PENDAHULUAN
merupakan hak azasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang diwujudkan sesuai
Negara Republik Indonesia tahun 1945. Setiap kegiatan dalam upaya untuk memelihara
sumber daya manusia Indonesia, serta peningkatan ketahanan dan daya asing bangsa bagi
pembangunan nasional.
Bahwa setiap hal yang menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan pada masyarakat
Indonesia akan menimbulkan kerugian ekonomi yang besar bagi negara, dan setiap upaya
negara. Upaya pembangunan harus dilandasi dengan wawasan kesehatan dalam arti
masyarakat secara luas yang mencakup upaya promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif yang bersifat menyeluruh terpadu dan berkesinambungan. Salah satu upaya
farmasi.
Salah satu pelayanan kesehatan yang menyalurkan obat dan perbekalan farmasi
adalah apotek.
Apotek berkewajiban untuk menyediakan dan menyalurkan obat dan perbekalan farmasi
lainnya yang dibutuhkan oleh masyarakat dan harus dapat mendukung serta membantu
harga yang dapat terjangkau oleh masyarakat. Selain menyalurkan obat, apotek juga
pengelolaan obat, pelayanan obat 3 atas resep dokter, pelayanan informasi obat, serta
Mengingat akan pentingnya hal tersebut, maka kegiatan Praktik Kerja Lapangan
(PKL) menjadi salah satu mata kuliah wajib bagi mahasiswa/I STIKes Arjuna Laguboti yang
diadakan pada semester V, akan tetapi dikarenakan adanya pandemi covid-19 maka Praktik
Kerja Lapangan diganti menjadi studi literatur pada semester VI. Maka dilakukan melalui
studi literatur . Metode studi literatur adalah serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan
metode pengumpumpulan data pustaka, membaca dan mencatat, serta mengelolah bahan
penelitian (Zed,2008:3)
1.2 Tujuan Praktik Kerja Lapangan
Adapun yang menjadi tujuan Praktik Kerja Lapangan di Apotek Kimia Farma No. 29
1. Untuk mengetahui perencanaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis
Habis Pakai yang dilakukan di Apotek Kimia Farma No. 29 Sutomo Pematangsiantar dan
2. Untuk mengetahui pengadaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis
Habis Pakai yang dilakukan di Apotek Kimia Farma No. 29 Sutomo Pematangsiantar Dan
3. Untuk mengetahui penerimaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis
Habis Pakai yang dilakukan di Apotek Kimia Farma No. 29 Sutomo Pematangsiantar dan
4. Untuk mengetahui penyimpanan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis
Habis Pakai yang dilakukan di Apotek Kimia Farma No. 29 Sutomo Pematangsiantar dan
5. Untuk mengetahui pendistribusian Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis
Habis Pakai yang dilakukan di Apotek Kimia Farma No. 29 Sutomo Pematangsiantar dan
Mengetahui pelaporan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
yang dilakukan di Apotek Kimia Farma No. 29 Sutomo Pematangsiantar dan Apotek
6. Untuk mengetahui pemusnahan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis
Habis Pakai yang dilakukan di Apotek Kimia Farma No. 29 Sutomo Pematangsiantar dan
7. Untuk mengetahui pengendalian Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis
Habis Pakai yang dilakukan di Apotek Kimia Farma No. 29 Sutomo Pematangsiantar dan
Bahan Medis Habis Pakai yang dilakukan di Apotek Kimia Farma No. 29 Sutomo
Manfaat Praktik Kerja Lapangan yang dilakukan di Apotek Kimia Farma No.29 Sutomo
Pematangsiantar yaitu sebagai pengalaman dalam melakukan pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai dan pelayanan kefarmasian di apotek Kimia Farmasi No.
TINJAUAN UMUM
2.1 Apotek
kefarmasian itu sendiri adalah suatu pelayanan langsung yang bertanggung jawab
kepada pasien berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil
menurut Permenkes RI No. 9 tahun 2017 tentang Apotek, yaitu sebagai berikut:
kabupaten/kota, izin yang dimaksud berupa SIA. SIA berlaku 5 tahun dan dapat
administratif meliputi:
a. Tenaga kefarmasian
Paling lama dalam waktu 6 hari kerja sejak tim periksa ditugaskan, tim
Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi, Kepala Balai
POM, kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/kota, dan Organisasi Profesi. Dalam hal
pemohon dapat melengkapi persyaratan paling lambat dalam waktu 1 bulan sejak
d. surat keterangan sehat fisik dan mental dari dokter yang memiliki surat
izin praktek
profesi
Tentang Registrasi, Izin Praktik dan Ijin Kerja Tenaga Kefarmasian, Setiap tenaga
izin sesuai tempat tenaga kefarmasian bekerja. Surat izin tersebut berupa:
A. Apoteker
“Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai Apoteker dan telah
dapat:
komponen aktifnya atau obat merek dagang lain atas persetujuan dokter
dan/atau pasien.
undangan.
C. Apoteker Pendampinng
dan/atau menggantikan pada jam jam tertentu apa hari buka apotek.
D. Apoteker Pengganti
Apoteker pengganti adalah Apoteker yang mengganti APA selama APA
tersebut tidak berada ditempat selama 3 (tiga) bulan secara terus menerus. Telah
memiliki surat izin kerja dan tidak bertindak sebagai APA di apotek lain.
yang telah memiliki STRA sesuai dengan pendidikan dan keterampilan yang
dimilikinya.
tentang tenaga kesehatan, disebutkan bahwa yang termasuk kedalam tenaga teknis
kefarmasian sesuai dengan UU No. 36 Tahun 2014 pasal 10 ayat 1 (Presiden RI,
2014).
F. Tanggung jawab Tenaga Teknis Kefarmasian
Pengelola Apotek sesuai dengan tugas yang diberikan kepadanya, artinya bertugas
atas kebenaran segala tugas yang diselesaikannya, tidak boleh ada kesalahan,
2009).
10
didirikan. Pada halaman terdapat papan petunjuk yang dengan jelas tertulis kata
dari aktivitas pelayanan dan penjualan produk lainnya, hal ini berguna untuk
hewan pengerat, serangga, apotek memiliki suplai listrik yang konstan, terutama
perlindungan dan keslamatan bagi semua orang termasuk penyandang cacat, anak-
anak, dan lanjut usia. Bangunan apotek harus bersifat permanen. Bangunan
perbelanjaan, apartemen, rumah toko, rumah kantor, rumah susun dan bangunan
11
fungsi apotek.
c. alat pemadam kebakaran minimal dua buah yang masih berfungsi dengan
baik.
d. papan nama apotek, yang memuat nama apotek, nama APA, nomor surat
izin Apotek (SIA), alamat Apotek dan nomor telepon Apotek (bila ada).
a. atap dari genteng atau bahan lain yang tidak mudah bocor
b. dinding harus kuat dan tahan air dan permukaan dalam harus rata, tidak
c. langit-langit terbuat dari bahan yang tidak mudah rusak dan berwarna
terang
d. lantai dari ubin atau semen atau bahan lapin dan tidak mudah lembab
e. harus berventilasi dan mempunyai sistem sanitasi yang baik (Menkes RI,
2017).
12
Apotek, Surat Izin Apotek (SIA) adalah bukti tertulis yang diberikan oleh
menyelenggarakan apotek.
pencabutan izin apotek sekali setahun kepada menteri dan tembusan disampaikan
yang berlaku. Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehtatan No. 9 Tahun 2017
berdasarkan:
1. hasil pengawasan, dan/atau
13
e. dalam hal SIA dicabut selain oleh dinas kesehatan kabupaten/kota, selain
RI, 2017)
tembusan kepada menteri dan kepala dinas kesehatan provinsi setempat serta
kepala balai POM setempat. Apabila surat izin apotek dicabut, apoteker pengelola
apotek atau apoteker pengganti wajib mengamankan perbekalan farmasinya,
psikotropika, obat keras tertentu dan obat lainnya dan seluruh resep yang
tersisa di apotek
14
melakukan pemeriksaan.
sebagai berikut:
a. Pemberi layanan
b. Pengambil keputusan
dengan menggunakan seluruh sumber daya yang ada secara efektif dan
efisien.
c. Komunikator
kesehatan lainnya sehubungan dengan terapi pasien. Oleh karena itu harus
15
d. Pemimpin
Apoteker diharapkan memiliki kemampuan untuk menjadi pemimpin.
e. Pengelola
teknologi informasi dan bersedia berbagi informasi tentang Obat dan hal-
g. Peneliti
diantaranya:
16
pendampaing atau tenaga teknis kefarmasian yang memiliki surat tanda regitrasi
kriteria:
a. persyaratan administrasi
atau mandiri
17
penerimaan Resep, 1 (satu) set meja dan kursi, serta 1 (satu) set komputer.
Ruang penerimaan Resep ditempatkan pada bagian paling depan dan
secara terbatas meliputi rak Obat sesuai kebutuhan dan meja peracikan. Di
timbangan Obat, air minum (air mineral) untuk pengencer, sendok Obat,
salinan Resep, etiket dan label Obat. Ruang ini diatur agar mendapatkan
cahaya dan sirkulasi udara yang cukup, dapat dilengkapi dengan pendingin
18
4. Ruang Konseling
Ruang konseling sekurang-kurangnya memiliki satu set meja dan
pasien.
Habis Pakai.
dengan rak atau lemari Obat, pallet, pendingin ruangan (AC), lemari
6. Ruang arsip
waktu tertentu.
apotek meliputi :
19
pakai.
tahun 2016 Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis
1. Perencanaan
2. Pengadaan
perundang-undangan.
3. Penerimaan
spesifikasi, jumlah, mutu, waktu penyerahan dan harga yang tertera dalam
20
4. Penyimpanan.
a. obat/bahan obat harus disimpan dalam wadah asli dari pabrik. Dalam
hal pengecualian atau darurat dimana isi dipindahkan pada wadah lain,
acara pemusnahan.
21
b. resep yang telah disimpan melebihi jangka waktu 5 (lima) tahun dapat
Kabupaten/Kota.
6. Pengendalian
Pengendalian dilakukan untuk mempertahankan jenis dan jumlah
sisa persediaan.
22
dengan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai dengan
maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan kualitas hidup pasien
b) Stabilitas; dan
23
f) Interaksi.
II. Dispensing
4. Memasukkan Obat ke dalam wadah yang tepat dan terpisah untuk Obat
yang salah.
24
ataukeluarganya;
25
Apoteker. Informasi mengenai Obat termasuk Obat Resep, Obat bebas dan herbal.
Informasi meliputi dosis, bentuk sediaan, formulasi khusus, rute dan metode
pemberian, farmakokinetik, farmakologi, terapeutik dan alternatif, keamanan
penggunaan pada ibu hamil dan menyusui, efek samping, interaksi, stabilitas,
ketersediaan, harga, sifat fisika atau kimia dari Obat dan lain-lain.
IV. Konseling
26
d) pasien yang menggunakan Obat dengan indeks terapi sempit (digoksin,
fenitoin, teofilin).
pemberian lebih dari satu Obat untuk penyakit yang diketahui dapat
kelompok lansia dan pasien dengan pengobatan penyakit kronis lainnya. VI.
terapi Obat yang efektif dan terjangkau dengan memaksimalkan efikasi dan
merugikan atau tidak diharapkan yang terjadi pada dosis normal yang digunakan
pada manusia untuk tujuan profilaksis, diagnosis dan terapi atau memodifikasi
2.9 Administrasi
Dalam menjalankan pelayanan kefarmasian di apotek, perlu dilaksanakan
1. Administrasi Umum.
27
2. Administrasi Pelayanan.
a) kartu stok, nota penjualan, kwitansi, copy resep, dan surat pesanan (SP).
harian).
standar, IMO ).
a. Apotek lainnya
b. Puskesmas
e. Dokter
g. Pasien
28
adalah bahan atau paduan bahan yang dimaksudkan untuk mendapatkan diagnosa,
a) Obat Bebas
Obat bebas adalah obat yang dapat dibeli dengan bebas dan tidak
membahayakan bagi si pemakai dalam batas dosis yang dianjurkan dan diberi
®
tanda lingkaran bulat berwarna hijau dengan garis tepi hitam. Misalnya: Panadol ,
® ® ® ®
Paracetamol , Sanmol , Mylanta , Melodiar .
Obat keras yang dapat diserahkan tanpa resep dokter dalam bungkus
aslinya dari produsen/pabriknya dan diberi tanda bulat berwarna biru dengan garis
tepi hitam serta diberi peringatan (P no. 1 s/d P no. 6). Misalnya: Mixagrip®,
29
P. NO. 1 P. NO. 2
P. NO. 3 P. NO. 4
P. NO. 5 P. NO. 6
c) Obat Keras
membahayakan.
® ® ® ®
Misalnya: Yusimox , Amoxicillin , sanprima , aciclovir ,
ambroxol®, dll.
30
d) Psikotropika
obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif
melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan
khas pada aktivitas mental dan perilaku. Misalnya golongan ekstasi, diazepam,
e) Narkotika
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman,
Obat Wajib Apotek adalah obat keras yang dapat diserahkan tanpa resep
g) Obat Generik
Obat Generik adalah obat yang penamaannya didasarkan pada zat aktif
h) Obat Paten
Obat paten adalah obat yang menggunakan merek atau nama dagang
® ® ® ®
tertentu. Misalnya: mycoral , mefinal , amoksan , sanmol dan lain-lain.
i) Obat Tradisional
tata laksana pendaftaran obat tradisional, obat herbal terstandar dan fitofarmaka
obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan,
bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran dari bahan
tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan dan dapat
1. Jamu
tata laksana pendaftaran obat tradisional, obat herbal terstandar dan fitofarmaka,
jamu adalah obat tradisional Indonesia. Misalnya: Jamu Buyung Upik, Jamu
Nyonya Meneer.
32
2. Fitofarmaka
khasiatnya, bahan bakunya terdiri dari simplisia atau sediaan galenik yang telah
tata laksana pendaftaran obat tradisional, obat herbal terstandar dan fitofarmaka,
Fitofarmaka adalah sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan keamanan dan
khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik dan uji klinik, bahan baku dan
tata laksana pendaftaran obat tradisional, obat herbal terstandar dan fitofarmaka,
Obat Herbal Terstandar adalah sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan
keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik dan bahan bakunya
telah di standarisasi.
33
Narkotika dapat defenisikan sebagai suatu zat atau obat yang berasal dari tanaman
atau bukan tanaman baik sintesis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan
Narkotika sering digunakan dengan cara maupun tujuan yang salah selain
34
ringan
dan lain-lain.
a. Pemesanan narkotika
Pemesanan narkotika hanya dapat dilakukan oleh Pedagang Besar Farmasi
(PBF) Kimia Farma. Pesanan narkotika bagi apotek ditanda tangani oleh APA
narkotika menggunakan satu surat pesanan yang di lengkapi dengan nomor SIPA
b. Penyimpanan narkotika
Tahun 2009 pasal 14 ayat 1. Adapun tata cara penyimpanan narkotika diatur
dalam peraturan menteri kesehatan No. 3 Tahun 2015 pasal 25 ayat 1-2 yaitu:
35
berbeda
c. Penyerahan Narkotika
bahwa penyerahan narkotika oleh apotek hanya dilakukan kepada apotek lainnya,
rumah sakit, pusat kesehatan masyarakat, balai pengobatan, dokter dan pasien
36
d. Pelaporan Narkotika
Berdasarkan Undang-Undang No. 35 tahun 2009 pasal 14 ayat 2
meliputi laporan pemakian narkotika dan laporan pemakian morfin dan petidin.
mencantumkan SIPA, SIA, nama yang jelas dan stempel apotek, kemudian
2. BPOM setempat
4. Arsip
37
e. Pemusnahan Narkotika
2. kadaluwarsa
usaha yang bertanggung jawab atas produksi atau peredaran narkotika, sarana
Menurut Permenkes No. 3 Tahun 2015 Pasal 42 ayat 1-3. Pemegang izin
38
3. Nama seorang saksi dari pemerintah dan seorang saksi lain dari apotek
tersebut
2015).
atau obat, baik alamiah maupun sintesis bukan narkotika yang berkhasiat
psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan
39
dan banyak digunakan dalam terapi dan untuk tujuan ilmu pengetahuan
ketergantungan
dan sangat luas digunakan untuk terapi atau untuk tujuan ilmu
a. Pemesanan psikotropika
lainnya yakni dengan surat pemesanan yang sudah ditandatangani oleh APA yang
memerlukan surat pemesanan khusus dan dapat dipesan apotek dari PBF atau
apotek hanya dapat dilakukan kepada apotek lainnya, rumah sakit, puskesmas,
balai pengobatan, dokter dan pelayanan resep. Satu lembar surat pesanan
psikotropika dapat terdiri dari satu jenis atau lebih obat psikotropika.
b. Penyimpanan psikotropika
Sampai saat ini penyimpanan untuk obat-obatan golongan psikotropika
psikotropika tersebut dalam satu rak atau lemari khusus yang terpisah dari obat-
obat lain, tidak harus dikunci dan membuat kartu stok psikotropika.
c. Penyerahan psikotropika
41
lainnya, rumah sakit, puskesmas, balai pengobatan, dokter dan kepada pasien
d. Pelaporan psikotropika
dokter dan lembaga penelitian atau lembaga pendidikan, wajib membuat dan
psikotropika dilakukan setahun sekali ditanda tangani oleh APA dilakukan secra
berkala yaitu setiap tahun kepada kepala dinas kesehatan provinsi dengan
tembusan kepada kepala dinas kesehatan setempat dan badan pengawasan obat
dan makanan
e. Pemusnahan psikotropika
diproduksi tanpa memenuhi standar dan persyaratan yang berlaku atau tidak dapat
pejabat yang ditunjuk dalam waktu 7 hari setelah mendapatkan kepastian. Berita
3.Nama seorang saksi dari pemerintah dan seorang saksi lain dari apotek tersebut
dokter atau dokter gigi kepada apoteker baik dalam bentuk paper maupun
elektronik untuk menyediakan dan menyerahkan obat bagi pasien sesuai peraturan
yang berlaku.
Copy resep adalah salinan tertulis dari suatu resep (istilah lainnya adalah
2. Nama pasien
43
4. Tanda “det” (detur = sudah diserahkan, untuk obat yang telah diserahkan)
dan “nedet” (ne detur = belum diserahkan, untuk obat yang belum
diserahkan)
TINJAUAN KHUSUS
yang didirikan oleh Pemerintah Hindia Belanda tahun 1817. Nama perusahaan ini
Farma. Kemudian pada tanggal 16 Agustus 1971, bentuk badan hukum PNF
Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek surabaya (sekarang kedua bursa telah merger
dan kini bernama Bursa Efek Indonesia). PT Kimia Farma (Persero) Tbk memiliki
bidang produksi kina, garam dan turunannya, PT Kimia Farma dan Apotek, dan
Apotek Marudut Farma terletak di Jalan Patuan Nagari No. 9 Balige Kabupaten Toba
Samosir. Apotek Marudut Farma berdiri tahun 2004, dipimpin oleh Linang S.Si., Apt.
Pemilik Sarana Apotek dan Apoteker Pengelola Apotek bekerja sama untuk
melaksanakan kelancaran jalannya Apotek. Tetapi dikarenakan Linang S.Si., Apt., tidak lagi
tinggal di tempat yang memungkinkan bekerja di Apotek maka pada tahun 2009 digantikan
3.2 Visi dan Misi PT. Kimia Farma Apotek No.29 Pematang Siantar
bidang:
1. Industri kimia dan farmasi dengan basis penelitian dan
usaha perusahaan.
Memuaskan kebutuhan pasien dengan kualitas pelayanan yang dapat diandalkan dan
seorang Apoteker Pengelola Apotek sebagai kepala superior manager unit bisnis
-----------------Apoteker Pendamping
(Elvi Tri Yunita, S.Farm.,
Apt)
Supervisor
(Syaiful Umri)
Kebersihan
(Roy)
Juru Racik
(Rosman
Damanik)
Struktur organisasi Apotek Marudut Farma dapat kita lihat pada bagan berikut:
APOTEKER PENANGGUNG
JAWAB APOTEK (APA)
Dewi Lumbanbantu, S.Farm., PERAWAT KASIR
Apt
Sinta
Tampubolon,
Adelaide Gultom, Amd. Keb
AMF Kristian Monica
C. Helentina Panjaitan, Amd. Tambunan, Amd.
Siregar Kep Farm
Helena Sianturi Risnawati Titin Tampubolon
Sihotang, Amd.
Kep
Rajumida
Nainggolan, Amd.
Kep
Posma Hutajulu,
Amd. Kep
Maria Pardede,
Amd. Kep
c. Bertanggung jawab atas obat yang dipasarkan berlabel hijau, biru, dan merah.
d. Bertanggung jawab atas pengadaan, penyimpanan serta penyaluran obat dan alat
kesehatan.
Kesehatan.
3.5.2 Kasir
3.5 Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis
Pakai Di Apotek Kimia Farma No.29 Pematang siantar dan Apotek
Marudut Farma Balige
.
a. Buku Defekta
Buku defakta berisi pencatatan persediaan yang habis dan penolakan resep
karena tidak adanya persediaan barang yang habis dalam penolakan resep karena
habis
per item
b. Pareto
Jadi barang dipesan berdasarkan kebutuhan dan seringnya barang tersebut dicari
konsumen. Sistem ini dilakukan agar tidak terjadi penumpukan barang, perputaran
kemungkinan barang hilang. Obat, alat kesehatan, dan barang-barang OTC (Over
The Counter) yang tinggal sedikit atau sudah habis dicatat pada buku defekta yang
mencakup antara lain: nama sediaan obat, dosis obat dan jumlah satuan obat yang
51
adalah pengadaan yang datanya diperoleh saat ini, dimana berasal dari buku
catatan penolakan resep, buku ini berisi daftar obat-obatan yang tidak tersedia di
apotek.
Perencanaan yang dilakukan di Apotek Kimia Farma No. 29 Sutomo
Apotek.
a. kasus
memperhatikan pola penyakit, kemampuan masyarakat, budaya masyarakat dan obat yang
2. Dari BPBA yang masuk dibuat menjadi Surat Pesanan (SP) di Bisnis
pesanan barang dapat melalui distributor obat secara langsung atau Surat Pesanan langsung di
3.5.3
Penerimaan Apotek Kimia No.29 Pematang Siantar
Perbekalan farmasi yang dikirim oleh pedagang besar farmasi (PBF) disertai
dengan faktur dan surat pesanan yang berasal dari apotek. Penerimaan barang
berikut:
2) Nama, kemasan, nomor batch dan jumlah barang yang dikirim harus
sesuai kondisinya.
c.Salinan faktur dikumpulkan setiap hari lalu dicatat sebagai data stok
manual.
c.
perputaran modal.
sediaan sirup, sediaan injeksi, sediaan tetes mata, tetes telinga, sediaan
2. FIFO (First In First Out) dan FEFO (First Expire First Out)
3. Alfabetis
4. Efek farmakologi
5. Penyimpanan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai
secara efek farmakologi yaitu berdasarkan khasiat obat seperti: Obat antibiotik,
suplemen dan vitamin .
6. Suhu
6.Penggolongan obat
Obat bebas dan obat bebas terbatas disusun dengan rapi di lemari obat. Obat keras
disusun di ruang racik, dan Psikotropika disusun di lemari khusus dan dikunci. Kunci
lemari hanya boleh disimpan oleh Apoteker Pengelola Apotek dan Tenaga Teknis
Kefarmasian.
Obat disusun berdasarkan bentuk atau jenis sediaan, misalnya sirup, tetes mata, tetes
hidung, tablet, salep, infus, cairan obat suntik, dan lain sebagainya.
c. Menurut Alfabetis
abjad/alfabetisnya.
Penyimpanan sediaan yang pertama masuk disusun di barisan terdepan untuk dijual
terlebih dahulu.
ke :
1. Apotek lainnya
2. Puskesmas
5. Dokter
8. Masyarakat.
terdiri dari pemusnahan obat dan pemusnahan resep. Pemusnahan di apotek harus
1. Pemusnahan Obat
adalah obat yang rusak atau kadaluwarsa jika tidak dapat di kembalikan ke
sediaan yaitu dengan cara dibakar atau ditanam. Obat kadaluwarsa atau
55
kefarmasian lain yang memiliki surat izin kerja dan wajib di laporkan ke
sebagai bukti.
2. Pemusnahan resep
dengan cara obat yang kadaluwarsa atau rusak harus dimusnahkan sesuai
dengan jenis dan bentuk sediaan dan resep yang telah disimpan melebihi
Yaitu:
dientri ke komputer dan setiap barang yang keluar (terjual) juga tercatat di
rak-rak barang yang ditentukan tersebut. Bila stok sudah kosong atau tinggal
mencakup nama sediaan, bentuk sediaan, satuan, dan jumlah yang hendak
ditambah.
b. Pengendalian uang adalah pengendalian keuangan apotek maka dibuat
apotek setiap harinya untuk kemudian disetor ke bank dan setiap slip setoran akan dikirim
ke BM Medan dengan via e-mail.
3.5.7.7 Pengendalian Apotek Marudut Farma Balige
3.5.8 Pencatatan dan Pelaporan Apotek Kimia Farma No.29 Pematang Siantar
dilakukan pada setiap proses pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan
penyimpanan (kartu stok), penyerahan (nota atau struk penjualan) dan pencatatan
dari tiap shift kerja. Selanjutnya laporan ini akan di kirim ke BM Medan
Apotek Kimia Farma No. 29 Sutomo Pematangsiantar, melakukan Pelaporan Barang Rusak
dengan cara pengecekan barang dari BM Medan ke Apotek, Apabila ada kerusakan
barang selama di perjalanan atau kemasan rusak dari pabrik, maka dilakukan retur
ulang kepada pabrik.
3.5.8.8 Pencatatan dan Pelaporan Apotek Marudut Farma Balige
Pencatatan dan pelaporan sediaan farmasi Apotek Marudut Farma Balige di lakukan dengan
cara Pelaporan penggunaan Psikotropika sesuai peraturan yang berlaku, dimana pelaporan
Psikotropika dilakukan dalam tiga bulan sekali yang dilaporkan kepada Dinas Kesehatan
Daerah Setempat, dengan tembusan kepada Dinas Kesehatan Provinsi, Balai POM Medan,
dan arsip.
Pelayanajn di Apotek Marudut Farma ada dua yaitu pelayanan resep dan non resep.
Pelayanan resep yaitu adanya permintaan dokter untuk memberikan obat kepada pasien
disertai resep. Pelayanan non resep merupakan pelayanan yang diberikan oleh Apotek kepada
pasien yang datang dengan memberitahukan keluhan-keluhan kepada petugas Apotek dan
petugas Apotek memberikan obat yang sesuai dengan keluhan pasien tersebut
3.6.1 Pelayanan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis
Pakai Tanpa Resep Dokter/Swamedikasi Apotek Kimia Farma Farma
No.29 Pematang Siantar
Pelayanan obat tanpa resep dokter dilakukan atas permintaan langsung dari
pasien. Obat-obat yang dapat dilayani tanpa resep dokter meliputi obat bebas, obat
bebas terbatas, obat keras yang tercantum dalam daftar Obat Wajib Apotek
(OWA), obat tradisional, kosmetik, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai.
3.6.2 Pelayanan Atas Resep Tunai Apotek Kimia No.29 Pemataang Siantar
Pelayanan obat atas resep tunai dilakukan dengan alur sebagai berikut:
2. Jika obat yang diminta tidak tersedia atau jumlahnya kurang dari yang diminta
maka petugas akan menghubungi Apotek Kimia Farma lainnya atau apotek
swasta lain, dan jika obat yang diminta tidak tersedia maka petugas akan
4. Kasir menyerahkan resep yang telah dibayar kepada petugas peracikan atau
penyimpanan obat.
kesesuaian obat dengan resep serta aturan pakainya. Jika obat yang kurang
jumlahnya atau atas permintaan pasien maka petugas akan membuat salinan
resep.
kemudian diarsipkan.
3.6.3 Pelayanan Atas Resep Kredit Apotek Kimia Farma No.29 Pematang
Siantar
2. Dicek apakah pasien dapat mengambil obat tersebut apa tidak. Termasuk
3. Jika bisa, diberi nomor dan dientri baik di aplikasi BPJS maupun KIS.
4. Setelah di entri disiapkan obatnya. Jika ada obat yang diganti maka di
resep ditandai “da (nama obat yang diberikan)”, missal di resep dituliskan
kemudian ditulis tanda terimanya (pada poin 4 ini dipastikan juga apakah
sesuai dengan tanda terima dengan obat yang diberikan serta dipastikan
sudah lengkap ditulis nama pasien, nomor kartu, nama obat, dosis, aturan
Administrasi di Apotek Marudut Farma dilakukan oleh kasir. Barang sediaan yang
masuk dan yang keluar ditulis dalam buku besar setiap harinya dan disimpan sabagai
Praktik Kerja Lapangan (PKL) di ganti menjadi studi literatur.Metode studi literatur
adalah serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan data dan daftar
Adapun Literatur yang diambil adalah laporan mahasiswa STIKes Arjuna tahun ajaran
2019/2020 atas nama Devi Sari Panjaitan yang melakukan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di
Apotek Kimia Farma No. 29 Pematang Siantar dan laporan mahasiswa tahun ajaran
2018/2019atas nama Harris Simangunsong, yang melakukan Praktik Kerja Lapangan (PKL)
Apotek adalah suatu tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian dan penyaluran sediaan
farmasi, perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat. Apotek berfungsi sebagai tempat
pengabdian profesi seorang apoteker dan sebagai sarana pendistribusian obat dan perbekalan
farmasi lainnya. Seorang apoteker dalam melaksanakan tugasnya dituntut tidak hanya sebatas
penanggung jawab teknis kefarmasian, namun juga bertanggung jawab atas pengelolaan
Apotek memiliki fungsi sosial dan fungsi bisnis dalam pelaksanaannya. Dalam fungsi
sosisalnya, apotek memiliki fungsi sebagai sarana penyaluran perbekalan kesehatan (obat,
suplemen, dan alat kesehatan) yang diperlukan masyarakat dengan menggunakan kualitas
produk dan pelayanan. Dalam fungsinya, apotek merupakan badan usaha yang melakukan
Farma pusat di daerah Pematangsiantar dan merupakan Apotek Kimia Farma cabang pusat
Apotek Kimia Farma Palang Merah No. 27 Medan. Apotek Kimia Farma No.29
Pematangsiantar memiliki area parkir yang minim tepat didepan pintu masuk apotek.
Keberadaan apotek bisa dikenali dengan adanya papan nama yang terpasang di apotek dan
neon box di depan halaman apotek dengan warna biru tua dan logo jingga dengan tulisan
Kimia Farma. Hal ini memudahkan masyarakat menemukan apotek Kimia Farma.
Apotek Marudut Farma Balige bertempat di Jalan Patuan Nagari No. 5 Napitupulu
Bagasan, Balige, Kabupaten Toba, Sumatera Utara, lokasi yang sangat strategis dimana
berada pada kawasan penduduk yang padat, mudah dijangkau kendaraan, dekat dengan pasar,
Apotek Kimia Farma No.29 Sutomo Pematangsiantar menyediakan tempat praktik beberapa
dokter ( Dokter spesialis kulit dan dokter splesialis THT ) di ruangan tersendiri apotek.
Pelanggan/pasien yang datang ke Apotek Kimia Farma No.29 Pematangsiantar tidak hanya
berasal dari sekitar kawasan tersebut, melainkan juga dari luar kota atau instansi yang
memiliki ikatan kerja sama dengan Apotek Kimia Farma. Hal ini menjadi dasar pemikiran
bahwa lokasi yang demikian sangatlah layak untuk didirikan sebuah Apotek.
Sistem pareto adalah sistem perencanaan obat berdasarkan nilai jualnya atau
Sistem ini dilakukan agar tidak terjadi penumpukan barang, perputaran modal
barang hilang. Obat, alat kesehatan, dan barang-barang OTC (Over The Counter)
yang tinggal sedikit atau sudah habis dicatat pada buku defekta yang
mencakup antara lain: nama sediaan obat, dosis obat dan jumlah satuan obat yang
buku defekta.
pemesanan melalui BM Medan ini dilakukan setiap dua kali sebulan. Apotek
sendiri, yaitu pemesanan secara langsung melalui distributor dan maembuat surat
pesanan barang dapat melalui distributor obat secara langsung atau Surat Pesanan langsung di
dilakukan dengan penyesuaian dengan faktur dan pemeriksaan fisik seperti alamat
pengiriman barang yang dituju, nama, kemasan, jumlah barang, kualitas dan
kuantitas serta tanggal kadaluarsa. Jika barang-barang tersebut dinyatakan
diterima, maka petugas akan membutuhkan cap/stempel Apotek Kimia Farma dan
menandatangani faktur asli sebagai bukti bahwa barang telah diterima sesuai
kondisinya.
Sirup, sediaan Tablet, sediaan Injeksi, Supositoria, Salep dan Krim, (2) Khasiat
huruf A-Z, (4) Golongan obat, yaitu: Obat Paten, Obat Generik, Obat Narkotika,
Obat Psikotropika, Obat Keras dan Obat Tradisional. FIFO (First In First Out)
yaitu barang yang pertama masuk itu yang pertama dikeluarkan dan FEFO (First
Expired First Out) yaitu barang yang batas kadaluarsanya lebih dulu itu yang
tanggal kadaluarsanya lebih lama ditempatkan di belakang. Suhu, ada obat yang
harus disimpan di lemari pendingin dan ada juga harus pada suhu ruangan.
1. Bentuk sediaan, yaitu sediaan sirup, tetes mata, tetes hidung, tablet, salep, infus,
3. Golongan obat, yaitu obat psikotropika, obat keras, obat bebas terbatas, dan obat
bebas.
4. FIFO (First In First Out) yaitu barang yang pertama masuk itu yang pertama
dikeluarkan dan FEFO (First Expired First Out) yaitu barang yang batas
Suhu, ada obat yang harus disimpan dilemari pendingin dan ada juga harus
langsung datang ke apotek atau pasien praktik dokter yang terdapat di Apotek
Kimia Farma No. 29 Pematangsiantar untuk menebus obat yang tercantum dalam
resep dan dibayar secara tunai, penjualan obat bebas dilakukan untuk produk OTC
yang terletak di swalayan farmasi yaitu produk-produk yang dapat dibeli tanpa
resep dari dokter seperti obat bebas, bebas terbatas, alat kesehatan, kosmetik,
perlengkapan dan makanan bayi, vitamin, susu dan minuman nutrisi. Pelayanan
Pematangsiantar meliputi pelayanan resep Kronis dan resep BPJS. Pada pelayanan
resep yang mengandung narkotika dan psikotropika, apoteker atau tenaga teknis
kefarmasian meminta alamat dan nomor telepon pasien. Pada penyerahan obat,
kefarmasian.
secara bebas untuk golongan obat bebas dan obat bebas terbatas yang merupakan
Obat Wajib Apotek, sedangkan untuk Obat Keras lainnya tidak dapat diserahkan
tanpa Resep Dokter. Obat Narkotika dan Psikotropika hanya dapat diserahkan
mencakup pelayanan resep tunai, resep kredit, obat-obatan serta alat kesehatan.
Setiap petugas yang menerima resep selalu memperhatikan isi resep yang
menyangkut nama pasien, umur pasien, nama obat, bentuk obat, jumlah obat
aturan pakai dan cara penggunaan obat. Apabila petugas apotek ragu maka
petugas bertanya kepada dokter yang menulis resep. Sebelum obat disiapkan,
petugas apotek memberi harga resep dan mengecek ada atau tidaknya stok obat
yang dimintanya, setelah pasien setuju dengan harga resep dan jenis obat maka
Pelayanan di Apotek Marudut Farma Balige, pelayanan ada dua yaitu pelayanan resep
dan non resep. Pelayanan resep yaitu adanya permintaan dokter untuk memberikan obat
kepada pasien disertai resep. Pelayanan non resep merupakan pelayanan yang diberikan oleh
Apotek kepada pasien yang datang dengan memberitahukan keluhan-keluhan kepada petugas
Apotek dan petugas Apotek memberikan obat yang sesuai dengan keluhan pasien tersebut.
Administrasi di Apotek Marudut Farma dilakukan oleh kasir. Barang atau sediaan yang
masuk dan yang keluar ditulis dalam buku besar setiap harinya dan disimpan sabagai
Apotek Kimia Farma No.29 Sutomo Pematang siantar dan Apotek Marudut Farma
Balige, melakukan pelaporan Narkotika dan psikotropika sesuai peraturan yang berlaku, yang
dilaporkan ke Dinas Provinsi, BPOM kemudian diarsip, dan menggunakan sistem SIPNAP
pemusnahan obat yang rusak atau kadaluwarsa dengan membuat berita acara
dengan membuat tanda terima Obat rusak atau kadaluwarsa dua rangkap, satu
untuk arsip apotek dan satu lagi untuk arsip BM Medan, pemusnahan obat
dilakukan oleh apoteker dengan di saksikan oleh Dinas Kesehatan setempat, jika
mengandung Narkotika dan Psikotropika disaksikan oleh Balai POM serta tenaga
kefarmasian apotek yang memiliki surat izin kerja. Resep yang disimpan jangka
waktu lebih dari 5 tahun dapat di musnahkan dengan cara di bakar dan disaksikan
oleh Dinas Kesehatan setempat dan sedikitnya petugas apotek, membuat berita
acara pemusnahan resep sebagai bukti atau Arsip dengan membuat berita acara.
Dikedua Apotek, resep yang telah disimpan melebihi jangka waktu 5 (lima) tahun
dapat dimusnahkan. Pemusnahan resep dilakukan oleh Apoteker disaksikan oleh sekurang-
kurangnya petugas lain yang dibuktikan dengan berita acara pemusnahan resep, selanjutnya
untuk menghindari penerimaan obat palsu dan harga pokok pembelian barang
pada setiap proses pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan
(kartu stok), penyerahan (nota atau struk penjualan) dan pencatatan lainnya
yang dilakukan setiap kali dalam satu bulan, yang dilaporkan ke Dinas Kesehatan
dan Arsip. Pelaporan dilakukan paling lambat tanggal 10 setiap bulannya. (2)
Pelaporan ikhtisar penjualan harian yang merupakan seluruh hasil penjualan resep
maupun non resep perhari, yang berasal dari laporan penjualan tiap shift kerja.
Selanjutnya laporan ini akan di kirim ke BM Medan. (3) Apotek Kimia Farma No.
dengan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai dengan
maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan kualitas hidup pasien.
Kegiatan pengkajian resep di Apotek Kimia Farma No.29 Pematang siantar dan Apotek
Marudut Farma Balige, meliputi administrasi yaitu, Apoteker atau Tenaga Teknis
Kefarmasian memeriksa kelengkapan resep berupa: Nama pasien, umur, jenis kelamin, berat
badan, kemudian nama dokter, nomor surat izin praktek (SIP), alamat, nomor telepon, paraf
dan tanggal penulisan resep. Kemudian melakukan pengkajian resep Tenaga Teknis
Kefarmasian. Menyiapkan obat sesuai dengan permintaan resep, melakukan peracikan obat
bila diperlukan, memberi etiket, memasukkan obat ke dalam wadah yang tepat dan terpisah
untuk obat yang berbeda. Sesuai Peraturan Menteri Kesehatan No. 73 tahun 2016 pelayanan
farmasi klinik di Apotek Kimia Farma No.29 Pematang Siantar dan di Apotek Marudut
Farma Balige, belum dilakukan sesuai dengan peraturan yakni tentang, Konseling yang
merupakan proses interaktif antara apoteker dengan pasien atau keluarga untuk meningkatkan
Apotek Kimia Farma No.29 Pematang siantar dipimpin oleh seorang Apoteker
pengelolah Apotek (APA) yang bertugas mengelolah seluruh kegiatan di apotek dan
dibantu oleh satu orang Apoteker Pendamping dan 6 orang Tenaga Teknis Kefarmasian.
Hal ini disesuaikan dengan Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 2009 tentang pekerjaan
Kefarmasian bahwa semua kegiatan Apotek dikelolah oleh Apoteker dan dibantu oleh
Tenaga Teknis Kefarmasian. Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan No. 73
Tahun 2016.
Pemilik sarana Apotek Marudut Farma Balige yaitu dr. Irwan Wirya, M.Kes., dipimpin
oleh seorang Apoteker penganggung jawab Apotek (APA) yang bertugas mengelolah
seluruh kegiatan di apotek dan dibantu oleh tenaga kesehatan lainnya, seperti Perawat dan
5.1 Kesimpulan
1. Perencanaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai
2. Pengadaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai di
3. Penerimaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai
4. Penyimpanan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai di Kimia
Farma 29, disimpan berdasarkan bentuk sediaan, kelas terapi obat, alphabetis/abjad, FIFO
(First In First Out) dan FEFO (First Expired First Out), dan berdasarkan stabilitas obat.
golongan obat,bentuk sediaan, FIFO (First In First Out) dan FEFO (First Expired First
6. Pemusnahan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai
Marudut Farma Balige dilakukan dengan cara obat yang kadaluwarsa atau
rusak harus dimusnahkan sesuai dengan jenis dan bentuk sediaan dan
resep yang telah disimpan melebihi jangka waktu lima tahun dapat
8. Pencatatan dan Pelaporan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis
pakai di Apotek Kimia Farma No.29 Sutomo Pematangsiantar ada dua yaitu pelaporan
internal dan pelaporan eksternal. Sedangkan Pencatatan dan pelaporan sediaan farmasi
Apotek Marudut Farma Balige di lakukan dengan cara Pelaporan penggunaan Psikotropika
sesuai peraturan yang berlaku, dimana pelaporan Psikotropika dilakukan dalam tiga bulan
sekali yang dilaporkan kepada Dinas Kesehatan Daerah Setempat, dengan tembusan kepada
habis pakaitanpa resep, resep tunai dan resep kredit. Sedangkan pelayanan
5.2 Saran
mempertahankan disiplin waktu yang telah dilaksanakan dengan baik agar lebih baik
lagi.
3) Sebaiknya Apotek Kimia Farma No.29 Pematang Siantar memperluas
bangunan seperti ruang hingga pasien , ruang penyimpanan obat dan ruang
4)
66
66