Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
1
Eneng Muslihah, Metode dan Strategi Pembelajaran, (Ciputat: Haja
Mandiri, 2014), h.165
1
2
2
Pupuh Fathuhurrahman, Suryana, Guru Profesional, (Bandung: PT Refika
Aditama, 2012), h. 98.
3
Sri Anitah, Strategi Pembelajaran di SD, (Tangerang Selatan: Universitas
Terbuka, 2013), h. 11.8
3
6
Ibid., 108
7
E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep Karakteristik, dan
Implementasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), h.79-81.
5
8
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru,
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset, 2010), h.225
9
Ibid., 225
10
Popi Sopiatin, Manajemen Belajar Berbasis Kepuasan Siswa, (Bogor:
Ghalia Indonesia, 2010), h. 67
6
11
Moh.Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja
Rosdakarya Offset, 2013), h. 7
12
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta:
RajaGrafindo Persada, 2004), h. 133
7
13
E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran
Kreatif dan Menyenangkan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013), h. 173.
8
mereka pun kerap kali meminta kepada guru yang mereka sukai cara
mengajarnya untuk mengajar di kelasnya. Karena menurut mereka
apabila guru yang mengajarnya menyenangkan mampu memberikan
kondisi kelas yang kondusif akan membuat mereka menjadi betah di
kelas dan disiplin dalam mengikuti proses pembelajaran.
Sejalan dengan uraian di atas di SMK Negeri 8 dan SMK Tiara
Aksara dalam merekrut tenaga pendidik atau guru,dititik beratkan
kepada kompetensi kepribadian dan kompetensi professional guru
sehingga diharapkan dapat menjalankan proses pembelajaran dengan
sebaik-baiknya agar kebutuhan dan tujuan pendidikan dapat tercapai
secara efektif. Namun demikian ternyata keberadaaan guru Pendidikan
Agama Islam di SMK Negeri 8 dan SMK Tiara Aksara menarik untuk
diteliti karena berdasarkan informasi yang di dapat peneliti, bahwa
kedua sekolah yang diteliti pada pribadi guru terdapat beberapa hal
yang berkaitan dengan proses pembelajaran masih terdapat guru yang
mengajar bidang studi Pendidikan Agama Islam tetapi banyak siswa
yang mengeluhkan tentang cara guru mengajar di antaranya: guru
kurang memahami bahwa daya tangkap siswa satu sama lain itu
berbeda karena ada guru yang mengajarkan materi secara keseluruhan
ada yang tidak sehingga siswa harus mencari sendiri, hal ini
menimbulkan kecenderungan rasa malas pada diri mereka untuk
mengikuti kegiatan pembelajaran tersebut, ada juga guru yang
mengajarnya terlihat malas-malasan jadi siswa ikut malas, guru pun ada
yang kurang tegas sehingga membuat siswa menyepelekan tugas yang
diberikan, begitu juga ada guru yang cenderung otoriter (sewenang-
wenang) keras dan kaku dalam mengarahkan aktivitas PBM (Proses
Belajar - Mengajar) sehingga membuat siswa mengerjakan tugas
9
B. Identifikasi Masalah
Guru merupakan sosok yang memiliki peran strategis dalam
pengembangan sumber daya manusia di manapun dan sampai
kapanpun. Dalam kenyataannya yang dinamakan guru pasti memiliki
ciri khusus yang membedakan pribadi seorang guru dengan orang lain
yang bukan guru. Guru merupakan pribadi yang memiliki posisi sentral
dalam pendidikan. Hal ini tidak lain karena guru akan selalu menjadi
pusat perhatian murid-muridnya. Dari sini kemudian guru menjadi
sosok yang selalu dijadikan contoh oleh murid-muridnya.
Untuk selanjutnya guru akan memiliki pengaruh terhadap
peserta didiknya, hal ini terjadi melalui interaksi guru dengan peserta
10
didik yang tentunya dari proses belajar mengajar baik secara langsung
maupun tidak langsung. Baik yang disadari guru maupun yang tidak,
biasanya dari sikap, gaya bicara, penampilan dan sebagainya.
Lebih lanjut, dalam menjalankan kewenangan
keprofesionalannya, guru dituntut memiliki kecakapan diantaranya
penggunaan metode, penyediaan bahan ajar, pengelolaan strategi
pembelajaran dan sebagainya.
Berlandaskan pada pemahaman di atas, maka hal ini
memungkinkan adanya masalah-masalah yang timbul, sehingga peneliti
mengidentifikasi masalah sebagai berikut:
1. Masih adanya siswa yang ngobrol saat proses belajar sedang
berlangsung.
2. Masih adanya siswa yang terlambat masuk kelas.
3. Masih adanya beberapa orang siswa yang nyontek dalam
mengerjakan tugas.
4. Kurangnya perhatian siswa ketika guru sedang menjelaskan materi
pembelajaran.
5. Adanya kelambatan siswa dalam mengerjakan tugas-tugas yang
diberikan pada saat kegiatan belajar.
6. Kurangnya kedisiplinan, kemandirian, kejujuran siswa dalam proses
pembelajaran.
7. Adanya beberapa orang siswa yang tidak disiplin dalam
mengerjakan pekerjaan rumah atau PR yang diberikan guru.
C. Batasan Masalah
Dari masalah-masalah yang telah diidentifikasi di atas, nampak
bahwa masalah-masalah tersebut sangat penting untuk dijawab. Namun
11
D. Rumusan Masalah
Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini sebagai
berikut:
1. Bagaimana kompetensi kepribadian guru Pendidikan Agama Islam
dalam meningkatkan disiplin belajar siswa di SMK Negeri 8 dan
SMK Tiara Aksara Kota Tangerang?
2. Bagaimana kompetensi profesional guru Pendidikan Agama Islam
dalam meningkatkan disiplin belajar siswa di SMK Negeri 8 dan
SMK Tiara Aksara Kota Tangerang?
3. Bagaimana disiplin belajar siswa SMK Negeri 8 dan SMK Tiara
Aksara Kota Tangerang pada bidang studi Pendidikan Agama
Islam?
4. Bagaimana pengaruh kompetensi kepribadian dan kompetensi
profesional guru PAI terhadap peningkatan disiplin belajar siswa di
SMK Negeri 8 dan SMK Tiara Aksara Kota Tangerang?
12
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan:
1. Untuk memperoleh informasi mengenai kompetensi kepribadian
guru Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan disiplin belajar
siswa di SMK Negeri 8 dan SMK Tiara Aksara Kota Tangerang.
2. Untuk memperoleh informasi mengenai kompetensi profesional
guru Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan disiplin belajar
siswa di SMK Negeri 8 dan SMK Tiara Aksara Kota Tangerang.
3. Untuk memperoleh informasi mengenai disiplin belajar siswa pada
bidang studi Pendidikan Agama Islam SMK Negeri 8 dan SMK
Tiara Aksara Kota Tangerang.
4. Untuk memperoleh informasi mengenai pengaruh kompetensi
kepribadian dan kompetensi profesional guru Pendidikan Agama
Islam terhadap peningkatan disiplin belajar siswa di SMK Negeri 8
dan SMK Tiara Aksara Kota Tangerang.
F. Manfaat Penelitian
1. Secara teoritis, dari hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan kontribusi pengetahuan serta mendorong peneliti lain
untuk melakukan penelitian sebagai upaya pengembangan
kompetensi guru Pendidikan Agama Islam dalam memperkaya
konsep-konsep dan teori-teori kompetensi kepribadian dan
kompetensi profesional dalam proses pembelajaran untuk
meningkatkan disiplin belajar siswa.
13
2. Secara praktis
a. Bagi Peneliti
Ingin mengetahui secara jelas pentingnya kompetensi
kepribadian dan kompetensi profesional guru Pendidikan Agama
Islam untuk meningkatkan disiplin belajar siswa. Sehingga
dengan mengetahui kedua kompetensi tersebut bisa dijadikan
acuan dan keteladanan peneliti yang sedang berkecimpung di
dalam dunia pendidikan.
b. Bagi Guru
Dapat dijadikan bahan masukan tentang pentingnya
kompetensi kepribadian dan kompetensi profesional guru dalam
proses pembelajaran untuk meningkatkan disiplin belajar siswa,
sehingga jika belum menyadari tentang betapa pentingnya
kompetensi kepribadian dan kompetensi professional guru
secepat mungkin dapat melakukan. Oleh karena pada akhirnya
guru dapat memperbaiki kualitas mengajarnya dalam setiap
proses pembelajaran dengan sebaik-baiknya.
c. Bagi Pembaca
Diharapkan dapat membuka wawasan baru atau tambahan
pengetahuan tentang pentingnya kompetensi kepribadian dan
kompetensi profesional guru meningkatkan kualitas
pembelajarannya. Selain itu pembaca bisa memberikan masukan
yang baik pula tentang kompetensi kepribadian dan kompetensi
profesional guru dalam meningkatkan kualitas pembelajarannya.
Dengan kata lain bahwa dengan saran yang diberikan oleh
pembaca dapat dijadikan cerminan sekaligus bisa dijadikan
instrospeksi diri bagi perbaikan selanjutnya dalam pengajaran.
14
BAB II
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Kajian Teori
1. Kompetensi Kepribadian
Kepribadian memiliki peran yang sangat besar terhadap
pendidikan figur bagi siswanya bukan hanya sebagai penyampai
ilmu pengetahuan tetapi juga sebagai pribadi yang akan menjadi
contoh teladan bagi mereka.
a. Pengertian Kompetensi
Pengertian dasar kompetensi (competency) adalah kemampuan
atau kecakapan.1 Kompetensi adalah kemampuan seseorang
baik kualitatif maupun kuantitatif. Kompetensi adalah
kemampuan, kecakapan, dan keterampilan yang dimiliki
seseorang berkenaan dengan tugas, jabatan maupun
profesinya.2
Menurut Sopiatin, inti pokok definisi kompetensi adalah
penjelasan mengenai tugas-tugas pekerjaan yang dilakukan
oleh individu dan penjelasan mengenai perilaku individu yang
berhubungan dengan bagaimana individu mengerjakan
tugasnya.3
Menurut Supardi, Kompetensi merupakan ciri mendasar
yang terdapat pada diri seseorang yang memiliki hubungan
1
Muhibbinsyah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2010), h. 229
2
Trianto, Pengantar Penelitian Pendidikan Bagi Pengembangan Profesi
Pendidikan dan Tenaga Kependidikan, (Jakarta: Kencana, 2010), h. 53
3
Popi Sopiatin, Manajeman Belajar Berbasis Kepuasan Siswa, (Anggota
Ikapi:Ghalia Indonesia, 2010), h.57
15
16
4
Supardi, dkk., Profesi Keguruan Berkompetensi dan Bersertifikasi,
(Jakarta: Diadit Media, 2009), h.39.
5
Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan,
(Bandung: Alpabeta, 2011) h. 157
6
Udin Syaefudin Saud, Pengembangan Profesi Guru (Bandung: Alfabeta,
2010), h. 44
17
7
Ibid., h. 45.
8
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan (Jakarta: Kencana, 2011), h.70.
9
Martinis Yamin, Maisah, Standarisasi Kinerja Guru, (Jakarta: Gaung
Persada (GP Press) 2010), h.1
18
10
Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia,
2005), h.37
19
b. Pengertian Kepribadian
Pendidikan merupakan suatu proses, interaksi dengan suatu
tujuan yang jelas, dan efektivitas penyampaiannya akan sangat
ditentukan oleh bagaimana kepribadian (personality) guru
terampil dihadapan anak-anak didik. Mereka semua tahu dan
merasakan, meski tidak mengatakannya, setiap penampilan
kepribadian guru, dan mereka juga akan menentukan sikap dan
prilakunya ketika belajar dan ketika bertemu. Ini perlu disadari
oleh guru, bahwa sebenarnya mereka semua membaca apa dan
bagaimana kepribadian guru meskipun mungkin itu kurang
mendalam. Namun dengan cara itulah mereka memahami dan
menyikapinya, sehingga seorang guru diperlukan kehati-hatian
dalam mengekspresikan kepribadiannya. Maka tepat pula bila
dikatakan bahwa untuk menjadi guru seharusnya mempunyai
kepribadian yang baik, karena dampaknya akan menentukan
pada proses pendidikan dan pembelajaran.
Istilah kepribadian sudah tidak asing lagi dalam
kehidupan kita sehari-hari. Meskipun kepribadian sudah
menjadi kata umum dalam percakapan sehari-hari, tetapi tidak
jarang di antara kita yang belum paham benar tentang
pengertian kepribadian baik secara etimologi maupun pendapat
dari para ahli.
Istilah kepribadian merupakan terjemahan dari Bahasa
Inggris “personality”. Sedangkan istilah personality secara
20
11
Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja,
(Bandung:Remaja Rosdakarya, 2014), h.126
12
Agus Sujanto, Halem Lubis, Taufik Hadi, Psikologi Kepribadian, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2006), h. 12.
21
14
ibid, 127-128
15
Zakiah Daradjat, Kepribadian Guru, (Jakarta:Bulan Bintang, 2005), h. 9.
16
Uhar Suharsaputra, Menjadi Guru berkarakter,( Bandung: Refika
Aditama, 2013), h. 36
23
c. Karakteristik Kepribadian
Dalam upaya memenuhi kebutuhan atau memecahkan
masalah yang dihadapi, ternyata tidak semua individu mampu
menampilkan secara wajar, normal atau sehat, di antara mereka
banyak juga yang mengalami tidak sehat.
E.B Hurlock mengemukakan bahwa penyesuaian yang sehat
atau kepribadian yang sehat (healthy personality) ditandai
dengan karakteristik sebagai berikut:
a) Mampu menilai diri secara realistik segala kelebihan dan
kekurangan/kelemahan yang menyangkut fisik dan
kemampuannya.
b) Mampu menilai dan menghadapi situasi serta kondisi secara
realistik dengan menerimanya secara wajar.
c) Mampu menilai prestasi yang diperoleh secara realistik
tidak membuatnya sombong jika memperoleh prestasi yang
tinggi dan tidak frustasi jika mengalami kegagalan.
d) Menerima tanggung jawab.
e) Kemandirian (autonomi). Mandiri dalam cara berpikir dan
bertindak, mengambil keputusan, mengarahkan dan
mengembangkan diri serta menyesuaikan diri secara
konstruktif dengan norma yang berlaku di lingkungannya.
f) Dapat mengontrol emosi.
g) Berorientasi tujuan. Individu dapat merumuskan tujuannya
berdasarkan pertimbangan secara matang.
24
17
Syamsu Yusuf, op.cit., h.130-131
18
Ibid,. h.131-132
25
21
Martinis, op.cit., 8-9
22
Nur Hamim dan Tim, “Bahan Ajar Pendidikan dan Latihan Profesi
Guru”, (Surabaya: Lemabaga Pendidikan Tenaga Kependidikan Fakultas Tarbiyah
IAIN Sunan Ampel, 2011), h.6
27
23
Muhibbin Syah, op.cit., h. 229.
24
Pupuh Fathurrohman, Aa Suryana, Guru Profesional, (Bandung: Refika
Aditama, 2012),
28
25
Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Mengajar, (Bandung: Sinar Baru
Algensindo Offset, 2004), h.13.
26
Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2013), h. 14.
27
Abdur Rachman Shaleh, Pendidikan Agama & Pembangunan Watak
Bangsa, (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2005), h. 283-284
29
28
Republik Indonesia, Undang-undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru
dan Dosen, (Bandung: Citra Umbara, 2006), h. 3
29
Pupuh, op.cit., h. 115
30
30
Abudin Nata, Manajeman Pendidikan: Mengatasi Kelemahan Pendidikan
Islam di Indonesia, (Jakarta:Kencana Prenada Media Group, 2008), h.156
31
Sardiman, op.cit., h. 134-135
32
Popi Sopiatin, op.cit., h. 68
31
33
Muhibbinsyah, op.cit., h.229
34
Wina Sanjaya, Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbassi
Kompetensi, (Jakarta:Kencana, 2006), h.146
35
Martinis Yamin, Maisah, Standarisasi Kinerja Guru, (Jakarta:Gaung
Persada, 2010), h. 11
36
Trianto, op.cit., h.55
37
Pupuh Fathurrahman, op.cit., h.2
32
38
Uzer Usman, op.cit., h.17-19
39
Armai Arief, Reformulasi Pendidikan Islam, (Jakarta: CRSD Press, 2005),
h.34.
40
Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta:
RajaGrafindo Persada, 2004), h. 163-164.
33
d. Mengembangkan Profesionalitas
Mengembangkan profesionalitas guru merupakan hal
yang amat strategis dalam upaya mewujudkan reformasi
pendidikan nasional. Profesionalitas dapat dikembangkan
dengan mendinamiskan tiga pilar utama diungkapakan Herman
Kartajaya:41
Pilar pertama, yaitu excellence atau keunggulan, yang
mempunyai makna bahwa seorang profesional harus memiliki
keunggulan tertentu dalam bidang dan dunianya. Ada empat
hal yang esensial dalam keunggulan ini yaitu: (1) commitment
atau porpose, yaitu memiliki komitmen untuk senantiasa
berada dalam koridor tujuan dalam melaksanakan kegiatannya
demi mencapai keunggulan; (2) opening your gift atau ability
yaitu memiliki kecakapan dalam bidangnya baik kecakapan
potensial atau terkandung maupun kecakapan aktuan atau
nyata; (3) being the first and the best you can be motivation;
yaitu memiliki motivasi yang kuat untuk menjadi yang pertama
dan terbaik dalam bidangnya; dan (4) continuous improvement;
yaitu senantiasa melakukan perbaikan secara terus menerus.
Pilar kedua, adalah profesionalisme, yaitu sikap mental
yang secara intrinsik menjiwai keseluruhan pola-pola
profesionalitas, baik internal maupun eksternal. Sikap mental
41
Mohamad Surya, Abdul Hasim, Rus Bambang Suwarno.Landasan
Pendidikan Menjadi Guru Yang Baik, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010), h. 81-82
34
e. Strategi Pengembangan
Pengembangan profesionalitas dapat dilaksanakan secara
terpadu, konsepsional dan sistematis. Beberapa pendekatan
yang dapat dilakukan, antara lain sebagai berikut.42
42
Ibid, h. 82-84
35
43
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif,
(Jakarta: Rineka Cipta, 2000), h.49.
44
Sardiman, op.cit., h.152
37
45
Yusak Burhanuddin, Administrasi Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia,
1995), h.136.
38
3. Disiplin Belajar
a. Pengertian
Disiplin adalah tindakan yang dilakukan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku atau melakukan sesuatu sesuai dengan
norma yang berlaku.47
46
Syaiful Bahri Djamarah, op.cit., h. 49-50
39
47
Mohamad Surya, Abdul Hasim, Rus Bambang Suwarno,.Landasan
Pendidikan Menjadi Guru Yang Baik, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010), h.46
48
Ibid, h.46
49
Pupuh Fathurrahman, op.cit., h.99
50
Bambang Ismaya, Pengelolaan Pendidikan, (Bandung: Refika Aditama,
2015), h.102.
40
51
Sri Anitah, op.cit, h.11.5
52
Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi, Pengelolaan Pengajaran,
(Jakarta:Rineka Cipta, 1995), h.126
53
Eneng Muslihah, op.cit., h.64
41
54
Nyayu Khodijah, Psikologi Pendidikan, (Jakarta:RajaGrafindo Persada:
2014)h, 50-51
55
Syaiful Bahri Djamarah, op.cit., h.13
56
Muhibbin Syah, op.cit., h. 90
42
orang siswa. Kelas yang besar ini, jika tidak diikat oleh
aturan yang ditaati bersama akan dapat menimbulkan
kekacauan.
6) Kebiasaan untuk menaati aturan dalam kelas akan
memberi dampak yang lebih luas bagi kehidupan siswa
di dalam masyarakat. Siswa yang terbiasa menaati
peraturan di dalam kelas, akan terdorong pula menaati
aturan yang ada dalam masyarakat.57
Menurut Oteng Sutisna bahwa dalam menciptakan disiplin
yang efektif diperlukan kegiatan-kegiatan di antaranya
sebagai berikut:
a) Guru maupun murid hendaknya memiliki sifat-sifat
perilaku warga sekolah yang baik seperti sopan
santun, bahasa yang baik dan benar.
b) Murid hendaknya bisa menerima teguran atau
hukuman yang adil.
c) Guru dan murid hendaknya bekerjasama dalam
membangun, memelihara dan memperbaiki aturan-
aturan dan norma-norma.58
Menurut Lembaga Ketahanan Nasional
(Lemhanas), disiplin dapat terjadi dengan cara:
ditumbuhkan, dikembangkan dan diterapkan dalam
semua aspek menerapkan sanksi dengan bentuk ganjaran
dan hukuman, interaksi dengan lingkungannya,
membentuk disiplin, yaitu ada pihak yang memiliki
57
Sri Anitah, op.cit., h.11.8-11.9
58
Oteng Sutrisna, Administrasi Pendidikan, (Bandung: Angkasa, 1989), h.8
44
59
Lemhanas, Disiplin Nasional, (Jakarta:Balai Pustaka, 1997), h.15
60
Sri Anitah W, op.cit. h.11.10-11.12
45
61
E.Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Offset, 2013), h.26
46
62
Ibid, h.171-172
48
63
Ibid, h.172
64
Eka Prihatin, Manajemen Peserta Didik, (Bandung: Alpabeta, 2011), h.94
49
65
Bambang Ismaya, op.cit., h.102-103
66
Sri Anitah, op.cit, h. 11.22-11.25
50
68
Tesis S2 Program Studi Pendidikan Kejuruan Universitas Negeri Malang
tahun 2012.
54
69
Juni Efi Chandra Tesis Program Studi Bidang Pengkajian Islam UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta
55
70
Muhammad Amin, Ainurrahman, M.Thamrin, Program Magister
Administrasi Pendidikan FKIP Universitas Tanjung Pura Pontianak.
56
C. Kerangka Berpikir
1. Kompetensi Kepribadian Guru PAI dalam Meningkatkan Disiplin
Belajar Siswa
Hubungan guru dengan siswa/anak didik dalam proses
belajar mengajar merupakan faktor yang sangat menentukan.
Bagaimanapun baiknya bahan pelajaran yang diberikan,
71
Disertasi S3 Program Studi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
Universitas Negeri Yogyakarta 2012
57
D. Pengajuan Hipotesis
Berdasarkan kerangka berpikir di atas maka diajukan hipotesis
sebagai berikut:
1. Ho : Tidak terdapat pengaruh kompetensi kepribadian guru PAI
dalam meningkatkan disiplin belajar siswa di SMK Negeri 8 Kota
Tangerang dan di SMK Tiara Aksara Kota Tangerang.
Okt-
Apri Mei Juni Juli Agust. Sept.
Bulan Nop.
1-4 1-4 1-4 1-4 1-4 1-4 1-4
pelaporan uji coba
8. Revisi Instrumen X
9. Penyebaran X
instrumen penelitian
10.Pengolahan data X X X
hasil instrumen
11.Penyelesaian tesis X X
12.Pelaporan tesis/siap X
sidang
13. Sidang Tesis X
B. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini digunakan metode survey dengan
analisis regresi ganda. Metode survey digunakan karena peneliti
ingin memahami tentang suatu fenomena yang terjadi dalam sekolah.
Cara untuk mengumpulkan data penelitian adalah dengan cara
melakukan survey (pengambilan data langsung pada objek lapangan)
yaitu melalui observasi, wawancara dan angket. Analisis regresi
ganda digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dua
variabel bebas atau lebih terhadap variabel terikat. Penelitian ini
termasuk jenis penelitian kuantitatif disebut metode kuantitatif
karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis
1
menggunakan statistik.
Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode
penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan
untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, tehnik
1
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2014), h.13
63
Kompetensi Kepribadian
Guru PAI
kKO
(X1) Disiplin Belajar
Siswa
(Y)
Kompetensi Profesional
Guru PAI
(X2)
Keterangan:
X1: Variabel Bebas : Kompetensi Kepribadian Guru PAI
X2: VariabelBebas : Kompetensi Profesional Guru PAI
Y: Variabel Terikat : Disiplin Belajar Siswa
2
Ibid, h.14
64
3
Ibid, h. 118-120
4
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,
(Jakarta:PT Rineka Cipta,2010), h. 120
65
D.Instrumen Penelitian
1. Kompetensi Kepribadian Guru PAI (variabel X1)
a. Definisi Konseptual Variabel Kompetensi Kepribadian Guru
PAI
Kompetensi kepribadian guru merupakankemampuan
personal yang mencerminkan kepribadian yang mantap,
stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi
siswa dan berakhlak mulia.5
b. Definisi Operasional Variabel Kompetensi Kepribadian Guru
PAI
Secara operasional yang dimaksud kompetensi kepribadian
guru adalah skor kepribadian guru yang diukur dengan
indikator kompetensi yang mantap dan stabil: bertindak
sesuai norma hukum; bertindak sesuai dengan norma sosial;
bangga sebagai guru; dan memiliki konsistensi dalam
bertindak sesuai dengan norma. Dewasa : menampilkan
kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik dan memiliki
etos kerja sebagai guru. Arif : menampilkan tindakan yang
didasarkan pada pemanfaatan peserta didik, sekolah, dan
masyarakat serta menunjukkan keterbukaan dalam berpikir
dan bertindak. Berwibawa: memiliki perilaku yang
berpengaruh positif terhadap peserta didik dan memiliki
perilaku yang disegani. Berakhlak mulia dan dapat menjadi
teladan:bertindak sesuai dengan norma religius (iman dan
taqwa, jujur, dan ikhlas, suka menolong), dan memiliki
5
Martinis Yamin, Maisah, Standarisasi Kinerja Guru, (Jakarta: Gaung
Persada, 2010), h.8
66
Butir
No. Variabel Aspek Indikator
Soal
mulia dan norma religius. 19,
dapat menjadi Memiliki perilaku yang 20
teladan diteladani peserta didik
6. Evaluasi diri Memiliki kemampuan untuk 21, 22
dan berinstrospeksi 23,2 24
pengembangan Mampu mengembangkan diri
diri secara optimal
6
Abdul Rachman Shaleh, Pendidikan Agama & Pembangunan Watak
Bangsa, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2005), h. 285-286
68
Butir
No Variabel Aspek Indikator
Soal
pengayaan
3. Menyusun • menetapkan tujuan 11
program pembelajaran
pengajaran • memilih dan 12
mengembangkan bahan
pembelajaran
• memilih dan 13
mengembangkan
strategi belajar-
mengajar
• memilih dan 14,15
mengembangkan media
pengajaran yang sesuai
• memilih dan
memanfaatkan sumber 16
belajar
7
Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi, Pengelolaan Pengajaran, (Jakarta:Rineka
Cipta, 1995), h.126
71
E. Kalibrasi Instrumen
1. PengujianValiditas (Kesahihan)
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-
tingkat kepalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu
instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi.
Sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas
rendah.8 Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan
untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti
instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang
seharusnya diukur.9Perhitungan validitas butir soal dilakukan
dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment Pearson,
yaitu sebagai berikut:
8
Suharsimi Arikunto, op.cit., h. 158
9
Sugiyono, op.cit., h.173
72
n ( ∑ XY ) − ( ∑ X )( ∑ Y )
rxy =
{n ( ∑ X 2
}{
) − (∑ X ) 2 n(∑ Y 2 ) − (∑ Y ) 2 }
Keterangan :
= koefisien korelasi
= jumlah Responden
x = jumlah nilai-nilai x
∑ = jumlah kuadrat nilai-nilai x
∑y = jumlah nilai-nilai y
∑ = jumlah kuadrat nilai-nilai y
Koefisien korelasinya signifikan atau tidak digunakan distribusi
(tabel t) dengan α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk = n – 2).
Kemudian diambil keputusan dengan membandingkan thitung
terhadap ttabel. Adapun kaidah keputusan adalah :
a. Jika thitung>ttabel berarti Valid
b. Jika thitung<ttabel berarti tidak Valid
Setelah dilakukan uji validitas maka didapat data sebagai
berikut:
1) Variabel X1
Pada variabel X1ada 24 instrumen penelitian yang diujikan
ke 20 sampel. Setelah dilakukan pengujian ada 20 nomor
instrumen penelitian yang dinyatakan valid.
73
Tabel 3.5
Daftar Drof dan Valid Variabel X1
Butir Butir Butir
Indikator
Instrumen Drop Valid
Bertindak sesuai norma 1 1
hukum 2 2
Bertindak sesuai norma sosial 3 3
Bangga sebagai guru 4
Memiliki konsisten dalam 4
bertindak sesuai norma
Menampilkan kemandirian 5,6,7,8,9 5 6,7,8,9,
dalam bertindak sebagai
pendidik dan memiliki etos
kerja sebagai guru
Menampilkan tindakan yang 10,11,12,13, 10,11,12,13
didasarkan pada pemanfaatan
peserta didik, sekolah dan 14,16
masyarakat 14,15
Menunjukkan keterbukaan
dalam berpikir dan bertindak
Memiliki perilaku yang 16 16
berpengaruh positif terhadap
peserta didik 17
Memiliki perilaku yang
disegani 17
Bertindak sesuai dengan norma 18 18
religius (iman dan taqwa,jujur,
ikhlas dan suka menabung)
Memiliki perilaku yang 19,20 19,20
diteladani peserta didik
Memiliki kemampuan untuk 21,22 21 22
berinstrospeksi
Mampu mengembangkan diri 23,24 23,24
secara optimal
74
2) Variabel X2
Pada variabel X2 ada 24 instrumen penelitian yang diujikan
ke 20 sampel. Setelah dilakukan pengujian ada 20 nomor
instrumen penelitian yang dinyatakan valid.
Tabel 3.6
Daftar Drof dan Valid Variabel X2
Butir Butir Butir
Indikator
Instrumen Drop Valid
• mengenal tujuan pendidikan 1 1
untuk mencapai tujuan
pendidikan nasional
• mengenal fungsi sekolah dalam 2
masyarakat 2
• mengenal prinsip-prinsip
psikologi pendidikan yang 3
dapat dimanfaatkan dalam 3
proses belajar mengajar
• menguasai bahan pengajaran 4,5,6 5 4,6
sesuai kurikulum
• menguasai bahan pengayaan 7,8,9,10 7,8,9,10
• menetapkan tujuan 11 11
pembelajaran
• memilih dan
• mengembangkan bahan 12 12
pembelajaran
• memilih dan
mengembangkan strategi belajar-
mengajar 13 13
• memilih dan mengembangkan
media pengajaran yang sesuai
• memilih dan memanfaatkan 14,15 14,15
sumber belajar 16 16
75
Tabel 3.7
Daftar Drof dan Valid Variabel Y
Butir Butir Butir
Indikator
Instrumen Drop Valid
• Datang tepat waktu 1 1
• Tertib berpakaian 2 3 2
• Patuh kepada guru 3
• Perhatian pada proses 4,5,6,78 5 4,6,78
kegiatan pembelajaran
• Tertib saat belajar di
kelas 9,10 9,10
• Penggunaan fasilitas
11,12 11,12
• Ketaatan 13,14,15,16, 13,14,15,16
menyelesaikan tugas 17
• Ketaatan mengerjakan 17,18,19 18, 1
PR 20,21
• Mengerjakan soal ujian 20,21
76
di mana :
rii = Koefisien reliabilitas tes
n = Banyaknya butir soal yang dikeluarkan dalam
tes
Sti = Varians total
∑St = Jumlah Varians skor dari tiap-tiap item
1 = Bilangan konstanta
Untuk mengetahui koefisien korelasinya signifikan atau tidak
digunakan distribusi (tabel r) dengan α = 0,05 dan derajat
kebebasan (dk = n – 2). Kemudian diambil keputusan dengan
membandingkanrhitungterhadap rtabel. Adapun kaidah keputusan
adalah :
10
Suharsimi Arikunto, op.cit., h. 168-169
77
11
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS
(Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2006), h. 30-32.
80
2) Hipotesis 2 :
H1: β 2 ≠ 0 → Terdapat pengaruh kompetensi profesional
guru PAI terhadap peningkatan disiplin
belajar siswa.
3) Hipotesis 3 :
H1: β1 >0atau β 2 >0 → Terdapat pengaruh kompetensi
kepribadian dan kompetensi
profesional guru PAI terhadap
peningkatan disiplin belajar siswa.
82
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Statistics
Disiplin Belajar Siswa
Valid 51
N
Missing 0
Mean 59.33
Median 57.00
Mode 44
Std. Deviation 14.553
Variance 211.787
Skewness -.644
Std. Error of
.333
Skewness
Kurtosis -102
Std. Error of Kurtosis .656
Range 56
Minimum 39
Maximum 95
Sum 3026
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown
83
84
Tabel 4.3.
Deskripsi Data Penelitian Kompetensi Profesional Guru PAI
Statistics
Kompetensi
Profesional Guru
PAI
Valid 51
N
Missing 0
Mean 64.35
Median 60.00
Mode 50
Std. Deviation 14.126
Variance 199.553
Skewness .493
Std. Error of
.333
Skewness
Kurtosis .981
Std. Error of Kurtosis .656
Range 47
Minimum 45
Maximum 92
Sum 3282
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown
Parametersa,b Std.
14.208 14.126 14.553
Deviation
Absolute .120 .150 .122
Most Extreme
Positive .120 .150 .112
Differences
Negative -.090 -.085 -.081
Kolmogorov-Smirnov Z .860 1.074 .799
Asymp. Sig. (2-tailed) .450 .199 .546
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa uji hipotesis yang
menyatakan distribusi data pada analisis regresi ini mengikuti
distribusi normal. Hal ini ditunjukkan dengan semua nilai
Asymp. Sig > 0,05. Hal ini berarti semua data berdistribusi
normal
b. Analisis Koefisien Korelasi Pearson Product Moment
Koefisien korelasi adalah suatu alat statistik, yang dapat
digunakan untuk membandingkan hasil pengukuran dua
variabel yang berbeda agar dapat menentukan tingkat
hubungan antara variabel-variabel ini. Jadi dapat disimpulkan
bahwa analisis korelasi adalah metode statistik yang digunakan
untuk mengukur derajat hubungan antara dua variabel atau
lebih. 1
Tabel 4.5
Koefisien Korelasi Pearson Product Moment
Correlations
Disiplin Kompetensi Kompetensi
Belajar Kepibadian Profesional
Siswa Guru PAI Guru PAI
Pearson Disiplin Belajar 1.000 .310 .460
Correlation Siswa
1
Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Pratik.2010.hal 313
90
c. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi yang sempurna
antarvariabel bebas (independent). Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi yang sempurna diantara
variabel bebas. Salah satu cara untuk untuk mendeteksi adanya
multikolinieritas adalah dengan melihat tolerance atau varian
inflation factor (VIF).Apabila tolerance < 0,1 atau nilai VIF>
10 maka terjadi multikolinearitas.
Tabel 4.6.
Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
(Constant)
Kompetensi Kepribadian
.986 1.014
1 Guru PAI
Kompetensi Profesional
.986 1.014
Guru PAI
a. Dependent Variable : Disiplin Belajar Siswa
Hasil uji multikolininearitas pada tabel di atas diketahui
bahwa hasil Tolerance 0,986> 0,1 atau varian inflation factor
(VIF)1,014< 10. Sehingga dapat dinyatakan bahwa tidak ada
multikolinearitas antara Kompetensi Kepribadian Guru PAI
dan Kompetensi ProfesionalGuru PAI pada analisis regresi
ganda ini.
d. Uji Heteroskedastisitas
Pengertian heteroskedastisitas adalah apabila kesalahan atau
residual yang diamati tidak memiliki varian yang konstan.
92
3. Pengujian Hipotesis
Pengajuan hipotesis dilakukan sesuai dengan ketentuan yang
telah dijelaskan dalam Bab III. Hasil perhitungan dan pengujian
bisa dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.10. Hasil Perhitungan Pengujian Koefisien
Korelasi Ganda Variabel X1 dan X2 terhadap Y
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Std. Error of
Square the Estimate
a
1 .527 .278 .248 12.622
a. Predictors: (Constant), Kompetensi Profesional Guru
PAI, Kompetensi Kepribadian Guru PAI
Artinya:
H0 : Tidak terdapat pengaruh kompetensi kepribadian dan
kompetensi profesional secara bersama-sama terhadap
peningkatan disiplin belajar siswa
H1: Terdapat pengaruh kompetensi kepribadian dan
kompetensi profesional secara bersama-sama terhadap
peningkatan disiplin belajar siswa
Dari table 4.11. dapat dinyatakan bahwa terdapat pengaruh
yang signifikan kompetensi kepribadian dan kompetensi
profesional secara bersama-sama terhadap peningkatan disiplin
97
Artinya:
H0 : Tidak terdapat pengaruh kompetensi kepribadian guru PAI
dalam meningkatkan disiplin belajar siswa
H1 : Terdapat pengaruh kompetensi kepribadian guru PAI
dalam meningkatkan disiplin belajar siswa.
Dari table 4.12. dapat dinyatakan bahwa terdapat pengaruh
yang signifikan kompetensi kepribadian guru PAI dalam
meningkatkan disiplin belajar siswa. Hal ini dibuktikan dengan
perolehan nilai thitung= 2,097 dan Sig. 0,041< 0,05.
98
Artinya:
H0: Tidak terdapat pengaruh kompetensi profesional guru PAI
dalam meningkatkan disiplin belajar siswa
H1: Terdapat pengaruh kompetensi profesional guru PAI dalam
meningkatkan disiplin belajar siswa.
Dari table 4.12. dapat dinyatakan bahwa terdapat pengaruh
yang signifikan kompetensi profesional guru PAI dalam
meningkatkan disiplin belajar siswa. Hal ini dibuktikan dengan
perolehan nilai thitung = 3,477 dan Sig. 0,001< 0,05.
Adapun kontribusi variabel kompetensi profesional guru PAI
dalam meningkatkan disiplin belajar siswa dapat dinyatakan
dengan rumus:
KD = Nilai x Nilai Korelasi Pasialnya ( ) x 100 %
99
Gambar 4.5.
Histogram dan Poligon Variabel Disiplin Belajar Siswa
Tabel 4.18.
Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
(Constant)
1 Kompetensi Kepribadian Guru PAI .995 1.006
Kompetensi Profesional Guru PAI .995 1.006
Absolute .064
Most Extreme
Positive .064
Differences
Negative -.056
Kolmogorov-Smirnov Z .562
Asymp. Sig. (2-tailed) .911
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
3. Pengujian Hipotesis
Pengajuan hipotesis dilakukan sesuai dengan ketentuan yang
telah dijelaskan dalam Bab III. Hasil perhitungan dan pengujian
bisa dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.22. Hasil Perhitungan Pengujian Koefisien Korelasi
Ganda Variabel X1 dan X2 terhadap Y
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Std. Error of
Square the Estimate
a
1 .407 .166 -143 12.508
a. Predictors: (Constant), Kompetensi Profesional Guru
PAI, Kompetensi Kepribadian Guru PAI
Kompetensi .327
Profesional Guru .308 .103 .317 2.981 .004
PAI
a. Dependent Variable: Disiplin Belajar Siswa
Artinya:
H0 : Tidak terdapat pengaruh kompetensi kepribadian dan
kompetensi profesional secara bersama-sama terhadap
peningkatan didiplin belajar siswa.
H1 : Terdapat pengaruh kompetensi kepribadian dan
kompetensi profesional secara bersama-sama terhadap
belajar bahasa Inggris
Dari tabel 4.23. dapat dinyatakan bahwa terdapat pengaruh
yang signifikan kompetensi kepribadian dan kompetensi
profesional secara bersama-sama terhadap peningkatan disiplin
belajar siswa. Hal ini dibuktikan dengan perolehan nilai Fo =
7,352 dan Sig. 0,001< 0,05
Sementara itu, persamaan garis regresi ganda dapat
dinyatakan dengan γˆ = 26.781+ 0,204 X1 +0,308 X2. Hal ini
memiliki pengertian bahwa kenaikan satu skor variable
kompetensi kepribadian dan kompetensi kepribadian
memberikan kontribusi sebesar 0,204 oleh X1 dan 0,308 oleh
112
Artinya:
H0 : Tidak terdapat pengaruh kompetensi kepribadian terhadap
terhadap disiplin belajar siswa
H1 : Terdapat pengaruh kompetensi kepribadian terhadap
terhadap disiplin belajar siswa
Dari table 4.24. dapat dinyatakan bahwa terdapat pengaruh
yang signifikan kompetensi kepribadian terhadap disiplin
belajar siswa. Hal ini dibuktikan dengan perolehan nilai thitung=
2,185 dan Sig. 0,032< 0,05.
Adapun kontribusi variabel kompetensi kepribadian terhadap
disiplin belajar siswadapat dinyatakan dengan rumus:
KD = Nilai β x1 y x Nilai Korelasi Pasialnya ( rx1 y ) x 100 %
Artinya:
H0: Tidak terdapat pengaruh kompetensi profesional terhadap
disiplin belajar siswa.
H1 : Terdapat pengaruh kompetensi profesional terhadap disiplin
belajar siswa.
Dari table 4.24. dapat dinyatakan bahwa terdapat
pengaruh yang signifikan kompetensi profesional terhadap
disiplin belajar siswa. Hal ini dibuktikan dengan perolehan
nilai thitung = 2,981 dan Sig. 0,04< 0,05.
Adapun kontribusi variabel kompetensi profesional terhadap
disiplin belajar siswa dapat dinyatakan dengan rumus:
KD = Nilai β x 2 y x Nilai Korelasi Pasialnya ( rx 2 y ) x 100 %
= 0,619 > 0,05. Dengan demikian kedua variabel (X1 dan X2)
terhadap variabel Y mempunyai hubungan yang linier.
E. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini dilakukan melalui metode dan cara yang ilmiah
dan telah diupayakan secara optimal. Meski demikian, tentu saja
masih terdapat beberapa keterbatasan yang sangat mungkin
mempengaruhi terhadap derajat kesimpulan yang dihasilkan. Secara
rinci beberapa kelemahan antara lain sebagai berikut:
1. Kelemahan yang berkenaan dengan instrumen penelitian.
Meskipun instrumen penelitian yang disusun dan dikembangkan
oleh peneliti telah menempuh prosedur secara metodologis,
seperti menyusun dan mengembangkan butir-butir instrumen
berdasarkan indikator, melakukan uji coba, serta menguji validitas
dan realibilitasnya, namun tetap saja masih terdapat keterbatasan
dan kekurangan. Dengan demikian hasil pengukuran yang
diperolehpun belum sepenuhnya mencerminkan kemampuan
subjek penelitian yang sebenarnya. Kelemahan dan kekurangan
ini antara lain tidak adanya kontrol yang ketat terhadap validitas
eksternalnya, seperti suasana belajar yang tidak selalu kondusif,
perhatian siswa yang lemah terhadap proses penyampaian materi
serta kurangnya sarana dan prasarana yang memadai.
2. Pengaruh situasi dan kondisi belajar yang berlangsung selama
proses penelitian dilakukan. Hal ini mempengaruhi berbagai
variabel yang seharusnya digunakan secara ketat oleh peneliti,
misalnya kehadiran seluruh siswa yang menjadi sampel
penelitian. Dengan kondisi yang ada, peneliti lebih banyak
119
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dijelaskan pada
Bab IV maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
Melihat dari masing-masing data dan hasil uji hipotesis
maka secara garis besarnya dapat dijabarkan tingkat perbedaan dari
hasil penelitian pada dua sekolah tersebut yaitu; untuk tingkat
disiplin belajar di SMKN 8 Kota Tangerang nilai rata-rata sebesar
59,33 sedangkan di SMK Tiara Aksara sebesar 58,93, keduanya
masuk kategori cukup baik. Sedangkan untuk kompetensi
kepribadian guru PAI di SMKN 8 Kota Tangerang nilai rata-rata
sebesar 63,47 sedangkan di SMK Tiara Aksara sebesar 61,18
keduanya masuk kategori baik. Adapun untuk kompetensi
profesional guru PAI di SMKN 8 Kota Tangerang nilai rata-rata
sebesar 64,35 sedangkan di SMK Tiara Aksara sebesar 63,79
keduanya masuk kategori baik.
Sementara hasil uji hipotesis dapat dijabarkan tingkat
pengaruh kedua variabel bebas terhadap variabel terikat
perbedaannya pada dua sekolah tersebut sebagai berikut : Di SMKN
8 Kota Tangerang untuk tingkat pengaruh kompetensi kepribadian
terhadap disiplin belajar diperoleh nilai sebesar 7,51% tingkat
pengaruh kompetensi profesional terhadap disiplin belajar diperoleh
nilai sebesar 19,22% , sedangkan kompetensi kepribadian dan
kompetensi profesional secara bersama-sama berpengaruh terhadap
peningkatan disiplin belajar siswa diperoleh nilai sebesar 27,8% .
121
122
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis di atas, maka
peneliti menyarankan kepada:
124
125
126