk mengocok atau
mengaduk suatu baik akan
direaksikan mapun ketika
13. reaksi sementara
berlangsung.
15.
16.
11
Kasa Asbes Sebagai landasan pada saat
pemanasan langsung, agar
pemanasan lebih merata
17.
21.
12
Corong Untuk membantu
memasukkan cairan dari
tempat satu ke tempat yang
23. lain.
27.
13
Corong Buchner Digunakan sebagai alat
bantu pada proses
penyaringan, biasa
dikombinasikan dengan
28. erlenmeyer berpancur yang
dihubungkan dengan
pompa vakum, dan
dibagian atas
dikombinasikan dengan
kertas saring
Kertas Saring Untuk memisahkan fasa
padat dan cair yang tidak
29. homogen.
14
2. Berwarna tetapi masih
jernih
3. Berwarna pekat
4.1 Pembahasan
Keselamatan kerja adalah aspek yang sangat penting dalam banyak hal,
karena jika kita tidak memperhatikan ataupun melanggar beberapa point saja akan
berakibat fatal pada kita dan dapat menyebabkan kematian. Bahkan banyak zat-zat
kimia di dalam laboratorium yang tidak sembarangan di sentuh atau di ambil
tamnpa melihat dari kode bahan kimia ataupun perlengkapan yang kita pakai.
Di dalam laboratorium untuk melakukan sebuah eksperimen ada
perlengkapa yang harus kita pakai yaitu: Jas lab, masker, sepatu tertutup, sarung
tangan, kacamata, dll. Selain itu di dalam laboratorium kita juga harus lebih hati-
hati dan teliti karena banyaknya zat yang ada di laboratorium kita tidak boleh
ceroboh karena dapat menimbulkan masalah. Adapun oeraturan di dalam
laboratorium seperti bertanggung jawab, mengikutin semua instruksi dari asisten
lab, tidak makan dan minum
Pada tabel 1 telah di jelaskan kode apa saja yang terdapat di kemasan atau
label zat kimia yang harus kita pahami, mulai dari zat yang mudah terbakar
hingga zat yang dapat merusak lingkungan. Untuk itu saat kita melakukan
eksperimen di laboratorium kita harus mengolah limbah dengan baik tidak boleh
asal di buang. Setelah melakukan percobaan kita juga harus mencuci dan
membereskan laboratprium dengan baik dan cermat.
Ada banyak alat yang akan digunakan dalam melakukan percobaan di
dalam laboratorium, seperti yang sudah di paparkan di tabel 2. Bahan dasar alat
15
laboratorium sangat beragam mulai dari kayu, besi, alumunium, kaca, karet, dll.
Dan yang pasti mempunyai fungsi yang berbeda-beda seperti untuk titrasi, wadah
larutan, untuk memindahkan larutan, dll.
Labu ukur, Erlenmeyer, gelas ukur adalah salah satu alat yang terbuat dari
kaca, yang sudah pasti mudah pecah jika tidak di gunakan dengan hati-hati.
Penjepit dan rak adaalah alat yang terbuat dari kayu, akan bertahan lama karena
kayu tidak mudah patah atau bisa jadi berjamur jika tidak di rawat dengan baik.
Dan masi banyak lagi alat di laboratorium yang terbuat dari bahan dasar yang
beranekaragam untuk itu kita sebelum melakukan percobaaan harus memahami
dengan baik, begitu juga dari fungsi dari setiap alat-alat tersebut
Desikator adalah suaru wadah yang berbentuk seperti panic yang terbuat
dari bahan kaca yang memiliki sidat tertutup, kedap udara, dan terdapat titik yang
dapat menyerap uap air dari suatu bahan yang di masukkan kedalam suatu
desikator. Bagian- bagian dari desikator yaitu tutup desikator dan badan desikator.
Sedangkan di dalam badan desikator terdapat dua bagian yaitu bagian bawah dan
bagian atas. Bagian bawah adalah tempat penyimpanan silikel gel dan bagian atas
adalah tempat penyimpanan bahan atau sempel.
Diantara bagian atas dan bawah badan dalam desikator terdapat penyangga
yaitu saringan porselen, sedangkan bagian tutup dengan badan desikator terdapat
lapisan dari vaselin yang berfungsi untuk membuat desikator jadi kedap udara.
Silikel gel yang digunakan dalam desikator yang berbentuk granola atau
Kristal. Fungsi dari silikel gel untuk mengeringkan dan menyerap uap air atau
utnuk mengatur kelembapan. Silikel gel yang baik berwarna biru sedangkan
silikel gel yang jenuh berwarna merah muda. Namun silikel gel yang tidak layak
digunakan bisa kembali terpakai dengan cara dipanaskan didalam oven dengan
suhu 110 derajat Celsius.
Cara menggunakan desikator yaitu buka desikator dengan cara digeser ke
Samping kemudan letakan silikel gel yang berwarna biru di dalam desikator lalu
masukan saringan porselen kemudian oleskan vaselin di area pinggir desikator
secara merata lalu masukan bahan atau sampel ke dalam desikaor kemudian tutup
kembali dengan cara yang sama seperti membuka tutup desikator hingga rapat
16
Neraca analik dilengkapi dengan pintu di samping kanan dan kiri, dalam terdapat
buletan yang berfung sebagai tempat menaruh sampel. Neraca analik ohaous ini
dilengkapi dengan beberapa fitur yaitu water pass, ada buletan yang menunjukan
keseimbangan atau indicator keseimbangan dan bisa diatur dengan memalui kaki-
kaki neraca analik, display, menu, tara, tpmol on dan off dan ada tombol print.
Untuk cara menimbangnya masukkan kertas perkamen kemudian kita
timbang dahulu agar tidak mempengaruhi hasil dari bahan yang akan kita timbang
lalu di tara sampai angka di display menunjukan 0 kemudian sesuaikan satuannya,
setelah itu masukan sampelnya dari pintu di sebelah kanan dan jangan lupa di
tutup kembali. Setelah melakukan penimbangan jangan lupa untuk dibersihkan
kembali neraca analik.
Gelas ukur merupakan salah satu peralatan gelas yang ada di laboratorium
yang fungsinya untuk mengkur volume dari suatu cairan baik itu yang berwarna
taupun yang tidak bewarna. Gelas ukur ini biasanya digunakan analisa yang tidak
membutuhkan ketelitian yang tinggi. Gelas ukur memiliki sedikit runcing di
pagian pinggir atas agar memudahkan menuangkan zat dan di bagian bawah
terdapat dudukan, utnuk itu penggunaan gelas ukur harus di letakkan di
permukaan yang rata dan di bagian badan gelas ukur terdapat skala.
Untuk penggunaan gelas ukur mata dan gelas ukur harus di sejajarkan.
Saat ada cairan yang dimasukkan di dalam gelas ukur terdapat dua cekungan
lapisan bawah disebut miniskus bawah dan lapisan atas disebut miniskus atas.
Untuk larutan bening tidak berwarna yang di sejajarkan adalah bagian bawah atau
miniskus bawah. Larutan yang berwarna transparan juga melihat dari cekungan
bawah atau miniskus bawah. Pengukuran dengan larutan berwarna jenuh yang
dilihat adalah miniskus atas karena tidak memungkinkan melihat skala dengan
cairan berwana gelap.
17
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Jadi kesimpulanya adalah setiap melaukan percobaan di dalam
laboratorium kita harus mempelajari dan memahami peraturan dan perlengkapan
apa saja yang akan digunakan untuk keselamatan di dalam laboratorium. Kode
bahan kimia, alat-alat beserta fungsi dan juga cara kerja dari alat di laboratorium
juga harus di pahami dengan cermat sebelum melakukan percobaan.
Karena jika kita memahami, mengenal dan paham betul dengan alat-alat
yanga akan kita gunakan pasti akan menjadi hambatan untuk melakukan
percobaan-percobaan selanjutnya.
5.2 Saran
Dalam praktikum kali ini yang di adakan secara online yaitu dengan
menonton video yang telah di sajikan sebenernya kurang efektif karena kita tidak
terjun langsung ke laboratoriumnya sendiri jadi masih tidak terlalu memahaminya
dengan baik terutama cara kerja alat-alat yang ada di laboratorium, semoga kita
bisa secepatnya melaksanakan praktikum ini secara offline
18
DAFTAR PUSTAKA
19
LAMPIRAN
Gambar 29