Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM BOTANI

FOTOSINTESIS

OLEH :
KELOMPOK II
KELAS : TRANSFER D 2017

MUH. ANDRE YUKO ARDI (17.01.466)


ERNI UNUSA (17.01.459)
RYAN STEVANO TANTOLU (17.01.439)
MIRNA (17.01.457)
SELLY PUTRI SALIKIN (17.01.441)
PATRICIA AYU ANJALIL (17.01.444)

ASISTEN : MIDIA NIRWANA

LABORATORIUM BIOLOGI FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI
MAKASSAR
2018
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Fotosintesis adalah suatu proses yang hanya terjadi pada
tumbuhan yang mempunyai klorofil dan bakteri fotosintetik, dimana energi
matahari (dalam bentuk foton) ditangkap dan diubah menjadi energI kimia
(ATP dan NADPH). Energi kimia ini akan digunakan untuk fotosintesa
karbohidrat dari air dan karbondioksida. Jadi, seluruh molekul organik
lainnya dari energy dan adanya organisme hidup lainnya tergantung pada
kemampuan tumbuhan atau bakteri fotosintetik untuk berfotosintesis
(Wilkins, 1989).
Fotosintesis berlangsung di kloroplas, yang mana pada bagian ini
mengandung banyak pigmen klorofil. Klorofil dapat dibedakan menjadi
beberapa tipe, yaitu: klorofil a, b, c, d dan tipe e. pembagian tersebut
adalah berdasarkan rantai samping yang mengingat inti porfitinnya. Jenis
klorofil a biasanya adalah untuk sinar hijau biru, sementara klorofil b untuk
sinar kuning hijau. Klorofil lain (jenis c, d, e,) ditemukan hanya pada alga
dan dikombinasikan dengan klorofil a (Tjitrosoepomo, 1998).
Kloroplas memiliki pigmen-pigmen lainnya, yaitu Karotinoid yang
merupakan derivate dari likopen. Pada korola, kaliks, kulit buah yang telah
matang atau masak, klorofil telah menghilang (terurai) dan menimbulkan
warna kuning atau warna merah yang kemudian tampak, atau warna-
warna lainnya. Dalam hal demikian kloroplas telah berganti isi yang
disebut kromoplas (Sitompul, 1995).
I.2. Tujuan Praktikum
1. Membuktikan bahwa proses fotosintesis menghasilkan oksigen dan
glukosa dalam bentuk amilum.
2. Mengamati pengaruh cahaya dan CO 2 terhadap pembentukan O2
pada proses fotosintesis.
I.3. Manfaat Praktikum
1. Mahasiswa dapat membuktikan adanya oksigen dan glukosa dalam
bentuk amilum sebagai hasil proses fotosintesis.
2. Mahasiswa dapat mengetahui pengaruh cahaya dan CO 2 terhadap
pembentukan O2 pada proses fotosintesis.
I.4. Prinsip Kerja
1. Pengamatan Percobaan Sachs yaitu daun dibungkus sebagian
permukaan daunnya menggunakan kertas alumunium foil serta
plastik berwarna hitam, hijau dan merah, kemudian daun tersebut
direbus, dimasukkan kedalam larutan alkohol untuk melarutkan
klorofil, dan ditetesi dengan larutan Yodium untuk membuktikan
adanya amilum. Adanya amilum ditandai dengan bercak berwarna
biru/kehitaman.
2. Pengamatan Percobaan Ingenhousz yaitu Hydrilla verticillata (daun
hidrilla) ditempatkan dibawah corong terbalik. Jika tumbuhan
tersebut terkena sinar, maka timbullah gelembung-gelembung gas
yang akhirnya menggumpal didasar tabung reaksi. Gas ini ternyata
Oksigen.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Pengertian dan Sejarah Fotosintesis
Fotosintesis adalah suatu proses biokimia pembentukan zat
makanan atau energi yaitu glukosa yang dilakukan tumbuhan, alga, dan
beberapa jenis bakteri dengan menggunakan zat hara, karbondioksida,
dan air serta dibutuhkan bantuan energi cahaya matahari. Hampir semua
makhluk hidup bergantung dari energi yang dihasilkan dalam fotosintesis.
Akibatnya fotosintesis menjadi sangat penting bagi kehidupan di bumi.
Fotosintesis juga berjasa menghasilkan sebagian besar oksigen yang
terdapat di atmosfer bumi. Organisme yang menghasilkan energi melalui
fotosintesis (photos berarti cahaya) disebut sebagai fototrof. Fotosintesis
merupakan salah satu cara asimilasi karbon karena dalam fotosintesis
karbon bebas dari CO2 diikat (difiksasi) menjadi gula sebagai molekul
penyimpan energi. Cara lain yang ditempuh organisme untuk
mengasimilasi karbon adalah melalui kemosintesis, yang dilakukan oleh
sejumlah bakteri belerang (Campbell, 2002)
Fotosintesis terjadi dalam kloroplas dengan bantuan energi cahaya
matahari foton dan berlansung dalam 2 tahap reaksi, yaitu reaksi terang
dan reaksi gelap, adapun percobaan yang membuktikan fotosintesis
adalah sebagai berikut : Percobaan Engelmann, dengan bakteri thermo
dan Spirogyra, Fotosintesis menghasilkan oksigen, Percobaan
Ingenhouse, dengan hydrilla, Fotosintesis menghasilkan oksigen,
Percobaan Sach’s, dengan daun yang ditutup dan terbuka, fotosintesis
menghasilkan karbohidrat (Maniam dan Syulasmi, 2006).
Orang yang pertama kali menemukan fotosintesis adalah Jan
Ingenhouz. Fotosintensis merupakan suatu proses yang paling penting
bagi organisme dibumi, dengan fotosintesis ini tumbuhan menyediakan
bagi organisme lain secara langsung maupun tidak langung. Jan
Ingenhouz melakukan percobaan dengan memasukkan tumbuhan Hydrilla
verticillata ke dalam bejana yang berisi air. Bejana gelas itu ditutup
dengan corong terbalik dan diatasnya diberi tabung reaksi yang diisi air
hingga penuh, kemudian bejana itu diletakkan di terik matahari. Tak lama
kemudian muncul gelembung udara dari tumbuhan air yaitu yang
menandakan adanya oksigen (Kimball, 1993)
Pada tahun 1860, Sach membuktikan bahwa fotosintesis
menghasilkan amilum. Dalam percobaannya tersebut ia menggunakan
daun segar yang sebagian dibungkus dengan kertas timah kemudian
daun tersebut direbus, dimasukkan ke dalam alcohol dan ditetesi dengan
iodium. Ia menyimpulkan bahwa warna biru kehitaman pada daun yang
tidak ditutupi kertas timah menandakan adanya amilum (Malcome, 1990).
II.2. Proses Fotosintesis
Proses fotosintesis juga disebut asimilasi karbon, salah satu
kemampuan tumbuhan hijau memanfaatkan zat karbon yang ada diudara
untuk diubah menjadi bahan organik bila tersedia cahaya yang cukup.
Secara sederhana, fotosintesis merupakan proses pemanfaatan energi
matahari untuk membentuk senyawa karbohidrat dari senyawa sederhana
yang ada di alam, yaitu CO2 dan air. Secara skematis, dapat dituliskan :

Persamaan reaksi diatas tidaklah menunjukkan mekanisme dari proses


fotosintesis, melainkan menunjukkan hasil akhir yang cahaya hasilkan
dalam proses fotosintesis (Prawirahartono, 1998).
Menurut Stone (2004), reaksi fotosintesis dapat diartikan bahwa
enam molekul karbon dioksida dan enam molekul air bereaksi dengan
bantuan energi cahaya matahari untuk diubah menjadi satu molekul
glukosa dan enam molekul oksigen. Glukosa adalah molekul yang
dibentuk sebagai hasil dari proses fotosintesis yang di dalamnya
tersimpan hasil konversi energi cahaya matahari dalam bentuk ikatan-
ikatan kimia penyusun molekul tersebut. Glukosa merupakan senyawa
kkarbon yang nantinya digunakan bersama elemen-elemen lain di dalam
sel untuk membentuk senyawa kimia lain yang sangat penting bagi
organisme tersebut, sepert DNA, protein gula, dan lemak. Selain itu,
organisme dapat memanfaatkan energi kimia yang tersimpan dalam
ikatan kimia diantara atom-atom penyusun glukosa sebagai sumber energi
dalam proses di dalam tubuh.
Fotosintesi secara keseluruhan terdiri atas 20 rangkaian reaksi
kimia yang saling bergantian dan secara garis besar dikelmpokkan dalam
dua fase, yaitu reaksi terang dan reaksi sintesis/reaksi gelap/fiksasi CO 2.
a. Reaksi Terang
Selama reaksi terang, klorofil bersama dengan pigmen-pigmen lain
di dalam kloroplas menyerap energi cahaya matahari, dari
mengkonversinya menjadi energi kimia yang disimpan dalam ikatan kimia
penyusun glukosa. Energi yang diserap merupakan energi kaya elektron
yang nantinya akan terlibat dalam serangkaian rantai rekasi yang disebut
transport elektron (Suwarsono Heddy, 1987).
Menurut Stone (2004), air melalui reaksi terang akan diperoleh
(fotolisis) menjadi proton, elektron, dan O 2 Proton dan elektron yang
dihasilkan dari pemecahan ini bergabung dengan senyawa akseptor
elektron NADP+ membentuk NADPH. Energi yang dibentuk berupa ATP.
Tahap reaksi terang atau fotolisis atau reaksi Hill merupakan tahap yang
peka cahaya tetapi tidak tergantung suhu.

b. Reaksi Gelap
ATP dan NADPH yang dihasilkan pada reaksi terang akan
merubah molekul CO2 menjadi molekul gula. Energi kimia hasil konversi
dari energi cahaya matahari tersimpan dalam senyawa karbon tersebut.
Tahap reaksi gelap atau fiksasi CO2 atau reaksi Blackman merupakan
tahap yang peka cahaya bergantung suhu.
CO2 dan H2O sebagai bahan dasar fotosintesis dapat berasal dari
sisa oksidasi dalam jaringan fotosintetik. CO2 dapat diambil dari uadara
melalui proses difusi melalui stomata sedangkan H2O diambil dari
lingkungan melalui proses absorbsi di akar atau bagian penyerapan
lainnya. Selain CO2 dan H2O cahaya matahari dibutuhkan pada proses
fotosintesis ini. Cahaya yang dipergunakan mempunyai syarat kualitas
(jenis gelombang) dan kuantitas (intensitas cahaya) tertentu. Berdasarkan
urutan panjang gelombangnya dari panjang ke pendek meliputi sinar
merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu. Untuk fotosintesis
dibutuhkan intensitas cahaya minimal tertentu. Pada intensitas cahaya
yang kurang, fotosintesisnya akan lambat dan sebaliknya. Fotosintesis
merupakan aktivitas kompleks, dipengaruhi oleh banyak faktor baik faktor
internal maupun faktor eksternal. Faktor internal menyangkut kondisi
jaringan atau organ fotosintetik, kandungan klorofil, umur jaringan, aktifitas
fisiologi yang lain seperti transpirasi, respirasi, dan adaptasi fisiologis yang
lain saling berkaitan. Faktor eksternal meliputi faktor klimatik seperti suhu,
kelembapan, kecepatan angin, hujan, dan juga faktor cahaya, konsentrasi
CO2 dan O2, kompetitor, dan organisme patogen. Selain itu juga faktor
penyebab timbulnya stress seperti ketersediaan air, adanya polutan
biosida, dan zat-zat beracun yang lain. Kondisi excess pada berbagai
faktor yang dibutuhkan dari lingkungan juga berpengaruh terhadap
fotosintesis., misalnya logam-logam beracun, biosida, SO 2 dan juga O2
(Suyitno, 2010)
II.3. Kloroplas dan Klorofil
Kloroplas merupakan alat atau organela sel yang khas pada sel-sel
daging daun. Bentuknya bermacam-macam, tergantuing jenis
tumbuhannya. Selain bulat atau lonjong, ada juga yang berbentuk pita.
Pada daun Hydrila, kloroplasnya bulat atau lonjong, berukuran cukup
besar dan mudah diamati dibawah mikroskop. Organela ini mudah
dikenali dengan warnanya yang hijau karena banyak mengandung zat
warna atau pigmen hijau daun yang disebut klorofil.
Klorofil atau lebih dikenal dengan nama zat hijau daun adalah
pigmen yang dimiliki oleh berbagai organisme dan menjadi salah satu
molekul berperan utama dalam fotosintesis. Klorofil memberi warna hijau
pada daun tumbuhan hijau dan alga hijau, tetapi juga dimiliki oleh
berbagai alga lain, dan beberapa kelompok bakteri fotosintetik. Molekul
klorofil menyerap cahaya merah, biru, dan ungu, serta memantulkan
cahaya hijau dan sedikit kuning, sehingga mata manusiamenerima warna
ini. Pada tumbuhan darat dan alga hijau, klorofil dihasilkan dan terisolasi
pada plastida yang disebut kloroplas.
Ada dua macam klorofil pada tumbuhan darat yaitu klorofil a dan
klorofil b
a. Klorofil a ( C55H12O5N4Mg)
Klorofil a tampak hijau-tua, tetapi jika sinar direfleksikan, tampaknya
berwarna merah. Klorofil a sangat berperan dalam reaksi gelap
fotosintesis.
b. Klorofil b ( C55H10O6N4Mg)
Klorofil b berwarna hijau-muda cerah tampak merah-coklat pada
flourensi. Klorofil b banyak terdapat pada tumbuhan, ganggang hijau,
dan beberapa bakteri autotrof.
Di dalam kloroplas terdapat pigmen-pigmen lain yang disebut
karotenoid. Pigmen karotenoid ini berwarna kuning, merah atau ungu dan
fikobilin yang berwarna biru atau merah Adanya warna daun yang
beraneka ragam, itu disebabkan oleh zat warna yang disebut antosianin.
Zat warna ini terdapat di dalam air sel vakuola. Berfungsi untuk
menangkap sinar pada proses fotosintesis. Pada umumnya sel
fotosintesis mengandung satu atau lebih pigmen klorofil yang berwarna
hijau. Berbagai sel fotosintesis lainnya seperti pada ganggang dan
bakteria, berwarna merah, coklat, dan ungu. Hal ini disebabkan oleh
adanya pigmen lain selain klorofil, yaitu pigmen pelengkap seperti
karotenoid yang berwarna kuning, merah, atau ungu, dan fikobilin yang
berwarna biru atau merah (Wirahadikusumah, 1985).
II.4. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses fotosintesis
Fotosintesis merupakan aktivitas kompleks, dipengaruhi oleh
banyak faktor, baik faktor internal maupun eksternal. Faktor internal
menyangkut kondisi jaringan/organ fotosintetik, kandungan klorofil, umur
jaringan, aktivitas fisiologi yang lain seperti transpirasi, respirasi dan
adaptasi fisiologis yang lain yang saling kait-mengkait. Faktor eksternal
meliputi faktor klimatik seperti suhu, kelembaban, kecepatan angin, hujan,
dan juga faktor cahaya, konsentrasi CO2, O2, kompetitor,
dan organisme pathogen (Harahap, 2012).
Selain itu, ada juga factor yang berpengaruh pada fotosintesis yaitu
penyebab timbulnya stress seperti ketersediaan air, ada polutan biosida
dan zat-zat beracun lain, serta kondisi excess pada berbagai faktor yang
dibutuhkan dari lingkungan misalnya logam-logam berat beracun, biosida,
SO2 dan juga O2 (Harahap, 2012).
Berikut adalah beberapa faktor utama yang menentukan laju
proses fotosintesis :
1. Intensitas cahaya
Laju fotosintesis maksimum ketika banyak cahaya. Lama penyinaran
cahaya matahari juga berpengaruh terhadap intensitas cahaya
matahari yang dapat diserap oleh tanaman sehingga berpengaruh pula
terhadap kegiatan fotosintesis. Untuk menunjang pertumbuhan
tanaman secara baik, diperlukan lama penyinaran sekitar 9 – 10 jam
per hari (Juanda dan Cahyono, 2005).
2. Konsentrasi CO2
Semakin banyak CO2 di udara, makin banyak jumlah bahan yang dapat
digunakan tumbuhan untuk melangsungkan fotosintesis (Harahap,
2012).
3. Suhu
Enzim-enzim yang bekerja dalam proses fotosintesis hanya dapat
bekerja pada suhu optimalnya. Umumnya laju fotosintesis meningkat
seiring dengan meningkatnya suhu hingga batas toleransi enzim
(Harahap, 2012).
4. Kadar Air
Kekurangan air atau kekeringan menyebabkan stomata menutup,
menghambat penyerapan CO2 sehingga mengurangi laju fotosintesis
(Harahap, 2012).
5. Kadar Fotosinat (hasil fotosintesis)
Kadar fotosinat seperti karbohidrat berkurang, laju fotosintesis akan
naik. Bila kadar fotosinat bertambah atau bahkan sampai jenuh, laju
fotosintesis akan berkurang (Harahap, 2012).
II.5. Uraian Tanaman
II.5.1 Mangga
Tanaman mangga ialah tanaman buah tahunan berupa pohon yang
berasal dari negara India. Tanaman ini kemudian menyebar ke wilayah
Asia Tenggara termasuk Malaysia dan Indonesia.Mangga yang dapat
dimakan tersebut, yang memiliki jenis paling banyak adalah Mangifera
indica, L. sebagian dari mangga tersebut terpenting memiliki aroma yang
cukup kuat.
Mangga tumbuh berupa pohon berbatang tegak, bercabang
banyak, dan bertajuk rindang hijau sepanjang tahun. Daun tunggal,
dengan letak tersebar, tanpa daun penumpu. Panjang tangkai daun
bervariasi dari 1,25-12,5 cm, bagian pangkalnya membesar dan pada sisi
sebelah atas ada alurnya. Aturan letak daun pada batang (phylloyaxy)
biasanya 3/8, tetapi makin mendekati ujung, letaknya makin berdekatan
sehingga nampaknya seperti dalam lingkaran. Helai daun bervariasi
namun kebanyakan berbentuk jorong sampai lanset, 2-10 × 8-40 cm, agak
liat seperti kulit, hijau tua berkilap, berpangkal melancip dengan tepi daun
bergelombang dan ujung meluncip, dengan 12-30 tulang daun skunder.
Beberapa variasi bentuk daun mangga yaitu: lonjong dan ujungnya
seperti mata tombak; berbentuk bulat telur, ujungnya runcing seperti mata
tombak; berbentuk segi empat, tetapi ujungnya runcing; berbentuk segi
empat, ujungnya membulat. Daun yang masih muda biasanya bewarna
kemerahan, keunguan atau kekuningan; yang di kemudian hari akan
berubah pada bagian permukaan sebelah atas menjadi hijau mengkilat,
sedangkan bagian permukaan bawah berwarna hijau muda. Umur daun
bisa mencapai 1 tahun atau lebih (Oktavianto dkk, 2015).
Klasifikasi botani tanaman mangga adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Devisi : Spermatophyta
Subdevisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Sapindales
Famili : Anacardiaceae
Genus : Mangifera
Species : Mangifera indica L.( Aak, 1991)
II.5.2 Ganggang Hijau
Ganggang hijau atau alga hijau merupakan kelompok tumbuhan
berklorofil yang terdiri dari satu atau banyak sel, berbentuk koloni dan
merupakan filum alga yang terbesar jumlah spesiesnya di air tawar.Di
dalam alga terkandung bahan-bahan organik seperti polisakarida, hormon,
vitamin, mineral, dan juga senyawa bioaktif.
Alga hijau ini mempunyai dinding sel berupa selulosa, serta
memiliki pigmen berupa klorofil a dan b, karoten, dan xantofil. Klorofil a
mempunyai jumlah terbanyak yang menyebabkan warna hijau pada alga
ini (Maddi et al, 2011).
Menurut Steenis dan Kruseman (1957) klasifikasi dari Hydrilla
verticillata adalah:
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Hydrocharitales
Famili : Hydrocharitaceae
Genus : Hydrilla
Spesies : Hydrilla verticillata (L. f.) Roy
BAB III
METODE KERJA
III.1. Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan antara lain : Beaker gelas, Cawan petri,
Corong kaca, Gegep kayu, Kawat penyangga, Kertas, Penjepit kertas,
Pinset, Pipet dan Tabung reaksi.
Bahan-bahan yang digunakan antara lain : Alkohol 70%,
Alumunium foil, Aquades, Daun Mangga, Es batu, Hydrilla verticillata,
Larutan iodin, Larutan NaHCO 3 0,25% dan Plastik transparan ( hijau,
merah, dan hitam).
III.3 Prosedur Kerja
III.3.1 Pengamatan potongan Sachs
1. Pilih daun yang sehat, tentukan empat lembar daun yang akan
diberi perlakuan dan satu lembar daun yang tidak diberi perlakuan.
Tanaman yang dipilih harus berada di tempat yang mendapat
cukup cahaya.
2. Ambil tiga pasang plastik (hijau, merah, dan hitam), dan juga
aluminium foil. Potong dengan ukuran 2,5cm x 5,0cm.
3. Tempelkan satu bagian kertas atau kertas pada setiap lembar yang
membentuk lembaran potongan 2 lembar plastik. Jepitlah dengan
penjepit kertas. Biarkan selama 3 hari agar terkena cahaya penuh.
4. Petiklah daun-daun yang telah dibungkus dan satu lembar daun
yang tidak dibungkus. Jangan buka potongan plastik atau kertas
saat daun. Beri tanda pada masing-masing daun untuk mencirikan
warna plastik / kertas yang ditempelkan Masuk ke dalam tubuh
beker 300 ml, selanjutnya dipanaskan.
5. Masukkan aquades kedalam gelas beaker 300 ml, selanjutnya
dipanaskan.
6. Lepaskan plastik / kertas dari masing-masing daun. Rebus daun
danade yang sudah mendidih sampai layu (5 menit) dan tiriskan di
atas cawan petri.
7. Masuk ke dalam tabung reaksi / gelas gelas kecil (100 ml),
panaskan reaksi / gelas gelas kecil Mencakup alkohol ke dalam
gelas beker berisi udara mendidih.
8. Masukkan daun ke dalam alkohol mendidih sampai berwarna pucat
(5 meni).
9. Jika daun telah berwarna pucat, angkat daun dengan pinset.
Letakkan daun diatas cawan petri.
10. Teteskan 3-4 tetes larutan iodin pekat keatas daun dan amati
warna pada daun.
11. Dokumentasikan hasil pengamatan dan beri keterangan.
12. Latihan menggunakan sampel daun lainnya.
III.3.2 Pengamatan ingenhousz
1. Masukkan beberapa cabang Hydrilla verticillata yang sehat
sepanjang kira-kira 15 cm ke dalam corong kaca.
2. Masukkan corong kaca ke dalam beaker gelas yang berisi air.
Tutup bagian atas corong dengan tabung reaksi dengan catatan
tabung reaksi harus penuh berisi medium (jangan ada rongga
udara), dalam keadaan terbalik. Pemasangan perangkat dilakukan
didalam ember/baskom berisi air.
3. Ditandai masing-masing perlakuan dengan label A, B, C, D, E dan
F, dimana:
A. Mcdium air dan dilctakkan ditcmpat tcrbuka atau yang terkcna
cahaya matahari langsung.
B. Medium air dan diletakkan didalam ruangan atau tempat yang
teduh.
C. Medium air dan letakkan pada tempat yang terkena cahaya
matahari langsung, tambahkan es batu.
D. Medium air dan diletakkan didalam ruangan (tanpa cahaya),
+larutan NaHCO3.
E. Medium air dan diletakkan ditempat yang terkena cahaya
matahari langsung, + larutan NaHCO, Catatan : untuk setiap 100
ml air ditambahkan 2 ml NaHCO3 0,25 % .
4. Diamati timbulnya gelembung - gelembung gas yang muncul dari
potongan cabang / ranting yang terjadi selama 5,10 dan 15,
Banyaknya gelembung yang muncul persatuan waktu dapat
digunakan sebagai petunjuk laju fotosintesis.
5. Ukur suhu pada medium saat pengamatan masing-masing
perlakuan.
6. Catat hasil pengamatan yang terjadi
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1. Hasil
IV.1.1. Pengamatan percobaan sachs
Warna daun Percobaan warna daun setelah perlakuan Ket
Jenis daun sebelum Air Alkohol Tetesan
perlakuan mendidih panas iodin
Daun yang
Hijau Kuning Tidak
ditutup Hijau tua Hijau pucat
kekuningan kecoklatan berfotosintesis
plastik hijau
Daun yang
ditutup Hijau Kuning Tidak
Hijau tua Hijau pucat
plastik kekuningan kecoklatan berfotosintesis
merah
Daun yang
ditutup Hijau Kuning Tidak
Hijau tua Hijau pucat
plastik kekuningan kecoklatan berfotosintesis
hitam
Daun yang
ditutup Hijau Kuning Tidak
Hijau tua Hijau pucat
aluminium kekuningan kecoklatan berfotosintesis
foil
Daun yang Hijau Kuning Tidak
Hijau tua Hijau pucat
tidak ditutup kekuningan kecoklatan berfotosintesis

IV.1.2. Percobaan ingenhousz


Jumlah gelembung pada menit ke-
Perlakuan Ket
5 10 15
A 222 289 313 Cahaya matahari
B 30 64 89 Tanpa cahaya matahari
C - 18 83 + Es batu (Cahaya matahari)
D - - - + NaHCO3 (Tanpa cahaya matahari)
E 369 446 668 + NaHCO3 (Cahaya matahari)

IV.2. Pembahasan
Fotosintesis adalah suatu proses biokimia pembentukan zat
makanan atau energi yaitu glukosa yang dilakukan tumbuhan, alga, dan
beberapa jenis bakteri dengan menggunakan zat hara, karbondioksida,
dan air serta dibutuhkan bantuan energi cahaya matahari.
Hampir semua makhluk hidup bergantung dari energi yang
dihasilkan dalam fotosintesis. Akibatnya fotosintesis menjadi sangat
penting bagi kehidupan di bumi. Fotosintesis juga berjasa menghasilkan
sebagian besar oksigen yang terdapat di atmosfer bumi.
Persamaan reaksi fotosintesis dapat ditulis :

6CO2 + 6H2O Cahaya matahari+



klorofil C6H12O6 + 6O2 + Energi

Tergantung pada bahan yang digunakan, maka jumlah mol CO 2 yang


dilepaskan dan jumlah mol O 2 yang diperlukan tidak selalu sama.
Persamaan reaksi kimia respirasi merupakan kebalikan dari reaksi kimia
fotosintesis.
IV.2.1. Percobaan sachs
Percobaan Sachs bertujuan untuk membuktikan bahwa di dalam
proses fotosintesis dihasilkan glukosa. Sampel yang digunakan yaitu daun
mangga yang selama 2 hari ditutup sebagian menggunakan aluminium
foil, plastik berwarna hijau, merah, dan hitam serta daun yang tidak
ditutup. Adapun tujuan penutupan daun mangga adalah agar daun yang
tertutup tidak terkena sinar matahari sehingga proses fotosintesis tidak
dapat berlangsung.
Kemudian daun tersebut dimasukkan kedalam air panas selama
15-30 menit, hal ini bertujuan untuk mematikan/ membuat layu sel- sel
pada daun. Setelah diangkat daun yang tertutup dan yang tidak tertutup
berwarna hijau pucat. Selanjutnya daun tersebut kemudian dimasukkan ke
dalam alkohol mendidih selama 3 menit, hal ini bertujuan agar klorofil
pada daun dapat larut. Adapun perubahan warna pada daun setelah
diangkat yaitu daun yang ditutup dan daun yang tidak di tutup berwarna
hijau kekuningan.
Selanjutnya daun ditetesi iodin yang berfungsi sebagai indikator
untuk menentukan apakah pada daun terdapat amilum/ glukosa atau
tidak. Dan setelah daun diangkat ternyata daun yang ditutup dan yang
tidak ditutup berwarna kuning kecoklatan. Dari hasil percobaan diketahui
bahwa pada daun yang ditutup dan yang tidak di tutup tidak menunjukkan
adanya glukosa/amilum. Hasil percobaan tersebut berbeda pada literatur
dimana seharusnya daun yang tidak tertutup terdapat bercak berwarna
biru/kehitaman karena tersedianya sinar matahari dapat berlangsung
proses fotosintesis dan menghasilkan amilum/glukosa. Adapun kegagalan
diduga karena kesalahan memilih daun pada intensitas cahaya yang tidak
tinggi atau daun yang diambil terlalu tua, konsentrasi CO 2 dan kadar air
juga mempengaruhi proses fotosintesis suatu tumbuhan. Dapat pula
terjadi karena pada saat pemanasan klorofil belum larut sempurna.
IV.2.2. Percobaan Ingenhousz
Percobaan Ingenhousz bertujuan untuk membuktikan bahwa di
dalam proses fotosintesis dilepaskan oksigen, hal itu ditunjukkan oleh
munculnya gelembung-gelembung udara pada permukaan corong.
Percobaan ini dimulai dengan membuat rangkaian percobaan Ingenhousz
lalu diberikan berbagai perlakuan untuk membandingkan laju fotosintesis.
Dari hasil percobaan diperoleh perlakuan E (terkena cahaya
matahari dan penambahan NaHCO3) yang menghasilkan gelembung
terbanyak karena tanaman hydrilla pada perlakuan E mendapatkan
sumber cahaya yang cukup dan adanya NaHCO 3 sebagai sumber
penghasil CO2 karena ketika NaHCO3 larut dalam air akan terurai menjadi
NaOH dan CO2. Seperti yang diketahui bahwa karbondioksida (CO 2)
berperan dalam proses fotosinteis.
Kemudian pada perlakuan D (Tanpa cahaya dan penambahan
NaHCO3) tidak dihasilkan gelembung udara. Hal ini dikarenakan tanaman
hydrilla tidak mendapatkan sumber cahaya secara cukup. Kemudian
gelembung yang sedikit juga terlihat pada perlakuan C (Cahaya matahari
dan penambahan Es batu) dimana laju fotosintesis dipengaruhi oleh tinggi
rendahnya suhu. Suhu yang dingin akan memperlambat laju fotosintesis.
Penambahan es batu mengakibatkan penurunan laju fotosintesis karena
terjadi penurunan suhu.
BAB V
PENUTUP
V.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan dapat
disimpulkan bahwa :
1. Proses fotosintesis menghasilkan amilum yang ditandai bercak
biru/kehitaman pada daun.
2. Proses fotosintesis dipengaruhi oleh cahaya, suhu, dan CO 2 terhadap
pembentukan O2.
V.2. Saran
Percobaan ini memerlukan ketelitian saat memperhatikan
gelembung yang dihasilkan Hydrilla pada percobaan ingenhousz dan
untuk percobaan sachs daun ditutup sebaik-baiknya serta pemilihan daun
yang tidak terlalu tua dan muda dengan intensitas terkena cahaya tinggi
agar hasil yang diperoleh sesuai harapan.
LAMPIRAN
1. Percobaan sachs

Proses pemanasan menggunakan air Setelah dipanaskan dengan air

Proses pemanasan menggunakan


alkohol Setelah dipanaskan dengan alkohol

Setelah ditetesi iodin


2. Percobaan ingenhousz

Ket : Cahaya matahari + es batu.


DAFTAR PUSTAKA

AAK. 1991. Petunjuk Bercocok Tanam Cengkeh. Yogyakarta : Yayasan


Kanisius.
Campbell dan Reece. 2002 Biologi Edisi Kelima Jilid 1.Erlangga : Jakarta:
Harahap, F. 2012. Fisiologi Tumbuhan : Suatu Pengantar. Universitas
Negeri Medan (Unimed Press) : Medan.
Juanda, D dan Cahyono, B. 2005. Wijen Teknik Budi Daya Dan Analisis
Usaha Tani. Kanisius : Yogyakarta.
Kimball, John. 1998. Biologi Jilid I. Erlangga : Jakarta:
Malcome, B.W. 1990. Fisiologi Tanaman. Bumi Aksara : Bandung
Maniam, Mbs dan Syukasmi, A., 2006. Persiapan Ujian Nasional Biologi.
Grafindo Media Pratama : Bandung.
Oktavianto ,Yoga, Sunaryo, dan Suryanto ,Agus. 2015. Karakterisasi
Tanaman Mangga (Mangifera Indica L.) Cantek, Ireng, Empok,
Jempol Di Desa Tiron, Kecamatan Banyakan Kabupaten Kediri.
Jurnal Produksi Tanaman, Volume 3, Nomor 2. Malang
Prawirohartono, Slamet. 1998. Sains Biologi 3A. Bumi Aksara : Jakarta
Sitompul, S. M. dan Guritno. B. 1995. Pertumbuhan Tanaman. UGM
Press : Yogyakarta
Steenis, M. J. and Kruseman. 1957. Flora Malesiana. Vol 5. Wolters-
Noordhoff Publishing. Netherlands
Stone H, Sidel JL. 2004. Sensory Evaluation Practices Third Edition.
Redwood City, California,Elsevier Academic Press : USA
Suwasono Heddy. 1987. Biologi Pertanian. Rajawali Press : Jakarta
Suyitno. 2010. Fotosintesis I. Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta.
Tjitrosoepomo, H.S. 1998. Botani Umum. UG Press : Yogyakarta.
Wilkins, M. B. 1989. Fisiologi Tanaman. Bumi Aksara : Jakarta.
Wirahadikusuma. 1985. Biokimia: Metabolisme Energi. ITB Press :
Bandung.

Anda mungkin juga menyukai