Oleh:
Lilis Maryanti 1617202006
Egidia Novitry 1617202011
Nabila Putri 1617204001
Alysa Amadhea Astary 1617204010
SEKOLAH PASCASARJANA
MAGISTER AKUNTANSI
UNIVERSITAS WIDYATAMA
BANDUNG
2018
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI....................................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
1.1 Latar Belakang......................................................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah..............................................................................................1
1.3 Tujuan Makalah....................................................................................................2
BAB II ISI........................................................................................................................3
2.1 Pasar Modal di Indonesia......................................................................................3
2.1.1 Otoritas Jasa Keuangan...................................................................................4
2.1.2 Emiten.............................................................................................................7
2.1.3 Emisi Saham...................................................................................................9
2.1.4 Emisi Obligasi.................................................................................................10
2.1.5 Bursa Efek.......................................................................................................13
2.1.6 Self Regulatory Organizations (SRO)............................................................15
2.1.7 Perusahaan Efek..............................................................................................16
2.1.8 Lembaga Penunjang Pasar Modal...................................................................17
2.1.9 Profesi Penunjang Pasar Modal......................................................................18
2.1.10 Investor...........................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................iii
ii
PENDAHULUAN
1
2
3
2.1.1 Otoritas Jasa Keuangan
Ketika pasar modal Indonesia diaktifkan kembali pada tahun 1976, Badan
Pelaksana Pasar Modal (Bapepam) bertindak sebagai penyelenggara pasar modal dan
sekaligus sebagai Pembina dan pengawas. Dualism fungsi Bapepam ini ditiadakan pada
tahun 1990. Bapepam memfokuskan fungsinya pada pengawasan pembinaan pasar
modal. Dengan fungsinya tersebut, bapepam mengusahakan untuk mewujudkan kegiatan
pasar modal yang teratur wajar, efisien, serta melindungi kepentingan pemodal dan
masyarakat. Sebagai perbandingan, tugas-tugas Bapepam tersebut hamper sama dengan
tugas pokok Securities and Exchange Commision (SEC) di Amerika Serikat. SEC
bertugas menjaga keterbukaan pasar modal secara penuh kepada masyarakat investor dan
melindungi kepentingan masyarakat investor dari malpraktek di pasar modal.
Pada tahun 2005, Menteri Keuangan RI mengeluarkan Surat Keputusan Nomor
KMK 606/KMK.01/2005 tanggal 30 Desember 2005 tentang penggabungan Organisasi
dan Tata Kerja Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan, Badan Pengawas
Pasar Modal (Bapepam) dn\an Direktorat Jenderal Lemabaga Keuangan (DJLK) menjadi
Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam LK).
Berdasarkan UU RI No. 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (OJK),
pemerintah menetapkan pembentukan OJK yang berfungsi menyelenggarakan system
peraturan dan pengawasan yang terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di dalam
sector jasa keuangan. Pemberlakuan UU RI No. 21 Tahun 2011 menetapkan OJK
menggantikan peran Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Bapepam
LK). Sejak 31 Desember 2012, OJK mengambil alih tugas Bapepam LK.
Kewenangan OJK memiliki cakupan yang lebih luas dibandingkan Bapepam LK.
Selain bidang pasar modal dan jasa keuangan, OJK juga mencakup pengaturan dan
pengawasan pada sector perbankan. Pasal 5 UU RI No. 21 Tahun 2011 menyatakan
bahwa OJK berfungsi menyelenggaran system pengaturan dan pengawasan yang
terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di dalam sector jasa keuangan. Secara lebih
spesifik, pasar 6 menyatakan bahwa OJK melaksanakan tugas pengaturan dan
pengawasan terhadap:
a. Kegiatan jasa keuangan di sector Perbankan;
5
2.1.2 Emiten
Emiten merupakan sebutan bagi perusahaan yang menerbitkan saham atau
obligasi (bond) dan pembelinya adalah masyarakat umum. Berikut jenis emiten:
a. Emiten saham menjual saham melalui penawaran umum baik penawaran umum
perdana (initial public offering, IPO) kepada investor public, penawaran kepada
pemegang saham yang ada (right issue), maupun penawasan saham berikutnya
(seasoned equity offering).
b. Emiten obligasi menjual obligasi melalui penawaran umum baik IPO meupun
penawaran obligasi berikutnya.
Selanjutnya, saham atau obligasi tersebut dapat dictatkan di bursa efek untuk
diperdagangkan antar investor. Jadi, seluruh perusahaan yang saham atau obligasinya
tercatat di BEI (dahulu BEJ atau BES) disebut juga sebagai emiten. Namun tidak semua
emiten mencatatkan saham atau obligasinya di bursa efek.
Sejak tahun 1977, jumlah emiten yang memperoleh penyataan efektif untuk
menawarkan saham dan obligasi kepada public mengalami peningkatan. Data terbaru per
4 November 2016, jumlah emiten sebesar 637 (535 emiten saham plus 102 emiten
obligasi). Table berikut menyarikan perkembangan perbandingan emiten saham dan
emisi obligasi mulai akhir tahun 2008 hingga 4 November 2016.
Tabel 2.1 Perbandingan Emiten Saham dan Emisi Obligasi Per Tahun
Saham Obligasi
Total Nilai Total Nilai
Tahun Total Jumlah Total Jumlah
Kapitalisasi Kapitalisasi
Emiten *) Emiten **)
(Rp Triliun) (Rp Triliun)
2008 396 1,076.49 90 598.70
2009 398 2,019.38 88 670.64
2010 420 3,247.10 86 757.06
2011 440 3,537.29 96 870.58
2012 459 4,126.99 99 1,009.71
2013 483 4,219.02 106 1,215.79
2014 506 5,228.04 110 1,444.20
2015 521 4,872.70 109 1,679.15
2016 ***) 535 5,801.86 102 2,019.14
*) sudah memperhitungkan emiten yang delisted.
**) penerbitan obligasi korporasi pada tahun tersebut.
***) Data per November 2016
Sumber: Bursa Efek Indonesia, Statistik Pasar Modal, 4 November 2016.
Perkebangan kapitalisasi pasar modal dari emisi saham dan obligasi dengan
perbandingan PDB akhir periode 2008 sampai dengan November 2016 disajikan dalam
table tersebut tampak bahwa total kapitalisasi pasar modal dari kedua emiten mencapai
Rp1.67 kuadrilyun pada tahun 2008 dan meningkat menjadi Rp6.55 kuadrilyun pada
tahun 2015 dan Rp7.86 kuadrilyun per 4 November 2016. Sedangkan PDB mengalami
peningkatan lebih tinggi pada akhir tahun 2008 menjadi Rp11.54 kuadrilyun pada akhir
tahun 2015.
2.1.10 Investor
Investor atau sering disebut juga pemodal adalah pihak yang menginvestasikan
dana pada sekuritas. Investor dapat dibedakan ke dalam investor perseorangan
(individual investor) atau investor institusi (institutional investor). Investor perseorangan
mewakili dirinya sendiri dan dari berbagai profesi seperti karyawan, pengusaha, ibu
rumah tangga, dsb. Sedangkan contoh investor institusi adalah asuransi, dana reksa, dana
pensiun dsb.
Investor biasanya juga dibedakan berdasarkan asal negaranya, yaitu investor
Indonesia (domestik/lokal) atau investor asing. Keterlibatan investor asing sering menarik
perhatian para pihak yang terlibat di pasar modal Indonesia maupun masyarakat luas.
Keterlibatan investor asing sebelum periode krisis keuangan 1997 mencapai lebih dari
50%, namun peran investor asing semakin melemah pasca krisis keuangan 1997. Gambar
3.1 memperlihatkan persentase nilai perdagangan terhadap total perdagangan saham
antara investor Indonesia dan investor asing di pasar modal Indonesia sejak tahun 1995
s.d 9 Februari 2001. Selama periode 1995 s.d 1997, investor asing lebih banyak terlibat
dibandingkan investor domestik dalam perdagangan saham. Namun selatelah itu, investor
domestik lebih mendominasi perdagangan saham di pasar modal Indonesia.
Gambar 2.1 Presentasi rata-rata nilai transaksi saham.
Pada sisi lain, gambar 2.7 dan gambar 2.7 menunjukkan transaksi bersih investor
asing berdasarkan volume dan nilai transaksi pada periode 2006 sampai dengan 25 April
2014. Berdasarkan kedua gambar tersebut tampak bahwa transaksi net investor asing
lebih banyak menunjukkan nilai positif.
Gambar 2.2 Grafik pembelian/penjualan bersih investor asing berdasarkan Volume (dalam
miliar) 2006-2014
Gambar 2.3 Grafik pembelian/penjualan bersih investor asing berdasarkan nilai 2004-2015
(dalam triliun rupiah).
2.2 Mekanisme Perdagangan
Seperti pasar modal pada umumnya, pasar modal Indonesia terdiri atas pasar
perdana (primary market) dan pasar sekunder (secondary market). Di pasar perdana,
emiten pertama kali menawarkan sekuritas kepada para investor dengan menggunakan
jasa penjamin emisi efek (underwriter). Selanjutnya, sekuritas tersebut dapat
diperdagangkan antar investor di pasar sekunder. Di pasar sekunder, sekuritas yang telah
ada dibeli atau dijual antar investor.
Penawaran perdana untuk saham dan obligasi suatu perusahaan kepada investor
publik dilakukan oleh penjamin emisi melalui perantara perdagangan efek yang bertindak
sebagai agen penjual saham. Tata cara pemesanan saham atau obligasi seperti: harga
penawaran, jumlah saham yang ditawarkan, masa penawaran, dan informasi lain yang
penting lainnya dapat dilihat pada prospektus dan dipublikasikan di surat kabar. Investor
yang berminat dapat memesan saham atau obligasi dengan cara menghubungi penjamin
emisi atau agen penjual dan kemudian mengikuti prosedur yang telah ditetapkan. Investor
kemudian melakukan pemesanan saham atau obligasi tersebut dengan disertai
pembayaran uang. Selanjutnya, penjamin emisi dan agen penjual mengumumkan hasil
penawaran umum tersebut kepada investor yang telah melakukan pemesanan. Proses
penjatahan saham atau obligasi (biasa disebut “allotment”) kepada investor yang telah
memesan dilakukan oleh penjamin emisi dan emiten yang menerbitkannya. Saham atau
obligasi tersebut kemudian didistribusikan kepada investor melalui penjamin emisi dan
agen penjual.
Sehubungan dengan proses penjatahan, ada istilah yang harus diperhatikan, yaitu
undersubscribed dan oversubscribed. Undersubscribed adalah kondisi saat total saham
atau obligasi yang dipesan oleh investor kurang dari total saham atau obligasi yang
ditawarkan. Dalam kondisi seperti ini, semua investor pasti akan mendapat saham atau
obligasi sesuai dengan jumlah yang dipesannya. Sedangkan oversubscribed adalah
kondisi di mana total saham atau obligasi yang dipesan oleh investor melebihi jumlah
total saham atau obligasi yang ditawarkan. Dalam kondisi ini, terdapat kemungkinan
investor mendapatkan saham atau obligasi kurang dari jumlah yang dipesan, atau bahkan
mungkin tidak mendapatkan sama sekali. Apabila jumlah saham atau obigasi yang
didapat oleh investor kurang dari jumlah yang dipesan, atau telah terjadi oversubscribed,
maka kelebihan dana investor akan dikembalikan (proses ini sering disebut dengan
refund).
Kebalikan dari go-public, go-private merupakan aksi perusahaan yang mengubah
status perusahaan terbuka menjadi perusahaan tertutup. Di Indonesia, aksi go-private
pertama kali dilakukan pada tahun 1996 oleh PT Praxair Indonesia Tbk. beberpa
perusahaan terbuka lain yang melakukan go-private antara lain adalah PT Miwon
Indonesia Tbk dan PT Indocopper Investama Tbk pada tahun 2002, PT Bayer Indonesia
Tbk dan PT Singer Industries Indonesia Tbk pada tahun 2003, PT Hidup Satwa Tbk dan
PT Indosiar Visual Mandiri Tbk pada tahun 2004, serta PT Multi Agro Persada Tbk dan
PT Komatsu Indonesia Tbk pada tahun 2005.
Jenis pialang yang sebaiknya dipilih tergantung pada berapa banyak layanan dan
saran yang dibutuhkan dan diinginkan investor. Dengan melakukan kegiatan investasi
tanpa bimbingan pialang dapat menurunkan biaya komisi, namun investor pemula akan
dapat memperoleh banyak pengalaman dan keyakinan dengan Full-services broker. Hal
yang perlu diperhatikan adalah saran yang diterima dari pialang tidaklah dijamin. Tugas
pialang memang memberikan rekomendasi yang seharusnya juga dirumuskan secara hati
– hati. Namun investor tetap menjadi pihak yang menanggung risiko meskipun
rekomendasi beli atau jual diberikan oleh pialang.
2.3.1 Margin
Investor dapat membeli sekuritas baik secara tunai maupun sebagian tunai dan
sebagian pinjaman. Dengan menggunakan margin account, investor dapat membeli
sekuritas secara kredit dengan meminjam uang dari pialangnya. Pembelian sekuritas
seperti ini disebut pembelian margin (margin purchase). Investor meminjam dana dari
pialang dengan dibebani suatu tingkat bunga tertentu. Pembelian margin dapat berlaku
pada sekuritas apa pun, namun bahasan ini memfokuskan pada saham. Ketika investor
membeli sekuritas secara kredit, sebagian dana adalah miliknya sendiri dan sisanya
adalah pinjaman. Banyaknya dana yang dimiliki investor disebut margin, dan biasanya
dinyatakan dalam persentase. Contohnya, seorang investor menggunakan uangnya sendiri
Rp80 juta dan meminjam Rp20 juta dari pialangnya untuk membeli saham. Jumlah
investasi adalah Rp100 juta. Maka margin adalah Rp80 juta/Rp100 juta = 0,80 atau 80
persen.
Untuk ilustrasi lebih rinci, sebuah neraca rekening (account balance sheet) dapat
diciptakan untuk memahami pembelian margin. Anggap seorang investor membuka
sebuah margin account sebesar Rp600 juta. Dia memerintahkan pialangnya untuk
membeli 800.000 lembar saham JJKK. Saham JJKK dijual pada harga Rp1.000 per
lembar sehingga jumlah biaya adalah Rp800 juta. Karena investor tersebut hanya
mempunyai Rp600 juta dalam rekeningnya, maka dia meminjam kekurangnya sebesar
Rp200 juta. Neraca rekening investor setelah pembelian.
Pada sisi kiri neraca investor tersebut adalah aset dalam saham JJKK yang dibeli
sebesar Rp800juta. Pada sisi sebelah kanan adalah pinjaman sebesar Rp200 juta yang
harus dilunasi dan modal sendiri sebesar Rp600 juta. Banyaknya modal sendiri Rp600
juta merupakan nilai bersih investasi. Jumlah kedua sisi neraca adalah sama besar yaitu
Rp800 juta. Dengan demikian, margin investor tersebut adalah nilai ekuitas dibagi nilai
saham dalam rekening yaitu Rp600 juta/Rp800 juta = 0,75 atau 75 persen.
Seiring dengan berjalannya waktu, margin dalam rekening akan berubah – ubah
ketika harga sekuritas berubah. Sebagai contoh, ketika saham JJKK meningkat menjadi
Rp1.100 per lembar, maka margin sekarang adalah Rp680juta/Rp880 juta = 0.7727 atau
77.27 pesen, dan rekening investor menjadi :
Tabel 2.8 menyajikan perkembangan IHSG dan beberapa indeks pasar modal
terkemuka dunia. Posisi IHSG berada di atas indeks negara-negara Asia Tenggara
(kecuali Filipina) dari tahun 2008 hingga 2015.
Tabel 2.9 Perkembangan Indeks Harga Pasar Saham BEI dan di beberapa
pasar modal dunia.
Indeks LQ45 pertama kali diluncurkan pada tanggal 24 Februari 1997. hari dasar
untuk pernghitungannya adalah 13 Juli 1994 dengan nilai dasar 100. selanjutnya bursa
efek secara rutin memantau perkembangan kinerja masing-masing ke-45 saham yang
masuk dalam penghitungan indeks LQ45. penggantian saham dilakukan setiap enam
bulan sekali, yaitu pada awal bulan Februari dan Agustus. Apabila terdapat saham yang
tidak memenuhi kriteria seleksi, maka saham tersebut dikeluarkan dari penghitungan
indeks dan diganti dengan saham lain yang memenuhi kriteria.
a. Pertanian (agri)
b. Pertambangan (mining)
h. Keuangan (finance)
j. Manufaktur (manufacture)
Indeks-indeks di BEI dikeluarkan pertama kali pada tanggal mulai yang disebut
hari dasar dengan nilai dasar 100. anggap pada contoh ini, hari dasarnya adalah 29
Agustus 2015. maka indeks harga saham pada hari itu, 29 Agustus 2015, adalah 100.
hari-hari selanjutnya, misalnya 30 Agustus 2015, indeks dibobot nilai pasar dapat
dihitung dengan:
Contoh memperlihatkan bahwa pada tanggal 30 Agustus 2015, saham-saham
telah mengalami kenaikan harga sebesar 6% dibandingkan hari sebelumnya.
Penghitungan indeks harga saham baik di BEI tidaklah sesederhana seperti pada
contoh tersebut. Untuk menghilangkan pengaruh faktor-faktor diluar perubahan harga
saham, jumlah lembar saham dan nilai dasar selalu disesuaikan bila terjadi aksi-aksi
perusahaan (corporate action), seperti: stock, split, dividen saham, bonus saham,
penawaran terbatas, dll. Selain itu, jumlah lembar saham sebagai pembobot dalam
penghitungan indeks adalah tidak sama persis dengan jumlah saham yang tercatat di BEI.
Hal ini dilakukan untuk menghilangkan dominasi pergerakan beberapa saham karena
jumlah lembar sahamnya yang relatif besar. Dengan cara demikian, indeks diharapkan
dapat benar-benar mencerminkan pergerakan harga saham.
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Pasar Modal adalah tempat perusahaan mencari dana segar untuk mengingkatkan
kegiatan bisnis sehingga dapat mencetak lebih banyak keuntungan. Dana segar yang ada
di pasar modal berasal dari masyarakat yang disebut juga sebagai investor. Para investor
melakukan berbagai tehnik analisis dalam menentukan investasi di mana semakin tinggi
kemungkinan suatu perusahaan menghasilkan laba dan semakin kecil resiko yang
dihadapi maka semakin tinggi pula permintaan investor untuk menanamkan modalnya di
perusahaan tersebut.
Pada pasar modal pelakunya dapat berupa perseorangan maupun organisasi /
perusahaan. Bentuk yang paling umum dalam investasi pasar modal adalah saham dan
obligasi. Saham dan obligasi dapat berubah-ubah nilainya karena dipengaruhi oleh
banyak faktor. Saat ini pasar modal di Indonesia adalah Bursa Efek Jakarta atau yang
disingkat BEJ dan Bursa Efek Surabaya atau yang disingkat BES. Pelaku pasar modal
ialah emiten, investor dan lembaga penunjang. Pasar Modal memiliki peran yang sangat
penting di dalam perekonomian Indonesia. Pasar modal mempunyai dua fungsi yaitu
ekonomi dan keuangan. Di dalam ekonomi, pasar modal menyediakan fasilitas untuk
memindahkan dana dari lender ke borrower.
Dengan menginvestasikan dananya lender mengharapkan adanya imbalan atau
return dari penyerahan dana tersebut. Sedangkan bagi borrower, adanya dana dari luar
dapat digunakan untuk usaha pengembangan usahanya tanpa menunggu dana dari hasil
operasiperusahaannya. Di dalam keuangan, dengan cara menyediakan dana yang
diperlukan oleh borrower dan para lender tanpa harus terlibat langsung dalam
kepemilikan aktiva riil.
47
DAFTAR PUSTAKA
iii