OLEH :
FAKULTAS TEKNIK
2021
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I.................................................................................................................................1
BAB II...............................................................................................................................7
2.3. Biogas.......................................................................................................................7
2.5. Bioremediasi............................................................................................................7
2.6. Biosorpsi..................................................................................................................7
BAB III..............................................................................................................................8
BAB IV............................................................................................................................12
BAB V.............................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
Pengertian limbah secara umum adalah sisa dari suatu usaha atau kegiatan
manusia baik berupa padat, cair ataupun gas yang dipandang sudah tidak layak dan
tidak memiliki nilai ekonomis sehingga cenderung untuk dibuang, menurut Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 tahun 2001, tentang pengelolaan kualitas air
dan pengendalian pencemaran air. Limbah cair atau air buangan (wastewater) adalah
cairan buangan yang berasal dari rumah tangga, perdagangan, perkantoran, industry
maupun tempat-tempat umum lainnya yang biasanya mengandung bahan-bahan atau
zat-zat yang dapat membahayakan kesehatan atau kehidupan manusia serta
mengganggu kelestarian lingkungan hidup.
Menurut Purwadarminta , kamus besar bahasa Indonesia limbah memiliki
beberapa pengertian yakni :
Limbah adalah sisa proses produksi baik dari industry, rumah tangga
(domestik) dan masyarakat pada umumnya.
Limbah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai/tidak berharga untuk
maksud biasa atau utama dalam pembuatan/pemakaian,
Limbah adalah barang cacat atau rusak dalam proses produksi.
Di lingkungan Pertamina RU III, terdapat satu unit SWS atau Sour Water
Stripper yang berfungsi untuk mengurangi atau menghilangkan gas sulfida dan
amoniak dari air limbah proses kilang RU III.
Sour water sendiri berasal dari air limbah proses CDU (Crude Distilling Unit),
HVU II (High Vacuum Unit II), dan FCCU (Fluidized Catalytic Cracking Unit)
(Pertamina RU III, 2017). Sour water termasuk limbah industri minyak dan gas yang
harus diolah terlebih dahulu dengan cara menghilangkan polutan yg terdapat pada
kandungan air tersebut sebelum dibuang kesungai agar tidak mencemari lingkungan
sekitar.
Energi fosil merupakan energi yang paling besar penggunaannya dalam setiap
aspek kehidupan manusia, seperti keperluan listrik, transportasi, dan konsumsi. Manusia
memerlukan energi fosil seperti batubara maupun bahan bakar generator untuk
menghasilkan listrik, minyak bumi sebagai bahan bakar bermacam-macam jenis
kendaraan, dan gas alam untuk keperluan rumah tangga seperti memasak. Menteri
Perindustrian menyatakan bahwa saat ini industri masih sangat tergantung pada bahan
bakar fosil, bahkan porsi industri dalam konsumsi energi nasional mencapai 49,4
persen[CITATION Kem19 \l 1057 ]. Dengan skenario akselerasi, kebutuhan gas industri
diprediksi mencapai 55 persen dan kebutuhan batubara yang juga merupakan tumpuan
industri mencapai 20,3 persen dari total kebutuhan energinya[CITATION Kem19 \l 1057 ].
Kebutuhan energi fosil semakin meningkat setiap tahunnya, namun cadangan
energi fosil semakin menipis. Energi fosil di dunia diproyeksikan akan habis menjelang
tahun 2050[CITATION Yog16 \l 1057 ]. Menurut Sukmana (2016), cadangan minyak di
perut bumi Indonesia diprediksi akan habis 12-15 tahun lagi karena ketidakseimbangan
antara produksi minyak bumi yang terus menurun dan konsumsi minyak bumi yang selalu
meningkat setiap tahunnya. Menurut Nugraha (2016), cadangan minyak bumi nasional per
1 Januari 2014 mengalami penurunan 2,3% dari tahun sebelumnya, baik berupa cadangan
terbukti maupun cadangan potensial. Indonesia diperkirakan kehabisan cadangan minyak
bumi pada tahun 2030 dikarenakan cadangan minyak bumi di Indonesia yang saat ini
hanya sekitar 3,3 milia barel, sementara konsumsi BBM terus meningkat mencapai 1,6 juta
per hari [CITATION Mar19 \l 1057 ]
Oleh karena itu, permasalahan krisis energi, khususnya penurunan cadangan bahan
bakar fosil dapat diselesaikan dengan cara memproduksi energi alternatif pengganti energi
fosil yang dapat diperbarui guna membangun ketahanan energi yang berkelanjutan. Energi
alternatif yang diproduksi hendaknya memiliki beberapa keunggulan, diantaranya dapat
diperbarui (renewable), rendah emisi, berbasis sumberdaya domestik agar hemat devisa,
dan tidak tergantung pada negara lain [CITATION Gap16 \l 1057 ].
Salah satu jenis energi alternatif adalah biogas yang merupakan jenis energi alternatif
pengganti bahan bakar fosil berupa gas alam. Biogas dihasilkan dari aktivitas anaerobik
yang mendegradasi bahan-bahan organik, diantaranya kotoran, limbah domestik, atau
setiap limbah organik yang dapat diurai oleh mahkluk hidup dalam kondisi anaerobik.
Penyusun utama biogas adalah gas metana (CH4) dan gas karbon dioksida (CO2). Gas
metana merupakan salah satu komponen gas alam dari energi fosil yang dapat digunakan
untuk berbagai keperluan, seperti memasak dan menghidupkan listrik.
Biogas diproduksi di dalam biodigester yang berisi bahan organik. Pada kondisi
anaerob, berlangsung aktivitas bakteri metanogenesis di dalam bahan organik tersebut
sehingga membentuk gas metana (CH4) dan gas karbon dioksida (CO2). Selain membentuk
gas yang dapat dimanfaatkan sebagai energi alternatif, aktivitas tersebut membentuk
bakteri metanogenesis di dalam kompos biogas yang dapat dimanfaatkan untuk proses
bioremediasi.
Bioremediasi merupakan proses degradasi kandungan polutan di dalam limbah cair
menggunakan enzim-enzim yang diproduksi oleh mikroorganisme, sehingga struktur
polutan beracun terdegradasi menjadi tidak kompleks, tidak beracun, tidak berbahaya
[ CITATION Pri12 \l 1057 ]. Dengan adanya, perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, bioremediasi menjadi metode pengolahan limbah yang lebih menguntungkan
daripada metode kimia untuk detoksifikasi dan menurunkan polutan dalam pencemaran air
[ CITATION Pri12 \l 1057 ]. Mikroorganisme yang dihasilkan dari proses anaerobik di
dalam biodigester dapat dimanfaatkan untuk proses degradasi polutan di dalam limbah cair
sour water dari Pertamina Refinery Unit III.
Selain menggunakan mikroorganisme dalam proses bioremediasi, pengolahan limbah
cair dapat dilakukan menggunakan proses adsorpsi. Adsorpsi adalah peristiwa dimana
fluida, baik cairan maupun gas, terikat kepada suatu zat penyerap padatan atau adsorben.
Proses adsorpsi banyak diaplikasikan dalam pengolahan limbah cair maupun proses
pengolahan air bersih.
Salah satu adsorben yang banyak digunakan pada penelitian sebelumnya adalah
kalsium karbida (CaC2). CaC2 berwarna putih seperti pasir dan memiliki permukaan yang
luas untuk proses adsopsi [CITATION Muh17 \l 1057 ]. Karim, et.al (2017), melakukan
penelitian adsorpsi logam Fe menggunakan limbah karbit. Selama 6 jam adsorpsi dengan
kondisi pH 4,1, konsentrasi ion logam Fe mengalami penurunan drastis dari 254 ppm
menjadi 11,2 ppm. Penelitian tersebut mengindikasikan bahwa proses adsorpsi
menggunakan kalsium karbida (CaC2) merupakan salah satu metode yang efektif dalam
pengolahan limbah.
Penelitian ini melakukan integrasi antara proses bioremediasi dan biosorpsi dalam
mendegradasi limbah Sour Water dari Pertamina RU III. Integrasi antara peralatan
biodigester dalam memproduksi bakteri dan CH4, dengan peralatan pengolahan limbah
yang terdiri dari bioremediasi menggunakan bakteri metanogenesis dan biosorpsi
menggunakan CaC2, mampu menyelesaikan dua masalah sekaligus, yaitu permasalahan
krisis energi dan pencemaran lingkungan.
Integrasi antara kedua proses tersebut dapat dimanfaatkan dalam industri, dimana gas
CH4 dapat digunakan sebagai bahan bakar boiler dan bakteri metanogenesis dari kompos
biogas dapat digunakan di unit pengolahan limbah cair. Pemanfaatan tersebut mampu
mengurangi kebutuhan energi fosil, sekaligus membantu menanggulangi masalah
pencemaran lingkungan dengan harga yang ekonomis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Limbah Cair
(Sumber: http://bbkk.kemenperin.go.id/)
Limbah cair/air limbah adalah sisa dari hasil usaha dan atau kegiatan yang
berwujud cair. Secara kimiawi, limbah terdiri dari bahan kimia organik dan
anorganik.Dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu, limbah dapat berdampak negative
terhadap lingkungan, terutama bagi kesehatan manusia, sehingga perlu dilakukan
penanganan terhadap limbah. Tingkat bahaya keracunan yang ditimbulkan oleh limbah
tergantung pada jenis dan karakteristik limbah yaitu:
1) Berukuran mikro, artinya ukurannya terdiri atas partikel-partikel kecil
tidak dapat di lihat dengan mata.
2) Dinamis, artinya tidak diam di tempat, selalu bergerak dan berubah sesuai
dengan kondisi lingkungan.
3) Berdampak luas (penyebarannya), artinya lingkungan yang terkena limbah
tidak hanya pada wilayah tertentu saja melainkan pada berdampak pada
faktor yang lain.
4) Berdampak jangka panjang (antar generasi), artinya masalah limbah tidak
selesaikan dalam waktu singkat tetapi dampak masih ada
pada generasi yang akan datang.
Sedangkan faktor yang mempengaruhi kualitas limbah yaitu :
1) volume limbah,
2) kandungan bahan pencemar, dan
3) frekuensi pembuangan limbah.
Berdasarkan karakteristiknya, limbah industri dapat digolongkan
menjadi 4 bagian, yaitu:
1) Limbah cair atau air limbah adalah air yang tidak terpakai lagi, yang
merupakan hasil dari berbagai kegiatan manusia sehari-hari,
2) Limbah padat, adalah benda-benda yang keberadaannya melebihi jumlah
normal dan tidak berfungsi sebagaimana mestinya (merugikan),
3) Limbah gas dan partikel, adalah gas dan partikel yang jumlah atau
keberadaannya bersifat merugikan; dan
4) Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).
Menurut BAPEDAL , Limbah B3 adalah bahan sisa (limbah) suatu
kegiatan proses produksi yang mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3)
karena sifat (toxicity, flammability, reactivity, dan corrosivity) serta konsentrasi
atau jumlahnya yang baik secara langsung maupun tidak langsung dapat merusak,
mencemarkan lingkungan, atau membahayakan kesehatan manusia. Contohnya
logam berat seperti Al, Cr, Cd, Cu, Fe, Pb, Mn, Hg, dan Zn serta zat kimia
sepertipestisida, sianida, sulfida, fenol dan sebagainya.
Scundaria (2000) menyebutkan bahwa limbah merupakan sumber daya
alam yang telah kehilangan fungsinya, yang keberadaannya mengganggu
kenyamanan dan keindahan lingkungan. Limbah dihasilkan dari sisa proses
produksi baik industri maupun domestik/rumah tangga. Jumlah air limbah
yang dibuang akan selalu bertambah dengan meningkatnya jumlah penduduk
dengan segala kegiatannya. Pengolahan limbah adalah usaha untuk mengurangi
atau menstabilkan zat-zat pencemar sehingga saat dibuang tidak membahayakan
lingkungan dan kesehatan. Tujuan utama pengolahan air limbah adalah untuk
mengurangi kandungan bahan pencemar terutama senyawa organik, padatan
tersuspensi, mikroba pathogen, dan senyawa organik yang tidak dapat diuraikan
oleh mikroorganisme alami. Tujuan lain pengolahan limbah cair adalah :
1. Mengurangi dan menghilangkan pengaruh buruk limbah cair bagi
kesehatan manusia dan lingkungannya.
Tabel 2.1. Baku mutu air limbah yang disyaratkan oleh pemerintah:
Ada beberapa cara pengolahan limbah cair yang dapat dilakukan di industri, yaitu:
1) Pengolahan Limbah secara Fisika
Dengan memisahkan material-material pengotor yang kasat mata serta berukuran
cukup besar dengan menggunakan penyaringan atau perlakuan fisik. Prosesnya
meliputi sedimentasi, floatasi, absorbs, dan penyaringan (screening).
2) Pengolahan Limbah secara Kimia
Adanya penambahan bahan kimia untuk mengendapkan/memisahkan/
menghilangkan zat-zat pengotor dalam limbah cair tersebut. Prosesnya meliputi
koagulasi, oksidasi, penukar ion, degradasi, ozonisasi, dan lain-lain.
3) Pengolahan Limbah secara Biologi
Menggunakan biota hidup atau mikroba untuk menguraikan zat-zat pencemar
didalam limbah cair. Prosesnya meliputi aerobik, anaerobik, fakultatif.
Baku mutu air limbah diatur oleh Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik
Indonesia nomor 5 tahun 2014 tentang baku mutu air limbah. Peraturan ini mengatur baku
mutu air limbah untuk industri pelapisan logam, industri galvanis, industri minyak goreng,
industri monosodium glutamate, industri inosin monofosfat, industri pengolahan
kopi, industri elektronika, industri pengolahan susu, industri pengolahan buah-buiahan
dan/atau sayuran, industri pengolahan hasil perikanan, industri hasil pengolahan rumput
laut, industri pengolahan kelapa, industri pengolahan daging, industri pengolahan kedelai,
industri pengolahan obat tradisional atau jamu, industri peternakan sapi dan babi, industri
petrokimia hulu, industri gula, industri gula rafinasi, industri cerutu, proses primer basah
dalam industri rokok dan/atau cerutu, proses primer kering dalam industri rokok dan/atau
cerutu, proses sekunder dalam industri rokok dan/atau cerutu , dan industri oleokimia
dasar.
Ada beberapa permasalahan dalam mengolah air limbah di industri yang harus
diperhatikan, diantaranya [CITATION Erv18 \l 1057 ]:
1) Pengetahuan tentang neraca bahan dari bahan baku dan air yang digunakan dalam
proses produksi.
2) Kualitas air buangan dan debit limbah cair yang fluktuatif.
3) Variasi jenis limbah cair yang dihasilkan, misalnya kadar polutan yang tinggi untuk
sedikit parameter.
4) Sifat-sifat air buangan yang tidak berubah setelah digunakan, misalnya air pendingin.
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
Pengembangbiakan
Perakitan Reaktor Biogas
Bakteri Metanogenesis
Pengolahan Limbah
Analisa Komposisi Analisa Komposisi
Cair dengan Bakteri