Anda di halaman 1dari 42

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PengertianLimbah danLimbah Cair

Pengertian limbah secara umum adalah sisa dari suatu usaha dan atau kegiatan

manusia baik berupa padat, cair ataupun gas yang dipandang sudah tidak layak dan

tidak memiliki nilai ekonomis sehingga cenderung untuk dibuang, menurut Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 tahun 2001, tentang pengelolaan kualitas air

dan pengendalian pencemaran air.

Limbah cair atau air buangan (wastewater) adalah cairan buangan yang berasal

dari rumah tangga, perdagangan, perkantoran, industry maupun tempat-tempat umum

lainnya yang biasanya mengandung bahan-bahan atau zat-zat yang dapat

membahayakan kesehatan atau kehidupan manusia serta mengganggu kelestarian

lingkungan hidup.

Menurut Purwadarminta [8] kamus besar bahasa Indonesia limbah memiliki

beberapa pengertian yakni :

1.Limbah adalah sisa proses produksi baik dari industry, rumah tangga (domestik)

dan masyarakat pada umumnya.

2. Limbah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai/tidak berharga untuk maksud

biasa atau utama dalam pembuatan/pemakaian,

3. Limbah adalah barang cacat atau rusak dalam proses produksi.

20
Menurut UU No. 32/2009 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup [9], limbah

didefinisikan sebagai sisa suatu usaha dan atau kegiatan, mak definisi air limbah yaitu:

1. Kombinasi dari cairan atau air yang membawa buangan dari perumahan,

institusi, komersial, dan industri bersama dengan air tanah, air permukaan, dan

air hujan.

2. Kotoran dari masyarakat dan rumah tangga, industri, air tanah/permukaan serta

buangan lainnya (kotoran umum).

3. Cairan buangan yang berasal dari rumah tangga, perdagangan, perkantoran,

industri maupun tempat-tempat umum lainnya, dan biasanya mengandung

bahan-bahan atau zat-zat yang dapat membahayakan kesehatan/kehidupan

manusia serta mengganggu kelestarian lingkungan hidup.

4. Semua air/zat cair yang tidak lagi dipergunakan, sekalipun kualitasnya

mungkin baik.

Pengertian umum pabrik adalah suatu bangunan industri besar di mana para

pekerja mengolah atau mengawasi pemrosesan mesin dari satu produk menjadi produk

lain, sehingga mendapatkan nilai tambah. Kebanyakan pabrik modern

memiliki gudang atau fasilitas serupa yang besar dan berisi peralatan berat yang

digunakan untuk lini perakitan. Pabrik mengumpulkan dan mengkonsentrasikan

sumber daya: pekerja, modal, dan mesin industri.

Limbah cair adalah air yang membawa limbah dari rumah, tempat bisnis dan

industri limbah cair juga dapat didefinisikan sebagai kotoran dari rumah tangga juga

yang berasal dari industri, air tanah, air permukaan serta buangan lainnya atau air

21
buangan yang bersifat kotoran umum (Sugiharto, 1987). Sedangkan Metcalf dan Eddy,

mendifinisikan limbah cair sebagai “A combination of the liquid or watercarried

wastes removed from residences, institutions, and commercials andindustrials

establishment, together with such groundwater, surface water, andstormwater as may

be present”. Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa

limbah cair/air limbah adalah sisa dari hasil usaha dan ataukegiatan yang berwujud

cair. Secara kimiawi, limbah terdiri dari bahan kimia organik dan anorganik.Dengan

konsentrasi dan kuantitas tertentu, limbah dapat berdampak negative terhadap

lingkungan, terutama bagi kesehatan manusia, sehingga perlu dilakukan penanganan

terhadap limbah. Tingkat bahaya keracunan yang ditimbulkan oleh limbah tergantung

pada jenis dan karakteristik limbah yaitu:

1) Berukuran mikro, artinya ukurannya terdiri atas partikel-partikel kecil tidak

dapat di lihat dengan mata.

2) Dinamis, artinya tidak diam di tempat, selalu bergerak dan berubah sesuai

dengan kondisi lingkungan.

3) Berdampak luas (penyebarannya), artinya lingkungan yang terkena limbah

tidak hanya pada wilayah tertentu saja melainkan pada berdampak pada faktor

yang lain.

4) Berdampak jangka panjang (antar generasi), artinya masalah limbah tidak

selesaikan dalam waktu singkat tetapi dampak masih ada pada generasi yang

akan datang.

Sedangkan faktor yang mempengaruhi kualitas limbah yaitu :

22
1) volume limbah,

2) kandungan bahan pencemar, dan

3) frekuensi pembuangan limbah.

Berdasarkan karakteristiknya, limbah industri dapat digolongkan menjadi 4 bagian,

yaitu:

1) Limbah cair atau air limbah adalah air yang tidak terpakai lagi, yang merupakan

hasil dari berbagai kegiatan manusia sehari-hari,

2) Limbah padat, adalah benda-benda yang keberadaannya melebihi jumlah

normal dan tidak berfungsi sebagaimana mestinya (merugikan),

3) Limbah gas dan partikel, adalah gas dan partikel yang jumlah atau

keberadaannya bersifat merugikan; dan

4) Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).

Menurut BAPEDAL [10], Limbah B3 adalah bahan sisa (limbah) suatukegiatan

proses produksi yang mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3) karena sifat

(toxicity, flammability, reactivity, dan corrosivity) serta konsentrasi atau jumlahnya

yang baik secara langsung maupun tidak langsung dapat merusak, mencemarkan

lingkungan, atau membahayakan kesehatan manusia. Contohnya logam berat seperti

Al, Cr, Cd, Cu, Fe, Pb, Mn, Hg, dan Zn serta zat kimia sepertipestisida, sianida, sulfida,

fenol dan sebagainya.

Scundaria (2000) menyebutkan bahwa limbah merupakan sumber daya alam

yang telah kehilangan fungsinya, yang keberadaannya mengganggu kenyamanan dan

keindahan lingkungan. Limbah dihasilkan dari sisa proses produksi baik industri

23
maupun domestik/rumah tangga. Jumlah air limbah yang dibuang akan selalu

bertambah dengan meningkatnya jumlah penduduk dengan segala kegiatannya.

Apabila jumlah air yang dibuang berlebihan melebihi dari kemampuan alam untuk

menerimanya maka akan terjadi kerusakan lingkungan. Lingkungan yang rusak akan

menyebabkan menurunnya tingkat kesehatan manusia yang tinggal pada

lingkungannya itu sendiri sehingga oleh karenanya perlu dilakukan penanganan air

limbah yang seksama dan terpadu baik itu dalam penyaluran maupun pengolahannya.

Sistem penyaluran air limbah adalah suatu rangkaian bangunan air yang

berfungsi untuk mengurangi atau membuang air limbah dari suatu kawasan/lahan baik

itu dari rumah tangga maupun kawasan industri. Sistem penyaluran biasanya

menggunakan sistem saluran tertutup dengan menggunakan pipa yang berfungsi

menyalurkan air limbah tersebut ke bak interceptor yang nantinya di salurkan ke

saluran utama atau saluran drainase.

Pengolahan limbah adalah usaha untuk mengurangi atau menstabilkan zat-zat

pencemar sehingga saat dibuang tidak membahayakan lingkungan dan kesehatan.

Tujuan utama pengolahan air limbah adalah untuk mengurangi kandungan bahan

pencemar terutama senyawa organik, padatan tersuspensi, mikroba pathogen, dan

senyawa organik yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme alami. Tujuan lain

pengolahan limbah cair adalah :

1. Mengurangi dan menghilangkan pengaruh buruk limbah cair bagi kesehatan

manusia dan lingkungannya.

24
2. Meningkatkan mutu lingkungan hidup melalui pengolahan, pembuangan dan

atau pemanfaatan limbah cair untuk kepentingan hidup manusia dan

lingkungannya

Dalam pasal 20, Undang-Undang Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup no. 32

tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, disebutkan

bahwa setiap orang diperbolehkan untuk membuang limbah ke media lingkungan

hidup dengan persyaratan:

a. memenuhi baku mutu lingkungan hidup, diberikan pada Tabel 2.1

b. mendapat izin dari Menteri, Gubernur, atau Bupati/Walikota sesuai dengan

kewenangannya

Tabel 2.1. Baku mutu air limbah yang disyaratkan oleh pemerintah:

Zat atau bahan yang dapat mengakibatkan pencemaran disebut polutan. Syarat-

syarat suatu zat disebut polutan bila keberadaannya dapat menyebabkan terhadap

makhluk hidup. Contohnya, karbon dioksida dengan kadar0,033% di udara berfaedah

bagi tumbuhan, tetapi bila lebih tinggi dari 0,033% dapat rnemberikan efek merusak.

Suatu zat dapat disebut polutan apabila:

1) Jumlahnya melebihi jumlah normal,

25
2) Berada pada waktu yang tidak tepat, dan

3) Berada pada tempat yang tidak tepat.

Sifat polutan antara lain:

1) Merusak untuk sementara, tetapi bila telah bereaksi dengan zat lingkungan

tidak merusak lagi,

2) Merusak dalam jangka waktu lama seperti Pb tidak merusak bila

konsentrasinya rendah. Akan tetapi dalam jangka waktu yang lama, dapat

terakumulasi dalam tubuh sampai tingkat yang merusak.

2.2 Jenis-Jenis Air Limbah

Ditinjau dari sumber pembentukannya, air limbah dikelompokkan menjadi 2

yaitu :limbah organik dan anorganik, limbah organik terdiri atas bahan-bahan yang

besifat organik seperti dari kegiatan rumah tangga, kegiatan industri. Limbah ini juga

bisa dengan mudah diuraikan melalui proses yang alami. Limbah pertanian berupa sisa

tumpahan atau penyemprotan yang berlebihan, misalnya dari pestisidadan herbisida,

begitu pula dengan pemupukan yang berlebihan. Limbahini mempunyai sifat kimia

yang stabil sehingga zat tersebut akan mengendap ke dalam tanah, dasar sungai, danau,

serta laut, selanjutnya akan mempengaruhi organisme yang hidup di dalamnya.

Sedangkan limbah rumah tangga dapat berupa padatan seperti kertas, plastic dan lain-

lain, dan berupa cairan seperti air cucian, minyak goreng bekas dan lain-lain. Limbah

tersebut ada yang mempunyai daya racun yang tinggi misalnya : sisa obat, baterai

bekas, dan air aki. Limbah tersebut tergolong sebagai bahan berbahaya dan beracun

26
(B3), sedangkan Limbah air cucian, limbah kamar mandi, dapat mengandung bibit-

bibit penyakit atau pencemar biologis seperti bakteri, jamur, virus dan sebagainya.

Sedangkan Limbah anorganik terdiri atas limbah industri atau limbah pertambangan.

Limbah anorganik berasal dari sumber daya alam yang tidak dapat di uraikan

dan tidakdapat diperbaharui. Air limbah industri dapat mengandung berbagai jenis

bahan anorganik, zat-zat tersebut adalah : garam anorganik seperti magnesium sulfat,

magnesium klorida yang berasal dari kegiatan pertambangan dan industri. Asam

anorganik seperti asam sulfat yang berasal dari industri pengolahan biji logam dan

bahan bakar fosil. Ada pula limbah anorganik yang berasal dari kegiatan rumah tangga

seperti botol plastik, botol kaca, tas plastik, kaleng dan aluminium.

2.3 Air Limbah Hotel

Air limbah hotel adalah air limbah yang dihasilkan oleh kegiatan hotel dimana

air limbahini bisa berupa sisa-sisa kegiatan memasak, MCK, Spa, kolamrenang dan

lain-lain. Komposisi air limbah hotel dapat terdiri dari beberapa persenyawaan baik

yang bersifat organik maupun anorganik. Beberapa komposisi persenyawaan dalam air

limbah hotel antara lain terdiri atas : uap air, zat organik,pestisida, Fenol, Alidrin,

Nitrogen, Phosfor, Carbon, Calcium, Seng, Kadmium,Sulfat, Sulfida, Amoniak, Besi,

Tembaga, Krom, dan senyawa kimia toksiklainnya (Duncan dan Sugiharto, 1987). Air

limbah hotel juga biasanya mengandung berbagai mikroorganisme yang bersifat

pathogen seperti E.coli yang dapat menimbulkan penyakit apabila mencemari perairan.

27
Secara umum air limbah menimbulkan berbagai dampak yang cukup

merugikan bagi manusia. Dampaknya dapat menyebabkan atau menimbulkan

panyakit, potensi bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan adalah sebagai berikut:

1) Penyakit diare dan tipus, penyakit ini terjadi karena virus yang berasal dari

sampah dengan pengelolaan yang tidak tepat.

2) Penyakit kulit misalnya kudis dan kurap.

Cairan dari limbah-limbah yang masuk ke sungai akan mencemarkan air

sehingga mengandung berbagai macam penyakit. Berbagai ikan dapat mati sehingga

mungkin lama kelamaan akan punah. Tidak jarang manusia juga mengkonsumsi atau

menggunakan air untuk kegiatan sehari-hari, sehingga menusia akan terkena dampak

limbah baik secara langsung maupun tidak langsung. Selain mencemari lingkungan

juga menimbulkan banjir karena banyuyak orang-orang yang membuang limbah rumah

tangga ke sungai, sehingga pintu air mampet dan pada waktu musim hujan air tidak

dapat mengalir dan air naik menggenangi rumah-rumah penduduk, sehingga dapat

meresahkan penduduk.

2.4 Sumber Limbah Hotel

Hotel adalah jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh

bangunan untuk menyediakan jasa pelayanan penginapan yang dikelola

secarakomersial, meliputi hotel berbintang dan hotel melati. Hotel juga menyediakan

pemenuhan berbagai kebutuhan hidup sehari-hari seperti makan,

pencucian/laundrydan lain-lain dari para pengunjungnya, sehingga

28
menghasilkanlimbah cair dan sampah layaknya suatu komplek pemukiman penduduk.

Limbah cair perhotelan adalah limbah dalam bentuk cair yang dihasilkan oleh kegiatan

hotel yang dibuang ke lingkungan dan diduga dapat menurunkan kualitas lingkungan.

Kondisi ini disebabkan karena aktivitas yang ada di hotel relatif sama dengan seperti

pada pemukiman dan fasilitas tambahan lainnya yangada di hotel. Sumber limbah cair

perhotelan tersebut antara lain:

1) Limbah dari kamar mandi dan toilet

2) Limbah dari kegiatan di dapur atau restaurant,

3) Limbah dari kegiatan pencucian/laundry, dan

4) Limbah dari fasilitas kolam renang.

2.5 Karakteristik air Limbah hotel

Dalam melakukan pengolahan limbah industri terutama limbah cair lebih baik dilakukan

analisa terhadap jenis dan karaktersistik limbah terlebih dahulu agar bisa dilakukan penanganan

dengan efektif dan efisien. Untuk mengetahui karakteristik limbah cair bisa dilakukan beberapa

analisa sehingga kita mengetahui air limbah yang dihasilkan suatu industri sudah aman bagi

lingkungan atau tidak. Ada beberapa karakteristik limbah cair yang mudah dikenali baik secara

fisik maupun kimia.

Limbah cair memiliki 2 karakteristik yaitu karakteristik fisik dan kimia. Adapaun karakter fisiknya

antara lain :

1. Padatan: pada limbah cair terdapat padatan organic dan non-organik yang

mengendapdan tersuspensi sehingga bisa mengendap dan menyebabkan pendangkalan.

29
2. Kekeruhan: kekeruhan menunjukkan sifat optis di dalam air karena terganggunya

cahaya matahari saat masuk ke dalam air akibat adanya koloid dan suspense

3. Bau: bau dikarenakan karena adanya mikroorganisme yang menguraikan bahan organic.

4. Suhu: limbah cair memiliki suhu yang berbeda dibandingkan dengan air biasa, biasanya

suhunya lebih tinggi karena adanya proses pembusukan

Sedangkan karakter kimia dari limbah cair yaitu :

1. Keasaman: keasaman limbah cair dipengaruhi oleh adanya bahan buangan yang bersifat

asam atau basa. Agar limbah tidak berbahaya, maka limbah diupayakan untuk

memilikipH netral.

2. Logam berat beracun: Cadmium dari industri tekstil, merkuri dari pabrik cat, raksa

dariindustri perhiasan dan jenis logam berat yang lainnya.

3. Nitrogen: umumnya terdapat sebagai bahan organic dan diubah menjadi ammonia

olehbakteri sehingga menghasilkan bau busuk dan bisa menyebabkan permukaan air

menjadipekat sehingga tidak bisa ditembus cahaya matahari.

4. Fenol: salah satu bahan organic yang berasal dari industri tekstil, kertas, minyak

danbatubara sehingga menyebabkan keracunan.

5. BOD: kebutuhan oksigen yang dibutuhkan untuk menguraikan senyawa organic yang

ada di dalam air.

6. COD: kebutuhan oksigen yang diperlukan mikroba untuk menghancurkan bahan

organik

30
Karakteristik limbah cair dari perhotelan relatif sama dengan limbah domestik

dari pemukiman, karena aktivitas-aktivitas yang ada di hotel relatif sama dengan

aktivitas yang ada di lingkungan pemukiman. Sementara jumlah limbahyang

dihasilkan dari perhotelan tergantung dari jumlah kamar yang ada dan tingkat

huniannya, di samping juga dipengaruhi oleh fasilitas tambahan yang adadi hotel

tersebut.Limbah perhotelan pada umumnya mempunyai sifat-sifat, yaitu:

1. Senyawa fisik: berwarna dan mengandung padatan;

2. Senyawa kimia organic mengandung: karbohidrat, minyak dan lemak, protein,

unsur surfactan seperti detergen dan sabun;

3. Senyawa kimia inorganic mengandung: alkalinity, khloride, nitrogen, phospor,

dan sulfur;

4. Unsur biologi mengandung virus.

2.6 Baku Mutu Air Limbah

Untuk menentukan sistem pengolahan limbah diperlukan pemilihan teknologi

yang tepat, agar biaya investasi IPAL tersebut murah. Disamping itu,biaya operasional

IPAL nantinya juga harus murah, namun harus dapat memberikanhasil olahan yang

memenuhi baku mutu limbah buangan sesuai dengan baku mutu yang berlaku.Baku

mutu air limbah adalah ukuran batas atau kadar unsur pencemar dan atau jumlah unsur

pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam airlimbah yang akan dibuang atau

dilepas ke permukaan air. Jadi semua airlimbah sebelum dibuang ke perairan/saluran

umum harus diolah terlebih dahulu sampai memenuhi baku mutu sesuai dengan standar

31
yang di tentukan oleh pemerintah daerah. Untuk wilayah propinsi Bali acuan standar

baku mutu yang dipergunakan diatur dalam Peraturan Gubernur No. 8 tahun 2007.

Instalasi pengolahan air limbah (IPAL) wastewater treatment plant, (WWTP),

adalah sebuah struktur yang dirancang untuk membuang limbah biologis dan kimiawi

dari air sehingga memungkinkan air tersebut untuk digunakan pada aktivitas yang lain.

Fungsi dari IPAL mencakup:

1. Pengolahan air limbah pertanian, untuk membuang kotoran hewan, residu

pestisida, dan sebagainya dari lingkungan pertanian.

2. Pengolahan air limbah perkotaan, untuk membuang limbah manusia dan limbah

rumah tangga lainnya.

3. Pengolahan air limbah industri, untuk mengolah limbah cair dari aktivitas

manufaktur sebuah industri dan komersial, termasuk juga aktivitas

pertambangan.

Meski demikian, dapat juga didesain sebuah fasilitas pengolahan tunggal yang mampu

melakukan beragam fungsi. Beberapa metode seperti biodegradasi diketahui tidak

mampu menangani air limbah secara efektif, terutama yang mengandung bahan kimia

berbahaya.

IPAL sangat bermanfaat bagi manusia serta makhluk hidup lainnya, antara lain:

a. Mengolah Air Limbah domestik atau industri, agar air tersebut dapat di

gunakan kembali sesuai kebutuhan masing-masing

b. Membuat air limbah yang akan di alirkan ke sungai tidak tercemar

c. Menjaga kehidupan biota-biota sungai.

32
Tujuan IPAL yaitu, untuk menyaring dan membersihkan air yang sudah tercemar

baik dari domestik maupun bahan kimia industri.

2.7 Teknologi Pengolahan Limbah Cair

Pemilihan teknologi pengolahan limbah dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor,

antara lain:

1. Laju aliran limbah,

2. Kualitas air buangan dan sifatnya,

3. Ketersediaan lahan,

4. Standar air olahan yang diinginkan, dan

5. Kemampuan pembiayaan

Pembuangan air limbah baik yang bersumber dari kegiatan perhotelan,

domestic (rumah tangga) maupun industri ke badan air dapat menyebabkan

pencemaran lingkungan apabila kualitas air limbah tidak memenuhi baku mutu

limbah.Terdapat sebuah penelitian yang mengemukakan bahwa 285 sampel dari 636

titik sampel sumber air tanah telah tercemar oleh bakteri E.coli. Secara kimiawi,

75%dari sumber tersebut tidak memenuhi baku mutu air minum yang parameternya

dinilai dari unsur nitrat, nitrit, besi, dan mangan. Dalam kegiatan industri, airlimbah

akan mengandung zat-zat/kontaminan yang dihasilkan dari sisa bahanbaku, sisa pelarut

atau bahan aditif, produk terbuang atau gagal, pencucian danpembilasan peralatan,

meniup (blowdown), beberapa peralatan seperti kettle boiler dan sistem air pendingin,

serta limbah sanitasi (sanitary wastes). Agar dapat memenuhi baku mutu, industri harus

33
menerapkan prinsip pengendalian limbah secara cermat dan terpadu baik di dalam

proses produksi di pipa pencegahan polusi (in-pipe pollution prevention) dan setelah

prosesproduksi (end-pipe pollution prevention). Pengendalian dalam proses produksi

bertujuan untuk meminimalkan volume limbah yang ditimbulkan, juga konsentrasi dan

toksisitas kontaminannya. Sedangkan pengendalian setelah proses produksi

dimaksudkan untuk menurunkan kadar bahan pencemar sehingga padaakhirnya air

tersebut memenuhi baku mutu yang sudah ditetapkan.Namun demikian, masalah air

limbah tidak sesederhana yang dibayangkan, karena pengolahan air limbah

memerlukan biaya investasi yang besar dan biaya operasi yang tidak sedikit. Untuk itu,

pengolahan air limbah harus dilakukan dengan cermat, dimulai dari perencanaan yang

teliti, pelaksanaan pembangunan fasilitas Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) atau

Unit Pengolahan Limbah (UPL) yang benar, serta pengoperasian yang cermat.

Beberapa parameter kualitas air limbah yang digunakan dalam pengolahan air

limbah, yaitu:

1. Parameter organik, merupakan ukuran jumlah zat organic yang terdapat

dalam limbah. Parameter ini terdiri Dari Total Organic Carbon (TOC),

Chemical Oxygen Demand (COD), Biochemical Oxygen Demand (BOD),

minyak dan lemak (O&G), dan Total Petrolum Hydrocarbons (TPH);

2. Karakteristik fisik, dapat dilihat dari parameter Total Suspended Solids

(TSS), pH, temperatur, warna, bau, dan potensial reduksi; dan

3. Kontaminan spesifik, dapat berupa senyawa organik atau anorganik.

34
Pada umumnya perumahan dan industri kecil di daerah Bali belum mempunyai

instalasi pengolah air limbah yang memadai. Hal ini ditunjukkan dengan pesatnya

perkembangan industri pariwisata dimana tingkat pencemaran pada beberapa sungai,

air tanah, danau dan pantai sudah mencapai ambang batas ekonomis. Penyebab utama

pencemaran ini berasal dari limbah cair rumah tangga,hotel, resort, restaurant,

peternakan serta limbah cair lainnya. Pengolahan limbah cair melalui media tanaman

air sangat cocok sebagai alternatif untuk mengolah limbah cair dan air hasil olahannya

dapat dimanfaatkan untuk penyiraman taman atau air irigasi pertanian. Pengolahan ini

telah mendapatpengakuan dari berbagai Negara maju seperti Amerika Serikat, Jerman,

Belanda,Inggris, China, India dan beberapa negara lainnya di Asia. Pengolahan limbah

cairmelalui media tanaman air belum dikenal secara luas sebagai sistem pengolah

limbah cair di Indonesia dan di Bali khususnya sehingga perlu lebih dimasyarakatkan

lagi.

Untuk memanfaatkan sistem ini harus tersedia beberapa persyaratan atau

komponen, yakni limbah cair domestik, kerikil sebagai media tanam,sinar matahari,

dan gravitasi/kemiringan dari lokasi sumber limbah ke bakpengolahan.

35
Gambar 2.1 Diagram Proses Pengolahan Air Limbah Perhotelan dengan Proses
Biofilter Anaerob-aerob (Wignjohusodo, 1996)

Pengolahan limbahperhotelan dengan proses biofilter anaerob-aerob seperti

disajikan pada gambar 2.1 di atas merupakan sistem pengolahan limbah cair dengan

filter bersifat “biological moleculer filtration”. Bangunan pengolah limbah ini

terdiridari septic tank sebagai pengumpul dan pre-treatmentyang akan

mengendapkandan mencairkan bahan-bahan padat organik dan tinja, kemudian bahan-

bahanpadat organik serta tinja akan diproses secara anaerobicdan dilarutkan ke

dalamair yang mengalir secara gravitasi ke petak taman air atau “wetland cell” selyang

dibuat dari saluran batu/cor semen dengan ukuran volume tertentu dandilapisi anti

bocor. Pada pusat lahan basah (wetlandcenter) tersebut diisi zat atau lapisan yang

mendasari sesuatu, atau di mana terjadi beberapa proses khususnya (substrate) berupa

batu kerikil berukuran 10-15 mm dan ditanami tumbuhan air beraneka ragam

(minimum 11 macam jenis). Filter kerikil pada tempat basah Cellini(filtergravel-bed

wetland Cellini) terjadi proses pembersihan air limbah secara fisik, kimia, biologis dan

36
genetik. Hasil/air limbah yang telah dikelola dimanfaatkan untuk penyiraman taman

atau air irigasi pertanian. Jenis tanaman air yang dapat digunakan, antara lain:

Agleonema, Anthurium, Alamanda, Banana sp, Canna, Water Bamboo, Cyperus,

Dracaena, Heliconia, Caledium Lotus, Padi-padi esp, Papyrus, Philodendron, Spyder

Lilydan lain-lain.

Menurut Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah (Bapedalda) (2008)

beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwasistem ini dapat menurunkan kadar zat

pencemar limbah cair cukup tinggi. Sistemini dapat menurunkan kadar BODs (85-

99%), Total N (75-97%), Total P(95-99%), Total Suspended Solid/TSS (75-95%),

COD (85-96%), NH4-N (80-96%),Pathogen parasitdan Fecal Caliform Lilydan lain-

lain.

2.8 Proses Pengolahan Air Limbah

Tujuan utama pengolahan air limbah ialah untuk mengurai kandungan bahan

pencemar di dalam air terutama senyawa organik, padatan tersuspensi, mikroba

patogen, dan senyawa organik yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme yang

terdapat di alam. Bila dilihat dari tingkat perlakuan pengolahan air limbah maka sistem

pengolahan limbah cair dikalisifikasikan menjadi ; Primary Treatment System,

Secondary Treatment System, Tertiary Treatment System seperti disajikan pada

gambar 2.2 sebagai berikut.

37
Gambar 2.2 Wastewater Treatment

Setiap tingkatan treatmen terdiri atas sub-sub treatmen yang satu dengan

lainnya berbeda, tergantung pada jenis parameter pencemar didalam limbah cair,

volume limbah cair, dan kondisi fisik lingkungan . Ada beberapa proses yang dilalui

air limbah agar limbah ini benar-benar bebas dari unsur pencemaran. Pada mulanya air

limbah harus dibebaskan dari benda terapung atau padatan melayang. Untuk itu

diperlukan treatment pendahuluan (pretreatmen). Pengolahan selanjutnya adalah

mengendapkan partikel-partikel halus kemudian menetralisasinya. Demikian tingkatan

ini dilaksanakan sampai seluruh parameter pencemar dalam air buangan dapat

dihilangkan .

2.8.1 Primary Treatment system

Pada dasarnya, masih memiliki tujuan yang sama dengan pengolahan awal.

Letak perbedaannya ialah pada proses yang berlangsung. Proses yang terjadi

pada pengolahan tahap pertama ialah neutralization, chemical addition and

coagulation, flotation, sedimentation,dan filtration.

38
Flow Proses

Gambar 2.3. Skema Flow Proses

Pada gambar 2.3 memperlihatkan proses pengolahan permulaan yang sering pula

didahului dengan pengolahan awal (pretreatment) atau pra perlakuan ; yang mana

limbah cair dari sumber lewat (1) selokan sanitasi (sanitary sewer), (2)

pretreatment,(3) tank pengobatan primer (primary treatment tanks), (4) tank aerasi

(aeration tanks), (5) tank pengobatan sekunder (secondary treatment tanks), (6)

desinfektan (disinfectant).

1. Pengolahan Awal (Pretreatment)

Tahap pengolahan ini melibatkan proses fisik yang bertujuan untuk

menghilangkan padatan tersuspensi dan minyak dalam aliran air limbah.

Beberapa proses pengolahan yang berlangsung pada tahap ini ialah screen and

grit removal, equalization and storage, serta oil separation.

2. Pengolahan Tahap Pertama (Primary Treatment)

Pada dasarnya, pengolahan tahap pertama ini masih memiliki tujuan yang sama

dengan pengolahan awal. Letak perbedaannya ialah pada proses yang

berlangsung. Proses yang terjadi pada pengolahan tahap pertama ialah

39
menghilangkan partikel-artikel padat organik dan organik melalui proses fisika,

yakni neutralization, chemical addition and coagulation, flotation,

sedimentation, dan filtration. Sehingga partikel padatakan mengendap

sedangkan partikel lemak dan minyak akan berada di atas/permukaan. Dengan

adanya pengendapan ini , maka akan mengurangi kebutuhan oksigen pada

proses pengolahan biologis dan pengendapan yang terjadi adalah pengendapan

secara grafitasi, seperti yang disajukan pada gambar 2.4 sebagai berikut.

Gambar 2.4. Primary Setting Tank

Waktu yang diperlukan oleh air untuk mengalir dari titik inlet ke titik outlet agar terjadi

proses pengendapan secara perlahan dan sempurna disebut waktu tinggal (deretion

time). Hubungan antara waktu tinggal, volume air dalam tangki dan laju alir (flow rate),

dihitung sebagai berikut :

Kecepatan air hasil olahan keluar dari outlet disebut kecepatan overflow. Kecepatan

overflow merupakan fungsi dari laju alir dan luas permukaan sebagai

berikut:

40
Vo = Q/A

Dimana :
Vo = Kecepatan overflow kecepatan air hasil olahan keluar dari out let
A = Luas dari permukaan settling zone.

3. Aeration

Teknik Pengolahan air limbah banyak ragamnya, salah satu dari teknik air

limbah adalah proses lumpur aktif dengan aerasi oksigen murni. Pengolahan ini

termasuk pengolahan biologi, karena menggunakan bantuan mikroorganisma

pada proses pengolahannya. Cara kerja alat ini adalah sebagai berikut : Air

limbah setelah dilakukan penyaringan dan equalisasi dimasukkan kedalam bak

pengendap awal untuk menurunkan padatan tersuspensi(suspended solid). Air

limpasan dari bak pengendap awal dialirkan ke kolam aerasi melalui satu pipa

dan dihembus dengan udara sehingga mikroorganisma bekerja menguraikan

bahan organik yang ada di air limbah. Dari bak aerasi air limbah dialirkan ke

bak pengendap akhir, lumpur diendapkan, sebagian lumpur dikembalikan ke

kolam aerasi, seperti yang di sajikan pada gambar 2.5 sebagai berikut.

Keuntungannya :

a. Daya larut oksigen dalam air limbah lebih besar;

b. Efisiensi proses lebih tinggi; dan

c. Cocok untuk pengolahan air limbah dengan debit kecil untuk polutan

organik yang susah terdegradasi.

41
2.8.2 Secondary Treatment

Pada tahap ini air limbah menggunakan bahan-bahan kimia agar senyawa-

senyawa tercemar dalam air limbah diikat melalui reaksi kimia. Karena itu sistem

operasinya disebut juga dengan cara kimiawi yaitu methoda pengolahan dengan

menghilangkan atau mengubah senyawa pencemar dalam air limbah dengan

menambahkan bahan kimia. Zat-zat pencemar pada umumnya berada pada jenis

suspensi padatan terlarut dalam kolidal. Padatan ini tidak mengalami pengendapan

secara alami walaupun dalam jangka waktu relative lama . Oleh karena itu, diperlukan

bahan kimia yang direaksikan agar terjadi peningkatan senyawa pencemar baik dalam

bentuk gumpalan atau pengapungan.

Menggunakan bahan kimia membutuhkan perkiraan dari sudut biaya

mengingat diantara bahan-bahan tersebut harganya cukup mahal. Dengan

menggunakan bahan kimia berarti akan timbul unsur bau dalam air buangan dan

diharapakan semakin mudah mengambilnya, atau bahan tersebut berfungsi sebagai

katalisator. Proses ini mempunyai kelemahan yaitu bagaimana mengambil unsur baru

yang terjadi akibat reaksi terjadi. Pengendapan dengan kapur akan menimbulkan

lumpur yang harus direncanakan cara mengambil dan sarana pembuangannya.

Pengolahan limbah dengan tingkatan kedua atau menggunakan bahan kimia bertujuan

mengendapkan bahan, mematikan bakteri pathogen mengikat dengan cara oksidasi

atau reduksi menetralkan kosentrasi kelarutan asam dan desinfektasia seperti yang

disajikan pada gambar 2.6.

42
Gambar 2.5. Secondary Sewage Treatment Process

Tiga cara pendekatan yang umum digunakan pada tahap mengurangi bahan

kimia pencemar dalam air limbah ;

a. Perlakuan pertama, penambahan bahan kimia koagulasi dengan

pengadukan cepat 1000 rpm, bahan yang umum digunakan adalah alum

(tawas), poyaluminium cholorida.

b. Perlakuan kedua, menambahkan bahan flokulan melalui pengadukan

lambat 200 rpm, bahan yang digunakan polyelectrolit.

c. Perlakuan ketiga, klarifikasi pemisahan padatan lumpur yang telah terjadi

flok-flok dan mulai mengendap.

Bahan-bahan pencemar yang dapat dihilangkan atau dikurangi dengan

penambahan bahan kimia adalah :

1. Padatan tersuspensi dalam limbah cair baik yang terdiri dari material organik

maupun anorganik yang masih ada pada air limbah

2. Phospat terlarut dapat direduksi bila kadar kurang dari pada 1 mg/ltr dengan

bahan pengendap alum (tawas), ferry sulfat .

43
3. Calcium, magnesium, silicon, dapat dihilangkan dengan kapur CaOH. Khusus

untuk Calcium dan magnesium efesien lebih tinggi tercapai bila kapur dalam

air buangan terdiri dari carbonat yang tinggi.

4. Beberapa logam berat dapat dihilangkan dengan penambahan kapur (lime)

seperti dalam pengendapan cadium, chromium, cooper nikel, plumbum.

5. Pengurangan bakteri dan virus dapat dicapai dengan kapur pada kondisi pH

10,5-11,5 dengan cara pengumpulan dan simentasi .

2.8.2.1 Pengendapan dengan bahan kimia

Beberapa contoh umum yang dipergunakan sebagai bahan pengendap disajikan

dalam uraian berikut ; koagulan utama yang diapakai adalah ; kapur (lime), alum

(tawas) feery chloride dan ferry sulfat.

Reaksi kapur dengan phospat (unsur phospat banyak dijumpai dalam air limbah

maupun dalam air alami), sebagai berikut :

Alum (tawas) Reaksi alum dalam air,

44
2.8.2.2 Netralisasi pada pengolahan limbah cair

Sebagian besar limbah cair dari industri mengandung bahan-bahan yang

bersifat asam (Acidic) ataupun Basa (alkaline) yang perlu dinetralkan sebelum dibuang

kebadan air maupun sebelum limbah masuk pada proses pengolahan, baik

pengolahan secara biologi maupun secara kimiawi, proses netralisasi tersebut bisa

dilakukan sebelum atau sesudah proses equalisasi. Untuk mengoptimalkan

pertumbuhan microorganisme pada pengolahan secara biologi, pH perlu dijaga pada

kondisi antara pH 6,5-8,5, karena sebagian besar micro aktif atau hidup pada kondisi

pH tersebut. Proses koagulasi dan flokulasi juga akan lebih efisien dan efektif jika

dilakukan pada kondisi pH netral.

Netralisasi adalah penambahan Basa (alkali) pada limbah yang bersifat asam

(pH 7). Pemilihan bahan/reagen untuk proses netralisasi banyak ditentukan oleh

harga/biaya dan praktisnya, Bahan (reagen) yang biasa digunakan tersebut adalah :

Asam :

 Sulfuric acid ( H2SO4)

 Hydrochloric acid ( HCI )

 Carbon dioxide ( CCG2)

 Sulfur dioxide

Basa :

 Nitric acid

 Caustic soda (NaOH) Ammonia

45
 oda Ash (Na2CO3) Limestone (CaCO3)

Equalisasi pada pengolahan limbah cair, Equalisasi bukan merupakan suatu

proses pengolahan tetapi merupakan suatu cara/teknik untuk meningkatkan efektivitas

dari proses pengolahan selanjutnya. Keluaran dari bak equalisasi adalah parameter

operasional bagi unit pengolahan selanjutnya seperti flow, level/derajat kandungan

polutan, temperatur, padatan, dsb.

Kegunaan dari equalisasi adalah :

1. Membagi dan meratakan volume pasokan (influent) untuk masuk pada proses

treatment.

2. Meratakan variabel & fluktuasi dari beban organik untuk menghindari shock

loading pada sistem pengolahan biologi

3. Meratakan pH untuk meminimalkan kebutuhan chemical pada proses

netralisasi.

4. Meratakan kandungan padatan (SS, koloidal, dan lain sebagainya) untuk

meminimalkan kebutuhan chemical pada proses koagulasi dan flokulasi.

Sehingga dilihat dari fungsinya tersebut, unit bak equalisasi sebaiknya dilengkapi

dengan mixer, atau secara sederhana konstruksi/peletakan dari pipa inlet dan outlet

diatur sedemikian rupa sehingga menimbulkan efek turbulensi mixing. Idealnya

pengeluaran (discharge) dari equalisasi dijaga konstan selama periode 24 jam, biasanya

dengan cara pemompaan maupun cara-cara lain yang memungkinkan.

46
Menghitung volume bak equalisasi, Untuk menentukan kebutuhan volume bagi

bak equalisasi, perlu diketahui dahulu pola aliran (flow patern) dari discharge limbah

yang ada, seperti kita ketahui sangatlah jarang dan langka discharge limbah yang

konstan dari waktu ke waktu, karena jika discharge dan bebannya sudah konstan maka

tidaklah perlu dibuat bak equalisasi.

Untuk mendapatkan data pola aliran (flow patern) perlu dilakukan pengukuran

debit air limbah secara periodik (misalnya setiap 30 menit atau setiap 1 jam) dalam

kurun waktu tertentu, tergantung pada proses yang ada ( 24 jam, 1 minggu, 1 bulan.

dlsb.) artinya adalah : ada siklus proses yang selesai dalam 1 hari dan diulang ulang

lagi proses tersebut pada hari berikutnya, untuk kasus tersebut pengukuran debit

limbah cukup dilakukan selama 24 jam, tetapi ada kasus lain dimana siklus prosesing

memakan waktu sampai beberapa hari, artinya proses hari ini berbeda dengan proses

esok harinya dan berbeda juga pada hari lusa dan seterusnya, sehingga pada kasus ini

perlu diamati terus minimal selama 1 siklus.

2.8.2.3 Oksidasi dan Reduksi

Pengertian oksidasi dan reduksi disini lebih melihat dari segi transfer oksigen,

hidrogen dan elektron. Disini akan juga dijelaskan mengenai zat pengoksidasi

(oksidator) dan zat pereduksi (reduktor).

Oksidasi dan reduksi dalam hal transfer oksigen, oksidasi berarti mendapat oksigen,

sedang Reduksi adalah kehilangan oksigen.

Sebagai contoh, reaksi dalam ekstraksi besi dari biji besi:

47
Karena reduksi dan oksidasi terjadi pada saat yang bersamaan, reaksi diatas disebut

reaksi redoks. Zat pengoksidasi dan zat pereduksi oksidator atau zat pengoksidasi

adalah zat yang mengoksidasi zat lain, pada contoh reaksi diatas, besioksida merupakan

oksidator. Reduktor atau zat pereduksi adalah zat yang mereduksi zat lain. Dari reaksi

di atas, yang merupakan reduktor adalah karbon monoksida. Jadi dapat disimpulkan:

 Oksidator adalah yang memberi oksigen kepada zat lain,

 Reduktor adalah yang mengambil oksigen dari zat lain

Bahan kimia sebagai pengoksidasi seperti chlorine dan ozon dipakai untuk mengubah

bahan organik dan anorganik menjadi bentuk sesuai yang diinginkan. Bahan- bahan

yang digunakan untuk mereduksi BOD, warna, dan mengubah bahan

spesifik seperti sianida (banyak terdapat pada pabrik tapioca, dan pabrik pengolahan

logam) menjadi produk yang berguna, Sebagai contoh, kita lihat reaksi oksidasi

Reaksi ini harus mempunyai pasangan berupa reaksi reduksi agar jelas kepada

siapa elektron itu diberikan, misalnya :

Dengan demikian, kedua reaksi diatas masing-masing baru merupakan setengah

reaksi, sedangkan reaksi lengkapnya adalah:

48
Reaksi lengkap ini disebut reaksi reduksi (singkatan dari reduksi-oksidasi) sebab

mengandung dua peristiwa sekaligus : Zn teroksidasi menjadi Zn2+ dan Cu2+ tereduksi

menjadi Cu. Zat yang mengalami oksidasi (melepaskan elektron) disebut reduktor

(pereduksi), sebab ia menyebabkan zat lain mengalami reduksi, sebaliknya zat yang

mengalami reduksi disebut oksidator (pengoksidasi). Pada contoh reaksi diatas Zn

merupakan reduktor, sedangkan Cu2+ merupakan oksidator. Reduksi Oksidasi untuk

oksidasi ethanol menjadi CO2 dan H2O dengan asam potash dichromat :

Reduktor = Zat yang mengalami oksidasi

Oksidator = Zat yang mengalami reduksi

2.8.3 Pengolahan Tahap Ketiga (Tertiary Treatment).

Proses yang terlibat dalam pengolahan air limbah tahap ketiga ialah

coagulation and sedimentation, filtration, carbon adsorption, ion exchange,

membrane separation, serta thickening gravity or flotation.

 Pengolahan Lumpur (Sludge Treatment). Lumpur yang terbentuk sebagai hasil

keempat tahap pengolahan sebelumnya kemudian diolah kembali melalui

49
proses pencernaan atau pembakaran basah (digestion or wet combustion),

filtrasi tekanan (pressure filtration), filtrasi vakum (vacuum filtration),

centrifugation, drying bed, pembakaran (incineration), atau landfill.

Salah satu proses pengolahan yaitu dengan air hitam (blackwater), air abu-abu

(greywater) namuntidak dapat dibuang ke septic tank karena kandungan detergen dapat

membunuh bakteri pengurai yang dibutuhkan dalam septik tank. Karena itu, diperlukan

pengolahankhusus yang dapat menetralisasi kandungan detergen dan juga menangkap

lemak.Cara yang paling sederhana mengatasi pencemaran greywater adalah dengan

menanami selokan dengan tanaman air yang bisa menyerap zat pencemar.Tanaman

yang bisa digunakan, antara lain jaringan, Pontederia cordata(bungaungu), futoy ruas,

Thypa angustifolia(bunga coklat), melati air, dan liliair. Cara ini sangat mudah, tapi

hanya bisa menyerap sedikit zat pencemar dan takbisa menyaring lemak dan sampah

hasil dapur yang ikut terbuang ke selokan.

Cara yang lebih efektif adalah membuat instalasi pengolahan yang sering

disebut dengan sistem pengolahan air limbah (SPAL). Caranya gampang; bahan yang

dibutuhkan adalah bahan yang murah meriah sehingga rasanya tak sulitditerapkan di

rumah Anda. Instalasi SPAL terdiri dari dua bagian, yaitu bak pengumpul dan tangki

resapan. Di dalam bak pengumpul terdapat ruang untuk menangkap sampah yang

dilengkapi dengan kasa 1 cm persegi, ruang untukpenangkap lemak, dan ruang untuk

menangkap pasir. Tangki resapan dibuat lebihrendah dari bak pengumpul agar air dapat

mengalir lancar. Di dalam tangki resapan ini terdapat arang dan batu koral yang

berfungsi untuk menyaring zat-zatpencemar yang ada dalam greywater.

50
Air bekas cucian atau bekas mandi dialirkan ke ruang penangkap sampah yang

telah dilengkapi dengan saringan di bagian dasarnya. Sampah akan tersaringdan air

akan mengalir masuk ke ruang di bawahnya. Jika air mengandung pasir,pasir akan

mengendap di dasar ruang ini, sedangkan lapisan minyak karena berat jenisnya lebih

ringan akan mengambang di ruang penangkap lemak. Air yangtelah bebas dari pasir,

sampah, dan lemak akan mengalir ke pipa yang berada ditengah-tengah tangki resapan.

Bagian bawah pipa tersebut diberi lubang sehinggaair akan keluar dari bagian bawah.

Sebelum air menuju ke saluran pembuangan,air akan melewati penyaring berupa batu

koral dan batok kelapa. Beberapa kompleks perumahan hampir semua apartemen telah

memiliki instalasi pengolah limbah greywater yang canggih dan modern. Greywater

yang telah diolah akan digunakan lagi untuk menyiram tanaman, mengguyur kloset,

dan untuk mencuci mobil. Di Singapura dan negara-negara maju, greywater bahkan

diolah lagi menjadi air minum.

Salah satu teknik pengolahan limbah cair domestik sederhana yang

ramahlingkungan adalah dengan menggunakan media tanaman air atau yang

disebutWaste Water Garden (WWG). Dengan WWG kandungan unsur-unsur

pencemardapat dikurangi dan air limbah yang berasal dari WWG dapat dilepas

kelingkungan karena telah memenuhi baku mutu lingkungan (Bapedalda Provinsi Bali,

2009).

Waste Water Gardens adalah sebuah penemuan ekoteknik yang menggunakan

prinsip-prinsip rancangan yang berwawasan lingkungan yang sangat efektif.

Pengolahan primer, untuk memisahkan benda-benda padat, terjadi di dalam tangki

51
kotoran (septic tank) yang kedap udara yang bersifat konvensional atau kolam

pengendapan. Tetapi kemudian, sebagai pengganti dari penyaluran secara langsung

ke tempat peluruhan (leachfield) (yang sering menimbulkan masalah polusi

lingkungan karena jarangnya pengolahan lebih lanjut, bau, mampet dan ukuran yang

besar), air limbah yang kaya akan zat hara masuk ke dalam bagian ruangan yang kedap

air baik yang terdiri dari sel tunggal atau multi sel tergantung ukuran system, dimana

air limbah ditahan di bawah permukaan dan ditanami dengan berbagai jenis tanaman

khusus lahan basah, tumbuh-tumbuhan dipilih yang akarnya masuk ke seluruh kerikil

dasar yang di isi oleh air limbah dan dipilih yang bisa tumbuh dengan subur sesuai

dengan lingkungan dan iklim di daerah setempat. Karena air limbah tersebut meluap

dari sel tahap pertama, air limbah tersebut kemudian masuk ke sel tahap kedua, dan

kemudian ke saluran sub permukaan yang lebih kecil. Air yang diolah dapat dipakai

kembali untuk mengairi halaman yang berumput, semak-semak, bunga atau

pepohonan. Air limbah pada umumnya ditahan di dalam system lahan basah selama 5-

7 hari.

Gambar 2.6 Diagram Proses Pengolahan Air Limbah domestik dengan Proses
Teknologi

52
Wastewater gardens (WWG) (Dibangun Lahan Basah) menggunakan tumbuh-

tumbuhan, mikroba, sinar matahari dan gravitasi untuk memindah air limbah ke

taman dan air yang dapat dipakai kembali seperti yang disajikan pada gambar 2.7 di

atas. Teknologi ini telah ditinjau kembali oleh EPA US (Badan Perlindungan

Lingkungan AS) dan Pejabat Kesehatan Eropa yangberwenang dan telah

memenuhi standar pengolahan air limbah mereka. Rancangannya hanya

menggunakan seperlima daerah permukaan lahan basah yang terbuka dan

biodiversitasnya yang tinggi meningkatkan lahan basah yang dibangun menjadi system

ekologi yang lengkap.

Keuntungan dari pendekatan aliran sub permukaan lahan basah secara ekologis

meliputi:

a. Bakteri Fecal Coliform dapat ditekan lebih dari 99% dalam WWG tanpa

memakai zat kimia yang mahal dan berbahaya terhadap lingkungan seperti

chlorine. Kebutuhan Oksigen Biokimia (BOD) Biochemical Oxygen

Demanddapat ditekan 85-90% dari tingkat yang dipengaruhi dan pelepasan

nitrogen dan fosfor sangat besar.

b. WWG memerlukan biaya yang rendah, dengan teknologi sederhana & tahan

lama, pemeliharaannya sangat sederhana.

c. Tidak menimbulkan bau pada limbah walaupun terkena udara.

d. Tidak merupakan tempat bersarang nyamuk atau gangguan yang lain aliran

permukaan tanah basah.

53
e. Kemungkinan adanya kontak dengan kotoran sangat kecil (kecuali diadakan

penggalian pada lahan kerikil yang basah).

f. Sistem WWG mampu membersihan air sampai tingkat tinggi, dalam

penelitian-penelitian selama beberapa dekade, system jenis ini, bahkan dalam

bentuk design awal, telah memiliki catatan yang disimpan dengan baik

berfungsi untuk membersihkan air secara konsisten sampai pada tingkat yang

lebih baik daripada standard kota di bidang pengolahan air limbah.

g. Intensitas pengolahan ini merupakan pengolahan yang dilakukan sedemikian

rupa sehingga hanya diperlukan 1/5 jika dibandingkan dengan aliran

permukaan lahan basah. Setiap partikel kerikil dikolonisasikan oleh berbagai

mikroba alami yang sangat efektif dalam pemakaian, pengolahan air limbah

dan system akar penyerapan zat makanan atau air dari tumbuh-tumbuhan

meningkatkan pada efisiensi pengolahan.

h. Meskipun perlakuan yang lebih khusus diperlukan jika dibandingkan dengan

standard kota untuk kepentingan-kepentingan tertentu, namuan dengan

adanya peningkatan daerah lahan basah akan dapat memberikan nilai yang

sama pada pengolahan air tingkat lanjut.

i. Air limbah yang dibuang lebih sedikit (hanya sekitar 20-50% tergantung pada

design) dari lahan basah khusus ini, karena tumbuh-tumbuhan menggunakan

banyak air dalam transpirasinya.

j. Sistem WWG dapat diukur dengan tepat dari unit ukuran yang paling kecil

untuk rumah tangga sampai dengan ukuran yang lebih besar untuk industri atau

54
sistem kota dan tanpa adanya tambahan kapasitas yang lebih besar daripada

yang dibutuhkan, permintaan baru dapat dengan mudah dipenuhi hanya dengan

pengembangan unit.

Waste Water Garden (WWG) memiliki beberapa keunggulan :

1. Menurut beberapa hasil penelitian sistem WWG dapat menurunkan kadar

pencemaran pada air limbah cukup tinggi. Sistem ini dapat menurunkan kadar

Biochemical Oxigen Demand (BOD5) (85,99%), Total N (75-97%), Total P

(95-99%), Total Suspended Solid (TSS) 75-95%, Chemical Oxigen Demand

(COD) 85-96%, NH4-N (80-96%), Phatogen parasit dan Fecal Coliform

Bacteria (99%).

2. Hasil olahannya dapat dimanfaatkan untuk menyiram pertanian atau irigasi

pertanian. Menggunakan sistem biological moleculer filtration sehingga dalam

pengolahannya tidak menimbulkan pencemaran baru dari bahan-bahan kimia

berbahaya.

3. Memerlukan biaya operasional yang relatif lebih murah bila dibandingkan

dengan operasional STP.

4. Memberikan nuansa estetika yang baik dalam pengolahan limbah karena

adanya pemakaian tanaman pada bak pengolahannya.

2.9 Pemantauan dan Pengawasan Pembuangan Air Limbah

Salah satu masalah yang timbul akibat meningkatnya kegiatan manusia adalah

tercemarnya air pada sumber-sumber air karena menerima beban pencemaran yang

melampaui daya dukungnya. Pencemaran yang mengakibatkan penurunan kualitas air

55
dapat berasal dari limbah terpusat (point sources) seperti: limbah industri limbah usaha

peternakan, perhotelan, rumah sakit dan limbah tersebar (non point sources) seperti:

limbah pertanian, perkebunan dan domestik . Pengaturan pemantauan kualitas air pada

sumber air (instream) merupakan tugas pokok dan fungsi institusi pengelola

sumberdaya air wilayah sungai. Untuk limbah yang keluar dari sumber-sumber

pencemar dan instalasi pengolahan air limbah (offstream), pemantauannya menjadi

tugas dan fungsi instansi teknis yang bertanggung jawab terhadap pembinaan kegiatan

yang bersangkutan. Dalam rangka memberikan rekomendasi teknis terhadap ijin

pembuangan air limbah dan untuk memperoleh informasi indikasi sumber pencemar,

maka institusi pengelola sumber daya air dapat melakukan pemantauan pembuangan

air limbah. Informasi dapat juga diperoleh melalui data sekunder dari institusi teknis

yang bertanggung jawab dalam pembinaan kegiatan yang menimbulkan pencemaran.

Untuk mendukung pelaksanaan tugas intitusi pengelola sumberdaya air diperlukan

pedoman teknis pemantauan pembuangan air limbah.

Program pemantauan pembuangan air limbah ditetapkan dengan

memperhatikan kemampuan Pengelola Sumber daya Air Wilayah Sungai untuk

melaksanakan program tersebut. Pemantauan pembuangan air limbah pada umumnya

melibatkan analisa dari sejumlah kecil contoh yang diambil darikeseluruhan parameter

yang diinginkan. Untuk dapat mengambil contoh,diperlukan peralatan yang memenuhi

syarat sesuai dengan tujuan yang

diharapkan, yaitu:

1) Terbuat dari bahan yang tidak mempengaruhi sifat contoh

56
2) Mudah dicuci dari bekas contoh yang sebelumnya

3) Contoh mudah dipindahkan ke dalam botol penampung tanpa ada sisa bahan

tersuspensi di dalamnya.

4) Kapasitas alat 1-5 liter tergantung dari maksud pemeriksaan

5) Mudah dan aman dibawa

Untuk hasil pemantauan yang telah dilakukan nantinya disajikan sebagai berikut:

a. Hasil pemantauan lapangan, yang meliputi :

 Hasil perhitungan pemeriksaan di lapangan dicatat dalam buku catatan

lapangan;

 Diteliti kembali cara perhitungan dan satuan yang digunakan;

Data dari catatan lapangan dipindahkan ke formulir data.

b. Hasil analisis laboratorium.

Agar tugas pemantauan pembuangan air limbah dapat dilaksanakan dengan

baik diperlukan suatu pengawasan. Pengawasan dilakukan oleh orang yang

berkompeten dalam bidang pengelolaan limbah yang bersangkutan berhak melakukan

pengawasan terhadap unit pemantau yang melaksanakan pemantauan. Objek

pengawasan meliputi:

a. Rencana dan realisasi pemantauan

a. Pengambilan, pengangkutan dan penyimpanan contoh air limbah

b. Kelengkapan, kebenaran, dan akurasi data yang berkaitan dengan pembuangan air

limbah.

57
c. Kinerja laboratorium (penerapan quality assurance bagi yang mengaplikasikan)

d. Pelaporan

2.10 Partisipasi Masyarakat

Konsep partisipasi dalam perkembangannya memiliki pengertian yang beragam

walaupun dalam beberapa hal memiliki persamaan. Dalampembangunan yang

demokratis, terdapat tiga tradisi partisipasi yaitu partisipasipolitik, partisipasi sosial

dan partisipasi warga (Gaventa dan Valderama, 1999). Partisipasisosial ditempatkan

diluar lembaga formal pemerintahan. Sedangkanpartisipasi warga diartikan sebagai

suatu kepedulian dengan perbagai bentukkeikutsertaan warga dalam pembuatan

kebijakan dan pengambilan keputusan disuatu kegiatan mulai dari menentukan tujuan,

perencanaan, pelaksanaan dan monitoring dengan dilandasi oleh kesadaran akan tujuan

itu.

Pembangunan merupakan satu bentuk perubahan yang direncanakan.Dewasa

ini pembangunan yang direncanakan dalam suatu masyarakat berpegang pada model

pembangunan dari bawah atau communitybased development. Menurut (David Pitt

Geriya, 1995) model pembangunan dari bawah mengandung beberapa prinsip yaitu:

a. Potensi masyarakat adalah modal awal yang dapat dilanjutkan, sehingga proses

pembangunan mempunyai dasar yang kuat.

b. Pembangunan mempunyai jati diri yang bertumpuk pada kebudayaan

masyarakat yang bersangkutan. Dengan bekal jati diri yang jelas dan mantap

58
masyarakat menjadi stabil dalam menghadapi berbagai perubahan dan

tantangan.

c. Partisipasi aktif masyarakat dapat digerakkan dan dikembangkan karena

pembangunan sesuai dengan kemauan, kemampuan dan kesepakatan

masyarakat. Masyarakat terlatih untuk mandiri dan bertangguang jawab.

d. Masyarakat cukup dihargai kemartabatannya sehingga status mereka bukansaja

sebagai obyek, melainkan juga sebagai subyek pembangunan.Pembangunan

memiliki mekanisme kesinambungan (sustainable) karena sesuai dengan

kebutuhan dan aspirasi masyarakat yang bersangkutan.

e. Pembangunan bersifat efektif dan sekaligus ekonomis, karena masyarakat akan

terus terlibat aktif dalam proses pemeliharaan.

Konsep pembangunan yang berdasar pada masyarakat (community based

development) didapatkan beberapa hal positif sebagai berikut :

1. Masyarakat diperlakukan sebagai subyek;

2. Terjadi kecocokan aspirasi dan budaya yang terbina melalui dialog;

3.Berkembang partisipasi serba rela dalam suasana interatif.

Terdapat dua bentuk partisipasi yang sangat erat kaitannya dengan program-program

pembangunan masyarakat lokal, yakni partisipasi vertical dan partisipasi horizontal

(Ndraha Loosyanhe, 2003).

Partisipasi vertical adalah dapat terjadi dalam kondisi tertentu masyarakat lokal

terlibat atau mengambil bagian dalam suatu program dari pihak lain. Dalam hal ini

masyarakat lokal berada pada posisi sebagai bawahan.

59
Partisipasi horizontal adalah pada saat masyarakat lokal mempunyai

kemampuan untuk berprakarsa, dimana setiap anggota atau kelompok dari masyarakat

lokal berpartisipasi satu dengan yang lainnya baik dalam melakukan usaha bersama

maupun dalam rangka melakukan kegiatan dengan pihak lain.Apabila partisipasi

horizontal ini telah terjadi merupakan suatu tanda permulaan timbulnya masyarakat

yang mampu berkembang secara mandiri.

Selanjutnya dalam konteks lebih luas dinyatakan bahwa masyarakat bergerak

untuk berpartisipasi jika :

a. Partisipasi dilakukan melalui organisasi yang sudah dikenal atau yangsudah ada

di tengah-tengah masyarakat yang bersangkutan.

b. Partisipasi memberikan manfaat langsung kepada masyarakat yang

bersangkutan.

c. Manfaatnya dapat memenuhi kepentingan masyarakat setempat.

d. Dalam proses partisipasi ini terjamin adanya control yang dilakukan oleh

masyarakat itu sendiri.

Pengelolaan lingkungan hidup merupakan upaya terpadu dalam pemanfaatan,

penataan, pemeliharaan, pengendalian, dan pengembangan lingkungan hidup.

Berkaitan dengan pengelolaan lingkungan hidup parisipasi masyarakat yang bersifat

horizontal relatif banyak ditemukan. Upaya-upaya pengelolaan lingkungan yang

muncul dari prakarsa masyarakat bersangkutan dapat kita lihat sebagai suatu kearifan

lokal dalam masyarakat sendiri.

60
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan partisipasi dalam pengelolaan

lingkungan adalah berkaitan dengan teknologi pengelolaan limbah yang diterapkan

oleh masing-masing Sewage Treatment Plan (STP) baik di hotel-hotel maupun di

tempat pengolahan lain. Tinggi rendah tingkat partisipasi dalam pengelolaan limbah

diukur berdasarkan teknologi yang diterapkan, kualitas sarana pengelolaan limbah

yang dipergunakan, tahapan atau proses pengelolaan limbah, kualitas pengelolaan

limbah yang dihasilkan, dan kepatuhan terhadap regulasi yang telah ditetapkan

pemerintah daerah.

61

Anda mungkin juga menyukai