Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Ferdy Rahmatullah
2010516210017
Kelompok 4
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2021
DAFTAR ISI
Halaman
PENDAHULUAN ...............................................................................................4
ALAT ...............................................................................................................9
METODE .........................................................................................................9
HASIL ............................................................................................................10
PEMBAHASAN ............................................................................................10
KESIMPULAN ..............................................................................................12
Saran ...............................................................................................................12
Nomor Halaman
Latar Belakang
Proses fisika pada perkecambahan diawali dengan penyerapan air oleh biji
hingga setiap selnya terisi cukup air. Adanya pasokan air menyebabkan
komponen-komponen dalam selnya mulai bekerja. Biji menyerap air dari
lingkungannya karena potensi air pada biji lebih rendah. Secara fisiologi, proses
perkecambahan ini berlangsung dalam beberapa tahapan penting yang meliputi:
absorbsi air, metabolisme pemecahan materi cadangan makanan, transpor materi
hasil pemecahan dari endosperm ke embrio yang aktif tumbuh, proses-proses
pembentukan kembali materi-materi baru, respirasi, serta pertumbuhan.
Proses kimia melibatkan hormon dan enzim. Ketika biji memiliki pasokan air
yang cukup, biji akan mengembang dan menyebabkan kulit biji pecah. Setelah
itu, embrio akan aktif melepaskan hormon giberelin yang berperan dalam 10
sintesis enzim. Enzim yang dihasilkan menghidrolisis cadangan makanan yang
terdapat dalam kotiledon dan endosperma sehingga menghasilkan molekul kecil
yang kemudian diserap oleh kotiledon selama pertumbuhan embrio menjadi bibit
tanaman.
Tujuan
Dalam istilah pertanian, tentu kita tidak lepas dari kata biji, benih dan
bibit. Biji merupakan suatu bentuk tanaman mini (embrio) yang masih dalam
keadaan perkembangan yang terkekang. Biji tersebut dapat tumbuh menjadi
tanaman tanpa campur tangan manusia misalnya terbawa perantaraan
binatang. Benih ialah biji tanaman yang dipergunakan untuk keperluan dan
pengembangan usahatani, memiliki fungsi agronomis. Benih diartikan
sebagai biji yang telah mengalami perlakukan khusus sehingga dapat
dijadikan sarana dalam memperbanyak tanaman. Bibit yaitu benih/biji yang
telah disemai sebelumnya yang akan ditanam ke lahan/media tanam dan
memenuhi persyaratan dalam budidaya tanaman. Termasuk dalam kategori
bibit yaitu hasil cangkokan, sambungan, okulasi, kultur jaringan dan bibit
hasil perbanyakan vegetatif lainnya (Sutopo, 2010).
Perkecambahan biji merupakan proses metabolisme biji hingga dapat
menghasilkan pertumbuhan dari komponen kecambah, yaitu plumula dan
radikula. Biasanya radikula keluar dari kulit biji, lalu tumbuh ke bawah dan
membentuk sistem akar. Plumula muncul ke atas dan membentuk sistem
tajuk (Edmond et al., 1975).
Perkecambahan merupakan tahap awal perkembangan suatu tumbuhan,
khususnya tumbuhan berbiji. Berdasarkan posisi kotiledon dalam proses
perkecambahan dikenal perkecambahan hipogeal dan epigeal. Hipogeal
adalah pertumbuhan memanjang dari epikotil yang meyebabkan plumula
keluar menembus kulit biji dan muncul di atas tanah. Kotiledon relatif tetap
posisinya. Contoh tipe ini terjadi pada kacang kapri dan jagung. Pada epigeal
hipokotillah yang tumbuh memanjang, akibatnya kotiledon dan plumula
terdorong ke permukaan tanah. Perkecambahan tipe ini misalnya terjadi pada
kacang hijau dan jarak. Pengetahuan tentang hal ini dipakai oleh para ahli
agronomi untuk memperkirakan kedalaman tanam (Morla dkk, 2011).
Perkecambahan biji dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor dalam dan
faktor-faktor luar. Faktor-faktor dalam meliputi tingkat kemasakan biji,
ukuran biji, donnansi, dan penghambat perkecambahan. Sedangkan faktor-
faktor luar yang mempengaruhi perkecambahan biji meliputi air, temperatur,
oksigen, dan cahaya. Sifat kulit biji dan jumlah air yang tersedia pada
lingkungan sekitarnya mempengaruhi penyerapan air oleh biji. pada saat
perkecambahan, respirasi meningkat disertai dengan meningkatnya
pengambilan oksigen dan pelepasan karbondioksida, air dan Biji yang
dikecambahkan pada keadaan kurang cahaya atau gelap dapat menghasilkan
kecambah yang mengalami etiolasi. Temperatur optimum untuk terjadinya
perkecambahan tidak jauh berbeda dengan temperatur lingkungan tempat biji
dihasilkan. Tingkat kematangan biji dan faktor-faktor lual merupakan syarat
penting bagi perkecambahan (Stefferud, 196l; Sutopo, 1993).
Air merupakan bahan yang sangat penting dalam kehidupan, karena tidak
ada kehidupan yang dapat berlangsung tanpa adanya air. Banyak fungsi
dalam biologi Vang sepenuhnya tergantung pada air seperti i*i terlihat pada
reaksi-reaksi biokimia dalam protqplasma yang dikendalikan oleh enzim.
Selain itu molekul air dapat berinteraksi s€cara langsung sebagai komponen
reaktif dalam proses metabolisme sel (Sasmitamihardja dan Siregar, 1996).
Demikian pula halnya dengan tumbuhan yang akan mengalami cekaman
kekeringan -atau mati jika kekurangan air. Sehubungan dengan
perkecambahan, air juga berperan penting untuk terjadinya perkecambahan,
karena sebagian besar biji mempunyai kandungan air yang relatif rendah dan
perkecambahan dimulai dengan penyerapan air (Mayer dan Mayber, 1963).
Tanaman kacang hijau termasuk suku polong-polongan fabaceae yang
memiliki manfaat sebagai sumber bahan pangan berprotein nabati tinggi,
yang dapat digunakan dalam berbagai macam produk dan jenis makanan, dan
merupakan salah satu komuditas pangan yang menjadi sumber energi
pengganti selain kacang kedelai. Kacang hijau merupakan tanaman jenis
leguminoceae yang tahan akan kekeringan, sehingga mempunyai potensi
besar untuk dikembangkan. Kacang hijau merupakan salah satu komoditas
kacang-kacangan yang banyak dimakan rakyat Indonesia. Secara agronomis
dan ekonomis, tanaman kacang hijau memiliki kelebihan dibanding tanaman
kacang-kacangan lainnya (Mustakim, 2015).
Susunan tubuh tanaman (morfologi) kacang hijau terdiri atas akar,
batang, daun, bunga, buah, dan biji. Perakaran tanaman kacang hijau
bercabang banyak dan membentuk bintil-bintil (nodula) akar. Batang
tanaman kacang hijau berukuran kecil, berbulu, berwarna hijau kecokelat-
cokelatan, atau kemerah-merahan, tumbuh tegak mencapai ketinggian 30-
110 cm dan bercabang menyebar ke semua arah. Daun tumbuh majemuk, tiga
helai anak daun per tangkai. Helai daun berbentuk oval dengan ujung lancip
dan berwarna hijau (Rukmana, 1997:16).
ALAT DAN METODE
Alat
Metode
Hasil
Pembahasan
Kesimpulan
Saran