Anda di halaman 1dari 23

PRODUCTION CYCLE

Siklus produksi merupakan serangkaian aktivitas bisnis dan operasi pemprosesan


informasi terkait yang terus menerus berhubungan dengan pembuatan produk. Siklus produksi
memiliki tujuan utama yaitu untuk mengubah bahan baku menjadi barang jadi. Secara khusus
siklus produksi memiliki tujuan, yaitu ;
1. Bahan baku yang memadai dan sumber daya lainnya tersedia untuk produksi, sementara
investasi atas sumber daya diminimalkan
2. Biaya produksi diminamalkan melalui produktifitas tenaga kerja yang tinggi, penggunaan
peralatan produksi secara penuh, barang sisa dan pengulangaran kerja yang rendah, dan
rancangan optimal atas layout dan prosedur produksi
3. Persediaan WIP diubah menjadi barang jadi, yang kemudian disimpan di gudang atau
dikapalkan sesuai jadwal
4. Menciptakan level kualitas produk dan pelayanan purna jual yang tercapai
5. Biaya tiap order atau proses diakumulasikan secara penuh dan akurat
Sikus produksi ini terhubung dengan beberapa sistem informasi siklus lainnya yang ada di
perusahaan, seperti siklus pendapatan (Revenue Cycle), siklus pembelian (Expenditure Cycle), dan
siklus sumber daya manusia (Payroll and Human Resource Cycle). Sistem informasi siklus
pendapatan akan memberikan informasi untuk merencanakan tingkat produksi dan persediaan dan
sistem informasi siklus produksi akan memberikan kembali informasi yang berhubungan dengan
produk yang sudah diproduksi dan tersedia untuk dijual. Sistem informasi siklus produksi akan
memberikan informasi berupa bahan baku atau raw materials tentang kebutuhan untuk permintaan
pembelian kepada sistem informasi siklus pengeluaran dan sistem informasi siklus pengeluaran
akan memberikan informasi tentang pembelian bahan baku dan biaya lainnya. Sistem informasi
siklus produksi akan memberikan informasi kepada sistem informasi siklus sumber daya manusia
tentang kebutuhan tenaga kerja dan sistem informasi siklus sumber daya manusia akan
memberikan informasi tentang ketersediaan tenaga kerja.

Visit us: 2
Picture 1 : Context Diagram of Production Cycle

Picture 2 : DFD Level 0 of Production Cycle

Visit us: 3
Dalam siklus produksi terdapat 4 (empat) aktivitas utama, yaitu production design,
planning and scheduling, production operations, dan cost accounting. Seorang akuntan
memegang peran yang sangat penting pada aktivitas yang keempat yaitu cost accounting. Namun,
seorang akuntan harus tetap memahami tiga proses lainnya untuk dapat merancang laporan yang
memberikan informasi yang dibutuhkan manajemen untuk mengelola aktivitas siklus produksi
perusahaan manufaktur modern. Informasi cost accounting yang akurat dan tepat waktu
merupakan sebuah input yang cukup essensial bagi keputusan – keputusan berikut :

1. Bauran produk (product mix)


2. Harga produk (product pricing)
3. Perencanaan dan pengalokasian sumber daya (resource allocation and planning)
4. Manajemen biaya (cost management)

1. Desain Produk (Product Design)____________________________________________


PROCESS
Tujuan utama dari aktivitas ini yakni merancang produk yang memenuhi keinginan
konsumen dalam hal kualitas, daya tahan, dan fungsionalitas. Namun secara simultan
meminimalkan baiaya produksi, kriteria-kriteria ini sering bertentangan dengan satu sama
lainnya yang membuat desain produk adalah tugas yang menentang.
Dalam aktivitas desain produk ini, seorang akuntan juga mempunyai peran yang cukup
penting, yaitu membantu menentukan sistem informasi akuntansi yang akan digunakan dan
membentu untuk melengkapi data yang dibutuhkan untuk mendesain produk. Selain itu seorang
akuntan juga dapat membantu meiningkatkan profitabilitas dengan membantu mendesain
produk.
Aktivitas desain produk menghasilkan 2 output, yaitu :
a. Bill of Materials
Bill of Materials adalah sebuah dokumen yang berfungsi untuk menentukan part number,
deskripsi, dan jumlah masing-masing komponen yang digunakan dalam produk jadi.

Visit us: 4
Picture 3 : Bill of Materials
b. Operation Lists
Operation Lists adalah sebuah dokumen yang menentukan urutan langkah yang harus diikuti
dalam pembuatan produk, peralatan yang digunakan, dan berapa lama setiap langkah harus
diambil.

Picture 4 : Operation Lists


Alat – alat seperti Product Life – Cycle Management software bisa membantu
meningkatkan efisiensi dan efektifitas desain produk. Product Life – Cycle Management
software terdiri dari tiga komponen utama, yaitu :
• Computer aided design software (CAD) adalah sebuah software yang digunakan untuk
merancang produk baru. CAD memungkinkan produsen untuk merancang dan menguji
model produk 3-D virtual, sehingga menghilangkan biaya yang terkait dengan
pembuatan dan penghancuran prototipe fisik.
• Digital manufacturing software adalah sebuah software yang digunakan untuk
mensimulasikan bagaimana produk – produk tersebut diproduksi. Digital

Visit us: 5
manufacturing software memungkinkan perusahaan untuk menentukan persyaratan
tenaga kerja, mesin, dan proses untuk menghasilkan item secara optimal di berbagai
fasilitas di seluruh dunia untuk meminimalkan biaya.
• Product data management software adalah sebuah software yang digunakan untuk
menyimpan semua data dan informasi yang terkait dengan produk. Product data
management software menyediakan akses mudah ke spesifikasi teknik terperinci dan
data produk lainnya untuk memfasilitasi pendesainan ulang produk, modifikasi, dan
pemeliharaan produk yang siap untuk dijual.
THREAT AND CONTROLS
Dalam aktivitas desain produk terdapat beberapa ancaman yang mungkin terjadi, seperti
desain produk yang buruk, hal ini dapat menaikkan biaya dalam proses produksinya. Hal yang
menyebabkan biaya ini menjadi meningkat adalah dengan menggunakan terlalu banyak
komponen unik ketika memproduksi produk serupa yang terkait dengan pembelian dan
pemeliharaan persediaan bahan baku. Ini juga sering mengakibatkan proses produksi yang tidak
efisien karena kompleksitas yang berlebihan dalam mengubah dari produksi satu produk ke
produk lainnya. Produk yang dirancang dengan buruk juga lebih mungkin menimbulkan biaya
garansi dan perbaikan yang tinggi.
Untuk mengurangi ancaman ini, seorang akuntan harus berpartisipasi dalam aktivitas
desain produk karena 65% hingga 80% dari biaya produk ditentukan pada tahap proses produksi
ini. Akuntan dapat menganalisis bagaimana penggunaan komponen alternatif dan perubahan
pada proses produksi mempengaruhi biaya. Selain itu, akuntan dapat menggunakan informasi
dari siklus pendapatan tentang biaya perbaikan dan garansi yang terkait dengan produk yang
ada untuk mengidentifikasi penyebab utama kegagalan produk dan menyarankan peluang untuk
mendesain ulang produk untuk meningkatkan kualitas.

2. Perencanaan dan Penjadwalan (Planning and Scheduling)_______________


Tujuan utama dari aktivitas ini yakni melakukan perencanaan produksi yang efisien dan
dapat memenuhi permintaan yang ada serta untuk mengantisipasi permintaan jangka pendek
tanpa menyebabkan kelebihan persediaan barang jadi atau bahan baku.

Visit us: 6
Seorang akuntan juga mempunyai peran yang cukup penting dalam aktivitas ini, yaitu
dengan memastikan Accounting Information System (AIS) mengumpulkan dan melaporkan
biaya dengan cara yang konsisten dengan teknik perencanaan produksi perusahaan.
PRODUCTION PLANNING METHODS
Ada dua metode yang digunakan dalam perencanaan produksi, yaitu :
a. Manufacturing Resource Planning (MRP – II)
Manufacturing Resource Planning (MRP – II) merupakan perpanjangan dari
perencanaan sumber daya bahan yang berupaya menyeimbangkan kapasitas produksi yang
ada dan kebutuhan bahan baku untuk memenuhi permintaan penjualan yang diperkirakan.
Sistem MRP-II sering disebut sebagai push manufacturing, karena barang diproduksi dengan
harapan permintaan pelanggan.
b. Lean Manufacturing
Lean manufacturing berfungsi memperluas prinsip – prinsip sistem persediaan tepat
waktu ke seluruh proses produksi. Tujuan lean manufacturing adalah untuk meminimalkan
atau menghilangkan persediaan bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi. Lean
manufacturing sering disebut sebagai pull manufacturing, karena barang diproduksi sebagai
respons terhadap permintaan pelanggan yang biasa disebut dengan kelanjutan dari just in
time (JIT). Secara teoritis, sistem lean manufacturing hanya memproduksi barang sebagai
respons terhadap pesanan pelanggan. Namun dalam praktiknya, sebagian besar sistem
manufaktur lean manufacturing mengembangkan rencana produksi jangka pendek.
KEY DOCUMENT AND FORMS
Informasi tentang customer orders, sales forecasts, dan inventory levels of finished goods
digunakan untuk menentukan tingkat produksi dengan sebuah dokumen yang bernama master
production schedule (MPS) yang menentukan berapa banyak setiap produk yang akan
diproduksi selama periode perencanaan dan kapan produksi itu harus jadi.

Picture 5 : Sample of a Master Production Schedule (MPS)


Visit us: 7
MPS digunakan untuk mengembangkan jadwal terperinci yang menentukan produksi
harian dan untuk menentukan apakah bahan baku perlu dibeli. Untuk dapat menentukan bahan
baku yang memenuhi persyaratan dibutuhkan sebuah dokumen Bill of Materials yang berasal
dari aktivitas product design. Yang nantinya bahan baku yang ada di Bill of Materials akan
dibandingkan dengan MPS yang akan menghasilkan sebuah keputusan perlu membeli bahan
baku tambahan atau cukup dengan menggunakan bahan baku yang tersedia di perusahaan.
Aktivitas perencanaa dan penjadwalan atau planning and scheduling menghasilkan tiga
dokumen, yaitu :
a. Production Orders
Production Orders adalah sebuah dokumen mengizinkan pembuatan sejumlah produk
tertentu. Ini daftar operasi yang perlu dilakukan, jumlah yang akan diproduksi, dan lokasi
di mana produk jadi harus dikirimkan serta data masing – masing kegiatan.

Picture 6 : Document of Production Orders


b. Materials Requisition
Materials Requisition adalah sebuah dokumen yang mengizinkan penghapusan jumlah
bahan baku yang diperlukan dari gudang ke lokasi pabrik tempat bahan baku tersebut akan
digunakan. Dokumen ini berisi nomor pesanan produksi, tanggal penerbitan, dan
berdasarkan bill of material terdapat nomor bagian, dan jumlah semua bahan baku yang
diperlukan.

Visit us: 8
Picture 7 : Document of Material Requisition
c. Move Tickets
Move Tickets adalah sebuah dokumen yang mengidentifikasi bagian – bagian yang
ditransfer, lokasi pengirimannya, dan waktu transfer untuk produksi.

Picture 7 : Document of Move Tickets


Banyak dokumen yang digunakan dalam siklus produksi yang digunakan untuk melacak
pergerakan dan penggunaan bahan baku. Untuk memudahkan dalam memvalidasi setiap
dokumen yang ada bisa dengan penggunaan kode batang dan tag RFID. RFID memberikan

Visit us: 9
peluang untuk meningkatkan efisiensi dan keakuratan aktivitas penanganan bahan ini dengan
menghilangkan kebutuhan untuk entri data manual. RFID juga memfasilitasi pencarian
inventaris tertentu karena perangkat pemindaian tidak terbatas hanya untuk membaca item –
item yang secara langsung berhadapan. Ini bisa sangat berguna di gudang besar dan fasilitas
penyimpanan, di mana barang bisa dipindahkan untuk memberi ruang bagi pengiriman baru.
THREAT AND CONTROL
Ancaman utama dalam kegiatan perencanaan dan penjadwalan adalah kelebihan atau
kekurangan produksi. Kelebihan produksi atau overproduction dapat mengakibatkan
persediaan barang melebihi permintaan jangka pendek, sehingga menciptakan masalah arus kas
potensial karena sumber daya terikat dalam persediaan. Kelebihan produksi juga meningkatkan
risiko inventaris atau persediaan menjadi usang. Sebaliknya, kekurangan produksi atau
underproduction dapat menyebabkan penjualan yang hilang dan ketidakpuasan pelanggan
karena kurangnya ketersediaan barang yang diinginkan.
Sistem perencanaan produksi dapat mengurangi risiko kelebihan dan kekurangan
produksi. Perencanaan memerlukan perkiraan penjualan dan data terkini yang akurat dan terkini
tentang pembelian bahan baku, informasi ini dapat disediakan oleh sistem informasi siklus
pendapatan dan pengeluaran. Selain perkiraan yang lebih baik, informasi tentang kinerja
produksi, khususnya mengenai tren dalam total waktu untuk memproduksi setiap produk harus
dikumpulkan secara teratur. Sumber data ini harus digunakan secara berkala untuk meninjau
dan menyesuaikan MPS.
Persetujuan dan otorisasi yang tepat dari production order adalah kontrol lain untuk
mencegah kelebihan atau kekurangan produksi item tertentu. Tinjauan dan persetujuan yang
cermat juga memastikan bahwa production order yang benar akan diproduksi. Risiko pesanan
produksi yang tidak sah dapat dikurangi dengan membatasi akses ke program penjadwalan
produksi.

Visit us: 10
Picture 8 : Illustration of How ERP Systems Integrate Production Cycle Information with
Data from Other Cycles

3. Operasi Produksi (Production Operations)_____________________________


Aktivitas ini merupakan aktivias pembuatan produk. Operasi produksi akan sangat
berbeda untuk setiap perusahaan, tegantung dengan tipe produk dan tingkat otomasi yang
digunakan. Seorang akuntan diharapkan dapat mengerti bukan bagaimana cara mengoperasikan
metode-metode produksi tersebut, tetapi bagaimana kinerja operasi tersebut dapat
mempengaruhi pengambilan keputusan melalui sistem informasi akuntansi.
Dalam menyelesaikan aktivitas ini, sebuah perusahaan biasanya akan menggunakan
bantuan teknologi informas (IT), seperti penggunaan robot dan mesin yang dikendalikan oleh
sebuah komputer. Teknologi seperti ini disebut sebagai computer integrated manufacturing
(CIM). Penggunaan CIM dalam proses produksi di suatu perusahaan dapat membantu dalam
menekan biaya yang digunakan.

Visit us: 11
Akuntan tidak perlu menjadi ahli dalam setiap aspek CIM, tetapi mereka harus memahami
bagaimana hal itu mempengaruhi operasi dan akuntansi biaya. Salah satu efek operasional CIM
adalah pergeseran dari produksi massal ke manufaktur pesanan khusus.
Dalam proses produksi ini, sebuah perusahaan membutuhkan 4 jenis data yang digunakan
untuk melakukan proses produksi, yaitu :
• Raw materials used
• Labor hours expended
• Machine operations performed
• Other manufacturing overhead costs incurred
THREAT AND CONTROLS
Pencurian persediaan dan aset tetap menjadi perhatian utama dalam aktivitas proses
produksi. Selain kehilangan aset, pencurian juga menghasilkan saldo aset yang berlebihan, yang
dapat menyebabkan analisis yang salah tentang kinerja keuangan dan underproduction.
Untuk mengurangi risiko kehilangan, akses fisik ke persediaan harus dibatasi dan semua
pergerakan internal persediaan harus didokumentasikan. Dengan demikian, permintaan bahan
baku harus digunakan untuk mengotorisasi penggunaan bahan baku untuk produksi. Petugas
kontrol persediaan dan karyawan produksi yang menerima bahan baku harus menandatangani
daftar permintaan untuk mengetahui pemindahan barang ke bagian produksi. Permintaan
material tambahan yang melebihi jumlah yang ditentukan dalam bill of material harus
didokumentasikan dan disahkan oleh seorang pengawas. Move ticket harus digunakan untuk
mendokumentasikan pergerakan persediaan berikutnya melalui berbagai tahap proses produksi.
Pengembalian bahan apa pun yang tidak digunakan dalam produksi juga harus
didokumentasikan. Jika memungkinkan, tag RFID atau kode batang harus digunakan untuk
mengotomatiskan pelacakan inventaris.
Pemisahan tugas yang tepat juga sangat penting untuk menjaga persediaan.
Mempertahankan penyimpanan fisik bahan baku dan persediaan barang jadi adalah tanggung
jawab departemen persediaan. Fungsi otorisasi, diwakili oleh persiapan production order,
material requisition, dan move ticket adalah tanggung jawab perencana produksi. Setiap
perpindahan barang dari satu tempat ke tempat lainnya harus diiringi dengan proses pencatatan
persepindahannya. Hal ini dimaksudkan agar perusahaan dapat dengan mudah untuk melcak
keberadaan barang. Akses ke hasil pencatatn ini juga perlu dibatasi, hanya orang – orang yang

Visit us: 12
mempunyai wewenang saja yang mendapatkan akses ke pencatatan ini. Seorang karyawan yang
independen atau pihak ketiga yang bersifat netral diharuskan untuk menghitung persediaan
secara berkala. Setiap perbedaan antara jumlah fisik ini dan jumlah yang dicatat harus diselidiki.
Kontrol serupa juga diperlukan untuk menjaga aset tetap. Pertama, semua aset tetap harus
diidentifikasi dan dicatat, sehingga manajer dapat diberi tanggung jawab dan
pertanggungjawaban atas aset tetap yang berada di bawah kendali manajer tersebut. Tag RFID
menyediakan cara yang lebih efisien untuk memantau lokasi aset tetap. Akses ke asset tetap
juga perlu untuk diawasi dan dibatasi karena mesin dan peralatan pabrik sering diganti sebelum
benar-benar usang, penting untuk secara resmi menyetujui dan secara akurat mencatat penjualan
atau pembuangannya. Laporan semua transaksi aset tetap harus dicetak secara berkala dan
dikirim ke pengawas, yang harus memverifikasi bahwa setiap transaksi diotorisasi dan
dieksekusi dengan baik. Sistem akuntansi biaya juga perlu memelihara catatan akurat dari biaya
perolehan, setiap perbaikan, dan penyusutan untuk menghitung dengan benar keuntungan atau
kerugian yang timbul dari transaksi tersebut.
Ancaman lain yang terkait dengan kegiatan siklus produksi adalah investasi suboptimal
dalam aset tetap. Investasi berlebihan dalam aset tetap dapat menciptakan biaya berlebih dan
kurangnya investasi dapat mengganggu produktivitas. Kedua masalah mengurangi
profitabilitas. Dengan demikian, otorisasi yang tepat untuk transaksi aset tetap adalah penting.
Ancaman lain yang terdapat dalam aktivitas proses produksi adalah baik persediaan
maupun aset tetap dapat mengalami kerugian karena kebakaran atau bencana lainnya.
Perlindungan fisik, seperti sistem pencegah kebakaran, dirancang untuk mencegah bencana
semacam itu. Namun, karena kontrol preventif tidak pernah 100% efektif, organisasi juga perlu
membeli asuransi yang memadai untuk menutupi kerugian tersebut dan menyediakan
penggantian aset tersebut.
Dalam proses produksi terkadang juga terdapat kendala berupa gangguan operasi.
Gangguan operasi ini dapat menyebabkan kerugian terhadap perusahaan karena perusahaan
yang tidak dapat melakukan proses produksi. Hal ini perlu diantisipasi dengan menggunakan
beberapa alat yang otomatisasi yang dapat memastikan bahwa proses produksi akan tetap bisa
berjalan. Otomatisasi tingkat tinggi dalam kegiatan siklus produksi berarti bahwa bencana,
seperti pemadaman listrik, tidak hanya mengganggu fungsi sistem informasi tetapi juga dapat
mengganggu aktivitas manufaktur. Sumber daya cadangan seperti generator dan sumber daya

Visit us: 13
tanpa hambatan harus diperoleh untuk memastikan bahwa peralatan dan mesin yang penting
tidak rusak karena kehilangan daya yang tiba-tiba dan proses produksi penting dapat dilanjutkan
sesuai jadwal. Perusahaan juga perlu menyelidiki kesiapan bencana dari pemasok utama dan
mengidentifikasi sumber alternatif untuk komponen penting. Ini sangat penting bagi perusahaan
yang mempraktikkan lean manufacturing, karena perusahaan hanya memiliki persediaan bahan
baku dan barang jadi yang rendah, sehingga gangguan terhadap aktivitas manufaktur atau
pemasok dapat dengan cepat menyebabkan penjualan menurun.

4. Akuntansi Biaya (Cost Accounting)___________________________________


Terdapat beberapa tujuan dalam aktivitas ini, yaitu :
• Untuk memberikan informasi untuk perencanaan, pengendalian, dan evaluasi kinerja operasi
produksi
• Untuk menyediakan data biaya yang akurat tentang produk untuk digunakan dalam
penentuan harga dan keputusan bauran produk
• Untuk mengumpulkan dan memproses informasi yang digunakan untuk menghitung nilai
persediaan dan harga pokok penjualan yang muncul dalam laporan keuangan perusahaan.
PROCESS
Untuk berhasil mencapai tujuan pertama, sistem akuntansi biaya harus dirancang untuk
mengumpulkan data waktu nyata tentang kinerja kegiatan produksi sehingga manajemen dapat
membuat keputusan tepat waktu. Untuk mencapai dua tujuan lainnya, sistem akuntansi biaya
harus mengklasifikasikan biaya berdasarkan berbagai kategori dan kemudian menetapkan biaya
tersebut untuk produk dan unit organisasi tertentu.
Untuk menghitung biaya produksi yang dilakukan oleh sebuah perusahaan, ada dua metode
yang bisa digunakan, yaitu :
a. Job – Order Costing
Job – order costing menetapkan biaya untuk kumpulan produksi tertentu atau pekerjaan, dan
digunakan ketika produk atau jasa yang dijual terdiri dari barang-barang yang dapat
diidentifikasi secara terpisah.
b. Process Costing
Process Costing menetapkan biaya untuk setiap proses atau pusat kerja dalam siklus
produksi, dan kemudian menghitung biaya rata-rata untuk semua unit yang diproduksi.

Visit us: 14
Process Costing digunakan ketika barang atau jasa serupa diproduksi dalam jumlah massal
dan unit barang atau jasa tidak dapat dengan mudah diidentifikasi.
Penggunaan dari job – order costing dan process costing hanya mempengaruhi metode
yang digunakan untuk menentukan biaya pada produk, bukan metode yang digunakan untuk
mengumpulkan data.
a. Raw materials used data
Ketika produksi dimulai, penerbitan material requisition menyebabkan terjadinya debit
dalam proses untuk bahan baku yang dikirim ke produksi. Jika diperlukan bahan tambahan,
debit lain dibuat untuk untuk bahan baku dalam proses. Sebaliknya, pekerjaan dalam proses
dikreditkan untuk setiap bahan yang tidak digunakan dan dikembalikan ke inventaris. Untuk
memudahkan proses pencatatannya untuk banyaknya bahan baku yang digunakan, maka
akan digunakan tag RFID sehingga data penggunaan dapat dikumpulkan dengan memindai
produk saat dilepaskan dari atau dikembalikan ke inventaris.
b. Direc labor costs
Di masa lalu, perusahaan menggunakan sebuah dokumen kertas untuk mengumpulkan data
tentang aktivitas tentang aktivitas tenaga kerja, dokumen ini disebut dengan job time ticket.
Dokumen ini mencatat jumlah waktu yang dihabiskan seorang pekerja untuk setiap tugas
pekerjaan tertentu. Namun, untuk saat ini proses pencatatan aktivitas tenaga kerja sudah
dilakukan secara online, hal ini untuk meningkatkan efisiensi.
c. Machinery and equipment usage
Ketika perusahaan menerapkan computer integrated manufacturing (CIM) untuk
mengotomatisasi proses produksi, proporsi yang lebih besar dari biaya produk terkait
dengan mesin dan peralatan yang digunakan untuk membuat produk tersebut. Data tentang
penggunaan mesin dan peralatan dikumpulkan pada setiap langkah dalam proses produksi,
sering kali bersamaan dengan data tentang biaya tenaga kerja. Namun, untuk saat ini untuk
semua data yang ada di perusahaan saling berhubungan satu dengan yang lainnya dengan
menggunakan komputer.
d. Manufacturing overhead costs
Biaya produksi yang tidak layak secara ekonomis untuk dilacak secara langsung ke
pekerjaan atau proses tertentu dianggap sebagai biaya produksi. Contohnya seperti biaya
listrik, biaya air, pajak sewa, dan asuransi.

Visit us: 15
Akuntan mempunyai peran yang sangat penting dalam mengatur biaya overhead yang harus
dikeluarkan oleh perusahaan. Akuntan akan sangat hati – hati dalam menghitung biaya
overhead, menentukan setiap biaya yang dibebankan ke produk yang akan mempengaruhi
biaya overhead, mengidentifikasi faktor – faktor mendasar yang mendorong perubahan
biaya. Informasi ini yang nantinya akan menyesuaikan dengan biaya produksi untuk
memaksimalkan efisiensi dan profitabilitas.
THREATS AND CONTROLS
Dalam aktivitas cost accounting terdapat banyak data yang perlu diolah. Data – data yang
ada sangat penting untuk perusahaan sehingga diperlukan kontrol untuk setiap ancaman yang
mungkin terjadi. Data biaya yang tidak akurat dapat mengurangi efektivitas penjadwalan
produksi dan melemahkan kemampuan manajemen untuk memantau dan mengontrol operasi
manufaktur. Kesalahan dalam catatan persediaan dapat menyebabkan kelebihan atau
kekurangan produksi barang. Aset tetap yang berlebihan meningkatkan pengeluaran melalui
penyusutan ekstra dan pajak properti yang lebih tinggi. Aset tetap yang rendah juga dapat
menyebabkan masalah, seperti jumlah yang tidak akurat dari jumlah komputer pribadi yang
digunakan dapat menyebabkan perusahaan secara tidak sadar melanggar persyaratan lisensi
perangkat lunak. Ketidakakuratan dalam laporan keuangan dan laporan manajerial dapat
mendistorsi analisis kinerja masa lalu dan keinginan investasi masa depan atau perubahan dalam
operasi.
Prosedur kontrol terbaik untuk memastikan bahwa entri data akurat adalah
mengotomatiskan pengumpulan data menggunakan teknologi RFID, pemindai kode batang,
badge readers, dan perangkat lainnya. Ketika ini tidak memungkinkan, entri data online harus
digunakan untuk entri data dan harus menggunakan berbagai kontrol edit entri data.
Pemeriksaan validitas, seperti membandingkan part number bahan baku dengan yang tercantum
dalam file bill of material, memberikan jaminan akurasi lebih lanjut. Akhirnya, untuk
memverifikasi keakuratan catatan basis data, penghitungan fisik persediaan dan aset tetap
secara berkala harus dilakukan dan dibandingkan dengan jumlah yang dicatat.
Ancaman berikutnya berupa sistem informasi akuntansi biaya yang dirancang dengan
buruk, salah mengalokasikan biaya untuk produk, dan menghasilkan laporan yang yang tidak
dapat diandalkan tentang kegiatan siklus produksi dapat menyebabkan keputusan yang salah.

Visit us: 16
Dua subbagian berikut menjelaskan bagaimana sistem penetapan biaya berbasis aktivitas dan
metrik kinerja inovatif dapat mengurangi masalah ini.
a) Improved control with activity – based costing systems
Sistem biaya tradisional atau activity based costing systems menggunakan basis volume
– driven, seperti tenaga kerja langsung atau jam mesin, untuk menerapkan overhead ke
produk. Namun, banyak biaya overhead tidak bervariasi secara langsung dengan volume
produksi. Biaya pembelian misalnya, berbeda dengan jumlah pesanan pembelian yang
diproses. Demikian pula, biaya penerimaan bervariasi dengan jumlah pengiriman dari
pemasok. Biaya pengaturan dan penanganan bahan bervariasi dengan jumlah batch berbeda
yang dijalankan, tidak dengan jumlah total unit yang diproduksi. Dengan demikian,
mengalokasikan jenis biaya overhead untuk produk berdasarkan volume output melebih –
lebihkan biaya produk yang diproduksi dalam jumlah besar. Ini juga mengecilkan biaya
produk yang diproduksi dalam batch kecil. Selain itu, mengalokasikan overhead
berdasarkan input tenaga kerja langsung dapat mendistorsi biaya di seluruh produk.
Tujuan mendasar dari penetapan biaya berbasis aktivitas activity based costing adalah
untuk menghubungkan biaya dengan strategi perusahaan. Strategi perusahaan menghasilkan
keputusan tentang barang dan jasa apa yang akan diproduksi. Kegiatan harus dilakukan
untuk menghasilkan barang dan jasa ini, yang pada gilirannya menimbulkan biaya. Dengan
demikian, strategi perusahaan menentukan biaya. Akibatnya, dengan mengukur biaya
kegiatan dasar, seperti penanganan bahan atau pemrosesan pesanan pembelian, penetapan
biaya berbasis aktivitas memberikan informasi kepada manajemen untuk mengevaluasi
konsekuensi dari keputusan strategis.
Activity based costing systems berbeda dari sistem akuntansi biaya konvensional dalam
tiga cara penting:
• Sistem biaya berbasis aktivitas atau activity based costing systems berupaya melacak
secara langsung proporsi biaya overhead yang lebih besar ke produk. Ketika menerapkan
activity based costing systems, akuntan mengamati operasi produksi dan mewawancarai
pekerja pabrik dan penyelia untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang
bagaimana kegiatan manufaktur memengaruhi biaya.

Visit us: 17
• Sistem biaya berbasis aktivitas atau activity based costing systems menggunakan
sejumlah besar kumpulan biaya untuk mengakumulasi biaya tidak langsung (overhead
manufactur).
✓ Batch related overhead. Contohnya termasuk biaya pemasangan, inspeksi, dan
penanganan bahan. Activity based costing systems mengakumulasikan biaya ini
untuk satu kelompok biaya dan kemudian mengalokasikannya ke unit yang
diproduksi dalam kelompok tersebut.
✓ Product related overhead. Biaya – biaya ini terkait dengan keragaman lini produk
perusahaan. Contohnya termasuk penelitian dan pengembangan, mempercepat,
mengirim dan menerima, peraturan lingkungan, dan pembelian. Activity based
costing systems mencoba menghubungkan biaya – biaya ini dengan produk tertentu
bila memungkinkan. Biaya lain seperti pembelian bahan baku, mungkin
dialokasikan di seluruh produk berdasarkan jumlah relatif dari pesanan pembelian
yang diperlukan untuk membuat setiap produk.
✓ Company wide overhead. Kategori ini mencakup biaya seperti pajak sewa atau
properti. Biaya ini berlaku untuk semua produk. Dengan demikian, activity based
costing systems biasanya mengalokasikannya menggunakan tarif departemen atau
pabrik.
• Activity based costing systems berupaya merasionalisasi alokasi overhead untuk produk
dengan mengidentifikasi pendorong biaya. Cost driver adalah segala sesuatu yang
memiliki hubungan sebab dan akibat pada biaya. Pendorong biaya dalam activity based
costing systems sering kali merupakan variabel nonkeuangan. Sebaliknya, sistem
penetapan biaya tradisional sering menggunakan variabel keuangan, seperti volume
pembelian dalam dolar, sebagai dasar untuk mengalokasikan overhead manufaktur.
Sistem ERP memudahkan untuk menerapkan penetapan biaya berdasarkan aktivitas
karena mereka memberikan informasi terperinci tentang langkah-langkah yang diperlukan
untuk memproses transaksi.
Biaya berdasarkan aktivitas atau activity based costing dapat memberikan dua manfaat
penting, yaitu data biaya yang lebih akurat menghasilkan bauran produk dan keputusan
penetapan harga yang lebih baik dan data biaya yang lebih rinci meningkatkan kemampuan
manajemen untuk mengendalikan dan mengelola total biaya.

Visit us: 18
I. Better decisions
Activity based costing systems cenderung menetapkan terlalu banyak overhead
untuk beberapa produk dan terlalu sedikit untuk produk yang lain. Hal ini dipengaruhi
oleh dua jenis masalah, yaitu pertama, perusahaan dapat menerima kontrak penjualan
untuk beberapa produk dengan harga di bawah biaya produksi sebenarnya. Akibatnya,
meski penjualan meningkat, laba menurun. Kedua, perusahaan mungkin melebih-
lebihkan harga produk lain, sehingga mengundang pesaing baru untuk memasuki pasar.
Activity based costing systems menghindari masalah ini karena overhead dibagi menjadi
tiga kategori dan diterapkan menggunakan pendorong biaya yang berkaitan dengan
produksi. Oleh karena itu, data biaya produk lebih akurat.
Penetapan activity based costing juga membuat penggunaan data produksi lebih
baik untuk meningkatkan desain produk. Akhirnya, data biaya berbasis aktivitas
meningkatkan pengambilan keputusan manajerial dengan memberikan informasi tentang
biaya yang terkait dengan aktivitas spesifik.
II. Improved cost management
dengan menetapkan activity based costing systems dapat membantu mengukur hasil
tindakan manajerial pada keseluruhan profitabilitas. Sedangkan sistem biaya tradisional
hanya mengukur pengeluaran untuk memperoleh sumber daya, activity based costing
systems mengukur jumlah yang dihabiskan untuk memperoleh sumber daya dan
konsumsi sumber daya tersebut. Perbedaan ini tercermin dalam rumus berikut:
Cost of activity capability 5 Cost of activity used 1 Cost of unused capacity
Dengan cara ini, laporan kinerja yang dihasilkan oleh activity based costing systems
membantu mengarahkan perhatian manajerial terhadap bagaimana keputusan kebijakan
yang dibuat di satu bidang memengaruhi biaya di bidang lain. Demikian pula, tindakan
yang diambil untuk meningkatkan efisiensi operasi dapat meningkatkan kapasitas praktis
dan menciptakan kapasitas tambahan yang tidak digunakan. Manajemen kemudian dapat
mencoba meningkatkan profitabilitas dengan menerapkan kapasitas yang tidak
digunakan itu untuk kegiatan – kegiatan yang menghasilkan pendapatan.
b) Improved control with innovation pergormance metrics
Pendekatan modern terhadap produksi, seperti lean manufacturing, berbeda secara
signifikan dari produksi massal tradisional. Salah satu perbedaan utama adalah pengurangan

Visit us: 19
yang nyata dalam tingkat persediaan barang jadi, karena produksi dijadwalkan sebagai
respons terhadap permintaan pelanggan, bukan proyeksi berdasarkan tahun – tahun
sebelumnya. Ketika sebuah perusahaan beralih dari produksi massal ke lean manufacturing,
itu mengurangi tingkat persediaan yang ada, akibatnya biaya yang dikeluarkan pada periode
sebelumnya untuk membuat persediaan itu sekarang dibebankan. Selain itu, karena lean
manufacturing berupaya meminimalkan munculnya persediaan tambahan, hampir semua
biaya tenaga kerja dan overhead dibebankan pada periode saat ini. Oleh karena itu, pada
saat perusahaan berpindah ke lean manufacturing akan ada penambahan biaya pada periode
saat ini. Untuk mengatasi masalah ini, seorang akuntan menyarankan untuk mengubah
struktur laporan kinerja dengan menambah unsur lean manufacturing, akuntan juga harus
mengembangkan dan memperbaiki langkah-langkah baru yang dirancang untuk fokus pada
masalah – masalah penting bagi manajer siklus produksi. Dua masalah yang sangat penting
adalah tingkat output yang dapat digunakan yang dihasilkan per unit waktu dan ukuran
kontrol kualitas.
I. Throughput: a measure of production effectiveness
Throughput mewakili jumlah unit yang diproduksi dalam periode waktu tertentu.
Ini terdiri dari tiga faktor, yang masing-masing dapat dikontrol secara terpisah, seperti
yang ditunjukkan dalam rumus berikut:
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑢𝑛𝑖𝑡 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑐𝑒𝑑 𝑝𝑟𝑜𝑐𝑒𝑠𝑠𝑖𝑛𝑔 𝑡𝑖𝑚𝑒 𝑔𝑜𝑜𝑑𝑠 𝑢𝑛𝑖𝑡𝑠
𝑇ℎ𝑟𝑜𝑢𝑔ℎ𝑝𝑢𝑡 = ( )𝑥( )𝑥( )
𝑝𝑟𝑜𝑐𝑒𝑠𝑠𝑖𝑛𝑔 𝑡𝑖𝑚𝑒 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑡𝑖𝑚𝑒 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑢𝑛𝑖𝑡𝑠

Kapasitas produktif, menunjukkan jumlah maksimum unit yang dapat diproduksi


menggunakan teknologi saat ini. Kapasitas produktif dapat ditingkatkan dengan
meningkatkan efisiensi tenaga kerja atau mesin, dengan menata ulang tata letak lantai
pabrik untuk mempercepat perpindahan material, atau dengan menyederhanakan
spesifikasi desain produk. Waktu pemrosesan produktif menunjukkan persentase total
waktu produksi yang digunakan untuk memproduksi produk. Waktu pemrosesan yang
produktif dapat ditingkatkan dengan meningkatkan perawatan untuk mengurangi waktu
henti alat berat atau dengan penjadwalan material yang lebih efisien dan pengiriman
pasokan untuk mengurangi waktu tunggu. Yield mewakili persentase unit yang baik

Visit us: 20
(tidak efektif) yang diproduksi. Menggunakan bahan baku berkualitas lebih baik atau
meningkatkan keterampilan pekerja dapat meningkatkan hasil.
II. Quality control measures
Informasi tentang kualitas biaya dapat membantu perusahaan menentukan efek
tindakan yang diambil untuk meningkatkan hasil dan mengidentifikasi area untuk
perbaikan lebih lanjut. Biaya kontrol kualitas dapat dibagi menjadi empat bidang:
• Biaya pencegahan dikaitkan dengan perubahan proses produksi yang dirancang untuk
mengurangi tingkat cacat produk.
• Biaya inspeksi terkait dengan pengujian untuk memastikan bahwa produk memenuhi
standar kualitas.
• Biaya kegagalan internal dikaitkan dengan pengerjaan ulang atau scrapping, produk
yang diidentifikasi sebagai cacat sebelum dijual.
• Biaya kegagalan eksternal terjadi ketika produk yang cacat dijual kepada pelanggan.
Itu termasuk biaya seperti klaim pertanggungjawaban produk, biaya garansi dan
perbaikan, kehilangan kepuasan pelanggan, dan kerusakan reputasi perusahaan.
Tujuan akhir dari kontrol kualitas adalah untuk melakukannya dengan benar
pertama kali dengan membuat produk yang memenuhi spesifikasi pelanggan. Namun,
banyak perusahaan telah menemukan bahwa peningkatan pengeluaran untuk mencegah
cacat mengurangi total biaya produksi. Selain itu, peningkatan kontrol kualitas juga dapat
membantu perusahaan menjadi lebih baik.

Visit us: 21
Rangkuman aktivitas dan internal control

Aktivitas Ancaman Internal Control


Masalah umum 1. Data master yang tidak 1.1 Kontrol integritas pemrosesan data
di seluruh siklus akurat atau tidak valid 1.2 Pembatasan akses ke data master
produksi 1.3 Tinjau semua perubahan untuk menguasai
data
2. Pengungkapan informasi 2.1 Kontrol akses
sensitif yang tidak sah 2.2 Encription
3. Kehilangan atau 3.1 Prosedur pencadangan dan pemulihan
rusaknya data bencana
Desain Produk 4. Desain produk yang 4.1 Analisis akuntansi biaya yang timbul dari
buruk mengakibatkan pilihan desain produk
biaya berlebih 4.2 Analisis biaya garansi dan perbaikan
Perencanaan dan 5. kelebihan dan 5.1 Sistem perencanaan produksi
Penjadwalan kekurangan produksi 5.2 Meninjau dan menyetujui jadwal dan
pesanan produksi
5.3 Pembatasan akses ke pesanan produksi dan
jadwal produksi
Operasi Produksi 6. Pencurian persediaan 6.1 Kontrol akses fisik
6.2 Dokumentasi semua pergerakan inventaris
6.3 Pemisahan tugas penyimpanan aset dari
pencatatan dan otorisasi penghapusan
6.4 Pembatasan akses ke data master inventaris
6.5 Penghitungan fisik persediaan secara
berkala dan rekonsiliasi penghitungan tersebut
dengan jumlah yang dicatat
7. Pencurian aset tetap 7.1 Inventaris Fisik semua aset tetap

Visit us: 22
7.2 Pembatasan akses fisik ke aset tetap
7.3 Menyimpan catatan rinci tentang aset tetap,
termasuk pembuangan
8. Kinerja buruk 8.1 Pelatihan
8.2 Laporan kinerja
9. Investasi suboptimal 9.1 Persetujuan yang tepat untuk akuisisi aset
dalam aset tetap tetap, termasuk penggunaan permintaan
proposal untuk meminta beberapa penawaran
kompetitif
10. Kehilangan inventaris 10.1 Pengamanan fisik
atau aset tetap karena 10.2 Asuransi
kebakaran atau bencana
lainnya
11. Gangguan operasi 11.1 Rencana pencadangan dan pemulihan
bencana
Akuntansi Biaya 12. Data biaya tidak akurat 12.1 Otomatisasi data sumber
12.2 Kontrol integritas pemrosesan data
13. Alokasi Produk yang 13.1 Penetapan biaya berdasarkan aktivitas
Tidak Tepat Desain biaya yang didorong oleh waktu
overhead
14. Laporan yang 14.1 Metrik kinerja inovatif (misalnya
menyesatkan Throughput)

Visit us: 23

Anda mungkin juga menyukai