Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Men
Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Men
TINJAUAN TEORI
MENINGITIS TB
B. ETIOLOGI
Agen infeksius utama adalah mycobacterium tuberculose, sejenis kuman berbentuk batang.
Spesies lain kuman ini yang dapat memberikan infeksi pada manusia adalah Mycobacterium
bovis, Mycobacterium kansasii, Mycobacterium intracellulare.
Sifat kuman :
1. Tahan hidup pada udara kering maupun dingin (dapat tahan bertahun-tahun dalam lemari es),
kuman ini bersifat dormant.
2. Sebagian besar kuman terdiri dari asam lemak, sehingga kuman tahan terhadap asam dan
gangguan kimia serta fisik.
3. Di dalam jaringan, kuman hidup sebagai parasit intraseluler (dalam sitoplasma makrofag, karena
makrofag mengandung banyak lipid).
4. Bersifat aerob, yaitu menyenangi jaringan yang tinggi kandungan oksigennya (Oksigen apikal
paru lebih tinggi daripada bagian lain, sehingga bagian apikal merupakan tempat prediksi
penyakit TBC).
E. PATOFISIOLOGIS
F. GEJALA KLINIS
1. Demam
Biasanya subfebril menyerupai demam influensa
0
Kadang-kadang suhu badan mencapai 40-41 C
2. Batuk
Terjadi karena ada iritasi bronkhus
Fungsi batuk : membuang produk-produk radang keluar
Sifat batuk : non produktif-produktif (setelah terjadi peradangan) – hemoptue (pembuluh
darah pecah)
3. Sesak nafas
Ditemukan pada penyakit yang sudah lanjut, dimana infiltratnya sudah ½ bagian paru
Timbul bila infiltrasi radang sudah sampai ke pleura sehingga menimbulkan pleuritis
5. Malaise
Gejala malaise yang sering ditemukan berupa anoreksia, BB menurun, sakit kepala,
a. Darah
b. Sputum
Fungsi pemeriksaan :
Menentukan kuman penyebab
c. Tes tuberkulin
H. PENATALAKSANAAN
1. Penatalaksanaan Medis
a. TB paru diobati terutama dengan agen kemoterapi (agen anti TB) selama periode 6-12 bulan
b. Jenis obat yang dipakai :
Obat primer : isoniazid, rifampisin, pirazinamid, streptomisin, etambutol.
Obat sekunder : etionamid, protionamid, sikloserin, kanamisin, P.A.S (Para Amino
2. Bakteriologis
2-3 minggu pengobatan sputum BTA mulai : jadi negatif
3. Radiologis
Dilaksanakan setiap 3 bulan sekali
Individu yang memasuki ruangan isolasi BTA harus menggunakan respirator pertikulat
dispossible
Lakukan tindakan isolasi sampai terdapat bukti klinis penurunan infeksius
Gunakan tindakan pencegahan khusus selama prosedur yang merangsang batuk
II. MENINGITIS
A. DEFINISI
Meningitis adalah radang pada meningen (membran yang mengelilingi otak dan medula
spinalis) yang disebabkan oleh virus, bakteri, atau jamur (Brunner & Suddart, 2002)
B. KLASIFIKASI
1. Meningitis aseptik
Mengacu pada salah satu meningitis virus atau menyebabkan iritasi meningen yang disebabkan
oleh abses otak, ensefalitis, limfoma, leukemia/darah di ruang subarakhnoid
2. Meningitis sepsis
Meningitis yang disebabkan oleh organisme bakteri seperti Meningococcus, Stafilococcus atau
Bacillus influenza
3. Meningitis tuberkulosa
Meningitis yang disebabkan oleh Bacillus tuberkel
C. ETIOLOGI
1. Infeksi melalui salah satu aliran darah sebagai konsekuensi dari infeksi bagian-bagian yang lain,
seperti selulitis atau penekanan langsung seperti setelah cedera traumatik tulang wajah
2. Iatrogenik atau hasil sekunder prosedur invasif (seperti pungsi lumbal) atau alat-alat invasif
(seperti alat pemantau TIK)
Fleksi kepala mengalami kesulitan karena adanya spasme otot-otot leher. Fleksi yang
dipaksakan menyebabkan nyeri berat.
Tanda Kernig (Kernig’s sign) positif
Ketika klien dibaringkan, dengan paha dalam keadaan fleksi ke arah abdomen, kaki tidak dapat
diekstensikan sempurna.
Tanda Brudzinki (Brudzinky sign) positif
Bila leher klien difleksikan, maka lutut dan pinggul fleksi, bila dilakukan fleksi pasif pada
ekstremitas bawah pada salah satu sisi, maka gerakan yang sama terlihat pada sisi ekstremitas
yang berlawanan.
4. Fotophobia
5. Kejang dan PTIK (Peningkatan Tekanan Intra Kranial)
Kejang terjadi akibat area fokal kortikal yang peka
TIK meningkat karena akumulasi eksudat purulent dan edema serebral, tanda-tandanya
antara lain : bradikardi, nafas tidak teratur, nyeri kepala, muntah, penurunan kesadaran.
6. Ruam kulit
7. Infeksi Fulminating
Terjadi pada 10% klien dengan meningitis meningococcus
Tanda-tanda : demam tinggi yang tiba-tiba muncul, lesi purpura yang menyebar (sekitar
wajah dan ekstremitas), shock, dan tanda-tanda DIC (Disseminata Intravascular Coagulation)
E. PENATALAKSANAAN
1. Medik
Pemberian antibiotik
LCS (Liquor Cerebro Spinalis) dan darah dikultur dan antimikroba dimulai segera
2. Keperawatan
Observasi tanda-tanda vital
Pantau tekanan arteri untuk mengkaji shock
Monitor BB, elektrolit serum, volume dan BJ urine, serta osmolalitas urine
Monitor kebersihan kulit dan mulut, peningkatan kenyamanan dan perlindungan selama
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddart, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Vol 3, Edisi 8, Penerbit RGC,
Jakarta.
Carpenito, L.J., 1999, Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan, edisi 2, Penerbit EGC,
Jakarta.
Johnson, M.,et all, 2000, Nursing Outcomes Classification (NOC) Second Edition, IOWA
Intervention Project, Mosby.
Mc Closkey, C.J., Iet all, 1996, Nursing Interventions Classification (NIC) econd Edition, IOWA
Intervention Project, Mosby.
NANDA, 2002, Nursing Diagnoses : Definitions & Classifications.
NANDA, 2002, Diagnosis Keperawatan NANDA : Definisi dan Klasifikasi, PSIK FK UGM,
Yogyakarta.
Price, S.A., et all, 1995, Patofisiologi, Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Buku 1, Edisi 4,
Penerbit EGC, Jakarta.
Soeparman, 1998, Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II, Penerbit Gaya Baru, Jakarta.
lemas, badan terasa sakit, kulit pantat lecet, batuk berdahak, sub febris.
2. Vital sign
RR : 24 x/mnt
T : 37,7 C
3. BB/TB : -
4. Kepala
7. Abdomen : supel, nyeri tekan (-), peristaltik (+), H/L tidak teraba, klien mengeluh
kadang mules
8. Inguinal : tidak ada benjolan
9. Ekstremitas :
PH : asam
BJ : 1,025
Protein : (+)
Keton : (-)
Darah :
3 3
WBC : 16,7. 10 /mm
GD S : 76 mg/dL
SGOT : 40
SGPT : 19
Ureum: 40
Kesan : KP Duplek
A N A L I S A D A T A
NO DATA PROBLEM ETIOLOGI
1 DS : Bersihan jalan nafas Banyaknya mukus,
Keluarga mengatakan klien tidak efektif Sekresi yang
mulai batuk sejak 2 bulan ini tertahan,
DO : definisi : Sekresi bronkhus
Klien batuk-batuk berdahak Ketidakmampuan
Klien tampak lemas (mobilisasi unutk membersihkan
harus dibantu) sekresi atau obstruksi
Dahak kadang dikeluarkan dari saluran pernafasan
klien, kadang ditelan kembali untuk
Pemeriksaan fisik : auskultasi mempertahankan
paru : suara ronkhi basah kebersihan jalan nafas
Rontgent thoraks : kesan KP
Duplek
2 DS : Kerusakan integritas Imobilitas fisik,
Keluarga mengatakan selama kulit kemahan
masuk RS klien hanya tidur
terlentang, klien jarang dimiringkan definisi :
karena klien selalu mengeluh lemas Perubahan pada dermis
jika bergerak dan epidermis
DO :
Kulit pantat lecet, ukuran 3x2
cm, dan 2x1 cm
Jaringan luka tampak merah