Anda di halaman 1dari 10

KESEHATAN MENTAL PARA PELAJAR

DI MASA PANDEMI COVID – 19


ARTIKEL

Untuk Memenuhi Nilai Dalam Mata Kuliah


Psikologi Pendidikan
Yang diampu oleh
Bapak Dr. Agus Wedi, M.Pd

Disusun oleh:
Kelompok 13

Musaroatul Khifdiyah NIM 200121601219


Nadya Miftaqul Janah NIM 200121601281

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN

JANUARI 2021
Kesehatan Mental Para Pelajar di Masa Pandemi COVID – 19

Penulis : Nadya Miftaqul Janah dan Musaroatul Khifdiyah

Nama lembaga : Universitas Negeri Malang, Malang, Indonesia

Afiliasi : Universitas Negeri Malang

Alamat email : nadyamiftaqul27@gmail.com dan mkhifdiyah@gmail.com

ABSTRAK
Indonesia mengalami perubahan semenjak di umumkannya pandemi COVID – 19.
Pemerintah mengambil kebijakan dengan menerapkan berbagai aturan ketat seperti ; jaga
jarak, memakai masker ketika keluar rumah, dan sering cuci tangan. Dunia pendidikan
turut mengalami perubahan awalnya belajar rutin dilakukan secara tatap muka, maka
sekarang semuanya harus dilakukan secara daring. Hal tersebut mempengaruhi semua
pelajar, guru, dan orang tua pelajar tersebut. Banyak pelajar dengan berbagai tingkatan
pendidikan merasakan kesulitan. Kemampuan dalam menggunakan teknologi ditingkatkan.
Namun, tidak semua pelajar memiliki perangkat yang sesuai, sinyal tidak stabil, kuota yang
mahal menyebabkan mereka sulit melakukan proses belajar secara online. Banyaknya tugas
disertai batas waktu yang tidak relevan juga menyulitkan mereka. Kenyataannya hal
tersebut dilakukan hampir setiap hari selama pembelajaran online. Banyak pelajar yang
merasa bosan, insomnia, cepat lelah, makan tidak teratur, dan lain sebagainya. Pengaruh
yang lebih parah lagi ketika sudah masuk dalam ranah kesehatan mental. Penulis
menggunakan metode survei berupa Google form untuk mendapatkan hasil survei yang
akurat. Dimasa pandemi seperti sekarang ini kesehatan mental menjadi hal yang harus
dijaga. kondisi mental pelajar dapat terpengaruh dengan adanya tekanan dan kondisi
kebosanan yang dirasakan.

ABSTRACT
Indonesia has experienced changes since the announcement of the COVID-19 pandemic. The
government takes policies by implementing various strict rules such as; keep distance, wear a mask
when leaving the house, and wash your hands frequently. The world of education has also experienced
changes. Initially, routine learning was done face to face, now everything must be online. It affects all
students, teachers, and parents of these students. Many students with various levels of education find
it difficult. Ability to use technology is improved. However, not all students have the appropriate
devices, unstable signals, expensive quotas make it difficult for them to study online. The large
number of tasks accompanied by irrelevant deadlines also made it difficult for them. In fact, this is
done almost everyday during online learning. Many students feel bored, insomnia, tire quickly, eat
irregularly, and etc. The effect is even worse when it enters the realm of mental health. The author
uses a survey method in the form of a Google form to get accurate survey results. During a pandemic
like today, mental health is something that must be maintained. The mental condition of students can
be affected by the pressure and boredom that is felt

KATA KUNCI : Pembelajaran daring, pelajar, COVID – 19

TUJUAN PENELITIAN
Penelitian tentang kesehatan mental pelajar ini dilakukan melalui variabel pola tidur,
kesehatan fisik, lingkungan sekitar pelajar, tingkat kejenuhan pelajar, dan lain sebagainya.
Sebagian besar penelitian hanya menanyakan keadaan dari sisi luar pelajar tidak dari sisi
dalam pelajar. Atas dasar tersebut penelitian ini mengenai hubungan pembelajaran daring
dengan keseharan mental pelajar di Indonesia selama pandemi COVID – 19 ini.

METODE PENELITIAN
Penulis menggunakan metode penelitian berupa kuoisioner yang berisi beberapa
pertanyaan seputar topik kesehatan mental. Seperti perasaan responden (pelajar dari
tingkatan SD sampai kuliah) terhadap kondisi sekarang, cara mengatur wattu, cara
menghilangkan kejenuhan, dan lain sebagainya.

PENDAHULUAN
Ilmu merupakan sebuah aset berharga yang dapat digunakan sebagai tombak
memajukan suatu negara. Untuk mendapatkan ilmu diperlukan pendidikan. Kualitas dan
kuantitas pendidikan sangat dipertimbangkan juga. Mengingat sekarang sedang dalam
masa pandemi COVID – 19 sistem pembelajaran mengalami perubahan. Perubahan itu
diantaranya akan diterapkan sistem pembelajaran Blended Learning. Blended Learning adalah
sistem pembelajaran yang terdiri dari pembelajaran tatap muka dan pembelajaran daring.
Kedua sistem pembelajaran tersebut di padukan untuk mendapatkan sistem pembeljaran
yang baik dan efektif. Hal tersebut diatur sedemikian rupa dikarenakan pertimbangan
kesehatan mental para pelajar.

Kesehatan mental menurut WHO (2003) adalah keadaan sejahtera individu


mengenali kemampuannya, mampu mengatasi tekanan hidup yang normal, bekerja secara
produktif dan bermanfaat, serta memberikan kontribusi bagi komunitas mereka. Sebelum
terjadinya pandemi COVID 19 kesehatan mental menjadi hal yang tidak terlalu marak
dimunculkan pada berbagai isu media. Banyak pelajar mengalami keterpurukan kesehatan
mental dikarenakan sistem pembelajaran daring. Sekitar 66 % pelajar setuju dengan proses
pembelajaran tatap muka. Sesuai dengan hak para pelajar tentu saja sistem pembelajaran
tatap muka merupakan salah satu hak para pelajar. Pada pembelajaran daring ini banyak
pelajar merasa kesepian, tingkat stres mereka menjadi tinggi, merasa tidak tahu harus
berbuat apa ketika berhadapan dengan situasi sulit seperti : tidak bisa mengerjakan tugas
karena tidak paham dengan materi pelajaran meskipun sudah mencari dari berbagai
sumber.
Sekarang kesehatan mental menjadi salah satu topik yang marak dibicarakan.
Meskipun begitu terapi bagi seseorang yang memiliki kesehatan mental sangat sedikit.
Hanya terdapat kurang lebih 2.700 seorang psikolog / psikiater di seluruh Indonesia,
sedangkan jumlah warga Indonesia sekitar 270.000.000 jiwa. Benar – benar jumlah yang
tidak seimbang. Perbandingannya terlalu besar. Oleh karena itu, perlu ada bimbingan
mengenai kesehatan mental. Atas dasar tersebut peneliti meninjau lebih lanjut mengenai
hubungan antara kesehatan mental dengan pembelajaran daring yang dilakukan oleh para
pelajar saat ini.

Penulis mengangkat topik ini sebagai tolak ukur kesehatan mental pelajar di
Indonesia dengan 85 responden. Beberapa pertanyaan yang disajikan supaya data yang di
dapatkan valid dan sesuai kondisi yang terjadi. Penulis berharap dengan adanya artikel ini
dapat memperbaiki kesehatan mental para pelajar di masa pandemic COVID-19 ini agar
mereka tetap mendapatkan hak dan dapat menjalankan kewajiban mereka secara nyaman
sebagai pelajar. Dibutuhkan kepekaan dan kerjasama dari semua pihak (masyarakat, orang
tua, pemerintah, dan lain sebagainya) untuk mengatasi permasalahan ini.

PEMBAHASAN
Pembahasan masuk pada ranah mengenai hasil dari survei yang menjawab
keresahan mental pelajar baik pada mahasiswa, pelajar SMA, pelajar SMP dan bahkan
pelajar SD. Dalam hal ini akan menjawab permasalahan mental yang kerap kali kurang
menjadi perhatian di tengah metode pembelajaran yang berubah drastis dari kebiasaan.
Pada masa pandemi COVID – 19 ini untuk mengatasi masalah kesehatan mental yang
dialami oleh pelajar hingga kini maka perlu adanya langkah-langkah pencegahan atau
mengatasi hal-hal yang berkaitan dengan kondisi mental pelajar di era pandemi COVID-19
ini.

Pada bagian ini akan dibahas mengenai kesehatan mental para pelajar dari berbagai
jenjang dengan berbagai permasalahan yang di hadapi dan bagaimana pendapat mereka
mengenai metode pembelajaran baru ini dapat diakatakan efektif atau tidaknya. Oleh
karena itu mengacu pada hasil survei yang telah dilakukan terhadap masalah mental yang
dihadapi oleh berbagai kalangan pelajar dalam proses pembelajaran daring di era pandemi
COVID-19 yang terjadi saat ini. Melihat dari hasil survei yang pertama mengenai hal paling
dasar yaitu apa yang di ketahui seputar kesehatan mental yaitu kesehatan yang
berhubungan dengan kondisi psikis seseorang. Kondisi yang berhubungan dengan keadaan
emosional, sosial, serta psikologis seseorang. Kondisi mental sesorang berpengaruh
terhadap perilaku, tindakan yang merupakan respons dari diri sesorang yang
mencerminkan kondisi yang sedang dialami.

Hasil survei mengenai tingkat stres dan tingkat kelelahan saat mengikuti
pembelajaran daring ini sebagian besar merasa mudah lelah. Dan faktor mudah kelelahan
tersebut ternyata tidak hanya lelah secara pikiran namun juga timbul masalah pada fisik,
seperti leher dan mata yang sakit karena terlalu lama menatap layar laptop maupun
handphone. Hal ini karena semua tugas dan materi diberikan secara online melalui perangkat
elektronik, sehingga mau tidak mau harus tetap mengecek hp maupun membuka laptop
untuk mengikuti pembelajaran. Namun, sebagian lagi juga merasa tidak terbebani dengan
pembelajaran daring ini dikarenakan efektifitas waktu juga dalam pembelajaran daring ini
ada kebebasan tersendiri sambil melakukan aktifitas lain agar dapat rileks dalam mengikuti
pembelajaran.

Tingkat kesehatan mental dapat berpengaruh terhadap kesehatan fisik secara


langsung ketika seseorang merasa stres maka hal itu dapat berpengaruh langsung terhadap
kondisi fisiknya, misalkan saja penurunan berat badan akibat tingkat stres yang tinggi. Dari
85 responden 34,1% pelajar atau mahasiswa merasa berat badan mereka turun selama
melaksanakan pembelajaran daring ini. Beberapa yang dirasakan para pelajar dari berbagai
kalangan mahasiswa, pelajar SMA, SMP dan SD yakni merasa lelah dengan pembelajaran
daring ini karena setiap harinya harus menatap layar hp dan laptop. Belum lagi kendala
yang paling sering dialami adalah gangguan jaringan yang buruk ketika melaksanakan
pembelajaran secara sinkronus hal ini yang terkadang membuat materi yang dipahami
setengah-setengah dan bahkan tidak paham sama sekali. Hal lain yang dapat memicu stres
dan kesehatan mental para pelajar adalah dengan banyaknya tugas yang diibaratkan bagai
istilah “mati satu tumbuh seribu” dan tugas selesai satu muncul seribu. Tidak sedikit yang
mengerjakan tugas hingga lupa waktu dan sering begadang untuk menyelesaikan tugas-
tugas yang diberikan.

Hal lainnya adalah hubungan sosial pun tidak berjalan dengan lancar karena
pembatasan kegiatan ini. Pembelajaran secara daring dan tidak dapat dilaksanakan secara
tatap muka membuat para pelajar tidak dapat berinteraksi dengan teman-temannya dan
bahkan ada yang berasa tidak memiliki teman pada saat pembelajaran daring ini. Kegiatan
pembelajaran yang berlangsung dengan metode baru ini juga menimbulkan rasa bosan
karena setiap harinya melakukan pembelajaran secara maya. 83,5% pelajar merasa bosan
dengan adanya pembelajaran daring ini. Kekhawatiran mengenai penilaian yang mungkin
saja sistemnya berbeda dengan tatap muka secara langsung juga timbul.

Dampak lain dari pembelajaran daring ini mulai munculnya beberapa masalah
kesehatan. Permasalahan kesehatan yang timbul yaitu mulai dari sakit mata karena terlalu
lama menatap layar laptop msupun handphone. Masalah lain juga badan mudah terasa lelah
karena jarang bergerak dan duduk terus menerus hingga punggung sakit. Tidak juga
dipungkiri tugas yang banyak dan harus diselesaikan dalam waktu singkat kerap kali
membuat pusing kepala dan stres. Tentu saja jika masalah ini tidak diatasi dengan baik
bukan tidak mungkin jika akan timbul masalah kesehatan yang lebih serius.

Istirahat yang cukup dalam pembelajaran daring juga hal yang tidak boleh
dilupakan. Karena tubuh harus dalam kondisi fit apalagi di tengah wabah pandemi COVID-
19 maka control kesehatan baik fisik maupun mental harus terjaga. Tidur merupakan salah
satu bentuk istirahat wajib yang sangat diperlukan, tubuh perlu istriahat dan berhenti
sejenak untuk kembali mendapatkan energi yang cukup dalam melaksanakan aktivitas.
Menurut hasil survei dari 85 responden 27,1% pelajar tidur dalam sehari sebanyak 5 jam dan
angka terbanyak kedua 24,7% tidur selama 6 jam. Angka ini sedikit di bawah rata-rata
minimal jam tidur yang diperlulkan yakni 8 jam perhari.

Banyak pemicu yang membuat pembelajaran onine di masa pandemi COVID-19 ini
yang dapat mempengaruhi kesehatan mental para pelajar. Salah satunya adalah kesulitan
untuk membagi waktu, di rumah sebagai anak tidak hanya berkewajiban untuk belajar saja,
tentunya sebagai anak merupakan sebuah kewajiban untuk membantu orang tua di rumah.
Seperti kegiatan membersihkan rumah, mencuci baju dan bahkan membantu orang tua
untuk mengasuh adik, dan tidak jarang hal ini membuat para pelajar sedikit kesulitan untuk
membagi waktu antara mengerjakan tugas dan membantu orangtua dirumah. Kesulitan
memahami materi pembelajaran serta tugas-tugas, karena pembelajran daring ini bingung
harus bertanya kepada siapa dan meminta bantuan kepada siapa saat mengalami kesulitan,
hal ini timbul karena perasaan tidak mempunyai teman sehingga untuk meminta tolong
atau bertanya kepada teman atau guru dirasa sulit.

Meskipun banyaknya tekanan yang dihadapi oleh para pelajar ini ada banyak cara
yang tetap dapat membuat diri mereka tetap baik-baik saja dan dalam menjalani
pembelajaran daring di masa pandemi COVID-19 ini. Salah satu cara adalah dengan
istirahat yang cukup di tengah-tengah banyaknya tugas tetap memberikan waktu untuk
menambah energi makan makanan yang bergizi. Selalu berpikir positif juga penting agar
pikiran tetap tenang dalam menghadapi berbagai tantangan. Menyelesaikan tugas sesegera
mungkin juga dapat mengurangi tingkat stres, sehingga tidak merasa terbebani dengan
sesgera mungkin menyelesaikan tugas-tugas yang di berikan.
Menghilangkan tekanan juga dapat dengan bermain game, mencari udara segar agar
tidak bosan. Juga tetap enjoy dan menikmati model pembelajaran yang baru ini sebagai
pengalaman baru, maka akan terasa lebih mudah. Melakukan hal-hal yang disukai agar
otak beristirahat sejenak dan tidak ada gangguan mental dalam menghadapi pembelajaran
daring.

Tak sedikit muncul pemberitaan mengenai siswa melakukan bunuh diri, ada juga
siswa yang hilang ingatan dan karena banyaknya tugas daring. Menanggapi hal ini banyak
spekulasi yang pro kontra terhadap hal ini. Bebrapa pihak merasa prihatin dan kasihan dan
hal ini memang mungkin saja terjadi akibat tekanan yang dirasakannya karena minimnya
penjelasan dalam pembelajaran dan banyaknya tugas membuat para pelajar terbebani serta
mentalnya terganggu. Sebagian lagi berpendapat bahwa hal itu terlalu berlebihan dan
karena kurangnya motivasi atau pengawasan dari keluarganya.

Sejauh ini dari hasil survei sebagian besar pelajar ragu-ragu apakah tugas yang
mereka kerjakan berjalan lancar atau tidak. 44,7% lainnya merasa lancar-lancar saja dalam
mengerjakan tugas yang diberikan. Dan 8,2% masih merasa tidak lancar dalam pengerjaan
tugas dan merasa kesulitan. Melihat dari hasil ini sebagian besar pelajar dapat
menyelesaikan tugasnya dengan baik tetapi masih aragu dengan hasil pekerjaan mereka.

Dibalik banyaknya hambatan yang dialami, serta materi yang seringkali tidak
dipahami dan kurang maksimal bagi para pelajar mereka terus menncari cara agar dapat
menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan. diantaranya untuk mengerjakan atau
memahami materi yang tidak dipahami seringkali mencari jawaban di internet adalah hal
yang paling sering dilakukan. Selain mencari jawaban di internet solusi lain adalah bertanya
kepada teman yang memahami materi tersebut dan saling berbagi dan membantu teman
yang kesulitan mengrjakan tugas meskipun hanya berdiskusi melalui media online.
Bertanya guru atau dosen juga menjadi solusi yang tepat untuk mencari jawaban atas materi
yang berlum dipahami. Seringkali dari pelajar mengerjakan sebisa mereka tugas-tugas yang
diberikan. Bahkan ada sebagian pelajar yang menyerah dalam mengerjakan tugas dan
memilih untuk tidak mengerjakannya.

Jumlah yang cukup dominan 61,2% dari responden para pelajar merasa bosan
dengan pembelajaran daring ini. Karena tidak adanya interaksi dengan teman sekolah
ataupun kuliah. Tetapi banyak juga yang memiliki teman dekat meskipun hanya via online.
Komunikasi dengan teman di masa pandemi ini sebagian besar berjalan lancar meskipun
hanya melalui via online. Hubungan dengan guru dan dosen sedikit terhambat dengan
metode daring ini sebagain masih merasa malu untuk bertanya ketika pembelajaran daring.
Tetapi hal ini juga berdampak positif terhadap komunikasi dengan orangtua, karena
intensitas waktu dirumah menjadi lebih banyak.

Motivasi menjadi hal penting untuk mendorong seseorang dalam melakukan


sesuatu hal dengan semangat dan mengerjakannya dengan baik. Sebagian pelajar yang kami
survey merasa sudah tidak ada lagi semangat belajar dalam metode daring ini. Sebagian lagi
masih termotivasi untuk pembelajaran daring ini karena dapat termotivasi untuk belajar
hal-hal baru. Juga dirasa pembelajaran daring ini tidak mengeluarkan biaya yang banyak
untuk transport dan ngekos misalnya saja. Dan motivasi untuk semangat belajar meraih
kesuksesan melihat orangtua bangga terhadap anak-anaknya kelak nanti akan membuat
lebih semangat.

Kondisi yang serba berubah ditengah pandemi ini memunculkan banyak kebiasaan
yang juga serba berubah, sekolah online, work from home, dan peraturan protokol
kesehatan yang tidak pernah dilakukan sebelumnya, agaknya semua orang kaget dan butuh
waktu untuk beradaptasi. Terlebih dengan dunia pendidikan yang ikut terdampak
perubahan yang sangat signifikan. Hal yang terjadi didunia pendidikan saat ini adalah
perubahan besar-besaran dalam metode belajar-mengajar dan hal ini membuat tidak sedikit
pelajar yang belum terbiasa. Banyak fasilitas yang harusnya didapatkan pelajar secara
langsung tidak dapat terpenuhi, misalnya saja untuk mata pelajaran / mata kuliah yang
diharuskan melakukan praktek tidak akan bisa dilakukan secara daring dan tidak dapat
dilakukan secara maksimal.

Terjadinya banyak kendala dan ketidaksempurnaan dalam pembelajaran daring ini


merupakan suatu hal yang wajar, karena tidak hanya pelajar yang harus beradaptasi
dengan kondisi baru yang mengharuskan untuk tetap dilaksanakan, tenaga pengajar baik
guru maupun juga dosen pasti juga masih beradaptasi dan berusaha semaksimal mungkin
untuk mencurahkan pengetahuan dan ilmunya agar tersampaikan dengan baik kepada para
siswa dan mahasiswanya. Tentunya mereka juga memikirkan bagaimana cara agar apa
yang disampaikan dapat diterima dengan baik.

Melalui pembelajaran daring ini banyak hal yang dapat kita pelajari tidak terkecuali
kondisi mental yang perlu diperhatikan agar tidak terjadi hal-hal ynag tidak di inginkan.
Harapan kedepan untuk dunia pendidikan adalah agar segeranya terlaksanakan sekolah
dan kuliah offline. Sehingga masalah-masalah pembelajaran yang dirasa kesulitan dapat
segera teratasi dan mengejar ketertinggalan. Juga tidak ada lagi rasa bosan dalam mengikuti
pembelajaran di kelas.
PENUTUP

SIMPULAN DAN SARAN


Mengenai pembelajaran daring di masa pandemi COVID-19 penulis dapat
menyimpulkan kondisi mental pelajar dapat terpengaruh dengan adanya tekanan dan
kondisi kebosanan yang dirasakan. Hal ini wajar terjadi karena masih dalam tahap
penyesuaian. Timbulnya permasalahan baik yang kecil maupun besar sebagian pelajar
dapat mengatasi hal tersebut meskipun banyak rintangan dan tak jarang menjadi stres dan
berdampak pada pikiran dan kesehatan seseorang.

Hasil data yang diperoleh tingkat kebosanan yang dirasakan diangka yang cukup
dominan yakni 62,1% karena pembelajaran daring yang memang mengharuskan untuk
menatap layar hanphone dan laptop seharian selama ber jam-jam untuk memantau tuagas
yang diberikan serta pembelajaran tatap muka online yang juga cukup lama dan
menyebabkan kelelahan.

Dengan adanya motivasi pelajar masih bisa dengan baik untuk mengikuti
pembelajaran. Sehingga hal-hal yang tidak diinginkan tidak akan terjadi seperti sakit, hilang
ingatan, kelelahan dan bunuh diri tidak terjadi.

Oleh karena itu penting untuk melakukan bebarapa hal agar terhindar dari
gangguan mental saat menjalani pembelajaran daring di era pandemi COVID-19 ini. Yakni
dengan perlu memperhatikan waktu istriahat yang cukup, asupan gizi yang seimbang.
Perlu membagi waktu untuk belajar dan beristirahat agar kegiatan lebih terkontrol dan
tidak berlebihan.

Pengawasan dan motivasi dari orang terdekat juga merupakan faktor yang cukup
penting. Karena sebagai orangtua tentunya tau batas mana yang baik dan buruk untuk anak
- anaknya, memberikan nasihat dan pendampingan agar anak tidak merasa sendiri serta
orang disekitarnya memperdulikan kondisi pikiran dan mentalnya.

Pelaksanaan metode daring ini dari segi biaya dan keefektifitasan di katakan cukup
bermanfaat, namun untuk dilakukan terus menurus masih harus memperhatikan faktor-
faktor yang lain untuk melihat baik dan buruknya terhadap pelajar ini. Terlepas dari itu
pmbelajran di era pandemi ini mengajarkan banyak pengalaman baru dan mengembangkan
potensi untuk revolusi inustri 4.0 agar nantinya lebih bisa terbiasa dengan perkembangan
dan revolusi yang terjadi secara besar-besaran.
UCAPAN TERIMAKASIH

Dengan hormat,
Sehubungan dengan sudah terselesaikannya artikel berjudul Kesehatan Mental Para
Pelajar di Masa Pandemi COVID – 19 yang telah kami tulis, kami selaku penulis dari artikel ini
mengucapkan terima kasih atas bantuan dan kontribusi atas partsipasinya dalam pengisisan
survei yang telah kami lakukan dengan tujuan meneliti bahan sebagai acuan penulisan artikel.
Terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kami sampaikan kepada :

1. Bapak Dr. Agus Wedi, M.Pd, dari Universitas Negeri Malang


DAFTAR PUSTAKA

Annisa, N. G., Efendi, R., & Chairani, L. (2020). Hubungan Sistem Pembelajaran Daring
dengan Kesehatan Mental Mahasiswa Di Era COVID-19 Menggunakan Chi-Square
Test dan Dependency Degree. 600–607.

Kusnayat, A., Sumarni, N., Mansyur, A. S., Zaqiah, Q. Y., & Bandung, U. T. (2020).
Pengaruh Teknologi Pembelajaran Kuliah Online Di Era Covid-19 Dan
Dampaknya Terhadap Mental Mahasiswa. EduTeach  : Jurnal Edukasi Dan
Teknologi Pembelajaran, 1(2), 153–165.

Anda mungkin juga menyukai