Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA DASAR
“KESELAMATAN KERJA DI LABORATORIUM DAN
PENGENALAN ALAT LABORATORIUM”
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Kimia Dasar

Disusun oleh :
Nama : Aisya Ghina Febriza
NIM : 4444200036
Kelas :IB
Kelompok : 4 (Empat)

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2020
KATA PENGANTAR
Segala puji kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia yang diberikan, sehingga Laporan Praktikum Kimia Dasar ini bisa
terselesaikan dengan baik. Shalawat beriringkan salam semoga senantiasa tercurah
limpahkan kepada nabi akhir zaman, panutan seluruh umat, serta sang
revolusioner yakni Baginda Nabi Muhammad SAW.
Laporan praktikum ini dibuat dalam rangka memenuhi salah satu tugas
dari mata kuliah Praktikum Kimia Dasar pada Program Studi Teknologi Pangan
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Laporan tugas ini berisikan tentang
“keselamatan kerja di laboratorium dan pengenalan alat laboratorium”. Saya
mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Ibu Winda Nurtiana S.T.P., M.Si. dan Ibu Nia Ariani Putri S.T.P.,M.P.,
selaku dosen pembimbing mata kuliah Pengetahuan Bahan Pangan
2. Kakak Pembimbing Saudari Milna Paulina Situmorang selaku asisten
praktikum Laboratorium yang telah membimbing dalam penulisan laporan
ini.
3. Teman-teman I B Teknologi Pangan yang juga memberikan saran pada
laporan ini.
Disini penulis juga sampaikan, apabila terdapat kekurangan dalam
penyusunan laporan ini, untuk itu penulis dengan senang hati menerima masukan,
kritikan dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun demi kesempurnaan
laporan praktikum ini. Semoga laporan Praktikum Kimia Dasar ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak. Juga bermanfaat bagi kami selaku penulis.

Cilegon, Oktober 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL .................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..........................................................................................1
1.2 Tujuan .......................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Laboratorium ..............................................................................................3
2.2 Potensi Bahaya dan Upaya Penanggulangan di Laboratorium ..................3
2.3 Alat di Laboratorium Mikrobiologi ...........................................................4
2.4 Sarana Prasarana di Laboratorium .............................................................4
2.5 Kecelakaan di Laboratorium ......................................................................5
BAB III METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat .....................................................................................6
3.2 Alat dan Bahan ..........................................................................................6
3.3 Cara Kerja .................................................................................................6
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Hasil Pengamatan .............................................................................7
4.2 Pembahasan ..............................................................................................15
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan ..................................................................................................18
5.2 Saran .........................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................19
LAMPIRAN

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Keselamatan Kerja dan Kode Bahan Kimia ...................................... 7


Tabel 2. Pengenalan Alat Laboratorium .......................................................... 8
Tabel 3. Pembacaan Meniskus ......................................................................... 14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Laboratorium sebagai tempat pelaksanaan praktikum menuntut kesungguhan
yang tinggi. Menurut Lisa Moran dan Tina Masciangioli (2010), meski
bergantung pada panduan guru atau dosen, peserta didik dan mahasiswa yang
sebenarnya melakukan pekerjaan. Mereka harus bekerja dengan bahan kimia yang
mereka gunakan secara aman dan selamat. Semua orang yang bekerja di
laboratorium bertanggung jawab mematuhi keselamatan dan keamanan untuk
melindungi diri mereka sendiri dan orang lain.
Kecelakaan kerja paling banyak disebabkan oleh perilaku tidak aman, sisanya
oleh kondisi yang tidak aman. Menurut hasil penelitian National Safety Council
(NSC) (2011), penyebab kecelakaan kerja karena unsafe behaviour(88%), unsafe
condition (10%), dan tidak diketahui penyebabnya (2%), penelitian lain yang
dilakukan Dupont Company (2005) juga menunjukkan kecelakaan kerja
disebabkan unsafe behaviour (96%) dan unsafe condition (4%) dikutip oleh
Afwina Luthfanny Fathnin, dkk (2015). Oleh karena itu, semua yang akan
melakukan praktikum yaitupraktikan wajib menggunakan alat pelindung,
memahami penanganan bahan kimia, maupun alat yang digunakan. Oleh karena
itu untuk mengetahui penanganan bahan kimia yang digunakan, praktikan harus
sudah membaca Material Safety Data Sheet (MSDS).
Menurut Peraturan Menteri Perindustrian RI No 23/M-IND/PER/9/2013 pasal
1, Material Safety Data Sheet (MSDS) atau Lembar Data Keselamatan Bahan
(LDKB) merupakan lembar petunjuk yang berisi informasi bahan kimia meliputi
sifat fisika, sifat kimia, jenis bahaya yang ditimbulkan, cara penanganan, tindakan
khusus dalam keadaan darurat, dan informasi lain yang diperlukan.Secara ringkas
MSDS adalah kumpulan data keselamatan dan petunjuk dalam penggunaan
bahan-bahan kimia berbahaya.
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) memerlukan perhatian khusus, karena
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya untuk
menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan,

1
sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit
akibat kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas
kerja.
Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan korban jiwa maupun kerugian
materi bagi pekerja dan pengusaha, tetapi juga dapat mengganggu proses produksi
secara menyeluruh, merusak lingkungan yang pada akhirnya akan berdampak
pada masyarakat luas.Oleh karena itu K3 seyogyanya melekat pada pelaksanaan
praktikum dan penelitian di laboratorium. Laboratorium merupakan tempat staf
pengajar, mahasiswa dan pekerja laboratorium melakukan eksprimen dengan
bahan kimia alat gelas dan alat khusus. Penggunaan bahan kimia dan alat tersebut
berpotensi terjadinya kecelakaan kerja. Pada umumnya kecelakan kerja penyebab
utamanya adalah kelalaian atau kecerobohan. Oleh karena itu perlu dilakukan
upaya untuk mencegah terjadinya kecelakaan dengan cara membina dan
mengembangkan kesadaran (attitudes) akan pentingnya K3 di laboratorium.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini ialah :
1. Memahami konsep keselamatan kerja di laboratorium
2. Mengetahui dan memahami alat dan bahan beserta fungsinya
3. Mengetahui dan memahami cara kerja pada alat laboratorium

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Laboratorium
Laboratorium merupakan salah satu tempat berkembangnya ilmu
pengetahuan melalui berbagai penelitan dan percobaan, dalam kegiatan
penelitian/percobaan tentunya menggunakan bermacam-macam jenis alat dan
bahan kimia untuk menunjang kegitannya dan beberapa fasilitas pendukung
lainnya seperti air, gas, listrik dan almari asam tentunya alat, bahan kimia dan
fasilitas laboratorium beserta aktivitasnya sangat berpotensi dalam
menimbulkan terjadinya suatu kecelakaan (Amanah, 2011).
Laboratorium merupakan unsur penting dan salah satu syarat bagi keberadaan
suatu perguruan tinggi. Kelas praktikum membantu mahasiswa untuk menguji
teori yang dipelajari lebih terperinci sehingga dapat meningkatkan ketertarikan
pada bidang yang dipelajari. Kelas praktikum adalah bagian penting dari
kurikulum. Karena kelas praktikum menekankan aspek psikomotorik
(Ketrampilan) dan kognitif (pengetahuan) serta afektif (sikap) mahasiswa (Ayana,
2017)
2.2 Potensi Bahaya dan Upaya Penggulangan di Laboratorium
Potensi bahaya yang terjadi di laboratorium kimia diantaranya saat
pengambilan reagen dari lemari asam potensi bahaya yang terjadi seperti
keracunan, sesak nafas, iritasi mata, iritasi kulit, dan luka bakar. Kemudian pada
saat pengisian buret potensi bahaya yang terjadi sepeti luka, iritasi mata, dan
tertelan bahan kimia. Penggunaan oven dan kompor potensi bahaya yang
ada seperti terpapar panas, kebakaran, penggunaan gelas ukur yang sudah
menggumpal mengakibatkan luka gores. Pengambilan reakgen dari
lemari/gudang penyimpanan bahan kimia potensi bahaya yang terjadi ada
pusing, mual, sakit tenggorokan, iritasi mata, dan sesak nafas (Amanah, 2011).
Upaya penganggulangan potensi bahaya antara lain dengan cara administrasi
pembuatan prosedur K3 manual, engeneering/rekayasa seperti pemasangan
alarm pada lemari asam, subtitusi dengan penggantian alat yang sudah pecah
dengan alat yang baru, mengganti bahan kimia yang berbahaya/berisiko dengan

3
bahan kimia yang tidak terlalu berbahaya namun dengan fungsi yang sama dan
penggunaan alat pelindung diri (Amanah, 2011).
2.3 Alat di Laboratorium Mikrobiologi
Alat-alat laboratorium mikrobiologi seperti lemari pengeram (inkubator),
autoklav, rak dan tabung reaksi, beker glass, pipet hisap, pipet ukur, pinset, cawan
petri, lidi kapas steril, lampu spritus, ose (Selian, dkk., 2013)
Pengujian total mikroba dilakukan dengan menggunakan metode cawan.
Metode hitungan cawan palig banyak digunakan untuk menghitung jumlah
mikroba pada bahan pangan. Medium yang digunakan antara lain, medium plate
count agar (PCA), tabung reaksi, cawan petri, pipet, inkubator (Safitri dan
Swarastuti, 2011).
2.4 Sarana Prasarana di Laboratorium
Dimensi pengelolaan laboratorium terdiri dari: Organisasi Laboratorium;
Administrasi Laboratorium (inventarisasi alat dan fasilitas laboratorium,
administrasi penggunaan laboratorium, administrasi peminjaman alat-alat
laboratorium, administrasi pemeliharaan alat-alat laboratorium); Keselamatan
kerja di laboratorium (Sutrisno, 2010)
Kondisi sarana prasarana laboratorium pada masing-masing institusi
berbeda-beda. Dimana ada Institusi yang memiliki kondisi laboratorium yang
lengkap, namun ada Institusi lain yang memiliki kondisi laboratorium sangat
minim. Hal ini akan mempengaruhi kualitas proses pembelajaran praktik di
laboratorium. Kesenjangan yang terjadi ini akibat tidak adanya standar
laboratorium pendidikan tenaga kesehatan. Oleh karena itu perlu disusun
standar laboratorium agar lulusan yang dihasilkan mempunyai kompetensi
sesuai yang akan dicapai dalam kurikulum. Dalam rangka peningkatan mutu
dan akuntabilitas pendidikan tenaga kesehatan yang mampu menghadapi
tantangan sesuai dengan tuntutan nasional dan global perlu disiapkan acuan
bagi institusi pendidikan tenaga kesehatan (Diknakes), berupa Standar
Laboratorium Pendidikan Tenaga Kesehatan, agar Laboratorium di institusi
pendidikan terstandar untuk menunjang proses pembelajaran yang
berkesinambungan (Kemekes, 2010).

4
2.5 Kecelakaan di Laboratorium
Laboratorium adalah suatu tempat mahasiswa, dosen, dan peneliti melakukan
percobaan. Percobaan yang dilakukan menggunakan berbagai bahan kimia,
peralatan gelas dan instrumentasi khusus yang dapat menyebabkan kecelakaan
bila dilakukan Edisi Januari 2014 45 dengan cara yang tidak tepat. Kecelakaan
terjadi karena kelalaian atau kecerobohan dalam bekerja. Kecelakaan tidak hanya
dapat terjadi terhadap praktikan saja, tetapi dapat berimbas bagi orang
disekitarnya. Keselamatan kerja di laboratorium merupakan dambaan bagi setiap
individu yang sadar akan kepentingan kesehatan, keamanan, dan kenyamanan
kerja. Bekerja dengan selamat dan aman berarti menurunkan resiko kecelakaan
(Muhtaridi, 2011).
Sumber kecelakaan terbesar bekerja di laboratorium kimia berasal dari bahan-
bahan kimia. Pemahaman jenis, sifat, dan cara menanggulangi bahan kimia sangat
diperlukan oleh praktikan di laboratorium (Muhtaridi, 2011). Kekurangpahaman
tentang bahan kimia berpotensi merusak kesehatan praktikan dan lingkungan di
sekitar laboratorium (Lisa Moran dan Tina Masciangioli, 2010).

5
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu
Praktikum ini dilaksankan pada hari senin 12 oktober 2020 di Cilegon.

3.2 Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum dengan judul
“keselamatan kerja di laboratorium dan pengenalan alat laboratorium” ini adalah
Beaker glass, Erlenmeyer, Rak, Tabung reaksi, Penjepit, Gelas ukur, Pipet ukur,
Pipet tetes, Pipet volume, Pipet filler, Labu volumetrik, Termometer, Batang
Pengaduk, Spatula/sendok, Bunsen, Kaki tiga, Kasa asbes, Cawan, Monir dan
Stamper (Alu), Buret, Statif & klem, Corong, Plat tetes, Desikator, Neraca
Analitik, Lemari Asam, Kaca arloji, Mikropipet, Corong Bucher, kertas
perkamen, botol semprot, kertas saring, suction, pompa vakum, plastik wrap.

3.3 Cara Kerja


Adapun cara kerja dalam praktikum kali ini adalah :
3.3.1 Keselamatan Kerja dan Kode Bahan Kimia
1. Diperhatikan apa yang harus dilakukan sebelum memasuki
laboratorium
2. Diperhatikan berbagai kode keselamatan dalam berbagai bahan kimia
3.3.2 Pengenalan Alat Laboratorium
1. Diperhatikan alat-alat laboratorium tersebut
2. Diperhatikan cara kerja alat terebut
3. Digambarkan, diberinama, dan disebutkan fungsi alat-alat tersebut
3.3.3 Pembacaan Meniskus
1. Gelas ukur dicuci
2. Berbagai larutan dimasukan kedalam buret, untuk larutan berwarna
bening dan larutan bening berwarna dibaca meniscus bawahnya,
sedangkan untuk larutan gelap dan tidak jernih dibaca meniscus atasnya

6
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Hasil Pengamatan


Berikut ini tabel hasil dari praktikum “keselamatan kerja di laboratorium dan
pengenalan alat laboratorium”
Tabel 1. Keselamatan Kerja dan Kode Bahan Kimia
N Kode Bahan Kimia Definisi Contoh Bahan Kimia
o
Explosive (mudah Asam Sulfat 95-97%
meledak)

1.

Oxidizing (pengoksidasi Asam Nitrat 65%


kuat)
2.

Fkammable (mudah Butanol, Metanol,


terbakar) Asam Asetat Glasial
3. dan Toluena

Toxic (beracun) Methanol

4.

Irritant (iritasi) Asam Klorida (37%),


Larutan Ammonia, n-
5. heksana, Toluena

7
Corrosive (korosif) Hidrogen Peroksida
30%
6.

Compressed Gas (gas Gas CO2, Gas


bertekanan tinggi) Nitrogen, Gas Helium
7.

Health Hazard (bahaya Hydrogen Peroksida


bagi kesehatan) 30%, n-heksana,
Metanol, Toluena
8.

Dangerous For The Larutan Ammonia, n-


Environment (bahaya bagi heksana
9. lingkungan)

Tabel 2. Pengenalan Alat Laboratorium


No Gambar Nama Fungsi

Beaker Glass Untuk mengukur volume


larutan atau bahan yang
tidak membutuhkan tingkat
1. ketelitian yang tinggi,
sebagai wadah untuk
menyimpan dan membuat
larutan, dll

8
Erlenmeyer Mengukur dan mencampur
bahan-bahan analisa,
2. menampung larutan, bahan
padat ataupun cairan, dll

Rak Tabung Reaksi Sebagai tempat untuk


meletakkan tabung reaksi
3. yang berjumlah banyak

Tabung Reaksi Wadah mencampur atau


memanaskan bahan-bahan
4. kimia di laboratorium

Penjepit Untuk menjepit tabung


reaksi pada saat
5. pemanasan, atau untuk
membantu mengambil
kertas saring atau benda
lain pada kondisi panas.
Gelas Ukar Mengukur atau menakar
satu zat (cairan) tertentu
6. supaya lebih akurat.

Pipet Ukur Untuk mengambil sebuah


cairan dalam ukuran
7. tertentu.

9
Pipet Tetes Untuk mengambil sebuah
cairan dalam jumlah tetes
dan memindahkannya pada
8. wadah-wadah tertentu.

Pipet Volume Untuk mengambil cairan


dengan ukuran volume
9. tertentu.

Pipet Filler Untuk menghisap sebuah


cairan dan juga
melepaskan cairan. Itulah
10. yang dinamakan filler.

Labu Volumentrik Mengencerkan Larutan dan


Membuat Larutan,

11.

Termometer Pengukur suhu sangat


penting untuk berbagai
aktivitas, termasuk
industri, penelitian ilmiah,
12. dan perawatan kesehatan

10
Batang Pengaduk Untuk mengocok atau
mengaduk suatu baik akan
direaksikan mapun ketika
13. reaksi sementara
berlangsung.

Spatula Untuk mengambil bahan-


bahan kimia dalam bentuk
padatan, misalnya dalam
bentuk kristal. Untuk zat-
14. zat yang bereaksi dengan
logam digunakan spatula
plastik sedangkan zat-zat
yang tidak bereaksi dengan
dengan logam dapat
digunakan spatula logam.
Spirtus Untuk membakar zat atau
memmanaskan larutan.

15.

Kaki Tiga Sebagai penahan kawat


kasa dan penyangga ketika
proses pemanasan.

16.

11
Kasa Asbes Sebagai landasan pada saat
pemanasan langsung, agar
pemanasan lebih merata
17.

Cawan Porselin Mereaksikan zat kimia


pada suhu tinggi, Tempat
mengarangkan bahan yang
18. kemudian sekaligus tempat
untuk mengabukkan bahan,
dll
Mortir dan Stamper Untuk menghaluskan
(alu) bahan yang dimana
sebelum direaksikan harus
19. dihaluskan terlebih dahulu.

Kaca Arloji Penutup bekreglas saat


proses reaksi sedang
20. berlangsung, Sebuah
sebuah tempat pengering
media, dll
Buret Untuk titrasi

21.

Statif dan Klem Untuk menjepit dan buret,


untuk labu penyuling dan
alat lainnya yang
22. membutuhkan sebuah
penjepit tersebut.

12
Corong Untuk membantu
memasukkan cairan dari
tempat satu ke tempat yang
23. lain.

Plat Tetes Sebagai penguji keasaman


suatu larutan atau
24. mereaksikan larutan

Desikator Untuk menyimpan bahan-


bahan yang harus bebas air
dan mengeringkan zat-zat
dalam laboratorium.
Dikenal dua jenis desikator
25. yaitu desikator biasa dan
desikator vakum.

Neraca Analitik Untuk menimbang massa


suatu zat. Tingkat
ketelitian lebih tinggi
26. neraca di atas

Mikropipet Untuk memindahkan


cairan dalam jumlah yang
kecil(mikro) secara akurat.

27.

13
Corong Buchner Digunakan sebagai alat
bantu pada proses
penyaringan, biasa
dikombinasikan dengan
28. erlenmeyer berpancur yang
dihubungkan dengan
pompa vakum, dan
dibagian atas
dikombinasikan dengan
kertas saring
Kertas Saring Untuk memisahkan fasa
padat dan cair yang tidak
29. homogen.

Lemari Asam Untuk melindungi personil


dari suatu bahaya yang
cukup mengancam yaitu
30. terhirup nya suatu gas yang
beracun selama proses
pengujian, riset, ataupun
pembelajaran yang
mungkin secara sengaja
dilakukan di laboratorium

Tabel 3. Pembacaan Meniskus


No Larutan Gambar Meniskus
1. Bening

14
2. Berwarna tetapi masih
jernih

3. Berwarna pekat

4.1 Pembahasan
Keselamatan kerja adalah aspek yang sangat penting dalam banyak hal,
karena jika kita tidak memperhatikan ataupun melanggar beberapa point saja akan
berakibat fatal pada kita dan dapat menyebabkan kematian. Bahkan banyak zat-zat
kimia di dalam laboratorium yang tidak sembarangan di sentuh atau di ambil
tamnpa melihat dari kode bahan kimia ataupun perlengkapan yang kita pakai.
Di dalam laboratorium untuk melakukan sebuah eksperimen ada
perlengkapa yang harus kita pakai yaitu: Jas lab, masker, sepatu tertutup, sarung
tangan, kacamata, dll. Selain itu di dalam laboratorium kita juga harus lebih hati-
hati dan teliti karena banyaknya zat yang ada di laboratorium kita tidak boleh
ceroboh karena dapat menimbulkan masalah. Adapun oeraturan di dalam
laboratorium seperti bertanggung jawab, mengikutin semua instruksi dari asisten
lab, tidak makan dan minum
Pada tabel 1 telah di jelaskan kode apa saja yang terdapat di kemasan atau
label zat kimia yang harus kita pahami, mulai dari zat yang mudah terbakar
hingga zat yang dapat merusak lingkungan. Untuk itu saat kita melakukan
eksperimen di laboratorium kita harus mengolah limbah dengan baik tidak boleh
asal di buang. Setelah melakukan percobaan kita juga harus mencuci dan
membereskan laboratprium dengan baik dan cermat.
Ada banyak alat yang akan digunakan dalam melakukan percobaan di
dalam laboratorium, seperti yang sudah di paparkan di tabel 2. Bahan dasar alat

15
laboratorium sangat beragam mulai dari kayu, besi, alumunium, kaca, karet, dll.
Dan yang pasti mempunyai fungsi yang berbeda-beda seperti untuk titrasi, wadah
larutan, untuk memindahkan larutan, dll.
Labu ukur, Erlenmeyer, gelas ukur adalah salah satu alat yang terbuat dari
kaca, yang sudah pasti mudah pecah jika tidak di gunakan dengan hati-hati.
Penjepit dan rak adaalah alat yang terbuat dari kayu, akan bertahan lama karena
kayu tidak mudah patah atau bisa jadi berjamur jika tidak di rawat dengan baik.
Dan masi banyak lagi alat di laboratorium yang terbuat dari bahan dasar yang
beranekaragam untuk itu kita sebelum melakukan percobaaan harus memahami
dengan baik, begitu juga dari fungsi dari setiap alat-alat tersebut
Desikator adalah suaru wadah yang berbentuk seperti panic yang terbuat
dari bahan kaca yang memiliki sidat tertutup, kedap udara, dan terdapat titik yang
dapat menyerap uap air dari suatu bahan yang di masukkan kedalam suatu
desikator. Bagian- bagian dari desikator yaitu tutup desikator dan badan desikator.
Sedangkan di dalam badan desikator terdapat dua bagian yaitu bagian bawah dan
bagian atas. Bagian bawah adalah tempat penyimpanan silikel gel dan bagian atas
adalah tempat penyimpanan bahan atau sempel.
Diantara bagian atas dan bawah badan dalam desikator terdapat penyangga
yaitu saringan porselen, sedangkan bagian tutup dengan badan desikator terdapat
lapisan dari vaselin yang berfungsi untuk membuat desikator jadi kedap udara.
Silikel gel yang digunakan dalam desikator yang berbentuk granola atau
Kristal. Fungsi dari silikel gel untuk mengeringkan dan menyerap uap air atau
utnuk mengatur kelembapan. Silikel gel yang baik berwarna biru sedangkan
silikel gel yang jenuh berwarna merah muda. Namun silikel gel yang tidak layak
digunakan bisa kembali terpakai dengan cara dipanaskan didalam oven dengan
suhu 110 derajat Celsius.
Cara menggunakan desikator yaitu buka desikator dengan cara digeser ke
Samping kemudan letakan silikel gel yang berwarna biru di dalam desikator lalu
masukan saringan porselen kemudian oleskan vaselin di area pinggir desikator
secara merata lalu masukan bahan atau sampel ke dalam desikaor kemudian tutup
kembali dengan cara yang sama seperti membuka tutup desikator hingga rapat

16
Neraca analik dilengkapi dengan pintu di samping kanan dan kiri, dalam terdapat
buletan yang berfung sebagai tempat menaruh sampel. Neraca analik ohaous ini
dilengkapi dengan beberapa fitur yaitu water pass, ada buletan yang menunjukan
keseimbangan atau indicator keseimbangan dan bisa diatur dengan memalui kaki-
kaki neraca analik, display, menu, tara, tpmol on dan off dan ada tombol print.
Untuk cara menimbangnya masukkan kertas perkamen kemudian kita
timbang dahulu agar tidak mempengaruhi hasil dari bahan yang akan kita timbang
lalu di tara sampai angka di display menunjukan 0 kemudian sesuaikan satuannya,
setelah itu masukan sampelnya dari pintu di sebelah kanan dan jangan lupa di
tutup kembali. Setelah melakukan penimbangan jangan lupa untuk dibersihkan
kembali neraca analik.
Gelas ukur merupakan salah satu peralatan gelas yang ada di laboratorium
yang fungsinya untuk mengkur volume dari suatu cairan baik itu yang berwarna
taupun yang tidak bewarna. Gelas ukur ini biasanya digunakan analisa yang tidak
membutuhkan ketelitian yang tinggi. Gelas ukur memiliki sedikit runcing di
pagian pinggir atas agar memudahkan menuangkan zat dan di bagian bawah
terdapat dudukan, utnuk itu penggunaan gelas ukur harus di letakkan di
permukaan yang rata dan di bagian badan gelas ukur terdapat skala.
Untuk penggunaan gelas ukur mata dan gelas ukur harus di sejajarkan.
Saat ada cairan yang dimasukkan di dalam gelas ukur terdapat dua cekungan
lapisan bawah disebut miniskus bawah dan lapisan atas disebut miniskus atas.
Untuk larutan bening tidak berwarna yang di sejajarkan adalah bagian bawah atau
miniskus bawah. Larutan yang berwarna transparan juga melihat dari cekungan
bawah atau miniskus bawah. Pengukuran dengan larutan berwarna jenuh yang
dilihat adalah miniskus atas karena tidak memungkinkan melihat skala dengan
cairan berwana gelap.

17
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan
Jadi kesimpulanya adalah setiap melaukan percobaan di dalam
laboratorium kita harus mempelajari dan memahami peraturan dan perlengkapan
apa saja yang akan digunakan untuk keselamatan di dalam laboratorium. Kode
bahan kimia, alat-alat beserta fungsi dan juga cara kerja dari alat di laboratorium
juga harus di pahami dengan cermat sebelum melakukan percobaan.
Karena jika kita memahami, mengenal dan paham betul dengan alat-alat
yanga akan kita gunakan pasti akan menjadi hambatan untuk melakukan
percobaan-percobaan selanjutnya.
5.2 Saran
Dalam praktikum kali ini yang di adakan secara online yaitu dengan
menonton video yang telah di sajikan sebenernya kurang efektif karena kita tidak
terjun langsung ke laboratoriumnya sendiri jadi masih tidak terlalu memahaminya
dengan baik terutama cara kerja alat-alat yang ada di laboratorium, semoga kita
bisa secepatnya melaksanakan praktikum ini secara offline

18
DAFTAR PUSTAKA

Amanah. 2011. Identifikasi Bahaya dan Penilaian Risiko (Risk Assessment)


di Laboratorium Lingkungan. Tesis. Semarang: Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro.
Ayana U.C.2017. Chemical laboratory safety awareness, attitudes and practices
of tertiary students. Safety science. Elsevier.
Lisa Moran dan Tina Masciangoli. (2010). Keselamatan dan Keamanan
Laboratorium Kimia: Panduan Pengelolaan Kimia dengan Bijak.
Washington DC: The National Academies Press. Hal:18.
Menteri Perindustrian Indonesia. (2013). Peraturan Menteri Perindustrian
Indonesia Nomor 23/M-IND/PER/4/2013 tentang Perubahan atas
Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 87/M-IND/Per/9/2009 tentang
Sistem Harmonisasi Global Klasifikasi dan Label Bahan Kimia. Jakarta:
Kementerian perindustrian. Hal: 4.
Muhtaridi, 2011. Keselamatan Kerja Di Laboratorium. Makalah dalam pelatihan
laboran di Makasar.
Ramli,Soehatman.2010. Sistem Manajemen Kelelamatan dan Kesehatan Kerja
OHSAS 18001. Jakarta: Dian Rakyat.
Safitri,M.F dan Swarastuti, A., 2011, Kualitas Kefir Berdasarkan Konsentrasi
Kefir Grain, Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan, Vol 2(2).
Selian , L.S., Warganegara, E dan Apriliana, E., 2013, Uji Most Probable Number
(MPN) dan Deteksi Bakteri Koliform Dalam Minuman Jajanan yang dijual
Di Sekolah Dasar Kecamatan Sukabumi Kota Bandar Lampung ; ISSN
2337-3776.
Sutrisno, E. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia, Cetakan Kelima.
Yogyakarta: Prenada Media.

19
LAMPIRAN

Gambar 1 Beaker Glass Gambar 2 Penjepit Gambar 3 Erlemeyer

Gambar 4 Tabung Reaksi Gambar 5 Gelas Ukur Gambar 6 Pipet Ukur


Dan Rak Tabung

Gambar 7 Pipet Volume Gambar 8 Pipet Filler Gambar 9 Pipet Tetes

Gambar 10 Labu Gambar 11 Termometer Gambar 12 Batang


Volumentrik Pengaduk

Gambar 13 Kaki Tiga dan Gambar 14 Spatula Gambar 15 Busen


Kasa Asbes

Gambar 16 Cawan Gambar 17 Kaca Arloji Gambar 18 Mortir dan


Porselin Stamper (alu)
Gambar 19 Statif dan Gambar 20 Buret Gambar 21 Corong
Klem

Gambar 22 Neraca Gambar 23 Plat Tetes Gamabr 24 Lemari Asam


Analitik

Gamabar 25 Mikropipet Gambar 26 Corong Buchner Gambar 27 Destilator

Gambar 28 Kertas Saring

Gambar 29

Anda mungkin juga menyukai